128
Warsito, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA...
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KESEIMBANGAN EKOSISTEM MELALUI MULTI METODE PADA SISWA KELAS VI SDN 1 WONOANTI KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015 Oleh: Warsito SD N 1 Wonoanti, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh guru kelas VI SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari tahun pelajaran 2014/2015 semester I dalam menerapkan multi metode untuk meningkatkan prestasi belajar pada bidang studi IPA materi keseimbangan ekosistem. (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi pokok keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan multi metode. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Keseimbangan Ekosistem tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. Peneliti disini adalah sebagai Kepala SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai November 2014. Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dalam menerapkan multi metode dalam pembelajaran IPA, guru terlebih dahulu membagi kelas dalam 3 kelompok kecil. Setiap kelompok diberi tugas yang sama untuk memecahkan masalah. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengamati, menganalisis, mengidentifikasi setiap permasalahan. Siswa juga diberi kesempatan untuk belajar diluar kelas untuk lebih mudah dalam membandingkan perbedaaan ekosistem. Setiap kelompok setelah melakukan kegiatan diskusi, melakukan kegiatan presentasi. (2) Dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan multi metode maka prestasi belajar IPA materi keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 dapat meningkat secara signifikan, hal ini didukung dengan peningkatan nilai rata-rata 66,17 dengan ketuntasan belajar 25,00% siklus pertama 74,08 dengan ketuntasan belajar 66,67% siklus kedua 83,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Kata kunci: IPA, Multi Metode, Keseimbangan Ekosistem.
IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Fungsi dari mata pelajaran IPA yang diberikan di Sekolah Dasar adalah (1) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (2) Mengembangkan ketrampilan proses; (3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Dalam proses belajar mengajar IPA, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar mengajar (Muhibbin, 2001: 150). Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran IPA itu sendiri, yang menanamkan sifat ilmiah, menemukan dan memecahkan masalah. Salah satu upaya penanaman sifat ilmiah dengan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktek sendiri sehinnga melatih siswa agar dapat berani mencoba dan bertanggung jawab. Dengan demikian akan memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran IPA. Adapun tujuan pembelajaran IPA adalah: (1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan seharihari; (2) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mernpelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; (4) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan
129
sehari-hari. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses di samping pendekatan lain yang sesuai. Dengan cara berfikir logis dan sikap jujur serta obyektif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam beserta hubungan kausalitasnya. Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA yang dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengandalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA. Namun tugas demikian tidak hanya
129
130
Warsito, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA...
dilakukan oleh guru saja, kepala sekolah juga berperan penting dalam mengembangkan citra dalam pembelajaran IPA. Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar. Beberapa batasan rumusan mengajar yang bertolak dari pandangan ini antara, lain disebutkan oleh Sujana sebagai berikut: mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar (Nana, 1975). Keterampilan mengadakan variasi dalam proses mengajar akan meliputi tiga aspek/yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi menggunakan media, bahan pembelajaran dan variasi dalam internal antara guru dan siswa. Apabila komponen-komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya atau terintegrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa. Membangkitkan kemauan belajar, keterampilan yang bervariasi ini misalnya ketrampilan dalam memberi pertanyaan, dalam penguatan. Adanya variasi dalam proses belajar mengajar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dan gaya mengajar guru, adanya perubahan interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Jadi pembelajaran multi metode dalam penelitian ini sangatlah tepat dalam peningkatan keberhasilan belajar siswa. Diharapkan dengan pembelajaran multi metode siswa lebih bergairah dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran
multi metode merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung dan presentasi. Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Ketrampilan dasar itu adalah pengetahuan prosedural dan deklaratif. (Arends, 1997) Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran ini memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat dipihak guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, resitasi dan tanya jawab. Teori yang paling banyak sumbangannya pada model pembelajaran multi metode adalah teori belajar sosial Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan selektif, kemudian mengingat dan meniru tingkah laku orang lain. Artinya manusia dapat belajar melalui modeling, yaitu dari contoh atau model. Sedangkan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi pembelajaran; (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda; (4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok. Menurut teori konstruktivisme mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif tersebut sangatlah cocok bagi siswa dalam menemukan dan memahami pokok bahasan yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
sebaya. Selain itu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan ketrampilan bertanya siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh guru kelas VI SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari tahun pelajaran 2014/2015 semester I dalam menerapkan multi metode untuk meningkatkan prestasi belajar pada bidang studi IPA materi keseimbangan ekosistem; (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi pokok keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan multi metode.
