Iwit Sunarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Perbandingan dan Skala...
17
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBERIAN BALIKAN DI KELAS V SD NEGERI 3 SUKORAME KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013
Oleh: Iwit Sunarsih SD Negeri 3 Sukorame, Gandusari, Trenggalek
Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mendiskripsikan upaya guru kelas V dalam pembelajaran bidang studi Matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model Pemberian Balikan; (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pemberianbalikan; (3) Untuk mengetahui sikap siswa dengan diterapkannya pemberian bailkan dalam pembelajaran matematika di Kelas V. Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas V dengan populasi penelitian siswa kelas V Tahun 2012/2013 semester II yang berjumlah 20 siswa. Analisis data dilakukan secara menyeluruh terhadap hasil ulangan, pengamatan aktivitas guru dan siswa serta hasil angket siswa. Melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata dapatmeningkatkan keaktifan siswa dan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 3 Sukorame. Hal ini dapat dilihat darinilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 75,00 meningkat menjadi 86,00 dengan persentase ketuntasan sebesar 95,00% pada akhir siklus II. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pemberian balikanmemberikan respon yang sangat positif dengan perolehannilai respon sebesar 1.87%. Kata Kunci: Pemeberian Balikan, Matematika, Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada dasarnya merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari suatu tindakan. Senada dengan pertanyaan Winkel (1996: 36) bahwa perubahan yang terjadi sebagai akibat aktivitas disebut dengan prestasi belajar atau hasil belajar. Begitu juga pendapat Djamarah (2002: 28)bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Konsep prestasi belajar seperti di atas merupakan arti secara umum. Arti khusus prestasi belajar adalah yang diperoleh di sekolah. Suryabrata (1990) menyatakan sejauh mana perubahan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran yang telah diajarkan kepadanya. Menurut Curle (1982:37) prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungannya. Sejalan dengan tinjauan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah ditentukan oleh faktorfaktor yang bersifat endogen dan eksogen atau eksternal siswa seperti peranan guru dalam proses belajar mengajar, pemilihan model pembelajaran dan sebagainya. Berdasarkan hasil kajian tentang faktor-faktor yang menentukan prestasi belajar siswa tersebut di atas dapatlah dirumuskan kerangka berpikir bahwa peranan faktor eksternal (termasuk pemilihan dan penerapan model pembelajaran dalam, proses belajar mengajar) dan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar sangat berbubungan erat dengan prestasi belajar siswa.
17
18
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa minat dan motivasi siswa serta perhatian siswa terhadap materi pelajaran matematika terutama mengenai perbandingan dan skala masih rendah. Dalam proses pembelajaran siswa masih diperlakukan sebagai obyek, dalam arti guru masih saja menerapkan metode konvensional yaitu ceramah sehingga informasi hanya berlangsung searah saja dan pembelajaran lebih didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia. Dengan demikian siswa praktis tidak aktif dalam menerima materi pelajaran. Kondisi kelas seperti ini mengakibatkan timbulnya kejenuhan dan akhirnya banyak siswa yang mengantuk. Apalagi kalau pembelajaran berlangsung padajaam terakhir. Disamping itu juga siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran yang berakibat materi yang diterima masih bersifat abstrak dan banyak berupa hafalan. Dengan demikian karena materi bersifat hafalan dan abstrak maka tentu saja akan mudah terhapus dalam ingatan siswa. Pada hal materi Matematika rnerupakan materi yang lebih banyak bersifat terapan bukan hafalan. Matematika timbul karena pikiranpikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah Aritmatika, Aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik. Kondisi pembelajaran di Kelas V SDN 3 Sukorame tersebut perlu segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan pendekatan pemberian balikan. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa
belajar yaitu dengan memberikan informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan. Cara ini juga memungkinkan siswa untuk mengetahui dan menelusuri sendiri seberapa kemajuanya dalam pencapaian tujuan. Balikan menurut Means dkk dalam Noeng (1993) adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam hal memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran, sedangkan Kings dan Behuke dalam Moh.Uzer (2001:17) menyatakan bahwa balikan merupakan komponen penting yag efektif fungsinya bagi komunikasi pembelajaran. Kemudian Hill dalam Wahyono (1998:27) mengemukakan bahwa balikan merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Di lanjutkan oleh Bigss dalam Wahyono(1998:27) balikan dalam pembelajaran adalah korelasi terhadapa jawaban untuk respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan dengan begitu siswa akan tahu apakah jawaban atau pekerjaanya benar atau tidak. Dari pengertian tersebut di atas peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa melalui penerapan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran maka siswa terlibat langsung secara optimal dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan Pemberian Balikan seorang guru juga dapat melatih siswa untuk bekerja sama serta menghargai pendapat/ide dari temannya. Dengan demikian keaktifan siswa dan ketelibatan secara langsung dalam kegiatan proses pembelajaran akan lebih mempermudah siswa dalam memahami suatu masalah/materi pelajaran. Melalui Pemberian Balikan guru dapat merangsang ingatan siswa tentang konsep-konsep yang telah disampaikan oleh
Iwit Sunarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Perbandingan dan Skala...
