Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto1) dan Nieke Karnaningroem2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Dua belas kecamatan di Kabupaten Trenggalek mengalami kekurangan air minum, salah satunya yaitu Kecamatan Watulimo yang terdiri dari Desa Watuagung dan Gemaharjo. Pembangunan bronkaptering dan jaringan pipa air baku dari Kementrian Pekerjaan Umum dimaksudkan untuk mengurangi kekurangan air minum di Kecamatan Watulimo tetapi dalam kondisi eksisting banyak mengalami kekurangan yaitu dalam pendistribusian air minum tidak melewati pengolahan air atau water treatment, sehingga kualitas dari air minum yang dihasilkan masih buruk. Dari hasil uji laboratorium didapat Kualitas air baku Kali Mangggis memenuhi sebagai air baku untuk air minum sedangkan untuk kualitas air minum masih diperlukan chlorinasi samapi koliform mencapai 0 MPN/100 mL. Sedangkan pada kuantitas air baku Kali Manggis pada Tahun 2023 masih bisa memenuhi kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo. Kata kunci: Kuantitas, Kualitas, Water Treatment
PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan air minum di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek masih rendah, sehingga sebanyak dua belas kecamatan mengalami kekurangan air minum. Salah satunya yaitu Kecamata Watulimo yang terdiri dari Desa Watuagung dan Gemaharjo. Dengan adanya masalah kekurangan air minum di Kabupaten Trenggalek tersebut khususnya di Kecamatan Watulimo maka perlu dibangun unit bronkaptering dan jaringan pipa air baku oleh Kementrian Pekerjaan Umum yang di kelola PDAM Kabupaten Trenggalek. Air baku tersebut diambil dari Kali Manggis yang berasal dari beberapa sumber mata air yang bersatu di Kali Manggis dengan debit air dari Kali Manggis 200 liter/detik, dan juga kelayakan kualitas air minum perlu dievaluasi lagi karena pendistribusian air minum tanpa pengolahan air ( water treatment ) khususnya khlorinasi bisa dikatakan bahwa PDAM tidak menggunakan instalasi pengolahan air ( IPA ) untuk mendistribusikan airnya ke warga. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pada PDAM Kabupaten Trenggalek: 1). Apakah kualitas air baku Kali Manggis sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 yaitu air baku untuk air minum. 2). Apakah kualitas air minum sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
3). Apakah kuantitas air baku Kali Manggis masih bisa memenuhi kebutuhan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek untuk kedepannya. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Untuk menginditifikasi kualitas air baku apakah sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 yaitu air baku untuk air minum. 2). Untuk menginditifikasi kualitas air minum sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 3). Memperoleh besaran kuantitas kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo sampai tahun 2023. STUDI PUSTAKA Di wilayah propinsi Jawa Timur, standarisasi kualitas air telah dituangkan di dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air di provinsi Jawa Timur dimana klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 empat, yaitu: a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut ; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanarnan dan atau per,untukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sarna dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kualitas Air Minum Air minum yang kualitas harus memenuhi syarat – syarat yang mencakup sifat – sifat fisika, kimia dan mikrobiologi. Syarat ini harus sesuai dengan standar yang telah dikeluarkan oleh Depatemen Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Kuantitas Air Minum Kuantitas minimum yang dimiliki suatu sumber, minimal harus sama dengan kebutuhan air hari maksimum dan tetap tersedia sampai akhir kurun waktu perencanaan, serta didasarkan pengaliran kontinyu 24 jam, dimana kebutuhan air ( water requirements ) merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan dasar / unit konsumsi ( water demand ) dan kehilangan air (Mangkoediharjo, S, 1985). Proyeksi kebutuhan air untuk mengetahui kemampuan dari kuantitas air baku Kali Manggis apakah masi bisa memenuhi dan juga dimensi prasarananya apakah masih relevan untuk digunakan. Pengolahan Air Minum Pengolahan air minum yang air bakunya dari Kali Manggis menggunakan pengolahan sederhanan karena kondisi sumber air baku berasal dari mata air atau yang kualitasnya masih relatif baik sehingga pengolahan dapat berupa desinfeksi/chorine saja. Dimana sisa khlor ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
