96
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI UNSUR DAN SIFAT BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS III SDN 2 WATULIMO TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014
Oleh: Nuryanti SDN 2 Watulimo, Trenggalek Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya guru kelas III agar dapat menerapkan model belajar konstruktivisme sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II pada bidang studi Matematika materi pokok unsur dan sifat bangun datar sederhana yang disampaikan oleh guru. Serta peningkatan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II pada pembelajaran matematika materi pokok unsur dan sifat bangun datar sederhana dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Penelitian dilakukan di Kelas III SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 selama dua bulan sejak bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu: nilai rata-rata pada sebelum siklus 62,08 dengan persentase ketuntasan sebesar 41,67%, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 72,92 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,83% dan pada akhir siklus II tercapai ketuntasan sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 84,17. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti kebenarannya. Kata Kunci: Pendekatan Konstruktivisme, Matematika
Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk itu pendidikan harus dapat membantu siswa untuk mengembangkan bakat potensi, kreatifitas yang dimiliki siswa secara penuh menuju pembentukan manusia seutuhnya. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Nasution (2001) belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pebelajar (siswa). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk
mengubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1984). Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1984). Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the process by wich an activity oreginiles or is changed trough responding to a situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar
Nuryanti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Unsur...
apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena kelelahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Menurut Hamalik (2001), prestasi belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap. Dari beberapa pendapat tentang konsep prestasi belajar tersebut, maka prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar dan prestasi belajar. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin untuk memajukan daya pikir manusia. Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berfikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Untuk itu dalam pembelajaran matematikan penggunaan strategi belajar yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri, tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan penguasaan pengetahuan guru tentang ilmu yang diajarkan tetapi ditentukan faktor-faktor antara lain: tujuan, metode dan cara menerapkan dalam proses
97
belajar mengajar. Karena masing-masing metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan, maka untuk mencapai hasil yang memuaskan antara metode yang satu dengan metode yang lain perlu panduan mengajar yang tepat, sehingga diharapkan kelemahan metode mengajar yang satu akan tertutup oleh metode yang lain. Salah satu permasalahan yang biasa muncul dalam pembelajaran adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang memprihatinkan. Kondisi pembelajaran ini yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh perkembangan peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia sekarang ini menuntut adanya peningkatan kemampuan dalam berbagai bidang, salah satunya bidang matematika. Dengan adanya fenomena tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi pendekatan kostruktivisme. Landasan berpikir pendekatan konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Pendekatan Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Nurhadi, 2003).
97
98
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Prinsip pendekatan konstruktivisme merupakan belajar bermakna dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Pengalaman dalam hal ini bukanlah pengalaman orang lain yang diabstraksikan dan dikumpulkan dalam sebuah buku, tetapi pengalaman langsung yang dilakukan sendiri. Pengalaman itu selanjutnya harus diikuti dengan analisis dan refleksi. Zamroni (1999) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar mengajar konstruktivisme. Diantaranya: (1) murid harus selalu aktif selama proses pembelajaran; (2) proses aktif adalah proses membuat segala sesuatu masuk akal; (3) interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya; (4) kegiatan belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan, tetapi juga pengalihan ketrampilan dan kemampuan. Tahapan belajar mengajar konstruktivisme, meliputi: (1) pemanasan apersepsi, (2) eksplorasi, (3) konsolidasi pembelajaran, (4) pembentukan sikap dan perilaku, dan (5) penilaian formatif. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Upaya guru kelas III agar dapat menerapkan model belajar konstruktivisme sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II pada bidang studi Matematika materi pokok unsur dan sifat bangun datar sederhana yang disampaikan oleh guru; (2) Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II pada pembelajaran matematika materi pokok unsur dan sifat bangun datar sederhana dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II yang berjumlah 24 siswa. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Penelitian dilakukan di Kelas III SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 selama dua bulan sejak bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan replection (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan oleh peneliti, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan beberapa instrumen antara lain: (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (3) Lembar Kegiatan Siswa; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Dalam penelitian ini, peneliti selaku
Nuryanti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Unsur...
guru kelas III bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas III Semester II SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil pre tes yang dilakukan oleh peneliti yaitu siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 62,08 dengan persentase ketuntasan hanya sebesar 41,67%.
