138
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS II SD NEGERI I GADOR KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Patmiatin SD Negeri I Gador, Durenan, Trenggalek Abstrak. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa Kelas II SD Negeri I Gador Kecamatan Durenan Trenggalek pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri I Gador Desa Gador Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas II Semester I SD Negeri I Gador Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya berjumlah 29 siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan yaitu mulai bulan September sampai bulan Oktober 2013 pada semester ganjil. Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis data yang telah di dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL di kelas II SD Negeri I Gador pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum siklus nilai rata-rata kelas 62,76, dengan siswa yang lulus KKM sebanyak 51,72% (15 siswa). Setelah pembelajaran siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 72,76, dan siswa yang tuntas sebanyak 79,31% (23 anak). Dan setelah pembelajaran siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 91,03 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan juga meningkat, ini dapat dilihat dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang kurang pada siklus I menjadi lebih baik pada siklus II. Kata kunci: pendekatan CTL, matematika
Matematika muncul karena fikiran-fikiran manusia yang berkaitan dengan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik, selain itu Matematika adalah ratunya i1mu (matematic is the queen science) maksudnya antara lain ialah bahwa Matematika itu tidak tergantung pada bidang studi lain, misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbul dan istilah yang
cermat yang disepakati secara bersama. Mata pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib untuk diajarkan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, karena matematika dapat berperan sebagai alat bantu bagi pengetahuan yang lain. Mengingat pentingnya penguasaan mata pelajaran matematika, maka sampai sekarang untuk sekolah dasar sampai menengah tetap diujikan secara nasional (Ujian Nasional), sedangkan mata pelajaran yang lain ada yang ikut diujikan secara Nasional, ada yang diujikan secara lokal.
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika umumnya peserta didik menonton gurunya menyelesaikan soal-soal di papan.Praktek pembelajaran seperti ini diusulkan untuk diperbaiki dengan menambahkan tugas baru, misalnya meminta siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika dengan melibatkan aspek sosial. Disini penulis ambil contoh pada giometri bidang, pada giometri bidang itu terdapat unsur-unsur terutama antara lain ialah titik, garis, lengkungan dan bidang, sekarang kita tinjau pengertian titik. Titik itu dianggap ada tetapi tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat dengan tepat, sebab titik itu adalah unsur yang tidak didefinisikan. Dengan kata lain hanya mampu memberikan penjelasan misalnya “titik itu adalah suatu, yang mempunyai ukuran panjang, luas, isi atau berat, “yang juga belum jelas” Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada. Obyek langsung dalam Matematika ialah fakta, keterampilan proses dan aturan (principal) untuk mempelajari obyek-obyek langsung ataupun untuk mempelajari topiktopik dalam Matematika tidak dapat sembarangan. (Suryana, 2002). Topik-topik dalam Matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar.Setiap orang yang ingin belajar Matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis.Disamping itu setelah anak memahami fakta, keterampilan konsep dan aturan obyek-obyek langsung itu harus difahamkannya juga. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedurrumus, dalil dan senitia yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupakan prasarat
139
itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. Namun pada kenyataannya yang terjadi di sekolah kebanyakan siswa tidak menyukai mata pelajaran matematika. Banyak kalangan pelajar yang menganggap belajar di kelas adalah hal yang kurang menyenangkan, siswa berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan informasi materi berdasarkan buku teks yang telah ditentukan dan mengerjakan tugas dari guru untuk mendapatkan nilai. Kegiatan seperti ini biasanya dijalani pelajar setiap hari, sehingga siswa menganggap bahwa belajar hanya sebagai rutinitas untuk mendapatkan nilai tanpa diiringi dengan pemahaman untuk menambah pengetahuan baru dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga siswa menjadi pasif dan pembelajarnnya kurang bermanfaat. (M.Khafid, 2004) Gale dan Barline (1998) mengungkapkan pada prinsipnya untuk membangkitkan motivasi guna peningkatan prestasi belajar siswa perlu adanya keterkaitan materi-materi pelajaran yang akan diajarkan dengan sesuatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 2009: 113). Agar siswa lebih bersemangat dalam belajar Matematika, kita dapat berpedoman pada beberapa prinsip antara lain: (1) Kebermaknaan, (2) Prasarat, (3) Prinsip Mode-
139
140
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