guru sebelumnya melalui pertanyaan-pertanyaan, sehingga dengan demikian siswa akan lebih bersifat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kenyataan ini diharapkan melalui Pemberian Balikan seorang guru akan mampu merangsang para siswa untuk menggali dan mencari serta memahami masalah-masalah yang dilontarkan oleh guru. Di samping itu melalui Pemberian Balikan dapat digunakan sebagai wahana untuk melatih keberanian para siswa untuk mengemukakan pendapatnya secara sistematis dimuka umum dan belajar menghargai pendapat orang lain. Dengan adanya penerapan Pemberian Balikan akan melatih siswa untuk mengambil suatu keputusan secara bertanggung jawab, konsisten dan konsekuen karena melalui berbagai pertimbangan dan pendapat dari berbagai pihak untuk memecahkan suatu permasalahan. Bloom & Bourdon dalam Wahyono (1998:31) menyatakan, balikan yang disertai penjelasan rinci membuat siswa lebih bergairah dan lebih mudah untuk memperbaiki kesalahanya.Hal ini di dukung pula oleh hasil penelitian Craig dkk dalam Pasaribu (1997:24) yang menyatakan bahwa balikan yang disertai dengan penjelasan (deskriptif) lebih baik dari pada yang hanya menyatakan salah atau benar. Dengan ungkapan lain Panjaitan (1997:25) menyatakan bahwa siwa yang menerima balikan ekspositori memperoleh hasil belajar yang baik dari pada yang menerima balikan secara simbolik. Penerapan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran mengandung beberapa keunggulan. Menurut Sriyono, dkk (1991 : 11) berpendapat bahwa keunggulan dari Pemberian Balikan sama dengan metode kerja kelompok yaitu: (a) Melibatkan pelajar secara langsung dalam proses pembelajaran;
19
(b) Memupuk kepercayaan kepada diri sendiri; (c) Menggabungkan berbagai pendapat dari berbagai sumber; (d) Menghasilkan pandangan baru; (e) Memudahkan pencapaian tujuan; (f) MeIatih belajar bertukar pikiran dan berpikir secara terarah; (g) Memupuk sikap tolerensi, mau menerima dan memberi; (h) Mengembangkan kebebasan intelektual pelajar; (i) Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menguji, mengubah dan memperbaiki pandangannya; (j) Memberi kesimpulan kepada mereka untuk menjalin hubungan kerja sama berikutnya. Sedangkan menurut Rahman Subagyo (1984: 22) bahwa keunggulan dari Pemberian Balikan adalah sebagai berikut: (a) Merangsang siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam bentuk ide, gagasan atau prakarsa; (b) Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman atau pihak lain dalam rangka memecahkan masalah; (c) Membina keterampilan menyajikan, mempertahankan dan menghargai pendapat orang lain serta menumbuhkan sikap demokratis; (d) Memperluas cakrawala berpikir dalam memecahkan masalah; (e) Hasil kerja kelompok menjadi lebih baik dari pada memecahkan masalah sendiri karena hasil pemikiran bersama dan dipertanggungjawabkan bersama. Dari uraian di atas dapatlah penulis simpulkan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan akan mendorong siswa aktif terlibat dalam pemecahan suatu masalah, berani mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, proses pembelajaran lebih hidup jika dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Latar belakang inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan yang
19
20
