76
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI-B SEMESTER I TAHUN 2015/2016 PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT DI SD NEGERI 1 KARANGAN TRENGGALEK
Oleh: Eni Mardiyah SD Negeri 1 Karangan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui peranan metode team Games tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun 2015/2016 Semester I; (2) Mengetahui prestasi belajar siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun 2015/2016 Semester I setelah guru melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Team Games Tournament. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester I dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan November 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes evaluasi siswa pada bidang studi Matematika mulai dari sebelum siklus siswa memperoleh nilai rata-rata 66,43 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 46,43%. Pada siklus I prestasi belajar siswa meningkat, nilai rata – ratanya menjadi 73,57 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 67,86%, dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat lagi menjadi 92,86% dengan nilai rata-rata sebesar 90,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika. Kata kunci: Team Games Tournament, Prestasi belajar, Matematika
Mata pelajaran matematika diberikan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah dasar sampai jenjang tertinggi dengan tujuan antara lain untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi kehidupan yang selalu berkembang melalui pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif. Karena itu Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang memiliki peran sangat besar dalam kehidupan seharihari dan juga berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang baru.
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah Aritmatika, Aljabar, geometri dan analisis (analysis) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik. Disini penulis ambil contoh pada geometri bidang, pada giometri bidang itu terdapat unsur-unsur terutama antara lain ialah titik, garis, lengkungan dan bidang, sekarang kita tinjau pengertian titik. Titik itu dianggap ada tetapi tidak dapat dinyatakan
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
dalam suatu kalimat dengan tepat, sebab titik itu adalah unsur yang tidak didefinisikan. Dengan kata lain hanya mampu memberikan penjelasan misalnya “titik itu adalah suatu, yang mempunyai ukuran Panjang, luas, isi atau berat, “yang juga belum jelas”. Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada. Tetapi sering kita temui masih banyak siswa yang memiliki nilai rendah pada mata pelajaran Matematika, serta kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap Matematika. Atau mungkin penyebab lainnya adalah karena suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Pembelajaran yang tidak menarik akan membuat siswa menjadi asyik sendiri, dan kurang memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pembelajaran di depan kelas. Untuk itu seorang guru matematika dituntut untuk bisa menciptakan model pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa agar pembelajaran matematika tidak terkesan menakutkan dan siswa tidak jenuh dengan pelajaran, serta bisa termotivasi untuk belajar. Menurut WJS. Purwadarminta dalam “Kamus Umum Bahasa” mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976: 768). Tanpa disadari, sering diucapkan kata “prestasi” baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam
77
waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut. Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom dalam buku “Supervisi Pendidikan” menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan, afektif dan psikomotorik (simon, 1987 : 68). Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi Suryabrata, 1983: 7). Dari permasalahan di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan metode pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam proses belajar mengajar. Karena Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan sebagaimana mestinya bila siswa dapat ikut aktif di dalamnya, dan salah satu metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran matematika guna meningkatkan prestasi belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif. Sebab model belajar kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa
78
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
untuk membangun hasil belajar konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah TGT (Teams Games Tournaments). Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Nur & Wikandari (2000) menjelaskan bahwa Teams Games Tournament TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar tujuan pembelajaranyang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri matematika, dan faktafakta serta konsep Matematika. Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu; (a) member kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, (b) mengembangkan sikap social dan semangat bergotong royong (c) mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan (d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut (Dimyati dan Mundjiono, 2006). Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut: (a) Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional; (b) Meningkatkan perasaan/ persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan; (c) TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka; (d) TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit); (e) Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak; (f) TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain: (a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas; (b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu; (c) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam; (d) Proses belajar meng-
