216
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Imam Malik SDN 2 Durenan, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Penjumlahan dan Pengurangan pecahan melalui pemberian tugas di Kelas IV Semester II SDN 2 Durenan Kecamatan Durenan Trenggalek. Penelitian ini dilakukan kepada siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Durenan untuk mata pelajaran Matematika, dengan pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan pecahan, dilaksanakan pada semester genap. Tindakan yang dilakukan berupa pemberian tugas dalam pembelajaran Matematika. Pertanyaan disusun secara sistematis dan terencana pada setiap siklus. Indikator pengukuran didasarkan pada hasil test yang dilaksanakan setiap selesainya satu siklus, di samping pengamatan pada situasi kelas selama pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 64,29. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 60,86 karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 77,14. Hasil dari siklus II jauh beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih terbuka kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi Penjumlahan dan Pengurangan pecahan bidang studi Matematika secara meyakinkan. Kata kunci: pemberian tugas, penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Bidang Studi Matematika merupakan dasar pertama yang akan berkutat pada masalah hitungan dan rumus-rumus. Matematika juga dapat mencerminkan kepandaian yang baik maupun yang buruk. Misalnya dari penghitungan serta pendapat yang rasional kita dapat menangkap atau tidak maksud dan keinginan orang tersebut, tetapi juga kenyataan keinginannya itu dapat diterima oleh akal atau tidak. (Putra, 2003) Matematika timbul karena pikiranpikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah
aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik, selain itu Matematika adalah ratunya ilmu (matematice is the queen of science) maksudnya antara lain ialah bahwa Matematika itu tidak tergantung pada bidang studi lain, misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbul dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. Obyek langsung dalam Matematika ialah fakta, keterampilan proses dan aturan (principal) untuk mempelajari obyek-obyek langsung ataupun
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
untuk mempelajari topik-topik dalam Matematika tidak dapat sembarangan. Topik-topik dalam Matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar Matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis. Disamping itu setelah anak memahami fakta., keterampilan konsep dan aturan obyek-obyek langsung itu harus dilatih dan di fahamkannya juga. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupakan prasarat itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. (Rahayu, 1998) Disini penulis ambil contoh pada geometri bidang, pada geometri bidang itu terdapat unsur-unsur terutama antara lain ialah titik, garis, lengkungan dan bidang, sekarang kita tinjau pengertian titik. Titik itu dianggap ada tetapi tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat dengan tepat, sebab titik itu adalah unsur yang tidak didefinisikan. Dengan kata lain hanya mampu memberikan penjelasan misalnya “titik itu adalah suatu, yang mempunyai ukuran Panjang, luas, isi atau berat, yang juga belum jelas”. Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada. Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan rumusan unsur-unsur lainnya yang kita definisikan itu di buat suatu asumsiasumsi dasar atau aksioma-aksioma atau postulat-postulat dalam hal ini aksioma dan postulat penulis samakan yaitu pernyataan dasar dalam Matematika tidak disangsikan kebenarannya karena kebenarannya tidak di sangsikan lagi. Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan aksioma atau postulat disusunlah teori-
217
teori atau dalil- dalil yang benar (dapat di buktikan) yang berlaku umum. Dalil-dalil yang dirumuskan itu banyak sekali, jadi Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tak didefinisikan keunsur-unsur yang didefinisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebenarannya, berlaku secara umum. Karena itu Matematika sering disebut ilmu deduktif. (Rahayu, 1998) Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman tentang Penjumlahan dan pengurangan pecahan, sebagai suatu komponen penting dalam pelajaran Matematika, sehingga prestasi siswa dalam pelajaran yang diberikan dapat tinggi/meningkat. Namun dalam kenyataannya prestasi siswa tentang Penjumlahan dan pengurangan pecahan rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai 60,83. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat. Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan atau pemahaman sendiri secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif: mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun
