KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA
Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Indah Larasati 1401411184
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benarbenar hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau hasil karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 1 Juni 2015
Indah Larasati 1401411184
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 1 Juni 2015.
Mengetahui, Koordinator UPP Tegal
Dosen Pembimbing
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
Drs. Daroni, M.Pd.
19630923 198703 1 001
19530101 198103 1 0
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifatsifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara, oleh Indah Larasati 1401411184, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 10 Juni 2015. PANITIA UJIAN
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Fakhruddin, M.P
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19560427 198603 1 001
19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Mur Fatimah, S. Pd, M. Pd. 19761004 200604 2 001
Penguji Anggota 1
Penguji Anggota 2
Drs. Yuli Witanto, M.Pd.
Drs. Daroni, M.Pd.
19640717 198803 1 002
19530101 198103 1 005
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu, maka kamu akan memberikan yang terbaik untuk orang lain (Penulis) 2. Keberuntungan ialah bertemunya persiapan dengan kesempatan (Adrian Brody) 3. Jangan engkau katakan setiap apa yang engkau ketahui, tapi ketahuilah setiap yang engkau katakan (Hadist) 4. Bereksperimenlah, karena eksperimen akan membantumu menemukan jati diri (Penulis)
Persembahan:
Untuk Ibu Widiastuti tercinta, simbah, bulek, om, pakdhe, budhe yang selalu memberikan doa dan dukungannya selama ini; Fajar Lazuardi dan Dayu Wiyati yang selalu menjadi hebat untukku.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.
2.
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.
3.
Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin menempuh pendidikan guru sekolah dasar.
4.
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal, yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti.
5.
Drs. Daroni, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada peneliti demi terselesaikannya skripsi ini.
vi
6.
Suhada, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7.
Masitah, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kalibenda yang telah memberikan ijin melakukan uji coba.
8.
Bapak/Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.
9.
Umi Nurhayati S.Pd.SD. dan Robingah S.Pd.SD., guru kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
10. Siswa kelas V SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang telah menjadi sumber data penelitian. 11. Retno, Ratih, Sanah, Isti, Resti, Cicih, Mega, Nirwana, Agung, dan teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2011, yang telah membantu dan memberikan semangat kepada peneliti. 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Tegal, 14 Juni 2015
Peneliti
vii
ABSTRAK
Larasati, Indah. 2015. Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Daroni, M.Pd. Kata Kunci: Metode eksperimen, hasil belajar, IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar. IPA mengajarkan siswa untuk menemukan konsep dengan melalui proses terlebih dahulu. Dengan adanya proses yang dijalani selama penemuan, siswa dilatih untuk berpikir kritis, berpendapat, bekerja sama, serta menghargai orang lain. Secara tidak langsung IPA akan melatih dan membangun karakter siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya berjalan dengan baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berhasilnya suatu pembelajaran, salah satunya yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu teknik yang dipilih dan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang cocok diterapkan pada pelajaran IPA yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen melatih siswa untuk mempelajari IPA secara konsep yang berdasarkan fakta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran eksperimen dibandingkan dengan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V. Populasi dalam penelitian ini yaitu 22 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Seluruh populasi dijadikan sebagai anggota sampel karena peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Analisis akhir atau pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa menggunakan rumus independent sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,648 dan ttabel sebesar 2,020 (thitung > ttabel) maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V antara yang menggunakan metode eksperimen dan yang menggunakan metode demonstrasi. Sementara hasil uji keefektifan menggunakan rumus one sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,588 dan ttabel sebesar 2,086 (thitung > ttabel), maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan penghitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V yang menggunakan metode eksperimen lebih baik dari pada yang menggunakan metode demonstrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, metode eksperimen efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
viii
DAFTAR ISI Halaman Judul ...........................................................................................................................
i
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing ...........................................................................................
iii
Pengesahan .................................................................................................................
iv
Motto dan Persembahan ..............................................................................................
v
Prakata .......................................................................................................................
vi
Abstrak ......................................................................................................................
viii
Daftar Isi .....................................................................................................................
ix
Daftar Tabel ...............................................................................................................
xiv
Daftar Bagan ..............................................................................................................
xv
Daftar Lampiran .........................................................................................................
xvi
Bab 1.
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah .............................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ...................................................................................
7
1.3
Pembatasan Masalah ..................................................................................
8
1.4
Perumusan Masalah ....................................................................................
8
1.5
Tujuan Penelitian ........................................................................................
9
1.5.1
Tujuan Umum .............................................................................................
9
1.5.2
Tujuan Khusus ............................................................................................
9
1.6
Manfaat Penelitian ......................................................................................
9
ix
1.6.1
Manfaat Teoritis .........................................................................................
9
1.6.2
Manfaat Praktis ...........................................................................................
10
1.6.2.1
Bagi Siswa ..................................................................................................
10
1.6.2.2
Bagi Guru ...................................................................................................
10
1.6.2.3
Bagi Sekolah ...............................................................................................
10
2.
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................
11
2.1
Landasan Teori dan Hipotesis ....................................................................
11
2.1.1
Hakikat Belajar ............................................................................................
11
2.1.2
Hakikat Pembelajaran .................................................................................
13
2.1.3
Hasil Belajar ................................................................................................
14
2.1.4
Hakikat Pembelajaran IPA .........................................................................
15
2.1.5
Karakteristik Siswa SD................................................................................
17
2.1.6
Metode Pembelajaran .................................................................................
19
2.1.7
Metode Demonstrasi ...................................................................................
20
2.1.8
Metode Eksperimen ....................................................................................
22
2.1.8.1
Pengertian Metode Eksperimen ..................................................................
22
2.1.8.2
Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen ....................................................
23
2.1.8.3
Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen .......................................
24
2.1.9
Materi Sifat-sifat Cahaya ............................................................................
26
2.2
Penelitian yang Relevan .............................................................................
27
2.3
Kerangka Berpikir ......................................................................................
32
2.4
Hipotesis .....................................................................................................
33
3.
METODE PENELITIAN ............................................................................
35
3.1
Desain Penelitian ........................................................................................
35
x
3.2
Populasi dan Sampel ...................................................................................
37
3.2.1
Populasi .......................................................................................................
37
3.2.2
Sampel...........................................................................................................
38
3.3
Variabel Penelitian .......................................................................................
38
3.3.1
Variabel Terikat ............................................................................................
38
3.3.2
Variabel Bebas ..............................................................................................
39
3.4
Teknik Pengumpulan Data .............................................................................
39
3.4.1
Wawancara Tidak Terstruktur ......................................................................
39
3.4.2
Dokumentasi .................................................................................................
39
3.4.3
Tes ..................................................................................................................
40
3.5
Instrumen Penelitian .....................................................................................
40
3.5.1
Pengujian Validitas Instrumen .......................................................................
41
3.5.1.1 Validitas Logis ...............................................................................................
41
3.5.1.2 Validitas Empiris ...........................................................................................
42
3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ...................................................................
43
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran ...........................................................................
44
3.5.4 Analisis Daya Beda ........................................................................................
45
3.6
Metode Analisis Data ....................................................................................
47
3.6.1 Deskripsi Data ................................................................................................
47
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis .....................................................................................
47
3.6.2.1 Uji Normalitas ...............................................................................................
47
3.6.2.2 Uji Homogenitas ............................................................................................
48
3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata ................................................................................
48
3.6.3 Analisis Akhir ................................................................................................
49
xi
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................
52
4.1
Hasil Penelitian .............................................................................................
52
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran .............................................................
52
4.1.1.1 Kelas Eksperimen ...........................................................................................
53
4.1.1.2 Kelas Kontrol ..................................................................................................
55
4.1.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ................................................................
57
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Bebas ................................................................ .
57
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Terikat. ..............................................................
58
4.1.2.2.1 Tes Awal . .....................................................................................................
58
4.1.2.2.1 Tes Akhir. .....................................................................................................
59
4.2
Analisis Statistik Data Hasil Penelitian . .......................................................
60
4.2.1
Data Sebelum Eksperimen . ...........................................................................
60
4.2.1.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal . .............................................................
61
4.2.1.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal. ..........................................................
62
4.2.1.3 Uji Kesamaan rata-rata . ................................................................................
64
4.2.2
Data Setelah Eksperimen . .............................................................................
66
4.2.2.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir. ...........................................................
66
4.2.2.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Akhir. ........................................................
67
4.2.2.3 Uji Hipotesis . ...............................................................................................
69
4.2.2.3.1 Hipotesis Pertama. .......................................................................................
69
4.2.2.3.1 Hipotesis Kedua. ..........................................................................................
71
4.3
Pembahasan.....................................................................................................
75
5.
PENUTUP.......................................................................................................
82
5.1
Simpulan ........................................................................................................
82
xii
5.2
Saran...............................................................................................................
83
5.2.1 Bagi Guru ........................................................................................................
83
5.2.2 Bagi Sekolah ...................................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
85
LAMPIRAN ...............................................................................................................
86
xiii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1
Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ....................................................
42
3.2
Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................................
43
3.3
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .............................................
45
3.4
Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ..........................................................
46
4.1
Deskripsi Data Tes Awal Siswa ........................................................................
58
4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal .................................................................
59
4.3 Deskripsi Data Tes Akhir Siswa .......................................................................
59
4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir ................................................................
60
4.5
Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Awal .........................................
62
4.6
Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Awal .....................................
63
4.7
Hasil Penghitungan Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal ..........................
65
4.8
Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Akhir .........................................
67
4.9 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir .......................................
68
4.10 Hasil Penghitungan Uji Hipotesis Pertama ........................................................
71
4.11 Hasil Penghitungan Uji Pihak Kanan.................................................................
74
xiv
DAFTAR BAGAN Bagan
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................................
xv
34
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Halaman
Daftar Nama Siswa Kelas IVA SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara Tahun Pelajaran 2014/2015 .. ..............................................................................
2.
Daftar Nama Siswa Kelas IVB SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara Tahun Pelajaran 2014/2015.. ...............................................................................
3.
88
89
Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjanegara Tahun Pelajaran 2014/2015 ................................................................................... 90
4.
Silabus Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .......................................... 91
5.
Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen .........................................................
95
6.
Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ................................................................
101
7.
RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama .......................................................
109
8.
RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ..........................................................
126
9.
RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ..............................................................
139
10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua . ...............................................................
156
11. Lembar Validasi oleh Penilai Ahli ......................................................................
169
12. Kisi-kisi Soal Uji Coba .......................................................................................
175
13. Kisi-kisi Soal Tes Awal dan Tes Akhir ..............................................................
179
14. Soal Uji Coba ......................................................................................................
183
15. Soal Tes Awal dan Tes Akhir .............................................................................
191
16. Kunci Jawaban Soal Uji Coba, Tes Awal, dan Tes Akhir ...................................
195
17. Daftar Nilai Tes Uji Coba ...................................................................................
196
18. Output Uji Validitas Butir Soal ...........................................................................
197
xvi
19. Pembagian Kelompok Atas dan Bawah ..............................................................
200
20. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... ............................................................
203
21. Analisis Daya Beda Butir Soal ............................................................................
204
22. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ........................................................
205
23. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen ................................................
206
24. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ......................................................
207
25. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen .................................................
208
26. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ...............................
209
27. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol ......................................
212
28. Output Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal
214
29. Output Uji Normalitas dan Homogenitas Nilai Tes Akhir ..................................
219
30. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ..........................
223
31. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................
224
32. Surat Ijin Penelitian .............................................................................................
225
33. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .............................................................
226
34. Surat Keterangan Uji Coba .................................................................................
227
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan akan dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut ini merupakan penjabaran dari beberapa sub bab pendahuluan.