131
bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan (Action); (3) Observasi (Observation); (4) Refleksi (Reflection). Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek adapun penyebab timbulnya masalah tersebut adalah: (a) Siswa takut untuk bertanya/ mengemukakan pendapat; (b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik; (c) Siswa malu bertanya; (d) Siswa tidak memahami kosep yang diajarkan; (e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa; (f) Merasa kesulitan pada bidang studi IPA; (g) Merasa takut ditertawakan oleh temantemannya bila pertanyaan yang diajukan salah/ jelek; (h) Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diskusi dan tugas; (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas; (3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga; (4) Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru; (5) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus; (6) Dokumentasi, digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa instrumen
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Keseimbangan Ekosistem tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 12. Yang terdiri atas 7 siswa laki laki dan 5 siswa perempuan. Peneliti disini adalah sebagai Kepala Sekolah dan dibantu guru kelas VI di SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai November 2014. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan
131
132
Warsito, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA...
antara lain: (1) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar; (2) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar; (3) Lembar soal atau kisikisi ulangan. Metode Pengumpulan Data, yaitu dengan menggunakan: (1) Tes; (3) Observasi; (4) Angket; (5) Catatan Lapangan (fieldnote). Menganalisis data dilakukan setelah dilakukan pengamatan peneliti dan teman kolaborasi dilakukan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel tabulasi dan diolah dengan menggunakan pengalaman peneliti ditentukan nilai keaktifan siswa setiap siklus dan nilai formatif per siklus berdasarkan standar minimal ketuntasan belajar. Untuk nilai ulangan harian, nilai yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berlaku pada pembelajaran tersebut dan untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar 70. Sedangkan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Kepala Sekolah selaku peneliti dibantu guru pengajar kelas VI sebagai kolaborator peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek yaitu tentang rendahnya prestasi siswa terhadap pemahaman keseimbangan ekosistem yang terjadi pada mata pelajaran IPA. Setelah diteliti, ternyata rendahnya nilai belajar siswa kelas VI disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru pengajar. Guru hanya bercerita didepan kelas saja tanpa ada metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini mengakibatkan siswa
jenuh menerima pelajaran yang menyebabkan nilai siswa rendah pada bidang studi IPA. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti selaku kepala sekolah berupaya untuk memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru pengajar yaitu dengan menggunakan multi metode. Dengan demikian diharapkan nilai siswa mengalami peningkatan. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan multi metode; (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan Pertama, dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pada pukul 08.00 WIB. Kegiatannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Motivasi, Peserta didik diminta mencermati gambar hutan yang sedang ditebangi; (c) Pengetahuan prasyarat, Tanya jawab antara siswa dengan guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Peserta didik diminta menyebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia; (b) Guru memberi pengarahan bahwa manusia banyak memenuhi kebutuhannya melalui hutan; (c) Guru meminta peserta didik mencari informasi mengenai bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. (3) Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Memberi penghargaan kepada peserta didik yang
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
bersedia melakukan kegiatan belajar bersama-sama; (b) Uji kompetensi lisan: Sebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia, Sebutkan kebutuhan manusia yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan hutan. Pertemuan Kedua, dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2014 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Pengetahuan prasyarat, Tanya jawab antara siswa dengan guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Peserta didik diminta menyebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia; (b) Guru memberi pengarahan bahwa manusia banyak memenuhi kebutuhannya melalui hutan; (c) Guru meminta peserta didik mencari informasi mengenai bagian-bagian hewan tumbuhan yang sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. (3) Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Memberi penghargaan kepada peserta didik yang bersedia melakukan kegiatan belajar bersamasama; (b) Uji kompetensi lisan: Sebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia, Sebutkan kebutuhan manusia yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan hutan; (c) Mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan mendatang.