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
ajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; (e) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; (f) Motivasi belajar lebih tinggi; (g) Hasil belajar lebih baik; (h) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Sedangkan kelemahan TGT adalah: (a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis; (b) Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester I dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan November 2015. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan, dan dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat/observer. Peneliti sebagai guru kelas VI dalam penelitian ini menyampaikan mata pelajaran matematika materi menghitung Volume prisma segitiga dan tabung menggunakan Metode Team Games Tournament (TGT). Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus tindakan. Masing-masing siklus tindakan terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
79
lajaran (RPP) yang meliputi Memilih topik bahasan, metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) dan Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut: Pendahuluan, meliputi: (a) Membuka pelajaran dengan salam; (b) Memotivasi siswa untuk aktif belajar; (c) Menyampaikan materi pelajaran. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Menugaskan siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS; (b) Mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan; (c) Memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; (d) Membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan; (e) Membagi siswa dalam kelompok game; (f) Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke mejameja turnamen; (g) Meminta anggota turnamen mengambil soal secara acak; (h) Meminta anggota turnamen mengerjakan soal; (i) Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan kuis. Penutup, meliputi: (a) Memberikan penghargaan pada kelompok yang paling unggul; (b) Menutup pelajaran dengan salam. (2) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). (3) Menyusun soal turnamen yang meliputi kartu soal, kartu jawaban, dan kartu undian, lembar penilaian turnamen siklus I dan II, dan membentuk daftar kelompok untuk turnamen untuk siklus I dan Siklus II. Pelaksanaan Meliputi kegiatan pembelajaran matematika Materi menghitung Volume prisma segitiga dan tabung Melalui Metode Team Games Tournament (TGT).
Perencanaan
Pengamatan I (Observasi)
Pada tahap ini terdiri dari: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembe-
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini
80
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
dilakukan pengamatan terhadap keaktifan diskusi siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan menekan pertanyaan dan jawaban serta situasi belajar dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi dilaksanakan pada pertemuan terakhir dari siklus I. Refleksi /Reflecting Kegiatan refleksi disusun berdasarkan data yang telah diperoleh dari siklus I. Dari data tersebut diolah atau dianalisis lalu dicatat kelebihan dan kekurangan dari siklus I. Dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam memperbaiki kelemahan pada siklus I dan merencanakan pada siklus II. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, digunakan untuk observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti; (2) Lembar Tes Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen Siswa, berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi Matematika; (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat
belajar siswa. Siswa diberikan memilih beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah; (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Teknik Analisis Data Tes Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurangkurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Krite-
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
ria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut.
Penilaian: Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik (Suharsimi Arikunto, 1997). Kriteria taraf keberhasilan ditentukan sebagai berikut: Nilai 75% < NR ≤ 100% Nilai 50% < NR ≤ 75% Nilai 25% < NR ≤ 50% Nilai 0% < NR ≤ 25%
tindakan dapat : sangat baik : baik : cukup baik : kurang baik
Angket Angket digunakan untuk mendetaksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir. Angket yang diberikan memiliki pernyataan yang positif dengan jumlah 10 pernyataan. Setiap jawaban “Ya” diberi skor 2, jawaban “tidak” diberi skor 1, “tidak menjawab” dibri skor 1 diberi skor sebagai berikut. 2,00 < skor rata-rata ≤ 1,75 : sangat positif 1,75 < skor rata-rata ≤ 1,50 : positif 1,50 < skor rata-rata ≤ 1,25 : negatif 1,25 < skor rata-rata ≤ 1,00 : sangat negatif Catatan Lapangan (fieldnote) Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapakan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.
