Eko Harmono, Peningkatan Prestasi Belajar Menghitung Volume ...
27
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VI SDN 3 GANDUSARI KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015
Oleh: Eko Harmono SDN 3 Gandusari, Gandusari, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Kolaborasi peneliti selaku kepala sekolah dengan guru kelas VI dalam menerapkan model belajar student Kooperatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi Perkalian pembagian pecahan desimalsiswa Kelas VI Semester Itahun 2014/2015 SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mengajar. (2) Pencapaian prestasi belajar siswa Kelas VI dalam pembelajaran matematika setelah diterapkannya model belajar student Kooperatif. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan Obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Objek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 yang berjumlah 17 siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam kolaborasi penelitian ini, peneliti secara terbuka melakukan dialog dan diskusi dengan guru kelas VI. Rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa dirancang secara konstruktif. Dalam pembelajaran student Kooperatif, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Adanya pemberian reward berupa penambahan poin dan pemberian permen mampu memotivasi aktivitas belajar siswa. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan presentasi siswa dilatih untuk mempunyai tanggung jawab kepada kelompok dan dirinya sendiri. (2) Dengan diterapkannya pendekatan student Kooperatif pada pembelajaran matematika mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada awal siklus diperoleh rata-rata rata-rata hasil belajar siswa pada sebelum siklus hanya sebesar 61,53, pada siklus I sebesar 72,35 dan pada siklus II sebesar 86,59 dengan ketuntasan belajar 100%. Kata Kunci: student kooperatif, matematika, kelas VI
Dunia pendidikan merupakan satu sistem, maka dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional tersebut tidak terlepas dari keterkaitan dengan sistem-sistem kehidupan lainnya. Kehidupan pemerintah, kehidupan bangsa, dan kehidupan keluarga. Apabila kehidupan-kehidupan ini tidak berjalan seperti mana yang diharapkan maka tujuan Pendidikan Nasionalpun akan terimbas pula. Sekolah juga merupakan kehidupan sebuah
sistem, yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling ketergantungan, seperti kepala sekolah, guru, kurikulum, bahan ajar, siswa dan fasilitas, apabila komponen sebuah sistem tersebut terganggu atau tidak berjalan seperti mana yang diharapkan maka dapat dikatakan kehidupan lembaga tersebut akan terganggu pula. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu
27
28
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1984). Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the process by wich an activity oreginiles or is changed trough responding to a situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena kelelahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan, dan perubahan tesebut dilakukan secara berkesinambungan. Hasil belajar merupakan suatu bukti terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, dan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurut Hamalik (2001), hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (I) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap. Metode pembelajaran yang modern tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-
fakta, tetapi sebuah strategi tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Terutama pada mata pelajaran matematika, dimana matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik. Topik-topik dalam Matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar Matematika dengan baik harus melalui jalurjalur pasti telah tersusun secara logis. Disamping itu setelah anak memahami fakta, keterampilan konsep dan aturan obyek-obyek langsung itu harus dilatih dan di fahamkannya juga. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupakan prasarat itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan kinerja guru sebagai upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam
Eko Harmono, Peningkatan Prestasi Belajar Menghitung Volume ...
kegiatan belajar mengajar di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi Kooperatif. Model Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang mendasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit dan mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya, siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang komplek. Penekanan pada hakekat sosial dalam belajar dan menggunakan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berfikir yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan pengertian. Metode kooperatif adalah pembelajaran yang berdasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsepkonsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok 4 orang untuk membantu memecahkan masalah yang komplek (Nur, 2000). Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan model belajar Kooperatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi Menghitung volume prisma segitiga dan tabung siswa Kelas VI Semester I Tahun 2014/2015 SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mengajar.