No.
Nama Siswa
Hasil Nilai
5 6 7 8 9 10 11 12
Galih Satriyo Alma Saesaruly F Arriananda Putri P Nisfah Lailla H Tiup Aan S Tegar R Nur Hasan Maulana Ashlih Bagus P Jumlah Rata – rata
86 68 68 70 70 68 64 80 889 74.08
133
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T TT TT T T TT TT T 8 4 66.67 33.33
Dari data di atas terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik masih sangat rendah. Siswa yang telah tuntas belajar nilai ≥ 70 ada 8 siswa atau sebesar 66,67% dengan nilai ratarata sebesar 74,08. Hal ini masih berada di bawah standar ketuntasan klasikal yaitu 85% . Hasil pengamatan aktifitas siswa adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multi metode pada siklus I memperoleh nilai aktivitas sebesar 50,00% berarti kegiatan pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru adalah persentase aktifitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan multi metode sebesar 56,25%. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”.
Observasi (Pengamatan) Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian kinerja siswa, hasil post test dan lembar observasi. Untuk penilaian kinerja hasilnya sebagai berikut. Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Leny Novia Facita 76 T 2 M Bayu Nugroho 76 T 3 Didik Akbar Maulana 84 T 4 Enggar Mayra T 79 T
Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih
133
134
Warsito, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA...
kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, dengan materi yang sama yaitu tentang keseimbangan ekosistem. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut. Pertemuan Pertama, dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 pada pukul 08.00 WIB. Kegiatannya terdiri sebagai berikut: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Motivasi, Guru meminta peserta didik untuk menyebutkan barang-barang yang dibuat menggunakan bahan dari bagianbagian tubuh hewan; (c) Pengetahuan prasyarat, Ajukan pertanyaan bagaimana jika barang-barang tersebut dihasilkan secara terus menerus. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagi peserta didik menjadi tiga
kelompok; (b) Tiap-tiap kelompok diminta mencari materi mengenai: Pembuangan limbah beracun dari pabrik, Perusakan terumbu karang, Perburuan liar; (c) Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya; (d) Tanya jawab antara kelompok yang presentasi dengan kelompok yang lain. (3) Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Memberi penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik; (b) Membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi; (c) Uji kompetensi lisan: Sebutkan kebutuhankebutuhan manusia yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan hutan, Sebutkan pengaruh penggunaan pupuk buatan dan pestisida berlebih bagi lingkungan, Sebutkan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan. Pertemuan Kedua, dilaksanakan pada hari Jum’at, 31 Oktober 2014 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya terdiri dari: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Motivasi, Guru meminta peserta didik untuk menyebutkan barang-barang yang dibuat menggunakan bahan dari bagian-bagian tubuh hewan; (c) Pengetahuan prasyarat, Ajukan pertanyaan bagaimana jika barangbarang tersebut dihasilkan secara terus menerus. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi mengenai: Pembuangan limbah beracun dari pabrik, Perusakan terumbu karang, Perburuan liar; (b) Siswa mengerjakan tugas tiap kelompok; (c) Tiap-tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya; (d) Tanya jawab antara kelompok yang presentasi dengan kelompok yang lain. (3) Kegiatan Penutup, meliputi: (a) Memberi penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik; (b) Membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi; (c) Uji kompetensi
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
135
lisan: Sebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan hutan, Sebutkan pengaruh penggunaan pupuk buatan dan pestisida berlebih bagi lingkungan, Sebutkan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan; (d) Mengumumkan tes evaluasi siklus II pada pertemuan mendatang.
pembelajaran IPA dengan menggunakan multi metode sebesar 70,00%. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasaan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”.
Observasi (Pengamatan) Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.
Refleksi Dari hasil observasi ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya sudah baik; (b) Motivasi guru terhadap siswa meningkat.