81
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan analisis masalah yang menjadi penyebab menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di Kelas VI-B. Dari hasil kajian yang ditemukan, adanya penurunan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga menyebabkan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Pembelajaran yang tidak menarik akan membuat siswa menjadi asyik sendiri, dan kurang memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pembelajaran di depan kelas. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran untuk siklus I, peneliti memberikan pre test kepada siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Team Games Tournament. Adapun hasil hasil pre test siswa kelas VI pada mata pelajaran Matematika dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Pre Test Siswa Kelas VI % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Ahmad Ridwan 60 TT 2 Ain Nur Rohman 60 TT 3 Devvin Frendty A. 70 T 4 Dinda Satya Larasari 60 TT 5 Dimas Fahad Riyo N 70 T 6 Dira Wira Songgo Dewi 80 T 7 Ernawati Rosida 60 TT 8 Ferrin Dita Devani A 60 TT 9 Geofani Zulia Rezza Q 70 T 10 Ghani Rahman Hadjid 60 TT 11 Irfan Hadi S. 80 T 12 Khairul Helmi Khidhir 60 TT Lutfi Fandrega 13 60 TT Kurniawan
82
No
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Nama Siswa
14 15 16 17
Nilai
Masnia Nurlita Sari 80 Muhammad Brian B 60 Nanda Wahyu Haryadi 80 Pandu Anggara 50 Pratama Budi 18 80 Septiyawan 19 Putri Jhahrotul Fitriana 60 20 Reza Krisna Bachtiar 70 21 Rendi Prayoga 80 22 Rika Febriana Saputri 70 23 Rizki Aditia Pratama 60 24 Salwa Aji Fauzan 80 25 Vania Rayi Sokya 60 26 Anisa Riqsa 50 27 Ivan Budhi 70 28 Noka Vembi 60 Jumlah 1860 Rata-rata 66.43
% Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T TT T TT T TT T T T TT T TT TT T 13 46.43
TT 15 53.57
Dari pre test yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 46,43%, atau ada 13 siswa yang dapat tuntas dalam belajar. Hasil ini masih jauh dari ketuntasan belajar yang ditentukan oleh sekolah. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang ada di Kelas VIB. dan salah satu metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode Team Games Tournament (TGT). Perencanaan Persiapan yang perlu dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (2) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (3) Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa; (4) Mempersiapkan media pembelajaran; (5) Peneliti membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi. Berikut
ini peneliti diskripsikan proses pembelajaran di Kelas VI-B dengan menerapkan metode Team Games Tournament (TGT): Pertemuan 1, meliputi: (a) Sebelum memulai pembelajaran, guru mengucapkan salam dan melakukan absensi kehadiran siswa; (b) Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi pembelajaran sebelumnya. Setelah itu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan menyampaikan materi pembelajaran; (c) Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa kedalam 6 kelompok. Dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok. Guru mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan; (d) Setelah selesai melaksanakan diskusi, guru memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan mengajak siswa membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan; (e) Pembelajaran dilanjutkan kepada kegiatan selanjutnya, yaitu guru membagi siswa dalam kelompok game. Dan Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen; (f) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam kegiatan tournament. Masing-masing perwakilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (g) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament. Dan guru memberikan petunjuk serta arahan mengenai cara pelaksanaan; (h) Setelah selesai, siswa bersama guru membuat kesimpulan; (i) Dan guru mengumumkan hasil pertandingan. Pertemuan 2, meliputi: (a) Sebelum memulai pembelajaran, guru mengucapkan salam dan melakukan absensi kehadiran siswa; (b) Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
pembelajaran sebelumnya. Setelah itu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan menyampaikan materi pembelajaran; (c) Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa kedalam 6 kelompok. Dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok; (d) Guru mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan; (e) Setelah selesai melaksanakan diskusi, guru memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan mengajak siswa membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan; (f) Pembelajaran dilanjutkan kepada kegiatan selanjutnya, yaitu guru membagi siswa dalam kelompok game. Dan Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen; (g) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam kegiatan tournament. Masing-masing perwakilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (h) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament. Dan guru memberikan petunjuk serta arahan mengenai cara pelaksanaan; (i) Setelah selesai, siswa bersama guru membuat kesimpulan; (j) Guru mengumumkan hasil pertandingan. Dan memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif.
83
masih kurang. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pembahasan. Untuk aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada siklus I memperoleh persentase sebesar 63,89% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Skor No Indikator P1 P2 Jumlah Waktu & Materi yang diberikan 1 3 3 6 sesuai dengan RPP Guru melaksanakan kegiatan 2 3 2 5 belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa da3 3 2 5 lam diskusi Guru merangsang interaksi 4 2 3 5 antar siswa Guru mengunakan bahasa 5 yang komunikatif saat proses 2 3 5 proses belajar berlangsung Memotivasi siswa yang kurang 6 3 2 5 aktif dalam proses belajar Guru memberikan umpan balik 7 2 3 5 dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpu8 2 3 5 sat pada siswa Membimbing siswa untuk me9 3 2 5 narik kesimpulan pembahasan Jumlah 46 Rata-rata 63.89
Pengamatan
Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Matematika dengan menggunakan metode Team Games Tournament mendapatkan skor rata-rata sebesar 65,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik.