ling, (4) Menarik, (5) Partisipasi dan keterlibatan, (6) Penarikan bimbingan secara langsung, (7) Penyebaran jadwal, (8) Konsekuen dan kondisi yang menyenangkan dan (9) Komunikasi terbuka. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gugus Action Research Matematika yang menyimpulkan bahwa. (1) Siswa memperoleh pokok bahasan Matematika dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar, (2) Siswa mengetahui manfaat pokok bahasan Matematika yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari dan (3) Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tes yang dirancang relevan dengan proses belajar mengajar. Tim Peneliti tersebut juga menyimpulkan bahwa kemampuan dan sikap guru dalam pelaksanaanbelajar mengajar sangat menentukan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk pandai dalam memilih strategi, pendekatan, metode maupun media yang sesuai dengan materi dan situasi serta kondisi siswa yang kita bimbing, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang baik. Dalam pembelajaran matematika seharusnya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi (Contextual learning) dan sedapat mungkin diupayakan mengkongkretkan materi pembelajaran dengan obyek-obyek yang sudah dikenal siswa. Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dapat dibimbing untuk menguasai konsep matematika. CTL (Contekstual Teaching And Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil pendekatan CTL karena dengan pendekatan CTL diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran langsung (kongkrit). CTL membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan pendekatan CTL dalam meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman siswa Kelas II SD Negeri I Gador tentang penjumlahan dan penguranganbilangan; (2) Meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman siswaKelas II SD Negeri I Gador tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan melalui pendekatan CTL. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri I Gador Desa Gador Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas II Semester I SD Negeri I Gador Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya berjumlah 29 siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan yaitu mulai bulan September sampai bulan Oktober 2013 pada semester ganjil.
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini menggunakan 2 siklus. Desain penelitian yang digunakan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang terdapat pada setiap siklusnya. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas.Pada siklus dalam penelitian tindakan kelas ini yang diberikan berupa pembelajaran menggunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran; (2) Lembar Tertulis, digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran,tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Lembar Angket, berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL); (4) Daftar nilai, menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
141
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Pra Siklus Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data oleh peneliti terkait dengan pendekatan, metode atau media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan di kelas II SD Negeri I Gador. Metode pembelajaran yang digunakan pada pra siklus adalah dengan ceramah dan penugasan. Kendala yang ditemui ketika proses pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan yaitu siswa terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif sehingga ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini dapat dilihat dari 29 siswa kelas II SD Negeri I Gador ada 15 siswa yang mencapai KKM dan 14 siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat hasil belajar siswa kelas II SD Negeri I Gador pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan masih di bawah rata-rata atau rendah. Adapun data nilai siswa pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan sebelum diberi tindakan adalah sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Kelas II Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Pra Siklus Ketuntasan Hasil No Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Putri Ela Diana Sari 80 T 2 Adi Ramadhani 70 T 3 Agnes Monika Sari 80 T Ahmad Isnaeni 4 40 TT Meindrawan Ajeng Arlingga Serma 5 60 TT Putri
141
142
No
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
Nama Siswa
6 Almas Donita Priselia Angga Dwi Ryan 7 Saputra 8 Arum Widyawati 9 Dela Puspitasari Denik Marta 10 Pembayun Diva Daniswara 11 Yumna 12 Dewi Nurpitasari 13 Elly Dwi Saputri 14 Eni Rosita 15 Irwan Budi Utomo 16 Kafifa Emi Rosa 17 Krisna Agus Saputra 18 Lio Cahya Nugroho 19 Muhamad Hamidi Muhammad Khoirul 20 Abidin 21 Nifatul Kurniawan 22 Nilasari Ayuningtyas 23 Repika Irnanda Putri 24 Ria Amelia Putri 25 Siti Rohmatul Kusna 26 Yulia Rohani 27 Zendi Irgi Prasetyo 28 M. Zakia Zidan Na’im 29 Noviana Tri Yandini Jumlah Total Rata – Rata
Hasil Nilai 40
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas TT
70
T
50 80
T
70
T
TT
50
TT
70 50 80 70 50 60 70 60
T
80
T
80 40 60 40 70 50 80 70 50 1820 62.76
T
TT T T TT TT T TT
TT TT TT T TT T T 15 51.72
TT 14 48.28
Dari hasil data di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas hampir sama jumlahnya. Dari 29 siswa hanya 15 siswa yang berhasil mencapai KKM dan 14 siswa belum mencapai KKM, sehingga persentase kertuntasan yang diperoleh sebesar 51,72%. Jadi nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas II SD Negeri I Gador pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat dikatakan masih belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Karena nilai rata-rata tersebut harus mencapai 70 atau lebih dari 70 jika dapat dikatakan berhasil atau tuntas.
Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin 23 September 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 26 September 2013. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri I Gador dengan jumlah siswa 29 orang, yang diamati oleh kolaborator (Musirah, S.Pd). Materi yang disampaikan yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Perencanaan (Planning) Pada siklus I ini diambil kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah dengan materi yang disampaikan yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangandengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan lembar observasi dan lembar evaluasi untuk siswa; (3) pembagian kelompok; (4) pelaksanaan. Pelaksanaan (Action) Pertemuan pertama, terdiri dari: (1) Tahap pembukaan, meliputi: pada langkah awal kurang dari 10 menit guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang penjumlahan dengan dan tanpa menyimpan. (2) Tahap inti, meliputi: (a) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dan membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama ± 35 menit; (b) Siswa melaporkan hasil kerja masing-masing
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
kelompok; (c) Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama hasil kerja dan menyimpulkan jawaban yang benar; (d) Siswa menyalin lembar kerjanya masing-masing dengan jawaban hasil kesimpulan; (e) Guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan lembar tugas; (f) Laporan hasil kerja individu, dengan mengumpulkan tugas untuk dinilai guru. (3) Tahap penutup, meliputi: setelah selesai guru memajang hasil kerja kelompok, dan memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. Pertemuan kedua, terdiri dari: (1) Tahap pembukaan: pada langkah awal kurang dari 10 menit guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang penjumlahan dengan dan tanpa menyimpan. (2) Tahap inti, meliputi: (a) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dan membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok. Kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama ± 35 menit; (b) Siswa melaporkan hasil kerja masing-masing kelompok; (c) Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama hasil kerja dan menyimpulkan jawaban yang benar; (d) Siswa menyalin lembar kerjanya masing-masing dengan jawaban hasil kesimpulan; (e) Guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan lembar tugas; (f) Laporan hasil kerja individu, dengan mengumpulkan tugas untuk dinilai guru. (3) Tahap penutup, meliputi: setelah selesai guru memajang hasil kerja kelompok, dan memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. Pengamatan (Observation) Dilakukan oleh guru dan kolaborator dengan cara berkeliling kelas mengamati interaksi antar siswa. Guru membimbing siswa selama kegiatan pembelajaran dan membantu siswa dalam memahami tentang materi
143
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Melalui lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti, kolaborator mengamati guru dan aktivitas siswa dalam kelompok, antara lain: (a) Kerja kelompok siswa masih terlihat belum efektif; (b) Komunikasi sesame anggita kelompok masih terlihat belum lancar; (c) Kerjasama antar anggota kelompok juga masih belum tampak. Refleksi Dari hasil pengamatan terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain: siswa masih bersikap belum aktif pada saat proses pembelajaran, pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan juga masih terlihat kurang, dan ada beberapa anak yang terlihat kurang aktif dalam kelompoknya. Evaluasi yang dilakukan untuk melihat pemahaman dan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan kuisioner dan tes evaluasi. Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin 7 Oktober 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 10 Oktober 2013. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri I Gador dengan jumlah siswa 29 orang, yang diamati oleh kolaborator (Musirah, S.Pd). Materi yang disampaikan sama dengan siklus I yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Perencanaan (planning) Kompetensi dasar pada siklus II ini adalah melakukan operasi hitung bilangan