99
guru menunjukkan beberapa gambar bangun datar seperti segitiga, persegi, dan persegi panjang; (3) Guru meminta siswa untuk menyebutkan nama-nama bangun datar yang diamati; (4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Dan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan secara berkelompok dengan soal yang berbeda antara kelompok yang 1 dengan yang lain; (5) Setelah selesai mengerjakan tugas, guru meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi kelompoknya; (6) Setelah selesai mengerjakan tugas, guru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi; (7) Guru memberikan kesimpulan mengenai hasil diskusi; (8) Penegasan catatan siswa. Pertemuan kedua, meliputi: (1) Pada kegiatan awal guru mengingatkan siswa mengenai sifat-sifat bangun datar yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya; (2) Setelah selesai melakukan kegiatan awal, guru meminta siswa untuk menyiapkan buku berpetak. Dan memberikan contoh cara menggambar bangun segitiga, persegi, dan persegi panjang; (3) Siswa mencoba menggambar dengan bimbingan guru; (4) Guru meminta siswa secara mandiri untuk mengerjakan soal-soal. Secara individu siswa menyelesaikan soal tugas; (5) Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan menggambar bangun seperti yang ada di soal; (6) Guru membimbing siswa untuk mengerjakan; (7) Pertemuan kedua ini diakhiri dengan guru memberikan kesimpulan, Penegasan catatan siswa, dan memberikan tugas mandiri untuk dikerjakan di rumah.
Siklus I Perencanaan Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I yaitu: (a) Mempersiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Matematika materi Unsur dan sifat bangun datar sederhana dengan menggunakan metode Konstruktivisme; (b) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru; (c) Mempersiapkan lembar penilaian; (d) Mempersiapkan lembar evaluasi; (e) Menyusun jadwal penelitian. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pelaksanaan pembelajaran matematika materi unsur dan sifat bangun datar sederhana dengan menggunakan metode konstruktivisme pada Siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama pada Selasa 18 Maret dan pertemuan kedua hari Jum’at 21 Maret 2014. Pertemuan pertama, meliputi: (1) Pada kegiatan awal guru meminta siswa untuk memperhatikan benda-benda yang berada disekitar mereka. Misalnya penggaris, buku tulis, kotak kapur, dll. Kemudian dilanjutkan dengan mendeskripsikan atau menjelaskan mengenai bangun datar; (2) Setelah selesai melakukan kegiatan awal
Pengamatan Siklus I Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan pene-
99
100
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
litian berlangsung, menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II pada bidang studi matematika materi unsur dan sifat bangun datar sederhana. Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipastikan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar. Demikian juga sebaliknya. Sedangkan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus). Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan pendekatan konstruktivisme yang disampaikan oleh peneliti. Dari data siklus I di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum siklus sebesar 62,08 meningkat menjadi 74,92 pada siklus I sedangkan untuk persentase ketuntasan belajar sebelum siklus hanya 41,67% atau sebanyak 10 siswa yang tuntas dan pada siklus II meningkat menjadi 70,83% atau sebanyak 17 siswa yang tuntas dalam pelajaran Matematika. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 2 Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (a) Aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (b) Beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan; (c) Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; (d) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Rencana Perbaikan Tindakan Hasil refleksi pada siklus I, rencana perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut: (a) Guru akan merubah urutan tindakan, memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (b) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I; (c) Membimbing siswa agar lebih aktif lagi dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya selama proses pembelajaran berlangsung. Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disusun oleh peneliti bersama mitra guru pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1I Pelaksanaan pembelajaran matematika materi unsur dan sifat bangun datar sederhana dengan menggunakan metode konstruktivisme pada Siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama pada Selasa 1
Nuryanti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Unsur...
