142
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE BERBASIS AKTIVITAS KELAS II SEMESTER II SD NEGERI 2 GANDUSARI, KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK UNTUK BIDANG STUDI MATEMATIKA TAHUN 2012/2013 Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode berbasis aktivitas diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dan sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas. Hasil penelitian menunujjan peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada akhir siklus II serta ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II. Kata Kunci: metode berbasis aktivitas, matematika
Matematika adalah dasar pertama yang akan berkutat pada masalah hitungan dan rumusrumus. Matematika juga dapat mencerminkan kepandaian yang baik maupun yang buruk. Misalnya dari penghitungan serta pendapat yang rasional kita dapat menangkap atau tidak maksud dan keinginan orang tersebut, tetapi juga kenyataan keinginannya itu dapat diterima oleh akal atau tidak. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Dalam kenyataannya prestasi belajar Matematika pada siswa kelas II SDN 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Tahun 2012/2013 tentang Operasi Hitung Campuran Perkalian Dan Pembagian rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai 69,03. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan
materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat. Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Strategi belajar berbasis aktivitas, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Strategi belajar berbasis aktivitas untuk mengatasi masalah tersebut METODE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan objek penelitian ini adalah siswa Kelas II Semester II SDN Gesikan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 31 siswa. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini
Sri Suparbiati, Melalui Model Berbasis Aktivitas.....
adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisis, dan catatan harian, dan (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi awal Dari hasil identifikasi permasalahan di kelas II yang dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh kolaborator penelitian diketahui bahwa rendahnya pretasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode belajar siswa yang tidak bervariasi sehingga terkesan monoton dan membosankan dan cenderung membuat para siswa malas dan kurang memperhatikan saat guru menerangkan dalam proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan perubahan penerapan metode pembelajaran lama yang telah dimodifikasi dengan menggunakan metode berbasis aktivitas. Perencanaan (Planning) Pada siklus pertama ini didalam perencanaan materi pembelajaran yang diajukan adalah sebagai berikut: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis aktivitas; (b) Mempersiapkan lembar kerja siswa; (c) Mempersipkan instrument observasi; (d) Menyusun format penilaian. Pelaksanaan (Action) Implementasi pembelajaran pada siklus I, peneliti diskripsikan berikut ini.
143
Pertemuan 1 Kegiatan awal: (1) Guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap kelereng berisi 4 buah; (2) Siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya. Kegiatan inti: (1) Guru membagikan LKS; (2) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan.
Ambil permen dalam kotak kecil. Kemudian bagikan kepada 2 orang temanmu dengan jumlah sama banyak. Masukkan permen yang diterima oleh temanmu dalam plastik berwarna putih. Berapa jumlah permen yang diterima oleh temanmu?
Ambil kotak berwarna kuning, kemudian tentukan jumlah permen dalam kotak semuannya. Gunakan sifta perkalian dalam mengerjakan. Setelah itu bagikan permen tadi kepada 3 temanmu. Berapa permen yang diterima oleh temanmu? Masukan pemen yang diterim oleh temanmu dalam plastik berwarna merah! (1) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, (2) Menyimpulkan hasil diskusi, (3) Pemajangan hasil kerja kelompok, (4) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses.
Kegiatan akhir: (1) Mencatat hasil diskusi, (2) Pemberian tugas rumah. Pertemuan 2 Kegiatan awal: (1) Guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap kelereng berisi 4 buah; (2) Siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya. Kegiatan inti: (1) Guru membagikan LKS; (2) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan. Tentukan nilai dari bilangan berikut.
144
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
perlu melakukan tindakan perencaan lebih lanjut pada siklus selanjutnya.
Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok., selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir: Mencatat hasil diskusi dan pemberian informasi tes pada pertemuan berikutnya. Pengamatan (Observation) Evaluasi terhadap tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan pembelajaran materi pelajaran dapat diamati. Penelti mengukur produk pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa. Di samping pengukuran nilai siswa, dalam pengukurannya juga akan diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya. Dilihat dari perilaku siswa di kelas, nampak siswa menjadi lebih aktif. Kekompakan dalam kelompok sudah mulai tampak, akan tetapi siswa masih canggung saat menjawab pertanyaan dari siswa lain. Proporsi siswa dalam metode berbasis aktivitas baru mencapai 62,50%, artinya proporsi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas sudah menunjukkan aktivitas yang “baik“. Hal ini sejalan dengan proporsi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran yang menunjukkan proporsi aktivitas yang baik dengan prosentase 58,20%. Refleksi Dari hasil obervasi diketahui bahwa prestasi belajar belum mampu mencapai keriteria yang telah ditentukan yaitu dengan tingkat ketuntasan belajar siswa yang masih mencapai 74,19% dari ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebesar 85%. Melihat hasil prestasi belajar siswa inilah, peneliti
Siklus Kedua Perencanaan (planning) Dari hasil tindakan siklus I dijumpai bahwa hasil tes masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam pembelajaran ini adalah: (a) Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sera memberikan perhatian kepada siswa secara merata; (b) Guru mengurangi dominasi dalam kegiatan diskusi serta lebih menggunakan bahasa yang komunikatif; (c) Guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mendemonstrasikan banguan ruang secara bergilir. Pelaksanaan (Action) Diskripsi dari skenario materi pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Kegiatan awal: guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng, setiap kelereng berisi 4 buah kemudian siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya. Kegiatan inti: guru membagikan LKS, siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan.
