Susianik, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA...
157
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 SUKOREJO KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK MELALUI PERCOBAAN PADA SEMESTER II TAHUN 2013/2014 Oleh: Susianik Guru SDN 2 Sukorejo, Trenggalek Abstrak. Percobaan merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Percobaan yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagian proses terjadinya sesuatu. Dalam pelaksanaannya diikuti dengan percobaan. Melalui penerapan percobaan, motivasi belajar siswa meningkat yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi siswa. Peningkatan itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada ebelum sikus diperoleh nilai rata-rata 67,58 dan pada nilai rata siklus I yaitu 71,37 menjadi 84,84 pada akhir siklus II.Dengan penerapan percobaan juga meningkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I 63,16% pada siklus I menjadi 94,74% pada siklus II. Kata kunci: prestasi belajar, IPA, percobaan
Pada kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses disamping pendekatan lain yang sesuai.(Amien, 1987) Pembelajaran IPA melatih anak berfikir logis dan sikap jujur serta objektif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam. Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan mam-
pu mengkaitkan teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengadalkan teori dan namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra mengenai hakekat pembelajaran IPA. (Haryanto, 2000) Menurut Faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Diantaranya dapat disebutkan antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan belajar. Menurut Akhmad (1986: 43), pendidikan dapat ditingkatkan mutunya melalui berbagai upaya, antara lain: pengembangan kurikulum, peningkatan mutu tenaga kerja, pengembangan kualitas proses belajar mengajar, dan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Setelah melihat kondisi siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar seperti kurangnya minat belajar, dan kurangnya perhatian saat pembelajaran berlangsung. Maka keadaan seperti ini diduga oleh peneliti dikarenakan siswa menganggap pelajaran IPA tersebut kurang berguna yang pada akhirnya 157
158
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
kurangnya minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar disamping juga disebabkan oleh minimnya pendekatan pembelajaran yang dimiliki oleh guru sehingga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. Berdasarkan paparan tersebut diatas, nampaknya perbaikan pembelajaran dilakukan melalui penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas I SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Melalui Percobaan pada Semester II Tahun 2013/2014”. METODE PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yaitu faktor keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Percobaan. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Gandusari Trenggalek. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linier maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (a) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensitesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan; (b) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Percobaan; (c) Menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Dari serangkain kegiatan pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengkaji hasil temuan bersama kolaborator dalam studi dokumentasi terhadap rencana pembelajaran, nilai siswa kelas I pada pembelajaran IPA, serta hasil wawancara dari siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA yang selama ini dilaksanakan oleh peneliti selaku guru kelas I, telah ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA rendah. Dengan demikian perolehan hasil belajar siswa merosot tajam. Salah satu pokok permalasalahan yang dihadapi oleh kelas I dalam pembelajaran IPA adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat, siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses penemuan, pembuktian dan penarikan kesimpulan. Hal ini tentu saja berakibat aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa menjadi pasif. Untuk mengatasi kendala pembelajaran tersebut peneliti berusaha untuk menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik permasalahan tersebut dengan menggunakan metode percobaan. Melalui metode ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat meningkat. Perencanaan Dengan terdidentifikasinya permasalahan pembelajaran IPA di kelas I, langkah selanjutnya yang diambil peneliti dalam memberikan tindakan perbaikan kelas adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran IPA yang telah disesuaikan dengan menggunakan metode percobaan; (b) Menyusun lembar kerja siswa; (c) Menyusun format observasi aktivitas pembelajaran; (d) Menyusun lembar evaluasi; (e) Menyusun jadwal penelitian. Pelaksanaan Dengan selesainya persiapan yang diperlukan dalam pemberian tindakan perbaikan pembelajaran IPA di kelas I, selan-
Susianik, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA...
jutnya peneliti melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang. Situasi pembelajaran pada siklus I, peneliti diskripsikan dalam uraian berikut ini. Kegiatan awal: siswa diajak bertanya jawab tentang gerak benda: benda yang mudah bergerak dan benda yang sulit bergerak. Contoh: Coba sebutkan benda-benda yang mudah bergerak! (bola, kelereng, jeruk, dll); Mengapa kok mudah bergerak? (karena bulat, halus, licin, karena ditarik dan didorong). Kegiatan inti: siswa mencermati materi yang telah di baca dan yang dijelaskan oleh guru yang berkaitan dengan gerak benda, secara kelompok siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah disiapkan oleh guru. LKS: Diskusikan dengan kelompokmu masingmasing! Ada tiga buah benda: (1) bola sepak, (2) buah kelapa, (3) kaleng susu. Mana di antara ketiga benda tersebut yang mudah bergerak? apa sebabnya? carilah contoh benda yang dapat bergerak karena adanya dorongan atau tarikan! Jawab: yang mudah bergerak: bola sepak, sebab: bola sepak bulat dan ringan. Gerobak, layang-layang, kereta dorong, dll. Dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Menyimpulkan hasil diskusi Kegiatan akhir: memajangkan hasil pembelajaran (hasil diskusi yang sudah disempurnakan), Tes Tulis.