143
144
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah dengan materi yang disampaikan yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangandengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan lembar observasi dan lembar evaluasi untuk siswa; (3) pembagian kelompok; (4) pelaksanaan. Pelaksanaan (Action) Pertemuan pertama, terdiri dari: (1) Tahap pembukaan, meliputi: pada langkah awal kurang dari 10 menit guru melakukan tanya jawab tentang pengurangan tanpa meminjam. Tahap inti, meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk menganalisa cara menemukan hasil pengurangan tanpa meminjam; (b) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dan meminta siswa secara kelompok untuk berdiskusi tentang cara menemukan hasil pengurangan pada lembar kerja yang dibagikan guru; (c) Guru meminta salah satu wakil kelompok untuk mengumpulkan hasil kerjanya ke meja guru untuk dinilai; (d) Guru meminta salah satu siswa wakil dari masing-masing kelompok, menjawab soal-soal satu persatu dan langsung ditanggapi oleh seluruh siswa; (e) Setelah selesai, dilanjutkan dengan pemberian tugas individu untuk siswa. (2) Tahap penutup, meliputi: (a) Setelah selesai guru memajang hasil kerja kelompok, dan memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah; (b) Guru membimbing siswa untuk memberikan penegasan menuju jawaban yang benar. Pertemuan kedua, terdiri dari: (1) Tahap pembukaan, meliputi: pada langkah awal untuk mengingatkan kembali tentang materi pengurangan dengan dan tanpa menyimpanguru melakukan tanya jawab dan
pemberian tugas. (2) Tahap inti, meliputi: (a) Guru meminta seorang siswa maju kedepan untuk menuliskan bilangan pengurangan dan siswa yang lain adu kecepatan untuk menemukan hasil pengurangannya; (b) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pengurangan tanpa meminjam. Kemudian siswa adu kecepatan untuk menyebutkan; (c) Guru melakukan kegiatan seperti di atas, tetapi dengan menggunakan tehnik meminjam; (d) Setelah selesai, dilanjutkan dengan pemberian tugas untuk dikerjakan secara kelompok; (e) Guru dan siswa membahas bersama hasil tugas kelompok dan menyimpulkan jawaban yang benar; (f) Siswa secara individu menyalin soal dengan jawaban yang benar. (3) Tahap penutup, meliputi: Setelah selesai guru memajang hasil kerja kelompok, dan memberikan pesan kepada siswa untuk lebih sering belajar mengurangi bilangan dengan dan tanpa meminjam. Pengamatan (Observation) Dengan berkeliling kelas guru dan kolaborator mengamati perkembangan siswa. Guru membimbing siswa pada saat pembelajaran, dan kolaborator (Musirah, S.Pd) sebagai observer/pengamat bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang kurang aktif pada siklus I mendapat pengamatan khusus, dan siswa yang berkemampuan rendah dipantau agar lebih aktif berinteraksi dengan teman yang lebih mampu. Dengan menggunakan lembar observasi, kolaborator mencatat perkembangan aktifitas siswa dalam kelompok dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi matematika termasuk di Kelas II; (d) Ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 100%.
145
dimengerti, (3) pada saat presentasi kelompok siswa juga sudah ada yang berani menanggapi, selain itu siswa juga sudah berani untuk menyampaikan pendapatnya terhadap hasil presentasi. Skor aktivitas kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siklus I adalah sebesar 68,75%. Artinya siswa dapat mengikuti dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik sesuai dengan yang direncakan oleh guru. Hasil tes evaluasi siklus I pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan adalah sebagai berikut.
Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Siklus I Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, dapat menumbuhkan keceriaan dan antusiasme pada saat proses pembelajaran berlangsung, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa, selalu melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Untuk aktivitas kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siklus I adalah sebesar 66,25%. Artinya guru sudah baik dalam melaksanakan rencana pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Akan tetapi dalam pelaksaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL masih ditemui kendala, yaitu guru masih kurang komunikatif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga masih sering ditemui siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan guru dengan mengulang kembali pertanyaan yang diberikan. Sedangkan untuk hasil observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dapatkan: (1) melalui pendekatan CTL siswa mamapu mengingat materi penjumlahan dan penguranagn dengan baik, (2) siswa juga sudah berani untuk bertanya kepada guru atau teman jika ada yang belum
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas II Tentang Penjumlahan Dan Pengurangan BilanganPada Siklus I Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Putri Ela Diana Sari 80 T 2 Adi Ramadhani 90 T 3 Agnes Monika Sari 80 T Ahmad Isnaeni 4 60 TT Meindrawan Ajeng Arlingga Serma 5 70 T Putri 6 Almas Donita Priselia 60 TT Angga Dwi Ryan 7 80 T Saputra 8 Arum Widyawati 70 T 9 Dela Puspitasari 80 T Denik Marta 10 70 T Pembayun Diva Daniswara 11 80 T Yumna 12 Dewi Nurpitasari 50 TT 13 Elly Dwi Saputri 70 T 14 Eni Rosita 80 T 15 Irwan Budi Utomo 70 T 16 Kafifa Emi Rosa 80 T 17 Krisna Agus Saputra 70 T 18 Lio Cahya Nugroho 80 T 19 Muhamad Hamidi 60 TT Muhammad Khoirul 20 80 T Abidin
145
146
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
Nama Siswa Nifatul Kurniawan Nilasari Ayuningtyas Repika Irnanda Putri Ria Amelia Putri Siti Rohmatul Kusna Yulia Rohani Zendi Irgi Prasetyo M. Zakia Zidan Na’im Noviana Tri Yandini Jumlah Total Rata – Rata
Hasil Nilai 60 70 80 80 70 80 60 70 80 2110 72.76
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas TT T T T T T TT T T 23 6 79.31 20.69
Dari hasil data di atas, dapat diketahui bahwa adany apeningkatan prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan sebelum siklus. Pada siklus I ini siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 72,76 dimana 79,31% atau 23 siswa dapat dikatakan tuntas, dan sebanyak 20,69% atau 6 siswa masih dikatakan belum tuntas dalam pembelajaran siklus I. Dari hasil angket peserta disik di dapatkan: (1) Apakah pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) menyenangkan? Siswa yang menjawab ya 86% dan yang menjawab tidak 14%. (2) Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat membuat kamu merasa mudah memahami tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan? Siswa yang menjawab ya 69% sedangkan yang menjawab tidak 31%. (3) Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) membuat kamu bisa mengerjakan soal matematika? Yang menjawab ya 66% sedangkan yang menjawab tidak 34%. (4) Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual
Teaching And Learning) ? Pada pertanyaan ini siswa yang menjawab tidak sebanyak 86% dan yang menjawab ya 14%. Siklus II Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, dapat menumbuhkan keceriaan dan antusiasme pada saat proses pembelajaran berlangsung, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa, selalu melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tes evaluasi kepada siswa. Untuk aktivitas kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siklus II ini adalah sebesar 80,00%. Artinya guru sudah lebih baik dalam melaksanakan rencana pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan untuk hasil observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dapatkan: (1) siswa dapat bersikap aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, (2)melalui pendekatan CTL siswa mampu mengingat materi penjumlahan dan penguranagn dengan baik, (3) siswa sudah lancar dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, (4) siswa juga sudah berani untuk bertanya kepada guru atau teman jika ada yang belum dimengerti, (5) pada saat kerja kelompok siswa sudah dapat bekerjasama dengan temannya, pada saat presentasi kelompok siswa juga sudah ada yang berani menanggapi, selain itu siswa juga sudah berani untuk menyampaikan pendapatnya terhadap hasil presentasi. Skor aktivitas kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Learning) tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siklus II adalah sebesar 82,50%. Artinya siswa dapat mengikuti dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik sesuai dengan yang direncakan oleh guru. Hasil tes evaluasi siklus II pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan adalah sebagai berikut. Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas II Tentang Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Pada Siklus II Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Putri Ela Diana Sari 90 T 2 Adi Ramadhani 100 T 3 Agnes Monika Sari 100 T Ahmad Isnaeni 4 100 T Meindrawan Ajeng Arlingga Serma 5 70 T Putri 6 Almas Donita Priselia 90 T Angga Dwi Ryan 7 90 T Saputra 8 Arum Widyawati 90 T 9 Dela Puspitasari 100 T Denik Marta 10 90 T Pembayun Diva Daniswara 11 100 T Yumna 12 Dewi Nurpitasari 100 T 13 Elly Dwi Saputri 70 T 14 Eni Rosita 90 T 15 Irwan Budi Utomo 90 T 16 Kafifa Emi Rosa 90 T 17 Krisna Agus Saputra 100 T 18 Lio Cahya Nugroho 90 T 19 Muhamad Hamidi 100 T Muhammad Khoirul 20 70 T Abidin 21 Nifatul Kurniawan 90 T 22 Nilasari Ayuningtyas 90 T 23 Repika Irnanda Putri 100 T 24 Ria Amelia Putri 100 T 25 Siti Rohmatul Kusna 70 T 26 Yulia Rohani 90 T 27 Zendi Irgi Prasetyo 90 T 28 M. Zakia Zidan Na’im 90 T 29 Noviana Tri Yandini 100 T Jumlah Total 2640 29 0 Rata – Rata 91.03 100.00 0.00
