Mugianto, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
187
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MELALUI MULTI METODE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II GANDUSARI KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Mugianto SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V Semester II dengan menggunakan Multi metode. (2) Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada konsep Permainan sepak bola bidang studi Penjaskes. Lokasi penelitian yang akan digunakan adalah SD Negeri II Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri II Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 21 siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Minat siswa dalam belajar penjaskes secara umum cukup tinggi disebabkan setelah pertemuan awal siswa mengetahui pembelajaran dengan Multi metode ternyata cukup menyenangkan. (2) Penggunaan Multi metode dalam pengajaran bidang studi Penjakes dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pengajaran tidak monoton. Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan multi metode menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V Semester II SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek sebelum siklus 62,01 dengan prosentase ketuntasan sebesar 14,29%. Pada siklus 1 nilai rata-rata 69,60 dengan prosentase ketuntasan sebesar 61,90%. Sedangkan untuk siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,96 dengan prosentase ketuntasan sebesar 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012/2013, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil. Kata Kunci: Multi Metode, Penjaskes, Kelas V
Sejak zaman dulu kegiatan olahraga itu sudah dilakukan oleh orang-orang primitive sejak jaman dahulu. Penghidupan bangsa primitive berhubungan erat dengan alamnya. Gerakan-gerakan jasmani dilakukan demi kelangsungan hidupnya atau karena kegembiraan saja. Mereka hidup tergantung pada berburu, menangkap ikan dan berperang. Jadi situasi kehidupannya memerlukan ketangkasan, daya tahan dan kelentukan jasmani. Ketangkasan dan ketrampilan tersebut diperlukan untuk dapat mempergunakan alat-alat seperti lembing, lasso, boomerang, batu, dan lain-lain. Untuk semua itu adalah demi kelangsungan hidup, yang mereka juga tidak menyadari kalau itu semua sudah merupakan serangkaian gerakan olahraga.
Tetapi perkembangan olahraga dewasa ini berbeda dengan masa sekarang, olahraga merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupan. Keinginan dan kesadaran yang dimiliki masyarakat yang olahraga semakin nampak ada kecenderungan bahwa mereka berolahraga dengan berbagai tujuan yang ingin dicapai, kegiatan olahraga sudah ditempatkan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, mungkin mereka tahu bahwa orang yang rajin dan teratur berolahraga akan memperoleh kondisi badan yang baik. Ada empat hal yang mendasari tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yaitu: (1) Tujuan olahraga untuk rekreasi; (2) Tujuan melakukan olahraga untuk pendidikan;
188
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
(3) Tujuan melakukan olahraga untuk kesegaran jasmani; (4) Tujuan olahraga untuk prestasi sebagai sarana terakhir (Slameto, 1998:12) Salah satu kegiatan olahraga yang banyak mendapat perhatian khalayak ramai adalah sepak bola. Permainan sepakbola termasuk cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua kalangan, baik dewasa maupun anak-anak, laki-laki maupun perempuan. Sepak bola termasuk cabang olahraga yang diajarkan di sekolah dasar dan selalu dilombakan setiap ada kejuaraan, baik ditingkat nasional maupun internasional. Tetapi kenyataannya prestasi belajar Penjaskes siswa kelas V semester II SD Negeri II Gandusari Tahun 2012/2013 materi pokok Pasing ball dan shooting ball yang masih rendah. Oleh karena itu perlu perbaikan proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan ke arah peningkatan prestasi belajar siswa. Metode multi metode yang telah dikembangkan di negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena multi metode mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter pembelajaran penjaskes sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah siswa menjalankan usaha belajar. Misalnya dapat menyelesaikan dengan baik suatu unit bahasan atau pelajaran ini tidak sama, ada yang bergerak lebih dari cepat dan ada yang bergerak lebih lamban. Seperti dalam buku Dardji Darmodihardjo sebagai berikut: “Bahan pelajaran dan waktu belajar itu sebenarnya dijabarkan untuk program belajar murid-murid dengan kemampuan belajar rata-rata. Apabila bahan pelajaran ini sama untuk disajikan kepada anak didik yang lebih cepat kemampuan belajarnya, maka anak tersebut akan menguasai dalam waktu yang lebih pendek. Sebaliknya apabila bahan pelajaran yang sama itu disajikan ini kepada anak yang lebih lamban, dalam artian kurang mampu untuk menguasai dalam be-
