Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
197
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI IPS MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE BELAJAR KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SDN 1 KARANGAN KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Sutiyah SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia Dengan Menerapkan Metode Belajar Kooperatif STAD Pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015. Metode Belajar kooperatif adalah suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pula oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif STAD ini kelas dibagi dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif STAD setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, kepala sekolah senantiasa memotivasi guru kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini cukup mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, peneliti melakukan serangkaian tes evaluasi. Dari hasil tes evaluasi diketahui bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata 59,65 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 40,00% , siklus I diperoleh nilai rata - rata: 71,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 80% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 84,00 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD dapat meningkatkan motivasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V Semester I SDN 1 Karangan Tahun 2014/2015. Kata kunci: Prestasi Belajar, IPS, Kooperatif STAD
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan siswa terhadap kondisi sosial di masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk agar siswa:
198
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
(1) Memiliki kemampuan memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, (3) Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk tingkat lokal, nasional dan global. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi social masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. (Bambang Doroeso. 1988. 190) Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek yaitu 1) manusia, tempat dan lingkungan, 2) waktu, berkelanjutan, dan perubahan, 3) perilaku ekonomi dan kesejahteraan, 4) sistem sosial dan budaya. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Dengan strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru
sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Dan tentunya ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut WJS. Purwadarminta dalam “Kamus Umum Bahasa” mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976: 768). Tanpa disadari, sering diucapkan kata “prestasi” baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom dalam buku “Supervisi Pendidikan “ menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan, afektif dan psikomotorik (simon, 1987: 68). Dalam kenyataannya, kemampuan dalam memahami kegiatan siswa rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu men-
Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
capai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat sehingga para siswa kehilangan minat untuk belajar karena dianggap pelajaran ilmu sosial tidak menarik dan membosankan oleh Karena itu harus menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Teknik Belajar Kooperatif ini sebagai salah satu Metode Belajar mengajar, ialah suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pula oleh guru. (Surakhmad, Winarno. 1978. 18). Robert L. Cilstrap dan William R. Martin memberikan pengertian Kooperatif sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan Kooperatif ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Demi menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan Metode Belajar kooperatif STAD. Merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi beberapa. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. (Hadi, Sutrisno. 1987. 108)
199
Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Metode Belajar Kooperatif STAD, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Metode Belajar Kooperatif STAD untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Menurut Slavin, (1995) agar pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif STAD dapat berhasil, maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah: (1) Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dll); (2) Guru menyajikan pelajaran; (3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok; (4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (5) Memberi evaluasi; (6) Kesimpulan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian tindakan kelas ini, penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Dalam penelitian ini setiap pertemuan beralokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini kegiatan penelitian memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan pelaksanaan Tindakan terdiri dari Tahap Perencanaan Dari kegiatan pra tindakan, disusun rencana tindakan perbaikan atas masalah masalah yang ada dalam pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan dan di susun rancangan perbaikan pembelajaran IPS dengan strategi Kooperatif tipe STAD. Kegiatan yang dila-
200
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
kukan dalam tahap perencanaan, meliputi: (a) Peneliti dan mitra guru/pengamat merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian; (b) Peneliti dan mitra guru/pengamat merumuskan hipotesis tindakan. Karena penelitian tindakan lebih meniti beratkan pada pendekatan naturalistik, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan; (c) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Tahap Tindakan Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: (a) Guru melakukan tindakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat; (b) Peneliti dan observer melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, format catatan lapangan dan melakukan refleksi terhadap tindakan melalui diskusi. Tahap Observasi/ Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung pengamat mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Observer juga mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang tidak tersedia/tertampung dalam lembar observasi. Tahap Refleksi Peneliti dan kolaborator penelitian mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan strategi
Pembelajaran Kooperatif STAD Pembelajaran Kooperatif STAD yang dirancang dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek yang beralamatkan di Jl. P. Sudirman No. 43. Jumlah subjek penelitian adalah 25 siswa dengan rincian 13 siswa laki laki dan 12 siswa perempuan. Alasan peneliti melakukan penelitian di kelas V SDN 1 Karangan dikarenakan nilai rata rata siswa kelas V SDN 1 Karangan mata pelajaran IPS masih dibawah KKM 75. Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrument yang digunakan adalah instrumen tes. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian hasil belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat pema-
Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
haman dan pencapaian skor hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Presentase ketuntasan individual T KB x100% T1 Dimana: KB = presentase ketuntasan individual T = jumlah skor yang dicapai siswa T1 = jumlah skor ideal (Trianto, 2010: 241) Presentase ketuntasan kelas
X1 x100% N %X = presentase ketuntasan kelas X1 = jumlah siswa yang tuntas individual N = jumlah seluruh siswa %X
KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran.KKM yang telah ditetapkan pada pelajaran IPS di SDN 1 Karangan adalah 75. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan: X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
201
