JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
191
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III MI NURUL ULUM KENDALREJO KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI PKN MATERI NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD PADA SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Suyatmi MI Nurul Ulum Kendalrejo, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas III MI Nurul Ulum Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014Semester I pada bidang studi PKndengan menggunakan model belajar Kooperatif STAD; (2) Mengetahui efektifitas pembelajaran PKn materi nilai-nilai sumpah pemuda dengan menggunakan model belajar kooperatif STADdi kelas III MI Nurul Ulum KendalrejoKecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2013/2014Semester I. Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Ulum Kendalrejo pada siswa Kelas III Semester I bidang studi PKn materi Nilai-nilai Sumpah Pemuda, Tahun Pelajaran pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2013. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru selama ini (nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa kelas III meningkat pada setiap siklusnya),yaitu masing-masing mulai dari sebelum siklusnilai rata-rata : 61,00 dengan ketuntasan 40,00%, siklus I : 74,00 dengan ketuntasan 70,00%, dan siklus II : 90,00 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%.Dengan melihat hasil yang terus naik pada setiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Kata kunci : Kooperatif STAD, PKn, Kelas III
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang berfungsi untuk membentuk kepribadian anak, karena mengajarkan anak tentang pendidikan moral, pendidikan nilai ataupun pendidikan budi pekerti. Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Negara Indonesia,
sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab alam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Depdiknas (2005: 34). Pada Tahun Pelajaran 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta“ (Tap. MPR. No. IV/MPR/
191
192
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
1973). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila“. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983 :24). Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disamping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif). Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pendidikan Masalah Moral Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (Sanjaya, 2006). Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ketrampilan, terutama pengembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan)
nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945. Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945 “. (Djamal, D. 1979: 7). Pembelajaran koorperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengn struktur kelompok yang besifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan meraka dapat melakukannya seorang diri. Metode kooperatif menanamkan nilai-nilai perbedaan sebagai akibat latar belakang yang berbeda untuk dihadapkan pada realitas untuk bekerja saling tergantung yang positif satu sama lain atas dasar kesamaan tugas bersama, sekaligus menanamkan sikap saling menghargai satu sama lain. Belajar kelompok sekaligus juga mengajarkan kepada siswa keterampilan untuk
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
beroganisasi yang diciptakan melalui kompetensi dalam kelompok. Nilai penting belajar kelompok adalah menanamkan kemampuan kerja sama dalam mengatasi masalah dan kemampuan membantu teman dalam pemecahan masalah. Unsur-unsur Dasar Kooperatif, yaitu: (a) Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama“; (b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri; (c) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama; (d) Siswa haruslah mendapat tujuan dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya; (e) Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya di dalam kelompok; (f) Siswa mendapat hadiah/ penghargaan bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kelompoknya. Ciri-ciri Metode kooperatif, yaitu: (a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk memutuskan materi belajamya; (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (c) Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan ras, budaya, suku dan jenis kelamin; (d) Kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa; (e) Menerima perbedaan individu menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan atau ketidakmampuan; (f) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. Ada 3 Model Penerapan Metode kooperatif, yaitu: (a) Model STAD; (b) Model Investivigasi Kelompok; (c) Model Pendekatan Struktural Melihat kondisi di sini, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan harapan
193
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi PKn materi pokok Nilainilai Sumpah Pemuda, dan dengan menggunakan metode kooperatif STAD diharapkan siswa agar lebih aktif. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Suryabrata, 1983: 7). Menurut Ibrahim, model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe yaitu Student Team Achievement Divison yang selanjutnya disingkat STAD, Investigasi Kelompok dan Pendekatan Struktural “Dari keempat tipe tersebut, STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa harus dapat saling bekerja sama dan membantu satu sama lain dalam satu kelompok/ tim untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan tugas kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercapai sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi waytraffic communication). Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (a) Kelompok belajar heterogen 4-5 siswa; (b) Topik biasanya ditentukan guru; (c) Menggunakan lembar kegiatan; (d) Penilaian dengan tes mingguan Ada tiga tujuan (nilai penting) yang ingin dicapai dan perlu ditanamkan yaitu siswa akan lebih sukses jika belajar dalam