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mendiskripsikan upaya guru kelas V dalam pembelajaran bidang studi Matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model Pemberian Balikan; (2) Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pemberian balikan; (3) Mengetahui sikap siswa dengan diterapkannya pemberian bailkan dalam pembelajaran matematika di Kelas V. METODE PENELITIAN Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (a) Refleksi awal; (b) Peneliti dan mitra guru merumuskan permasalahan secara operasional dan relevan dengan rumusan masalah penelitian yang telah peneliti tetapkan pada bab I; (c) Peneliti dan mitra guru merumuskan hipotesis tindakan; (d) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Tahap pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini antara lain: (1) Peneliti melaksanakan desain/penyampaian materi dengan menerapkan Pemberian Balikan; (2) Penelitimelakukan proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan materi pelajaran pokok bahasan Perbandingan dan Skala. Pengamatan dilakukan secara komprehensif oleh mitra guru kolaborator dengan memanfaatkan alat perekam, pedoman pengamatan dan catatan lapangan yang dibutuhkan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan PTK. Refleksi
Setelah pengamatan selesai dilakukan dalam rangka memperoleh data, maka data tersebut diolah yang akhirnya dapatlah digunakan sebagai bahan acuan untuk menarik suatu kesimpulan. Bila ternyata hasil kesimpulan tersebut menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan maka, perlu dicari faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidak tercapaian tersebut. Barulah kemudian diadakan perbaikan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidak tercapaian tersebut, lalu dimulai lagi dari awal guna melakukan penelitian tindakan kelas untuk siklus berikutnya. Demikian siklus ini berjalan sampai pada tahap hasil yang memuaskan yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak 2 (dua) siklus penelitian. Subyek penelitian yang ditetapkan adalah guru Kelas V SDN 3 Sukorame Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek semester genap Tahun 2012/2013. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah berupa tes, angket, observasi, catatan lapangan, dokumen dan buku harian. Penyiapan Partisipan PTK ini didasari dengan prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, sehingga penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan agar dapat membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. Kemudian partisipan juga diperlukan pada saat peneliti melakukan refleksi karena dapat dimintai pendapatnya, mengingat partisipan juga ikut terlibat langsung pada saat kegiatan pengamatan penelitian. Kegiatan diawali saat melakukan diskusi dengan partisipan tentang desain/
Iwit Sunarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Perbandingan dan Skala...
strategi pembelajaran yang menerapkan Pemberian Balikan kemudian diikuti dengan penyusunan rencana pembelajaran menggunakan Pemberian Balikan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pelaksana proses pembelajarandi kelas yang menggunakan Pemberian Balikan, sedangkan partisipan/ mitra guru bertugas sebagai pengamat jalannya proses pembelajaran yang menggunakan Pemberian Balikan.
