Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran ...
161
MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015 DI SDN 2 WATULIMO KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Abstrak Berdasarkan pengamatan, banyak siswa yang berpendapat bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit dibandingkan dengan pelajaran lain. Oleh karena itu minat siswa saat pelajaran matematika sangat rendah sehingga mengakibatkan hasil pelajaran yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan diharapkan. Untuk mengatasi permasalahan ini telah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memotivasi anak dalam proses pembelajaran yang menyenangkan pada siswa kelas I SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Dari hasil analisis dapat diperoleh presentasi jumlah peserta tes dari 25 siswa yang tuntas hasil evaluasi belajar 48% sebanyak 12 siswa pada siklus pertama dan 92% sebanyak 23 siswa pada siklus kedua. Berarti metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat siswa membantu siswa mengingat pelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan Siswa Kelas I SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Kata Kunci: Penjumlahan dan Pengurangan, Metode diskusi
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern (IPTEK). Begitu peningnya matematika sehingga wajarlah jika matematika dipelajari secara luas dan mendasar sejak jenjang pendidikan sekolah dasar. (Depdiknas: 2006) menyatakan matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika (BSNP, 2006). Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang matematika yang dipelajari. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pengajaran matematika adalah untuk: (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari); (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di SLTP; dan (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin (Depdikbud, 1994).
162
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Dengan demikian tujuan pembelajaran matematika tersebut tidak hanya dimaksudkan agar siswa terampil melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, tetapi juga untuk mengusahakan agar siswa mampu menggunakan keterampilan tersebut untuk menyelesaikan masalah (problem solving). Pembelajaran Diskusi Kelompok dapat digunakan sebagai wahana untuk melatih murid SD dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan pengamatan awal di beberapa SD menunjukkan bahwa murid-murid SD di Kelas I mempunyai kesulitan dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Di dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan, walaupun murid-murid sudah berulangkali dijelaskan ternyata masih banyak yang belum dapat mengerjakan dengan benar (Heruman, 2008). Kesulitan yang dihadapi oleh murid dalam mengerjakan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan tersebut diduga disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ada kemungkinan strategi/metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Kedua, dari faktor murid, bahwa murid di SD Kelas I masih belum dapat berfikir kritis sehingga apabila diajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan murid akan mengalami kesulitan (Mashudi, 2012). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa untuk mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan kepada anak SD diperlukan adanya media pembelajaran yang kongkrit sementara anak masih belum mampu berfikir kritis (Sudjana, 2006). Untuk mengatasi kesulitan murid dalam mengerjakan soal tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan, diper-
lukan adanya upaya guru dalam menggunakan metode mengajar dan media pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan murid dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangan kejiwaannya. Guru dituntut untuk menggunakan metode yang bervariasi tidak hanya ceramah saja, tetapi juga metode-metode lainnya seperti metode pembelajaran yang lebih menekankan pada pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selain itu guru juga dituntut untuk menggunakan media pembelajaran yang kongkrit (Ruswandi, 2007). Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan adalah dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok kecil, diharapkan anak akan mampu menterjemahkan penjelasan yang diperoleh dan menemukan permasalahan yang dihadapinya (Nur, 2000). Dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian tindakan ini, penulis mengambil judul “Membantu siswa mengingat kembali pelajaran melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan lewat metode Diskusi Kelompok pada siswa Kelas I SD Negeri 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015”. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran ...
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Perencanaan Refleksi Siklus I
Siklus I
Pelaksanaan
Perencanaan Siklus II
kegiatan pembelajaran matematika yang difokuskan pada penguasaan siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang berlangsung. Serta sumber data berupa dokumen hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Prosedur Penelitian
Pengamatan
Refleksi SIKLUS II
163
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, 2006:16)
Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 25 siswa (10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan). Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Waktu penelitian pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 2Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek sejumlah 25 siswa. Peneliti dibantu oleh guru kelas (kolaborator) sebagai observer selama
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan beberapa teknik antara lain: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam pelaksanaan peneliti tindakan kelas. Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi dilakukan untuk mengamati penguasaan siswa mengenai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan teman sebangku saat guru memberikan soal latihan dari materi yang sudah dijelaskan oleh guru. 2. Pelaksanaan PTK a. Teknik Tes Formatif Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa mengerjakan soal-soal tes pada soal penjumlahan dan pengurangan, sehingga keberhasilan siswa dapat dilihat setelah proses pembelajaran. Hasil tes formatif dapat digunakan untuk menindak lanjuti proses pembelajaran pada siklusnya agar memperoleh hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. b. Teknik Dokumen Teknik Dokumen digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses
