240
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika...
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 2014/2015 Oleh: Supandi SDN 2 Wonorejo, Gandusari, Trenggalek
Abstrak. Meningkatkan kinerja dan kreativitas guru merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Melalui kegiatan supervisi kepala sekolah dapat memberikan penyuluhan, masukan-masukan, motivasi, dan bantuan-bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran amatlah penting untuk mendukung kesuksesan belajar mengajar di dalam kelas maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Metode konstruktivisme merupakan suatu metode yang melatih siswa untuk aktif dan kreatif metode ini juga menunjukkan bahwa banyak keragaman siswa dan mempunyai kreatifitas sendiri-sendiri. Permasalahan yang ada pada penelitian adalah seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika setelah guru menerapkan pendekatan konstruktivisme. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Upaya guru kelas VI agar dapat menerapkan model belajar konstruktivisme sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada bidang studi Matematika dengan materi pokok bilangan bulat yang disampaikan oleh guru, (2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika setelah guru menerapkan pendekatan konstruktivisme. Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontruktivisme yang memberikan pengakuan terhadap keragaman siswa, lokasi penelitian ini di SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 13 siswa. Hasil penelitian dari pendekatan kontruktivisme prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus nilai rata-rata 64,62 pada siklus I 76,15 meningkat secara signifikan pada akhir siklus II menjadi 83,08 dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Kata kunci: konstruktivisme, prestasi belajar, matematika, kelas VI
Suatu pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika adanya kerja sama antara kepala sekolah, guru dan siswa yang ingin mencapai suatu tujuan peningkatan sebuah prestasi. Kepala sekolah merupakan tugas tambahan seorang guru. Untuk itu ditengah kesibukan kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksinya harus seimbang. Kepala sekolah dituntut untuk mampu memotivasi guru agar mampu melaksanakan tugas sebagai pendidik secara professional (Hamalik, 2001).
Peningkatan kinerja dan kreativitas guru sangatlah penting untuk menunjang pembelajaran di kelas. Meningkatkan kinerja dan kreativitas guru merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Melalui kegiatan supervisi kepala sekolah dapat memberikan penyuluhan, masukan-masukan, motivasi, dan bantuan-bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran amatlah penting
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
untuk mendukung kesuksesan belajar mengajar di dalam kelas maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Metode konstruktivisme merupakan suatu metode yang melatih siswa untuk aktif dan kreatif metode ini juga menunjukkan bahwa banyak keragaman siswa dan mempunyai kreatifitas sendirisendiri. Dari permasalahan diatas peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika Materi Bilangan Bulat Dengan Menerapkan Model Belajar Konstruktivisme Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester I”. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yaitu, penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual Zuriah (2003). Carr dan Kemmis (1986), mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan inkuiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas
241
VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sebab peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan partisipan. Zuriah (2003) mengatakan bahwa orang yang akan melakukan penelitian tindakan haruslah terlibat dalam proses penelitian dari awal. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015 yang berjumlah 13 guru. Metode Pengumpulan Data Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia dan non manusia. Sumber data manusia dalam penelitian tindakan ini adalah siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/ 2015 SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Prosedur Pengumpulan Data Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya. (1) Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat
242
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika...
terjadi atau berlangsungnya peristiwa. (2) Wawancara Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Menurut Arifin (1998) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya. Guba & Lincoln yang dikutip oleh Moleong (2000), mengatakan bahwa maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawacara tidak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia, dan sensitif sifatnya sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat semua respons afektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung (Bafadal, 1992). Namun dalam pelaksanaan wawancara tersebut tetap mengacu pada Guba & Lincoln (Bafadal, 1992) bahwa sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu disusun garisgaris besar pertanyaan yang disampaikan kepada informan berdasarkan pada fokus dan sub fokus penelitian. (3) Dokumentasi
Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Guba & Lincoln yang dikutip oleh Moleong (2000) mengatakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1) Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong; (2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian; (3) Sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, dan (4) Hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki. Metode Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan (Bogdan dan Biklen, 1982). Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Selanjutnya Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu: (1) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan; (2) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi, dan (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek. Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3) Menyimpulkan dan memferivikasi. Dan kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data dapat diungkapkan dengan, (1) data apa yang masih perlu dicari, (2) pertanyaan apa yang harus dijawab, (3) metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru, dan (4) kesalahan apa yang harus diperbaiki. Keabsahan data merupakan konsep penting dalam membuktikan kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) suatu hasil penelitian. Dalam penelitian tindakan ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti.