29
peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan Obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Objek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 yang berjumlah 17 siswa. Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia dan non manusia. Sumber data manusia dalam penelitian tindakan ini adalah guru Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (a) Observasi; (b) Wawancara; (c) Dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Siklus I Refleksi Awal Refleksi awal penelitian ini diambil dari hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti selaku kepala sekolah. Dari hasil evaluasi kinerja guru yang dilakukan setiap tri bulan diketahui bahwa siswa kelas VI mengalami kesulitan belajar pada pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi ulangan harian belajar siswa yang hanya mencapai ketuntasan sebesar 41,18%.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Kehadiran peneliti dalam kegiatan penelitian ini lebih tepat bila dimaksudkan dalam kegiatan active participation. Sebab
29
30
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Kajian lain diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti melalui instrumen monitoring aktivitas belajar di kelas, yang menunjukkan aktivitas belajar yang tidak aktif dan kondusif. Guru masih menggunakan metode konvensional yang bersifat traksional, yaitu hanya memindahkan ilmu kepada siswa tanpa melibatkan siswa dalam menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya. Dari hasil kajian ini, peneliti melakukan dialog dengan guru kelas VI untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas. Salah satu cara yang ditawarkan peneliti adalah dengan menggunakan pembelajarn Kooperatif. Peneliti menjelaskan kepada guru kelas VI, bahwa pembelajaran seharusnya ikut melibatkan siswa secara aktif dalam menggali pengetahuan, yaitu melibatkan pengetahuan dan pengalaman anak pada materi yang diajarkan sehingga pembelajaran yang menjadi bermakna. Peneliti juga menjelaskan bahwa diperlukan media tertentu agar anak terarah dalam memahami suatu materi tidak hanya rencana pembelajaran dan program pembelajaran saja, yang dibuat tetapi juga lembar kerja siswa yang dirancang oleh guru agar sesuai dengan metode yang digunakan. Dalam pembelajaran Kooperatif guru tidak dilarang untuk menjelaskan sejelas-jelasnya kepada siswa materi yang diajarkan, hanya penyampaiannya yang diubah. Untuk itu perlu digunakan metode belajar yang sesuai dengan permasalahan pembelajaran di kelas VI, yaitu dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif. Perencanaan Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I yaitu: (a) Mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran; (b) Mempersiapkan lembar observasi siswa; (c) Mempersiapkan lembar observasi guru; (d) Mempersiapkan lembar penilaian; (e) Mempersiapkan lembar evaluasi; (f) Menyusun jadwal penelitian. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pembelajaran siklus I terdiri dari 6 x 35 menit yang dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Adapun rencana pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut. Pertemuan ke 1, terdiri dari: Kegiatan Awal, meliputi: (a) Memberikan motivasi; (b) Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang luas berbagai bangun datar. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Eksplorasi, dimana peserta didik dapat melakukan percobaan dengan menggunakan media prisma segi tiga dan kubus yang dibentuk menjadi balok serta pengamatan, analisis data dan diskusi untuk dapat menurunkan rumus volum berbagai bangun ruang; (b) Elaborasi, yaitu melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal; (c) Konfirmasi, dimana guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Menyimpulkan materi; (b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; (c) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 2, terdiri dari: Kegiatan Awal, meliputi: (a) Memberikan motivasi; (b) Apersepsi. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Eksplorasi, yaitu Peserta didik dapat Menghitung volume prisma segitiga dan tabung; (b) Elaborasi, yaitu Melakukan
Eko Harmono, Peningkatan Prestasi Belajar Menghitung Volume ...
percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal untuk dapat mengaplikasikan rumus luas, volume, dan keliling bangun dalam pemecahan masalah sehari-hari; (c) Konfirmasi, yaitu Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup, meliputi (a) Menyimpulkan materi; (b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; (c) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
31
capai 72,35 dengan ketuntasan belajar sebesar 76,47% masih belum mencapai ketuntasan belajar yang peneliti inginkan sebesar 85%. Siswa masih belum dapat sepenuhnya mengikuti pembelajaran mereka masih belum terbiasa dengan metode baru yang diterapkan peneliti. Maka dari itu dalam siklus I peneliti bersama kolaborator penelitian diharapkan mampu mengembangkan metode pembelajaran pada siklus II sehingga prestasi siswa dapat meningkat pada siklus II. Dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih terpengaruh oleh strategi konvensional dalam artian komunikasi satu arah yang disampaikan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar sebelumnya. Dari 17 responden, diperoleh persentase keaktifan 43,75%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Sedangkan untuk aktivitas guru menunjukkan aktivitas yang cukup baik dengan ptosentasi aktivitas sebesar 50%.