Pengamatan dilakukan oleh kolaborator penelitian pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, dan pengamatan meliputi aktivitas siswa atau guru. Untuk aktivitas guru, tampak guru sudah mampu menerapkan metode pembelajaran dengan baik. Akan tetapi guru dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi
Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Skor No Indikator P1 P2 Jumlah Sikap siswa saat guru mela1 2 3 5 kukan apersepsi Kerjasama siswa dalam ke2 3 2 5 lompok Mampu menjawab pertanyaan 3 guru mengenai materi yang 2 3 5 didiskusikan 4 Keberanian siswa dalam me- 2 3 5
84 No
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Indikator
ngemukakan pendapat atau pertanyaan Siswa terlibat aktif dalam ke5 lompok Kemampuan siswa menghu6 bungkan materi dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan sis7 wa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru Komunikasi siswa dengan gu8 ru Komunikasi siswa dengan te9 man sebaya Kemampuan siswa dalam me10 narik kesimpulan Jumlah Rata-rata
P1
Skor P2 Jumlah
3
3
6
3
2
5
3
3
6
2
3
5
3
2
5
2
3
5 52 65.00
Setelah melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Team Games Tournament (TGT) di Kelas VI-B, peneliti memberikan tes evaluasi kepada siswa. Adapun hasil evaluasi siswa untuk siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 6 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Ahmad Ridwan 80 T 2 Ain Nur Rohman 70 T 3 Devvin Frendty A. 90 T 4 Dinda Satya Larasari 70 T 5 Dimas Fahad Riyo N 90 T 6 Dira Wira Songgo Dewi 60 TT 7 Ernawati Rosida 80 T 8 Ferrin Dita Devani A 90 T 9 Geofani Zulia Rezza Q 70 T 10 Ghani Rahman Hadjid 60 TT 11 Irfan Hadi S. 90 T 12 Khairul Helmi Khidhir 60 TT Lutfi Fandrega 13 70 T Kurniawan 14 Masnia Nurlita Sari 80 T 15 Muhammad Brian B 60 TT 16 Nanda Wahyu Haryadi 80 T 17 Pandu Anggara 70 T Pratama Budi 18 60 TT Septiyawan 19 Putri Jhahrotul Fitriana 80 T 20 Reza Krisna Bachtiar 60 TT 21 Rendi Prayoga 70 T 22 Rika Febriana Saputri 60 TT
No
Nama Siswa
23 Rizki Aditia Pratama 24 Salwa Aji Fauzan 25 Vania Rayi Sokya 26 Anisa Riqsa 27 Ivan Budhi 28 Noka Vembi Jumlah Rata-rata
Nilai 90 80 60 90 80 60 2060 73.57
% Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T TT T T TT 19 9 67.86 32.14
Refleksi Pembelajaran Matematika di Kelas VI-B sudah mengalami peningkatan menuju ke arah yang baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran dan perolehan prestasi belajar siswa pada siklus I yang meningkat. Akan tetapi dalam menerapkan metode Team Games Tournament di Kelas VI-B masih ditemui kendala sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar siswa yang hanya mencapai 67,86% dari 85% yang ditentukan. Untuk nilai rata-rata siswa dibandingkan dengan sebelum siklus pada Siklus I ini sudah ada peningkatan menjadi 73,44. Karena ketuntasan belajar siswa masih kurang dari yang diharapakan maka diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan rencana perbaikan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, yaitu pertama, perencanaan pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada perencanaan pembelajaran siklus I terkait dengan meteri yang disam-
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
paikan. Kedua, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan beberapa tahapan sesuai dengan model TGT. Ketiga, evaluasi atau penilaian dan refleksi. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi. Berikut ini peneliti diskripsikan proses pembelajaran di Kelas VI-B dengan menerapkan metode Team Games Tournament (TGT). Pertemuan 1, meliputi: (a) Sebelum memulai pembelajaran, guru mengucapkan salam dan melakukan absensi kehadiran siswa; (b) Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi pembelajaran sebelumnya. Setelah itu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan menyampaikan materi pembelajaran; (c) Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa kedalam 6kelompok. Dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok; (f) Guru mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan; (g) Setelah selesai melaksanakan diskusi, guru memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan mengajak siswa membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan; (h) Pembelajaran dilanjutkan kepada kegiatan selanjutnya, yaitu guru membagi siswa dalam kelompok game. Dan Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen; (i) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam kegiatan tournament. Masing-masing perwakilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (j) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament. Dan