243
Diantaranya: (1) perpanjangan siklus kegiatan penelitian, dalam kegiatan penelitian tindakan ini, agar didapatkan hasil penelitian yang optimal dan mendekati keabsahan data hasil penelitian, maka langkah peneliti melakukan kegiatan ini menjadi 2 siklus kegiatan. Masing-masing kegiatan persiklus merupakan upaya peningkatan dan membuktikan keabsahan data yang diperoleh. (2) Ketekunan pengamatan, ketekunan peneliti dalam kegiatan pengamatan, akan membantu peneliti dalam memperoleh data penelitian yang valid dan reliabel. Ketekunan peneliti dalam penelitian ini ditunjukkan pada kehadiran peneliti pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan. (3) Triangulasi, menurut Moleong (2000) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian, diantaranya, sumber, metode, penyidik dan teori. Tahap-Tahap Penelitian Dan Cara Pengambilan Kesimpulan Tahap 1 Refleksi, merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian. Tahap 2 Perencanaan, merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Dalam
244
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika...
tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran yang jelas tentang pendekatan konstruktivisme dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf kerja tindakan tiap individu dan kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program kerja (time schedulle), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung dan gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/ 2015 SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti. Tahap 3 Tindakan Observasi, tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada. Tahap 4 Refleksi Akhir, tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1 Refleksi Awal Dalam penelitian tidakan kelas ini peneliti selaku guru kelas yang juga mendapat tambahan tugas sebagai kepala sekolah
bersama dengan mitra guru kelas lain mengidentifikasi bahwa hasil prestasi belajar siswa pada kelas VI mengalami kemerosotan sehingga perlu diadakan perbaikan dari segi metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. hal ini disebabkan karena pada penerapan metode sebelumnya siswa kurang dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan guru menerangkan dan sesekali siswa merasa bosan sehingga lebih sering bergurau dengan teman sebangkunya. Pembelajaran menjadi kurang efektif sehingga berdampak pada kemerosotan prestasi siswa kelas VI. Dalam penelitian ini peneliti menyusun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan selama 2 bulan antara bulan November dan Desember 2014 dengan biodata sebagai berikut. Tabel 1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No Tanggal Kegiatan Keterangan 1 4 November Menyampaikan 2014 surat ijin penelitian 2 5-10 Observasi November 2014 3 11 & 18 Siklus I November 2014 4 25 November Evaluasi siklus I 2014 5 2&9 Siklus II Desember 2014 6 16 Desember Evaluasi siklus II 2014
Perencanaan Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I, yaitu: (1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran; (2) Mempersiapkan lembar observasi siswa; (3) Mempersiapkan lembar observasi guru, (4) Mempersiapkan lembar penilaian; (5) Mempersiapkan lembar
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
evaluasi. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model belajar konstruktivisme, peneliti diskripsikan dalam langkah-langkah berikut. Pertemuan 1 Pada hari selasa tanggal 11 November 2014 pukul 09.30, peneliti bersama guru kelas VI memasuki ruang kelas dengan didampingi oleh kolaborator penelitian. Posisi peneliti berada di kursi belakang dengan tujuan agar tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa. Pada kegiatan pendahuluan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama. Setelah itu guru berusaha menggali pemahaman siswa dengan mengingatkan siswa pada sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat di kelas 4 dan 5. Pada tahap eksplorasi ini anak-anak masih ingat cara sistem keledai pada operasi campuran bilangan bulat yaitu pipa landa yang merupakan kependekan ping para tambah lan suda yang diartikan sebagai perkalian, pembagian penjumlahan dan pengurangan. Pukul 09.45 masuk pada kegiatan inti. Guru berusaha membangun pemahaman siswa untuk operasi hitung campuran bilangan bulat. Pada kesempatan ini guru memberikan LKS untuk tugas kelompok dan tugas individu. Siswa diajak untuk menemukan sifat-sifat operasi hitung campuran pada bilangan bulat Pukul 10.00, setelah kegiatan mengerjakan tugas LKS selesai, siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil temuannya mengenai sifat-sifat hitung bilangan bulat. Pada kegiatan diskusi ini guru
245
memberikan penguatan atas pertanyaan dan jawaban siswa. Pukul 10.15, siswa diminta untuk mengerjakan tugas mandiri. Pukul 10.30 guru mengakhiri pembelajaran matematika, guru melakukan refleksi pembelajaran bersama siswa dengan menyebutkan sifat-sifat hitung campuran bilangan bulat. Pertemuan 2 Pada hari Selasa tanggal 18 November 2014 pukul 07.00, peneliti bersama guru kelas VI memasuki ruang kelas. Pukul 07.00, pada kegiatan pendahuluan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama. Setelah itu guru berusaha menggali pemahaman siswa dengan mengingatkan siswa pada sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Guru mengkofirmasikan jawaban pekerjaan rumah siswa. Siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaa rumahnya kepada rekannya. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaan rumahnya di papan tulis tanpa membawa buku. Pukul 07.15, pada kegiatan inti, guru memberikan tes evaluasi belajar siswa. Jumlah soal 10 butir dalam bentuk isian. Pukul 08.00 guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Pengamatan Siklus I Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut. Pengamatan observasi di kelas menggunakan format pengmatan aktivitas guru dan siswa. (a) Bagi Kelas VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, siswa sudah memperhatikan dan mencatat halhal yang belum diketahui, mampu menganalisis soal yang diberikan oleh guru,
246
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika...
