JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
79
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 MALASAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Kamtiyah SD Negeri 2 Malasan, Durenan, Trenggalek Abstrak. Tujuan penelitian (Classroom Action Research) ini dimaksudkan untuk mengetahui: (1) Sikap siswa terhadap pembelajaran yang melalui penggunaan Metode Demonstrasi; (2) Langkah– langkah untuk meningkatkan minat belajar Matematika dan perolehan hasil belajar bidang studi Matematika dengan menggunakan Metode Demonstrasi; (3) Efektifitas pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Demonstrasi. Penelitian Classroom Action Research ini dilaksanakan di SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang dilaksanakan dalam bulan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 pada bidang studi Matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam Classroom Action Research ini adalah siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013 yang kelasnya berjumlah 23 siswa. Sedangkan peneliti adalah guru kelas IV dan kolaborator peneliti adalah guru kelas V. Dari hasil persiklus mengalami peningkatan yaitu dari awal siklus 65,22 siklus 1 68,70, dan siklus II 76,96 dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi Matematika pada siswa Kelas IV SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013 secara meyakinkan. Kata kunci: metode demonstrasi.
Pembelajaran matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajaran matematika semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari. Matematika timbul karena pikiranpikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah Aritmatika, Aljabar, geometri dan analisis
(analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik, selain itu matematika adalah ratunya ilmu (matematice is the scence) maksudnya antara lain ialah bahwa matematika itu tidak tergantung pada bidang studi lain, misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbul dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. (Depdiknas, 2003) Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan aksioma atau postulat disusunlah teori-teori atau dalil-dalil yang benar (dapat di buktikan) yang berlaku umum. Dalil-dalil yang dirumuskan itu banyak sekali, jadi matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang
79
80
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
tak didefinisikan keunsur-unsur yang didefinisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebenarannya, berlaku secara umum. Karena itu matematika sering disebut ilmu deduktif. Disini penulis ambil contoh pada geometri bidang, pada geometri bidang itu terdapat unsur-unsur terutama antara lain ialah titik, garis, lengkungan dan bidang, sekarang kita tinjau pengertian titik. Titik itu dianggap ada tetapi tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat dengan tepat, sebab titik itu adalah unsur yang tidak didefinisikan. Dengan kata lain hanya mampu memberikan penjelasan misalnya “titik itu adalah suatu, yang mempunyai ukuran Panjang, luas, isi atau berat, yang juga belum jelas”. Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada. (Bulhasan, 2000). Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan rumusan unsur-unsur lainnya yang kita definisikan itu di buat suatu asumsiasumsi dasar atau aksioma-aksioma atau postulat-postulat dalam hal ini aksioma dan postulat penulis samakan yaitu pernyataan dasar dalam matematika tidak disangsikan kebenarannya karena kebenarannya tidak di sangsikan lagi. Obyek langsung dalam matematika ialah fakta, keterampilan proses dan aturan (principal) untuk mempelajari obyek-obyek langsung ataupun untuk mempelajari topiktopik dalam matematika tidak dapat sembarangan. Topik-topik dalam matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis. Di samping itu setelah anak memahami fakta., keteram-
pilan konsep dan aturan obyek-obyek langsung itu harus dilatih dan di fahamkannya juga. (As’ari, 2000) Disini siswa dituntut harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupakan prasarat itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran Matematika diantaranya: (1) Siswa merasa takut pada guru dan pelajaran Matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan Matematika dalam pemecahan soal, (3) Siswa jarang melakukan percobaan guna membuktikan kebenaran suatu pokok, bahasan Matematika, (4) sebagian guru, kurang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (5) sebagian guru masih menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain. Metode Demonstrasi sudah sering digunakan dalam berbagai kegiatan, semacam penataran dan pelatihan, dengan harapan peserta penataran atau pelatihan dapat langsung mempraktekkan materi-materi yang ditatarkan dan dilatihkan. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dalam penelitian ini, Metode Demonstrasi diartikan sebagai tindakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan beberapa kegiatan secara utuh. Karena dalam metode ini siswa dituntut untuk mengidentifikasikan suatu konsep, merubah suatu
