Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
195
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE GROUP INVESTIGATION Oleh: Tunik SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui kolaborasi guru keals VI dengan guru kelas lain dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Sumberingin semester I tahun 2014/2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation. (2) Mengetahui sikap siswa kelas VI SDN 1 Sumberingin semester I tahun 2014/2015 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa. Kesimpulan dari proses penelitian ini adalah: (1) Pada penerapan metode Group Investigation peneliti memberikan bimbingan kepada guru kelas VI untuk memberikan kesempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Untuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku referensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa termotivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi. (2) Penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 88,00%. Kata kunci: Group Investigation, IPS, Benua Afrika
Inti dan tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan terutama di sekolah. "Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu penger-
195
tian atau penelitian". (Winarno Surahmad, 1975, hal. 8). Menurut ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan". (Demar Hamalik 1980, hal. 30). Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan
196
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat (Winkel, 1987). Kegiatan belajar mengajar IPS, menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran IPS itu sendiri, yang menanamkan sifat sosial, menemukan dan memecahkan masalah. Salah satu upaya penanaman sifat sosial dengan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktik sendiri. Dengan demikian akan memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran IPS. Meskipun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban bangsa, maka bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan masalah pendidikan sejak semula telah nyata-nyata ditempatkan pada posisi yang integral dari eksistensi bangsa Indonesia. IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam
ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa mengganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna, (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar IPS masih berjalan satu arah, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Untuk mengatasi masalah di atas digunakan Model Group Investigation dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS. Dengan Model Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada diri siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Winataputra, Udin,S. 2001 telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (a) Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik; (b) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning); (c) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi; (d) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis; (e) Tahap Presentasi hasil final (Presenting); (f) Tahap Evaluasi (Evaluating) Kelebihan pembelajaran tipe Group Investigation, yaitu: (a) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (b) Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri; (c) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran; (d) Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya. Kelemahannya pembelajaran tipe Group Investigation, yaitu karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil
197
197
jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa. Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 25 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015.
198
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Model Group Investigation dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: ∑X X = ∑N Dengan: X = Nilai rata-rata
∑ X = Jumlah semua nilai siswa ∑ N = Jumlah siswa
Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaan, peneliti tentukan sebagai berikut:
Nilai 86-100 Nilai 76- 85 Nilai 56-75 Nilai 46-55 Nilai 0-45
A (baik sekali) B (baik) C (cukup) D (kurang) E (kurang sekali)
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SDN Sumberingin Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil supervisi kelas yang dilakukan oleh peneliti teridentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu metode yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran. Yaitu suatu metode yang dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menggali informasi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siklus I Perencanaan (Planning) Pada tahap ini meliputi: (1) Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal; (2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (3) Peneliti mempersiapkan alat tes; (4) Peneliti membuat perangkat sistem penilaian.
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
Pelaksanaan (Action) Dalam kegiatan ini peneliti melakukan 2 kali tatap muka, dimana pada pertemuan satu, peneliti melakukan pre test dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang. Untuk memperjelas gambaran pembelajran IPS di kelas dengan menggunakan Group Investigation, peneliti mendiskripsikan dalam uraian berikut ini: Pertemuan 1 Kegiatan pendahuluan (45 menit), meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a) Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika. Kegiatan Penutup (45 menit), meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah. Pertemuan 2 Kegiatan pendahuluan (45 menit), meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti (60 menit), meliputi:
199
199
(a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika. Kegiatan Penutup (45 menit), meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah Pengamatan (Observation) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 64,17% artinya guru telah mampu menerapkan Model Group Investigation dengan baik. Hanya saja peran guru saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaian peran sebagai falisitator dan motivator pembelajaran. Untuk lebih jelasnya aktivitas guru akan ditampilkan pada Tabel 1. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan , (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Hanya saja komunikasi siswa dalam pembelajaran masih harus terus diperbaiki agar mudah dipahami oleh siswa. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 62,80%. Tabel aktivitas siswa akan ditampilkan pada Tabel 2.
200
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Tabel 1 Aktivitas Guru Siklus I No
Indikator
P1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3
1 Guru membuat RPP 2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 4 Guru melakukan pengaturan ruangan 5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata 7 Guru membimbing siswa dalam diskusi 8 Guru merangsang interaksi antar siswa 9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan 11 Guru memberiakn penguatan yang positif 12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 14 Guru melaksanakan evaluasi 15 Guru memberikan tugas kepada siswa Jumlah Rata-rata Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I No
Indikator
P1 2 2 2 2 2 2 2
1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif 3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya 4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya 5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu 6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan 7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi Jumlah Rata-rata
Siklus I P2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2
N 5 6 5 6 4 6 4 4 6 4 6 4 6 6 5 77 64.17
Siklus I P2 3 3 3 3 3 3 2
N 5 5 5 5 5 5 4 34 60.71
Hasil Tes Akhir Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Siswa Diyas Rizky Martoni Marta Aditya Nugraha Anggi Libra Pramudita Adelia Vira Agustin Alda Widya Saputra Aldi Widya Saputra Alden Hendrawan Cindya Mutiara Ratu Dewita Deri Kukuh Isnaini Inggar Fidya Agustin Luckas Wicaksono Lintang Olyviani Merlin Anggraini Rahma Octaviani Rangga Dwi Kurniawan Ryan Danuarta
Hasil Nilai 90 50 80 60 60 80 80 80 70 50 70 50 70 60 80 90
Tuntas T T T T T T T T T T
Ketuntasan Tidak Tuntas TT TT TT
TT TT TT
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... No.
