Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn...
33
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS III SDN 1 KARANGSOKO KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014
Oleh: Eni Yuniandari SDN 1 Karangsoko, Trenggalek
Abstrak. Penelitian dilakukan di Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dilaksanakan pada Semester II Tahun 2013/2014 selama dua bulan sejak bulan Pebruari sampai Maret 2014. Yang menjadi obyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Prestasi Belajar PKn Materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia Melalui Metode Kooperatif STAD Pada Siswa Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2013/2014 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ratarata siswa dari sebelum siklus hingga siklus II yang terus mengalami peningkatan. Nilai rata rata siswa sebelum siklus 65,33 dengan persentase ketuntasan belajar 46,67%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,00 dengan persentase ketuntasan belajar 66,67% dan siklus II: 87,00 dengan ketuntasan belajar 93,33%. Hal ini juga didukung dengan aktifitas belajar siswa yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Untuk aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai 66,07% lalu pada siklus II mencapai 82,14%. Sedangkan aktifitas guru dalam menerapkan metode belajar kooperatif STAD juga mengalami peningkatan tiap siklusnya yaitu dari siklus I sebesar 68,75% dan pada siklus II sebesar 82,81%. Kata Kunci: Prestasi belajar, PKn, Koopeeratif STAD
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap (Winkel, 2008). Nasution (2010) belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pebelajar (siswa). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk berubah tingkah laku sehinga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 2006). Prestasi belajar adalah besar kecilnya nilai yang dapat diraih oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
(Hartono Adipurnomo: 2007). Menurut Abdullah (2011: 12) prestasi belajar meru-pakan indikator kualitas dari pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Prestasi Belajar merupakan suatu bukti terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar.Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris.Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, dan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurut Hamalik (2010), Prestasi Belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7)
34
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap. Seperti dalam buku Dardji Darmodihardjo sebagai berikut: “Bahan pelajaran dan waktu belajar itu sebenarnya dijabarkan untuk program belajar murid-murid dengan kemampuan belajar rata-rata. Apabila bahan pelajaran ini sama untuk disajikan kepada anak didik yang lebih cepat kemampuan belajarnya, maka anak tersebut akan menguasai dalam waktu yang lebih pendek. Sebaliknya apabila bahan pelajaran yang sama itu disajikan ini kepada anak yang lebih lamban, dalam artian kurang mampu untuk menguasai dalam belajar, maka waktu yang dibutuhkannya lama (Dardji Darmodihardjo. Prof. 2014: 25). Prestasi belajar pada dasarnya merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari suatu tindakan. Senada dengan pertanyaan Winkel (2007: 36) bahwa perubahan yang terjadi sebagai akibat aktivitas disebut dengan prestasi belajar atau Prestasi Belajar. Begitu juga pendapat Djamarah (2008: 28) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar.Konsep prestasi belajar seperti di atas merupakan arti secara umum. Arti khusus prestasi belajar adalah yang diperoleh di sekolah. Suryabrata (2010) menyatakan sejauh mana perubahan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran yang telah diajarkan kepadanya. Menurut Thantowi (2011:35) bahwa prestasi belajar yang akan diharapkan setelah siswa mengikuti program pendidikan atau proses belajar mengajar adalah adanya perubahan perilaku siswa terhadap informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku serta ketrampilan yang dicapai selama
selang waktu tertentu. Berdasarkan pendapat Bloom dalam sudjana (2010:18) tersebut, bahwa prestasi belajar siswa dapat dirujuk pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya Bloom mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yakni pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah, Mappa (2009:26) memberikan konsep yang lebih tegas lagi yaitu Prestasi Belajar yang dicapai siswa dalam Mata Pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan belajar seorang siswa. Dalam hal ini Slameto (2011:28) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu dapat bersifat eksternal dan internal. Menurut Clark (2011:37) prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungannya. Sejalan dengan tinjauan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat endogen dan eksogen atau eksternal siswa seperti peranan guru dalam proses belajar mengajar, pemilihan model pembelajaran dan sebagainya. Dengan demikian belajar memerlukan suatu dukungan atau motivasi baik dari dalam diri (internal) maupun luar dirinya (eksternal). Tujuannya agar seseorang dapat berusaha dengan sesungguhnya untuk mencapai cita-citanya. Menurut Purwanto (2007: 73) tujuan motivasi adalah "Untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu".
Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn...
Pada tahun 2006 melalui 1984 ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: "Pendidikan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta". (Tap. MPR. No. IV/MPR/2006). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai Mata Pelajaran tersendiri. "Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: "Pendidikan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus yang terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila". (Tim Pembina PKn Depdikbud, 2006 :24). Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam pada itu D. Djamal mengemukakan bahwa: "Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945". (Djamal, D. 2009: 7). Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: "Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang il-
35
ham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik". (GBPP, Depdikbud, 1984 :3) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sering dianggap sebagai pembelajaran yang bersifat normatif sehingga dianggap tidak menarik dan membosankan. Padahal pelajaran PKn merupakan pelajaran penting dalam membelajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik serta mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral sehingga nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan seharihari. Pada umumnya, proses pembelajaran PKn masih banyak kita jumpai pembelajaran yang bersifat konvensional dimana terjadi pengalihan informasi dari guru ke siswa. Walaupun banyak siswa yang mampu menghapal materi yang diterimanya dengan baik, namun kenyataannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam mengenai substansi materinya. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan. Berdasarkan observasi awal di lapangan bahwa terjadi permasalahan terkait dengan aktivitas dan Prestasi Belajar siswa Kelas III Semester II SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek, yaitu mengenai rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah dan cenderung kurang aktif, sedangkan untuk nilai ulangan harian siswa masih banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena nilainya kurang dari KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan agar Prestasi Belajar siswa dapat meningkat.
36
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan aktivitas dan Prestasi Belajar siswa masih tergolong rendah yaitu pertama, strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan guru dalam pelajaran PKn di SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek adalah metode tradisional yaitu ceramah dan tanya jawab, kedua, pembelajaran masih berorientasi pada penguasaan materi. Strategi belajar seperti ini dianggap gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif. Siswa berhasil “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Ketiga, konsep pembelajaran yang disajikan guru jarang sekali dikaitkan dengan contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dalam pembelajaran guru hanya berpatokan pada buku demikian juga pada saat guru memberikan pertanyaan siswa menjawab dengan hanya berpatokan pada konsep yang ada di buku. Berdasarkan hasil temuan dan data di atas peneliti mencoba untuk melakukan penelitian untuk mendapat perbaikan dari suatu proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn yaitu dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif STAD. Model belajar kooperatif STAD adalah pembelajaran yang berdasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok 4 orang untuk membantu memecahkan masalah yang komplek (Muhammad Nur: 2009). Model belajar kooperatif STAD adalah model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit tetapi juga mampu menumbuhkan kerja sama,
berfikir kritis, mau membantu teman dan sebagainya (Meini Sondang S:2009). Pendekatan pembelajaran Kooperatif STAD atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi dan Senduk, 2009:13). Dengan pendekatan tersebut hasil pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Proses belajar mengajar berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja, mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal ini sejalan dengan pandangan Trianto (2014: 108) bahwa pemanfaatan pembelajaran Kooperatif STAD akan menciptakan ruang kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta yang aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Pengembangan model-model pembelajaran PKn berbasis Kooperatif STAD merupakan salah satu alternatif yang diharapkan mampu mensinergikan mata pelajaran PKn dengan kompetensi-kompetensi yang diperlukan seseorang sebagai bekal hidup mereka sehingga menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian pendidikan PKn akan benar-benar bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan bagi masyarakat luas. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.
Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn...