bebas dapat mengurangi perkembang biakan bakteri dalam bak dan pipa distribusi (J. T. Carter, E. W. Rice, S. G. Buchberger dan Y. Lee, 1999). Gambar pengolahan sederhan dapat dilihat pada Gambar 1. Chlorine/ Disinfeksi
Sumber air
Reservoir/ distribusi
KONSUMEN
Gambar 1 Diagram Pengolahan Air Sederhana
METODOLOGI PENELITIAN Untuk memberikan suatu gambaran atas proses dalam rangkaian suatu penelitian maka dalam penelitian perlu diuraikan hal-hal mengenai pentahapan dalam penelitian, indentifikasi masalah, pengumpulan data, analisa data, hasil dan analisa serta kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada Gambar 2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer meliputi pengambilan sampel air di bronkaptering dan di distribusi, selanjutnya Pemeriksaan kualitas untuk air ini meliputi pemeriksaan kualitas air baku dan air minum. Pemeriksaan pada kualitas air baku dan air minum meliputi pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi. Pengumpulan Data Skunder Pengumpulan data sekunder meliputi kualitas dan kuantitas sumber air baku yang didapat dari dinas/instansi terkait bidang teknis. Data skunder disini meliputi studi literatur dan data instansional. Analisa Data Analisa data yaitu meliputi kualitas air baku Kali Manggis berdasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 dan kualitas air minum yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010, sedangkan kuantitas air minum dihitung berdasarkan proyeksi 10 tahunan. Hasil Analisa Data Hasil Analisa Data meliputi hasil kualitas air baku dan air minum yang meliputi pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi. Dan juga kebutuhan air minum pada proyeksi 10 tahunan. IDENTIFIKASI MASALAH
A
ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas air baku , kualitas air minum dan kuantitas air minum PENGAMBILAN DATA SEKUNDER
PENGAMBILAN DATA PRIMER Pemeriksaan kualitas air (sampling) pada air baku dan air minum
HASIL ANALISIS DATA
1. Studi literatur 2. Data instansional
KESIMPULAN DAN SARAN A
Gambar 2 Diagram Pengolahan Air Sederhana ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil survey dilapangan kondisi eksisting bronkaptering mengalami pendangkalan akibat sedimen pasir dan lumpur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Kondisi Eksisting Bronkeptering
Dari data skunder debit air Kali Manggis sekarang sebesar 186 liter/detik. Dari perhitungan proyeksi kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo dapat dilihat kebutuhan air minum pada tahun 2023 seperti pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Tahun 2023 Kehilangan Air (Lt/dtk)
Keb. Air RataRata Harian (Lt/dtk)
Q Harian Maks (Lt/dtk)
Q Jam Puncak (Lt/dtk)
Q Untuk instalasi (Lt/dtk)
Q Produksi (Lt/dtk)
No
Tahun
Kebutuhan Dasar (Lt/dtk)
1
2014
82,995
16,599
99,594
109,553
164,330
9,959
109,553
2
2015
83,055
16,611
99,666
109,632
164,449
9,967
109,632
3
2016
83,115
16,623
99,738
109,712
164,568
9,974
109,712
4
2017
83,175
16,635
99,810
109,791
164,687
9,981
109,791
5
2018
83,236
16,647
99,883
109,871
164,806
9,988
109,871
6
2019
83,296
16,659
99,955
109,951
164,926
9,996
109,951
7
2020
83,356
16,671
100,027
110,030
165,045
10,003
110,030
8
2021
83,417
16,683
100,100
110,110
165,165
10,010
110,110
9
2022
83,477
16,695
100,172
110,190
165,285
10,017
110,190
10
2023
83,538
16,708
100,245
110,270
165,404
10,025
110,270
Sumber: Hasil Analisa, 2013 Dari hasil perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo, maka dapat dilihat pada Tahun 2023 (proyeksi 10 tahun) didapat total kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo adalah sebesar 110,270 liter/detik dimana berdasarkan debit Kali Manggis sebagai sumber air baku sebesar 186 liter/detik berati sampai tahun 2023 masih dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan air minum. Selanjutnya hasil pemerikasaan sampel air di bronkaptering di dapat data-data hasil uji Laboratorium pada Tabel 2. Dan untuk pemerikasaan sampel air di distribusi pada Tabel 3.
