118
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi...
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Hariyati SD Negeri 2 Durenan, Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Upaya guru kelas VI berkolaborasi dengan guru kelas lain agar dapat menerapkan model belajar kooperatif sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada matapelajaran Matematika dengan materi pokok pengerjaan bilangan bulat yang disampaikan oleh guru; dan (2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika setelah guru menerapkan model belajar kooperatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada siswa SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 27 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang diguanakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam model belajar kooperatif, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Model belajar kooperatif dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran matematika pokok bahasan pengerjaan hitung campuran. (2) Model belajar kooperatif mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Kata kunci: kooperatif, prestasi belajar, matematika
Guru sebagai pelaksana utama dalam pembelajaran diharapkan mampu menciptakan strategi pembelajaran yang inovatif. Menurut Usman (2004) guru dapat menggunakan beberapa cara dan strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sebagai usaha merangsang minat belajar siswa. Minat belajar menurut Uno (2012) adalah suatu dorongan atau keinginan individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai prestasi belajar yang dilakukan. Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar
(Sukmadinata, 2001). Tetapi, yang lebih penting dalam usaha merangsang minat belajar siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan strategi belajar yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri, tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Realita yang ditemui oleh peneliti di lapangan adalah prestasi belajar matematika pada siswa Kelas VI semester I SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015 rendah. Masih banyak siswa yang berada di bawah KKM. Hal ini diduga karena rendahnya minat belajar siswa pada matapelajaran matematika. Dengan adanya hal tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan memvariasikan metode pembelajaran. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Huda (2011) memberikan pengertian kooperatif sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kooperatif ini menuntut
119
kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Pendapat ini didukung oleh Isjoni (2009) bahwa pembelajaran kooperatif menurut merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978,1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan kognitif (Sandjaya, 2005). Selain itu, metode ini juga didukung oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses enkoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan metode kooperatif dilandaskan pada teori cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran. Dengan demikian, peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar matematika dengan pertimbangan model pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Hal ini selaras dengan pendapat Solihatin & Raharjo (2009) bahwa beberapa keuntungan model pembelajaran kooperetif antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan mem-
120
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi...
bandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini. Bila hal ini berjalan terus menerus secara berkelanjutan dan berkesinambungan maka problem yang selama ini menjadi pokok permasalahan yaitu rendahnya prestasi belajar siswa pada matapelajaran matematika dapat teratasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 27 siswa. Lokasi penelitian adalah di SD Negeri 2 Durenan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada Aqib (2009) yaitu terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan data ini mendeskripsikan bahwa implementasi model belajar kooperatif memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pencapaian minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Paparan data ini diperoleh dari kegiatan pengamatan dan observasi peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung.
Catatan-catatan prestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk hasil evaluasi yang dilakukan akhir kegiatan setiap siklus. Refleksi Awal Dalam penelitian ini, peneliti bersama kolaborator penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas VI yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar matematika materi Bilangan bulat. Dari hasil pengamatan pada kegiatan pra tindakan terekam bahwa merosotnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses penemuan, penurunan rumus dan aplikasi operasi bilangan bulat dalam permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa. Siswa dalam pemecahan masalah langsung diberi contoh soal dan kemudian mengerjakan soal. Perencanaan Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I, yaitu (a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran; (b) Mempersiapkan lembar observasi siswa; (c) Mempersiapkan lembar observasi guru; (d) Mempersiapkan lembar penilaian; dan (e) Mempersiapkan lembar evaluasi. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Gambaran secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model belajar kooperatif dapat didiskripsikan dalam langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan Awal Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdo’a terlebih dahulu. Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan cara mengaitkan pengetahuan sebelumnya
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberi motivasi dengan cara menyampaikan atau menjelaskan tujuan mempelajari materi yang akan dibahas. Membentuk kelompok belajar Kegiatan Inti Siswa mendengarkan uraian materi dari guru secara ringkas. Siswa mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok. Diskusi secara klasikal dengan bimbingan guru. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Masing-masing siswa mencatat kesimpulan Kegiatan Akhir Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Penegasan catatan siswamasingmasing siswa mengerjakan lembar tes individu Pengamatan Siklus I Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (1) Siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 66,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas baik dapat dilihat dalam Tabel 1. Hasil penelitian terkait keaktifan guru pada siklus I menunjukkan bahwa: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak
121
menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; dan (d) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 62,50% dan termasuk dalam kriteria baik dapat dilihat dalam Tabel 2. Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui model belajar kooperatif. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung menunjukkan bahwa model belajar kooperatif berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran matematika pokok bahasan pengerjaan bilangan bulat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipastikan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar demikian juga sebaliknya. Sedangkan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus). Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
122
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi...
tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar
kooperatif yang disajikan melalui nilai hasil belajar dalam Tabel 3.
Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I No
SIKLUS I
Indikator
1 2 3 4 5 6 7
Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi Kerjasama siswa dalam kelompok Tanggung jawab siswa dalam kelompok Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan Komunikasi siswa dalam kelompok Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan Jumlah % Rata-rata
P1 3 2 3 2 3 3 3
P2 2 3 2 3 2 3 3
2 3 3
3 2 3
Jumlah 5 5 5 5 5 6 6 5 5 6 53 66.25
Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Guru Siklus I No
Aktivitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Melakukan kegiatan apersepsi Penguasaan materi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien Menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari remidi/pengayaan Jumlah Rata-rata
P1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
Siklus I P2 NA 3 6 3 6 3 5 3 5 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 46 57.5
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Muzayyinul Aminin Ferdyan Alinsyah Adi Sulaiman Sahroni Adhi Triyanto Elnyno Ristuharjo Fairuz Duroh Safa Sahda Fatimah Wulan Mulia Ganez Bhaktiar Taruna Sakti Johan Dwi Sasongko Luthfi Nur Satriya Mahbub Uli'azmi Mochamad Andrew Daffa Renaldy Mohammad Asyfiya' Hamida Rodhyansah Mutiara Mustika Dewi Nifta Dwi Ramadani Niken Feronika Putri Nila Alin Sania
Nilai 72 86 68 60 84 68 72 90 76 74 72 82 72 82 68 86 76
Tuntas T T T T T T T T T T T T T
Ketuntasan Tidak Tuntas TT TT TT TT -
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 No. 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Nimas Ayu Ningtyas Putri Choli Ardina Putri Marsandha Sarirotus Sa'diyah Triana Nanda Lestari Vanestya Juliastuti Wilhan Debsa Reynas Silvi Zulfa Nurkaromah Mochamad Fahrizal Hasbi An'amtias Jumlah Rata-Rata
Nilai
Tuntas T T T T T T T T 21 77.78
74 68 72 90 76 74 72 82 68 86 2050 75.93
123
Ketuntasan Tidak Tuntas TT TT 6 22.22
Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I No
Indikator
1
Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu? Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini? Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini? Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru? Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengekuarkan gagasan?
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berdasarkan data hasil penilaian dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai ratarata siswa pada siklus I mencapai 75,93 dengan persentase ketuntasan sebesar 77,78 %. Hasil ketuntasan pada siklus I masih belum memenuhi ketuntasan yang peneliti harapkan yaitu sebesar 85% sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai
YA
Jumlah Siswa SAMA SAJA TIDAK
55.56
44.44
0
55.56
44.44
0
59.26
40.74
0
59.26
40.74
0
62.96
37.04
0
62.96
37.04
0
59.26
40.74
0
62.96
37.04
0
59.26
40.74
0
59.26
40.74
0
nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) Beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Pada siklus I juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran pada siklus I. Hasil angket siswa pada siklus I dapat disajikan dalam Tabel 4.
124
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi...
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian siswa tidak menyukai dengan model pembelajaran kooperatif, namun jumlah siswa yang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif lebih banyak sehingga metode kooperatif lebih dapat dikembangkan lagi dengan tujuan siswa lebih banyak yang merasa nyaman dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan model belajar kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun paparan penjabaran hasil dari kegiatan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: (a) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; dan (b) Guru memotivasi siswa khsusnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Siklus Kedua Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disusun oleh peneliti bersama kolaborator pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Tindakan Diksripsi dari proses pembelajaran pada siklus II disajikan dalam langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan Awal Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdo’a terlebih dahulu. Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
cara mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberi motivasi dengan cara menyampaikan atau menjelaskan tujuan mempelajari materi yang akan dibahas. Membentuk kelompok belajar. Kegiatan Inti Siswa mendengarkan uraian materi dari guru secara ringkas kemudian mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok. Diskusi secara klasikal dengan bimbingan guru. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Masing-masing siswa mencatat kesimpulan. Kegiatan Akhir Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Penegasan catatan siswamasingmasing siswa mengerjakan lembar tes individu. Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan pembelajaran siklus II, maka diperoleh peningkatan minat belajar siswa melalui model belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar kooperatif berupa nilai hasil belajar yang disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Nilai hasil Belajar Siswa pada Siklus II Ketuntasan Nila Tidak No Nama Tunta i Tunta s s 1 Muzayyinul Aminin 80 T 2 Ferdyan Alinsyah 100 T 3 Adi Sulaiman Sahroni 84 T 4 Adhi Triyanto 76 T 5 Elnyno Ristuharjo 84 T 6 Fairuz Duroh Safa 100 T Sahda 7 Fatimah Wulan Mulia 72 T -
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Ganez Bhaktiar Taruna Sakti Johan Dwi Sasongko Luthfi Nur Satriya Mahbub Uli'azmi Mochamad Andrew Daffa Renaldy Mohammad Asyfiya' Hamida Rodhyansah Mutiara Mustika Dewi Nifta Dwi Ramadani Niken Feronika Putri Nila Alin Sania Nimas Ayu Ningtyas Putri Choli Ardina Putri Marsandha Sarirotus Sa'diyah Triana Nanda Lestari Vanestya Juliastuti Wilhan Debsa Reynas Silvi Zulfa Nurkaromah Mochamad Fahrizal Hasbi An'amtias Jumlah Rata-Rata
94
T
-
92 100 88 92
T T T T
-
72
T
-
76 84 76 92 76 100 72 94 92 100 88
