216
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SDN 2 WATULIMO KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar juga merupakan keberhasilan bagi guru. Hasil belajar atau prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa merupakan pencerminan dari hasil mengajar guru. Pencapaian ketuntasan siswa pada pra siklus sebesar (67%) dari 16 siswa, sedangkan siswa yang tidak mampu mencapai ketuntasan sebesar 8 siswa (33%). Dengan demikian masih ada sepertiga siswa yang gagal. Kondisi tersebut tentunya memberikan tantangan bagi guru untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru berupaya untuk melaksanakan atau menerapkan model pembelajaran yang menarik dan inovatif bagi siswa, yakni “Snowball Throwing”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 80. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 5 poin Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing. Kata kunci: Prestasi belajar, Model Pembelajaran Snowball Throwing
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar juga merupakan keberhasilan bagi guru. Hasil belajar atau prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa merupakan pencerminan dari hasil mengajar guru. Oleh karena itulah maka hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai feedback atau umpan balik bagi guru untuk melihat keberhasilannya dalam melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik (Sudjana, 2007). Siswa yang diteliti kali ini berjumlah 24 siswa. Jumlah yang tidak begitu ideal untuk melaksanakan proses pembelajaran. Rasio 1:24 masih memungkinkan terjadinya kesulitan belajar, karena guru tidak mungkin dapat mendampingi belajar siswa satu persatu secara detail.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka guru perlu sensitiv dan jeli dalam memilih metode dan model belajar yang dapat menarik perhatian siswa. Apabila perhatian siswa sudah terfokus pada proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan siswa dapat meraih prestasi belajar yang memuaskan (Suprijono, 2009). Pada pra siklus, siswa yang dapat mencapai ketuntasan sebesar 16 siswa (67%). Sedangkan siswa yang tidak mampu mencapai ketuntasan sebesar 8 siswa (33%). Dengan demikian masih ada sepertiga siswa yang gagal. Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) pada mata pelajaran indicator ini adalah 70. Beberapa hal yang dapat diamati penyebab
Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS...
terjadinya kegagalan pada siswa tersebut antara lain: (1) Siswa sudah jenuh dengan metode mengajar yang diterapkan oleh guru, sehingga perhatian kurang. (2) Siswa kurang diaktifkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga konsep yang ditanamkan tidak begitu bermakna. Kondisi tersebut tentunya memberikan tantangan bagi guru untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru berupaya untuk melaksanakan atau menerapkan model pembelajaran yang menarik dan inovatif bagi siswa, yakni “Snowball Throwing”. Model pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Adapun judul yang diangkat dan dikaji pada penelitian tindakan kelas ini adalah: “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing bagi Siswa Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek”. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research adalah: “Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama” (Arikunto, 2011:3). Sedangkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas yang lain adalah: “Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
217
pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik” (Asori, 2011:6). Penelitian ini juga merupakan penelitian tindakan kelas. Peneliti mencermati kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, mencari dan berupaya menemukan kelemahan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran tersebut, serta mencari solusi terbaik. Peneliti merencanakan penelitian dalam dua siklus (Siklus I dan siklus II). Tetapi apabila diperlukan juga akan dilakukan pelaksanaan siklus III. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Masing-masing siklus menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Adapun jadual pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian No. 1 2 3 4
Tanggal Selasa, 28 Juli 2015 Selasa, 3 Agustus 2015 Selasa, 10 Agustus 2015 Pertengahan AgustusPertengahan Oktober 2015
Uraian Kegiatan Pra Siklus Siklus I Siklus II Penyusunan Laporan
Tahapan dari setiap siklus yang dilaksanakan disesuaikan dengan aturan dan pendapat sebagai berikut: Tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi (Susilo, 2007:19). Dengan demikian maka dari setiap siklus ada 4 tahapan yang dilaksanakan. Adapun uraian dari masing-masing tahapan di setiap siklus adalah: 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan untuk merencanakan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa hal yang tercakup pada tahap perencanaan, yakni: (a) Menyusun silabus pembelajaran. (b) Menyusun RPP. (c) Menyusun Media. (d) Menyusun alat evaluasi.
218
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan RPP yang telah disiapkan pada tahap perencanaan selanjutnya dilaksanakan pada tahap ini. Sesuai dengan perencanaan pembelajaran, maka proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Fathurrohman, 2015: 62). (a) Guru menyampaikan materi yang disajikan. (b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. (c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. (d) Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. (e) Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. (f) Setelah siswa mendapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut. 3. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegiatan inti pembelajaran, yakni pada saat siswa melaksanakan aktifitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Hal yang diamati hanya terbatas pada jumlah siswa aktif dan jumlah siswa pasif. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui kelemahan dari masing-masing si-
klus. Kelemahan yang ditemukan setelah proses pembelajaran berlangsung dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan siklus berikutnya. Dengan demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi semakin baik. Ada beberapa aktifitas yang dilakukan pada tahap ini, yakni: (a) Menganalisis hasil pengamatan. (b) Menganalisis hasil tes akhir. (c) Menemukan kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran. (d) Mencari solusi dari kelemahan yang ditemukan untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Dasar peneliti untuk menentukan populasi adalah kutipan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum” (Hadi, 2000:220). Penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Watulimo Semester I tahun pelajaran 2015/2016. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Watulimo Semester I tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 24 siswa, dengan rincian sebagaimana terdapat dalam Tabel 2. Tabel 2. Populasi penelitian Laki-laki Perempuan 7 17
Jumlah 24
2. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN 2 Watulimo Kecamatan watulimo Kabupaten Trenggalek. Lokasi tersebut merupakan lokasi dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: (a) Pene-
Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS...