217
218
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
hasilnya belum memuaskan dan menantang siswa sehingga berbuat dan berfikir yang menjadikan siswa belajar seumur hidup. Peter Sheal (1989) menyatakan modus pengalaman belajar meliputi kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita lakukan dan katakan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita mengajar dengan banyak ceramah maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang memiliki karaktristik: (a) Membuat perencanaan konkrit dan detail; (b) Menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk melayani dan berperan sebagai mitra siswa; (c) Bersikap kritis dan berani; (d) Sebagai fasilitator; (e) Gaya mengajar difokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian pada model latihan dari pada pemaksaan; (f) Mampu meyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan argumentasi logis dan kritis; (g) Bersikap kreatif. Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan pemberian tugas, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan pemberian tugas untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Secara umum kegiatan pendidikan di sekolah diatur dalam suatu kurikulum terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan kurikuler,
intrakurikuler, dan ekstrakurikuler. Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, Diknas Trenggalek (2005: 1). Sesuai dengan pengertian tersebut di atas berarti kurikulum mempunyai pengertian yang sangat luas yaitu berupa semua kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diprogramkan oleh sekolah dan masih dalam tanggung jawab sekolah. Dari uraian di atas jelas bahwa pemberian tugas termasuk dalam kegiatan intrakurikuler. Dengan sering diberikan pemberian tugas diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar pada siswa terutama tentang frekuensi belajarnya sehingga prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan secara maksimal. Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dalam bidang studi Matematika materi pokok Penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui pemberian tugas; (2) Mengetahui keefektifan pembelajaran Matematika melalui metode pemberian tugas; (3) Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV Semester II SDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dengan jumlah siswa adalah 27 siswa yang terdiri atas 12 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada cawu sebelumnya merupakan prestasi belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 2 Durenan. Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 2 Durenan adalah dengan menggunakan pemberian tugas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Observasi, Tindakan, dan Refleksi. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut. Siklus I, meliputi: (1) Perencanaan, terdiri dari: (a) Menyusun Satuan Pembelajaran (SP) dan Rencana Pembelajaran (RP) yang mengacu pada pemberian tugas; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (e) Mempersiapkan prosedur monitoring, kolaboratif kunjungan kelas, format/ bahan wawancara siswa, perangkat tes kuesioner, dan buku catatan lapangan. (2) Tindakan, terdiri dari: (a) Memberikan tugas yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dimulai; (b) Melaksanakan pembelajaran sesuai RP; (c) Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi (soal sesuai dengan TPK yang terdapat di RP); (d) Melaksanakan analisis evaluasi; (e) Memberikan tugas untuk
219
materi berikutnya. (3) Observasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, yaitu: (a) Keaktifan siswa dalam belajar kelompok; (b) Jumlah siswa dalam kerja kelompok; (c) Kesulitan yang dialami siswa; (d) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran; (e) Perhatian, minat, dan motivasi siswa. (4) Refleksi, meliputi: hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar. Disamping data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari jurnal dapat juga dipergunakan sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya dengan tujuan meningkatkan keefektifan proses dan hasil belajar siswa SDN 2 Durenan. Siklus II, meliputi tahap-tahap penelitian pada siklus kedua pada prinsipnya sama dengan siklus pertama, tetapi penelitian pada siklus kedua ini berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Sumber data penelitian ini adalah siswa dan anggota tim peneliti. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari: (a) Prestasi belajar siswa SDN 2 Durenan; (b) Data hasil observasi terhadap pembelajaran. Cara pengambilan data yaitu: (a) Data prestasi belajar diambil dengan memberikan tes; (b) Data tentang situasi pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi.