164
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah konkret yang dipraktikkan peneliti dalam proses pembelajaran, saat siswa dibentuk kelompok dengan teman sebangku dalam proses pembelajaran untuk mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Dokumen yang dimaksud dalam peneliti ini adalah mencakup dokumentasi foto dan fortofolio (jawaban soal-soal dari tes yang diberikan peneliti). 3. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (Sudjana. 2005) a. Deskriptif Kuantitatif Teknik ini digunakan untuk menganalisa data tentang keaktifan siswa dan data tentang kemampuan siswa yang dikumpulkan melalui cek list atau skor, pada rubrik pengamatan tentang keaktifan siswa dan data tentang kemampuan mengerjakan soal (penguasaan) yang dinyatakan dalam skor. Adapun rumus penilaian keaktifan siswa pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria penilaian keaktifan siswa No Aspek Kriteria 1 Kerjasama * Jika mengerjakan kelompok dengan baik *Jika kurang adanya kerjasama dalam kelompok *Jika tidak mau bekerjasama dengan kelompok 2 Ketepatan *Jika tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru *Jika kurang tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru *Jika tidak tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru 3 Keaktifan * Jika mengikuti pelajaran dengan aktif * Jika mengikuti pelajaran dengan kurang aktif * Jika mengikuti pelajaran dengan tidak aktif
Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1
b. Deskriptif Kualitatif Teknik ini digunakan untuk menganalisa data tentang catatan pengamatan, dokumen portofolio siswa, dokumen foto dan rekapan wawancara dengan tahapan pemaparan data, penyederhanaan data, dan pengelompokan data sesuai fokus masalah. Dari hasil evaluasi tersebut, dapat ditafsirkan tentang ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dilihat dari skor pencapaian hasil belajar. Hasil belajar dari observasi awal, siklus 1 dan siklus 2 dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dan daya serap klasikal. Caranya dengan menganalisis nilai tes formatif menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Tujuan untuk mengetahui daya serap siswa dimana seorang siswa disebut tuntas belajar jika mencapai renata skor ≥ 70 dan daya serap klasikal ≥ 70% , artinya jika 70% siswa mencapai nilai ≥ 70 . Berdasarkan standar ketuntasan minimal yang dimiliki oleh SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, rumus pencapaian rata-rata skor dan daya serap klasikal dapat diperoleh sebagai berikut: Renata Skor =
Daya serap klasikal =
Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam kelas dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria tingkat kelulusan Tingkat Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Skor 70 - 100 0 - 69
Teknik data penelitian ini terdiri atas teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari teknik tes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari data observasi.
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran ...
165
HASIL PENELITIAN
2. Tingkat Ketuntasan Hasil Evaluasi Akhir
Siklus 1
Tabel 4. Penilaian hasil evaluasi akhir siklus 1 ∑ No Nilai Kategori Persentase Siswa 1 89 - 100 5 Sangat Baik 20% 2 77 - 88 4 Baik 16% 3 65 - 76 3 Cukup 12% 4 53 - 64 9 Kurang 36% 5 40 - 52 4 Sangat 16% Kurang
Dari hasil observasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 diperoleh data sebagai berikut. 1. Tingkat Ketuntasan Penilaian Proses siswa
Data menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus 1 belum mencapai hasil yang maksimal yaitu masih mencapai 48 % yaitu sebanyak 12 siswa. Oleh sebab itu, perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus 2 dengan menambah media pembelajaran yaitu menggunakan media semphoa.
Tabel 3 Penilaian proses keaktifan siswa kelas i siklus 1 Aspek ∑ siswa Prosentase No Yang 1 2 3 1 2 3 Dinilai 1 Kerjasama 5 12 8 20% 48% 32% 2 Ketepatan 8 9 8 32% 36% 32% 3 Keaktifan 4 11 10 16% 44% 40%
Gambar 2 Diagram penilaian proses siklus 1
20%
16%
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik
16% 36% 12%
Gambar 3 Diagram prosentase hasil evaluasi akhir siklus 1
166
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
1 0,9 0,8 0,7 0,6
Skor 1
0,5
Skor 2
0,4
Skor 3
0,3 0,2 0,1
0 Kerjasama
Ketepatan
Keaktifan
Gambar 4 Diagram penilaian proses siklus 2
Gambar 5 Diagram prosentase hasil valuasi akhir siklus 2
Gambar 6. Diagram perbandingan hasil evaluasi
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran ...
Siklus 2 Dari hasil observasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 diperoleh data sebagai berikut. 1. Tingkat Ketuntasan. Penilaian Proses siswa Tabel 5 Penilaian proses keaktifan siswa kelas i siklus 2 Prosentase ∑ siswa Aspek Yang (%) No Dinilai 1 2 3 1 2 3 1 Kerjasama 7 18 - 28 72 2 Ketepatan 6 19 - 24 76 3 Keaktifan 3 22 - 12 88
2. Tingkat Ketuntasan Hasil Evaluasi Akhir Tabel 6 Penilaian hasil evaluasi akhir siklus 2 ∑ Prosentase No Nilai Kategori Siswa (%) 1 89 - 100 12 Sangat 48 Baik 2 77 - 88 3 Baik 12 3 65 - 76 8 Cukup 32 4 53 - 64 2 Kurang 8 5 40 - 52 Sangat Kurang
Rekapan data di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2. PENUTUP Kesimpulan
167
Trenggalek dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pemecahan masalah soal cerita penjumlahan dan pengurangan, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. (2) Penggunaan metode diskusi kelompok diharap dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan pembelajaran matematika. (3) Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dan lebi kompleks dalam berfikir terutama pada siswa kelas I untuk mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Saran Sebagai guru kelas I hendaknya menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran supaya lebih menarik untuk siswa. Selain itu harus tepat dalam memilih media agar siswa dapat termotivasi untuk belajar dan media yang dipilih haruslah mudah dipakai dalam proses pembelajaran, agar proses belajar mengajar berlangsung dengan aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan.
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas I SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Mashudi. 2012. Penerapan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bangun Ruang. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Jakarta: Depdikbud.
168
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Nur, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.