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalani kehidupan. Pentingnya pendidikan salah satunya yaitu memberikan pengetahuan bagi setiap individu. Era globalisasi menuntut individu mengembangkan diri dan potensi yang nantinya dijadikan sebagai bekal bersaing di masyarakat. Jadi, dengan pendidikan seseorang mampu memperoleh pengetahuan tentang dunia, mampu bersaing dan memperoleh karir yang baik, serta mampu membangun karakter sehingga menjadi warga negara yang beradab dan bertanggung jawab. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 1
2 akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal tersebut menjelaskan pengertian pendidikan, dimana pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang sebagai proses pengembangan diri dan potensi agar seseorang dapat melangsungkan kehidupan. Seseorang dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik manakala dirinya memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan bagi dirinya maupun orang lain yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan sendiri diperoleh dari berbagai macam satuan pendidikan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 13 ayat 1 menjelaskan “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.” Dinyatakan pula pada pasal 14 bahwa “Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas.” Jalur pendidikan menurut undang-undang di atas, terdiri dari pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal terbagi lagi menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka mengikuti
3 pendidikan di jenjang berikutnya. Ada enam tingkatan kelas dalam jenjang sekolah dasar. Masing-masing tingkatan disesuaikan dengan perkembangan siswa. Kelas I, II, dan III merupakan kelas rendah, dimana pada usia ini anak-anak masih dalam tahap senang bermain dan penyesuaian belajar. Sedangkan kelas IV, V, dan VI merupakan kelas tinggi dimana siswa sudah dapat dituntut untuk lebih berkembang dalam proses belajarnya. Takson inilah yang membedakan proses belajar anak. Siswa pada kelas rendah hanya belajar berhitung, membaca, dan menulis. Tingkat pemikiran anak akan dikembangkan di kelas tinggi melalui mata pelajaran yang lebih kompleks. Mata pelajaran pada pendidikan formal telah di atur dalam kurikulum. UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X pasal 37 ayat 1 menerangkan “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal”. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa dalam satu periode jenjang pendidikan. UndangUndang Sisdiknas menjelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib tersusun dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) menyatakan bahwa IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mengkaji fenomena alam
4 yang faktual. Pembelajaran IPA cenderung menitikberatkan pada proses penelitian dan pemecahan masalah (Wisudawati dan Sulistyowati 2014: 10). Berdasarkan pendapat tersebut maka IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan. IPA melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif dalam pelaksanaan penelitian dan pemecahan masalah. IPA juga sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, dimana anak masih berpikir realistis. Konsep mata pelajaran IPA yang abstrak namun dikemas dengan penemuanpenemuan langsung saat mempelajari konsep yang ada menjadikan siswa selalu berpikir sebelum mereka mengolah suatu materi. Keberhasilan pemerolehan materi oleh siswa juga bergantung pada bagaimana peran guru dalam pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Kepiawaian
dan
kewibawaan
guru
sangat
menentukan
keberlangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Ada beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, salah satunya yaitu metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa (Susanto 2013: 92). Metode pembelajaran umumnya memiliki pengertian yang lebih luas dari teknik pembelajaran, namun perbedaannya tidak terlalu jelas. Kita mengenal beberapa metode mengajar yang utama ialah: ceramah, diskusi, tanya jawab, sumbang saran, eksperimen, demonstrasi, pemecahan masalah, penugasan, widyawisata, proyek, pameran, latihan, dsb. Setiap metode mengajar itu memiliki keunggulan dan kekurangan. Ada enam hal yang perlu kita pertimbangkan dalam memilih metode belajar untuk pembelajaran IPA yakni tujuan belajar, psikologi
5 belajar, kemampuan siswa, bahan ajar, alokasi waktu, dan prasarana yang tersedia, serta pribadi guru (Sapriati dkk. 2009: 3.50). Metode pembelajaran dipilih sebagai suatu sarana mempermudah guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pembelajaran pada umumnya akan lebih bermakna bagi siswa apabila siswa menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran. Artinya, siswa dilibatkan aktif dalam pemerolehan ilmu pengetahuan. Namun pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah dasar saat ini masih menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran, tidak sebagai subjek. Guru masih berperan aktif dalam pemberian materi, bukan sebagai fasilitator, sehingga siswa menjadi pasif dalam menerima informasi. Ini juga disebabkan kurangnya variasi model atau metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya mencari model atau metode yang menarik perhatian siswa, serta mampu mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara sudah menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran IPA pada materi yang memerlukan praktek terutama materi sifat-sifat cahaya menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan peragaan suatu proses atau kejadian yang dilakukan oleh guru dengan disertai penjelasan dalam demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi dikatakan inovatif karena metode ini sudah menggunakan media atau alat peraga dalam penyampaian informasi. Berbeda dengan metode konvensional dimana guru hanya menjelaskan dengan
6 ceramah tanpa bantuan media dan alat peraga. Metode demonstrasi baik diterapkan pada pembelajaran IPA karena metode ini dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pembelajaran ceramah dengan cara menghadirkan objek yang sebenarnya melalui alat peraga. Siswa juga akan memahami dengan jelas karena perhatian mereka terpusatkan, namun beberapa kelemahan peneliti temukan pada metode pembelajaran demonstrasi. Apabila metode ini diterapkan di dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak, maka siswa sukar untuk melihat dengan jelas proses demonstrasi tersebut sehingga keadaan kelas menjadi kurang kondusif. Hal lain yang menurut peneliti menjadikan metode demonstrasi kurang maksimal yaitu metode pembelajaran demonstrasi yang di terapkan di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara tergolong pembelajaran yang belum mengaktifkan siswanya. Artinya, guru masih aktif memberikan informasi tanpa memberikan siswa kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan mencatat hal-hal penting. Metode pembelajaran inovatif yang lain dan menurut peneliti baik untuk diterapkan pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu metode eksperimen. Sapriati dkk. (2009: 3.23) mengemukakan: Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa secara aktif melakukan dan membuktikan sendiri tentang materi yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini siswa dapat melakukan serangkaian aktivitas ilmiah seperti: mengamati suatu objek sehingga akan memberikan penguatan pada ingatan siswa sebab banyak melibatkan siswa dalam proses belajarnya.
7 Pendapat di atas menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah sebuah metode yang memberikan siswa ruang untuk bisa aktif mengamati dan mempelajari suatu materi. Siswa dilatih untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya lewat percobaan dan penelitian langsung yang dilakukan sendiri oleh siswa. Metode eksperimen menjadikan pembelajaran berbasis sains lebih nyata dan akan lebih mudah dipahami sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membekas bagi siswa. Metode eksperimen sendiri merupakan metode yang mirip dengan metode demonstrasi. Penerapan konsep dilakukan dengan pengamatan dan penelitian langsung, namun perbedaannya yaitu di dalam metode demonstrasi guru yang melakukan penelitian dan siswa hanya mengamati, sedangkan dalam metode ekpserimen guru hanya mengamati proses penelitian yang dilakukan oleh siswa untuk menghindari kesalahan yang terjadi. Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD. Permasalahan tersebut antara lain: (1)
Guru umumnya belum menerapkan metode yang variatif atau masih dominan menggunakan demonstrasi.
8 (2)
Guru belum menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan maksud dan tujuan serta agar lebih efektif dan efisien dalam mengadakan penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: (1)
Keefektifan Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara.
(2)
Penelitian memfokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya.
(3)
Membandingkan pembelajaran IPA yang menerapkan metode eksperimen dan metode demonstrasi.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Adakah perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sifat-sifat Cahaya melalui penerapan metode eksperimen dibandingkan dengan metode demonstrasi?
9 (2)
Apakah penerapan metode pembelajaran eksperimen pada materi Sifat-sifat Cahaya lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi?
1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1.5.1
Tujuan Umum Tujuan umum pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan
metode eksperimen materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. 1.5.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
(1)
Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara penerapan metode eksperimen dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat cahaya.
(2)
Membuktikan bahwa metode eksperimen lebih baik daripada metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
1.6
Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat
praktis, yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut: 1.6.1
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori pendidikan
dan pembelajaran, sehingga dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Hasil
10 penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan pemecahan masalah atas kendala-kendala pembelajaran yang terjadi, khususnya pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. 1.6.2
Manfaat Praktis Manfaat praktis hasil penelitian ini berupa manfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. 1.6.2.1 Bagi Siswa Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Karena metode ini membantu siswa untuk menemukan sendiri persoalan-persoalan melalui percobaan. 1.6.2.2 Bagi Guru Guru dapat mengembangkan kemampuannya melalui metode eksperimen sehingga pembelajaran di kelas semakin baik, serta dapat meningkatkan profesionalitas dan kinerja guru. 1.6.2.3 Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka akan membahas tentang landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Berikut ini merupakan penjabaran dari sub bab kajian pustaka tersebut.
2.1
Landasan Teori dan Hipotesis Landasan teori ini akan membahas tentang teori-teori yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian ini. Teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: hakikat belajar, hakikat pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), karakteristik siswa SD, metode pembelajaran, metode demonstrasi, metode eksperimen, dan materi sifat-sifat cahaya. 2.1.1
Hakikat Belajar Belajar menurut Slameto (2010: 2) merupakan usaha yang dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh
perubahan
tingkah
laku
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sependapat dengan Slameto, Hamdani (2011: 21) juga mengungkapkan bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan.” Kegiatan yang dimaksudkan oleh Hamdani misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. 11
12 Hilgard (1958) dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan “Learning is the process by wich an activity originates or changed through training procedurs (wether in the laboratory or the natural invironment) as distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard belajar adalah sebuah proses perubahan melalui kegiatan atau latihan di dalam kelas maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar di dalam kelas siswa dapat memperoleh teori tentang pengetahuan, sedangkan di luar kelas siswa dapat menerapkan teori yang sudah dipelajarinya serta dapat terlihat pula perubahan perilku yang terjadi pada siswa setelah mempelajari sebuah teori. Proses belajar juga terjadi pada lingkungan alamiah, misalnya pada lingkungan keluarga dan teman sepermainan. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2008: 29). Tujuan dari belajar adalah adanya suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Perubahan ini biasanya bersifat permanen dan menuju ke arah yang lebih baik. Bruner (1915) dalam Rusmono (2012: 14) menyatakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, (3) menguji relevansi dan ketepatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau tahapan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut yaitu perubahan pengetahuan atau tingkah laku. Perubahan ini biasanya bersifat permanen dan menuju ke arah yang lebih baik. Proses perubahan ini bisa didapatkan dari pengalaman langsung atau mengkaji teori tertentu.
13 2.1.2
Hakikat Pembelajaran Miarso (2004) dalam Rusmono (2012: 6) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja dikendalikan dan bertujuan agar orang lain melakukan kegiatan belajar. Hamalik (2014: 57), menyatakan “pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.” Unsur manusiawi yang dimaksud di sini yaitu guru dan siswa. Unsur material, fasilitas, dan perlengkapan yang bisa menunjang pembelajaran misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, lapangan, dan lain sebagainya. Serta prosedur seperti teknik, strategi, model maupun metode pembelajaran. Trianto (2013: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengarahkan siswa dalam proses belajar agar tercapai tujuan yang diharapkan. Tercapainya tujuan pembelajaran yaitu berupa pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Cara mengukur tingkat pemahaman siswa yaitu dengan melakukan evaluasi. Gagne (1998) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 193) menyatakan: Pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimulus dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Pembelajaran diciptakan berdasarkan kondisi kelas, baik kondisi siswa maupun lingkungan. Teknik atau metode yang dipilih guru dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan materi, suasana, serta karakteristik siswa. Gagne
14 mengatakan keberhasilan pembelajaran apabila dari karakter siswa yang berbeda satu sama lain, akan menghasilkan persepsi yang sama dalam bentuk ingatan jangka panjang. Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran merupakan suatu kondisi yang sengaja diciptakan untuk membantu keberhasilan seseorang dalam proses belajar atau pemerolehan informasi. Jika belajar merupakan usaha yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, maka pembelajaran merupakan suasana yang diciptakan untuk mendukung usaha tersebut. 2.1.3
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bukti bahwa seseorang telah belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2008: 30). Hal ini sejalan dengan pengertian hasil belajar menurut Rifa‟i dan Anni (2011: 85), “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Perubahan tingkah laku yang terjadi tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Suprijono (2011: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian,
sikap-sikap,
apresiasi,
dan
keterampilan. Menurut Susanto (2013: 5) “hasil belajar adalah perubahaanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”. Hasil belajar sendiri terbagi ke dalam tiga ranah. Benyamin S. Bloom (1956) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 86) menyampaikan tiga taksonomi yang
15 disebut ranah belajar yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut penjabaran dari masing-masing ranah. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Contohnya seperti menghafal, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ciri-ciri hasil belajar dari ranah afektif akan terlihat pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif mencakup penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan pembentukkan pola hidup. Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial. Ranah psikomotor mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai akibat dari kegiatan belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur berupa ranah kognitif siswa dan diukur dengan menggunakan tes akhir pembelajaran atau postest. 2.1.4
Hakikat pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟
16 sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu (Trianto 2010: 136). Adapun Wahyana (1986) dalam Trianto (2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Laksmi Prihantoro dkk., (1986) dalam Trianto (2010: 137) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam Carin (1993:5) adalah : (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar (Samatowa 2011: 5). Ardiyanti (2013: 1-2) juga mengungkapkan bahwa
“proses
pembelajaran
IPA
tidak
cukup
dilaksanakan
dengan
menyampaikan informasi tentang konsep tetapi juga harus memahami proses terjadinya fenomena IPA dengan melakukan penginderaan sebanyak mungkin, mengamati peristiwa yang terjadi secara langsung melalui kegiatan demonstrasi dan eksperimen, serta mencatat informasi-informasi yang muncul dari peristiwa tersebut”.
17 Beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di dalam kurikulum sekolah (Samatowa 2011: 6) yaitu : (1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar tekonologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. (2) Bila diajarkan IPA menurut cara tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis. (3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. (4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA pada hakikatnya adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbatas pada apa yang ada di alam. Selain itu, IPA juga merupakan pengetahuan yang menekankan proses dalam pemerolehan informasi, sehingga anak mampu memahami pengetahuan dengan lebih bermakna. Hal ini kemudian memberikan banyak manfaat bagi individu itu maupun masyarakat luas. Inilah alasan mengapa IPA dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah dasar. 2.1.5
Karakteristik Siswa SD Seorang anak pada umumnya memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar
pada usia 6 tahun. Diperkirakan anak pada usia ini sudah siap menerima pelajaran
18 dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah (Sumantri dan Syaidoh 2011: 3.5). Berdasarkan usianya, kemampuan anak secara afektif, kognitif, dan psikomotor berbeda-beda. Piaget (t.t) dalam Sumantri dan Syaidoh (2011: 1.21) mengelompokkan perkembangan kognitif atas empat fase : (1) Sensor motorik (0-2) (2) Pra operasional (2-7) (3) Operasional konkret (7-11) (4) Operasional formal (11-15) Untuk anak usia sekolah dasar, yaitu 7-11 tahun, menurut Piaget termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun) kemampuan berpikir logis seorang anak sudah muncul. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan konkret (Sumantri dan Syaidoh 2011: 1.15). Berdasarkan uraian di atas, maka siswa sekolah dasar kelas V berada dalam tahap operasional konkret. Usia ini anak memerlukan pembelajaran yang nyata. Artinya perlu pengamatan langsung untuk memahami suatu konsep atau persoalan. Karakteristik siswa pada penelitian ini sama seperti karakteristik siswa pada umumnya. Siswa kelas V SDN 1 Prigi masih senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan melakukan sesuatu secara langsung. Tahapan berpikirnya termasuk tahap operasional konkret. Siswa sudah mampu berpikir sistemastis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret.