T T T T T T T T T T T
-
92 72 76
T T T 27
0
100.00
0.00
232 4
86.0
Berdasarkan data hasil penilaian pada siklus II pada Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus II mencapai 86,07 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus ke II. Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi
125
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) Sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) Sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa mendapatkan hasil sebesar 87,50 %, sedangkan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 81,25%. Hasil observasi keaktifan siswa dan keaktifan guru pada siklus II secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 6 dan Tabel 7. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas yang memuat nilai siklus I dan siklus II dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua rencana tindakan pada penelitian ini berjalan dengan baik; (b) Guru sudah dapat memberikan pemberian tugas dengan bobot soal yang tepat; (c) Siswa sudah dapat belajar mandiri, mengurangi ketergantungan pada orang lain; dan (d) Pemberian tugas secara rutin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Pada siklus II juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran pada siklus II. Hasil angket siswa dapat disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II No
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi Kerjasama siswa dalam kelompok Tanggung jawab siswa dalam kelompok Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan Komunikasi siswa dalam kelompok Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru Komunikasi siswa dengan guru Komunikasi siswa dengan teman sebaya Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan
SIKLUS II P1 P2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
Jumlah 7 7 6 7 7 6 8 7 7 8
126
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi... Jumlah % Rata-rata
70 87.5
Tabel 7 Hasil Observasi Keaktivan Guru Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Guru membuat RPP Waktu yang digunakan sesuai rencana Materi yang diberikan sesuai dengan RPP Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen Guru merangsang interaksi antar siswa Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada siswa Guru melaksanakan evaluasi Jumlah %Rata-rata
SIKLUS II P1 P2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4
Jumlah 7 6 7 7 6 7 7 5 6 7 65 81.25
Tabel 8 Hasil Angket Siswa Siklus II No
Indikator
1
Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu? Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini? Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini? Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru? Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengekuarkan gagasan?
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berdasarkan pada hasil angket siswa pada siklus II menunjukkan bahwa pada siklus II siswa banyak yang lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif sehingga para siswa merasa nyaman dan dengan menggunakan metode kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajaran siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model belajar kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika
YA 100.00
Jumlah Siswa SAMA SAJA 0.00
TIDAK 0
96.30
3.70
0
92.59
7.41
0
92.59
7.41
0
92.59
7.41
0
92.59
7.41
0
96.30
3.70
0
92.59
7.41
0
88.89 88.89
11.11 11.11
0 0
bagi siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek dimaksudkan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas siswa; (2) Meningkatkan motivasi belajar siswa; dan (3) Meningkatkan prestasi siswa yang ditunjukkan dari prestasi yang diperoleh siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi peneliti dalam
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 62,52 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 29,63%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 75,93 dengan ketuntasan belajar sebesar 77,78% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 86,07 dengan ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa model belajar kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan, yaitu: (1) Model belajar kooperatif, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 62,52 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 29,63%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 75,93 dengan ketuntasan belajar sebesar 77,78% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 86,07 dengan
127
ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%; dan (2) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari 66,25% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II. Sedangkan aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari 62,50% pada siklus I menjadi 81,25% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa model belajar kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah: (1) Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah model belajar kooperatif, dengan harapan bila motivasi belajar siswa meningkat dimungkinkan prestasi belajar yang diperoleh siswa juga akan meningkat pula; (2) Penerapan Model belajar kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar; (3) Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif; dan (4) Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru.
128
Sri Hariyati, Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi...
100.00 80.00
62.52
75.93 77.78
100.00 86.07
RATA-RATA
60.00 40.00
29.63
KETUNTASAN
20.00
0.00 SEB SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa
DAFTAR RUJUKAN Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Midya. Huda, M. Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sandjaya, W. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:
Rineka Cipta. Solihatin, E & Raharjo. 2009. Cooperatif Learning Analisis Pembelajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, U. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uno, H. B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.