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 2 Pemeriksaan Fisika, Kimia dan Bakteriologi di Bronkaptering No
Parameter
Satuan
Syarat Air Minum *)
Hasil Analisa
Metode Analisa
1 2 3 4
A. FISIKA Bau Total Disolved Solid (TDS) Kekeruhan Rasa
mg/L Skala NTU -
500 5 -
Tak Berbau 76 0,67 -
Gravimetri Turbidimetri -
oC
Unit PtCo mmhos/cm
Suhu Udara 15 -
25 0 126
Termometer Spektrofotometri Conductivity meter
mg/L Hg mg/L Al
0,001 0,2
0,00 0,00
Ammoniak Arsen Barium Besi Boron Fluorida Kadmium Kesadahan Total Khlorida
mg/L NH3-N mg/L As mg/L Ba mg/L Fe mg/L B mg/L F mg/L Cd mg/L CaCO3 mg/L Cl
1,5 0,01 0,7 0,3 0,5 1,5 0,003 500 250
0,00 0,00 0,00 0,12 0,00 0,32 0,000 57,14 36,00
Spektrofotometri AAS AAS Spektrofotometri
Kromium, Valensi 6 Mangan Natrium Nikel Nitrat Nitrit Perak pH Selenium Seng Sianida Sulfat Sulfida Tembaga Timbal Sisa Khlor b. Kimia Organik Zat Organik Detergent C. BAKTERIOLOGI Total Koliform
mg/L Cr6+ mg/L Mn mg/L Na mg/l Ni mg/L NO3-N mg/L NO2-N mg/L Ag mg/L Se mg/L Zn mg/L CN mg/L SO4 mg/L H2S mg/L Cu mg/L Pb mg/L Cl2
0,05 0,4 200 0,07 50 3 0,001 6,5 - 8,5 0,01 3 0,07 250 0,05 2 0,05 5
0,00 0,00 20,20 0,00 0,00 0,000 0,00 8,25 0,00 0,07 0,00 3,99 0,00 0,00 0,00 0,00
AAS Spektrofotometri AAS AAS Spektrofotometri Spektrofotometri AAS pHmeter
mg/L KMnO4 mg/L LAS
10 0,05
2,48 0,00
Oksidasi/Titrimetri Spektrofotometri
MPN/100 mL
0
500
Fermentasi Multi Tabung
5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 2 1
Suhu Warna Daya Hantar Listrik (DHL) B. KIMIA a. Kimia Anorganik Air Raksa Aluminium
AAS
Spektrofotometri AAS Tetrimetri Argentometri
AAS Spektrofotometri Spektrofotometri Iodimetri AAS Iodimetri
Sumber: Hasil Pemeriksaan Laboratorium di Teknik Lingkungan ITS, 2013 Dari Tabel 2 hasil uji fisika,kimia dan bakteriologi pada sampel air baku di bronkaptering sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 yaitu masuk dalam kualitas air kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
baku air minum dengan total koliform masi memenuhi yaitu sebesar dari 500 MPN/100 mL, dimana untuk persyaratan kelas I total koliform adalah kurang dari 1000 MPN/100 mL. Tabel 3 Pemeriksaan Fisika, Kimia dan Bakteriologi di Distribusi No
Parameter
Satuan
Syarat Air Minum *)
Hasil Analisa
Metode Analisa
1 2 3 4
A. FISIKA Bau Total Disolved Solid (TDS) Kekeruhan Rasa
mg/L Skala NTU -
500 5 -
Tak Berbau 80 0,72 -
Gravimetri Turbidimetri -
oC
Unit PtCo mmhos/cm
Suhu Udara 15 -
25 0 130
Termometer Spektrofotometri Conductivity meter
mg/L Hg mg/L Al
0,001 0,2
0,00 0,00
5 6 7
1 2
Suhu Warna Daya Hantar Listrik (DHL) B. KIMIA a. Kimia Anorganik Air Raksa Aluminium
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ammoniak Arsen Barium Besi Boron Fluorida Kadmium Kesadahan Total Khlorida
mg/L NH3-N mg/L As mg/L Ba mg/L Fe mg/L B mg/L F mg/L Cd mg/L CaCO3 mg/L Cl
1,5 0,01 0,7 0,3 0,5 1,5 0,003 500 250