19 2.1.6
Metode Pembelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980) dalam Abimanyu (2008: 2-5)
menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara berpikir yang teratur dan untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), selain itu juga digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T.Raka Joni (1993) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu (Abimanyu 2008: 2-5). Widodo (2013: 5) menjelaskan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyajikan materi dan menumbuhkan interaksi dalam
proses pembelajaran
dengan tujuan agar siswa termotivasi dalam belajar serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitasnya sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor”. Senjaya (2008) dalam Haryono (2013: 69) mengemukakan bahwa “metode belajar dapat diartikan sebagai away inachieving something”. Artinya bahwa metode pembelajaran merupakan suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. M. Sobri Sutikno (2009: 88) menjelaskan “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. Siswa dapat menerima penjelasan guru salah satunya berpengaruh pada cara guru menyampaikan materi. Semakin sesuai pemilihan metode
pembelajaran,
pembelajaran.
semakin
baik
pula
tingkat
ketercapaian
tujuan
20 Berdasarkan
definisi
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
metode
pembelajaran adalah suatu cara yang yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran yaitu pemahaman akan materi pelajaran. Metode yang dipilih oleh guru juga hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar melalui banyak proses, bukan hanya belajar produk. Belajar dengan proses memungkinkan siswa untuk mendapatkan lebih banyak materi dan akan mencapai kompetensi baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor. 2.1.7
Metode Demonstrasi Metode demonstrasi menurut Cole & Chan (1998) dalam Wulandari
(2012), “a demostration was defined as a physical display of object or event”. Artinya, demonstrasi merupakan gambaran suatu kejadian. Menurut Saregar dan Sunarno (2013: 103), “metode demonstrasi adalah suatu teknik penyajian pembelajaran yang melibatkan seorang guru/kelompok siswa memperagakan kepada seluruh siswa mengenai sesuatu proses sehingga siswa dapat mengamati dan merasakan proses tersebut”. Dikatakan oleh Haryono (2013:73) tahap pelaksanaan metode demonstrasi yaitu: (1) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk memperhatikan demonstrasi. (2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana menegangkan. (3) Mengamati semua siswa agar siswa tetap terfokus mengikuti jalannya demonstrasi dengan cara memperhatikan reaksi seluruh siswa.
21 (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Beberapa hal juga harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode demonstrasi yaitu dalam persiapan dan akhir pembelajarannya. Pada persiapan pembelajaran guru harus bisa menempatkan dan mengatur siswa agar siswa secara menyeluruh melihat proses demonstrasi dan tidak saling berebut. Kemudian pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya diberikan tugastugas tertentu yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah peserta siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak, serta untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran (Haryono 2013: 74). Setiap metode selalu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi dikemukakan oleh Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 149), yaitu: (1) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau sistem kerja dan konsep yang merupakan materi dari pembelajaran IPA. (2) Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis penjelasan tentang konsep IPA. (3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya. Selain kelebihan, Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 149) juga mengemukakan kelemahan metode demonstrasi, antara lain: (1) Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika dilaksanakan dalam kelas besar.
22 (2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. (3) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai materi. 2.1.8
Metode Eksperimen Pada sub bab ini akan dibahas beberapa teori meliputi pengertian, tahap,
kelemahan dan kelebihan metode eksperimen. Berikut merupakan penjelasan dari teori-teori tersebut. 2.1.8.1 Pengertian Metode Eksperimen Saregar dan Sunarno (2013: 103) menjelaskan ” Metode eksperimen adalah suatu teknik pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara langsung untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil percobaan”. Schoenherr (1996) dalam Haryono (2013: 69) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sains. Hal ini karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Dalam metode eskperimen guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri, inovatif dan kreatif pada siswa. Roestiyah (2001:80) mengungkapkan “Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”. Metode eksperimen bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam
23 menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang dipelajari (Wisudawati dan Sulistyowati 2014:157). Jadi, bisa dikatakan metode eksperimen merupakan metode yang efektif diterapkan pada mata pelajaran IPA. Hal ini karena mata pelajaran IPA bersifat abstrak dan siswa bisa memahami materi yang ada dalam mata pelajaran IPA dengan melakukan percobaan dan penemuan sendiri. Metode eksperimen juga memiliki manfaat bagi siswa. Manfaat ini dikemukakan oleh Duru (2010: 585), yaitu: “Experimental teaching method helps to improve student’s hand skills, makes them more productive, and increases their active involvement in learning.”Artinya Metode pembelajaran eksperimen dapat membantu meningkatkan keterampilan kerja siswa, membuat mereka lebih produktif, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. 2.1.8.2 Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003) dalam Cahyati (2013) meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1) Percobaan awal, siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk membuktikan adanya sifat-sifat cahaya. Pada tahap ini siswa melakukan percobaan. (2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa untuk mengamati dan mencatat peristiwa selama siswa melakukan percobaan. (3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
24 merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
2.1.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen Metode eksperimen juga memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan metode eksperimen yaitu (Cahyati 2013): (1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. (2) Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. (3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosanterobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
25 (4) Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen (5) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan. (6) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah. (7) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme. (8) Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan. (9) Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan. (10) Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan. Selain kelebihan metode eksperimen, Cahyati juga mengungkapkan beberapa kelemahan metode eksperimen, yaitu: (1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan ekperimen. (2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. (3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan dan keputusan.
26 (4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen. (5) Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen (6) Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya. Cenderung memandang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan memberatkan. 2.1.8 Materi Sifat-sifat Cahaya Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya di kelas V semester 2 sekolah dasar. Materi Sifat-sifat Cahaya terdapat pada kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Alokasi waktu yang digunakan dalam mengajarkan materi pokok sifat-sifat cahaya yaitu 4 jam pelajaran dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang terdiri dari materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda, dan cahaya dapat dipantulkan serta sifatsifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Fisikawan Skotlandia, James Clerk Maxwell (1891-1897), mengatakan cahaya adalah rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik dan medan magnet. Gelombang yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan medan magnet disebut gelombang elektromagnetik. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari.
27 Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata. Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata, misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah. Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167). Berdasarkan uraian materi sifat-sifat cahaya tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi sifat-sifat cahaya penting untuk disampaikan karena materi tersebut berlangsung di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan metode eksperimen akan mempermudah siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya. Siswa akan menjadi lebih paham karena dapat membuktikan secara nyata peristiwa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari.
2.2
Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai
metode pembelajaran eksperimen. Berikut ini merupakan beberapa penelitian tentang metode eksperimen. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Meilinda (2012) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02 Bermain Ilir”. Penelitian dilaksanakan dengan metode PTK menggunakan empat tahap kegiatan, yaitu
28 merencanakan, melakukan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari pra siklus dengan nilai rata-rata 5,4 meningkat 6,5 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 7,1 pada siklus ke II. Kedua, penelitian dilakukan oleh Lestari (2013) yang berjudul “Penerapan Metode
Eksperimen
untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Siswa
dalam
Pembelajaran IPA Kelas V pada Materi Sifat-sifat Cahaya”. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Melalui metode eksperimen ini hasil belaajr siswa menunjukkan adanya peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 68,00 dan presentase KKM 54,28%. Sedangkan nilai rata-rata siklus II adalah 78,57 dan 80% untuk pencapaian KKM-nya. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pangestika (2012) yang berjudul “Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas”. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji T tipe Independent Samples Test, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Daur Air melalui metode
eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah. Ada perbedaan aktivitas
29 peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita (t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas IV”. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas IV bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental, dan emosional dalam pembelajaran IPA dengan metode eksperimen pada siswa kelas IV SDN 07 Tanak Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau. Metode yang digunakan dalam penelitian metode deskriptif. Bentuk penelitian deskriftif yang digunakan adalah penelitian survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dari hasil pengamatan pra tindakan siswa yang terlibat aktif rata-rata baru mencapai 44,9% dan meningkat menjadi 78 % pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN 07 Tanak. Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Triyono, dan Suryanto (t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dengan Media Realia dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pembelajaran
30 metode eksperimen dengan media realia dapat meningkatkan pembelajaran belajar IPA bagi siswa kelas IV. Pada proses pembelajaran siklus I, persentase siswa mencapai 61,11%, pada siklus II 73,46%, dan pada siklus III meningkat menjadi 83,33%. Pada pra tindakan persentase ketuntasan siswa masih 0%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa menjadi 47,73%, pada siklus II meningkat menjadi 73,46% dan siklus III meningkat menjadi 83,33%. Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih, Zainudin, dan Sukmawati (2012) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas IV SDN 15 Segedong”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN 15 Segedong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif. Teknik yang digunakan yaitu observasi langsung dan pengukuran dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi guru dan lembar soal. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran sebesar 13,5 (rata-rata 2,7) dan pada siklus II sebesar 17,0 (rata-rata 3,4). Ada peningkatan sebesar 3,5. Skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sebesar 10,21 pada siklus I dan 14,21 pada siklus II, ada peningkatan 4,0. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 59,09 dan 81,82 pada siklus II, ada peningkatan sebesar 22,73. Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, terbukti bahwa metode
eksperimen
mampu
meningkatkan
hasil
belajar
siswa.
Selain
31 meningkatkan juga membuktikan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran ceramah. Hal inilah yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui keefektifan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangestika, Meilinda, dan Lestari yaitu sama-sama menggunakan metode pembelajaran eksperimen yang diterapkan pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Pangestika merupakan penelitian eksperimen, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Meilinda dan Lestari yang merupakan penelitian tindakan kelas. Selain itu, penelitian ini juga memiliki persamaan dalam materi pembelajarannya dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari yaitu materi sifat-sifat cahaya. Tiga penelitian lain, yaitu penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita, penelitian Rahmawati, Triyono, dan Suryanto, serta penelitian Yulianingsih, Zainudin, dan Sukmawati juga memiliki persamaan dan perbedaan. Ketiga penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas, berbeda dengan penelitian ini yang merupakan penelitian eksperimen. Kemudian, tiga penelitian di atas juga mengambil sampel di kelas IV sekolah dasar, berbeda dengan penelitian ini yaitu kelas V sekolah dasar. Selain sampel dan jenis penelitian, penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita juga memiliki perbedaan pada variabel penelitian. Variabel dalam
32 penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita yaitu aktivitas belajar, sedangkan dalam penelitian ini hanya hasil belajar, sama dengan dua penelitian lain.
2.3
Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan di sekolah dasar. Hal ini karena IPA adalah mata pelajaran yang dapat mengembangkan tingkat berpikir siswa. Pembelajaran IPA di jenjang sekolah dasar seharusnya mampu mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis pada siswa, namun pada kenyataannya pembelajaran IPA di sekolah dasar jarang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran juga masih berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran IPA yang bersifat abstrak akan sulit dipahami siswa yang tingkat perkembangannya masih dalam berpikir konkret. Apabila guru hanya menjelaskan materi tanpa mengajak siswa secara aktif mengkaji materi, maka pembelajaran akan kurang bermakna bagi siswa. Siswa memahami suatu konsep hanya dari penjelasan guru. Dengan begitu, menjadikan siswa untuk menghafal suatu konsep abstrak, bukan mempelajari dan memahami secara nyata. Untuk itu, guru harus menggunakan pendekatan/strategi yang bervariasi sesuai materi pelajaran agar pembelajaran IPA bermakna bagi siswa. Materi sifat-sifat cahaya yang dibahas dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Melalui metode eksperimen, siswa akan melakukan kegiatan penemuan untuk memahami secara nyata sebuah konsep atau fakta dari materi pelajaran. Hal ini akan menimbulkan konsep atau fakta tersebut menjadi ingatan
33 jangka panjang bagi penemunya. Pembelajaran juga akan lebih bermakna bagi siswa. Penelitian ini akan mengujikan metode eksperimen pada kelas eksperimen dan metode demonstrasi pada kelas kontrol. Kemudian hasil belajar dari kedua kelas tersebut akan dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut, diharapkan dapat diketahui model mana yang lebih efektif terhadap hasil belajar siswa. Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir keefektifan metode eksperimen terhadap hasil belajar materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara dalam bentuk bagan.
Pembelajaran IPA materi sifatsifat cahaya dengan metode yang belum mengaktifkan siswa
Metode eksperimen di kelas eksperimen
Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran eksperimen
Proses pembelajaran
Metode demonstrasi di kelas kontrol
dibandingkan
Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran demonstrasi
Bagan 2.1. Kerangka berpikir
2.4
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
34 kalimat pernyataan (Sugiyono 2014: 99). Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho1 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan
metode pembelajaran
demonstrasi. (µ1 = µ2) Ha1 : terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan
metode pembelajaran
demonstrasi. (µ1 ≠ µ2) Ho2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen tidak lebih efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 ≤ µ2) Ha2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen lebih efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 > µ2)
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data. Berikut ini merupakan penjelasan setiap metode penelitian yang telah disebutkan.
3.1
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu Quasi
Experimental. Menurut Sugiyono (2014: 116) bentuk desain eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain penelitian Quasi Experimental yang akan digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design dengan paradigma sebagai berikut: O1 O3
X
O2 O4
Keterangan: O1
= tes awal kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2
= tes akhir kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan
X
= perlakuan yang diberikan, yaitu metode eksperimen
35
36 O3
= tes awal kelompok kontrol
O4
= tes akhir kelompok kontrol Desain nonequivalent control group design hampir sama dengan desain
true experimental bentuk pretest-posttest control group design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono 2014: 118). Kelompok O1 (kelompok eksperimen) diberi perlakuan (X) yaitu pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sedangkan kelompok O3 (kelompok kontrol) tidak diberi perlakuan (tidak menggunakan metode eksperimen). Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan tes awal pada kelas kontrol dan eksperimen. Tes awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas tersebut. Menurut Sugiyono (2014: 114), kedua kelompok tersebut bisa dijadikan subjek penelitian jika memenuhi syarat, yaitu bila hasil tes awal antara kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (O1 = O3). Apabila hasil dari tes awal tidak menunjukkan tingkat kemampuan siswa yang sama, peneliti dapat menganalisis menggunakan nilai UTS. Setelah dilaksanakan tes awal, peneliti memulai pembelajaran pada kedua kelas tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada kelas kontrol, dimana metode ini sudah biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA. Berbeda dengan kelas kontrol, peneliti menerapkan metode eksperimen pada kelas eksperimen sebagai perlakuan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain quasi
37 experimental yang menerapkan bentuk nonequivalent control group design. Data penelitiannya berupa data kuantitatif guna menerangkan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan metode eksperimen yang akan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi.