219
220
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan ini bila terjadi perubahan yang lebih baik mengenai proses dan hasil belajar, yaitu 70%. Untuk menganalisa data yang diperlukan dalam penelitian digunakan pengumpul data sebagai berikut: (1) Melaksanakan tes serta membuat rerata nilai tes; (2) Membandingkan hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3) Menyimpulkan temuan-temuan dari anggota tim berupa hasil observasi lapangan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus Berdasarkan refleksi awal dari observer yang dilaksanakan di Kelas IV SDN 2 Durenanbahwa nilai hasil belajar siswa rendah. Hal tersebut dikarenakan metode yang diterapkan guru pengajar kurang bervariasi, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Kebanyakan dari siswa hanya diam dan tidak mau bertanya apabila ada hal hal yang kurang dimengerti dari penjelasan guru pengajar. Salah satu dari mereka mengakui alasan mereka tidak mau bertanya adalah karena mereka takut dimarahi dan takut disuruh mengerjakan soal dipapan tulis. Ini berarti pendekatan antara siswa dan guru kurang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk merubah metode pembelajaran yang diterapkan selama ini yaitu salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran pemberian tugas. Diharapkan dengan perubahan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 1 Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a)
Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar menjumlahkan pecahan; (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda; (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar observasi; (d) Mengisi Angket tanggapan siswa. Action (Pelaksanaan) Penelitian pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang dilaksanakan berdasarkan RPP dan Silabus. Kegiatan selama 2 pertemuan tersebut adalah sebagai berikut. Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sesudah melaksanakan upacara bendera. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa; (e) Tanya jawab antara siswa dengan guru terkait materi yang akan dibahas; (f) Guru menjelaskan materi pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Pukul 08.15 WIB guru membentuk kelompok belajar siswa; (b) Pukul 09.00 WIB guru membagikan Lembar Kerja untuk dikerjakan oleh siswa perkelompok. Lembar Kerja tersebut adalah sebagai berikut.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Pukul 09.05 WIB siswa mengerjakan Lembar kerja; (d) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (e) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (f) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas IV; (g) Pukul 10.10 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (h) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (i) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (j) Pukul 10.50 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (k) Siswa mengerjakan tugas individu; (l) Pukul 11.25 siswa mengumpulkan tugas individu; (m) Guru dan siswa membahas soal individu; (n) Guru memberikan catatan tambahan; (o) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 12.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Tanya jawab antara siswa dengan guru terkait materi yang akan dibahas; (e) Guru menjelaskan materi pembelajaran untuk mengingatkan siswa. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB guru membagikan Lembar Kerja untuk dikerjakan oleh siswa perkelompok. Lembar Kerja sebagai berikut.
221
Pukul 08.05 WIB siswa mengerjakan Lembar kerja; (c) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (d) Pukul 08.35 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (e) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (f) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (g) Pukul 09.05 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (h) Siswa mengerjakan tugas individu; (i) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (j) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (k) Siswa melanjutkan mengerjakan soal individu; (l) Pukul 10.10 WIB siswa mengumpulkan tugas individu; (m) Guru dan siswa membahas soal individu; (n) Guru memberikan catatan tambahan; (o) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 11.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. Observation (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas IV Semester IISDN 2 Durenan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Kelas IV Semester IISDN 2 Durenan siswa-siswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi ada kalanya terdengar jawaban kelas. Tetapi frekuensi siswa untuk
221
222
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
bertanya masih kurang. (2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dinyatakan dalam tabulasi data sebagai berikut. Tabel 1 Nilai perbandingan sebelum siklus dan siklus I Nilai No. Nama Siswa Seb.Siklus Siklus I 1 MUZAYYINUL AMININ 70 70 2 M. FARIZAL 70 70 3 FERDYAN A. 70 60 4 ADI SULAIMAN 50 80 5 ADHI TRIANTO 70 60 6 EL NINO R 60 70 7 FAIRUS DUROH S 70 80 8 FATIMAH WULAN M. 60 70 9 GANES BHAKTIAR T. 70 70 10 JOHAN DWI S. 70 60 11 LUTFI NUR S. 50 90 12 MAHBUB ULIL AZMI 60 80 13 M. ANDREW DAFFA 80 70 14 M. ASYFIYA HAMIDA R 60 90 15 MUTIARA MUSTIKA R 50 80 16 NIFTA DWI R 70 80 17 NIKEN FERONOKA 50 80 18 NILA ALIN S 70 80 19 NIMAS AYUNINGTYAS 50 80 20 PUTRI COLI A 50 80 21 PUTRI MARSANDA 80 70 22 SARIROTUS S 50 50 23 TRIANA NANDA L 60 70 24 VANESTYA Y 70 70 25 WILHAN DEBSA R 70 60 26 ZULVA NUR K 50 70 27 HASBI AN'AMTIAS 60 60 Jumlah 730 450 Rata-rata 60.83 64.29
Refleksi Pada siklus I terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah: (a) Hanya ada
beberapa siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi; (b) Hanya 3 siswa saja yang mengajukan pertanyaan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan adanya beberapa kendala pada siklus I, Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 64,29 dengan ketutasan belajar sebesar 77,78% hal ini masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk itu masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Berikut grafik peningkatan prestasi belajar siswa pada sebelum siklus dan siklus I.