193
194
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
kelompok: (a) Hasil belajar secara akademik; (b) Penerimaan terhadap keragaman; (c) Pengembangan keterampilan sosial. (Masitah dkk, 2002). Setiap siswa dalam satu kelompok yang ingin dicapai sangat berhubungan dengan motivasi yang dianggap sama dengan tujuan dan maksudnya yaitu satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih siswa yang mengadakan kontak untuk satu tujuan mereka mempertimbangkan hubungan yang bermakna. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Ulum Kendalrejo pada siswa Kelas III Semester I bidang studi PKn materi nilai-nilai Sumpah Pemuda, Tahun Pelajaran pelajaran 2013/ 2014 dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2013. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection). Pada tahap ini kegiatan penelitian memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan tindakan pelaksanaan tindakan
yaitu: (1) Kegiatan Pra Tindakan, dilakukan untuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran PKn, sekaligus melakukan studi dokumentasi.Studi dokumentasi dilakukan terhadap hasil nilai siswa pada mata pelajaran PKn dari hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sebelumnya, serta rencana pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru kelas III. (2) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan, meliputi: (a) Perencanaan Tindakan; (b) Pelaksanaan Tindakan; (c) Pengamatan; (d) Refleksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (a) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan; (b) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif STAD; (c) Menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan. Kegiatan pelatihan diawali dengan kegiatan diskusi tentang penerapan metode kontekstual dan diteruskan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
dengan meninjau materi yang akan disampaikan pada penelitian tindakan. Metode Pengumpulan Data yaitu menggunakan: (1) Tes, hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa; (2) Observasi, dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran; (3) Angket, digunakan untuk mendetaksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir; (4) Pencatatan lapangan, dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapakan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran; (3) Lembar kegiatan, yaitu lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan digunakan peneliti untuk membantu proses pengumpulan data hasil diskusi; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar, terdiri dari: (a) Lembar observasi pengolahan metode Kooperatif STAD untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran (b) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran; (5) Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman PKn.
195
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti terkait dengan pendekatan, metode atau media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran PKn. Dan hasil yang didapatkan adalah bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang terlalu nyaman sehingga mereka terkesan sangat pasif dan kurang dapat menerima materi yang disampaikan guru dengan baik. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran PKn materi Nilai-nilai Sumpah Pemuda dengan menggunakan metode kooperatif STAD; (b) Menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa; (c) Menyusun lembar evaluasi untuk siswa; (d) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (e) Melaksanakan kegiatan penelitian; (f) Penilaian hasil kegiatan penelitian. Action (Pelaksanaan) Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I ini dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013. Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Pada langkah awal ± 10 menit guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “satu nusa satu bangsa“; (b) Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti, guru memberikan penjelasan tentang makna
195
196
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Dan penjelasan singkat tentang latar belakang timbulnya peristiwa Sumpah Pemuda; (c) Setelah memberikan penjelasan guru membagi siswa ke dalam 3 kelompok. Dan memberikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok; (d) Guru memerintahkan pada siswa untuk berdiskusi selama 35 menit; (e) Langkah selanjutnya, siswa disuruh berdiskusi tentang materi Nilai-nilai Sumpah Pemuda; (f) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, setiap kelompok diwakili satu orang dan kelompok yang lain memberikan tanggapan; (g) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan melakukan ulangan harian ± 10 menit. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif dengantujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Siklus I Dengan Menggunakan Metode Kooperatif STAD % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas
1
Dewi Nurani Astuti Diva Izhikri 2 Febriana 3 Fahrul Wildan Muh. Farhan 4 Setyadi Moh. Ari 5 Ferdiansyah Moh. Sodiq 6 Ardiansyah 7 Robith Alzamzami 8 Rozak Dian Fauzi Sayka Najwa 9 Maidina Anisa Laili Mala 10 Ariani Jumlah %Rata-rata
80
T
90
T
80
T
50
TT
80
T
90
T
80 50
T
80
T
TT
60 740 74.00
Tuntas
TT 7 70.00
3 30.00