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan oleh peneliti, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Planning (Perencanaan) Dalam tahap perencanaan, peneliti melakukan serangkaian rencana sebelum melakukan tindakan. Rencana tersebut yaitu: (a) Menyusun Satuan Pembelajaran (SP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Metode Kooperatif STAD; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut. Misalnya gambar gambar yang mendukung materi pelajaran; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (e) Menyusun jadwal pelaksanan penelitian. Action (Pelaksanaan) Pada tahap ini, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat yang mengacu pada metode Kooperatif STAD. Observation (Pengamatan) Pada tahap ini, ketika peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi belajar Kooperatif STAD, maka kolaborator peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran. Kolaborator peneliti mencatat aktifitas siswa dan peneliti dalam lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini, pene-
37
liti juga mengamati peningkatan prestasi belajar siswa setelah diadakannya tes evaluasi. Reflection (refleksi) Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi berupa aktifitas siswa dan guru dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 30 siswa. Alasan peneliti menjadikan subyek penelitian kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun ajaran 2013/2014 Mata Pelajaran PKn karena ratarata nilai PKn siswa masih remdah, dibawah KKM sebesar 75. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes. Lembar tes tertulis berupa tes Prestasi Belajar berbentuk uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran Prestasi Belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan pembelajaran yang harus
38
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Teknik Pengumpulan Data berupa: (1) Tes. Skor hasil tes dalam mengerjakan soalsoal yang meliputi skor hasil tes pengetahuan prasyarat yang diberikan sebelum tindakan, hasil tes pada setiap akhir tindakan, dan hasil pekerjaan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pekerjaan tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian hasil belajar siswa; (2) Catatan Lapangan. Catatan ini ditulis secara sistematis dan teratur berkenaan dengan hal-hal seputar obyek yang diteliti. Catatan lapangan ini bisa memuat hasil pengamatan, penafsiran, persepsi, perasaan, reaksi, sikap atau tingkah laku. Sehingga dengan adanya catatan lapangan ini, diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan ini; (3) Observasi, dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh kolaborator penelitian. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana.
paten Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II. Permasalahan tersebut terkait dengan aktivitas dan Prestasi Belajar siswa Kelas III Semester II SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek, yaitu mengenai rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah dan cenderung kurang aktif, sedangkan untuk nilai ulangan harian siswa masih banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena nilainya kurang dari KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan agar Prestasi Belajar siswa dapat meningkat. Siklus I Perencanaan (Planning) Beberapa perencanaan yang dirancang oleh peneliti dalam melaksanakan pemberian tindakan perbaikan kelas adalah sebagai berikut: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Metode Kooperatif STAD; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/ mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi. Pelaksanaan (Action)
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Dalam tahap ini peneliti (Guru PKn Kelas III) melakukan observasi awal di lapangan, dan menemukan hasil atau permasalahan yang ada di Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabu-
Pelaksanaan dalam siklus I ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Berdoa bersama; (b) Absensi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas kepada siswa untuk
Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn...