NILAI
64.29
60.83
SEB. SIKLUS SIKLUS I Gambar 1 Peningkatan prestasi belajar siswa sebelum siklus dan siklus I
Siklus 2 Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini tahap perencanaan hal hal yang dilakukan adalah: (a) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar mengurangkan pecahan; (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda; (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar observasi; (d) Mengisi Angket tanggapan siswa. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus II ini yaitu: (1) Teknik
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
bertanya diperbanyak; (2) Mengurangi dominasi guru; (3) Memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan diskusi.
223
kelompok; (g) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (h) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (i) Pukul 10.50 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Siswa mengerjakan tugas individu; (k) Pukul 11.25 siswa mengumpulkan tugas individu; (l) Guru dan siswa membahas soal individu; (m) Guru memberikan catatan tambahan; (n) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 12.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru dan siswa membahas tugas Rumah; (e) Pukul 07.30 WIB Guru menjelaskan materi tentang pengurangan pecahan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan perkelompok. Adapun lembar kerja tersebut adalah.
Action (Pelaksanaan) Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Kegiatannya adalah: Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sesudah melaksanakan upacara bendera. Kegiatannya: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran; (e) Pukul 08.30 WIB Guru menjelaskan materi tentang pengurangan pecahan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Pukul 09.00 WIB Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan perkelompok. Adapun lembar kerja tersebut adalah:
Siswa mengerjakan lembar kerja secara diskusi; (c) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (d) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (e) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas IV; (f) Pukul 10.10 WIB siswa melaporkan hasil kerja (b)
223
224
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
Siswa mengerjakan lembar kerja secara diskusi; (c) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (d) Pukul 08.30 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (e) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (f) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (g) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (h) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (i) Pukul 10.05 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Siswa mengerjakan tugas individu; (k) Pukul 10.30 siswa mengumpulkan tugas individu; (l) Guru dan siswa membahas soal individu; (m) Guru memberikan catatan tambahan; (n) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 11.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. (b)
Observation (Pengamatan) Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dinyatakan dalam tabulasi data sebagai berikut. Tabel 2 Nilai perbandingan Siklus I dan Siklus II Nilai No. Nama Siswa Siklus I Siklus II 1 MUZAYYINUL AMININ 70 80 2 M. FARIZAL 70 60 3 FERDYAN A. 60 80 4 ADI SULAIMAN 80 90 5 ADHI TRIANTO 60 80 6 EL NINO R 70 90 7 FAIRUS DUROH S 80 70 8 FATIMAH WULAN M. 70 80 9 GANES BHAKTIAR T. 70 100 10 JOHAN DWI S. 60 90 11 LUTFI NUR S. 90 90 12 MAHBUB ULIL AZMI 80 70 13 M. ANDREW DAFFA 70 80 14 M. ASYFIYA HAMIDA R 90 100 15 MUTIARA MUSTIKA R 80 90 16 NIFTA DWI R 80 60 17 NIKEN FERONOKA 80 100 18 NILA ALIN S 80 90
No.
Nama Siswa
19 20 21 22 23 24 25 26 27
NIMAS AYUNINGTYAS PUTRI COLI A PUTRI MARSANDA SARIROTUS S TRIANA NANDA L VANESTYA Y WILHAN DEBSA R ZULVA NUR K HASBI AN'AMTIAS Jumlah Rata-rata
Nilai Siklus I Siklus II 80 80 80 90 70 80 50 70 70 70 70 80 60 80 70 80 60 80 450 540 64.29 77.14
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II di Kelas IVSDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Kelas IVSDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dalam mengikuti proses pembelajaran siswa-siswa tampak semakin bergairah dan bersemangat, perhatian siswa terhadap pelajaran sangat baik. Indikatornya adalah siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, dan frekuensi siswa untuk bertanya sangat baik (merata), prestasi hasil belajar siswa pada setiap siklusnya selalu meningkat (dapat dilihat dari tabel hasil belajar siswa pada sebelum siklus, siklus I, dan siklus II). (2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Motivasi guru terhadap siswa sudah baik; (b) Pertanyaan yang disampaikan oleh guru sudah dapat dimengerti oleh siswa; (c) Guru lebih mudah mengarahkan proses pembelajaran; (d) Kegiatan pembelajaran sudah berjalan sesuai yang direncanakan. Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Siswa bersemangat menerima materi pembelajaran; (b) Siswa aktif dalam berdiskusi;
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
(c) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (d) Prestasi belajar siswa meningkat; (e) Motivasi guru terhadap siswa mengalami peningkatan; (f) Siswa sudah mengerti materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru pengajar. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 92,59%, Sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II. Berikut grafik peningkatan prestasi belajar siswa saat siklus I dan II.