Pengamatan Siklus I Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa pembelajaran Kooperatif berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika Pokok bahasan Menghitung volume prisma segitiga dan tabung siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika materi Menghitung volume prisma segitiga dan tabung. Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipastikan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar. Demikian juga sebaliknya. Sedangkan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus). Berdasarkan data hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa men-
Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan; (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; (4) kegiatan diskusi
31
32
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Rencana Perbaikan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut: (a) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; (b) Guru memotivasi siswa khususnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan Pendekatan Kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Kegiatan Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disusun oleh peneliti bersama mitra guru pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan alokasi waktu 6 x 35 menit dalam 2x pertemuan. Rencana pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut. Pertemuan ke 1, terdiri dari: Kegiatan Awal, meliputi: (a) Memberikan motivasi; (b) Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang luas berbagai bangun datar. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Eksplorasi, yaitu peserta didik dapat Melakukan percobaan
dengan menggunakan media prisma segi tiga dan kubus yang dibentuk menjadi balok serta pengamatan, analisis data dan diskusi untuk menurunkan rumus volum berbagai bangun ruang; (b) Elaborasi, yaitu melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal; (c) Konfirmasi, yaitu guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Menyimpulkan materi; (b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; (c) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 2, terdiri dari: Kegiatan Awal, meliputi: (a) Memberikan motivasi; (b) Apersepsi. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Eksplorasi, yaitu peserta didik dapat Menghitung volume prisma segitiga dan tabung; (b) Elaborasi, yaitu melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal untuk dapat mengaplikasikan rumus luas, volume, dan keliling bangun dalam pemecahan masalah sehari-hari. (c) Konfirmasi, yaitu guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Menyimpulkan materi; (b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; (c) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa pen-
Eko Harmono, Peningkatan Prestasi Belajar Menghitung Volume ...
dekatan Kooperatif berdampak positif terhadap minat belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar Matematika materi Menghitung volume prisma segitiga dan tabung. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan pendekatan Kooperatif yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini ditunjukkan oleh nilai ratarata siswa pada siklus II mencapai 86,59 dengan persentase ketuntasan sebesar 100% dengan demikian ketuntasan yang diinginkan peneliti dapat diperbaiki pada siklus II. Persentase keaktifan guru 76,25% artinya guru mampu beraktifitas secara baik pada siklus II sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika adalah 72,50%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti.
33
permudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015. Hasil Pembahasan Penelitian dan Pengambilan Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Pendekatan Kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar Matematika materi Menghitung volume prisma segitiga dan tabung bagi siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 dimaksudkan untuk. Meningkatkan Aktivitas Siswa Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah. Atas dasar pernyataan tersebut diatas, maka aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi/ pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pendekatan Kooperatif salah satu pendekatan yang ditawarkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas belajar matematika di kelas VI dapat dilihat pada Gambar 1.
Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar; (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru; (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mem-
33
34
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Meningkatkan Prestasi Siswa Prestasi belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahanperubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar.
Hasil yang diperoleh oleh siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Untuk prestasi belajar ditunjukkan pada hasil evaluasi pada siklus II, diperoleh sebagai berikut. Dari 17 siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SDN 3 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tersebut diketahui, rata-rata hasil belajar siswa pada sebelum siklus hanya sebesar 61,53, pada siklus I sebesar 72,35 dan pada siklus II sebesar 86,59. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan telah terbukti secara meyakinkan.
70.00
70.00
70.00 60.00
51.25
52.50
50.00 SIKLUS I
40.00
SIKLUS II
30.00 20.00 10.00 0.00 AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Matamatika di Kelas VI SDN 3 Gandusari
Eko Harmono, Peningkatan Prestasi Belajar Menghitung Volume ...
35
100.00
100.00
86.59
90.00 72.35
80.00 70.00
76.47
61.53
60.00
NILAI RATA-RATA
50.00
41.18
%KETUNTASAN
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Matamatika di Kelas VI SDN 3 Gandusari belajar siswa pada awal siklus diperoleh ratarata rata-rata hasil belajar siswa pada sebelum siklus hanya sebesar 61,53, pada siklus I sebesar 72,35 dan pada siklus II sebesar 86,59 dengan ketuntasan belajar 100%.
PENUTUP Kesimpulan Dalam pembelajaran Kooperatif, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Adanya pemberian reward berupa penambahan poin dan pemberian permen mampu memotivasi aktivitas belajar siswa. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan presentasi siswa dilatih untuk mempunyai tanggung jawab kepada kelompok dan dirinya sendiri. Dengan diterapkannya pendekatan Kooperatif pada pembelajaran matematika mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi
Saran-saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Kooperatif. Penerapan pendekatan Kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar.
DAFTAR RUJUKAN Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon
Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: JosseyBass Publishers
35
36
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengujar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang
Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia
Nur, M. 2000. Strategi Belajar. Surabaya: University Press.
Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Spradley, J., P. 1980. Participant Observation, NewYork: Holt, Rinehart and Winston. Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.