147
147
Dari hasil data di atas, terlihat bahwa adanyapeningkatan prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata siswa kelas II sebesar 91,03 dimana 100% atau semua siswa kelas II SD Negeri I Gador dikatakan tuntas pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Dari hasil angket peserta disik di dapatkan: (1) Apakah pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) menyenangkan? Siswa yang menjawab ya 100% dan yang menjawab tidak 0%. (2) Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat membuat kamu merasa mudah memahami tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan? Siswa yang menjawab ya 97% sedangkan yang menjawab tidak 3%. (3) Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) membuat kamu bisa mengerjakan soal matematika? Yang menjawab ya 93% sedangkan yang menjawab tidak 7%. (4) Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)? Pada pertanyaan ini siswa yang menjawab tidak sebanyak 90% dan yang menjawab ya 10%. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan dua siklusdi atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) di kelas II SD Negeri I Gador pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat berjalan dengan baik, dan dengan meningkatnya pemahaman siswa
148
Patmiatin, Peningkatan Pemahaman dan Prestasi Belajar Matematika...
pada materi maka prestasi belajarpun juga ikut meningkat. Berikut ini adalah grafik nilai ratarata ulangan siswa kelas II SD Negeri I Gador mulai dari sebelum siklus hingga siklus II. 100.00 91.03 79.31 72.76
100.00 80.00
60.00 40.00
62.76 51.72
NILAI RATRATA KETUNTASAN
20.00 0.00 SEB. SIKLUS I SIKLUS SIKLUS II Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar SiswaSetiap Siklus
Pada grafik di atas nilai rata-rata siswa sebelum siklus 62,76, siswa yang tuntas sebanyak 51,72% (15 siswa). Setelah pembelajaran siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 72,76, dan siswa yang tuntas sebanyak 79,31% (23 anak). Dan setelah pembelajaran siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 91,03 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) di kelas II SD Negeri I Gador pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas II SD Negeri I Gador Kecamatan Durenan Trenggalek tahun 2013/2014Semester I. PENUTUP Kesimpulan Kemampuan pengeloaan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) di kelas II SD Negeri I Gador pada mata
pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I memperoleh 66,25% dengan kategori baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,00% dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I memperoleh 68,75% dengan kategori baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,50% dengan kategori sangat baik. Kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan juga meningkat, ini dapat dilihat dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang kurang pada siklus I menjadi lebih baik pada siklus II. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum siklus nilai rata-rata kelas 62,76, dengan siswa yang lulus KKM sebanyak 51,72% (15 siswa). Setelah pembelajaran siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 72,76, dan siswa yang tuntas sebanyak 79,31% (23 anak). Dan setelah pembelajaran siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 91,03 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%. Saran Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, maka sebaiknya guru dapat mengembangkan lebih lanjut mengenai penerapan pendekatan CTL pada mata pelajaran yang lain. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada kaitannya dengan Matematika. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran menggunakan metode yang bervariasi agar siswa menyukai pelajaran tersebut. DAFTAR RUJUKAN
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Ali, Muhammad, 1996.Guru Dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensindo. Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi Matematika. Jakarta: Depdikbud Elida. 2009. Pembelajaran Matematika. Jakarta: Gramedia Gale dan Barline. 1998. Pengolahan Belajar. Jakarta: CV.Rajawali Perss. M.Khafid; Suyati. 2004. Pelajaran Matematika. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Penerbit Erlangga Jakarta
149
Nasution. S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi & Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Suryana, D. 2002. Belajar Aktif Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
149