Insih Kawedhar, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi ...
77
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI PROBLEM SOLVING DI KELAS V SEMESTER II TAHUN 2014/2015 SD NEGERI 2 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Insih Kawedhar SD Negeri 2 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui sikap siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015 semester II terhadap pembelajaran IPS yang menggunakan Metode Problem solving; (2) Mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar IPS dan perolehan hasil belajar bidang studi IPS dengan menggunakan Metode Problem solving pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015 semester II; (3) Sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Problem solving pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015semester II. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan tahun 2014/2015 yang berjumlah 29 siswa. Peneliti adalah guru kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi ajar perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam metode problem solving tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari kenaikan hasil belajar siswa setiap siklus. Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59,31 dengan persentase 31,03%, nilai rata-rata siklus I 70,00 dengan persentase ketuntasan 72,41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90,69 dengan persentase 93,10%. Kata kunci: Problem solving, Prestasi belajar, Kelas V, IPS
Pembelajaran IPS merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pembelajaran IPS anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi pembelajaran IPS semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari IPS merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat berkembang dan perkembangannyapun sangat luas seiring dengan pe-
rubahan jaman, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang sosial sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses pengetahuan antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Mata pelajaran IPS adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai sosial pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (1994:73). Tujuan pengajaran IPS, yaitu: (a) Memahami konsep-konsep IPS dan keter-
78
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (b) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; (d) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (e) Mampu menerapkan berbagai konsep IPS untuk menjelaskan gejala-gejala sosial dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari; (f) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi belajar siswa merupakan kata majemuk, untuk mengetahui pengertiannya secara keseluruhan terlebih dahulu perlu diketahui pengertiannya satu persatu dari kata itu. Motivasi berarti “dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu” (Moeliono, 1989593) sedangkan belajar berarti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Moeliono, 1989: 13) Dengan demikian secara klasikal pengertian pengertian motivasi belajar siswa adalah dorongan yang timbul bagi siswa baik secara sadar atau tidak sadar dalam melakukan kegiatan untuk memperoleh ilmu atau kepandaian. Hasil penelitian Tim Gugus Classroom Action Research menunjukkan hahwa minat siswa pada bidang studi IPS akan meningkat jika: (1) siswa memperoleh konsep-pokok bahasan IPS dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar, dan (2) siswa mengetahui manfaat pokok bahasan IPS yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Hillgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan.
Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pemusatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh. Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian. Sedangkan kematangan juga mengasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984 : 73) Gale dan Barline (1998) mengungkapkan pada prinsipnya untuk membangkitkan motivasi guna peningkatan prestasi belajar siswa perlu adanya keterkaitan materi-materi pelajaran yang akan diajarkan dengan sesuatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya mempertimbangkan kemampun dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 1989: 113). Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa merasa takut pada mata pelajaran IPS, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan IPS dalam pemecahan soal, (3) Siswa jarang melakukan percobaan guna membuktikan kebenaran suatu pokok bahasan IPS, (4) sebagian guru kurang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (5) sebagian guru masih menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain. Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan pembelajar-
Insih Kawedhar, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi ...
an kontekstual. Diantaranya: (1) pengajaran berbasis masalah, (2) pengajaran kooperatif, (3) pengajaran berbasis inquiry, (4) pengajaran berbasis tugas/proyek, (5) pengajaran berbasis kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003). Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama (Alipandie, 1984:105). Sedangkan menurut Purwanto (1999:17) Problem Solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.Selain itu Zoler (Sutaji, 2002:17) menyatakan bahwa pengajaran dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memecahkan masalah disebut sebagai pengajaran yang menerapkan metode pemecahan masalah. Dengan demikian problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu. Metode problem solving atau metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar. Ia juga merupakan suatu metode berpikir sebab dalam problem solving dapat digunakan metode-metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada penarikan kesimpulan. Langkah-langkah penggunaan metode ini sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya; (b) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
79
muncul. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, dan berdiskusi; (c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas; (d) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut sehingga batul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Bahri, 2006: 91-92) METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan tahun 2014/2015 yang berjumlah 29 siswa. Peneliti adalah Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi ajar Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dalam menyiapkan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada metode Problem solving; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat pada proses pembelajaran; (4) Mengajak guru bidang studi IPS (guru kelas) untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian.