lajar, maka waktu yang dibutuhkannya lama (Dardji Darmodihardjo. Prof. 1982: 25). Dengan demikian anak yang memiliki kemampuan lebih cepat juga dalam usaha belajar akan cepat pula dan mudah untuk memperoleh prestasi belajar akan cepat pula dalam hasil prestasi belajar dengan baik, sebaliknya anak yang memiliki kemampuan lebih lamban akan menemui kesukaran di dalam memperoleh hasil yang baik. Apabila bahan pelajaran yang sama disajikan pada anak didik yang memiliki kemampuan belajarnya berbeda satu dengan yang lainnya. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam prestasi belajar dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu: (a) Prestasi belajar yang berupa adanya perubahan kemampuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan. (b) Prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran. (c) Prestasi belajar yang serupa adanya perubahan ketrampilan atau kecekatan di dalam melaksanakan atau mengajarkannya, tugas yang termasuk juga dalam keterampilan menggunakan alat. Tujuan pemberian penilaian prestasi belajar, (a) Untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam mengikuti pelajaran; (b) Untuk mengukur kekurangan-kekurangan atau kelemahannya yang terdapat, baik pihak pendidik sendiri maupun bagi anak didik yang selama dalam melaksanakan kegiatannya dalam belajar mengajar; (c) Untuk menentukan langkah-langkah yang bisa diambil dalam menentukan program belajar mengajar berikutnya; (d) Penilaian juga berfungsi dan bertujuan untuk: (1) Membantu anak didik agar mereka lambat laun dapat menilai dirinya sendiri guna meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila; (2) Bagi guru memperoleh umpan balik sebagai dasarnya untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Metode Demonstrasi Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pela-
Mugianto, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
jaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode ini sangat cocok digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan komponenkomponen yang membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan sebagai berikut. (1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; (3) Proses pengajaran lebih menarik; (4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataaan dan mencoba melakukannya sendiri. Metode Praktik Metode Praktik merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Praktik yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagian proses terjadinya sesuatu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bidang studi Penjaskes materi pokok Pasing ball dan shooting ball melalui Multi metode. Hal ini penting karena minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap aktivitas proses belajar dan prestasi belajar. Bagi guru diharapkan penelitian ini lebih jauh mendo-
189
rong untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan prestasi belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas sekolah. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian yang digunakan adalah SD Negeri II Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Subyek dalam penelitian dalam hal ini adalah guru Penjaskes di SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012/2013. Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri II Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 21 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari: (a) Instrumen Lembar Observasi Guru dalam PBM; (b) Instrumen Lembar Observasi Kerja Siswa dalam PBM; (c) Kuesioner untuk siswa; (d) Soal tes kinerja siswa. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut. (1) Refleksi Awal: Peneliti beserta teman-teman guru dalam satu sekolah bersama-sama untuk mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya tingkat daya serap siswa yang memberi pengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa, minat dan motivasi serta perhatian siswa terhadap pelajaran masih rendah; (2) Peneliti dan kolaborator merumuskan permasalahan secara operasional dan relevan dengan rumusan masalah penelitian yang telah dituangkan sebelumnya; (3) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya meliputi: Menyusun rancangan strategi penyampaian dan pengelolaan pembeljaran yang merupakan bahan intervensi/
190
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
pemberian perlakuan dalam proses pembelajaran berupa rancangan program, bahan, strategi pembelajaran dan evaluasi, menyusun metode dan alat perekam data yang berupa Tes, catatan lapangan, pedoman analisis, dokumen dan catatan harian. Siklus Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Multi metode dalam proses belajar mengajar. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian maka digunakan instrumen sebagai berikut: (1) Lembar perencanaan pembelajaran; (2) Lembar kisi-kisi dan Lembar soal ulangan harian; (3) Lembar analisis penilaian formatif; (4) Lembar pelaksanaan program perbaikan/ pengayaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Kegiatan refleksi merupakan pencerminan dari hasil kegiatan pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang muncul di kelas V yaitu merosotnya perolehan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Penjaskes materi pokok Pasing ball dan shooting ball. Dengan merosotnya prestasi belajar ini, peneliti bersama mitra guru mengadakan tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran melalui multi metode. Planning (perencanaan) Tahap persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: Menentukan topik yang akan diterapkan dalam pembelajaran, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya penelitian tindakan. Action (pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), mengkomunikasikan kegiatan yang akan dilakukan, siswa berkumpul di lapangan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dibariskan menjadi 2 bersap lalu dihitung, siswa melakukan lari pelan-pelan mengelilingi lapangan kemudian kembali dalam barisan 4 bersap, melakukan gerakan streaching, melakukan gerakan senam, anak secara berpasangan melakukan tendangan dengan jarak yang telah ditentukan, anak dikumpulkan, guru memberi penjelasan tentang peraturan permainan sepak bola, bermain sepak bola, anak dibagi dalam 3 kelompok masing-masing 11 anak untuk bermain sepak bola dan guru sebagai wasitnya., penenangan, guru memberi penjelasan/ membetulkan tentang teknik dasar dan cara bermain yang baik sesuai peraturan, penilaian (Beberapa anak disuruh melakukan tendangan dengan jarak ± 8m dengan punggung kaki bagian dalam, beberapa anak disuruh melakukan tendangan dengan jarak ± 8m dengan punggung kaki bagian luar). Observation (pengamatan) Melihat hasil observasi yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di lapangan sekolah SD Negeri II Gandusari menunjuk-
Mugianto, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
kan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran tidak menyampaikan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru pada siklus I termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik dengan perolehan skor sebesar 62,50%. Hal ini diimbangi oleh aktivutas belajar siswa selama di lapangan. Untuk aktivitas siswa terekam bahwa siswa putri masih enggan melakukan gerakan yang dicontohkan oleh guru. Mereka beranggapan bahwa mateir ini hanya untuk siswa putra saja. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 60,71%. Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian siswa, berdasarkan aspek penilaian psikomotorik, afektif dan kognitif. Untuk penilaian kinerja hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Prestasi Belajar Siklus 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Siswa Adma Mihar Sanjunika Aryudha Elvani Bayu Yulian Afandi Binati Ejaweni Brian Safa Danendra Defvi Aries Shanti Deviani Dini Nurcahyani Ebit Dhamar habibbah Eillen Sherazy Gustalovich Fifit Nurchasanah Kikit Liliani Ilham Romadoni Irfan Agung Saputra Muh. Dicki Setiawan Muh. Ganiv Wahyu P.R. Mutia Dani Rohmah Oktavia Rosita Dewi Salma Rezki Paramesti Taufik Tiyo Umar Valentin Putri Apriani Zolla Malindasari V. Jumlah Rata – Rata
Nilai Total
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas
68
TT
67 71 69
T
TT
71
T
191
Berdasarkan tabel penilaian diatas menunjukkan peningkatan prestasi siswa dari sebelum siklus dengan nilai rata-rata 62,01 dengan ketuntasan belajar 14,29% meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 69,60 dan ketuntasan belajar mencapai 61,90%. Namun hasil penilaian pada siklus I ini masih belum mencapai ketuntasan belajar yang diinginkan peneliti yaitu sebesar 85% maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus ke II. Reflection (refleksi) Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut. (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan yang sifatnya memperagakan, mencoba dan mengobservasi maupun menjelaskan suatu kegiatan masih sangat rendah; (c) Dalam hal tanya jawab masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dalam hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
TT
68
TT
71
T
71
T
71
T
71 66 71 72 69
T
71
T
67 70
T
71
T
71
T
72
T
69 1462 69.60
13 61.90
TT T T TT TT
TT 8 38.10
Siklus II Planning (perencanaan) Tahap planning secara garis besar perencanaannya sama dengan siklus I dengan materi yang sama pada siklus I. Berdasar pada temuan siklus I maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut. (a) Meningkatkan perbaikan teknik bertanya; (b) Meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa. Action (pelaksanaan) Pada tahap pelaksanaan siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Observation (pengamatan) Kegiatan observaisi pada siklus II masih menggunakan format yang sama pada kegiatan observasi pada siklus I. untuk aktivitas guru pada siklus II guru telah berhasil
192
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
memotivais siswa putri untuk melakukan gerakan Pasing ball dan shooting ball. Guru dalam pembelajaran sudah terbiasa menyampaikan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai, sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru pada siklus II sudah termausk dalam criteria aktivitas yang sangtabaik dengan perolehan skor 716,67%. Sedangkan aktivitas siswa yang sudah berkembang adalah keberanian siswa, sportivitas, keakuratan tendangan serta kerjasama siswa dalam melakukan permainan. Untuk aktivitas siswa pada siklus II mendapatkan skor sebesar 716,67%.Hasil observasi selama proses belajar mengajar pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Prestasi Belajar Siklus 2 No.