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,00dengan ketuntasan belajar mencapai 70,00% atau ada 7 siswa dari 10 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 70,00% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang di kehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa merasa asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Observation (Pengamatan) Pengamatan dilaksanakan saat kegiatan berlangsung meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi di Kelas III dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Kelas III MI Nurul Ulum Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, siswa-siswinya sudah tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah ada siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 60,00% dan termasuk dalam kategori aktivitas “baik“. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada tabel aktivitas siswa berikut ini. Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 No
Kegiatan Sikap siswa saat guru melakukan aper1 sepsi 2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok Keberanian siswa dalam mengemukakan 4 pendapat atau pertanyaan 5 Komunikasi siswa dalam kelompok Kemampuan siswa menghubungkan 6 materi dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam 7 menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya Kemampuan siswa dalam menarik kesim10 pulan Jumlah Rata-rata
Skor
No
2 2 2 2 3 3 2
3 24 60.00
1 2 3 4 5 6
Skor
Guru merangsang interaksi antar siswa Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung
2
Skor
Rata-rata
57.50
2 2 3 2 23
Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 70,00% dan nilai rata-rata sebesar 74,00 masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Tabel 3 Aktivitas Guru Siklus I Kegiatan Waktu & Materi yang diberikan sesuai dengan RPP Guru melakukan pengaturan ruangan Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa dalam diskusi
Kegiatan Guru memberikan pertanyaan yang 7 relevan Guru memberikan umpan balik dari materi 8 yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada 9 siswa Guru memberikan penguatan dan peng10 hargaan Jumlah
Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas IIIMI Nurul Ulum Kendalrejo Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I pada bidang studi PKnmateriNilai-nilai Sumpah Pemuda dengan menggunakan metode Kooperatif STAD.
2 3
(2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; (d) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitasguru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 57,50 % dan termasuk dalam kriteria “baik“. No
197
2 2 3 2
3
197
198
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada perbaikan tindakan siswa dan guru. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Untuk pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 6 November 2013. Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Pada langkah awal ± 10 menit guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “satu nusa satu bangsa“; (b) Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti, guru memberikan penjelasan tentang makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Dan penjelasan singkat tentang latar belakang timbulnya peristiwa Sumpah Pemuda; (c) Setelah memberikan penjelasan guru membagi siswa ke dalam 3 kelompok. Dan memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok; (d) Guru memerintahkan pada siswa untuk berdiskusi selama 35 menit; (e) Langkah selanjutnya, siswa disuruh berdiskusi tentang materi Nilai-nilai Sumpah Pemuda; (f) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, setiap kelompok diwakili satu orang dan kelompok yang lain memberikan tanggapan; (g) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan melakukan ulangan harian ± 10 menit.
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif dengantujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 4 Nilai Hasil Ulangan Siswa Siklus II Dengan Menggunakan Metode Kooperatif STAD % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dewi Nurani Astuti Diva Izhikri Febriana Fahrul Wildan Muh. Farhan Setyadi Moh. Ari Ferdiansyah Moh. Sodiq Ardiansyah Robith Alzamzami Rozak Dian Fauzi Sayka Najwa Maidina Anisa Laili Mala Ariani Jumlah %Rata-rata
100
T
90
T
70
T
80
T
100
T
100
T
90 80
T T
100
T
90
T
900 90.00
10 100.00
Tuntas
0 0.00
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif pada siklus II sebesar 90,00 dan ketuntasan belajar mencapai 100%. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya yang kurang mampu. Observasi (Pengamatan)
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 No
Kegiatan Waktu & Materi yang diberikan sesuai 1 dengan RPP 2 Guru melakukan pengaturan ruangan Guru melaksanakan kegiatan belajar 3 yang menyenangkan 4 Guru membimbing siswa dalam diskusi 5 Guru merangsang interaksi antar siswa Guru mengunakan bahasa yang 6 komunikatif saat proses proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan yang 7 relevan Guru memberikan umpan balik dari 8 materi yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada 9 siswa Guru memberikan penguatan dan 10 penghargaan Jumlah Rata-rata
Pengamatan dilaksanakan saat kegiatan berlangsung meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi di Kelas III dapat direkam halhal sebagai berikut: (a) Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidaklagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 90,00% dan termasuk dalam kategori aktivitas “sangat baik“. Tabel 5 Aktivitas Siswa Siklus II No Kegiatan Sikap siswa saat guru melakukan 1 apersepsi 2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok Keberanian siswa dalam mengemukakan 4 pendapat atau pertanyaan 5 Komunikasi siswa dalam kelompok Kemampuan siswa menghubungkan 6 materi dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam 7 menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya Kemampuan siswa dalam menarik 10 kesimpulan Jumlah Rata-rata
199 Skor 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 35 87.50
Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas IIIMI Nurul Ulum Kendalrejo Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I pada bidang studi PKn materiNilai-nilai sumpah pemuda dengan menggunakan metode Kooperatif STAD.