3.2
Populasi dan Sampel Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai besar populasi dan penentuan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan selengkapnya yaitu sebagai berikut. 3.2.1 Populasi Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara, tahun pelajaran 2014/2015. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 43 siswa, kelas VA sebanyak 21 siswa (kelas kontrol) dan VB 22 siswa (kelas eksperimen). Penentuan populasi ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu keadaan lingkungan sosial siswa yang relatif sama karena masih berada dalam satu wilayah; guru di kedua kelas tersebut memiliki kualifikasi yang sama yakni pendidikan terakhir S1 dengan status kepegawaian PNS; siswa kedua kelas
38 tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, dibuktikan dengan uji kesamaan rata-rata nilai tes awal mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hasil uji kesamaan rata-rata dapat dilihat pada lampiran 4. 3.2.2 Sampel Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2014: 126) menjelaskan bahwa penggunaan seluruh anggota populasi dapat dilakukan jika peneliti ingin membuat generasilisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Menurut Sugiyono (2014: 126) teknik penentuan sampel dengan menggunakan seluruh anggota sampel dinamakan sampling jenuh. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Jadi seluruh siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara digunakan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya untuk penentuan kelas kontrol dan eksperimen peneliti menggunakan undian. Hasil undian menunjukkan bahwa kelas VA terpilih sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen.
3.3
Variabel Penelitian “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 2014: 64). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. 3.3.1 Variabel Terikat “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2014:64). Variabel terikat dalam
39 penelitian ini yaitu hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Prigi 1 Kabupaten Banjarnegara. 3.3.2 Variabel Bebas “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono 2014: 64). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
3.4
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitiannya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan tes. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur “Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya” (Sugiyono 2014: 191). Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk membantu peneliti dalam mengetahui kondisi awal sebelum penelitian. Baik kondisi siswa, proses pembelajaran, maupun hasil belajar siswa sehingga peneliti nantinya akan mampu menentukan permasalahan atau variabel yang harus diteliti. 3.4.2 Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
40 buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data penelitian yang relevan (Riduwan 2013: 58). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian, foto-foto serta video sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian. 3.4.3 Tes “Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” Riduwan (2013:57). Dalam penelitian ini tes terbagi menjadi dua, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran atau sebelum memperoleh perlakuan. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah memperoleh perlakuan. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 25 butir dan terdapat empat alternatif jawaban.
3.5
Instrumen Penelitian Dalam suatu penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian yang digunakan
sebagai alat ukur penelitian (Sugiyono 2014:148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes tentang materi sifat-sifat cahaya untuk mengukur hasil belajar siswa dan lembar pengamatan pembelajaran untuk menilai aktivitas guru dan siswa. “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaanpertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian
41 dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa” (Sudjana 2011:35). Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis. Bentuk tes yaitu pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat opsi jawaban. Sebelum soal menjadi alat ukur penelitian, terlebih dahulu soal diujicobakan kepada kelas di luar sampel. Kelas uji coba dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VI SDN 1 Prigi kabupaten Banjarnegara. Data hasil analisis tersebut kemudian dianalisis untuk mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. langkah-langkah analisis soal tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah” (Arikunto 2010: 211). Dalam penelitian ini terdapat dua validitas instrumen, yaitu validitas logis dan validitas empiris. 3.5.1.1 Validitas Logis Validitas logis adalah validitas yang pada umumnya dilakukan oleh pertimbangan para ahli. Validitas ini juga mempunyai peran penting untuk tes pencapaian hasil belajar. Tidak ada formula matematis khusus, pengamatan serta pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur (Sukardi 2011: 33). Pada penelitian ini, validitas logis dilakukan oleh dua ahli yaitu Drs. Daroni, M.Pd. (pembimbing) dan Robingah (guru kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara) dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis.
42 3.5.1.2 Validitas Empiris “Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman” (Arikunto 2012: 81). Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan kondisi intrumen yang bersangkutan dengan kriteria atau sebuah ukuran. Jadi, sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas apabila sudah dilakukan uji coba. Peneliti melakukan uji coba instrumen kepada siswa kelas V SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjarnegara. Alasan peneliti memilih SDN 1 Kalibenda sebagai kelas uji coba karena adanya kesamaan kualitas sekolah baik guru maupun siswa, serta wilayah yang tidak terlalu jauh sehingga masih memungkinkan suasana di sekolah tersebut dengan tempat penelitian memiliki suasana yang sama. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan software statistical product and service solution (SPSS) versi 17 dengan Corrected Item-Total Correlation. Menu yang digunakan untuk mencari validitas pada SPSS 17 yaitu analyze – scale – reliability analysis. Kriterianya yaitu butir soal dikatakan valid jika rhitung ≥ rtabel pada taraf signifikansi 0,05, dan jika rhitung < rtabel, maka hasil rhitung pada butir tertentu dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91). Rekap data hasil penghitungan SPSS versi 17 pada soal tes uji coba dapat dibaca pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan rtabel = 0,396; Taraf Signifikansi 0,05 dan n= 25 (Corrected Item-Total Correlation) No 1.
Kriteria Valid
2.
Tidak Valid
No Soal 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 36, 37, dan 40 2, 4, 5, 7, 11, 13, 16, 17, 20, 21, 23, 26, 28, 30, 34,35, 38, dan 38
Jumlah 22 18
43 Berdasarkan hasil outpout validitas emprik menggunakan SPSS versi 17, diperoleh 22 butir soal yang valid dan 18 butir soal yang tidak valid. Butir soal yang valid terdiri dari soal nomor 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 36, 37, dan 40. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 18. 3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana 2011: 16). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 17 dengan metode cronbach alpha. Menu yang digunakan yaitu analyze – scale – reliability analysis. Kriteria untuk data yang dinyatakan reliabel menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) yaitu reliabilitas kurang dari 0,6 dinyatakan kurang baik, reliabilitas 0,7 dapat diterima dan reliabilitas di atas 0,8 dinyatakan baik. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 18. Berikut adalah hasil uji reliabilitas soal: Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.865
40
Hasil dari uji reliabilitas di atas menerangkan bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0,865. Jadi, dapat dikatakan bahwa soal-soal uji coba tersebut sudah reliabel dan berkategori baik karena lebih dari 0,8.
44 3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah akan membuat siswa tidak berpikir lebih dalam memecahkan masalah. Soal yang terlalu sukar juga akan membuat siswa mudah putus asa (Arikunto 2012: 222). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P=
B JS
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Banyaknya seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00
-
0,30 = soal kategori sukar
Soal dengan P 0,31
-
0,70 = soal kategori sedang
Soal dengan P 0,71
-
1,00 = soal kategori mudah
(Arikunto 2012: 223-5) Penghitungan tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar pada setiap butir soalnya dan dibandingkan dengan banyaknya jumlah siswa peserta tes. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan manual analisis tingkat kesukaran. Soal yang dianalisis tingkat kesukarannya hanya soal yang sudah valid dan reliabel.
45 Tabel 3.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No 1. 2. 3.
Kriteria Mudah Sedang Sukar
No Soal 3, 10, 15, 22, 32, 33 1, 6, 12, 14, 18, 24, 25, 27, 31, 36, 37, dan 40 8, 9, 19, 29
Jumlah 6 12 4
3.5.4 Analisis Daya Beda Daya pembeda soal menurut Arikunto (2012: 226) adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menajwab benar Untuk menafsirkan hasil dari analisis daya beda, Arikunto (2012: 232) menafsirkannya sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 berarti jelek (poor) D = 0,21 – 0,40 berarti cukup (satisfactory) D = 0,41 – 0,70 berarti baik (good) D = 0,71 – ke atas berarti baik sekali (excellent)
46 Sebelum menganalisis daya beda soal, siswa terlebih dahulu dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh masing-masing siswa dengan cara rangking. Kelompok ini nantinya dinamakan kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas yaitu siswa dengan rangking 1 sampai 12, sedangkan kelompok bawah yaitu siswa dengan rangking 14 sampai 25. Siswa dengan rangking 13 tidak diikutkan dalam kelompok dan tidak ikut dihitung karena dijadikan sebagai nilai tengah. Penghitungan selanjutnya dilakukan dengan cara jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar dibanding jumlah siswa kelas atas (P A) dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar dibanding jumlah siswa kelas bawah (PB). Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh soal dengan kategori jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Berikut rekapitulasi hasil analisis daya beda. Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba No 1. 2. 3. 4.
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik sekali
No Soal 9, 10, 24, 29, 32, 33, 36 1, 3, 6, 8, 14, 15, 19, 22, dan 37 12, 18, 25, 27, 31, 40
Jumlah 0 7 9 6
Berdasarkan analisis daya beda tersebut terdapat 7 soal dengan kategori cukup, 9 soal dengan kategori baik, dan 6 soal dengan kategori baik sekali. Dari hasil analisis soal-soal uji coba tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 22 butir soal yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Memenuhi syarat dalam hal ini karena suda dinyatakan valid, reliabel
47 dan memenuhi kriteria mudah, sedang, sukar, dan memiliki daya beda cukup, baik, dan baik sekali. Selanjutnya, dari 22 butir soal tersebut peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.6
Metode Analisis Data Setelah data-data dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya
yaitu menganalisis data. Dalam proses penganalisisan data terdapat berbagai metode analisis data yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir. 3.6.1 Deskripsi Data Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan mengujikan keefektifan penggunaan sebuah metode pembelajran eksperimen terhadap hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa data kuantitatif berupa hasil belajar siswa. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/scoring (Sugiyono 2014: 4). 3.6.2
Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis berguna untuk menentukan metode pengujian
hipotesis yang sesuai dengan data yang diperoleh. Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata. 3.6.2.1 Uji Normalitas Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Menu yang digunakan untuk mengetahui normalitas data
48 adalah analyze – descriptive statistic – explore. Kriteria yang digunakan dalam menentukan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, peneliti melihat nilai signifikansi pada kolom kolmogorov-smirnov. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal atau jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya jika uji normalitas data menunjukan data tersebut normal, maka analisis diteruskan dengan uji homogenitas (Priyatno 2010: 73). 3.6.2.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki terpenuhi tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Priyatno (2010: 76) juga mengemukakan bahwa uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak. Selanjutnya, Priyatno (2010: 35) menjelaskan bahwa sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s test. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui rumus uji t mana yang akan digunakan. Jika varians sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed dan jika varians berbeda, menggunakan Equal Variances Not Assumed. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Nilai homogenitas ditunjukkan melalui penghitungan dengan taraf kesalahan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka datanya homogen. Pengujian homogenitas dihitung dengan program SPSS versi 17. 3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen sebelum pembelajaran
49 dilaksanakan. Uji ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes awal siswa kelas kontrol dan eksperimen. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17. Menu yang digunakan yaitu analyze – compare means – independent sample t test. Untuk mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai t dalam kolom T-Test for Equality of Means. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika didapatkan nilai thitung > ttabel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan juga bisa dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35). 3.6.3
Analisis Akhir Analisis akhir digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh setelah
dilakukan penelitian. Analisis ini untuk menguji hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya dari kelompok eksperimen dan kontrol setelah masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda. Analisis akhir ini dilaksanakan saat semua data di lapangan telah terkumpul. Analisis akhir yang dilakukan yaitu analisis hasil belajar yang diuji secara empiris dan statistik. Pada analisis akhir secara statistik, pengujian hipotesis pertama normalitas menyatakan data berdistribusi normal, maka analisis hasil belajar menggunakan statistik parametris menerapkan rumus independent sample t-test yang penghitungannya dilakukan dengan program SPSS versi 17. Menu yang digunakan yaitu analyze – compare means – independent samples t test. Untuk
50 mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak, yaitu dengan melihat nilai t dalam kolom t-test for equality of means. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika didapatkan nilai thitung lebih besar daripada ttabel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan bisa juga dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35). Ketentuan di atas digunakan untuk menguji hipotesis dengan uji dua pihak (two tailed). Apabila pengujian normalitas menyatakan data tidak berdistribusi normal, maka analisis hasil belajar menggunakan statistik nonparametris. Untuk pengujian hipotesis menggunakan U Mann Whitney, menu yang dipilih yaitu analyze – nonparametrics tests – 2 independent samples. Untuk mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai pada kolom asymp. Sig. (2tailed). Ketentuan dalam uji U Mann Whitney yaitu apabila Uhitung kurang dari Utabel atau nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, apabila Uhitung lebih dari atau sama dengan Utabel atau nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Menurut
Sugiyono
(2014:
118),
analisis
menggunakan rumus:
(O3-O1) - (O4-O2) Keterangan: O1
= rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen
O2
= rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol
akhir
secara
empiris
51 O3
= rata-rata nilai hasil tes akhir kelas eksperimen
O4
= rata-rata nilai hasil tes akhir kelas kontrol Sementara itu, analisis statistik untuk uji keefektifan (hipotesis 2)
menggunakan uji pihak kanan (Sugiyono 2014: 219). Untuk melakukan uji pihak kanan, harus mencari thitung terlebih dulu, kemudian dibandingkan dengan ttabel. Jika menggunakan software SPSS, maka menggunakan pengujian one sample t test. Langkah-langkahnya yaitu analyze - compare means - one sample t test. Dari pengujian menggunakan uji t ini akan diketahui perbedaan rata-rata nilai sampel di kelas eksperimen yang dibandingkan dengan rata-rata nilai sampel di kelas kontrol. Dengan pengambilan keputusan jika –ttabel≤thitung ≤ttabel, maka Ho diterima, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika –ttabel>thitung dan thitung> ttabel, maka Ho ditolak, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol (Priyatno 2010: 31).
BAB 5 PENUTUP
Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian. Simpulan dan saran dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut.
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang
berjudul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”, dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V antara yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan yang menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini dibuktikan dengan data hasil penghitungan menggunakan rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 17 yang menunjukkan nilai thitung= 2,648, ttabel = 2,020, dan nilai signifikansi sebesar 0,011. Artinya thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. (2) Hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen lebih efektif daripada yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini ditunjukkan dengan uji hipotesis secara empiris yang menunjukkan bahwa tingkat keefektifan sebesar 8,85.