0,00 0,00 0,00 0,16 0,00 0,36 0,000 42,86 32,00
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kromium, Valensi 6 Mangan Natrium Nikel Nitrat Nitrit Perak pH Selenium Seng Sianida Sulfat Sulfida Tembaga Timbal Sisa Khlor b. Kimia Organik Zat Organik Detergent C. BAKTERIOLOGI Total Koliform
mg/L Cr6+ mg/L Mn mg/L Na mg/l Ni mg/L NO3-N mg/L NO2-N mg/L Ag mg/L Se mg/L Zn mg/L CN mg/L SO4 mg/L H2S mg/L Cu mg/L Pb mg/L Cl2
0,05 0,4 200 0,07 50 3 0,001 6,5 - 8,5 0,01 3 0,07 250 0,05 2 0,05 5
0,00 0,00 20,60 0,00 0,14 0,000 0,00 8.1 0,00 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
AAS Spektrofotometri AAS AAS Spektrofotometri Spektrofotometri AAS pHmeter
mg/L KMnO4 mg/L LAS
10 0,05
2,17 0,00
Oksidasi/Titrimetri Spektrofotometri
MPN/100 mL
0
1600
Fermentasi Multi Tabung
1 2 1
AAS Spektrofotometri AAS AAS Spektrofotometri Spektrofotometri AAS Tetrimetri Argentometri
AAS Spektrofotometri Spektrofotometri Iodimetri AAS Iodimetri
Sumber: Hasil Pemeriksaan Laboratorium di Teknik Lingkungan ITS, 2013
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Dari Tabel 3 hasil uji fisika dan kimia air minum di distribusi sesuai dengan baku mutu air minum yang ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010, sedangkan uji bakteriologi total koliform melebihi dari batas standar baku mutu air minum yang disyaratkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 yaitu sebesar 1600 MPN/100 mL, dimana total koliform yang disyaratkan sebesar 0 MPN/100 mL dengan sisa khlor sebesar 5 mg/L Cl2, sehingga diperlukan pengolahan air sebelum air minum di distribusikan ke masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: • Kuantitas air baku Kali Mangggis pada tahun 2023 masih bisa memenuhi kebutuhan air minum di Kecamatan Watulimo. • Kualitas air baku Kali Mangggis memenuhi sebagai air baku untuk air minum sedangkan untuk kualitas air minum masih diperlukan chlorinasi samapi koliform mencapai 0 MPN/100 mL. Dari kondisi yang ada, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: • Perlu dilakukan pembuatan bangunan chlorinasi untuk membunuh bakteri koliform semapai mencapai 0 MPN/100 mL. • Kondisi bronkaptering yang mengalami pendangkalan akibat sedimen pasir dan lumpur maka diperlukan pintu air sebagai kontrol sedimen atau pengerukan rutin. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G & Sri Sumestri,S. (1984). Metoda Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya. J. T. Carter, E. W. Rice, S. G. Buchberger dan Y. Lee (1999). Relationships Between Levels Of Heterotrophic Bacteria And Water Quality Parameters In A Drinking Water Distribution System, Journal of Water Research, Vol.34,p. 1495-1502. Mangkoediharjo, S. (1985). Penyediaan Air Bersih ( Dasar - Dasar Perencanaan, Evaluasi Kebutuhan Air dan Sistem), Jurusan Teknik Penyehatan FTSP – Kampus ITS, Surabaya. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-8-7