metode ini membuat siklus yang lebih bergairah daripada jika diajar dengan teknik ceramah yang biasa dilakukan sebelumnya.Di dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan cukup banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru.Tetapi dalam penelitian ini diketahui pula bahwa frekuensi untuk bertanya masih kurang.Kemungkinan hal ini disebabkan budaya malu masih sangat kuat di dalam diri siswa. Dari segi guru, tampaknya pengajaran dengan pemberian tugas sangat memudahkan karena guru lebih mudah mengarahkan jalannya proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya gambaran tentang peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dicapai dari sebelum siklus sampai siklus II, penulis ekspresikan dalam bentuk grafik peningkatan prestasi hasil belajar seperti di bawah ini.
NILAI
77.14
64.29
225
SIKLUS I SIKLUS II
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Gambar 2 Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II
Interpretasi Data Respon Siswa terhadap Pembelajaran Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran sebesar 1,70 pada siklus I dan 1,84 pada siklus II.
92.59 77.14 77.78 64.29 60.83 48.15 Prestasi Belajar Ketuntasan Belajar
Gambar 3 Peningkatan Pretasi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 64,29. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 60,83 karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata
Pembahasan Dari hasil penelitian tentang situasi pembelajaran dengan pemberian tugas tampaknya pengajaran dengan menggunakan
225
226
Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...
skor formatif sebesar 77,14. Hasil dari siklus II jauh beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih terbuka, kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti. Pada siklus I, siswa dikelompokkan terdiri dari 5-6 orang untuk mengerjakan tugas kelompok. Tampaknya pengelompokkan ini dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.Namun perlu ditingkatkan dengan pembagian kelompok yang lebih kecil yaitu 3 orang. Berdasarkan hasil yang diperoleh, yaitu tidak jauh beda dengan siklus I. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas secara berkelompok sangat bermanfaat, utamanya untuk kelas yang berjumlah besar. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan pemberian tugas dikatakan positif, karena sebagian siswa menyatakan lebih mudah dan lebih tertarik dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa dipahami karena proses belajar mengajar menjadi bergairah dan tidak membosankan. PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran dengan menggunakan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Durenan
DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2002.UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. Peter Sheal, 1989. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Kecamatan Durenan dalam memahami materi Penjumlahan dan pengurangan pecahan bidang studi Matematika secara signifikan. Pembelajaran dengan metode pemberian tugas sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari nilai rata rata sebelum siklus hanya 60,83 dengan ketuntasan belajar 48,15% meningkat pada siklus I sebesar 64,29 dengan ketuntasan belajar 77,78% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 77,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 92,59%. Sikap siswa dalam pembelajaran sangat positif. Hal ini diketahui dari respon siwa terhadap pembelajaran yaitu sebesar 1,70 pada siklus I dan 1,84 pada siklus II. Saran Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas perlu dikembangkan untuk mata pelajaran Matematika untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa. Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas dengan model belajar yang lain. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan model Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas, pelatihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya.
Hudoyo Herman. 1976. Psikol ogi Pen didi kan. Bandung: P T. Remaja Rosdakarya. _____. 2005. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Woodworth, R., 1951. Psichology. New York: Henry Holt & CO Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
227
Putra, I.G.N. 2003. Mengambangkan Kemampuan Komunikasi Matematika dengan Pendekatan Belajar Kooperatif pada Siswa Kelas IV SD Tahun Pelajaran 2002/2003. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Rahayu, Sri. 1998. Pembelajaran Kooperatif Dalam Pendidikan IPA. Jurnal Matematika, IPA Dan Pengajarannya.
227