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
konsep, merubah suatu pokok bahasan mejadi persamaan matematis, mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan nilai atau peraga dan mengkaitkan suatu pokok bahasan materi dengan suatu alat dalam kehidupan sehari-hari. (Mutmainah, 2002) Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan komponenkomponen yang membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan sebagai berikut: (1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; (3) Proses pengajaran lebih menarik; (4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataaan dan mencoba melakukannya sendiri. (Mutmainah, 2002) Jika memperhatikan latar belakang masalah maka tujuan penelitian (Classroom Action Research) ini dimaksudkan untuk mengetahui: (1) Sikap siswa terhadap pembelajaran yang melalui penggunaan Metode Demonstrasi; (2) Langkah–langkah untuk meningkatkan minat belajar Matematika dan perolehan hasil belajar bidang studi Matematika dengan menggunakan Metode Demonstrasi; (3) Efektifitas pembelajaran
81
Matematika dengan menggunakan Metode Demonstrasi. METODE PENELITIAN Clasroom Action Research ini dilaksanakan di SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/ 2013 yang dilaksanakan dalam bulan Maret sampai bulan April 2013 pada bidang studi Matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam Clasroom Action Research ini adalah Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013 yang kelasnya berjumlah 23 siswa. Dalam menyiapkan Clasroom Action Research ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada Clasroom Action Research; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari depdiknas; (3) Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat pada proses pembelajaran; (4) Mengajak guru bidang studi Matematika untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. (PGSM, 1999) Populasi dari penelitian ini adalah semua jumlah keseluruhan Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/ 2013 yang kelasnya berjumlah 23 siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 23 siswa maka berdasarkan pendapat diatas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012/2013.
81
82
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 3 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan replecting (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode Demonstrasi dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tes Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai. (Arikunto, 1991) Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran peneliti tentukan sebagai berikut. Tabel 1 Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran Nilai Kriteria Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76- 85 B (baik) Nilai 60-75 C (cukup) Nilai 50-59 D (kurang) Nilai 0-40 E (kurang sekali)
Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang- kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan
nilainya ≥ 60. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria minat belajar siswa Nilai Kriteria 70 %-100% Baik 41 %-69% Cukup 0 % - 40% Kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Observasi awal dimulai pada tanggal 13 Maret 2013. Berdasarkan catatan dari observer, Aktifitas guru sangat dominan dalam pembelajaran. Guru menerangan di depan kelas hanya dengan bercerita. Komunikasi antara siswa dengan guru masih kurang. Siswa masih ada yang ramai sehingga pembelajaran terkesan tidak kondusif. Rata rata dari mereka malas dengan pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Namun demikian, bukannya mereka mendengarkan penjelasan dari guru pengajar, mereka malah ramai sendiri. Dalam hal ini, guru kurang memotivasi siswa. makadari itu, untuk mengubah pola pikir peserta didik tentang matematika, peneliti selaku guru kelas IV bekeinginan untuk merubah metode pembelajaran yang selama ini diterapkan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Diharapkan dengan penerapan metode ini, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil Tindakan Penelitian Siklus Pertama Perencanaan (Planning) Perencanaan dalam hal ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya: (a) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran,
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
yaitu satuan pelajaran, rencana pembelajaran dengan metode demonstrasi; (b) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (c) Guru menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian / proses pembelajaran pada Siklus I; (d) Guru mempersiapkan alat tes; (e) Guru membuat perangkat sistem penilaian.