159
materi dan stimulus yang diberikan guru kapada siswa. Guru mengukur produk pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa dalam kelompok. Di samping pengukuran nilai siswa, dalam pengukurannya juga akan diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya. Pada pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat berkaitan dengan penggunaan percobaan dalam pembelajaran materi IPA maka tindakan kelas dapat berlangsung. Dilihat dari perilaku siswa di kelas, nampak siswa menjadi lebih aktif. Kekompakan dalam kelompok dalam melakukan percobaan sudah mulai tampak. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 58,33. Artinya siswa kelas I sudah dapat dengan baik menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru.Selanjutnya untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 59,38%, artinya guru telah mampu menerapkan metode pembelajaran percobaan dengan baik.Selanjutnya peneliti tampilkan tabulasi data perolehan hasil belajar siswa pada siklus I. Refleksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, nampaknya siklus II perlu dilakukan. Perbaikan pembelajaran dilakukan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran dalam siklus I. Siklus II Perencanaan Dari hasil tindakan siklus I dijumpai bahwa respon siswa masih belum memuaskan dan juga hasil tes masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam pembelajaran ini adalah: melakukan percobaan tentang benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak, berdiskusi tentang ciri-ciri benda yang mudah bergerak, mencari contoh tentang Perubahan membedakan benda yang mudah
Pengamatan Evaluasi terhadap tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan pembelajaran materi pelajaran dapat diamati. Pengamatan yang dilakukan hanya terbatas pada respon siswa terhadap proses belajar mengajar, relevansi respon siswa terhadap sajian 159
160
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
bergerak dengan yang sulit menyusun jadwal penelitian.
bergerak,
Pelaksanaan/Implementasi Kegiatan awal: siswa diajak bertanya jawab tentang, gerak benda: benda yang mudah bergerak dan benda yang sulit bergerak. Contoh: Coba sebutkan bendabenda yang mudah bergerak! (bola, kelereng, jeruk, dll); Mengapa kok mudah bergerak? (karena bulat, halus, licin, karena ditarik dan didorong). Kegiatan inti: siswa mencermati materi yang telah di baca dan yang dijelaskan oleh guru yang berkaitan dengan gerak benda, secara kelompok siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah disiapkan oleh guru. LKS: Diskusikan dengan kelompokmu masing-masing! Ada tiga buah benda: (1) bola sepak, (2) buah kelapa, (3) kaleng susu. Mana diantara ketiga benda tersebut yang mudah bergerak? apa sebabnya? Carilah contoh benda yang dapat bergerak karena adanya dorongan atau tarikan! Jawab: yang mudah bergerak: bola sepak, sebab: bola sepak bulat dan ringan. Gerobak, layang-layang, kereta dorong, dll. Dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Menyimpulkan hasil diskusi. Kegiatan akhir, memajangkan hasil pembelajaran (hasil diskusi yang sudah disempurnakan), tes tulis. Pengamatan Evaluasi terhadap tindakan kelas dilakukaan dengan menggunakan observasi, melalui observasi yang diharapkan dengan percobaankelompok siswa dikelas yang berkaitan dengan materi pembelajaran dapat diamati. Pengamataan yang dilakukan terbatas pada respon siswa terhadap sajian materi. Guru mengukur produk pembelajaran dapat diukur dari prestasi yang dicapai oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran. Disamping pengukuran nilai siswa, dalam pengukuran juga akan diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya.