80
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapatlah diambil suatu pengertian bahwa populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 29 siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 29 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode problem solving dalam proses belajar mengajar bidang studi IPS. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi
terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti; (2) Lembar Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen Siswa, berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS; (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang dan tidak pernah; (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus Latar belakang dari diadakannya penelitian ini adalah rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran IPS kelas V. Hasil dari observasi tersebut ditampilkan pada Tabel 1. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil nilai siswa pada mata pelajaran IPS kelas V sangat rendah. Rata-rata nilai siswa sebesar 59.31 dengan tingkat ketuntasan sebesar 31.03%.
Insih Kawedhar, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi ...
Siklus Pertama Refleksi Awal Peneliti selaku guru SD Negeri 2 Sumberingin berkolaborasi dengan rekan sejawat guru SD Negeri 2 Sumberingin mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SD Negeri 2 Sumberingin, yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soalsoal; (2) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan Guru mempersiapkan alat tes; (3) Guru membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan (Acting) Urutan pelaksanaan kegiatan secara lengkap sesuai dengan yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut: (1) Kegiatan Awal/Pendahuluan, meliputi: (a) Apersepsi, Menanyakan tokoh-tokoh proklamator dan menyanyikan lagu Kemerdekaan Indonesia; (b) Motivasi, Diajak untuk membaca naskah proklamasi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Siswa mengamati tokoh-tokoh yang terlibat dalam proklamasi; (b) Siswa mengkomunikasikan nama-nama tokoh secara klasikal; (c) Siswa mendiskusikan materi dan permasalahan dalam LKS; (d) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam ke-
81
giatan tournament. Masing-masing perwakilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (e) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament; (f) Guru meminta siswa untuk memulai tournament; (g) Siswa bersama guru membuat kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir / Penutup, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran; (b) Guru mengumumkan hasil pertandingan; (c) Guru memberikan reward. Tabel 1 Nilai Prasiklus No.
Nama Siswa
∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Albima Hamman Z. Adilia Neci Alfia R. Akbar Armanto Aklis Mulya Gata Ayu Kurniasih Devi Puspitasari Dela Putri Yosilawati Diky Vernanda Faisal Ath Thoriq Fandi Nabila Kusuma Fany Nurdini Hendiko Armanda K. Indah Mareta Iqbal Akbar Kukuh Dwi Nurcahyo Latifah Alimatus H.S. Maharari Yuliana P. Muhammad Ari S. Muhammad Fernanda D. Nadana Khairun P. Renada Eka P. Restu Eka Widyasputri Tegar Priya P. Wahyu Dwi S. Melsa Anjelasari Fatika Rahma A.D. Bachtiar Putra W. Prizia rangga S.R. Gusfira Fathin H. Jawaban Benar taraf Kesukaran
40 50 50 70 40 60 70 50 60 70 60 60 70 60 60 70 50 50 60 70 60 60 70 60 70 50 50 70 60 1720 59.31
T T T T T T T T T T 9 31.03
%
TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT 20 68.97
Pengamatan (Observation) Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan
82
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran problem based learning. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Problem Solving berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi IPS, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPS. Adapun paparan hasil observasi ditampilan pada Tabel 2. Dari persentase prestasi belajar diketahui nilai rata-rata sebelum siklus 59.31 dengan persentase ketuntasan 31.03%, meningkat pada siklus I menjadi 70.00 dengan persentase 72.41%. Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Untuk aktivitas siswa pada siklus I sudah termausk dalam taraf aktivitas belajar yang baik dengan persentase aktivitas sebesar 60,00%. Demikian pula untuk aktivitas guru pada siklus I sudah menunjukan aktivitas yang baik dengan prosentsae
57,50%. Tabel aktivitas guru dan siswa pada Tabel 3. Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I No.