83
(g) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (h) Siswa mengumpulkan tugas; (i) Guru pengajar membahas soal diskusi siswa; (j) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar; (k) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu; (l) Siswa mengerjakan soal secara individu; (m) Setelah siswa selesai mengerjakan soal individu, siswa mengumpulkan hasil jawabannya kepada guru pengajar; (n) Guru membahas soal individu; (o) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar; (p) Guru memberikan tugas rumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (c) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.00 WIB. kegiatannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB Guru memasuki ruang kelas IV; (b) Secara bersama sama guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru dan siswa membahas Tugas Rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan pertama. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru memberikan penjelasan tentang bangun ruang untuk mengingatkan siswa; (b) Siswa
Pelaksanaan (Acting) Dalam pelaksanakan siklus I ini, dilaksanakan selama 2 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari tahap kegiata awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pertemuan pertama pada siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu pukul 07.00 WIB diruang kelas IV. Kegiatannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (b) Secara bersama sama guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru membentuk kelompok belajar siswa dan menata tempat duduk siswa agar terlihat rapi dan sesuai dengan metode demonstrasi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk membaca buku pedoman siswa; (b) Guru memberikan penjelasan tentang bangun ruang kepada siswa dengan menggunakan gambar gambar yang sesuai; (c) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru pengajar; (d) Guru memberikan catatan kepada siswa; (e) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok; (f) Siswa menerima dan mengerjakan soal secara berkelompok. Adapun tugasnya adalah.
83
84
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
memperhatikan penjelasan dari guru pengajar; (c) Guru memberikan catatan kepada siswa; (d) Guru menanyakan hal hal yang belum diketahui/ belum dimengerti oleh siswa; (e) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Contoh: Buatlah jaring jaring kubus! Buatlah jaring jaring balok!; (f) Siswa menerima dan mengerjakan soal secara berkelompok; (g) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (h) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. Siswa mempresentasikan tentang bagaimana cara menggambar jaring jaring balok dan kubus. Setiap siswa perkelompok dianjurkan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas dengan catatan tidak boleh ada yang sama antara pola jaring jaring kubus dan balok kelompok satu dengan yang lainnya; (i) Guru membantu siswa selama proses presentasi; (j) Setelah presentasi selesai, Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu; (k) Siswa mengerjakan soal secara individu; (l) Siswa mengumpulkan tugas individu; (m) Guru membahas soal individu; (n) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya yaitu pada tanggal 27 Maret 2013; (c) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua. Pengamatan (Observing) Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara
merata, membuat rang kuman dan memberikan; (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan , (2) Siswa yang mengemukakan pendapat, (3) Siswa yang mendefinisikat suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Di samping itu Siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan perintah, (2) Melakukan demonstrasi, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya; (c) Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatasn siswa untuk bertanya; (d) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Menanyakan hal-hal yang kurang jelas tentang pokok bahasan., dan (2) Memperhatikan temanya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan . Tabel 3 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I Ketuntasan No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas 1 Alihu Yudistira 80 T 2 Banu Setiawan 70 T Dyah Ayu 3 70 T Setyorini 4 Ayu Eka F 70 T Badrus 5 60 TT Sofyanudin 6 Bela Salsa E 70 T 7 Dita Armelia a. 80 T 8 Desy Nur B. J 70 T 9 Anida Tri N. B. 80 T 10 Fahri Fauzi S. 60 TT 11 Frieharum P. 70 T 12 Hery Mardani 70 T 13 Ismi Rahmawati 60 TT 14 Linta Yustina 70 T 15 Mustofa Dwi K. 70 T 16 Nurul Nur K. 70 T 17 Nela Cholida F. 70 T 18 Nurma Faiza A. N 50 TT 19 Rizky Dwi P. 70 T 20 Rizky Irwanudin K. 80 T 21 Bagas Arta B. 60 TT 22 Ziza Putri S. 70 T 23 Rizal Muh. I. 60 TT
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 JUMLAH RATA RATA
1580 68.70
17 73.91
6 26.09
85
demonstrasi kegiatan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket; (3) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian / proses pembelajaran pada Siklus II.
Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat yang masih memenuhi kriteria kurang yaitu mempersiapkan buku Matematika, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru. Aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (2) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (3) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang, menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain; (4) Rencana perbaikan, meliputi: (a) Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Demonstrasi; (b) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I.