Ambil permen dalam kotak kecil. Kemudian bagikan kepada 2 orang temanmu dengan jumlah sama banyak. Masukkan permen yang diterima oleh temanmu dalam plastik berwarna putih. Berapa jumlah permen yang diterima oleh temanmu?
Ambil kotak berwarna kuning, kemudian tentukan jumlah permen dalam kotak semuannya. Gunakan sifta perkalian dalam mengerjakan. Setelah itu bagikan permen tadi kepada 3 temanmu. Berapa permen
Sri Suparbiati, Melalui Model Berbasis Aktivitas.....
yang diterima oleh temanmu? Masukan pemen yang diterim oleh temanmu dalam plastik berwarna merah! (1) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain; (2) Menyimpulkan hasil diskusi; (3) Pemajangan hasil kerja kelompok; (4) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir: (1) Mencatat hasil diskusi dan Pemberian tugas rumah. Pertemuan 2 Kegiatan awal: guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap kelereng berisi 4 buah dan siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya. Kegiatan inti: guru membagikan LKS, kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan. Tentukan nilai dari bilangan berikut:
Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok dan selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir: mencatat hasil diskusi dan pemberian informasi tes pada pertemuan berikutnya. Pengamatan (Observation) Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selaku kepala sekolah menunjukkan keaktifan siswa dikelas menjadi lebih, sudah ada interaksi yang relevan, baik itu interaksi siswa dangan siswa, maupun siswa dengan guru. Dengan demikian prestasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat sangat baik. Pada pertemuan selanjutnya guru sudah dapat melaksanakan skenario pembelajaran secara optimal karena didukung oleh suasana belajar yang responsive dan ceria.
145
Aktivitas siswa dalam KBM di kelas sudah mencapai 71,43%. Artinya siswa memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pada siklus II selama pembelajaran berlngsung. Hal ini tentu berkat guru dalam memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pula dalam melaksanakan metode pembelajaran dan perubahan perencanaan tindakan dengan prosentase sebesar 72,13%. Sesuai dengan perencanaan evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang nampaknya keberhasilan metode berbasis aktivitas dalam mata pelajaran matematika mangalami peningkatan baik yang dilihat dari respon yang ditunjukkan siswa maupun prestasi akhir yang dicapai. Refleksi Berdasarkan hasil observasi tindakan yang dilakukan, ternyata mengalami peningkatan dalam membangkitkan motivasi siswa. Pada siklus II juga terjadi peningkatan prestasi hasil belajar karena Metode berbasis aktivitas telah berjalan lebih efektif. Dilihat dari proses pembelajaran dengan metode demosntrasi, terjadi peningkatan-peningkatan pada siswa ini membuktikan adanya peningkatan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 90,32%. Penelitian tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, siswa menerima proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat diskusi materi pelajaran di kelas, masing-masing siswa asyik bertukar pendapat didalam kelompoknya. Dari analisis data yang diperoleh, ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Peningkatan prestasi siswa dapat ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut: (a) Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada akhir siklus II; (b) Ketuntasan belajar siswa
146
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II; (c) Respon terhadap pembelajaran matematikadi kelas IV SDN 2 Gandusari menunjukkan respon yang sangat positif dengan hasil respon 1,86. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peranan metode berbasis aktivitas dalam upaya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar bidang studi matematika pada siswa kelas IV SDN 2 Gandusari maka tindakan yang dilakukan tergolong berhasil. Keberhasilan tersebut oleh penulis digambarkan melalui sebuah grafik peningkatan hasil belajar pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Dalam kegiatan pembelajaran peneliti menerapkan metode berbasis aktivitas melalui kegiatan diskusi. Dalam metode berbasis aktivitas peneliti juga mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran, menggunakan benda-benda yang disukai oleh siswa seperti permen. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas dalam menentukan hasil operasi hitung campuran perklaian dan bilangan dengan menggunakan benda konkrit yang telah disiapkan oleh peneliti.. Dalam
kegiatan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada akhir siklus II serta ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II. Saran Pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas perlu dikembangkan pada mata pelajaran Matematika untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa. Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas dengan model belajar yang lain. Penggunaan model pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitasperlu terus dilakukan, karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas, pelatihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya.
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Sri Suparbiati, Melalui Model Berbasis Aktivitas.....
147
DAFTAR RUJUKAN Isparjadi. 1980. Statistik Pendidikan. Surabaya: University Press IKIP Surabaya Jamaluddin. 2001. Pembelajaran yang Efektif. Depag RI Nurkancana, Wayan, dkk. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional Oemar, Hamalik. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud. Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung Surachmad Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pembelajaran. Bandung : Tarsito. Sutrisno, Hadi. 1987. Statistik IT Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. ………1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ……….1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Matematika. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.