JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
155
MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Istikomah MI Miftahul Huda Pakis, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 pada materi Pemilu Di Indonesia setelah kepala sekolah secara kolaboratif menerapkan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi pemilu di Indonesia tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berdampak pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%, hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang sangat baik. Kata kunci: student facilitator and explaining, PKn, Kelas VI
Tugas kepala sekolah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah bukan sekedar menjadi simbol pemimpin tetapi lebih dari itu, kepala sekolah harus dapat meningkatkan kemajuan pendidikan di lembaganya. Tugas kepala sekolah akan menjadi tidak tepat jika hanya menghadiri rapat dinas yang dilakukan di tingkat UDPK atau sejenisnya. Kepala sekolah harus dapat menjadi seorang administrator, supervisor dan motivator bagi guru dan siswa, untuk itu kepala sekolah di MI Miftahul Huda Pakis pada minggu kedua melakukan kegiatan KKG Mini, selain supervisor kelas yang rutin dilakukan pada
akhir bulan. Melalui kegiatan ini dijadikan bahan kepala sekolah untuk mengambil kebijakan. Dari hasil KKG mini yang dilakukan setiap minggu kedua diketahui bahwa siswa kelas VI mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn, sehingga prestasi belajar siswa menurun. Hasil pengamatan di lapangan juga ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu: banyaknya siswa yang pasif baik dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan, model pembelajaran guru yang kurang sesuai dengan situasi dan kon-
156
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
disi siswa, dan tidak adanya penilaian terhadap tugas. Selanjutnya dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada umumnya menganggap matapelajaran PKn itu membosankan karena penuh dengan bacaan dan peristiwaperistiwa yang terjadi pada masa lampau. Selain itu, siswa menganggap matapelajaran PKn adalah pelajaran yang tidak penting, sehingga menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran dan hasil belajarnya kurang baik. (Prasodjo, 2003). Dengan demikian, upaya yang dapat mengatasai permasalah tersebut salah satunya dengan memvariasikan model pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE). Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Selain itu, siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain dengan mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Model pembelajaran ini digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi narasumber terhadap temannya di kelas. Dengan demikian, peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) dalam proses pembelajaran
PKn dengan pertimbangan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) efektif untuk melatih siswa berbicara menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Model ini merupakan model yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggungjawab secara individu. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bertindak sebagai seorang “pengajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap siswa lain. Dengan model ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. (Usman, 2000). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi Pemilu di Indonesia tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Lokasi penelitian adalah di MI Miftahul Huda Pakis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan catatan lapangan. Desain penelitian yang digunakan terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Kegiatan KKG Mini rutin dilaksanakan pada minggu ke-2, tanggal 14 September 2014. KKG Mini dilaksanakan dengan tujuan untuk menghimpun permasalahan dan kemajuan pendidikan di madrasah. Salah satu masukan yang menjadi perhatian peneliti sebagai kepala sekolah adalah adanya penurunan mionat dan prestasi belajar PKn di kelas VI. Padahal kelas VI sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan di madrasah. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pra tindakan yang dimulai pada tanggal 18 September 2014. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil kajian studi dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Pemilu Di Indonesia sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini seperti yang tercantum dalam catatan penelitian pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab utama rendahnya prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat, sehingga tidak mampu meningkatkan minat aktivitas belajar siswa. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE); (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; dan (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian Action (Pelaksanaan)
157
Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertemuan 1 1) Peneliti selaku kepala sekolah bersama guru Kelas VI bapak Khozinuddin, S.Pd, memasuki ruang Kelas VI. 2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa terlebih dahulu berdoa 3) Selanjutnya guru bersama siswa menyanyikan lagu Garuda Pancasila. 4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa. 5) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya. 6) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa 7) Guru menyampaikan materi pembelajaran 8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. 9) Untuk memudahkan kegiatan pembelajaran guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut: Amati gambar berikut!
a) Apa yang dapat kamu amati dari gambar diatas?
