Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
169
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI DEBIT PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 KARANGAN TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN METODE MAKE A MATCH
Oleh: Sutikno SDN 1 Karangan Trenggalek
Abstrak. Tujuan pembelajaran Make a match setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 14 siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam Model belajar Make a match, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Model belajar Make a match dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Pengerjaan hitung campuran. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 60,71 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 42,86%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 74,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,37% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 87,86 dengan ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%. Kata kunci: Make a match, Prestasi Belajar, Matematika, Kelas VI
Peranan penting dalam kegiatan pembelajaran salah satunya dipegang oleh seorang guru sebagai penentu jalannya proses pembelajaran. Guru sebagai pelaksana utama dalam pembelajaran diharapkan mampu menciptakan strategi pembelajaran yang inovatif. Guru dapat menggunakan beberapa cara dan strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Dengan menggunakan strategi belajar yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk memikirkan pengetahuan dibe-
nak mereka sendiri, tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta yang sudah ditetapkan. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu.
170
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Minat belajar adalah suatu dorongan atau keinginan individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai prestasi belajar yang dilakukan. Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar (Sukmadinata, 2001) Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1984). Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the process by wich an activity oreginiles or is changed trough responding to a situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena kelelahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Menurut Hamalik (2001), prestasi belajarakan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap.
Woodworth (1951) mengatakan bahwa prestasi (achivement) adalah actual ability and can be measured directly by use of test. Artinya prestasi menunjukkan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena prestasi belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Realita yang ditemui oleh peneliti dilapangan adalah prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas VI semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015 masih rendah.Banyak siswa yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan pada sekolah tersebut. Hal ini diduga karena rendahnya minat belajar siswa pada bidang studi Matematika dan juga dapat disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja sehingga siswa kurang dapat fokus dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie,Anita, 2008:30). Dengan adanya hal tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
tindakan (action research) untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Dalam hal ini peneliti selaku guru kelas VI menerapkan sebuah metode pembelajaran dengan menerapkan metode Make a match. Pembelajaran kooperatif metode Make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut: (1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan (2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa; (3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 85,00%; (4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move); (5) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis; (6) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa. Pembelajaran kooperatif metode Make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu: (1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan; (2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran; (3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai; (4) Pada kelas yang
171
gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara.Tetapi hal ini bisa diantisipasi dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum ‘pertunjukan’ dimulai. Pada dasarnya menendalikan kelas itu tergantung bagaimana kita memotivasinya pada langkah pembukaan. Dengan strategi pembelajaran yang diterapkan siswa dituntut untuk lebih aktif. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi Debit. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan. Sebagian peneliti beranggapan penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan inkuiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan obyek penelitian ini adalahsiswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia dan non manusia. Sumber data
172
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
manusia dalam penelitian tindakan ini adalah guru Kelas VI, serta siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi, dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta dalam serangkaian kegiatan penelitian; (2) Wawancara, dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur; (3) Dokumentasi, teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil obeservasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa prestasi belajar atau prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan model belajar Make a match. Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Dan kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
Pengecekan keabsahan data dimaksudkan untuk membuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih valid dan reliabel. Pengecekan keabsahan data ini dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara mencek ulang atau cross cek dari hasil data penelitian yang dihasilkan dengan uji ulang ke lapangan atau lokasi penelitian dengan cara memperpanjang waktu observasi yang mendalam. Dalam penelitian tindakan ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya: (1) Perpanjang siklus kegiatan penelitian; (2) Ketekunan Pengamatan; (3) Triangulasi. Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain model belajar Make a match yang digunakan dalam proses belajar mengajar; (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran dengan model belajar Make a match yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar; (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisis, dan catatan harian, dan; (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif. Berkaitan dengan tindakan penelitian, maka diperlukan suatu langkah-langkah penelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian dapat terprogram dengan baik, diantaranya: Tahap 1 Refleksi. Merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian.
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Tahap 2 Perencanaan. Merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Dalam tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran yang jelas tentang model belajar Make a match dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf kerja tindakan tiap individu dan kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program kerja (time schedulle), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung dan (1) gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalekdijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti. Tahap 3 Tindakan Observasi. Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada. Tahap 4 Refleksi Akhir. Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat simpulan.
173
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Kegiatan prasiklus merupakan kegiatan peneliti bersama observer menganalisis kegiatan sebelum diterapkan metode baru dalam pembelajaran matematika. Dengan diadakannya prasikus peneliti dapat mengidentifikasi bahwa metode pembelajaran yang diterapkan guru selama ini masih belum berjalan dengan baik hal ini ditujukkan pada proses pembelajaran siswa masih belum bisa aktif, pembelajaran masih berlangsung satu arah saja dan siswa belum dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah didapat sehingga, hal ini berdampak pada nilai prestasi belajar siswa yang mengalami penurunan dengan ketuntasna belajar masih dibawah setandart yang ditentukan yaitu sebesar 85% maka dari itu guru bersama observer berusaha menerapkan metode pembelajaran baru pada siswa kelas VI guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Refleksi Awal Dalam penelitian ini, peneliti bersama kolaborator penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas VI yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar matematika materi Debit. Dari hasil pengamatan pada kegiatan pra tindakan terekam bahwa merosotnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses penemuan, penurunan rumus dan aplikasi operasi Debit dalam permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa. Siswa dalam pemecahan masalah langsung diberi contoh soal, kemudian mengerjakan soal.