Nama Siswa
∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Albima Hamman Z. Adilia Neci Alfia R. Akbar Armanto Aklis Mulya Gata Ayu Kurniasih Devi Puspitasari Dela Putri Yosilawati Diky Vernanda Faisal Ath Thoriq Fandi Nabila Kusuma Fany Nurdini Hendiko Armanda K. Indah Mareta Iqbal Akbar Kukuh Dwi Nurcahyo Latifah Alimatus H.S. Maharari Yuliana P. Muhammad Ari S. Muhammad Fernanda D. Nadana Khairun P. Renada Eka P. Restu Eka Widyasputri Tegar Priya P. Wahyu Dwi S. Melsa Anjelasari Fatika Rahma A.D. Bachtiar Putra W. Prizia rangga S.R. Gusfira Fathin H. Jawaban Benar taraf Kesukaran
70 60 70 70 90 60 70 70 60 70 60 80 70 60 80 70 70 70 60 70 90 90 70 80 70 50 70 70 60 2030 70
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 21 72.41
Tabel 3 Aktivitas Guru Pada Siklus I Nilai No Kegiatan P1 P2 Waktu & Materi yang diberikan 1 3 3 sesuai dengan RPP Guru melakukan pengaturan 2 3 3 ruangan Guru melaksanakan kegiatan 3 3 3 belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa 4 3 3 dalam diskusi Guru merangsang interaksi 5 3 3 antar siswa Guru mengunakan bahasa 6 yang komunikatif saat proses 3 3 proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan 7 3 2 yang relevan
%
TT TT TT TT TT TT TT TT TT 8 27.59
Jumlah 6 6 6 6 6 6 5
Insih Kawedhar, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi ... No 8 9 10
Kegiatan Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada siswa Guru memberikan penguatan dan penghargaan Jumlah Rata-rata
Nilai P1 P2
Jumlah
3
4
7
2
3
5
2
3
5
Tabel 4 Aktivitas Siswa Pada Siklus I Nilai No Kegiatan P1 P2 Sikap siswa saat guru 1 3 3 melakukan apersepsi Kerjasama siswa dalam 2 4 3 kelompok Tanggung jawab siswa dalam 3 3 3 kelompok Keberanian siswa dalam 4 mengemukakan pendapat atau 3 3 pertanyaan Komunikasi siswa dalam 5 3 3 kelompok Kemampuan siswa 6 menghubungkan materi 3 3 dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab 7 3 4 persoalan yang diberikan oleh guru 8 Komunikasi siswa dengan guru 3 2 Komunikasi siswa dengan 9 3 3 teman sebaya Kemampuan siswa dalam 10 2 3 menarik kesimpulan Jumlah Rata-rata
46 57,50 Jumlah 6 4 3 3 3 6
7 5 6 5 48 60,00
Refleksi Berdasarkan data hasil pantauan guru peneliti dan guru kolaborator maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasa-
83
lahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Rencana perbaikan, meliputi: (a) Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Informasi dan Diskusi; (b) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I. Siklus Kedua Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap mengerjakan soal latihan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam LKS. Pelaksanaan (Action) Kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus II ini sama dengan yang terdapat pada siklus I, yaitu sesuai yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan tersebut adalah: (1) Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a) Apersepsi, Menanyakan tokoh-tokoh proklamator dan menyanyikan lagu Kemerdekaan Indonesia; (b) Motivasi, Diajak untuk membaca naskah proklamasi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Siswa mengamati tokoh-tokoh yang terlibat dalam proklamasi; (b) Siswa mengkomunikasikan nama-nama tokoh secara klasikal; (c) Siswa mendiskusikan materi dan permasalahan dalam LKS; (d) Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan perwakilan kelompoknya dalam kegiatan tournament. Masingmasing perwakilan terdiri dari pembaca 1,
84
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (e) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament; (f) Guru meminta siswa untuk memulai tournament; (g) Siswa bersama guru membuat kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir / Penutup, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran; (b) Guru mengumumkan hasil pertandingan; (c) Guru memberikan reward. Pengamatan (Observing) Hasil Pengamatan guru peneliti dan guru pengamat menunjukkan: (a) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, konsep dan model pertanyaan telah disusun lebih baik dari siklus I. guru mampu menempatkan diri sebagai motivator dalam pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi, presentasi maupun kegiatan tugas mandiri. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor 83.75%. Artinya guru sudah baik dalam menerapkan metode PBL dalam pembelajaran IPS. (b) Ketika melakukan kegiatan siswa lebih santai, hal ini disebabkan tidak merasa diamati teman-temannya, sewaktu menanggapi pendapat kelompok lain, semua anggota kelompok tidak kesulitan. Untuk aktivitas siswa pada siklus II mendaptkan skor sebesar 80,00%. Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada perolehan nilai rata-rata belajar siswa sebesar 90.69 dengan persentase ketuntasan sebesar 93.10%. Refleksi Semua tindakan perbaikan pembelajaran telah dapat terlaksana dengan baik. Penggunaan metode prolem based learning hingga siklus II telah berhaisl meingkatakn
orestais belajar siswa dengan tercapainya ketuntasan sebesar 93.10% pada akhir siklus II. Dengan demikian maka penelitian ini berkahir pada siklus II. Tabel 5 Daftar Nilai Siswa Kelas V Pada Siklus II No.