158
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
b) Buatlah 5 pertanyaan yang berhubungan dengan gambar diatas? c) Apakah yang dimaksud dengan demokratis? d) Apa tujuan diadakan pemilu di Indonesia? e) Jelaskan azas yang digunakan dalam pemilu? 10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian melakukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa. 11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat giliran pertama untuk menjadi narasumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas hasill temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari kelompok lain, bisa mengatakan “lewat”. 12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining, untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa. 13) Untuk megetahui daya serap siswa pada materi yang disampaikan guru memberikan tugas individu. 14) Pembelajaran berakhir. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pekerjaan rumah akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan 2 1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI. 2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa terlebih dahulu
Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa. 4) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya. 5) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa 6) Guru menyampaikan materi pembelajaran 7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. 8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajaran guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing. Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut: a) Sebutkan tahun-tahun pemilihan umum di Indonesia! b) Sebtukan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004! c) Sebutkan persyaratan calon presiden dan wakil presiden! d) Sebutkan daftar presiden RI! e) Sebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden! 9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian melakukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa. 10) Siswa selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat giliran pertama untuk menjadi nara sumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas hasil 3)
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
temuan pada LKS 2. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari keompok lain, bisa mengatakan “lewat”. 11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa. 12) Untuk megetahui daya serap siswa pada materi yang disampaikan guru memberikan tugas individu. 13) Pembelajaran berakhir. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan uji kompetensi. Observation (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a) Bagi Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, siswa-siswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 60,00% dan termasuk dalam kategori aktivitas “cukup baik”; (b) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (2) Materi
159
yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (3) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; (4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 61,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE) berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn materi Pemilu Di Indonesia. Gambaran perkembangan prestasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I Ketuntasan N Nama Siswa Nilai o T TT 1 Fauzan Maskur 70 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok 70 T Prasetyowati 5 Aringga Wahyu 60 TT Fitratama 6 Dicky Restu Priansyah 70 T 7 Engga Habibur 70 T Rohman 8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 9 Kusnia Fitriani 80 T 10 Litazyida Aula Putrid 70 T 11 M. Agung Badrus 60 TT Sholeh 12 M. Fany Muzakky 60 TT 13 M. Khasan 60 TT 14 M. Khusen 100 T 15 M. Reyhan 70 T 16 M. Reza 80 T 17 M. Sholeh Ibrahim 70 T
160
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
18 Selvi Tri Hidayanti 60 19 Zakya Jihan Nabila 70 T Jumlah 1390 14 %Rata-Rata 73.16 73.68 (Sumber: Data Diolah Dari Nilai Evaluasi 1)
TT 5 26.32
Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; dan (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 73,68% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85,00%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang pemilu di Indonesia. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi. Pertemuan 1 1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI. 2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa terlebih dahulu 3) Selanjutnya guru bersama siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya 4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa. 5) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya. 6) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa 7) Guru menyampaikan materi pembelajaran 8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. 9) Untuk memudahkan kegiatan pembelajaran guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masingmasing. Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut: a) Sebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden! b) Apa saja larangan-larangan pada pelaksanaan kampanye? 10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian melakukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa. 11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
giliran pertama untuk menjadi narasumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas haisl temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari keompok lain, bisa mengatakan “lewat”. 12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa 13) Untuk megetahui daya serap siswa pada materi yang disampaikan guru memberikan tugas individu 14) Pembelajaran berakhir. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pekerjaan rumah akan dibahas pada peretamuan berikutnya. Pertemuan 2 1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI. 2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa terlebih dahulu. 3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa. 4) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya. 5) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa 6) Guru menyampaikan materi pembelajaran 7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. 8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajaran guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing.
161
Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut: a) Sebutkan aturan-aturan dalam pemilihan Kepala Daerah! b) Sebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP) yang berhubungan dengan pemilu! 9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian melakukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa. 10) Siswa telah selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat giliran pertama untuk menjadi nara sumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas hasil temuan pada LKS 4. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari keompok lain, bisa mengatakan “lewat”. 11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa 12) Untuk megetahui daya serap siswa pada materi yang disampaikan guru memberikan tugas individu 13) Pembelajaran berakhir. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan uji kompetensi. Observasi (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a) Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan
162