82
83 Selain itu juga dengan perolehan uji pihak kanan dengan one sample t test yang menunjukkan bahwa thitung = 3,588 ttabel = 2,086 dan nilai signifikansi 0,002. Artinya bahwa thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, bahwa metode pembelajaran eksperimen terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, sehingga disarankan: 5.2.1
Bagi Guru Guru hendaknya mulai menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian, dimana metode pembelajaran eksperimen efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu, dalam rangka mendapatkan hasil belajar siswa
yang lebih
maksimal dalam penerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA, guru disarankan untuk: (1) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi, meskipun antaranggota dalam sebuah kelompok sudah saling memotivasi, tetap saja ada beberapa siswa yang kurang termotivasi untuk mencari pengetahuan dan pasif berpartisipasi. Oleh karena itu, guru perlu membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dan termotivasi untuk mencari dan membangun pengetahuannya sendiri. (2) Memberikan pengarahan kepada siswa untuk bersikap sportif atas keputusan guru, sehingga siswa tidak mengeluh atau menggerutu.
84 (3) Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen secara rinci dan jelas, agar siswa benar-benar memahami tata cara pelaksanaan model pembelajaran tersebut Dengan demikian, pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. (4) Menambah pengetahuan mengenai metode dalam pembelajaran, terutama metode pembelajaran eksperimen. Dengan demikian, guru dapat lebih memahami
tata
cara
pelaksanaan
metode
pembelajaran,
sehingga
pembelajaran berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 5.2.2
Bagi Sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran
eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa daripada metode pembelajaran demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara, oleh karena itu kepada pihak sekolah disarankan untuk: (1) Memberikan
fasilitas
dan
kelengkapan
yang
mendukung
metode
pembelajaran eksperimen baik bagi guru maupun siswa. Fasilitas dan kelengkapan yang dimaksud antara lain media pembelajaran, sumber belajar yang memadai, dan buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih memahami metode pembelajaran eksperimen. Memberikan sosialisasi kepada guru-guru kelas mengenai metode pembelajaran eksperimen. Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru kelas mengetahui bahwa metode pembelajaran eksperimen efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru kelas dapat menerapkan metode tersebut di kelas lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsimin. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Cahyati, Rama. 2012. Strategi Pembelajaran Eksperimen. Online: https://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/11/15/strategi-pembelajaraneksperimen/ [accessed: 20/01/2015] Duru, Adem. 2010. The Eksperimental Teaching in some of Topics Geometry. Academic Journal. Usak University. [accessed: 10/04/2015] Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press Lestari, Riyanti Dini. 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas V Pada Materi Sifatsifat Cahaya. Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia. [accessed: 12/04/2015] Meilinda. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02 Bermain Ilir. Jurnal Skripsi. [accessed: 10/04/2015] Pangestika, Rintiz Rizkia. Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom Rahmawati, Triyono, dan Suyanto. (t.t). Penerapan Metode Eksperimen dengan Media Realia dalam Peningkatan Pembelaajran IPA bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal. Universitas Sebelas Maret. [accessed: 10/04/2015] Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press
85
86 Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Slameto: 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka Sapriati, Amalia dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Saregar, Sunarno, dan Cari. 2013. Pembelajaran Fisika Kontekstual melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia Interaktif ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Verbal Siswa. [accessed: 10/04/2015] Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Syuri, Ita dan Nurhasanah. 2006. Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V. Erlangga. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. . 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
87 Undang-undang Repuplik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2009. Jakarta: Diperbanyak oleh CV Novindo Pustaka Mandiri. Widodo. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten. Jurnal Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. [accessed: 10/04/2015] Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara Wulandari, Desi. 2012. Definisi metode Pembelajaran Menurut Para Ahli. Online: http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metodepembelajaran-menurut.html [accessed: 20/01/2015] Yulianingsih, Zainudin, dan Sukmawati. 2012. Penerapan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas V SDN 15 Segedong. Artikel Penelitian. Universitras Tanjungpura. [accessed: 10/04/2015]
88 Lampiran 1 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VA) TAHUN AJARAN 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA Antiyani Hafidz Bela S. Jaka Antoni Kabul P. M. Z. Karim Afiyah A. Aldiana Dwi P. Alwan Nata P. Anggi L. Anggita N. Annas N. Arjuna V. R Dea Hasna Diva Dzari H. Andi N. K. Pangky T. Wisnu A. Fadil M. Dina S. R Mei Ristiana Riska Triana
L/P P L P L L L P P L P P L L P L L L L L P P P
89 Lampiran 2 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VB) TAHUN AJARAN 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA
Nasib Junanto Feri Budiyanto Jaka Swara Puput Romadhon Yuliati Chomsyiyah Caisar Yudha Permana Faisal Fahrudin Mico Hendra Pratama Oca Willy Rahmadhan Dwi P. Rina Trianahayu Safana Dani Puspita Safitri Wahyu Agustin Safitna Azzakiyah Sofyan Ali Imron Tohid Darusman Vera Deka R. Vista Rahayu Wahyu Tani Hidayat Tegar Arya Guna Rohmatin Maghfiroh
L/P L L L L P L L L L L P P P P L L P P L L L
90 Lampiran 3 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 KALIBENDA Alamat: Jalan Raya Wonosobo Km.5 Banjarnegara 53481
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA (V) TAHUN AJARAN 2014/2015
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Ahmad Fadhil Ahmad Salis Damar Rojab Saputra Fisnu Giri Pandito Rifky Agil Saputra Tiana Rahmawati Amalia Nisaul F Aninda Dewi H Arrafika Mauly A. Candra Oktavianto Firdausa Meiana K Laela Kholifatun N Melani Putria Syifa
L/P
No
Nama
L/P
L L L L L P P P P L
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meilita Nur Azzahro Mega Andriana A. Nanang Feriawan P Rere Gavriella A. Silvia Priti Insania Tri Nur Khasanah Yoga Prasetyo Putri Eka Maharani Arifana Fajar Zacky Melati Kusumaningtyas Syafii‟ah Dhiya U Dimas Fadhil Aqila
P P L P P P L P L
L P P
24 25
Mengetahui,
P P L
Lampiran 4
SILABUS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi dasar 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Alokasi Sumber waktu 4jp
Buku IPA
91
Penilaian Tehnik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Sifat-sifat Melakukan percobaan - Mendemonstras Tertulis Uraian 1. Apa yang cahaya ikan percobaan dimaksud yang menyelidiki sifat yang dengan cahaya merambat lurus menyelidiki pembiasan Diskusi hasil sifat cahaya cahaya? percobaan merambat lurus 2. Sebutkan Melaporkan hasil dua diskusi (pleno) Mendemonstras macam Perbaikan dan ikan percobaan benda rangkuman yang yang Melakukan percobaan menyelidiki mengguna yang menyelidiki sifat sifat cahaya kan sifatcahaya menembus menembus sifat benda bening benda bening cermin Diskusi hasil cembung! percobaan
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Penilaian Tehnik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen 3. Sebutkan Melaporkan hasil - Mendemonstras ikan percobaan dua contoh diskusi (pleno) yang peristiwa Perbaikan dan menyelidiki pembiasan rangkuman sifat cahaya cahaya Melakukan percobaan dapat yang dapat yang menyelidiki sifat dipantulkan kita cahaya dapat jumpai dipantulkan Mendemonstras dalam Diskusi hasil ikan percobaan kehidupan percobaan yang sehari Melaporkan hasil menyelidiki hari! diskusi (pleno) sifat cahaya Perbaikan dan dapat dibiaskan rangkuman
Alokasi Sumber waktu
- Memberi contoh peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari - Menjelaskan pemantulan pada cermin (datar, cekung
92
Melakukan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan Diskusi hasil percobaan Melaporkan hasil diskusi (pleno) Perbaikan dan rangkuman Melakukan pengamatan tentang peristiwa yang menunjukkan
Indikator
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
Indikator
pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari Diskusi hasil pengamatan Melaporkan hasil diskusi (pleno) Perbaikan dan rangkuman Melakukan percobaan yang menyelidiki pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung dan cembung Diskusi hasil percobaan Melaporkan hasil diskusi (pleno) Perbaikan dan rangkuman
dan cembung)
Penilaian Tehnik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen
Membuat Menceritakan Tertulis Isian cara - Merancang periskop model periskop membuat model sederhana periskop atau lensa dan lensa sederhana sederhana dalam penerapan sifat-sifat - Membuat cahaya
1. Periskop merupakan alat .... 2. Tujuan merancang gambar
Alokasi Sumber waktu
6jp
Buku IPA
93
6.2.Membuat suatu karya/model misal: Periskop atau lensa dari bahan-bahan
Materi
Kompetensi dasar sederhana
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian Tehnik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen periskop dan adalah .... lensa sederhana 3. Periskop sesuai biasanya rancangannya dipakai dari bahanpada .... bahan yang ada dilingkungan sekitar
Alokasi Sumber waktu
Membuat periskop dan lensa sederhana sesuai rancangan dari bahanbahan yang ada di lingkungan sekitar Menguji penggunaan periskop dan lensa sederhana yang telah dibuat Mendiskusikan hasil - Membuat laporan hasil pengujian pengujian model Perbaikan dari hasil periskop dan karyanya lensa sederhana Membuat laporan dari hasil pengujian model periskop dan lensa sederhana Memprosentasekan laporan
94
Lampiran 5
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Kompetensi dasar
Materi
6.1. Mendeskripsika n sifat-sifat cahaya
Sifat-sifat cahaya: 1. Dapat menembus benda bening 2. Merambat lurus 3. Dapat dipantulkan
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Alokasi waktu 2jp
Sumber
Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V, karangan Ita Syuri dan Nurhasana h
95
a. Percobaan awal: - Mendemonstrasika Tertulis setelah guru n percobaan yang membagi siswa menyelidiki sifat dalam beberapa cahaya merambat kelompok, lurus siswa kemudian melakukan - Mendemonstrasika percobaan n percobaan yang untuk menyelidiki sifat membuktikan cahaya menembus adanya sifatbenda bening sifat cahaya dapat - Mendemonstrasika menembus n percobaan yang benda bening, menyelidiki sifat
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen Uraian 1. Sebutka n sifat cahaya pada benda bening!
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik cahaya dipantulkan
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
dapat
96
merambat lurus, dan dapat dipantulkan. b. Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat halhal penting yang terjadi saat proses percobaan. c. Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
hasil pengamatannya pada percobaan. d. Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas dalam presentasi serta meluruskan halhal yang kurang benar selama proses diskusi. e. Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
97
Kompetensi dasar 6.1. Mendeskripsika n sifat-sifat cahaya
Materi
Sifat-sifat cahaya: 1. Dapat dibiaskan 2. Dapat diuraikan
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Sumber
Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V, karangan Ita Syuri dan Nurhasana h
98
a. Percobaan awal: - Mendemonstrasika Tertulis setelah guru n percobaan yang membagi siswa menyelidiki sifat dalam beberapa cahaya dapat kelompok, dibiaskan siswa kemudian - Mendemonstrasika melakukan n percobaan yang percobaan menyelidiki sifat untuk cahaya dapat membuktikan diuraikan adanya sifatsifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan. b. Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat halhal penting yang terjadi saat proses percobaan.
Penilaian Alokasi waktu Bentuk Contoh instrumen instrumen Uraian 1. Mengap 2jp a cahaya putih dikataka n terdiri dari berbagai warna?
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
99
c. Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan. d. Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas dalam presentasi serta meluruskan hal-
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
hal yang kurang benar selama proses diskusi. e. Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
100
Lampiran 6
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Kompetensi dasar
Materi
6.1. Mendeskripsik an sifat-sifat cahaya
Sifat-sifat cahaya: 1. Merambat lurus 2. Dapat menembus benda bening 3. Dapat dipantulkan
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Alokasi waktu 2jp
Sumber
Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V, karangan Ita Syuri dan Nurhasan ah
101
1. Kegiatan Inti - Mendemonstrasik Tertulis a. Eksplorasi an percobaan - Guru yang menyelidiki menyampaikan sifat cahaya materi tentang merambat lurus cahaya sebagai pengantar. - Mendemonstrasik - Guru membagi an percobaan siswa menjadi yang menyelidiki lima kelompok, sifat cahaya masing-masing menembus benda kelompok bening beranggotakan 4-5 siswa. - Mendemonstrasik - Guru an percobaan
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen Uraian 2. Sebutkan sifat cahaya pada benda bening!
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
yang menyelidiki sifat cahaya dapat dipantulkan
102
menjelaskan materi tentang sifat cahaya merambat lurus. - Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurus. - Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya menembus benda bening. - Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya menembus benda bening. - Guru menjelaskan materi tentang
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
103
sifat cahaya dapat dipantulkan. - Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan. b. Elaborasi - Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru. - Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan pengamatan. - Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
104
dari demonstrasi guru. - Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat merambat lurus, menembus benda bening dan dapat dipantulkan. - Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain. c. Konfirmasi - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa. 6.1. Sifat-sifat Mendeskripsik cahaya: an sifat-sifat 1. Dapat cahaya dibiaskan 2. Dapat diuraikan
Uraian
2. Mengapa 2jp cahaya putih dikataka n terdiri dari berbagai warna?
Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V, karangan Ita Syuri dan Nurhasan ah
105
1. Kegiatan Inti - Mendemonstrasik Tertulis a. Eksplorasi an percobaan - Guru membagi yang menyelidiki siswa menjadi sifat cahaya dapat lima kelompok, dibiaskan masing-masing kelompok - Mendemonstrasik beranggotakan an percobaan 4-5 siswa. yang menyelidiki - Guru sifat cahaya dapat menjelaskan diuraikan materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan. - Guru melakukan demonstrasi percobaan
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
106
tentang sifat cahaya dapat dibiaskan. - Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat diuraikan. - Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat diuraikan. b. Elaborasi - Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru. - Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan pengamatan.