85
guru memberikan petunjuk serta arahan mengenai cara pelaksanaan; (k) Setelah selesai, siswa bersama guru membuat kesimpulan; (l) Dan guru mengumumkan hasil pertandingan. Pertemuan 2, meliputi: (a) Sebelum memulai pembelajaran, guru mengucapkan salam dan melakukan absensi kehadiran siswa; (b) Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi pembelajaran sebelumnya. Setelah itu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan menyampaikan materi pembelajaran; (c) Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa kedalam 6 kelompok. Dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok; (d) Guru mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan; (e) Setelah selesai melaksanakan diskusi, guru memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan mengajak siswa membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan; (f) Pembelajaran dilanjutkan kepada kegiatan selanjutnya, yaitu guru membagi siswa dalam kelompok game. Dan Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen; (g) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam kegiatan tournament. Masing-masing perwakilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (h) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament. Dan guru memberikan petunjuk serta arahan mengenai cara pelaksanaan; (i) Setelah selesai, siswa bersama guru membuat kesimpulan; (j) Guru mengumumkan hasil pertandingan. Dan memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif.
86
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Pengamatan Pengamatan pada siklus II dilakukan oleh kolaborator penelitian dengan menggunakan format yang sama pada siklus IPada siklus II ini, guru telah mampu menjadi motivator yang baik dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari siswa berkemampuan rendah sudah berani mengemukakan gagasan dan jawaban dalam kegiatan tournament, sehingga pembelajaran di kelas menjadi aktif. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh persentase sebesar 86,11% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang sangat baik. Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Skor No Indikator P1 P2 Jumlah Waktu & Materi yang diberikan 1 3 3 6 sesuai dengan RPP Guru melaksanakan kegiatan 2 4 3 7 belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa da3 3 4 7 lam diskusi Guru merangsang interaksi 4 4 4 8 antar siswa Guru mengunakan bahasa 5 yang komunikatif saat proses 4 3 7 proses belajar berlangsung Memotivasi siswa yang kurang 6 3 4 7 aktif dalam proses belajar Guru memberikan umpan balik 7 3 3 6 dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpu8 4 3 7 sat pada siswa Membimbing siswa untuk me9 3 4 7 narik kesimpulan pembahasan Jumlah 62 Rata-rata 86.11
Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Matematika dengan menggunakan metode Team Games Tournament mendapatkan skor rata-rata sebesar 88,75% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang sangat baik. Dalam kegiatan diskusi semua siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika
Tabel 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Skor No Indikator P1 P2 Jumlah Sikap siswa saat guru mela1 4 4 8 kukan apersepsi Kerjasama siswa dalam ke2 3 4 7 lompok Mampu menjawab pertanyaan 3 guru mengenai materi yang 4 3 7 didiskusikan Keberanian siswa dalam me4 ngemukakan pendapat atau 3 4 7 pertanyaan Siswa terlibat aktif dalam ke5 4 3 7 lompok Kemampuan siswa menghu6 bungkan materi dengan kegi- 4 3 7 atan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan sis7 wa dalam menjawab persoal- 3 4 7 an yang diberikan oleh guru Komunikasi siswa dengan gu8 3 4 7 ru Komunikasi siswa dengan 9 3 4 7 teman sebaya Kemampuan siswa dalam me10 4 3 7 narik kesimpulan Jumlah 71 Rata-rata 88.75
Setelah melaksanakan pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Team Games Tournament (TGT) di Kelas VI-B, peneliti memberikan tes evaluasi kepada siswa. Berikut ini nilai hasil evaluasi siswa untuk siklus II. Tabel 9 Nilai Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa Ahmad Ridwan Ain Nur Rohman Devvin Frendty A. Dinda Satya Larasari Dimas Fahad Riyo N Dira Wira Songgo Dewi Ernawati Rosida Ferrin Dita Devani A Geofani Zulia Rezza Q Ghani Rahman Hadjid Irfan Hadi S. Khairul Helmi Khidhir Lutfi Fandrega Kurniawan Masnia Nurlita Sari
