1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO
NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan / Prodi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Novita, 2013. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dra.Hj. Evi Hasim, M.Pd dan pembimbing II : Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah melalui metode discovery kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SDN 2 Telaga dapat ditingkatkan? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf melalui metode discovery di kelas IV SDN 2 Telaga. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada observasi awal dari jumlah siswa 38 orang, siswa yang mampu menemukan kalimat utama mencapai 13,16% atau 5 orang, sedangkan yang tidak mampu mencapai 86,84 % atau 33 orang. Pada siklus I meningkat menjadi 44,74 % atau 17 orang siswa yang mampu dan yang tidak mampu mencapai 55,36% atau 21 orang. Pada siklus II meningkat menjadi 81,58 % atau 31 orang siswa yang mampu dan yang tidak mampu mencapai 18,42% atau 7 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf melalui metode discovery di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata kunci : kemampuan, menemukan kalimat utama, metode discovery 1 2
Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd adalah Dosen Pembimbing I Skripsi Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd adalah Dosen pembimbing II Skripsi
PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup empat aspek yaitu menyimak (Listening Skill), berbicara (Speaking Skill), membaca (Reading Skill) dan menulis (Writing Skill). Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu
2
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya bisa dibedakan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan untuk mendidik para siswa agar memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam aspek membaca siswa memperoleh informasi yang merekaperlukan dengan cepat dan tepat. Disamping pengenalan huruf, kata dan kalimat salah satu tujuan membaca adalah tercapainya salah satu kompetensi siswa menemukan kalimat utama paragraf yang mengandung ide pokok (Indraswati, 2011 : 1). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas IV di SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo,
peneliti
menemukan sebagian besar siswa sulit dalam menemukan kalimat utama. Berdasarkan data pada observasi awal, dari 38 siswa hanya 5 orang atau 13,16% yang memiliki kemampuan menemukan kalimat utama, dan 33 siswa atau 86,84% yang belum
memiliki kemampuan menemukan kalimat utama. Rendahnya
kemampuan siswa ini disebabkan karena siswa belum dapat membedakan kalimat utama atau kalimat topik dan pokok pikiran. Akibatnya selalu terjadi kesalahan dalam menemukan kalimat utama paragraf. Bahkan ada siswa yang beranggapan bahwa kalimat utama itu selalu berada pada awal kalimat. Terdapat berbagai macam
alternatif strategi dan metode yang dapat
digunakan guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh kemampuan membaca seperti metode kolaboratif, metode kooperatif, metode pemecahan masalah dan metode discovery (Indraswati, 2011 : 2). Dari berbagai macam alternatif metode tersebut peneliti tertarik mengunakan metode discovery dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf. Hanafiah dan Suhana (2009 : 76)
mengemukakan bahwa dengan
menggunakan metode discovery (penemuan), seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki terlibat secara maksimal, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Sehubungan dengan ini, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tidakan Kelas dengan formulasi judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.”
3
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah adalah “Apakah melalui metode discovery kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan? “ Tujuan Peneltian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf melalui metode discovery di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Manfaat Penelitian yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Pengertian Kemampuan Zain dan Robbin (dalam Yusdi 2010 : 10) mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan, kecakapan dan kapasitas seseorang individu yang berusaha dengan diri sendiri
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa saja yang dapat dilakukan seseorang. Kalimat Utama / Kalimat Topik Terdapat berbagai istilah yang sama makna dengan kalimat utama. Istilahistilah seperti pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Kalimat utama atau kalimat topik
adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf
dalam bentuk umum dan abstrak (Tarigan, 2008 : 14). Ciri-ciri kalimat utama/kalimat topik (Rosa, 2013 : 5) adalah sebagai berikut: (1) Merupakan kalimat lengkap yang mampu berdiri sendiri; (2) Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut; (3) Mempunyai arti cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain; (4) Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi. Chaer (2011 : 74) mengemukakan dalam sebuah karangan yang bukan karangan ilmiah letak kalimat utama bisa berada pada awal paragraf, bisa pada akhir paragraf dan bisa juga pada awal dan akhir paragraf. Selanjutnya Wiyanto (2012 : 105) mengatakan bahwa letak kalimat utama bisa berada di awal paragraf, di tengah paragraf dan di akhir paragraf.