dikerjakan bersama anggota kelompoknya; (d) Siswa secara bergantian menuliskan jawaban diskusi kelompok dipapan tulis; (e) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (f) Memberi evaluasi; (g) Kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir, Berdoa bersama mengakhiri pembelajaran. Pengamatan (Observation) Peneliti mengamati hal-hal berikut selama proses pembelajaran: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan; (b) Siswa memperhatikan saat guru sedang memberi penjelasan, Di samping itu siswa Melaksanakan perintah yang diberikan oleh guru, dan Bekerja sama dengan kelompoknya; (c) Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Dalam siklus I ini aktivitas guru memperoleh persentase sebesar 66,07%; (d) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Menanyakan hal-hal yang kurang jelas tentang pokok bahasan kepada guru pengajar, dan (2) Memperhatikan temannya yang sedang mengemukakan pendapat saat diskusi. Dalam siklus I ini aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 68,75%; (e) Hasil Tes Akhir. Hasil tes akhir pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa, dari sebelum siklus siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 65,33 dengan persentase
39
sebesar 46,67% meningkat pada siklus I dengan nilai rata rata menjadi 74,00 pada Siklus I dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 66,67%. Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa Siklus I % ∑ Ketuntasan No Nama Siswa Nilai T TT 1 Antika Yuniar Saputri 80 T 2 Ayuni Dwi A 90 T 3 Bela Ayu Endah S 70 T 4 Berlian Ahmad N 80 T 5 Berlian Dwi Nur Azizah 70 T 6 Chevin Eka Febrian 80 T 7 Dewi Ma'rifatun 60 TT 8 Diah Surya Krisnawati 80 T 9 Dimas Rangga Yudistira 90 T 10 Dona Elen Perematasari 60 TT 11 Evrylian Vindy C 70 T 12 Fatma Nur Solikah 80 T 13 Ibra Panggih Pangestu 70 T 14 Ihsani Ripta Ningrum 80 T 15 Maheswari Hemas W 60 TT 16 Marita Kusuma Ningsih 60 TT 17 Masninda Yona W 90 T 18 M. Gus Sairi 60 TT 19 M. Ali Firdaus 60 TT 20 Ninda Desty N 80 T 21 Novita Sari Eka A 90 T 22 Rafli Marisca 70 T 23 Randika Kurniawan 60 TT 24 Reza Mahendra 90 T 25 Rimba Yoga Asmara 60 TT 26 Sayyidina Sandya E P 90 T 27 Shela Nur Yuliastri 60 TT 28 Tia Wulansari 60 TT 29 Tyar Maharaning S 80 T 30 Agung Wahyu F. 90 T JUMLAH JAWABAN BENAR 2220 20 10 DAYA PEMBEDA 74.00 66.7 33.3 KRITERIA
Refleksi Berdasarkan hasil pantauan observer maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru sebagai peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih mem-
40
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
perhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, dan siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dengan siswasiswa yang lain meskipun hanya sebagian siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Siklus II Perencanaan (planning)
memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Siapa saja yang menjawab pertanyaan secara tepat dan cepat, maka akan mendapat hadiah dari guru pengajar; (g) Memberi evaluasi; (h) Kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir, Berdoa bersama mengakhiri pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru kelas sebagai peneliti merumuskan rencana perbaikan tindakan untuk siklus II, diantaranya: (a) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (b) Melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkahlangkah yang sudah mapan di siklus I; (c) Membimbing siswa agar lebih aktif lagi dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya selama proses pembelajaran berlangsung; (d) Memberikan reward kepada siswa yang aktif menjawab pertanyaan secara benar dan cepat; (e) Guru Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun prestasi siswa.
Pengamatan(Observation)
Pelaksanaan (Action)
Refleksi
Pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus II dengan menerapkan metode Kooperatif STAD secara garis besar adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Berdoa bersama; (b) Absensi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun prestasi siswa; (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Tanya jawab antara siswa dengan guru; (d) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok; (e) Guru meminta siswa untuk menuliskan jawaban diskusi kelompok dipapan tulis; (f) Guru
Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat di atasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi PKn di Kelas III; (d) Hampir semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat bekerja sama dengan baik antara teman kelompoknya.
Hasil pengamatan guru dan pengamat menunjukkan: (a) Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif. Pada siklus II ini aktivitas guru sebesar 82,81%; (b) Ketika melakukan kegiatan belajar tindakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan menyakinkan melalui Metode Kooperatif STAD ini. Aktivitas siswa pada siklus II ini memperoleh persentase sebesar 82,14%; (c) Tes Hasil terakhir. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari Siklus I sebesar 74,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 66,67% meningkat pada siklus II dengan nilai rata rata menjadi 87,00 persentase ketuntasan sebesar 93,33%.
Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn... Tabel 2. Prestasi Belajar Siklus II NO
NAMA SISWA
1 Antika Yuniar Saputri 2 Ayuni Dwi A 3 Bela Ayu Endah S 4 Berlian Ahmad N 5 Berlian Dwi Nur Azizah 6 Chevin Eka Febrian 7 Dewi Ma'rifatun 8 Diah Surya Krisnawati 9 Dimas Rangga Yudistira 10 Dona Elen Perematasari 11 Evrylian Vindy C 12 Fatma Nur Solikah 13 Ibra Panggih Pangestu 14 Ihsani Ripta Ningrum 15 Maheswari Hemas W 16 Marita Kusuma Ningsih 17 Masninda Yona W 18 M. Gus Sairi 19 M. Ali Firdaus 20 Ninda Desty N 21 Novita Sari Eka A 22 Rafli Marisca 23 Randika Kurniawan 24 Reza Mahendra 25 Rimba Yoga Asmara 26 Sayyidina Sandya E P 27 Shela Nur Yuliastri 28 Tia Wulansari 29 Tyar Maharaning S 30 Agung Wahyu F. JUMLAH JAWABAN BENAR DAYA PEMBEDA KRITERIA
∑ Nilai 100 90 90 100 90 70 100 70 90 80 100 80 100 60 80 90 100 90 70 100 90 80 100 80 100 60 80 90 80 100 2610 87.00
% Ketuntasan T TT T T T T T T T T T T T T T TT T T T T T T T T T T T TT T T T T 28 2 93.33 6.67
Prestasi Belajar Dari hasil data di atas, prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan Metode Kooperatif STAD menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai ratarata pada siswa Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II mulai dari sebelum siklus: 65,33 dengan persentase ketuntasan belajar 46,67%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,00 dengan persentase ketuntasan belajar 66,67% dan siklus II: 87,00 dengan
41
ketuntasan belajar 93,33%, terlihat pada Gambar 1. Aktifitas Belajar Sedangkan untuk aktifitas guru setiap siklus juga mengalami peningkatan, dari siklus I sebesar 68,75% dan pada siklus II sebesar 82,81%. Untuk aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai 66,07% lalu pada siklus II mencapai 82,14%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas III Semester II SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 2. PENUTUP Kesimpulan Prestasi Belajar PKn Materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia Melalui Metode Kooperatif STAD Pada Siswa Kelas III SDN 1 Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2013/2014 mengalami Peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ratarata siswa dari sebelum siklus hingga siklus II yang terus mengalami peningkatan. Nilai rata rata siswa sebelum siklus 65,33 dengan persentase ketuntasan belajar 46,67%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,00 dengan persentase ketuntasan belajar 66,67% dan siklus II: 87,00 dengan ketuntasan belajar 93,33%. Hal ini juga didukung dengan aktifitas belajar siswa yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Untuk aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai 66,07%
42
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
lalu pada siklus II mencapai 82,14%. Sedangkan aktifitas guru dalam menerapkan metode belajar kooperatif STAD juga mengalami peningkatan tiap siklusnya yaitu dari siklus I sebesar 68,75% dan pada siklus II sebesar 82,81%. Saran Pembelajaran PKn Metode Kooperatif STAD yang telah diuraikan di atas, hendaknya didukung secara kontinyu mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan pengukuran panjang. Hendaknya pihak
sekolah lebih banyak menyediakan media pembelajaran untuk pelajaran PKn yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran. Metode Kooperatif STAD bukan satu-satunya strategi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran. Artinya guru perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar siswa lebih variatif. Dengan peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan dapat meningkatkan Prestasi Belajar secara optimal.
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar
Eni Yuniandari, Peningkatan Prestasi Belajar PKn...
43
DAFTAR RUJUKAN Nurhadi, & Senduk, G., A. 2009. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK Malang: Universitas Negeri Malang. Trianto. 2014. Belajar, Pembelajaran dan Metode-metode Dalam Pembelajaran, Jakarta, BRI Urusan Pendidikan dan Pelatihan Winkel. 2008. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Sukirin. 2006. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Demar, Hamalik. 2010. Metodologi Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito Bandung. Dardji Darmodihardjo. 2014. Psikologi Pengajaran. Jakarta, Grasindo Balai Pustaka, 2006: Adipurnomo, Hartono. 2007. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Jakarta. Abdullah. 2011. Interaksi Dan Motif Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Winkel. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Syaiful Bakri Djamarah. 2008. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta: Usaha Nasional Sumadi Suryabrata. 2010. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset
Thantowi. 2011. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Mappa. 2009. Belajar, Pembelajaran dan Metode-metode Dalam Pembelajaran, Jakarta, BRI Urusan Pendidikan dan Pelatihan Slameto. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Clark. 2011. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Ngalim Purwanto, MP. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tap. MPR. No. IV/MPR/2006 Djamal, D. 2009. PPKn Dan Kependudukan, Bandung, Geneca Exact Ditjen PDM Depdikbud. 2006. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar. Jakarta: PT.Citra Lamtoro Gang Persada Depdikbud 2006, Teknik Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika, Jakarta : Depdikbud Nur, Muhammad. 2009. Pembelajaran yang Efektif. Depag RI Meini Sondang S. 2009 Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.