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
107
- Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari demonstrasi guru. - Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan. - Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain. c. Konfirmasi - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
Indikator
Kompetensi dasar
Materi
Kegiatan pembelajaran
Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Contoh instrumen instrumen
Alokasi waktu
Sumber
kurang dimengerti. - Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
108
109
110 Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1
oleh Indah Larasati 1401411184
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I)
Satuan Pendidikan
:
SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
:
V (Lima)
Semester
:
2 (Dua)
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B.
KOMPETENSI DASAR 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C.
INDIKATOR PEMBELAJARAN 6.1.1.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya merambat lurus
6.1.2.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya dapat dipantulkan
D.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari.
112 3.
Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat menembus benda bening.
4.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan sehari-hari.
5.
setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan sehari-hari.
E.
F.
KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN 1.
Jujur
2.
Bersahabat/komunikatif
3.
Peduli sosial
4.
Kerja keras
5.
Kerja sama
MATERI POKOK Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat dipantulkan (Terlampir)
G.
METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran: 1.
Ceramah
2.
Diskusi
3.
Pemberian tugas
4.
Tanya-jawab
5.
Eksperimen
113
H.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1.
Kegiatan awal a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru melakukan presensi. d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game. -
Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas, setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi -
Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar. Kemudian menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya merambat lurus, menembus benda bening dan dapat dipantulkan.
-
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
b. Elaborasi -
Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,
siswa
kemudian
melakukan
percobaan
untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus, dan dapat dipantulkan. -
Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat proses percobaan.
-
Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
114 -
Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama proses diskusi.
-
Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
c. Konfirmasi -
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
-
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3.
Kegiatan Akhir a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa. e. Guru mengucapkan salam penutup.
I.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A.
Media Pembelajaran: 1.
Lampu senter
2.
Gelas bening
3.
Gelas berwarna
4.
Kertas karton
5.
Kertas tipis
6.
Botol bening berisi air jernih
7.
Botol bening berisi air keruh
8.
Buku
9.
Kaca bening
115 10. Lilin 11. Korek api 12. Stereofoam 13. Cutter/silet 14. Gunting 15. Sendok alumunium 16. Cermin B.
Sumber Belajar: - Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187. - Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114. - Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 109-117.
J.
PENILAIAN 1.
Prosedur Penilaian
:
Penilaian hasil
2.
Teknik Penilaian
:
Tes
3.
Jenis Penilaian
:
Tes tertulis
4.
Bentuk Penilaian
:
Isian
5.
Instrumen Penilaian : - Lembar Kerja Siswa (terlampir) - Lembar Evaluasi (terlampir) - Kunci Jawaban (terlampir) - Kisi-kisi soal (terlampir)
6.
Skor Penilaian
:
Jumlah skor maksimal = 50
116 NA = skor perolehan x 100 skor maksimal
Banjarnegara, 15 April 2015
117 Lampiran MATERI AJAR
Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata. Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata, misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah. Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167). 1)
Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. 2)
Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk? Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar.
118 Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat ditembus cahaya. 3)
Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu. Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding. Mengapa demikian? Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan jika mengenai suatu permukaan. Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar, cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
119 LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat menembus benda bening
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan. Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
A. Alat dan Bahan 1. Kertas tipis 2. Kertas karton 3. Lampu senter 4. Gelas bening 5. Botol bening berisi air jernih 6. Botol bening berisi air keruh 7. Buku 8. Kaca bening 9. Gelas berwarna B. Langkah Kegiatan 1. Letakkan masing-masing benda di atas meja 2. Sorotkan cahaya dari lampu sentermu mengenai masing-masing benda 3. Amati berkas cahaya senter di balik tiap benda saat disinari 4. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi tanda (√)
120
Tabel hasil pengamatan No.
Nama benda
1.
Kertas tipis
2.
Kertas karton
3.
Gelas bening
4.
Kaca bening
5.
Botol bening berisi air jernih
6.
Botol bening berisi air keruh
7.
Buku
8.
Gelas berwarna
Tembus
Tidak tembus
cahaya senter
cahaya senter
Pertanyaan Diskusi: 1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter? 2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter? 3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih? 4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh? 5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
121
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat merambat lurus
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan. Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
A. Alat dan Bahan 1. Kardus 2. Lilin 3. Korek api 4. Stereofoam 5. Cutter/silet 6. gunting B. Langkah Kegiatan 1. Siapkan 3 lembar potongan kardus dengan ukuran sama besar. 2. Pada tiap-tiap potongan kardus, dibuat lubang kecil tepat ditengahnya. 3. Tegakkan potongan kardus tersebut dengan menggunakan stereofoam. Usahakan agar lubang pada satu garis lurus. 4. Letakkan sebuah lilin yang menyala di belakang potongan kardus yang ketiga.
122 5. Lihatlah cahaya lilin dari depan potongan kardus yang paling dekat dengan mata. Dapatkah kamu melihat lilin itu? 6. Salah satu karton digeser ke kanan atau kiri sehingga ketiga lubang tidak dalam satu garis lurus. Dapatkah kamu melihat cahaya lilin? 7. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi tanda (√) Tabel hasil pengamatan No.
Posisi lubang-lubang
Cahaya lilin Terlihat
1.
Dalam satu garis lurus
2.
Tidak dalam satu garis lurus
Pertanyaan Diskusi: 1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ? 2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat? 3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
Tidak terlihat
123 LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat dipantulkan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan. Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
A. Alat dan Bahan 1. Cermin 2. Sendok alumunium B. Langkah Kegiatan 1. Arahkan cermin pada sinar matahari. 2. Perhatikan bagaimana arah sinar matahari tersebut. 3. Hadapkan cermin ke depan wajah. Bagaimana bayangan yang terbentuk di dalam cermin? 4. Hadapkan sendok bagian dalam ke depan wajah. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam? 5. Hadapkan sendok bagian luar ke depan wajah. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar? 6. Catatlah hasil kegiatanmu dengan menjawab soal berikut! Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar? 2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
124 3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar? 4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin? 5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
125
SOAL EVALUASI
Nama
:
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut .... 2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya .... 3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu .... 4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat .... 5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....
KUNCI JAWABAN
1. Sumber cahaya
(10)
2. Cahaya
(10)
3. Kardus
(10)
4. Dipantulkan
(10)
5. Cekung
(10)
Penilaian = skor perolehan x 100 skor maksimal
KISI – KISI SOAL EVALUASI SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
: SEKOLAH DASAR : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA ) : V / II : 10 MENIT
Kompetensi Materi Dasar Pokok 6.1. Sifat-sifat Mendeskripsi cahaya: kan sifat1. Menembu s benda sifat cahaya bening 2. Merambat lurus 3. Dapat dipantulka n
Indikator Soal - Siswa dapat menyebutkan pengertian sumber cahaya - Siswa dapat menyebutkan manfaat cahaya - Siswa dapat menyebutkan satu contoh benda yang tidak tembus cahaya - Disediakan contoh penerapan sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyebutkan sifat cahaya yang ada pada contoh - Disediakan contoh penerapan cermin pada benda. Siswa dapat menyebutkan penerapan cermin yang ada pada contoh
126
Jenis Soal Isian
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1
Tingkat Kesulitan Sedang
Isian
C1
2
Mudah
Isian
C1
3
Mudah
Isian
C3
4
Sedang
Isian
C2
5
Sedang
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2
oleh 127
Indah Larasati
1401411184
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN II)
:
SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
:
V (Lima)
128
Satuan Pendidikan
Semester
:
2 (Dua)
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6.
B.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
KOMPETENSI DASAR 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C.
D.
INDIKATOR PEMBELAJARAN 6.1.4.
Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
6.1.5.
Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat diuraikan
TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan.
2.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melakukan percobaan tentang dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.
129
3.
4.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan dalam kehidupan sehari-hari.
E.
F.
KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN 1.
Jujur
2.
Bersahabat/komunikatif
3.
Peduli sosial
4.
Kerja keras
5.
Kerja sama
MATERI POKOK Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)
G.
METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran: Ceramah
2.
Diskusi
3.
Eksperimen
4.
Pemberian tugas
130
1.
5.
H.
Tanya-jawab
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1.
2.
Kegiatan awal a.
Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b.
Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c.
Guru melakukan presensi.
d.
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
e.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti a.
b.
Eksplorasi -
Guru menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
-
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
Elaborasi -
Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, siswa kemudian melakukan percobaan untuk membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
-
Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat proses percobaan.
131
-
Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
-
Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama proses diskusi.
-
c.
3.
I.
Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
Konfirmasi -
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
-
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir a.
Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b.
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi.
d.
Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e.
Guru mengucapkan salam penutup.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A.
Media Pembelajaran: Sendok
2.
Pensil
132
1.
B.
3.
Gelas bening
4.
Kertas karton
5.
Kertas putih
6.
Lem
7.
Gunting
8.
Jarum
9.
Benang
10.
Jangka
11.
Spidol warna
Sumber Belajar: - Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187. - Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114. - Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 109-117.
PENILAIAN
133
J.
1.
Prosedur Penilaian
:
Penilaian hasil
2.
Teknik Penilaian
:
Tes
3.
Jenis Penilaian
:
Tes tertulis
4.
Bentuk Penilaian
:
Isian
5.
Instrumen Penilaian : - Lembar Kerja Siswa (terlampir) - Lembar Evaluasi (terlampir) - Kunci Jawaban (terlampir)
6.
Skor Penilaian
:
Jumlah skor maksimal = 40 NA = skor perolehan x 100 skor maksimal
Banjarnegara, 18 April 2015
134
Lampiran MATERI AJAR
135
1. Cahaya dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah. 2. Cahaya dapat Diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi. Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada permukaan balon air tersebut.
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1 136
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat dibiaskan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan. Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
A. Alat dan Bahan 1. Sendok 2. Gelas bening 3. Pulpen/pensil B. Langkah Kegiatan 137
1. Letakkan dua gelas bening di atas meja
2. Isi salah satu gelas bening dengan air 3. Letakkan pensil/pulpen dan sendok ke dalam kedua gelas tersebut 4. Amati apa yang terjadi 5. Catat hasil kegiatanmu pada tabel berikut! Tabel hasil pengamatan No.
Nama benda
Gelas berisi
Gelas kosong
air 1.
Sendok
2.
Pulpen/pensil
Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong? 2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
138
139
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat diuraikan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan. Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!
140
A. Alat dan Bahan
1. Kertas karton 2. Kertas putih 3. Spidol warna 4. Benang 5. Jarum 6. Gunting 7. Jangka 8. Lem B. Langkah Kegiatan 1. Sediakan kertas karton, kertas manila putih, pensil dan spidol warna 2. Buatlah 2 buah lingkaran dari kertas karton dan kertas manila putih dengan garis tengah 12 cm 3. Bagilah lingkaran manila putih I menjadi 6 bagian dan warnailah tiap-tiap bagian dengan warna yang berbeda yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu 4. Bagilah lingkaran manila putih II menjadi 4 bagian dan warnailah dengan warna yang berbeda yaitu merah, kuning, biru dan hijau 5. Tempelkan kertas manila tersebut pada kertas karton 6. Lubangi bagian tengah lingkaran tersebut menggunakan jarum dan masukkan benang ke dalam lubang tersebut sehingga menjadi cakram 141
7. Putar cakram tersebut dan amati apa yang terjadi pada lingkaran saat berputar
8. Catat hasil pengamatanmu pada tabel Tabel hasil pengamatan No.
Lingkaran
Bagaimana warna yang terlihat pada cakram
1.
Lingkaran I
2.
Lingkaran II
Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat? 2. Mengapa demikian? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
142
SOAL EVALUASI
Nama
:
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan mengalami .... 2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut .... 3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa .... 4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal. KUNCI JAWABAN 143
1. Pembiasan cahaya
(10)
2. Spektrum cahaya
(10)
3. Penguraian cahaya
(10)
4. Mendekati
(10)
Penilaian = skor perolehan x 100 skor maksimal
144
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER
: V / II
ALOKASI WAKTU
: 10 MENIT
No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Materi Dasar Pokok 6.1. Sifat-sifat Mendeskripsi cahaya: kan sifat1. Dapat sifat cahaya dibiask an 2. Dapat diuraik an
Indikator Soal - Siswa dapat menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya - Siswa dapat menjelaskan pengertian spektrum cahaya - Siswa dapat menyebutkan contoh peristiwa penguraian cahaya - Siswa dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya
Jenis Soal Isian
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1
Tingkat Kesulitan Sedang
Isian
C2
2
Sedang
Isian
C2
3
Sedang
Isian
C2
4
Mudah
145
146 Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1
oleh Indah Larasati 1401411184
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
147 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL (PERTEMUAN I)
Satuan Pendidikan
:
SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
:
V (Lima)
Semester
:
2 (Dua)
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B.
KOMPETENSI DASAR 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C.
INDIKATOR PEMBELAJARAN 6.1.1.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya merambat lurus
6.1.2.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3.
Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki sifat cahaya dapat dipantulkan
D.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari.
148 3.
Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat menembus benda bening.
4.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan sehari-hari.
5.
setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan sehari-hari.
E.
F.
KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN 1.
Jujur
2.
Bersahabat/komunikatif
3.
Peduli sosial
4.
Kerja keras
5.
Kerja sama
MATERI POKOK Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat dipantulkan (Terlampir)
G.
METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran: 1.
Ceramah
2.
Diskusi
3.
Pemberian tugas
4.
Tanya-jawab
5.
Demonstrasi
149 H.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1.
Kegiatan awal a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru melakukan presensi. d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game. -
Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas, setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi -
Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar.
-
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
-
Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya merambat lurus.
-
Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurus.
-
Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya menembus benda bening.
-
Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya menembus benda bening.
-
Guru
menjelaskan
materi
tentang
sifat
cahaya
dapat
dipantulkan. -
Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan.
150 b. Elaborasi -
Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
-
Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan pengamatan.
-
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari demonstrasi guru.
-
Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat merambat
lurus,
menembus
benda
bening
dan
dapat
dipantulkan. -
Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
c. Konfirmasi -
Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti. -
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3.
Kegiatan Akhir a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa. e. Guru mengucapkan salam penutup.
I.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A.
Media Pembelajaran: 1.
Lampu senter
2.
Gelas bening
3.
Gelas berwarna
4.