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6
Adma Mihar Sanjunika Aryudha Elvani Bayu Yulian Afandi Binati Ejaweni Brian Safa Danendra Defvi Aries Shanti Deviani Dini Nurcahyani Ebit Dhamar habibbah Eillen Sherazy Gustalovich Fifit Nurchasanah kikit liliani Ilham Romadoni Irfan Agung Saputra Muh. Dicki Setiawan Muh. Ganiv Wahyu P.R. Mutia Dani Rohmah Oktavia Rosita Dewi Salma Rezki Paramesti taufik tiyo umar valentin putri Apriani Zolla Malindasari V. Jumlah Rata – Rata
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nilai Total
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas
75 72 79 78 73 79
T T T T T T
81
T
77
T
74
T
78 75 76 77 76
T T T T T
84
T
78 77 75 76 77 80 1616 76.96
T T T T T T 21 100.00
0 0.00
Berdasarkan data penilaian siklus ke II di atas menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata mencapai 76,96 dengan ketuntasan belajar 100% dengan hasil ini menunjukkan permasalah pada siklus I dapat teratasi pada siklus ke II dengan baik. Reflection (refleksi) Dari hasil obsrevasi ditemukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut. (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas menjadi hidup sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru sudah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk memperagakan, mencoba dan mengobservasi maupun menjelaskan suatu kegiatan sudah sangat baik; (c) Dalam kegiatan demonstrasi semua siswa sudah terlibat dengan aktif. Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan Multi metode menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aspek psikomotorik, afektif dan kognitif sebelum siklus masingmasing 62,01 dengan prosentase ketuntasan sebesar 14,29%. Pada siklus 1 nilai rata-rata 69,60 dengan prosentase ketuntasan sebesar 61,90%. Sedangkan untuk siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,96 dengan prosentase ketuntasan sebesar 100%. Hasil prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek untuk setiap siklus aspek penilaian psikomotorik, afektif dan kognitif dapat dilihat pada grafik berikut.
Mugianto, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
193
Ketuntasan; Siklus II; Prestasi Belajar; 100,00 Prestasi Belajar; Seb. Siklus; 62,01
Prestasi Belajar; Siklus II; 76,96 Siklus I; 69,60 Ketuntasan; Siklus I; 61,90
Prestasi Belajar Ketuntasan
Ketuntasan; Seb. Siklus; 14,29
Gambar 1 Perbandingan Aspek Penilaian Tiap Siklus PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Minat siswa dalam belajar penjaskes secara umum cukup tinggi disebabkan setelah pertemuan awal siswa mengetahui pembelajaran dengan Multi metode ternyata cukup menyenangkan. (2) Penggunaan Multi metode dalam pengajaran bidang studi Penjakes dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pengajaran tidak monoton. Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan multi metode menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V Semester II SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek sebelum siklus 62,01 dengan prosentase ketuntasan sebesar 14,29%. Pada siklus 1 nilai rata-rata 69,60 dengan prosentase ketuntasan sebesar 61,90%. Sedangkan
untuk siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,96 dengan prosentase ketuntasan sebesar 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2012/2013, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil. Saran Perlu adanya beberapa metode atau metode bervariasi dalam penyampaian materi pada setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan menyenangi materi yang disampaikan. Penulisan penelitian seperti ini perlu waktu yang cukup untuk mempersiapkan instrumen dan perangkat untuk pengambilan data. Hendaknya terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik agar KBM berjalan efektif.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Prestasi belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto, Suharsimi 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Slameto, Drs. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Dardji Darmodihardjo. 1982. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Wingkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.