Dengan melaksanakan apa yang telah direncanakan hasilnya menunjukkan keaktifan siswa dikelas menjadi lebih baik, sudah ada interaksi yang relevan, baik itu interaksi siswa dangan siswa, maupun siswa dengan guru. Begitu pula prestasi siswa dalam proses pembelajaran sangat baik, sudah tampak pemanfaatan waktu melaksanakan tugas secara efisien dan efektif. Hal ini terjadi pada pertemuan I dan II. Pada pertemuan selanjutnya guru sudah dapat melaksanakan skenario pembelajaran secara optimal karena didukung oleh suasana belajar yang responsif dan ceria. Aktivitas siswa dalam KBM di kelas sudah mencapai 70,83%. Artinya siswa kelas I sudah baik dalam melaksanakan dan menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dibeirkan oleh guru. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor sebesar 71,09%. Artinya guru telah baik dalam menerpakan metode percobaan dalam pembelajaran IPA di Kelas I. Sesuai dengan perencanaan evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang nampaknya keberhasilan percobaan dalam mata pelajaran IPA mangalami peningkatan baik yang dilihat dari respon yang ditunjukkan siswa maupun prestasi akhir yang dicapai. Adapun diantaranya faktor yang dinilai dapat mempengaruhi hasil tersebut yaitu meningkatnya kemampuan guru dalam membangkitkan prestasi belajar melalui percobaan pada mata pelajaran IPA. Refleksi Berdasarkan hasil observasi tindakan yang dilakukan, ternyata mengalami peningkatan dalam membangkitkan motivasi siswa. Pada siklus II juga terjadi peningkatan prestasi hasil belajar karena percobaan telah berjalan lebih efektif. Dilihat dari proses pembelajaran dengan percobaan, siswa dapat membedakan benda yang mudah bergerak dan sulit bergerak. Peningkatan-peningkatan pada siswa tersebut membuktikan adanya peningkatan pemahaman terhadap materi
Susianik, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA...
pembelajaran. Dengan demikian kendala yang muncul dalam pembelajarn IPA di kelas I pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II, sehingga tidak diperlukan lagi pemberian perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. Penelitian tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, siswa menerima proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat diskusi materi pelajaran di kelas, masing-masing siswa asyik bertukar pendapat didalam kelompok dalam melakukan percobaan. Kesulitan yang ditemui pada siklus I adalah anak belum terbiasa menggunakan metode ini, sedangkan kesulitan bisa diatasi dalam proses pembelajaran dalam siklus II. Dari analisis data yang diperoleh, ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Peningkatan prestasi siswa dapat ditunjukkan dengan hasil sebagai
161
berikut: (a) Terjadi peningkatan nilai ratarata dari sebelum siklus 67,58 dan pada nilai rata siklus I yaitu 71,37 menjadi 84,84 pada akhir siklus II. (b) Ketuntasan dapat meningkat dari 63,16% pada siklus I menjadi 94,74% pada siklus II. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan motivasi belajarmata pelajaran IPApada siswa kelas I semester II SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Gandusari Kbaupaten Trenggalek Tahun 2013/ 2014 dengan menggunakan percobaan maka tindakan yang dilakukan tergolong berhasil. Karena kita bisa melihat hasil nilai yang dicapai oleh siswa meningkat dari sebelum siklus sampai dengan siklus II. Keberhasilan tersebut oleh penulis digambarkan melalui sebuah grafik peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum siklus sampai dengan siklus II yang ditampilkan pada Gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
161
162
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus yang masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan berdasarkan dari seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dalam pembelajaran IPA dengan percobaan anak diajak untuk terlibat langusng dalam proses analisis dan penemuan. Melalui kegiatan percobaan anak terpacu untuk menggali pengetahuannya; (2) Dengan penerapan percobaan,motivasi belajar siswa meningkat yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi siswa. Peningkatan itu berdasarkan DAFTAR RUJUKAN Akhmadi, Abu. 1986. Teknik Belajar dengan Sistem SKS .Surabaya PT .Bina Ilmu Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahua Alam (IPA) dengan Menggunakan Metod “Discovery” dan Inquiry”. Bagian I. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti. Arikunto, Suharsimi.1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Aksara Baru Haryanto. 2000. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV (SAINS: 162 - 166), Erlangga Jakarta Herman, Hudoyo. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan
hasil observasi yang dilakukan pada sebelum sikus diperoleh nilai rata-rata 67,58 dan pada nilai rata siklus I yaitu 71,37 menjadi 84,84 pada akhir siklus II.Dengan penerapan percobaan juga meningkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I 63,16% pada siklus I menjadi 94,74% pada siklus II. Saran Disarankan agar guru dapat menerapkan percobaan dalam setiap mata pelajaran, sehingga kualitas pembelajaran mengalami peningkatan. Dalam pelaksanaan percobaan perlu diperhatikan tentang kemampuan masing-masing siswa, karena masing-masing siswa mempunyai kemampuan berbeda.
Pelaksanaannya di Depan Surabaya: Usaha Nasional. Joni,
Kelas.
Raka. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Saliwangi, Bassenang. 1989. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Surakhmad, Winarno. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: IKIP Bandung.