Kertas karton
151 5.
Kertas tipis
6.
Botol bening berisi air jernih
7.
Botol bening berisi air keruh
8.
Buku
9.
Kaca bening
10. Lilin 11. Korek api 12. Stereofoam 13. Cutter/silet 14. Gunting 15. Sendok alumunium 16. Cermin B.
Sumber Belajar: - Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187. - Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114. - Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 109-117.
J.
PENILAIAN 1.
Prosedur Penilaian
:
Penilaian hasil
2.
Teknik Penilaian
:
Tes
3.
Jenis Penilaian
:
Tes tertulis
4.
Bentuk Penilaian
:
Isian
5.
Instrumen Penilaian : - Lembar Kerja Siswa (terlampir)
152 - Lembar Evaluasi (terlampir) - Kunci Jawaban (terlampir) - Kisi-kisi soal (terlampir) 6.
Skor Penilaian
:
Jumlah skor maksimal = 50 NA = skor perolehan x 100 skor maksimal
Banjarnegara, 17 April 2015
153 Lampiran MATERI AJAR
Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata. Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata, misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah. Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167). 1)
Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. 2)
Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk? Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar. Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya
154 senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat ditembus cahaya. 3)
Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu. Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding. Mengapa demikian? Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan jika mengenai suatu permukaan. Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar, cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
155 LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat menembus benda bening
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
A. Alat dan Bahan 1. ..................................... 2. ..................................... 3. ..................................... 4. ..................................... 5. ..................................... B. Langkah kegiatan 1. ..................................... 2. ..................................... 3. ..................................... 4. ..................................... 5. ..................................... 6. ..................................... 7. .....................................
156 Tabel hasil pengamatan No.
Nama benda
1.
Kertas tipis
2.
Kertas karton
3.
Gelas bening
4.
Kaca bening
5.
Botol bening berisi air jernih
6.
Botol bening berisi air keruh
7.
Buku
8.
Gelas berwarna
Tembus
Tidak tembus
cahaya senter
cahaya senter
Pertanyaan Diskusi: 1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter? 2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter? 3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih? 4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh? 5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
157 LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat merambat lurus
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
A. Alat dan Bahan 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... B. Langkah Kegiatan 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... 6. .................................... 7. ....................................
158 Tabel hasil pengamatan No.
Posisi lubang-lubang
Cahaya lilin Terlihat
1.
Dalam satu garis lurus
2.
Tidak dalam satu garis lurus
Tidak terlihat
Pertanyaan Diskusi: 1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ? 2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat? 3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
159 LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat dipantulkan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
A. Alat dan Bahan 1. ............................... 2. ............................... 3. ............................... 4. ............................... 5. ................................ B. Langkah Kegiatan 1. ................................ 2. ................................ 3. ................................ 4. ................................ 5. ................................ 6. ................................ 7. ................................
160 Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar? 2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam? 3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar? 4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin? 5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
161 SOAL EVALUASI
Nama
:
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut .... 2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya .... 3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu .... 4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat .... 5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....
KUNCI JAWABAN
1. Sumber cahaya
(10)
2. Cahaya
(10)
3. Kardus
(10)
4. Dipantulkan
(10)
5. Cekung
(10)
Penilaian = skor perolehan x 100 skor maksimal
162
KISI – KISI SOAL EVALUASI SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
: SEKOLAH DASAR : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA ) : V / II : 10 MENIT
Kompetensi Materi Dasar Pokok 6.1. Sifat-sifat Mendeskrips cahaya: ikan sifat4. Menemb sifat cahaya us benda bening 5. Meramb at lurus 6. Dapat dipantul kan
Indikator Soal - Siswa dapat menyebutkan pengertian sumber cahaya - Siswa dapat menyebutkan manfaat cahaya - Siswa dapat menyebutkan satu contoh benda yang tidak tembus cahaya - Disediakan contoh penerapan sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyebutkan sifat cahaya yang ada pada contoh - Disediakan contoh penerapan cermin pada benda. Siswa dapat menyebutkan penerapan cermin yang ada pada contoh
Jenis Soal Isian
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1
Tingkat Kesulitan Sedang
Isian
C1
2
Mudah
Isian
C1
3
Mudah
Isian
C3
4
Sedang
Isian
C2
5
Sedang
163 163
164 Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2
oleh Indah Larasati 1401411184
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
165 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL (PERTEMUAN II)
Satuan Pendidikan
:
SD Negeri 1 Prigi
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
:
V (Lima)
Semester
:
2 (Dua)
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B.
KOMPETENSI DASAR 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C.
INDIKATOR PEMBELAJARAN 6.1.4.
Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
6.1.5.
Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat diuraikan
D.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan.
2.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.
166 4.
Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan dalam kehidupan sehari-hari.
E.
F.
KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN 1.
Jujur
2.
Bersahabat/komunikatif
3.
Peduli sosial
4.
Kerja keras
5.
Kerja sama
MATERI POKOK Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)
G.
METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran:
H.
1.
Ceramah
2.
Diskusi
3.
Eksperimen
4.
Pemberian tugas
5.
Tanya-jawab
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1.
Kegiatan awal a.
Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b.
Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c.
Guru melakukan presensi.
d.
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
e.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
167 2.
Kegiatan Inti a.
Eksplorasi -
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
-
Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan.
-
Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat dibiaskan.
-
Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat diuraikan.
-
Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya dapat diuraikan.
b.
Elaborasi -
Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
-
Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan pengamatan.
-
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari demonstrasi guru.
-
Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
c.
Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
Konfirmasi -
Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti. -
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3.
Kegiatan Akhir a.
Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b.
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi.
168
I.
d.
Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e.
Guru mengucapkan salam penutup.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A.
B.
Media Pembelajaran: 1.
Sendok
2.
Pensil
3.
Gelas bening
4.
Kertas karton
5.
Kertas putih
6.
Lem
7.
Gunting
8.
Jarum
9.
Benang
10.
Jangka
11.
Spidol warna
Sumber Belajar: - Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187. - Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114. - Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 109-117.
J.
PENILAIAN 1.
Prosedur Penilaian
:
Penilaian hasil
2.
Teknik Penilaian
:
Tes
169 3.
Jenis Penilaian
:
Tes tertulis
4.
Bentuk Penilaian
:
Isian
5.
Instrumen Penilaian : - Lembar Kerja Siswa (terlampir) - Lembar Evaluasi (terlampir) - Kunci Jawaban (terlampir)
6.
Skor Penilaian
:
Jumlah skor maksimal = 40 NA = skor perolehan x 100 skor maksimal
Banjarnegara, 20 April 2015
170 Lampiran MATERI AJAR
3. Cahaya dapat Dibiaskan Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah. 4. Cahaya dapat Diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi. Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada permukaan balon air tersebut.
171 LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1.
....................................
2.
....................................
3.
....................................
4.
....................................
5.
....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat dibiaskan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
A. Alat dan Bahan 1. ............................... 2. ............................... 3. ............................... 4. ............................... 5. ............................... B. Langkah Kegiatan 1. ............................... 2. ............................... 3. ............................... 4. ............................... 5. ...............................
172 Tabel hasil pengamatan No.
Nama benda
Gelas berisi
Gelas kosong
air 1.
Sendok
2.
Pulpen/pensil
Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong? 2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
173 LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Nama kelompok
:
Nama anggota kelompok
: 1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
Sub pokok bahasan
: Cahaya dapat diuraikan
Alokasi waktu
: 10 menit
Petunjuk: Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!
A. Alat dan Bahan 1. ..................................... 2. ..................................... 3. ..................................... 4. ..................................... 5. ..................................... B. Langkah Kegiatan 1. ..................................... 2. ..................................... 3. ..................................... 4. ..................................... 5. ..................................... 6. ..................................... 7. .....................................
174 Tabel hasil pengamatan No.
Lingkaran
Bagaimana warna yang terlihat pada cakram
1.
Lingkaran I
2.
Lingkaran II
Pertanyaan Diskusi: 1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat? 2. Mengapa demikian? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? Jawaban:
175 SOAL EVALUASI
Nama
:
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester
: V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 10 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan mengalami .... 2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut .... 3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa .... 4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal.
KUNCI JAWABAN
1. Pembiasan cahaya
(10)
2. Spektrum cahaya
(10)
3. Penguraian cahaya
(10)
4. Mendekati
(10)
Penilaian = skor perolehan x 100 skor maksimal
KISI – KISI SOAL EVALUASI
SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER
: V / II
ALOKASI WAKTU
: 10 MENIT
No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar 6.1. Mendeskripsik an sifat-sifat cahaya
Materi Pokok Sifat-sifat cahaya: 3. Dapat dibiaskan 4. Dapat diuraikan
Indikator Soal - Siswa dapat menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya - Siswa dapat menjelaskan pengertian spektrum cahaya - Siswa dapat menyebutkan contoh peristiwa penguraian cahaya - Siswa dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya
Jenis Soal Isian
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1
Tingkat Kesulitan Sedang
Isian
C2
2
Sedang
Isian
C2
3
Sedang
Isian
C2
4
Mudah
176
LEMBAR VALIDASI SOAL OBJEKTIF BENTUK PILIHAN GANDA : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/ 2
Lampiran 11
Mata Pelajaran
Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). Nomor Soal No.
Aspek yang Diperhatikan
A. 1.
Materi Soal sudah sesuai de-ngan indikator soal dalam kisi-kisi. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Pilihan jawaban homogen dan logis. Hanya ada satu kunci jawaban.
2.
3. 4. B. 5.
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 177
Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
1
Nomor Soal No. 6.
7. 8. 9. 10.
11. 12.
13.
14.
Aspek yang Diperhatikan Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. Panjang pilihan jawaban relatif sama. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 178
Nomor Soal No.
Aspek yang Diperhatikan
C. 15.
Bahasa/Budaya Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. Soal sudah mengguna-kan bahasa Indonesia baku. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelom-pok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
16. 17. 18.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
179
Nomor Soal No. A. 1.
2.
3. 4. B. 5.
6.
7. 8.
Aspek yang Diperhatikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 180
Materi Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/ bentuk soal yang dipergunakan. Pilihan jawaban homogen dan logis. Hanya ada satu kunci jawaban. Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nomor Soal No.
Aspek yang Diperhatikan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
negatif ganda. 9.
10.
11. 12.
13.
14.
C.
Pilihan jawaban homogen dan logis di-tinjau dari segi materi. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan ber-fungsi. Panjang pilihan jawa-ban relatif sama. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. Pilihan jawaban yang berbentuk angk/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau krono-logisnya. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Bahasa/Budaya 181
Nomor Soal No. 15.
16. 17.
18.
Aspek yang Diperhatikan Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik. Soal sudah meng-gunakan bahasa Indonesia baku. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali meru-pakan satu kesatuan pengertian.
Penilai Ahli 1
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tegal, Penilai Ahli 2
182
KISI – KISI SOAL UJI COBA
No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Lampiran 12
SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU
: SEKOLAH DASAR : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA ) :V/2 : 60 MENIT
Kompetensi Materi Dasar Pokok 6.1 Sifat-Sifat Mendeskripsi Cahaya kan sifatsifat cahaya
Indikator Soal
-
-
-
-
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1, 21
Tingkat Kesulitan Mudah
C1
2, 22
Mudah
C3
3, 23
Sedang
C2
4, 24
Sukar
C3
5, 25
Sukar
C3
6, 26
Sedang
183
-
Jenis Soal Siswa dapat menjelaskan PG pengertian sumber cahaya Siswa dapat menyebutkan PG contoh benda yang tidak tembus cahaya Siswa dapat memberikan PG contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan seharihari Disediakan data tentang PG sifat-sifat bayangan pada cermin cembung. Siswa dapat menunjukkan ciriciri bayangan pada cermin cembung Siswa dapat menunjukkan PG terjadinya peristiwa dispersi cahaya Siswa dapat memberikan PG
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
-
-
-
-
-
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesulitan
PG
C2
7, 27
Sedang
PG
C3
8, 28
Sukar
PG
C3
9, 29
Sukar
PG
C2
10, 30
Mudah
PG
C3
11, 31
Sedang
PG
C1
12, 32
Mudah
PG
C2
13, 33
Sedang
184
-
contoh sifat cahaya dapat dipantulkan dalam kehidupan sehari-hari Siswa dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya berdasarkan arah rambatannya Siswa dapat menunjukkan pemanfaatan penggunaan cermin cembung pada benda Dipaparkan sebuah peristiwa contoh penerapan sifat cahaya merambat lurus. Siswa dapat mengidentifikasi peristiwa cahaya berdasarkan peristiwa Siswa dapat menjelaskan proses pemantulan teratur Siswa dapat menunjukkan kegiatan untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan Siswa dapat menyebutkan tempat terjadinya pemantulan baur Siswa dapat menjelaskan pengertian benda bening
Jenis Soal
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
-
-
-
-
-
-
Ranah Kognitif C3
Nomor Soal 14, 34
Tingkat Kesulitan Sedang
C3
15, 35
Sedang
C2
16, 36
Sedang
C1
17, 37
Mudah
C1
18, 38
Sukar
C1
19, 39
Sedang
185
Jenis Soal Disajikan gambar tentang PG percobaan sifat cahaya merambat lurus. Siswa dapat menjelaskan percobaan sifat cahaya merambat lurus berdasarkan gambar Disajikan gambar tentang PG percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan. Siswa dapat menjelaskan percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan berdasarkan gambar Siswa dapat menjelaskan PG proses pembiasan cahaya berdasarkan arah rambatannya Siswa dapat menyebutkan PG sifat bayangan pada cermin datar Siswa dapat menyebutkan PG contoh pemanfaatan cermin cekung pada benda Dipaparkan data tentang PG sifat bayangan pada cermin datar. Siswa dapat menunjukkan sifat bayangan pada cermin
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
Jenis Soal
datar berdasarkan data - Siswa dapat menyebutkan PG persamaan sifat bayangan cermin datar dan cembung
Ranah Kognitif C1
Nomor Soal 20, 40
Tingkat Kesulitan Sedang
186
SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU No 1.