Pelaksanaan (Acting) Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini umumnya sama dengan siklus I, yaitu terdiri dari dua pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari tahap kegiatan, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pertemuan pertama siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu, pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (b) Secara bersama sama guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk membaca buku pedoman siswa tentang bangun datar simetris; (b) Guru menanyakan kepada siswa tentang hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (c) Guru menjelaskan kepada siswa tentang hal hal yang belum diketahui oleh siswa tersebut; (d) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru pengajar; (e) Guru memberikan catatan kepada siswa; (f) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Adapun tugasnya adalah: Apa alasan mengatakan bahwa bangun tersebut simetris?
Siklus Kedua Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamaat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya: (1) Merubah urutan Metode Demonstrasi; (2) Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap melakukan
(g) Siswa menerima dan mengerjakan soal
85
86
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
secara berkelompok; (h) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (i) Siswa mengumpulkan tugas; (j) Guru pengajar membahas soal diskusi siswa; (k) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar; (l) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu; (m) Siswa mengerjakan soal secara individu; (n) Setelah siswa selesai mengerjakan soal individu, siswa mengumpulkan hasil jawabannya kepada guru pengajar; (o) Guru membahas soal individu; (p) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar; (q) Guru memberikan tugas rumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran pada pertemuan pertama; (b) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (c) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua siklus kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (b) Secara bersama sama guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru dan siswa membahas Tugas Rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan pertama. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk membaca buku pedoman siswa mengenai pencerminan bangun datar; (b) Guru menanyakan kepada siswa tentang hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (c) Guru menjelaskan kepada siswa tentang hal hal yang belum diketahui oleh siswa tersebut; (d) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru pengajar; (e) Guru memberikan catatan tambahan kepada siswa; (f) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Adapun tugasnya adalah.
Gambarlah bayangan benda berikut dan jelaskan sifat sifatnya!
Ceriminkan benda berikut kecermin Y kemudian cerminkan hasilnya ke cermin X!
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 6 Bela Salsa E 7 Dita Armelia a. 8 Desy Nur B. J 9 Anida Tri N. B. 10 Fahri Fauzi S. 11 Frieharum P. 12 Hery Mardani 13 Ismi Rahmawati 14 Linta Yustina 15 Mustofa Dwi K. 16 Nurul Nur K. 17 Nela Cholida F. 18 Nurma Faiza A. N 19 Rizky Dwi P. 20 Rizky Irwanudin K. 21 Bagas Arta B. 22 Ziza Putri S. 23 Rizal Muh. I. JUMLAH RATA RATA
(g) Siswa menerima dan mengerjakan soal secara berkelompok; (h) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (i) Siswa mengumpulkan tugas; (j) Guru pengajar membahas soal diskusi siswa; (k) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar; (l) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu; (m) Siswa mengerjakan soal secraa individu; (n) Setelah siswa selesai mengerjakan soal individu, siswa mengumpulkan hasil jawabannya kepada guru pengajar; (o) Guru membahas soal individu; (p) Siswa mencatat jawaban yang telah direvisi oleh guru pengajar. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran pada pertemuan Kedua; (b) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya; (c) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua. Pengamatan(Observing) Hasil pengamatan guru dan pengamat menunjukkan: (a) Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif; (b) Ketika melaksanakan demonstrasi tindakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan menyakinkan; (c) Tes Hasil terakhir.