4
Langkah-Langkah Menemukan Kalimat Utama Ada beberapa petunjuk untuk menemukan kalimat utama yang mengandung ide pokok atau tidak.
Nurhadi (dalam Maryono, 2011 : 2)
menyatakan “Fungsi kalimat utama dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”. Untuk menemukan kalimat utama yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Setelah kata kunci ditemukan kita bisa memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan. Adapun langkah-langkah dalam menemukan kalimat utama dalam paragraf sama halnya dalam menentukan pikiran pokok menurut Indraswati (dalam Daud, 2008 : 23) yaitu : (1) Bacalah setiap paragraf dalam bacaan dengan cermat; (2) Cermati kalimat pertama, hingga akhir apakah kalimat tersebut mengandung kata kunci/pikiran pokok atau ide penjelas. Apakah kalimat pertama mengandung ide pokok? Teruslah membaca kalimat demi kalimat hingga menemukan ide paragraf; (3) Setelah menemukan ide paragraf berada di awal, akhir, awal-akhir paragraf, maka kalimat utama sudah ditemukan. Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Dalam menemukan kalimat utama diperoleh siswa dengan terlebih dahulu membaca dengan seksama wacana atau paragraf, mengenal tipe dari paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya, memahami keseluruhan isi paragraf dan menemukan kata kuncinya serta menuliskan kembali kalimat utama yang telah ditemukan (Haryanta, 2008 : 2). Dengan demikian siswa memiliki kemampuan dan tidak mengalami kesulitan dalam menemukan kalimat utama paragraf serta memahami isi teks yang dibacanya. Metode Discovery Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
5
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Kata kunci metode discovery
adalah ’siswa menemukan sendiri’. Untuk
menumbuhkan semangat siswa dalam menemukan sediri tersebut, guru harus merangsang dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan bertanya (Mulyati, 2011 : 11). Langkah-Langkah Metode Discovery Pada Materi Menemukan Kalimat Utama. Langkah-Langkah penerapan metode discovery menurut Sund (dalam Abimanyu, 2010 : 7.12) adalah sebagai berikut : (1) Guru melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pikiran pokok (kalimat utama) paragraf; (2) Guru mengiformasikan tujuan pembelajaran; (3) Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi kalimat utama paragraf; (4) Guru memberikan bacaan kepada siswa; (5) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa yang di dalamnya terdapat petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan,; (6) Setiap siswa dalam kelompok mengerjakan LKS dengan menjawab pertanyaan yang tersedia,; (7) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam menentukan kalimat utama paragraf; (8) Setiap siswa atau kelompok melaporkan hasil temuannya di depan kelas; (9) Guru memberikan refleksi dan penguatan kepada siswa. Kelebihan dan Kelemahan Metode Discovery Kelebihan dari metode discovery (Hanafiah dan Suhana, 2009 : 79) yakni : (a) Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan; (b) Membantu siswa untuk megembangkan kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif; (c) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya; (e) Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar; (f) Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai dengan kemampuannya sendiri; Kelemahan dari metode discovery(Hanafiah dan Suhana, 2009 : 79) yakni: (a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, dalam arti peserta didik yang pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan frustasi; (b) Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu guru untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya; (c) Guru dan siswa yang
6
sudah sangat terbiasa dengan Proses Belajar Mengajar gaya lama maka metode discovery ini akan mengecewakan. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian berada di wilayah Gugus Raya I Kecamatan Telaga. SDN 2 Telaga terletak di Desa Bulila. Karakteristik subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga yang berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013 selama 3 bulan (April Juni). Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel input (kehadiran, aktivitas siswa, sumber belajar, dan prosedur evaluasi), variabel proses (penggunaan metode discovery), dan variabel output (peningkatan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf). Pelaksanaan Siklus I Dalam hal ini peneliti melakukan persiapan sebagai berikut : (1) Menghubungi kepala sekolah; (2) Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang membantu pekasanaan tindakan; (3) Membuat persiapan mengajar (perangkat pembelajaran) meliputi: RPP, skenario pembelajaran, media pembelajaran,
buku-buku penunjang, teks bacaan dan Lembar Kerja Siswa
(LKS); (5) Membuat lembar observasi baik untuk guru dan siswa dan tes kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama; (6) Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan, yang dilakukan adalah melaksanakan isi rencana pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran di kelas dengan menitikberatkan pada materi menemukan kalimat utama dengan menggunakan metode discovery yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa. Pemantauan
dilaksanakan
bersama
dengan
pelaksanaan
tindakan
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran Analisis yang dilakukan adalah menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan di kelas berupa lembar observasi, tes hasil belajar yang diperoleh pada akhir kegiatan pembelajaran. Seluruh data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
7
Pelaksanaan Siklus II Pada
Tahap
pesiapan
tindakan
siklus
II
dilaksanakan
sebagai
penyempurnaan pada tindakan Siklus I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan siklus II meliputi (1) menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleski pada siklus I, (2) menyusun perbaikan instrumen berupa tes dan non tes, (3) menyiapkan bacaan yang berbeda, (4) mengadakan kolaborasi dengan guru kelas tempat peneliti mengadakan penelitian. Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II menitikberatkan pada materi menemukan kalimat utama dengan menggunakan metode discovery. Tahap pemantauan dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tidakan.
Peneliti
mempersiapkan lembar pedoman observasi. Aspek yang diamati pada siklus II sama dengan aspek yang diamati pada siklus I. Dalam kegiatan observasi ini peneliti dibantu guru kelas untuk mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode discovery dalam pembelajaran menemukan kalimat utama dan mengetahui keberhasilan perbaikan tindakan pada siklus II. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, tes kemampuan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dalam dua tahap, pertama setelah data terkumpul, dan kedua setelah semua saat satu siklus terkumpul. Data yang dikumpulkan pada setiap observasi dan pelaksanakan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I, peneliti melaksanakan observasi awal pada tanggal 2 Maret 2013. Pelaksanaan pembelajaran siklus I yang dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013 jam ke III. Kemudian pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu 4 mei 2013 pada jam ke I. Hasil observasi awal, dari 38 siswa yang sudah mampu menemukan kalimat utama paragraf hanya sebanyak 5 siswa atau 13,16%, sedangkan yang belum mampu menemukan kalimat utama paragraf sebanyak 33 siswa atau
8
86,84%. Demikian pula hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diamati peneliti, masih ada yang kurang perhatian, tidak fokus selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menyiapkan RPP, Lembar Kerja Siswa, teks bacaan yang terdiri dari 5 paragraf, format penilaian guru dan siswa. Tindakan dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Mei 2013. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP (alokasi waktu 2 x 35 menit)
yang telah dipersiapkan dengan
menggunakan metode discovery. Adapun tema yang dibelajarkan yaitu mengenai “Kesehatan” Dalam hal ini siswa dibentuk menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6-7 siswa. Diberikan teks dengan judul
“Manfaat Olahraga”. Secara individual
diberikan teks bacaan dengan judul “Bahaya Merokok” dan diberikan LKS. Pada kegiatan siswa, dari semua jenis perilaku yang diobservasi memiliki 11 aspek secara keseluruhan. Kriteria sangat baik ada 2 aspek atau 18%, kriteria baik ada 4 aspek atau 36%, sedangkan untuk kriteria cukup ada 5 aspek atau 46%. Dalam hal ini siswa sudah cukup aktif dalam pembelajaran, tetapi siswa belum dapat menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari. Pada aktivitas guru, dari 26 aspek yang diamati, aspek yang mencapai kriteria sangat baik sebanyak 8 aspek dengan persentase 31%, kriteria baik sebanyak 12 aspek dengan persentase 46%, dan aspek dengan kriteria cukup sebanyak 6 aspek dengan persentase 23%. Sehingga pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Dalam hal ini kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang masih perlu perbaikan yaitu penggunaan media harus melibatkan siswa dan penggunaan alokasi waktu yang efektif. Hasil kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf bahwa terdapat 17 orang yang mampu menemukan kalimat utama atau 44,73%. Sedangkan 21 siswa atau 55,26 % yang belum mampu menemukan kalimat utama dan masih memerlukan tindakan pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan dari jumlah siswa yang mencapai nilai kemampuan di atas 75
9
Pembelajaran Siklus II Pelaksanaan
pembelajaran
sama
seperti
pada
siklus
I
dengan
menggunakan metode discovery. Peneliti telah melakukan perbaikan terhadap rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil analisis siklus I. Tindakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Mei 2013. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP (alokasi waktu 2 x 35 menit) yang telah dipersiapkan dengan menggunakan metode discovery. Adapun tema yang dibelajarkan yaitu mengenai “Penduduk”. Siswa diberikan teks dengan judul “Program Transmigrasi” secara individual. Pada kegiatan siswa, dari 9 aspek, kriteria sangat baik ada 7 aspek atau 78% sedangkan kriteria baik ada 2 aspek atau 22%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menemukan kalimat utama paragraf pada siklus II telah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama, siswa aktif dalam pembelajaran serta siswa dapat menyimpulkan sendiri materi pelajaran yang dipelajari. Pada aktivitas guru, dari 26 aspek yang diamati, dibandingkan dengan hasil pada siklus I dengan kategori sangat baik sebanyak 8 aspek atau 31%, pada siklus II ini aspek yang mencapai kriteria sangat baik meningkat menjadi 21 aspek dengan persentase 81% dan kriteria baik sebanyak 5 aspek dengan persentase 19%. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan guru yang sangat signifikan diantaranya penggunaan media pembelajaran dengan melibatkan siswa, dan alokasi waktu sudah sangat efektif. Dengan melihat data tersebut kegiatan pembelajaran tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf, siswa yang telah memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 31 orang atau sekitar 81,57% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 7 orang atau sekitar 18,42%. Sehingga sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Pembelajaran tidak perlu dilakukan pada siklus berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf mengalami peningkatan yang signifikan dan sudah mencapai indikator yang ditetapkan.
10
SIMPULAN DAN SARAN Kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode discovery telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Observasi awal nilai persentase siswa yang
mampu menemukan
kalimat utama sebesar 13,16 % atau 5 orang. Siklus I meningkat menjadi 44,73% atau 17 orang. Pada siklus II meningkat menjadi 81,58% atau 31 orang. Untuk aktivitas guru dan siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I dan II, hal ini ditandai dengan ada peningkatan persentase untuk masing-masing aktivitas.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
metode
discovery
dapat
meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Sesuai dengan simpulan terdapat beberapa hal yang menjadi saran yaitu untuk guru diharapakan dapat menggunakan metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi guru dalam mengajar khususnya pada materi kalimat utama. Untuk peneliti lainnya diharapkan dapat termotivasi dalam melaksanakan penelitian lainnya untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf.
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta Daud, Y Erni. 2013. Meningkatkan Kemampuan Dalam Menentukan Pikiran Pokok Melalui Model Pembelajaran CIRC pada Siswa Kelas IV SDN 25 Limboto, (Skripsi) Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana.2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama Haryanta, Kasdi. 2008. Menemukan Gagasan Inti Atau Ide Pokok Paragraf. (Online)http://latihanmenemukanidepokok.blogspot.com.Diakses tanggal 21 Juni 2013.
11
Indraswati, Niken. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan Melalui Metode Discovery-Inquiry. Journal (Online) http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal-1-10.peningkatankemampuan-siswa.pdf Maryono. 2011. Teknik Menemukan Kalimat Utama. Journal (Online) http://maryonojambi.blogspot.com/2011/03/teknik-menemukankalimat-utama-dalam.html. Diakses tanggal 20 Februari 2013 Rosa, Elpira. 2013. Kemampuan Siswa Kelas IVa SDN 55/I Sridadi Menemukan Kalimat Utama Setiap Paragraf Melalui Membaca Intensif. (Artikel Ilmiah) Jambi : Universitas Jambi Tarigan,
Djago. 2008. Membina Keterampilan Pengembangannya. Bandung : Angkasa
Menulis
Paragraf
dan
Wiyanto, Asul.2012. Kitab Bahasa Indonesia Untuk SD ,SMP, SMA, Mahasiswa, Umum. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher Yusdi.2010. Pengertian Kemampuan. Journal (Online) http://milmayusdi.blogspot.com/2011/07/pengertiankemampuan.html. Diakses tanggal 23 Februari 2013