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Leny Novia Facita 80 T 2 M Bayu Nugroho 80 T 3 Didik Akbar Maulana 96 T 4 Enggar Mayra T 84 T 5 Galih Satriyo 100 T 6 Alma Saesaruly F 76 T 7 Arriananda Putri P 76 T 8 Nisfah Lailla H 72 T 9 Tiup Aan S 72 T 10 Tegar R 84 T 11 Nur Hasan Maulana 100 T 12 Ashlih Bagus P 76 T Jumlah 996 12 0 Rata – rata 83.00 100.00 0.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar mencapai 12 siswa atau sebesar 100,00% dengan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 83,00, hal ini sudah memenuhi standar ketuntasan klasikal. Sehingga dalam siklus II secara klasikal siswa telah mencapai tuntas belajar. Hasil pengamatan aktifitas siswa adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multi metode pada siklus II memperoleh nilai 75,00% berarti kegiatan pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru adalah persentase aktifitas guru dalam
135
Hasil Angket Siswa Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, maka peneliti memberikan angket kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon, sikap dan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan multi metode. Dari hasil rekapitulasi angket siswa dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori “sangat positif” dengan perolehan respon pada siklus I mencapai 1,02 dan pada siklus II mencapai 1,88. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPA materi keseimbangan ekosistem dengan menggunakan multi metode mendapat respon yang sangat baik dari siswa Kelas VI SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Trenggalek. Data yang penulis sajikan tersebut berupa data Hasil Belajar Siswa dan data Pelaksanaan persiapan belajar mengajar Guru. Interprestasi terhadap data penulis sajikan difokuskan pada dua hal tersebut yakni Hasil Belajar Siswa dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Guru. Tindak lanjut terhadap hasil interprestasi ini berupa perencanaan tindakan siklus berikutnya,
136
Warsito, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA...
penulis sertakan atas dasar evaluasi untuk perbaikan kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan siklus berikutnya. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 66,17 dengan ketuntasan belajar 25.00% siklus pertama 74,08 dengan ketuntasan belajar 66,67% siklus kedua 83,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100.00%, untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik di bawah ini. Jika kita tinjau dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu “Jika kepala sekolah dibantu guru pengajar kelas II dalam pembelajaran IPA materi Keseimbangan Ekosistem menerapkan pembelajaran Multi Metode, maka prestasi belajar siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Trenggalek tahun 2014/2015 akan mengalami peningkatan”. Dengan demikian hipotesis tindakan yang dilakukan adalah benar dan dapat diterima. Berdasarkan tujuan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun
pelajaran 2014/2015, maka penelitian tindakan kelas ini tergolong berhasil sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA. PENUTUP Kesimpulan Dalam menerapkan multi metode dalam pembelajaran IPA, guru terlebih dahulu membagi kelas dalam 3 klompok kecil. Setiap kelompok diberi tugas yang sama untuk memecahkan masalah. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengamati, menganalisis, mengidentifikasi setaip permasalahan. Siswa juga diberi kesempatan untuk belajar diluar kelas untuk lebih mudah dalam membandingkan perbedaaan ekosistem. Setiap kelompok setelah melakukan kegiatan diskusi, melakukan kegiatan presentasi. Dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan multi metode maka prestasi belajar IPA materi keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 dapat meningkat secara signifikan, hal ini didukung dengan peningkatan nilai rata-rata 66,17 dengan ketuntasan belajar 25.00% siklus pertama 74,08 dengan ketuntasan belajar 66,67% siklus kedua: 83,00 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%.
100.00 100.00 80.00
66.17
74.08
83.00 66.67
60.00
40.00
prestasi belajar rata-rata ketuntasan
25.00
20.00 0.00 sebelum siklus
siklus I
siklus II
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
137
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa
Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Saran Mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan multi metode. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran multi metode. DAFTAR RUJUKAN Arends. I Richard. 1997. Mengajar. Bostos: Mc Graw-Hill Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana, Sujana. 1975. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT: Remaja Rosdakarya.
Nana, Sujana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Al Gasindo. Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1986. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sardiman A.M. 1995 Interaksi Dan Motif Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.
137