174
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Perencanaan Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I yaitu: (1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran; (2) Mempersiapkan lembar observasi siswa; (3) Mempersiapkan lembar observasi guru; (4) Mempersiapkan lembar penilaian; (5) Mempersiapkan lembar evaluasi. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model belajar konstruktivisme, peneliti diskripsikan dalam langkah-langkah berikut ini: Pertemuan 1 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f)
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; (b) Penegasan catatan siswa masing-masing siswa mengerjakan lembar test individu Pertemuan 2 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; (b)
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Penegasan catatan siswamasing-masing siswa mengerjakan lembar test individu. Pertemuan 3 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban pada siswa; (b) Guru membagikan lembar angket respon siswa pada siswa. Kegiatan Akhir, meliputi: Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
Pengamatan Siklus I Bagi Kelas VISDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek, siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 66,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas baik.
Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I No
Indikator
1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 5 Komunikasi siswa dalam kelompok 6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan Jumlah % Rata-rata
SIKLUS I P1 P2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Guru Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
175
Aktivitas
Melakukan kegiatan apersepsi Penguasaan materi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien Menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari 10 remidi/pengayaan Jumlah Rata-rata
P1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 5 5 5 5 5 6 6 5 5 6 53 66.25
Siklus I P2 NA 3 6 3 6 3 5 3 5 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2
4 46 57.5
176
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; (d) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 62,50% dan termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui model belajar Make a match. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa model belajar Make a match berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek pada bidang studi matematikapokok bahasan Debit. Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipastikan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar. Demikian juga sebaliknya.Sedangkan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar Make a match yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I Ketuntasan No Nama Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Ade Nova Saputra 70 T 2 Afzal Haqqi Rayyan N 78 T 3 Alifia Maratna Unanda 60 TT 4 Andyka Nutrisia R 60 TT 5 Bernat Kavanova R 80 T 6 Denta Dwi R 60 TT 7 Deva Ari Nugroho 70 T 8 Fransy Eka Ardiansyah 100 T 9 Fresila Ayu Riantari 70 T 10 Gita Ananda Putra 70 T 11 Hogan Sulung Putra 70 T 12 Iksan Budi Hartanto 90 T 13 Irfan Fikhi Nugroho 70 T 14 Kukuh Pradana Saputra 90 T 15 Niken Anjelia Putri 70 T 16 Oxi Candra Pradifa 78 T 17 Putri Fadiar Pramesti 60 TT 18 Ravolusonera P.P 60 TT Riska Lailina Dwi 19 Rahayu 80 T Rizki Amalia Handayani 20 P 60 TT 21 Sandy Aditya Nugroho 70 T 22 Septi Kurniawan 100 T 23 Taufiq Aditya Nugroho 70 T 24 Vanio Nayottama Sokya 70 T 25 Vernanda Oemardi H 70 T 26 Yanuaris Dwi Purwanto 90 T 27 Zulfa Mirza 70 T 28 Rezita Yasmini 90 T Jumlah 2076 22 6 Rata-Rata 74.14 78.57 21.43
Berdasarkan data hasil penilaian diatas dapat diketahui nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 74,14 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,57%. Hasil ketuntasan pada siklus I masih belum memenuhi ketun-
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
tasan yang peneliti harapkan yaitu sebesar 85% sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Pada siklus I juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran pada siklus I. Rekap persentase angket siswa ditampilkan pada Tabel 4.
Berdasarkan tabel angket diatas menunjukkan bahwa sebagian siswa tidak menyukai dengan model pembelajaran Make a match namun jika dibandingkan dengan yang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model kooperatih lebih banyak sehingga metode Make a match lebih dapat dikembangkan lagi dengan tujuan siswa lebih banyak yang merasa nyaman dengan menggunakan metode pembelajaran Make a match. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun paparan penjabaran hasil dari kegiatan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: (a) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; (b) Guru memotivasi siswa khsusnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif adlam kegiatan diskusi.
Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
177
Indikator Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu? Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini? Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini? Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru? Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengekuarkan gagasan?
Jumlah Siswa A B C
∑
20
8
0
48
21
7
0
49
20
8
0
48
20 20
8 8
0 0
48 48
20
8
0
48
19
9
0
47
19
9
0
47
18
10
0
46
18
10
0
46 16.96 1.70
178
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Kegiatan Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disusun oleh peneliti bersama kolaborator pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Tindakan Diksripsi dari proses pembelajaran pada siklus II peneliti tampilkan dalam langkah-langkah pembelajaranberikut ini: Pertemuan 1 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; (b) Penegasan catatan siswa masing-masing siswa mengerjakan lembar test individu Pertemuan 2 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; (b) Penegasan catatan siswa masing-masing siswa mengerjakan lembar test individu
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Pertemuan 3 Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban pada siswa; (b) Guru membagikan lembar angket respon siswa pada siswa. Kegiatan Akhir, meliputi: Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus II, maka diperoleh peningkatan minat belajar siswa melalui model belajar Make a match. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar Make a match yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi ditampilkan pada Tabel 5.