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidaklagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 78,75% dan termasuk dalam kategori aktivitas “baik”; dan (b) Dari segi guru diperoleh hasil bahwa guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 80,00% dan termasuk dalam kriteria “baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE) berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn materi Pemilu Di Indonesia. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa peneliti tampilkan tabulasi data berikut ini. Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran pada Siklus II Ketuntasa No Nama Siswa Nilai n T TT 1 Fauzan Maskur 100 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok Prasetyowati 80 T 5 Aringga Wahyu Fitratama 70 T 6 Dicky Restu Priansyah 80 T 7 Engga Habibur Rohman 80 T 8 Fajar Ahmad Mubarok 70 T 9 Kusnia Fitriani 90 T 10 Litazyida Aula Putrid 100 T 11 M. Agung Badrus Sholeh 100 T 12 M. Fany Muzakky 80 T
No 13 14 15 16 17 18 19
Nama Siswa M. Khasan M. Khusen M. Reyhan M. Reza M. Sholeh Ibrahim Selvi Tri Hidayanti Zakya Jihan Nabila Jumlah
Nilai
Ketuntasa n T TT T T T T T T T 19 0
70 100 80 100 80 80 80 1610 84.7 %Rata-Rata 100.0 4 (Sumber: Data Diolah Dari Evaluasi 2)
0.00
Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat; dan (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian, maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%, sehingga penelitian ini berkahir pada siklus II Penerapan Metode Belajar Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada Mata Pelajaran PKn Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model SFAE, peneliti membagi siswa Kelas VI yang berjumlah 19 siswa menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa. Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu siswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikan lagu “Pemilihan Umum”. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
163
kelompoknya. Tabel 3 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siklus I
Aspek Penilaian Memberitahukan SK, KD dan Indikator Apersepsi & motivasi Penyajian sesuai dengan urutan materi Penguasaan terhadap materi pembelajaran Menggunakan metode diskusi Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman dan menyenangkan Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu Bersama dengan siswa merefleksikan kegiatan belajar Jumlah Rata-Rata
P1 2 3 2 2 2 2 2 3
P2 2 3 3 3 2 2 2 3
3 2
3 3
Jumlah 4 6 5 5 4 4 4 6 6 5 49 61.25
Tabel 4 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE Siklus I No Aktivitas Jumlah P1 P2 1 LKS dan modul 2 2 4 2 Mengikuti kegiatan belajar dengan tertib 3 3 6 3 Aktif dalam kegiatan belajar 2 2 4 4 Mencatat / merangkum materi yang disampaikan 2 3 5 5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 2 2 4 6 Berbicara dengan sopan dan menggunakan kata- kata yang baik 2 2 4 7 Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 2 2 4 8 Aktif dalam kegiatan diskusi kelompok 3 3 6 9 Menggunakan pakaian / seragam bersih dan rapi 3 3 6 10 Mengerjakan PR 2 3 5 Jumlah 48 Rata-Rata 60
Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan
Siklus II P1 P2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3
Siklus II P1 P2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
4 3
Jumlah 6 6 6 6 6 7 6 7 8 6 64 80
Jumlah 6 5 6 6 6 7 6 7 8 6 63 78.75
tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dari tabel di atas dengan diterapkannya metode belajar kooperatif model SFAE
164
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 61,25% termasuk dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan
80.00 60.00
dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 60,00% dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 78,75% dalam kriteria “baik”. Hal ini membuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa tiap siklus dapat disajikan dalam Gambar 1.
80.00 78.75 61.25 60.00 Aktivitas Guru
40.00
Aktivitas Siswa 20.00 0.00 Siklus I
Siklus II
(Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa) Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Tabel 5 Perkembangan Prestasi belajar Siswa No
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Fauzan Maskur Ahmad Fajar Fahlavi Ahmad Minhajul Gowin Ainina Elok Prasetyowati Aringga Wahyu Fitratama Dicky Restu Priansyah Engga Habibur Rohman Fajar Ahmad Mubarok Kusnia Fitriani Litazyida Aula Putrid M. Agung Badrus Sholeh M. Fany Muzakky M. Khasan M. Khusen M. Reyhan M. Reza M. Sholeh Ibrahim Selvi Tri Hidayanti Zakya Jihan Nabila
70 100 70 70 60 70 70 100 80 70 60 60 60 100 70 80 70 60 70
Ketuntasan % T TT T T T T TT T T T T T TT TT TT T T T T TT T
Nilai 100 100 70 80 70 80 80 70 90 100 100 80 70 100 80 100 80 80 80
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
Ketuntasan % TT
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 Jumlah %Rata-Rata
1390 73.16
14 73.68
Dari data pada Tabel 5 diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16; siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Peningkatan hasil prestasi belajar siswa tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 2. Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI
1610 84.74
0 0.00
menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model Student Facilitator and Explaining (SFAE). Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 95,53% dapat dilihat pada Tabel 6.
73.16
73.6884.74
59.47
60.00 40.00
19 100.00
100.00
100.00 80.00
5 26.32
165
Prestasi Belajar
36.84
Ketuntasan
20.00 0.00 Seb. Siklus
Siklus I
Siklus II
(Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II) Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Tabel 6 Hasil Respon Siswa No
Indikator
1
Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu? Apakah kamu merasa mudah belajar IPSsetelah guru menerapkan metode ini? Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini? Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru? Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembangkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu?
2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi A B C 17 1 1
A 34
Skor B C 1 0
17
1
1
34
1
18
1
0
36
17
1
1
19
0
18
Ratarata 35
1.84
0
35
1.84
1
0
37
1.95
34
1
0
35
1.84
0
38
0
0
38
2.00
0
1
36
0
0
36
1.89
19
0
0
38
0
0
38
2.00
18
0
1
36
0
0
36
1.89
19
0
0
38
0
0
38
2.00
NA
166 10
Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)... Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengeluarkan gagasan? Jumlah Rata-rata
17
1
1
34
1
0
35
1.84 19.11 95.53
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dengan pembentukan kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, melalui pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa pin kepada siswa yang aktif; (2) Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan
persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% sehingga dari hasil penelitian di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang menunjukan peningkatan yang sangat baik. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah: (1) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran; (2) Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE); (3) Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE); dan (4) Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.
DAFTAR RUJUKAN Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Nasional. Malang: FIP IKIP Malang. GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. 1994.
Jakarta: Dikmenum,. Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud. Prasodjo, B, dkk. 2003. Teori dan Aplikasi
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
PKn untuk Kelas 1 SD. Jakarta: Yudhistira. Saputro, M. D. 2002. Pendidikan Menyongsong Globalisasi. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Hari Pendidikan Nasional, FIS Nasional, 13 Mei 2002. Usman, M. U, & Setiawati, L. 2000. Upaya Mengoptimalkan Kegiatan Belajar
167
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Walgito, B. 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Unviersitas Gadjah Mada. Wijaya, C. 2000. Pendidikan Inkuiri Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.