April dan Pertemuan kedua pada hari Jum’at 4 April 2014. Pertemuan pertama, meliputi: (a) Pada kegiatan awal guru menunjukkan gambar bangun datar kepada siswa. Dan meminta siswa untuk maju kedepan secara bergiliran untuk menujukkan sudutnya dengan bimbingan guru; (b) Setelah selesai melakukan kegiatan awal guru menunjukkan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur kepada siswa; (c) Guru meminta siswa secara mandiri untuk mengerjakan soal-soal latihan; (d) Guru membimbing siswa untuk mengerjakan soal latihan; (e) Setelah selesai mengerjakan tugas guru meminta siswa untuk maju kedepan secara bergiliran untuk menunjukkan besar sudutnya; (f) Pertemuan pertama ini diakhiri dengan pemberian kesimpulan oleh guru. Dan melakukan penegasan untuk catatan siswa. Pertemuan kedua, meliputi: (a) Pada kegiatan awal guru menjelaskan kepada siswa mengenai jenis-jenis sudut. Dilanjutkan dengan pemberian sedikit penjelasan mengenai mengenal sudut sebagai jarak putar; (b) Guru memberikan cara membuat sudut dari jarak putar; (c) Guru meminta siswa secara mandiri untuk mengerjakan soalsoal latihan. Siswa mencoba mengerjakan dengan bimbingan guru; (d) Secara individu siswa menyelesaikan soal latihan; (e) Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan menggambar bangun seperti yang ada di soal; (f) Pertemuan kedua ini diakhiri dengan pemberian kesimpulan mengenai materi pembelajaran; (g) Penegasan catatan siswa; (h) Memberikan tugas mandiri untuk dikerjakan di rumah.
101
peningkatan belajar dari siklus I nilai ratarata siswa 72,92 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 70,83% sedangkan pada siklus ke II ini nilai rata-rata meningkat menjadi sebesar 84,17 dengan ketuntasan 91,67%. Hal ini menunjukkan permasalah pada siklus I dapat terselesaikan pada siklus ke II sehingga prestasi siswa dapat meningkat lebih baik. Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III Semester II SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014. Hasil Pembahasan Penelitian Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Aktivitas pembelajaran baik untuk aktivitas guru maupun siswa setelah guru memberikan perbaikan tindakan pembelajaran menunjukkan perkembangan aktivitas yang baik. Hak ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 64,29% meningkat menjadi 82,14 % pada siklus II. Artinya setiap tindakan
Pengamatan Siklus II Dari hasil data diatas dapat dijelaskan bahwa dari siklus I ke siklus ke II terdapat
101
102
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dalam menerapkan metode yang digunakan yaitu Pendekatan Konstruktivisme. Aktivitas siswa setelah guru menerapkan Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran Matematika pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana ternyata mampu meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 67,86% meningkat menjadi 85,71% pada siklus II. Artinya
siswa mampu menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas III Semester II SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014 menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar.
85.71
Siklus II
82.14 Aktivitas Siswa Aktivitas Guru 67.86 Siklus I 64.29
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Gambar 1 Aktivitas Belajar Matematika Di Kelas VI Dengan Menerapkan Pendekatan Konstruktivisme
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
91.67 84.17 72.92
70.83
62.08 NILAI RATA-RATA 41.67
SEB. SIKLUS
KETUNTASAN
SIKLUS I
SIKLUS II
Nuryanti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Unsur...
103
Gambar 2 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 62,08 dengan persentase ketuntasan belajar hanya 41,67%, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,92 dengan persentase ketuntasan belajar 70,83%, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 84,17 pada akhir Siklus II. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian yang berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya akan peneliti tampilkan grafik perkembangan prestasi belajar siswa pada Gambar 2.
pengetahuan yang ada sebelumnya. Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika dengan materi unsur dan sifat bangun datar sederhana. Dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu: nilai rata-rata pada sebelum siklus 62,08 dengan persentase ketuntasan sebesar 41,67%, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 72,92 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,83% dan pada akhir siklus II tercapai ketuntasan sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 84,17. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti kebenarannya.
Respon Siswa Untuk mengetahui respon siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan, peneliti membagikan angket kepada siswa. Dalam angket ini terdapat 10 item pertanyaan dengan jawaban ya, tidak, dan tidak menjawab. Dari hasil rekapitulasi angket diketahui bahwa siswa menunjukkan respon yang sangat positif dengan hasil sebesar 1,84.
Saran-saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar.
PENUTUP Kesimpulan Dalam Pendekatan Konstruktivisme, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan
DAFTAR RUJUKAN Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon.
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
103
104
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Munandir. 2001. Ensiklopedi Pendidikan. Malang: UM Press.
Pasaribu, dkk. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Dan Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Nasution. 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Gramedia.
Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Woodworth, R. 1951. Psychology. New York: Henry Holt & CO. Zuriah, Nurul. 2003. Penelitian Tindakan Di Bidang Pendidikan Dan Sosial. Malang: Banyumedia Publishing.