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Refleksi awal dilakukan sebelum tindakan siklus I yaitu dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014. Dalam kegiatan ini peneliti selaku guru kelas V menjelaskan materi seperti biasa dan dilanjutkan dengan memberikan soal test kepada siswa. Setelah melakukan tes, peneliti menganalis nilai siswa. setelah dianalisis, ternyata nilai rata rata siswa hanya mencapai 69,60 dengan ketuntasan belajar sebesar 68,00%. Hal tersebut dikarenakan metode yang diterapkan oleh guru pengajar kurang bervariasi. Guru hanya menjelaskan dipapan tulis dan berceramah saja didepan kelas sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat apabila dibimbing oleh guru pengajar. Sebagian siswa juga masih ada yang ramai sendiri saat pelajaran sehingga pembelajaran dikelas terasa tidak kondusif. Menyikapi hal tersebut, dengan menerapkan metode Kooperatif STAD diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
202
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Siklus I Perencanaan Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: (a) Peneliti (guru kelas) bersama mitra guru (pengamat) menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran (RP); (b) Peneliti (guru kelas) menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Peneliti (guru kelas) menyiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa; (d) Peneliti (guru kelas) menyiapkan alat tes; (e) Peneliti (guru kelas) membuat perangkat sistem penilaian; (f) Menyusun jadwal penelitian. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun peneliti. Kegiatan pada siklus I sebagai berikut: Pertemuan pertama, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa; (c) Siswa mengacungkan tangan ketika diabsen guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk Membentuk kelompok yang anggotanya 5 siswa; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok; (d) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (e) Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. (3) Kegiatan Akhir/Penutup, meliputi: (a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Siswa bersama guru melakukan refleksi; (c) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (d) Guru membimbing
siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Pertemuan kedua, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa; (c) Siswa mengacungkan tangan ketika diabsen guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk Membentuk kelompok yang anggotanya 5 siswa; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok; (d) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (e) Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. (3) Kegiatan Akhir/Penutup, meliputi: (a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Siswa bersama guru melakukan refleksi; (c) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya; (d) Guru membimbing siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap aktivitas pembelajaran di Kelas V baik untuk aktivitas siswa atau guru. Untuk aktivitas pada guru, guru tampak sudah mampu menerapkan metode pembelajaran dengan baik. Akan tetapi guru dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi masih kurang. Guru belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh persentase sebesar 70,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerima tin-
Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
dakan perbaikan pembelaajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 65,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Aktivitas siswa yang masih perlu ditingkatkan adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi. Dari aktivitas pembelajaran yang semakin berkembang di Kelas V dalam pembelajaran IPS menunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa mencapai 70,80 dengan ketuntasan belajar sebesar 76,00%. Refleksi Dari hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa pembelajaran IPS di Kelas V sudah mengalami peningkatan menuju ke arah yang baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran dan perolehan prestasi belajar siswa pada siklus I yang meningkat. Akan tetapi dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD di Kelas V masih ditemui kendala sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal. Hal ini terlihat
203
dari ketuntasan belajar siswa yang hanya mencapai 76,00%. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya karena ketuntasan belajar masih kurang dari standart minimal yang ditentukan yaitu 85,00%. Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan rencana perbaikan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Penambahan rencana perbaikan tindakan adalah guru akan lebih meningkatkan peran sebagai motivator dalam pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses diskusi, guru membentuk nama anggota kelompok siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun tingkat kemampuan siswa, dan guru memberikan penghargaan/ reward kepada siswa yang aktif dalam diskusi kelas maupun presentasi.
Tabel 1 Nilai Siswa Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa ACHILE KEZA ALAYSIA AHMAD MA'RUF H BONDAN TRI WIKANTO DANU SUPRATMAN DYAH RESTI FAUZY DYAH TRI YULIANA FEBRICHA SANY V. GARDA WIRA ARNANDA JOVITA WIDYAWATI M. SOLIKIN MIKO RAHMAT S. NABILLA AMANY NUR A. NANDA AYU TRI I OKTAFIANZA AYU Z. PIKI CANDRA FAJAR A. RINGGA NAIYZA M. ROSID JALU KUSUMO WINDI HARDIYANTI R
Nilai 90 70 70 70 70 60 90 70 70 70 70 60 90 70 80 70 70 60
Tuntas T T T T T
%Ketuntasan Tidak Tuntas
TT T T T T T TT T T T T T TT
204
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
No 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa YOGA FATLA P. ALIFIA SHABRINA M. ANGGA DIVA Y ARFAN MAULANA N. DEBITA FAULIRISMA G DARMA HARYO W. DYAH SAYOJANAGANDHI Jumlah Rata-rata
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan peneliti diskripsikan dalam uraian berikut ini: Pertemuan pertama, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa; (c) Siswa mengacungkan tangan ketika diabsen guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membentuk nama anggota kelompok siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun tingkat kemampuan siswa; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok; (d) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (e) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif menjawab pertanyaan; (f) Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. (3) Kegiatan Akhir / Penutup, meliputi: (a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Siswa bersama guru melakukan refleksi; (c) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (d) Guru membimbing siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Pertemuan kedua, terdiri dari: (1) Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a)
Nilai 90 60 70 70 50 70 60 1770 70.80
Tuntas T
%Ketuntasan Tidak Tuntas TT
T T TT T 19 76.00
TT 6 24.00
Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa; (c) Siswa mengacungkan tangan ketika diabsen guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membentuk nama anggota kelompok siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun tingkat kemampuan siswa; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok; (d) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (e) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif menjawab pertanyaan; (f) Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. (3) Kegiatan Akhir / Penutup, meliputi: (a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Siswa bersama guru melakukan refleksi; (c) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya; (d) Guru membimbing siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Pengamatan Pengamatan pada siklus II dilakukan oleh observer dengan menggunakan format yang sama pada siklus I. Pada siklus II ini, guru telah mampu menjadi motivator yang baik dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari siswa berkemampuan rendah maupun sedang sudah berani mengemuka-
Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
kan gagasannya dalam kegiatan diskusi, sehingga pembelajaran di kelas menjadi aktif. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh persentase sebesar 80.00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi
205
sebesar 77,50% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Dalam kegiatan diskusi semua siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan, sehingga tidak lagi didominasi oleh siswa tertentu saja. Dari aktivitas pembelajaran yang semakin berkembang di Kelas V dalam pembelajaran IPS siklus II menunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 2.
Tabel 2 Nilai Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa ACHILE KEZA ALAYSIA AHMAD MA'RUF H BONDAN TRI WIKANTO DANU SUPRATMAN DYAH RESTI FAUZY DYAH TRI YULIANA FEBRICHA SANY V. GARDA WIRA ARNANDA JOVITA WIDYAWATI M. SOLIKIN MIKO RAHMAT S. NABILLA AMANY NUR A. NANDA AYU TRI I OKTAFIANZA AYU Z. PIKI CANDRA FAJAR A. RINGGA NAIYZA M. ROSID JALU KUSUMO WINDI HARDIYANTI R YOGA FATLA P. ALIFIA SHABRINA M. ANGGA DIVA Y ARFAN MAULANA N. DEBITA FAULIRISMA G DARMA HARYO W. DYAH SAYOJANAGANDHI Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa sebesar 83,20 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Refleksi Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat direfleksikan bahwa metode pembela-
Nilai 100 70 70 70 70 70 90 100 70 70 70 90 100 70 100 70 70 70 90 100 100 100 90 90 90 2080 83.20
Tuntas T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 25 100.00
% Ketuntasan TidakTuntas
0 0.00
jaran dapat diterapkan secara optimal di Kelas V. Hal ini dapat dilihat dari teratasinya kendala yang muncul pada siklus I sehingga persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa mencapai 100,00% sedangkan untuk nilai rata-rata pada siklus ke II mencapai 83,20
206
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Untuk itu tidak diperlukan lagi perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. Penerapan Metode Kooperatif STAD pada Pembelajaran IPS di Kelas V Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif STAD ini kelas dibagi dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif STAD setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya hal ini untuk pembelajaran siswa agar merasa punya tanggung jawab dan tidak merasa takut untuk mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, kepala sekolah senantiasa memotivasi guru kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini cukup mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Prestasi Belajar Siswa Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,60 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 68,00% , siklus I diperoleh nilai ratarata: 70,80 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76,00% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 83,20 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%. Hal ini menunjuk-
kan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V Semester I SDN 1 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Berikut peneliti tampilkan grafik perkembangan prestasi belajar siswa:
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar
PENUTUP Kesimpulan Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif STAD ini kelas dibagi dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif STAD setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, guru kelas guna untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan
Sutiyah, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS ...
memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini cukup mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti melakukan serangkaian tes evaluasi. Dari hasil tes evaluasi diketahui bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata rata: 69,60 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 68,00% , siklus I diperoleh nilai rata-rata: 70,80 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76,00% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 83,20 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD dapat meningkatkan Prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V Semester I SDN 1 Karangan Tahun 2014/2015.
207
Saran Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan Metode Belajar Kooperatif STAD dengan model belajar yang lain. Pembelajaran yang menggunakan Metode Belajar kooperatif STAD perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain, agar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan Metode Belajar Kooperatif STAD perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru dan berani mengungkapkan pendapat di dalam kelompok diskusi belajar.
DAFTAR RUJUKAN Bambang Doroeso. 1988. Dasar Konsep IPS, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Semarang. Aneka Ilmu. Hadi, Sutrisno. 1987/1989. Metodologi Research II dan III. Yogyakarta: Poerwodarminto, WJS. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Yayasan Penerbit Fak Psikologi Universitas Gajah Mada. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin, Pengertian Kooperatif, Elangga, Jakatra
Simon. 1987 Interaksi Dan Motif Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset. Slavin. 1995. Metode Penelilian Naturulistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Surakhmad, Winarno. 1978. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Karangan: CV. Tarsito.