menempati posisi pada kelompok yang telah dibuat, serta berani bertanya kepada teman atau guru jika ada hal-hal yang kurang jelas dalam memahami permasalahan, sedangkan aktivitas siswa yang masih memerlukan bimbingan adalah kegiatan diskusi, kerjasama dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi hasil presentasi, keberanian menyampaikan ide atau gagasan serta kemampuan dalam menyimpulkan hasil diskusi. (b) Dari segi aktivitas guru terekam aktivitas yang menonjol yaitu dalam kegiatan aersepsi, penguasaan materi pembelajaran, pelaksanaan skenario pembelajaran, sedangkan aktivitas guru yang masih memerlukan peningkatan yaitu kemampuan guru untuk menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien, menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, dan melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari remidi/pengayaan. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian ditemukan beberapa kendala dalam pembelajaran untuk itu guru akan memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien, menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, dan melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari remidi/pengayaan. Kegiatan Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disusun oleh peneliti bersama kolaborator pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Diskripsi secara detail peneliti tampilkan dalam uraian berikut. Pertemuan 1 Pada hari selasa tanggal 2 Desember 2014 pukul 09.30, peneliti bersama guru kelas VI memasuki ruang. Pada kegiatan pendahuluan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama. Setelah itu guru berusaha menggali pemahaman siswa dengan mengingatkan siswa pada sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat pada pertemuan berikutnya. Pukul 09.45, pada kegiatan inti, guru berusaha membangun pemahaman siswa untuk menerapkan pamahaman siswa mengenai operasi hitung campuran bilangan bulat dalam pemecahan masalah yang sering dijumpai oleh siswa. Guru membagikan LKS untuk didiskusikan bersama. Pukul 10.00, setelah kegiatan mengerjakan tugas LKS selesai, siswa diberikan ke-
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
sempatan untuk mempresentasikan hasil temuannya mengenai sifat-sifat hitung bilangan bulat. Pada kegiatan diskusi ini guru memberikan penguatan atas pertanyaan dan jawaban siswa. Pukul 10.15, siswa diminta untuk mengerjakan tugas mandiri. Pukul 10.30 guru mengakhiri pembelajaran matematika, guru melakukan refleksi pembelajaran bersama siswa dengan menyebutkan sifat-sifat hitung campuran bilangan bulat. Pertemuan 2 Pada hari Selasa tanggal 9 Desember 2014 pukul 07.00, peneliti bersama guru kelas VI memasuki ruang kelas. Pukul 07.00, pada kegiatan pendahuluan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama. Guru mengkonfirmasikan jawaban pekerjaan rumah siswa. Siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaa rumahnya kepada rekannya. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaan rumahnya di papan tulis tanpa membawa buku. Pukul 07.15, pada kegiatan inti, guru memberikan tes evaluasi belajar siswa. Jumlah soal 10 butir. Pukul 08.00 guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terekam bahwa guru dalam menjalakan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang telah dirancang oleh peneliti. Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan
247
temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Siswa Bagi Kelas VI SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, siswa sudah memperhatikan dan mencatat hal-hal yang belum diketahui, mampu menganalisis soal yang diberikan oleh guru, menempati posisi pada kelompok yang telah dibuat, serta berani bertanya kepada teman atau guru jika ada hal-hal yang kurang jelas dalam memahami permasalahan, sedangkan aktivitas siswa yang masih memerlukan bimbingan adalah kegiatan diskusi, kerjasama dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi hasil presentasi, keberanian menyampaikan ide atau gagasan serta kemampuan dalam menyimpulkan hasil diskusi. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 57,50% dan termasuk dalam kategori aktivitas baik. Aktivitas semakin berkembang pada siklus II dengan persentase aktivitas sebesar 75,00%.
248
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika... 13.