Skor 3 4 3 4 4 4
Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat; (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100% dan nilai rata-rata mencapai 90,00. Sehingga
4 3 4 3 36 90.00
(b) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 87,50% dan termasuk dalam kriteria “sangat baik“. Tabel 6 Aktivitas Guru Siklus II
199
200
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
penelitian ini berakhir pada siklus II.
Penerapan Metode Belajar Kooperatif Model STAD di Kelas III MI Nurul Ulum Kendalrejo Pada Mata Pelajaran PKn Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satusiswa untuk memimpin rekan yang lain untuk membaca Sumpah Pemuda. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupakoin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Aktivitas Belajar PKn di Kelas VI Dengan diterapkannya metode belajar
kooperatif model STAD mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa Kelas IIIMI Nurul Ulum Kendalrejo pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 57,50% termasuk dalam kriteria “baik“ meningkat menjadi 87,50% termasuk dalam kriteria “sangat baik“. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas III sebagai penelitian. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 60,00% dalam kriteria “baik“ meningkat menjadi 90,00% dalam kriteria “sangat baik“. Hal ini membuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh guru bidang studi IPS mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa peneliti tampilkan grafik berikut ini. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru selama ini (nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa kelas III meningkat pada setiap siklusnya), yaitu masing-masing mulai dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata:
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
61,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 40,00%, pada siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata: 74,00 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 70,00%, dan padasiklus II meningkat lagi sehingga nilai rata-rata siswa kelas III menjadi 90,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Dengan melihat hasil yang terus naik pada setiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik Gambar 2. Respons Siswa Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru Kelas III menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui
100.00
respon siswa setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon pada siklus I sebesar 1,69 meningkat pada siklus II sebesar 1,82%. Setelah menganalisis data diatas maka hipotesis yang diajukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu, “Jika dalam pembelajaran PKn materi Nilai-nilai Sumpah Pemuda guru menerapkan model belajar kooperatif STAD, maka prestasi belajar siswa Kelas III MI Nurul Ulum Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester Iakan mengalami peningkatan telah terbukti kebenarannya. Maka kegiatan penelitian yang dilakukan telah berhasil dan meyakinkan.
87.50
90.00
80.00 60.00
57.50
60.00 AKTIVITAS GURU
40.00 AKTIVITAS SISWA
20.00 0.00 SIKLUS I
201
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar
201
202
Suyatmi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III... 100.00 90.00
100.00
74.00
80.00
70.00
61.00
60.00
NILAI RATA-RATA
40.00
KETUNTASAN
40.00 20.00 0.00 SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
PENUTUP Kesimpulan Dengan pembentukan kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran kooperatif STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif. Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “baik“ dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik“ pada siklus II menjadi 90,00%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “baik“ dengan persentase aktivitas 57,50% meningkat menjadi “sangat baik“ pada siklus II dengan persentase aktivitas 87,50%. DAFTAR RUJUKAN
Artinya guru dapat menerapkan metode kooperatif STAD dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas III. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 61,00 dengan ketuntasan 40,00%, siklus I: 74,00 dengan ketuntasan 70,00%, dan siklus II : 90,00 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%. Saran Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS dengan menerapkan kegiatan metode Kooperatif STAD. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode kooperatif STAD. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Depdiknas. 2005. Pedoman Umum Pendidikan Budi Pekerti pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Buku I. Jakarta: Depdiknas, DitJen Dikdasmen. Marsetia Dono Saputro, 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional FIS Nasional. Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nurul Hayati. 2002.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
203
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sardiman. 1995. Variasi Motivasi. Jakarta: Gramedia. Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset. Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
203