Nilai 90 100 100 90 100 90 80 90 90 100 100 90 100 90
%Ketuntasan Tuntas
T T T T T T T T T T T T T T
Tidak Tuntas
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
No 15 16 17
Nama Siswa
Muhammad Brian B Nanda Wahyu Haryadi Pandu Anggara Pratama Budi 18 Septiyawan 19 Putri Jhahrotul Fitriana 20 Reza Krisna Bachtiar 21 Rendi Prayoga 22 Rika Febriana Saputri 23 Rizki Aditia Pratama 24 Salwa Aji Fauzan 25 Vania Rayi Sokya 26 Anisa Riqsa 27 Ivan Budhi 28 Noka Vembi Jumlah Rata-rata
Nilai 100 80 60 90 100 80 90 100 60 100 80 90 100 80 2520 90.00
%Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
T T TT
87
menjadi 90,00. Dengan tercapainya nilai ketuntasan diatas KKM, maka untuk itu tidak diperlukan lagi perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya.
T
Aktivitas Pembelajaran
T T T T
Dengan diterapkannya metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) aktivitas belajar di kelas menjadi semakin aktif. Halini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 63,89% meningkat menjadi 86,11%. Sehingga rata-rata aktivitas guru adalah 75,00% dan termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan persentase sebesar 65,00% meningkat menjadi 88,75% atau rata-rata aktivitas siswa sebesar 76,88% dan termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) mampu diterapkan dan diterima dengan baik di Kelas VI-B dalam pembelajaran Matematika.
TT T T T T T 26 92.86
2 7.14
Refleksi Pada siklus II dapat direfleksikan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat berjalan dengan optimal di Kelas VI-B. Hal ini dapat dilihat dari teratasinya kendala yang muncul pada siklus I sehingga persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II ini meningkat menjadi sebesar 92,86% dengan nilai rata-rata meningkat
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa
88
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar Siswa Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan Siklus II di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 66,43 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 46,43%, siklus I mengalami peningkatan sehingga nilai rata-rata siswa menjadi sebesar 73,57 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 67,86%, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 90,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92,86%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Team Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika. PENUTUP Kesimpulan Dengan menerapkan metode Teams Games Tournament pada pembelajaran Matematika siswa menjadi lebih aktif. Karena
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Untuk prestasi belajar siswa, ternyata dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes evaluasi siswa pada bidang studi Matematika mulai dari sebelum siklus siswa memperoleh nilai ratarata 66,43 dengan persentase ketuntasan belajarsebesar 46,43%. Pada siklus I prestasi belajar siswa meningkat, nilai rata-ratanya menjadi 73,57 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 67,86%, dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat lagi menjadi 92,86% dengan nilai rata-
Eni Mardiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI-B...
rata sebesar 90,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI-B SD Negeri 1 Karangan Tahun 2015/2016 Semester I pada mata pelajaran Matematika. Saran Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan metode Team Games Tournament dengan mo-
89
del belajar yang lain. Pembelajaran yang menggunakan metode Team Games Tournament perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain, agar dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan metode Team Games Tournament perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru.
DAFTAR RUJUKAN Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Istiqomah. 2006. Metode-metode Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Panjimas. Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Robert L. Cilstrap dan William R. Martin. Pengertian Kooperatif. Elangga: Jakatra Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning (Teori, Riset, Dan Praktik). Bandung: Rosdakarya Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.