liti dan siswa sudah saling mengenal sehingga penelitian dapat berlangsung tanpa adanya rasa canggung baik dari pihak guru / peneliti maupun dari pihak siswa. (b) Peneliti sudah sangat mengenal lingkungan belajar, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penelitian. Instrumen Penelitian Alat atau instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan siswa dan lembar soal tes akhir (Sugiyono, 2012). Lembar pengamatan dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar siswa aktif dan seberapa banyak siswa tidak aktif pada setiap siklusnya. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan difokuskan pada kegiatan inti pembelajaran. Lembar soal tes akhir dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang baru saja dipelajari. Lembar soal tes akhir terdiri dari 10 soal isian. Masing-masing soal dijawab benar memperoleh skor 10. Dengan demikian apabila siswa mampu menjawab 10 soal dengan benar, nilai maksimalnya adalah 100 (Djali & Pudji, 2008). Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut (Masri & Efendi, 1995). 1. Teknik non tes. Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa semata. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar pengamatan. 2. Teknik Tes. Teknik tes dipergunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan dalam
219
pencapaian prestasi belajar. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar soal tes akhir. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan menggunakan teknik dan instrumen pengumpulan data di atas, selanjutnya dianalisis dengan cara statistik. Datadata yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Keaktifan siswa pada setiap siklus dianalisis dengan cara mencari persentase keaktifan dan ketidakaktifan siswa. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Siswa aktif =
Adapun lembar pengamatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Lembar pengamatan individu Keaktifan No Nama siswa Aktif Pasif 1 2 3 4 5 Dst
2. Data prestasi belajar siswa Hasil tes akhir siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Jumlah soal 10 b. Setiap soal dijawab benar nilai10 c. Nilai maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 10 X 10 = 100 d. Siswa dianggap tuntas apabila mampu memperoleh nilai minimal 70 (KKM pada materi ini adalah 70). e. Membuat table kualifikasi nilai, sebagai berikut:
220
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Tabel 4. Kualifikasi nilai tes akhir siswa Nilai Akhir Kualifikasi 100 Sangat memuaskan 90 Memuaskan 80 Lebih dari cukup 70 Cukup <70 Kurang
1) Mencari nilai rata-rata kelas. Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut:
3) Menentukan modus/nilai yang sering muncul 4) Menentukan peningkatan prestasi belajar Menentukan peningkatan prestasi belajar dengan cara mencari selisih antara hasil dari Siklus I dengan hasil pada siklus II. Rumus yang digunakan adalah: (Nilai siklus II – Nilai Siklus I) x 100%
Rata-Rata=
2) Mencari persentase ketuntasan Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut: Ketuntasan= x 100%
HASIL PENELITIAN Hasil dari siklus I baik mengenai hasil pengamatan maupun hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perbandingan ketuntasan belajar siswa Frekuensi Ketuntasan dalam % No Rentang Nilai SI S II SI S II 1 100 2 3 8 13 2 90 5 6 21 25 3 80 3 7 12 29 4 70 9 6 38 25 5 < 70 5 2 21 8
Ket.
KKM
Kualifikasi
tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas
70
Sangat Memuaskan Memuaskan Lebih dari Cukup Cukup Kurang
Tabel 6. Perbandingan nilai rata-rata kelas N0 KKM Rata-Rata Kelas Siklus I Siklus II 1 70 75 80
Gambar 1 Grafik perbandingan hasil tes akhir setiap siklus Tabel 7 Perbandingan hasil pengamatan keaktifan siswa Keaktifan Persentase dalam % No Siklus Aktif Pasif Aktif Pasif 1 I 13 11 54 46 2 II 19 5 79 21
Jumlah(%) 100 100
Keterangan Siswa aktif naik sebanyak 6 siswa (25%) dari siklus I
Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS...
Siswa tuntas pada siklus I mencapai 19 siswa (79%), sedangkan pada siklus II mencapai 22 siswa (92%). Dengan demikian ada kenaikan tingkat ketuntasan belajar sebesar 12% atau sebanyak 3 siswa dari 24 siswa. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 80. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 5 poin. Berikut akan disampaikan grafik yang menunjukkan perbandingan dari masingmasing siklus. Biru : Nilai Pra Siklus Merah : Nilai Siklus I Hijau : NIlai Siklus II Angka Vertikal : Nilai yang dicapai siswa Angka Horizontal: Jumlah siswa Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil uji hipotesis dapat disampaikan sebagai berikut: “Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/ 2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek,” dinyatakan diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: “Ter-
221
jadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Saran Keberhasilan belajar siswa ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk diantaranya adalah faKtor guru. Guru merupakan motor penggerak dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu guru harus dapat menyampaikan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang menarik dapat dilakukan dengan cara melaksanakan model pembelajaran yang inovatif. Ada banyak sekali model pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu guru harus dapat memilih yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan materinya. Selain itu guru juga harus mau memvariasikan berbagai model dan metode pembelajaran yang ada. Dengan demikian maka siswa tidak akan bosan. Kebosanan siswa pada saat belajar tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar. Apabila rasa bosan sudah anggap dalam diri siswa, maka siswa akan merasa enggan untuk belajar, yang pada akhirnya akan gagal dalam belajar. Prestasi yang dicapai tidak dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Asrori, Mohamad. 2011 Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Djaali & Pudji M. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
222
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana. 2007. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj Rosdakarya.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pustaka Book Publisher.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.