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Albima Hamman Z. Adilia Neci Alfia R. Akbar Armanto Aklis Mulya Gata Ayu Kurniasih Devi Puspitasari Dela Putri Yosilawati Diky Vernanda Faisal Ath Thoriq Fandi Nabila Kusuma Fany Nurdini Hendiko Armanda K. Indah Mareta Iqbal Akbar Kukuh Dwi Nurcahyo Latifah Alimatus H.S. Maharari Yuliana P. Muhammad Ari S. Muhammad Fernanda D. Nadana Khairun P. Renada Eka P. Restu Eka Widyasputri Tegar Priya P. Wahyu Dwi S. Melsa Anjelasari Fatika Rahma A.D. Bachtiar Putra W. Prizia rangga S.R. Gusfira Fathin H. Jawaban Benar taraf Kesukaran
∑ 100 90 100 100 90 100 80 90 60 90 100 80 90 100 90 100 90 80 60 100 90 90 100 90 90 90 90 100 100 2630 90.69
% T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 27 93.10
TT TT TT 2 6.90
Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, maka peneliti memberikan angket kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon, sikap dan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving. Dari hasil rekapituliasi angket siswa dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori “sangat positif” dengan perolehan rata-rata nilai respon siswa pada siklus I sebesar 1,75% dan siklus II sebesar
Insih Kawedhar, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi ...
1,95%. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving mendapat respon yang sangat baik dari siswa Kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan tahun 2014/2015 Semester II. Untuk aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II juga mngalami peningkatan bila dibandingkan siklus I yaitu untuk aktivitas guru sebesar 83,75% sedangkan aktivitas siswa sebesar 80,00% untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Siklus II Nilai No Kegiatan P1 P2 Waktu & Materi yang diberikan 1 4 3 sesuai dengan RPP Guru melakukan pengaturan 2 4 3 ruangan Guru melaksanakan kegiatan 3 4 4 belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa 4 3 3 dalam diskusi Guru merangsang interaksi 5 3 3 antar siswa Guru mengunakan bahasa 6 yang komunikatif saat proses 3 3 proses belajar berlangsung Guru memberikan pertanyaan 7 3 3 yang relevan Guru memberikan umpan balik 8 4 4 dari materi yang dibahas Metode pembelajaran 9 3 3 berpusat pada siswa Guru memberikan penguatan 10 3 4 dan penghargaan Jumlah Rata-rata
Jumlah 7 7 8 6 6 6 6 8 6 7 67 83,75
Berdasarkan hasil kegiatan belajar diperoleh rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59.31 dengan persentase 31.03%, nilai rata-rata siklus I 70.00 dengan persentase ketuntasan 72.41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90.69 dengan persentase 93.10%. Untuk
85
lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 7 Aktivitas Siswa Pada Siklus II Nilai No Kegiatan P1 P2 Sikap siswa saat guru 1 4 3 melakukan apersepsi Kerjasama siswa dalam 2 3 3 kelompok Tanggung jawab siswa dalam 3 3 4 kelompok Keberanian siswa dalam 4 mengemukakan pendapat 4 3 atau pertanyaan Komunikasi siswa dalam 5 3 4 kelompok Kemampuan siswa 6 menghubungkan materi 3 3 dengan kegiatan sehari-hari Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab 7 3 3 persoalan yang diberikan oleh guru Komunikasi siswa dengan 8 3 3 guru Komunikasi siswa dengan 9 3 3 teman sebaya Kemampuan siswa dalam 10 3 3 menarik kesimpulan Jumlah Rata-rata
Jumlah 7 6 7 7 7 6
6 6 6 6 64 80,00
PENUTUP Kesimpulan Metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan minat belajar siswa. Terbukti dari hasil angket yang diberikan, rata-rata siswa menyukai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving dengan nilai 1,75% untuk siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 1,92%. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam metode problem solving tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari kenaikan hasil belajar siswa setiap siklus.
86
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59,31 dengan persentase 31.03%, nilai rata-rata siklus I 70.00 dengan persentase ketuntasan 72.41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90.69 dengan persentase 93.10%. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah Dalam Pembelajaran problem solving, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pembelajaran problem solving dalam pengajaran siswa diajak terlbat
langsung dalam idntifikasi, analisis, dan penyelesaian masalah. Saran Penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Hendaknya guru menggunakan berbagai macam variasi metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa tidak bosan dan bahkan menyukai materi yang disampaikan.
Gambar 1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
DAFTAR RUJUKAN Bahri D. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Dirjen Didasmen. Moeliono, Anton. 1989. Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif Di Dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan
Nurhadi, & Senduk, G., A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK Malang: Universitas Negeri Malang. Purwanto, Ngalim MP. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.