Tabel 2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa No
Aktivitas
Siklus I
1
Memperhatikan dan mencatat topic yang di ajarakan Memahami dan menganalisis soal yang di berikan Membentuk kelompok Bertanya pada teman atau guru jika ada hal-hal yang kurang jelas dalam memahami soal Mendiskusikan dengan teman atau siswa lain tentang apa yang di tanyakan Saling bekerja sama untuk mengerjakan lembar kerja kelompok Mempresentasikan hasil kerja kelompok Menanggapi hasil presentasi kelompok Menyampaikan ide, pendapat dan gagasan terhadap hasil presentasi. Menyimpulkan hasil diskusi Jumlah Rata-rata
3
Siklus II 3
3
3
3 2
3 3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2 23 57.50
3 30 75.00
2 3 4
5 6 7 8 9 10
Prestasi Belajar Siswa Hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I peneliti tampilkam pada Tabel 3.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I % Ketuntasan N Tidak Nama Siswa Nilai Tunta o Tunta s s 1 Aiwi Vamilum Ivana 60 TT 2 Hadiaksa Yuda P 60 TT 3 Indira Septi Hayati 70 T 4 Jentayu Pandu W 70 T 5 Jenna Adeliya F 70 T 6 Libra Bagus S 70 T 7 Laili Zalmah U 70 T 8 Muh Junaidi R.W 100 T 9 Pebri Setiawan 100 T 1 Silvia Nur Sandy 80 T 0 1 Selva Evina P 80 T 1 1 Wiska Wicaksono 80 T 2
1 Yunita Ayuningsih 3 Jumlah Rata-rata
80
T
-
990 76.15
11 84.62
2 15.38
Berdasarkan data hasil penilaian pada siklus I diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 76,15 dengan ketuntasan belajar sebesar 84,62% hasil ini sudah menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum siklus yang nilai rata-rata siswa hanya mencapai 64,62 dengan ketuntasan hanya 46,15%. Untuk memaksimalkan penilaian siswa maka perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus II dengan hasil penilaian seperti berikut.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Tabel 4 Nilai hasil Belajar Siswa Pada Siklus II % Ketuntasan N Tidak Nama Siswa Nilai Tunta o Tunta s s 1 Aiwi Vamilum Ivana 70 T 2 Hadiaksa Yuda P 70 T 3 Indira Septi Hayati 70 T 4 Jentayu Pandu W 70 T 5 Jenna Adeliya F 70 T 6 Libra Bagus S 70 T 7 Laili Zalmah U 70 T 8 Muh Junaidi R.W 100 T 9 Pebri Setiawan 100 T 1 Silvia Nur Sandy 100 T 0 1 Selva Evina P 100 T 1 1 Wiska Wicaksono 100 T 2 1 Yunita Ayuningsih 90 T 3 Jumlah 1080 13 0 Rata-rata 83.08 100.00 0.00
Berdasarkan pada hasil penilaian siswa pada siklus II diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai siswa pada siklus II dengan perolehan rata-rata sebesar 83,08 dengan ketuntasan belajar sebesar 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perolehan pada siklus II menujukan bahwa penerapan metode konstruktivisme dapat
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
dikatakan berhasil. PENUTUP Kesimpulan Dalam Pendekatan Konstruktivisme, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pendekatan
249
Konstruktivisme dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Bilangan bulat.
100.00
100.00 80.00
84.62
76.15
83.08
64.62
60.00
NILAI RATA
46.15
KETUNTASAN
40.00 20.00 0.00 SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa
Pendekatan Konstruktivisme, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus nilai rata-rata 64,62; pada siklus I 76,15 meningkat secara signifikan pada akhir siklus II menjadi 83,08 dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme. DAFTAR RUJUKAN
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar. Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru. Pendekatan Konstruktivisme merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan bila motivasi belajar siswa meningkat dimungkinkan prestasi belajar yang diperoleh siswa juga akan meningkat pula.
250
Supandi, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika...
Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringka. Jakarta: Rajawali Press. Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesionalisme Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Bogdan, R.C dan Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Mehtods. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Carr, W., & Kemmis, S. 1986. Becoming critical: education, knowledge and action research. Brighton, Sussex: Falmer Press. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengujar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Naturulistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia, Jakarta. Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Waseso, I. 1994. Wawasan dan konsep dasar Penelitian Tindakan Pendidikan (Materi II). Makalah disajikan pada lokakarya pelatihan tindakan di IKIP Malang. Jakarta: UP3SD Depdikbud. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalam Bidang Pendidikan dan Sosial (Edisi Pertama). Malang: Bayu Media Publishing.