144
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa tingkat keterampilan membaca pemahaman di kelas V masih rendah. Siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan bacaan. Metode yang digunakan guru hanya metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Sumber belajar yang dipakai guru dari buku paket. Untuk itu, perlu adanya sumber belajar alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu surat kabar. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar pada siswa kelas V SDN SDN 1Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2015/2016, (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar siswa kelas V SDN SDN 1Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2015/2016. Rata-rata kemampuan awal siswa yaitu 58,89 dengan tingkat keberhasilan 21,42%. Setelah dilaksanakan siklus I rata-rata kemampuan siswa menjadi 65,8 dengan tingkat keberhasilan 36%. Pada siklus II rata-rata kemampuan siswa meningkat kembali menjadi 75,4 dengan tingkat keberhasilan 83,33%. Kata kunci: Surat Kabar, Sumber Belajar, Kemampuan Membaca Pemahaman
Bahasa Indonesia adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, berkomunikasi, berbagi pengalaman, saling belajar, dan saling meningkatkan kemampuan intelektual (Kusmayadi, 2008). Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan bahasa dan sikap positif. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) diharapkan membentuk siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, ber-
partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (Hasan, 2004). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ada empat keterampilan yang diajarkan dalam Bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam proses pemerolehan dan penggunaannya. Keempat keterampilan itu meliputi keterampilan
Sadar, Pemanfaatan Surat Kabar Sebagai Sumber Belajar ...
membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan bahasa pasif-reseptif yang meliputi keterampilan membaca dan menyimak, dan keterampilan bahasa aktif-produktif yang meliputi keterampilan menulis dan berbicara (Djiwandono, 2011:8). Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan bahasa yang bersifat pasif-reseptif yang perlu dimiliki siswa agar mampu memahami bahasa tulis dan untuk memperoleh informasi. Membaca adalah kegiatan memahami bahasa tulis yang melibatkan aktivitas fisik dan mental serta mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Tanpa kemampuan membaca yang memadai siswa SD sulit untuk menguasai bidang studi yang lain dengan baik, tetapi kemampuan ini tidak diperoleh secara alamiah, melainkan melalui proses pembelajaran yang terus menerus. Tujuan membaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Mengungkapkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang mana proses merekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses-proses pembentukan dan pengujian hipotesis.
145
Artinya, pada saat membaca seseorang melakukan proses penggalian pesan dari teks, berinteraksi dengan makna yang terdapat di dalam teks tersebut, selanjutnya pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis tersebut dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Menurut Suhartono (dalam Mudiono, 2010:92) sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai untuk memperoleh informasi, pengalaman, atau keterampilan. Sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Alat bantu ini dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui kata-kata atau kalimat. Keefektifan daya serap terhadap materi pelajaran yang sulit dapat terjadi dengan bantuan sumber belajar yang menarik. Kesulitan siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan sumber belajar yang menarik. Djamari (dalam Mudiono, 2010:92) mengungkapkan manfaat menggunakan sumber belajar yang bervariasi diantaranya (1) dapat meningkatkan gairah belajar siswa, (2) dapat meningkatkan persepsi dan pengertian siswa, (3) dapat meningkatkan pengalaman belajar, dan (4) dapat menjadi penguat atas pengetahuan yang dicapai. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 1 Tasikmadu pada tanggal 31 Agustus 2015 menunjukkan bahwa tingkat keterampilan membaca pemahaman di kelas V masih rendah. Hal tersebut terlihat sebanyak 16 siswa dari 28 siswa belum bisa menjawab pertanyaan dari wacana yang dibaca tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu. Ketika siswa disuruh mengangkat tangan untuk menemukan pokok pikiran pada setiap paragraf dalam wacana yang dibaca hanya 5 siswa yang mengangkat
146
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
tangan, siswa yang lain menunggu ditunjuk guru. Selain itu siswa ramai sendiri ketika guru memberi pertanyaan dari wacana yang dibaca. Sedangkan metode yang dipakai guru hanya metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Sumber belajar yang dipakai guru hanya dari buku paket saja. Menurut Kossach dan Sulivan (dalam Rahim, 2007:96) surat kabar merupakan sumber bahan bacaan tambahan yang memungkinkan guru membawa komunitas bahasa ke dalam kelas. Melalui surat kabar siswa bisa belajar tentang peristiwa hari ini yaitu peristiwa aktual yang terjadi hari ini. Selain itu siswa bisa menambah perbendaharaan pengetahuan baik masalah lokal, regional, maupun internasional. Banyak sekali rubrik yang terdapat dalam surat kabar, diantaranya ada rubrik berita, iklan, hiburan, editorial, dan rubrik cerita. Rubrik dalam surat kabar yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar adalah rubrik berita. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan siswa dapat memahami isi bacaan yang dibaca secara optimal. Diharapkan dengan memanfaatkan surat kabar dapat dijadikan alternatif sumber belajar untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Surat Kabar sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek”.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 2010:130). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena penelitian dilakukan untuk memecahkan pembelajaran di kelas. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sifat deskriptif dalam penelitian ini berarti merujuk kepada data yang dikumpulkan cenderung kata-kata atau gambar dan laporan hasil penelitiannya berisi kutipan-kutipan dari data sebagai ilustrasi untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa (kemampuan membaca pemahaman). PTK dilakukan melalui proses yang dinamis yang terdiri dari 4 langkah (dan pengulangannya) yang meliputi: (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (acting); (3) observasi atau pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Siklus dalam penelitian ini mengacu pada model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Akbar, 2010:83-84) dapat dilihat pada Gambar 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini siswa kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo
Sadar, Pemanfaatan Surat Kabar Sebagai Sumber Belajar ...
Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 28 siswa (18 laki-laki dan 10 perempuan). Perencanaan Refleksi Siklus I
Siklus I
Pelaksanaan
baca pemahaman. Serta sumber data berupa dokumen hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Prosedur Penelitian
Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II
147
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan Siklus n
Gambar 1 Model siklus PTK oleh Kemmis dan Taggart.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini siswa kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari rekaman aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pelajaran membaca pemahaman, data tentang pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar, dan data tentang hasil belajar siswa. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek sejumlah 28 siswa. Peneliti dibantu oleh guru kelas (kolabolator) sebagai observer selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang difokuskan pada peningkatan kemampuan mem-
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri atas observasi (pengamatan), dokumentasi, tes dan wawancara (interview). 1. Observasi Teknik observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang diamati dalam penelitian ini meliputi aktivitas peneliti sebagai guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan surat kabar. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan menggunakan lembar pedoman observasi. Pedoman observasi pada penelitian ini adalah lembar pengamatan ketika siswa melakukan aktivitas kegiatan pembelajaran membaca pemahaman. Untuk mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan tindakan pembelajaran diamati melalui lembar observasi kemampuan guru. Lembar observasi kemampuan guru terdiri dari observasi RPP dan observasi pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman (terlampir). 2.
Dokumentasi Menurut Arikunto (2006:158) dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses
148
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar. Instrumen yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan foto aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. 1. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Menurut Sudjana (2009:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaanpertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes dilakukan untuk memperoleh data kemampuan siswa memahami bacaan dalam pembelajaran membaca pemahaman setelah memanfaatkan sumber belajar surat kabar. Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis subyektif yang berbentuk tes esai. Pelaksanaan tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap siklus. 2. Wawancara (interview) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara (Arikunto, 2006:155). Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data atau informasi mengenai pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar pada kelas V SDN 1 Tasimkmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Wawancara dilaksanakan pada observasi awal, sebelum memanfaatkan sumber belajar surat
kabar dan setelah memanfaatkan sumber belajar surat kabar pada siswa dan guru. Wawancara kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam membaca pemahaman, 3. Analisis data, Evaluasi dan Refleksi Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model analisis data deskriptif kualitatif dan analisis data deskriptif kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman bacaan siswa dengan memanfaatkan surat kabar. Penyimpulan data adalah kegiatan membuat simpulan berdasarkan data yang telah disusun. Kegiatan penarikan kesimpulan mencakup pencarian arti dan makna data serta memberi penjelasan. Hasil analisis data ini akan dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu, analisis data ini akan digunakan dasar untuk melaksanakan tindakan selanjutnya jika pemberian tindakan sebelumnya tidak berhasil. Berdasarkan analisis maka akan ditentukan mana yang perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Data kuantitatif (hasil belajar siswa) dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa. Analisis data hasil belajar diperoleh melalui tes evaluasi. Pada setiap siklus dilakukan 1 kali tes evaluasi. Skor maksimal yang diperoleh siswa adalah 100. Skor rata-rata tes klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus:
X= Keterangan: X = nilai rata-rata ƩX = jumlah skor keseluruhan N = jumlah siswa
Sadar, Pemanfaatan Surat Kabar Sebagai Sumber Belajar ...