Berdasarkan data hasil penilaian pada siklus II pada Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus II mencapai 87,86 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus ke II. Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa mendapatkan hasil sebesar 87,50%, sedangkan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 81,25%.
Tabel 5 Nilai hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Ade Nova Saputra Afzal Haqqi Rayyan N Alifia Maratna Unanda Andyka Nutrisia R Bernat Kavanova R Denta Dwi R Deva Ari Nugroho Fransy Eka Ardiansyah Fresila Ayu Riantari Gita Ananda Putra Hogan Sulung Putra Iksan Budi Hartanto Irfan Fikhi Nugroho Kukuh Pradana Saputra Niken Anjelia Putri
179
Nilai 80 100 90 80 80 100 70 100 90 100 90 100 70 80 80
Tuntas T T T T T T T T T T T T T T T
Ketuntasan Tidak Tuntas -
180
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
No
Nama
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-Rata
Nilai
Oxi Candra Pradifa Putri Fadiar Pramesti Ravolusonera P.P Riska Lailina Dwi Rahayu Rizki Amalia Handayani P Sandy Aditya Nugroho Septi Kurniawan Taufiq Aditya Nugroho Vanio Nayottama Sokya Vernanda Oemardi H Yanuaris Dwi Purwanto Zulfa Mirza Rezita Yasmini
100 90 80 80 100 70 100 90 100 90 100 70 80 1230 87.86
Tuntas T T T T T T T T T T T T T 28 100.00
Tabel 6 Hasil Observasi Keaktivan Siswa Siklus II No
Indikator
1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 5 Komunikasi siswa dalam kelompok 6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan Jumlah % Rata-rata Tabel 7 Hasil Observasi Keaktivan Guru Siklus II No
Kegiatan
1 Guru membuat RPP 2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 4 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 5 Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen 6 Guru merangsang interaksi antar siswa 7 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 8 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 9 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 10 Guru melaksanakan evaluasi Jumlah %Rata-rata Tabel 8 Hasil Angket Siswa Siklus II No 1 2
Indikator Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu? Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini?
Ketuntasan Tidak Tuntas 0 0.00 SIKLUS II P1 P2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
Jumlah 7 7 6 7 7 6 8 7 7 8 70 87.5
SIKLUS II P1 P2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4
Jumlah 7 6 7 7 6 7 7 5 6 7 65 81.25
Jumlah Siswa A B C
Ratarata
27
1
0
55
27
1
0
55
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
No 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini? Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru? Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengekuarkan gagasan?
Proses Penganalisis dan Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya, sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan tim peneliti adalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi: (I) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan. Pada siklus II juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran pada siklus II. Rekap persentase angket siswa ditampilkan pada Tabel 8. Berdasarkan pada hasil angket siswa pada siklus II menunjukkan bahwa pada siklus II siswa banyak yang lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode Make a match sehingga para siswa merasa
Jumlah Siswa A B C
181 Ratarata
26
2
0
54
26 25
2 3
0 0
54 53
26
2
0
54
25
3
0
53
25
3
0
53
25
3
0
53
25
3
0
53 19.18 1.92
nyaman dan dengan menggunakan metode Make a match dapat meningkatkan prestasi belajaran siswa. Hasil Pembahasan Penelitian Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika bagi siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek dimaksudkan untuk: Meningkatkan Aktivitas Siswa Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah. Atas dasar pemyataan tersebut diatas, maka aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Model belajar Make a match
182
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
salah satu pendekatan yang ditawarkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain di dalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi. Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau meng-
hubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. Meningkatkan Prestasi Siswa Prestasi Belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena prestasi belajar berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 60,71 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 42,86%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 74,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,57% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 87,86 dengan ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%.
Sutikno, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
183
Gambar 1 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa
Hal ini menunjukkan bahwa model belajar Make a match sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan grafik perkembangan belajar siswa pada Gambar 1.
62,50% pada siklus I menjadi 81,25% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa model belajar Make a match sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I.
PENUTUP Kesimpulan Model belajar Make a match, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 60,71 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 42,86%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 74,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,57% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 87,86 dengan ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari 66,25% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II. Sedangkan aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari
Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah model belajar Make a match. Penerapan Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar. Pendekatan ini perlu diulangulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru. Model belajar Make a match merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan bila motivasi belajar siswa meningkat dimungkinkan prestasi belajar yang diperoleh siswa juga akan meningkat pula.
184
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
DAFTAR RUJUKAN Anita Lie. 2008. Kooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo
Simandjuntak, Pasaribu B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Badawi, As-Said Muhammad. 1987. AlKitabu Al-Asasy: Fi Ta'limi Al-Lughoti Al-'Arabiyyati Lighoiri An-Nathiqina Biha, Juz Tsani. Tunis: Adawaru Mihani.Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sukmadinata. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Woodworth, R, 195 1.Psichology. New York: Henry Holt & CO.