70 80 70 90 80 70 70 70 70 90 70 100 70 70 80 70 70 80 1770 76.96
T T T T T T T T T T T T T T T T T T 23 100.0
87
0 0.00
Hasil pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria baik yaitu: mempersiapkan buku Matematika, berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanyaan, dan lebih intensif jika diberitahukan akan ada ulangan. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh peneliti; (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep,terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi Matematika di Kelas IV. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 4 Nilai Evaluasi Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas 1 Alihu Yudistira 80 T 2 Banu Setiawan 80 T 3 Dyah Ayu Setyorini 70 T 4 Ayu Eka F 80 T 5 Badrus Sofyanudin 90 T
Pembahasan Keseluruhan Dari hasil analisis keseluruhan mulai dari pengambilan data awal (data sebelum
87
88
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
siklus) hingga siklus II seperti yang tercantum diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran dengan kerja kelompok ternyata prestasi prestasi belajar Matematika pada kelas IV SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek dapat meningkat secara optimal. Pada sebelum siklus, nilai yang didapat siswa hanya mencapai rata rata 65,22 dengan ketuntasan belajar sebesar 60,87. Meningkat pada siklus I dengan nilai rata rata sebesar 68,70 dengan ketuntasan belajar sebesar 73,91. Pada siklus II rata rata siswa sebesar 76,96 dengan ketuntasan belajar 100%. Hal ini terjadi karena dalam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran pun dapat meningkat. Dalam setiap siklus terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran yang meliputi: (1) Guru selalu berusaha terus menerus untuk membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran dengan jalan memberikan masukan bahwa sebenarnya setiap siswa itu mampu mngerjakan soal-soal Matematika walaupun soal itu sulit, yang terpenting adalah ketelitian dan tidak tergesa-
gesa dalam mengerjakannya, karena semua kesulitan akan terpecahkan apabila kita mau terus latihan serta tidak tergantung pada orang lain; (2) Untuk lebih meningkatkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, kiranya pemberian balikan tidak hanya sekedar dalam bentuk tulisan / simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada siswa; (3) Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas baik itu tugas yang harus diselesaikan di rumah maupun yang harus diselesaikan di kelas, perlu di dekati dan perlu diberi balikan tidak hanya dalam bentuk tulisan/simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada diri para siswa. Dan kelompok ini perlu mendapat penanganan dan perhatan khusus sehingga nantinya lambat laun mereka menyadari kekeliruannya sendiri dan akhirnya akan membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. Dengan adanya materi perbaikan dalam setiap siklus ternyata membawa implikasi yang positif terhadap kualitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
89
100 100.00 90.00 80.00
65.22
70.00
68.70
73.91
76.96
60.87
60.00 50.00
NILAI
40.00
KETUNTASAN
30.00 20.00 10.00 0.00 SEBELUM SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Kenaikan Prestasi Hasil Belajar
Demonstrasi, (2) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (3) Memberikan soal-soal latihan hitungan sesuai dengan persamaan yang baru diperoleh dan (4) Setiap kelompok dituntut untuk melakukan demo yang dilakukan secara bergiliran oleh masing-masing anggota kelompok.
PENUTUP Kesimpulan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan minat belajar diperolehan hasil belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-urutan: (1) Mendemonstrasikan suatu materi pelajaran matematika, (2) Mengerjakan suatu pokok bahasan dari data hasil demonstrasi, (3) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan Bangun ruang dan bangun datar yang telah ditemukan. Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode demonstrasi tampaknya meningkatkan motivasi siswa kelas IV Semester II SDN 2 Malasan Kecamatan Durenan tahun 2012/2013 dalam belajar bidang studi Matematika. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah (1) Merubah urutan
Saran Penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika yang telah diuraikan di atas, hendaknya. guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan Matematika. Dengan adanya penelitian seperti ini diharapkan guru mampu menerapkan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
89
90
Kamtiyah, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa...
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. As’ari, Abdur Rahman. 2000. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Posing. Buletin Pelangi Pendidikan, Volume 2 No. 2, hlm 43. Bulhasan. 2000. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Matematika di Kelas dengan Memfungsikan Rencana Pembelajaran. Artikel dalam Buletin Pelangi Pendidikan. Vol. 3. No. 1:p.37-40. Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikdasmen. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kurikulum 2004. Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Mutmainah, Amini. Pengalaman Proses Pembelajaran Metode demonstrasi dan Eksperimen Di Malang, makalah disajikan di seminar Pembelajaran Kontruktivisme pada SD, di MIPA UNM, malang, tahun 2002. Oemar, Hamalik. 1980. Metodologi Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdikbud. Winarno Surakhmad. 1975. Dasar dan Teknik Research Pengantar Melodologi Ilmu. Bandung: Tarsito.