Nama Siswa
Hasil Nilai
17 Rizky Prianto 18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya 19 Syahrul Khoiruddin 20 Tri Arya Mahendra 21 Toro Listian Widodo 22 Yuris Tri Wulandari 23 Zennia Kwan Yohana 24 David Bagus Satria 25 Cindy Tiarani Jumlah Total Rata – Rata
50 80 60 60 80 80 70 50 70 1720 68.80
Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain; (d) Masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan belajar dapat tercapai; (e) Prestasi belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 68,80 dengan persentase ketuntasan sebesar 60,00% masih jauh dari ketuntasan yang telah ditentukan yaitu sebesar 85,00%. Untuk itu maish diperlukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus II Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru meningkatkan peran sebagai motivator dan fa-
201
Tuntas T T T T T 15 60.00
201
Ketuntasan Tidak Tuntas TT TT TT
TT 10 40.00
silitator pembelajaran; (b) Guru memperbaiki komunikasi antar siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Pelaksanaan (Action) Dengan mengacu temuan permasalahan dan rencana perbaikan tindakan yang telah dirancang, maka penelitia melakukan skenario pembelajaran sesuai dengan temuan yang ada. Berikut ini gambaran pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation pada siklus II: Pertemuan 1 Kegiatan pendahuluan (45 menit), meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a) Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika.
202
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Kegiatan Penutup (45 menit), meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah Pertemuan 2 Kegiatan pendahuluan (45 menit), meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika. Kegiatan Penutup (45 menit), meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah.
Pengamatan (Observing) Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin berkembangnya aktivitas guru pada siklus II menjadi 75,00. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation sehingga mampu mengembangkan aktivitas pembelajaran di kelas. Agar lebih jelas aktivitas guru pada siklus II akan ditampilkan pada Tabel 4. Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan persentase aktivitas siswa sebesar 78,57%, artinya siswa menerima dan mampu melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Tabel 4 aktivitas guru Siklus II No
Indikator
1 Guru membuat RPP 2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 4 Guru melakukan pengaturan ruangan 5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata 7 Guru membimbing siswa dalam diskusi 8 Guru merangsang interaksi antar siswa 9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan 11 Guru memberiakn penguatan yang positif 12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 14 Guru melaksanakan evaluasi 15 Guru memberikan tugas kepada siswa Jumlah Rata-rata
P1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2
Siklus II P2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
N 6 6 6 6 5 6 5 5 6 6 7 6 7 7 6 90 75
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... Tabel 5 aktivitas Siswa Siklus II No
Siklus I P1 P2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4
Indikator
1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif 3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya 4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya 5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu 6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan 7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi Jumlah Rata-rata
203
N 6 6 6 6 7 7 6 44 78.57
Hasil tes akhir Tabel 6 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II No.
Nama Siswa
Hasil Nilai
1 Diyas Rizky Martoni 2 Marta Aditya Nugraha 3 Anggi Libra Pramudita 4 Adelia Vira Agustin 5 Alda Widya Saputra 6 Aldi Widya Saputra 7 Alden Hendrawan 8 Cindya Mutiara Ratu Dewita 9 Deri Kukuh Isnaini 10 Inggar Fidya Agustin 11 Luckas Wicaksono 12 Lintang Olyviani 13 Merlin Anggraini 14 Rahma Octaviani 15 Rangga Dwi Kurniawan 16 Ryan Danuarta 17 Rizky Prianto 18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya 19 Syahrul Khoiruddin 20 Tri Arya Mahendra 21 Toro Listian Widodo 22 Yuris Tri Wulandari 23 Zennia Kwan Yohana 24 David Bagus Satria 25 Cindy Tiarani Jumlah Total Rata – Rata
80 100 80 70 90 100 80 80 60 80 80 60 80 70 100 100 80 100 80 70 90 100 80 80 60 2050 82.00
Refleksi Setelah melihat data-data yang terekam pada siklus II, maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Hal ini didukung dengan teratasinya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, sehingga prestasi pembelajaran siswa dapat meningkat yaitu
203
Tuntas T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 22 88.00
Ketuntasan Tidak Tuntas
TT TT
TT 3 12.00
dengan tercapainya ketuntasan belajar sebesar 100% dan nilai rata-rata siswa sebesar 82,00. Dengan demikian maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VI SDN
204
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Sumberingin semester I tahun 2014/2015 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1. Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 62,80% naik pada siklus II mencapai 78,57%. Sedangkan
aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Model Group Investigation juga mengalami peningkatan. Dari siklus I 64,17% naik siklus II mencapai 75,00%. PENUTUP Kesimpulan Pada penerapan metode gorup investigation peneliti memberikan bimbingan kepada guru kelas VI untuk memberikan kesempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Untuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku referensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa termotivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi.
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
Penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar sis-
wa dari sebelum siklus diperoleh nilai ratarata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II me-
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
ngalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Saran Penerapan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar me-
205
ngusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Model Group Investigation dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan.
DAFTAR RUJUKAN Demar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas Slavin. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
205
Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Winataputra, Udin, S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia.