MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENERAPAN SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 1 TELAGA KABUPATEN GORONTALO
YOMANSA AMARA (Mahasiswa S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Prof. Dr. H.Abdul Haris PanaI, S.Pd, MPd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat cahaya di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan melalui metode eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat cahaya di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo melalui metode eksperimen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan tindakan berulang, baik pada siklus 1 maupun siklus 2, hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat cahaya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.Hal ini berarti bahwa penerapan metode eksperimen sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat-sifat cahaya di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo.Hipotesis tindakan dalam penelitian yang berbunyi Jika metode eksperimen digunakan dalam pembelajaran tentang penerapan sifat cahaya, maka hasil belajar siswa di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo dinyatakan meningkat maka penelitian ini dinyatakan berhasil atau hipotesisnya diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat-sifat cahaya.
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Penerapan Sifat-Sifat Cahaya
BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran, ada berbagai komponen yang perlu diperhatikan lebih lanjut serta perlu dikembangkan demi tercapainya hasil belajar yang maksimal. Salah satunya adalah dengan melakukan berbagai inovasi pembelajaran sesuai dengan paradigma yang menerapkan sistem pembelajaran moderen. Menurut Atmini (2007: 17) bahwa : “Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan kegiatan penerapan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Lingkungan mencakup tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.Unsur-unsur tersebut dikenal dengan sebutan komponen-komponen pembelajaran”. Terkait dengan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar khususnya pada materi penerapan sifat cahaya, dalam realitasnya menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih terpusat pada guru dan masih ditemukan berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan.Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan.Siswa cenderung belajar sendirisendiri.Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri.Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat cahaya di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo semester genap tahun ajaran 2011/2012 masih sangat rendah. Dari 15 siswa, sebanyak 9 siswa atau 60% belum mencapai standar ketuntasan minimal, sedangkan 6 siswa atau 40% telah mencapai standar ketuntasan minimal. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan guru di kelas.
Menurut peneliti, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penerapan sifat cahaya di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo, maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode eksperimen. Metode ini sangat relevan dengan materi pembelajaran IPA serta sangat menarik perhatian siswa, sebab siswa secara aktif dan kooperatif mendemonstrasikan secara langsung tugas yang diberikan guru, sehingga nuansa pembelajaran akan lebih menarik dan menggairahkan motivasi dan minat belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Hasil Belajar Tentang Penerapan Sifat Cahaya 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana, (2009: 37) “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kem ampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, baik hasil belajar/nilai, peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Terdapat tiga macam hasil belajar menurut Horward Kysley (Sudjana, 2009: 40), yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masingmasing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.Sedangkan Gagne (Sudjana, 2009: 40) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a)
informasi
verbal,
(b)
keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, dan (e)
keterampilan motoris. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan.Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa
hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran (Sudjana, 2009: 53). Dari beberapa teori tersebut, maka yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian tindakan ini adalah tingkat kemampuan siswa dalam menuntaskan indikator pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. 2.1.2 Pengertian Penerapan Sifat Cahaya Menurut Giancoli (dalam Sumardi, 2009:104) sinar merupakan suatu idealisasi, yang dipakai untuk menggambarkan berkas cahaya yang sangat sempit.Menurut model ini, ketika kita melihat sebuah benda, cahaya dari setiap titik pada benda itu mencapai mata kita meskipun sinarsinar cahaya meninggalkan setip titik pada benda dalam berbagai arah, bisanya hanya seberkas kecil cahaya yang masuk ke mata. Menurut Sumardi (2009: 105) Bila seberkas cahaya menumbuk permukaan suatu benda maka cahaya tersebut dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda tersebut dan diubah menjadi energi panas atau jika benda itu transparan seperti kaca atau air, sebagian cahaya diteruskan melalui benda tersebut.Untuk benda-benda yang berkilau seperti cermin, lebih dari 95% cahaya tersebut dipantulkan.Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium berbeda, seperti sebuah permukaan kaca, energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan.
2.1.3 Hasil belajar Pada Materi Penerapan Sifat Cahaya Tujuan pembelajaran pada materi penerapan sifat cahaya dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada
akhir pembelajaran.Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar.Namun demikian, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Pembelajaran IPA di kelas V terdiri atas tujuh materi pokok pembelajaran, diantaranya adalah menerapkan sifat sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.Dalam pembelajaran ini siswa dibawa untuk memahami dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan benar.Sebelum siswa mengikuti pembelajaran ini guru harus memberikan pengertian cahaya, sumber cahaya, dan sifat-sifat cahaya serta contoh penerapan sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada penerapan sifat-sifat cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, hal tersebut dipilih karena pembelajaran metode eksperimen akan lebih dapat memudahkan siswa untuk memahami penerapan sifat-sifat cahaya. Dalam pembelajaran penerapan sifat-sifat cahaya ini diperlukan beberapa media yang dapat langsung dilihat serta di gunakan oleh siswa untuk dieksplorasi.Dengan penggunaan media belajar yang nyata serta dapat digunakan siswa secara langsung, maka dapat memotivasi belajar siswa, serta dapat mengembangkan daya berpikir siswa. Berkaitan dengan materi penerapan sifat cahaya, dimensi produk yang akan diperoleh siswa adalah pemahaman konsep tentang pengertian cahaya, sifat-sifat cahaya, dan manfaat cahaya bagi kehidupan. Dari dimensi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap), mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung)., menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan, menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna, memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari dimensi sikap ilmiah yang akan diperoleh siswa meliputi sikap ingin tahu mengenai penerapan sifat cahaya dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan berbagai macam permasalahan tentang penerapan sifat cahaya. 2.2 Hakikat Metode Eksperimen Dalam Materi Penerapan Sifat Cahaya 2.2.1 Defenisi Metode Eksperimen
Menurut Mbulu (2010: 58) ”Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Metode eksperimen menurut Syaiful & Aswan (2011: 16) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Sagala (2009: 220) mengemukakan, “Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Selanjutnya, Syah (2009: 32) mengatakan bahwa : Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya. 2.2.2Langkah-Langkah Metode Eksperimen Menurut Sumantri (2010: 160) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen adalah: a) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. b) Memberikan apersepsi. c) Memotivasi siswa.
d) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen e) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. f) Guru menjelaskan materi yang akan dieksperimenkan. g) Guru membagikan LKS yang telah disiapkan pada setiap kelompok. h) Siswa dengan bimbingan guru melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dalam LKS yang telah dibagikan. i) Pelaporan
hasil
eksperimen
dan
beberapa
perwakilan
kelompok
diminta
mempresentasikan hasil eksperimennya serta kelompok lain memberikan tanggapan. j) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. k) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran. 2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Menurut Menurut Rusyan (Maulidia, 2011: 40) metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut: a) Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen. b) Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswamelalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung. c) Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung. d) Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa e) Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme. Adapun kelemahan metode eksperimen antara lain: a) Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran. b) Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial. c) Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan.
d) Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal. 2.2.4 Pengertian Metode Eksperimen Dalam Materi Penerapan Sifat Cahaya Menurut Adrian (2010: 8), salah satu metode mengajar yang penting dan erat kaitannya dengan pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar, dimana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam, dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka.Metode ini mempunyai arti penting karena memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk persamaan dan kemauan anak. Hal-hal yang diperhatikan dalam eksperimen adalah melakukan hal-hal praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, member pengertian sejelas-jelasnya tentang landasan teori yang akan dieksperimenkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam menerapkan metode eksperimen pada materi penerapan sifat cahaya antara lain: guru harus melatih untuk melaksanakan metode ilmiah, perlu perencanaan yang matang sebelum melakukan eksperimen, memerlukan peralatan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, eksperimen menjadi gagal apabila kondisi peralatan tidak cocok sehingga kesimpulan salah. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian 3.1.1 Observasi Awal Sebelum melaksanakan penelitian tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi guna mengetahui hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo semester genap tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa dari 20 siswa, sebanyak 9 siswa atau 45% belum mencapai standar ketuntasan minimal, sedangkan 11 siswa atau 55% telah mencapai standar ketuntasan minimal. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan guru di kelas.
3.1.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1 Dalam proses pembelajaran pada siklus 1 seluruh siswa yang dikenai tindakan hadir seluruhnya. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dalam proses pembelajaran digunakan metode eksperimen. Setelah diberikan tindakan maka hasilnya diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra, menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari 24 aspek yang dinilai, terdapat 3 aspek atau 12.5% kategori sangat baik, 2 aspek atau 8.33% kategori baik, 12 aspek atau 50% kategori cukup, 6 aspek atau 25% kategori kurang, dan 1 aspek atau 4.17% sangat kurang. Hasil pengamatan tersebut menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran ke siklus 2 guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam dalam pembelajaran IPA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 71. 3.1.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1 Adapun hasil pengamatan guru mitra terhadap aktifitas siswa selama proses diskusi kelompok pada siklus 1 menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan terdapat 12 orang atau 60% yang selalu bekerjasama dan 8 orang atau 40% tidak bekerjasama, 12 orang atau 60% selalu aktif dan 8 orang atau 40% tidak aktif, dan 12 orang atau 60% berpartisipasi dalam diskusi dan 8 orang atau 40% tidak berpartisipasi dalam diskusi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 73. 3.1.4 Hasil Belajar Siklus 1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 Keterangan No
Nama Siswa
KKM
Nilai
Tuntas
1
Alham komendangi
70
80
√
2
Putra Wahyudi Hamzah
70
70
√
3
Frangki Saima
70
60
4
Frizky Yudistiranto Adam
70
75
5
Moh Fahrianto Fanigoro
70
65
6
Moh. Cipto Septian Beu
70
83
Tidak Tuntas
√ √ √ √
Keterangan No
Nama Siswa
KKM
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas √
7
Moh. Stevian P
70
60
8
Moh. Ikbal Mahmud
70
70
9
Ridho Rahmatullah Ishak
70
65
√
10
Zulfikar Ali
70
60
√
11
Kevin Bilondatu
70
73
√
12
Soni Husain
70
70
√
13
Nurain Musa
70
83
√
14
Siti Latifa Ismal
70
60
15
Pramayansi Putri Bilontalo
70
70
√
16
Ririn Djafar
70
73
√
17
Ananda Eka Putri
70
60
18
Alda Angraini Danial
70
80
19
Dea Angraini Motto
70
65
20
Winda Mahmud
70
73
Jumlah Persentase (%)
√
√
√ √ √ √ 12
8
60%
40%
3.1.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus 2 Dalam proses pembelajaran pada siklus 2 seluruh siswa yang dikenai tindakan hadir seluruhnya. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal, maka dalam proses pembelajaran digunakan metode eksperimen. Setelah diberikan tindakan maka hasilnya diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra, menunjukkan bahwa dari 24 aspek yang dinilai, terdapat 5 aspek atau 20.83% kategori sangat baik, 15 aspek atau 62.5% kategori baik, 2 aspek atau 8.33% kategori cukup, dan 2 aspek atau 8.33% kategori kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 75. 3.1.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2 Adapun hasil pengamatan guru mitra terhadap aktifitas siswa selama proses diskusi kelompok pada siklus 2 menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan terdapat 17 orang atau 85% yang selalu bekerjasama dan 3 orang atau 15% tidak bekerjasama, 17 orang atau
85% selalu aktif dan 3 orang atau 15% tidak aktif, dan 17 orang atau 85% berpartisipasi dalam diskusi dan 3 orang atau 15% tidak berpartisipasi dalam diskusi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 77. 3.1.6 Hasil Belajar Siklus 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2 Keterangan No
Nama Siswa
KKM
Nilai
Tuntas
1 Alham komendangi
70
80
√
2 Putra Wahyudi Hamzah
70
70
√
3 Frangki Saima
70
65
4 Frizky Yudistiranto Adam
70
75
√
5 Moh Fahrianto Fanigoro
70
70
√
6 Moh. Cipto Septian Beu
70
83
√
7 Moh. Stevian P
70
65
8 Moh. Ikbal Mahmud
70
70
√
9 Ridho Rahmatullah Ishak
70
70
√
10 Zulfikar Ali
70
65
11 Kevin Bilondatu
70
73
√
12 Soni Husain
70
70
√
13 Nurain Musa
70
83
√
14 Siti Latifa Ismal
70
73
√
15 Pramayansi Putri Bilontalo
70
70
√
16 Ririn Djafar
70
75
√
17 Ananda Eka Putri
70
70
√
18 Alda Angraini Danial
70
80
√
19 Dea Angraini Motto
70
70
√
20 Winda Mahmud
70
73
√
Jumlah Persentase (%) 3.2 Pembahasan
Tidak Tuntas
√
√
√
17
3
85%
15%
Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas.Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dalam pelaksanaan evaluasi siklus 1 menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 12 orang atau 60% telah memperoleh nilai diatas 70, sedangkan 8 orang atau 40% memperoleh nilai dibawah 70. Hal ini berarti indikator keberhasilan dalam penelitian ini belum mencapai 85% yang berarti proses tindakan harus dilanjutkan ke siklus 2. Hasil temuan guru pengamat terungkap bahwa beberapa hal, diantaranya; kemampuan guru dalam mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan masih kurang, guru kurang memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa, guru kurang menguasai kelas sehingga keadaan kelas menjadi gaduh dan tidak terkendali, guru kurang maksimal memanfaatkan waktu pembelajaran yang telah ditentukan, karena guru mengajar tidak sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun, hasil eksperimen siswa belum maksimal, karena guru kurang mengarahkan siswa dalam melaksanakan pekerjaannya. pelaksanaan evaluasi siklus 2 menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 17 orang atau 85% telah memperoleh nilai diatas 70, sedangkan 3 orang atau 15% memperoleh nilai dibawah 70. Hal ini berarti indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah mencapai 85% yang berarti berarti indikator dalam penelitian ini telah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan hipotesis
tindakan dalam
penelitian yang berbunyai : “Jika metode eksperimen digunakan dalam pada materi penerapan sifat cahaya, maka hasil belajar siswa di kelas V SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat “ maka penelitian ini dinyatakan berhasil atau hipotesisnya diterima. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan dan hipotesis tindakan pada penelitian yang telah dillakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang penerapan sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen terbukti bisa meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN 1 Telaga menjadi 85% atau 17 orang siswa yang mendapatkan nilai KKM 70.
Hal ini disebabkan karena penerapan metode eksperimen pada kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan dan manfaat yang beriorentasi pada optimalnya kegiatan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dengan demikian penerapan metode eksperimen pada pembelajaran, guru harus mampu memberdayakan siswa, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan akhir hasil penelitian ini, maka peneliti mengemukakan saransaran sebagai berikut : 1) Kepada guru Kepada guru diharapkan untuk terus melakukan inovasi-inovasi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan metode dan media pembelajaran mutakhir yang sudah ada atau dengan menciptakan sendiri metode dan media pembelajaran sebagai hasil gagasan/ide pengembangan proses pembelajaran. 2) Kepada Siswa Kepada siswa diharapkan dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang disediakan baik oleh sekolah maupun oleh guru, sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar secara lebih optimal dimasa yang akan datang 3) Kepada Kepala Sekolah Kepada kepala sekolah, diharapkan dapat membantu para guru dalam menyediakan berbagai media pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam pencapaian hasil belajar yang lebih bermutu. DAFTAR PUSTAKA Adrian. 2010. Pendidikan IPA. Semarang: Mutiara. Sumardi Yosaphat, dkk. 2004. Konsep Dasar IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka Atmini, Dhoruri. 2009. Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Bahan Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon 11 DIY & Jateng. Yogyakarta: UNY BSNP.2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Indriati SCP, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : CV. Mitra Media Pustaka
Kanginan. 2010. Menjelajahi dan Mempelajari: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Terjemahan). Bandung: Pakar Raya Maulidia.2011. Peningkatan Pendidikan MIPA dalam Master Plan Pendidikan Indonesia. Dalam Booklet Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA . Yogyakarta: FMIPA UNY Mbulu, Joseph. 2010. Pendekatan dan bentuk pengajaran individual. Malang : Jurusan TEP FIP UM
Palendeng, Schoenherr. 2011. Strategi Pembelajaran Sains. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto.Ngalim 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar.Jakarta : Alfabeta.
Sasmita, 1998.Hubungan Inten sitas Cahaya dan Nutrien dengan Produktivitas
Primer
Fitoplankton. Jurnal Akuatika. Vol. 2. No.1. Hal 48
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudjana.Nana.2009. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru
Sulamah. 2010. Materi Pokok Pendidikan IPA PPDG Buku Modul 1-6. Jakarta : Depdikbud
Sumardi. 2009. Mengenal Alam Sekitar 5 Untuk Kelas V SD dan MI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sumantri. 2010. Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi: Biologi. Jakarta: PAUPPUT Dirjendikti Depdiknas.
Suryana, 2011.Perspektif Pendidikan IPA. Hand Out Pembimbing TAP di UPBJJ Purwokerto.
Tarwoko.Edy. 2009. Mengenal Alam Sekitar 5 : Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Yamin Siregar. 2003. Metode Demonstrasi Dalam Belajar. Online. http://www/wordpress.com. Diakses tanggal 10 Februari 2013.
Wina
Senjaya,
2011.
Strategi
Pembelajaran
Pendidikan.Jakarta :Kencana Prima
Berorientasi
Proses
Standar
Proses