Nilai yang diperoleh melalui perhitungan tersebut akan digunakan untuk menetapkan kualitas hasil belajar siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Pencapaian nilai setiap siswa dari hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dalam dengan skala 1-100. Untuk menetapkan kualitas atau kemampuan siswa dalam membaca pemahaman disesuaikan dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Penilaian terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan memanfaatkan surat kabar dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
149
dikatakan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan guru pada kelas tersebut berhasil. Jika taraf penguasaan kelas kurang dari 70% maka pembelajaran dalam kelas tersebut belum berhasil. Untuk mengetahui ketuntasan klasikal belajar siswa maka digunakan rumus: 𝐾𝐵 = x100% Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar N = Banyak siswa dengan nilai di atas 70 n = Banyak siswa dengan mengikuti tes
Tingkat keberhasilan = Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Maka taraf keberhasilan hasil belajar siswa dan standar ketuntasan klasikal akan diinterpretasikan sebagai berikut: a. Taraf Keberhasilan Hasil Belajar Siswa Siswa dapat dikatakan tuntas jika mencapai nilai ≥ 70, yang kurang dari 70 maka akan diberikan remedial. Tabel 1 Pedoman taraf keberhasilan hasil belajar siswa Nilai Nilai dengan Taraf Keberhasilan Huruf 85 – 100 A Sangat Baik 70 – 84 B Baik 55 – 69 C Cukup 40 – 54 D Kurang 0 – 39 E Sangat Kurang
b. Standar Ketuntasan Klasikal Suatu kelas dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan jika 70% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntatasan minimal 70. Apabila taraf penguasaan kelas sudah mencapai 70% maka dapat
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa selama pembelajaran diukur dengan menggunakan kriteria seperti berikut: Tabel 2 Kriteria pengamatan aktivitas siswa Aspek yang Dinilai Nilai - Keaktifan siswa (N1) ABCD - Kerjasama siswa dalam kelompok A B C D (N2) - Keberanian menyampaikan pendapat A B C D (N3) - Ketepatan Jawaban (N4) ABCD
Nilai pengamatan aktivitas diinterpretasikan sebagai berikut:
siswa
Tabel 3 Kriteria pengamatan aktivitas siswa Presentase Nilai Taraf Aktivitas Siswa dengan Keberhasilan (%) Huruf 85 – 100 A Sangat Baik 70 – 84 B Baik 55 – 69 C Cukup 40 – 54 D Kurang 0 – 39 E Sangat Kurang
Tingkat keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan sumber belajar surat kabar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
150
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Np= Keterangan: Np = Nilai proses aktivitas siswa Ketercapaian aktivitas siswa dinyatakan berhasil jika persentase aktivitas siswa mencapai ≥70%. HASIL PENELITIAN Hasil belajar siswa pada siklus I ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa. Diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,8 dengan kriteria C (cukup). Aspek menentukan fakta-fakta dalam bacaan diperoleh rata-rata 3,48. Sedangkan aspek menentukan kalimat utama rata-rata sebesar 3,52. Untuk aspek menentukan gagasan utama diperoleh rata-rata sebesar 1,72. Pada aspek menceritakan kembali isi bacaan ratarata yang diperoleh sebesar 1,80. Aspek yang terakhir yakni aspek menanggapi bacaan diperoleh rata-rata sebesar 1,84. Dari data tersebut rata-rata aspek yang paling rendah yaitu aspek menentukan gagasan utama. Ketuntasan klasikal pada siklus I ini adalah 36%. Hasil belajar siswa pada siklus II ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,4 dengan kriteria B (baik). Aspek menentukan fakta-fakta dalam bacaan diperoleh rata-rata 3,41. Sedangkan aspek menentukan kalimat utama rata-rata sebesar 3,60. Untuk aspek menentukan gagasan utama diperoleh rata-rata sebesar 2,41. Pada aspek menceritakan kembali isi bacaan ratarata yang diperoleh sebesar 2,54. Aspek yang terakhir yakni aspek menanggapi bacaan diperoleh rata-rata sebesar 3,45.
Ketuntasan klasikal pada siklus II ini yaitu 83,33%. 100
Pra Tindakan
50
Siklus I
0
Siklus II
Siklus Gambar 2 Grafik rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa
Berdasarkan grafik yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan. Hal ini berarti pemanfaatan surat kabar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VSDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan surat kabar sebagai sumber belajar berlangsung baik. Siswa merasa senang, aktif, dan antusias mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan setiap kelompok dipersilakan memilih bacaan pada surat kabar dan bersama-sama mendiskusikan tentang isi bacaan tersebut. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa melaksanakan tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa. Siswa merasa senang dan aktif ketika melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman dengan memanfaatkan surat kabar sebagai sumber belajar. Rata-rata kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman yaitu 61,57. Setelah dilaksanakan siklus I rata-rata kemampuan siswa dalam membaca pemahaman meningkat menjadi 65,8 dengan ketun-
Sadar, Pemanfaatan Surat Kabar Sebagai Sumber Belajar ...
tasan klasikal 36%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan siswa yaitu 75,4 dengan ketuntasan klasikal 83,33%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan setelah memanfaatkan surat kabar. Saran Hendaknya guru memanfaatkan surat kabar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
151
khususnya pada materi membaca pemahaman. Selain itu guru bisa memanfaatkan surat kabar dengan lebih bervariasi untuk memperbaiki kekurangan dan memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik baik bagi siswa. Selain itu untuk Siswa diharapkan meningkatkan kegemaran membaca agar lebih terlatih dan memahami isi bacaan. Sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Sa’dun. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media Aksara. Hasan, D. 2004. Belajar Bahasa Indonesia. Bandung: PT Sarana Pancakarya Nusa. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010 Cetakan 14. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kusmayadi, Ismail. 2008. Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan: untuk SD/MI Kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rahim. Abd. dan. Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya Sudjana, Nana, Penilain. 2009. Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj Rosdakarya.