21
Pukul 07.15 WIB, peneliti memasuki kegiatan inti; (6) Siswa menerima LKS; (7) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya; (8) Pukul 07.35 WIB siswa melaporkan hasil kelompok; (9) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (10) Pukul 08.10 WIB, siswa mengerjakan tes mandiri; (11) Pukul 08.35 WIB siswa memajangkan hasil tes; (12) Guru memberika penegasan catatan siswa; (13) Pelajaran diakhiri dengan doa; (14) Pertemuan kedua pada siklus I terjadi pada tanggal 26 Pebruari 2013; (15) Pukul 07.00 WIB, guru memasuki kegiatan pendahuluan; (16) Siswa diminta untuk berdoa bersama; (17) Guru mengecek kehadiran siswa; (18) Siswa diajak untuk kegiatan tanya jawab tentang skala; (19) Pukul 07.15 peneliti memasuki kegiatan inti; (20) Siswa diajak untuk menngamati gambar peta dan denah; (21) Siswa diajak untuk menemukan skala pada denah; (22) Pukul 07.20 WIB, siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya; (23) Pukul 07.35 Melaporkan hasil kelompok; (24) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (25) Pukul 07.45 WIB, siswa mengerjakan tes mandiri; (26) Pukul 08.05 WIB siswa memajangkan hasil tes; (27) Penegasan catatan siswa; (28) Pelajaran ditutup dengan doa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian pada Siklus I Refleksi Awal SDN 3 Sukorame adalah salah satu sekolah dasar yang berada di desa Sukorame kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sekolah yang dipimpin oleh Bapak Warsito, S.Pd, MM, ini mendapatkan anemo dari masyarakat yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Perencanaan Dalam tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan sekaligus melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang telah direncanakandalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Perbandingan dan Skala. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Pertemuan pertama pada siklus I terjadi pada tanggal 25 Pebruari 2013. Pada kegiatan pendahuluan siswa diminta untuk berdoa bersama; (2) Guru mengecek kehadiran siswa; (3) Siswa diajak untuk kegiatan tanya jawab dengan mengamati banyak siswa laki-laki dan banyak siswa perempuan di kelas V; (4) Setelah itu siswa membandingkan banyak siswa laki-laki dengan banyak siswa perempuan dan banyak siswa laki-laki dengan banyak seluruh siswa di kelas; (5)
Pengamatan Hasil pengamatan dari lembara pengamatan aktivitas guru menunjukkan guru lebih dominan dalam pembelajaran, dalam pemberian balikan tulisan, guru membutuhkan banyak waktu, karenakoreksi dilakukan perindividu, namun demikian guru tekah mampu memotivasi siswa untuk dapat bekerjasama dengan pasangan kelompoknya. Selanjutnya untuk aktivitas siswa pada siklus I siswa menunjukkan bahwa masih ditemui siswa yang bekerja sendiri, pertanyaan yang
21
22
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
diajukan siswa tidak fokus pada materi, serta keberanian siswa masih. Refleksi Dari hasil pengamatan dan analisis data tersebut, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada siklus pertama dengan menerapkan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran Matematika ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 3 Sukorame Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek sudah meningkat namun belum optimal, karena belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil Belajar siswa Pada siklus II Perencanaan Dalam hal ini langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian/ pengamatan siklus II dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Perbandingan dan Skala antara lain: (a) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa Satuan pelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Butirbutir soal untuk evaluasi; (b) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian/ proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan. Pelaksanaan/ Implementasi Dalam tahap ini guru kelas V sebagai kolaborator melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan peneliti (kepala sekolah) melakukan pengamatan/ penelitian terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Perbandingan dan Skala. Adapun langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: (1) Pertemuan pertama pada siklus I terjadi pada tanggal 25 Pebruari 2013. Pada kegiatan
pendahuluan siswa diminta untuk berdoa bersama; (2) Guru mengecek kehadiran siswa; (3) Siswa diajak untuk kegiatan tanya jawab dengan mengamati banyak siswa lakilaki dan banyak siswa perempuan di kelas V; (4) Setelah itu siswa membadingkan banyak siswa laki-laki dengan banyak siswa perempuan dan banyak siswa laki-laki dengan banyak seluruh siswa di kelas; (5) Pukul 07.15 WIB, peneliti memasuki kegiatan inti; (6) Siswa menerima LKS; (7) Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya; (8) Pukul 07.35 WIB siswa melaporkan hasil kelompok; (9) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (10) Pukul 08.10 WIB, siswa mengerjakan tes mandiri; (11) Pukul 08.35 WIB siswa memajangkan hasil tes; (12) Guru memberika penegasan catatan siswa; (13) Pelajaran diakhiri dengan doa; (14) Pertemuan kedua pada siklus I terjadi pada tanggal 26 Pebruari 2013; (15) Pukul 07.00 WIB, guru memasuki kegiatan pendahuluan; (16) Siswa diminta untuk berdoa bersama; (17) Guru mengecek kehadiran siswa; (18) Siswa diajak untuk kegiatan tanya jawab tentang skala; (19) Pukul 07.15 peneliti memasuki kegiatan inti; (20) Siswa diajak untuk menngamati gambar peta dan denah; (21) Siswa diajak untuk menemukan skala pada denah; (22) Pukul 07.20 WIB, siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya; (23) Pukul 07.35 Melaporkan hasil kelompok; (24) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (25) Pukul 07.45 WIB, siswa mengerjakan tes mandiri; (26) Pukul 08.05 WIB siswa memajangkan hasil tes; (27) Penegasan catatan siswa; (28) Pelajaran ditutup dengan doa. Pengamatan
Iwit Sunarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Perbandingan dan Skala...
Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di kelas V terekam bahwa guru sudah mampu mengurangi dominasi pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dibanding dengan guru.
mengatasi pembelajaran yang muncul pada siklus I. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 51,25% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang cukup baik. Dengan semakin baiknya aktivitas guru maka aktivitas siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan sebesar 75,00%. Hal ini juga membuktikan bahwa siswa telah terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru. Dari hasil pengamatan dan analisis data secara keseluruhan mulai siklus I dan siklus II tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 3 Sukorame dapat meningkat secara optimal. Adapun tampilan grafik dari data di atas adalah sebagai berikut.
Refleksi Dari hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan direncanakan oleh peneliti sehingga ketuntasan belajar siswa pdaa siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 56,25%. Untuk aktivitas guru yang diberikan pada siklus I termasuk dalam kriteria aktivitas yang cukup baik. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor sebesar 71,25%. Hal ini membuktikan bahwa guru telah mampu
95.00 100.00 90.00 80.00
75.00
86.00
75.00
70.00 60.00
Prestasi Belajar
50.00
Ketuntasan Belajar
40.00 30.00
20.00 10.00 0.00 Siklus I
23
Siklus II
Gambar 1 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
23
24
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
PENUTUP Kesimpulan Dalam menerapkan pemberian balikan tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan kegiatan obervasi awal untuk mengumpulkan data awal penelitian. Dari hasil data ini dilakukan refleksi untuk menemukan solusi dari permsalahan yang dihadapi oleh kelas V. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pelaksanaan tindakan. Guru kelas V membagi kelas ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas yang sama. Anggota dalam satu kelompok secara berpasangan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kelompoknya untuk mendapatkan pemecahan. Setelah diskusi berpasangan selesai, kelompok pasanan kembali kepada kelompok berempat, kemudian guru meminta kelmpok terpilih untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru memberikan penegasan secara tertulis terhadap hasil diskusi masing-masing kelompok. Melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa dan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa DAFTAR RUJUKAN Pasaribu, Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja karya Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Wahyono. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung, Rosdakarya
Kelas V SDN 3 Sukorame. Hal ini dapat dilihat darinilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 75,00 meningkat menjadi 86,00 dengan persentase ketuntasan sebesar 95,00% pada akhir siklus II. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pemberian balikanmemberikan respon yang sangat positif dengan perolehannilai respon sebesar 1.87%. Saran Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru mau mencoba menerapkan strategi Pemberian Balikan agar dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa sehinggaakan mampumempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Disamping itu dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan Kepala sekolah selalu memberikan dorongan kepada Guru agar bersedia melakukan class reform dengan jalan melakukan perubahan dalam penerapan metode pembelajaran seperti Pemberian Balikan dalam rancangan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa dan prestasi belajar.
Noeng Muhajir. 1993. Subyek Didik, Jakarta: Rineka Cipta. Rahman, H., & Husnan. 1996. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Bagian Proyek Penerbit FE UGM. Winkel,W,S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Iwit Sunarsih, Peningkatan Prestasi Belajar Perbandingan dan Skala...
25
Sriyono, dkk. 1991. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Karya
Curle
Subagyo Rahman. 1984. Belajar, Pembelajaran dan Metode-metode Dalam Pembelajaran. Jakarta, BRI Urusan Pendidikan dan Pelatihan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
25
A. 1982. Identitas Profesional Perencanaan Pendidikan. Jakarta: LAN.