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Lampiran 13
KISI – KISI SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR : SEKOLAH DASAR : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA ) :V/2 : 60 MENIT
Kompetensi Materi Dasar Pokok 6.1 Sifat-Sifat Mendeskripsi Cahaya kan sifatsifat cahaya
Indikator Soal
-
-
-
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 1
Tingkat Kesulitan Sedang
C1
22
Mudah
C3
3
Mudah
C2
24
Sedang
C3
25
Sedang
187
-
Jenis Soal Siswa dapat menjelaskan PG pengertian sumber cahaya Siswa dapat menyebutkan PG contoh benda yang tidak tembus cahaya Siswa dapat memberikan PG contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening dalam kehidupan seharihari Disediakan data tentang PG sifat-sifat bayangan pada cermin cembung. Siswa dapat menunjukkan ciriciri bayangan pada cermin cembung Siswa dapat menunjukkan PG
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
-
-
-
-
-
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesulitan
PG
C3
6
Sedang
PG
C2
27
Sedang
PG
C3
8
Sukar
PG
C3
9
Sukar
PG
C2
10
Mudah
PG
C3
31
Sedang
188
terjadinya peristiwa dispersi cahaya Siswa dapat memberikan contoh sifat cahaya dapat dipantulkan dalam kehidupan sehari-hari Siswa dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya berdasarkan arah rambatannya Siswa dapat menunjukkan pemanfaatan penggunaan cermin cembung pada benda Dipaparkan sebuah peristiwa contoh penerapan sifat cahaya merambat lurus. Siswa dapat mengidentifikasi peristiwa cahaya berdasarkan peristiwa Siswa dapat menjelaskan proses pemantulan teratur Siswa dapat menunjukkan kegiatan untuk
Jenis Soal
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
-
-
-
-
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesulitan
PG
C1
12
Sedang
PG
C2
33
Mudah
PG
C3
14
Sedang
PG
C3
15
Mudah
PG
C2
36
Sedang
189
membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan Siswa dapat menyebutkan tempat terjadinya pemantulan baur Siswa dapat menjelaskan pengertian benda bening Disajikan gambar tentang percobaan sifat cahaya merambat lurus. Siswa dapat menjelaskan percobaan sifat cahaya merambat lurus berdasarkan gambar Disajikan gambar tentang percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan. Siswa dapat menjelaskan percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan berdasarkan gambar Siswa dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya berdasarkan arah rambatannya
Jenis Soal
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Soal
-
-
-
-
Jenis Soal Siswa dapat menyebutkan PG sifat bayangan pada cermin datar Siswa dapat menyebutkan PG contoh pemanfaatan cermin cekung pada benda Dipaparkan data tentang PG sifat bayangan pada cermin datar. Siswa dapat menunjukkan sifat bayangan pada cermin datar berdasarkan data Siswa dapat menyebutkan PG persamaan sifat bayangan cermin datar dan cembung
Ranah Kognitif C1
Nomor Soal 37
Tingkat Kesulitan Mudah
C1
18
Sedang
C1
19
Sukar
C1
40
Sedang
190
191 Lampiran 14 SOAL UJI COBA
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi
: Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester
: V/2
Waktu
: 60 menit
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Benda yang memancarkan cahaya disebut .... a. sumber cahaya
c. bohlam
b. benda bening
d. lampu
2. Di bawah ini benda yang tidak dapat ditembus cahaya yaitu .... a. gelas bening
c. rumah kaca
b. kaca jendela
d. dinding
3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena .... a. kaca jendela tipis b. kaca jendela mengilap c. cahaya dapat melewati kaca d. benda memancarkan cahaya 4. Perhatikan data di bawah ini! 1) Semu 2) Nyata 3) Diperbesar 4) Diperkecil Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin cembung ditunjukkan oleh nomor .... a. 1, 3
c. 1, 4
b.
d. 2, 4
2, 3
192 5. Peristiwa berikut yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu .... a. terlihat pelangi setelah hujan b. bayangan pada cermin c. pensil dalam air terlihat patah d. elang dapat melihat ikan di dalam air 6. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya dapat dipantulkan yaitu .... a. terbentuknya pelangi pada saat hujan b. kolam renang terlihat lebih dangkal c. terbentuknya bayangan pada cermin d. rambatan cahaya matahari ketika melewati genting kaca 7. Jika cahaya datang dari zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat, maka cahaya akan .... a. dibiaskan mendekati garis normal b. dipantulkan kembali c. dibiaskan menjauhi garis normal d. merambat lurus 8. Diantara jenis cermin berikut yang biasa digunakan untuk membuat lensa pada kamera yaitu .... a. cermin datar
c. cermin cekung
b. cermin cembung
d. prisma kaca
9. Amir melihat cahaya di lantai kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata cahaya tersebut berasal dari celah genting di atasnya. Peristiwa ini membuktikan bahwa .... a. cahaya merambat lurus b. cahaya menembus benda bening c. cahaya dapat dibiaskan d. cahaya dapat dipantulkan 10. Jika bayangan dipatulkan pada benda yang memiliki permukaan datar hasil pantulan akan .... a. teratur
c. simpang siur
b. baur
d. tidak teratur
193 11. Cakram warna saat diputar dengan cepat akan menghasilkan warna putih. Hal ini membuktikan sifat cahaya .... a. dapat dibiaskan b. dapat diuraikan c. merambat lurus d. menembus benda bening 12. Pemantulan baur dapat terjadi pada .... a. air yang bergelombang
c. air yang membeku
b. air yang tenang
d. lantai keramik
13. Benda yang dapat ditembus cahaya adalah benda .... a.
gelap c. keruh
b.
putih d. bening
14.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat cahaya yaitu .... a.
dapat dibiaskan
c.
dapat
dapat diuraikan
d.
merambat
dipantulkan b. lurus 15.
Perhatikan gambar samping! Gambar di samping menunjukkan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat cahaya yaitu .... a. dapat dibiaskan b. dapat dipantulkan
194 c. menembus benda bening d. merambat lurus
16.
Jika cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat, maka cahaya akan .... a.
dibiasan mendekati garis normal
b.
dipantulkan kembali
c.
dibiaskan menjauhi garis normal
d.
diteruskan sejajar garis normal
17.
Sifat bayangan cermin datar yaitu .... a.
semu, tegak, sama besar
b.
maya, terbalik, sama besar
c.
nyata, tegak , sama besar
d.
nyata, terbalik, sama besar
18.
Kacamata minus merupakan contoh pemanfaatan cermin .... a.
cembung
b.
cekung d. prisma kaca
19.
c. datar
Perhatikan data di bawah ini! 1)
Maya
2)
Nyata
3)
Sama besar
4)
Diperkecil
Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan oleh nomor .... a.
1, 3 c. 2, 3
b.
1, 4 d. 1, 4
20.
Semu dan tegak merupakan sifat bayangan yang terlihat pada cermin .... a.
cembung dan cekung cekung dan datar
c.
195 b.
cembung dan datar
d.
semua jawaban benar 21.
Matahari merupakan sumber cahaya karena .... a.
memancarkan cahaya redup
b.
memancarkan cahaya terang
c.
memancarkan cahaya dengan bantuan bulan
d.
memancarkan cahaya sendiri
22.
Kardus merupakan benda yang tidak dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda .... a.
bening c. kusam
b.
terang d. gelap
23.
Salah satu contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening yaitu .... a.
kita dapat melihat bayangan kita di cermin
b.
kita dapat melihat ikan di aquarium
c.
kita dapat melihat pelangi
d.
kita dapat melihat kaki lebih pendek di dalam air
24. Perhatikan data di bawah ini! 1) Nyata 2) Maya 3) Tegak 4) Terbalik Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin cembung ditunjukkan oleh nomor .... a. 1, 3
c. 2, 3
b. 1, 4
d. 2, 4
25. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses ....
196 a. pembiasan cahaya
c. pemantulan cahaya
b. dispersi cahaya
d. spektrum cahaya
26. Kita dapat melihat bayangan kendaraan di belakang kita lewat spion ketika mengendarai motor. Hal ini terjadi karena adanya sifat cahay yaitu .... a. dapat dibiaskan
c. dapat diuraikan
b. dapat dipantulkan
d. merambat lurus
27. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ... a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat b. zat yang rapat menuju zat yang rapat c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat 28. Cermin cembung dapat dimanfaatkan sebagai .... a. kaca untuk berhias
c. kaca pembesar
b. kaca spion
d. kaca jendela
29. Ketika siang hari Andi berjalan-jalan, Andi melihat bayangan gelap yang menyerupai dirinya di tanah. Peristiwa ini membuktikan bahwa .... a. cahaya dapat diuraikan b. cahaya dapat dibiaskan c. cahaya menembus benda bening d. cahaya merambat lurus 30. Bayangan akan terlihat teratur apabila dipantulkan pada benda dengan permukaan .... a. berkelok-kelok b. meliuk-liuk c. datar d. keras 31. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan kegiatan .... a. membuat cakram warna b. memasukkan pensil ke dalam gelas
197 c. berhias di depan cermin d. melihat ikan di aquarium 32. Bayangan yang terlihat pada air yang bergelombang merupakan contoh dari pemantulan .... a. teratur
c. difus
b. sejajar
d. terbalik
33. Benda bening adalah .... a. benda yang dapat diuraikan b. benda yang dapat dibiaskan c. benda yang dapat dipantulkan d. benda yang dapat ditembus cahaya
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas cahaya dapat terlihat karena .... a. berkelak-kelok di atas karton b. menyebar ke segala arah c. merambat lurus melalui lubang karton d. menembus karton 35. Pensil terlihat patah karena adanya .... a. pembelokkan arah rambat cahaya b. pemantulan arah rambat cahaya c. penguraian arah rambat cahaya d. pembalikkan arah rambat cahaya 36. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari .. a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
198 c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat 37. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin .... a. cekung
c. cembung
b. datar
d. prisma kaca
38. Contoh pemanfaatan cermin cekung yaitu pada .... a. kaca spion
c. kacamata minus
b. kaca jendela
d. kaca pembesar
39. Perhatikan data di bawah ini! 1) Nyata 2) Semu 3) Tegak 4) Terbalik Sifat dari bayangan pada cermin datar ditunjukkan pada nomor .... a. 1, 3
c. 1, 4
b. 2, 3
d. 2, 4
40. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung yaitu .... a. maya, tegak
c. maya, diperbesar
b. nyata, terbalik
d. nyata, diperkecil
199
Lampiran 15 SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR Mata pelajaran Materi Kelas/Semester Waktu
: Ilmu Pengetahuan Alam : Sifat-Sifat Cahaya : V/2 : 60 menit
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Benda yang memancarkan cahaya disebut .... a. sumber cahaya c. bohlam b. benda bening d. lampu 2.
Kardus merupakan benda yang tidak dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda .... a. bening c. kusam b. terang d. gelap
3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena .... a. kaca jendela tipis b. kaca jendela mengilap c. cahaya dapat melewati kaca d. benda memancarkan cahaya
200
4. Perhatikan data di bawah ini! 5) Nyata 6) Maya 7) Tegak 8) Terbalik Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin cembung ditunjukkan oleh nomor .... a. 1, 3 c. 2, 3 b. 1, 4 d. 2, 4 5. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses .... a. pembiasan cahaya c. pemantulan cahaya b. dispersi cahaya d. spektrum cahaya 6. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya dapat dipantulkan yaitu .... a. terbentuknya pelangi pada saat hujan b. kolam renang terlihat lebih dangkal c. terbentuknya bayangan pada cermin d. rambatan cahaya matahari ketika melewati genting kaca 7. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ... a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat b. zat yang rapat menuju zat yang rapat c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat 8.
Diantara jenis cermin berikut yang biasa digunakan untuk membuat lensa pada kamera yaitu .... a. cermin datar c. cermin cekung b. cermin cembung d. prisma kaca
9.
Amir melihat cahaya di lantai kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata cahaya tersebut berasal dari celah genting di atasnya. Peristiwa ini membuktikan bahwa .... a. cahaya merambat lurus b. cahaya menembus benda bening
201 c. d. 10.
cahaya dapat dibiaskan cahaya dapat dipantulkan
Jika bayangan dipatulkan pada benda yang memiliki permukaan datar hasil pantulan akan .... a. teratur c. simpang siur b. baur d. tidak teratur
11. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan kegiatan .... a. membuat cakram warna b. memasukkan pensil ke dalam gelas c. berhias di depan cermin d. melihat ikan di aquarium 12.
Pemantulan baur dapat terjadi pada .... a. b.
air yang bergelombang c. air yang membeku air yang tenang d.
lantai
keramik 13. Benda bening adalah .... a. benda yang dapat diuraikan b. benda yang dapat dibiaskan c. benda yang dapat dipantulkan d. benda yang dapat ditembus cahaya 14.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat cahaya yaitu .... a. dapat dibiaskan c. dapat dipantulkan b. dapat diuraikan d. merambat lurus
202
15.
Perhatikan
gambar
samping! Gambar di samping menunjukkan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat cahaya yaitu .... a. dapat dibiaskan b. dapat dipantulkan c. menembus benda bening d. merambat lurus 16. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari .. a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat b. zat yang rapat menuju zat yang rapat c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat 17. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin .... a. cekung c. cembung b. datar d. prisma kaca 18.
Kacamata minus merupakan contoh pemanfaatan cermin .... a. b.
19.
cembung c. datar cekung d. prisma kaca
Perhatikan data di bawah ini! 5) Maya 6) Nyata 7) Sama besar 8) Diperkecil Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan oleh nomor .... a. 1, 3 c. 2, 3 b. 1, 4 d. 1, 4
20. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung yaitu .... a. maya, tegak c. maya, diperbesar b. nyata, terbalik d. nyata, diperkecil
203
Lampiran 16 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
204 1. A
11. B
21. D
31. A
2. D
12. A
22. D
32. C
3. C
13. D
23. B
33. D
4. C
14. D
24. C
34. C
5. A
15. A
25. B
35. A
6. C
16. A
26. B
36. C
7. C
17. A
27. A
37. B
8. B
18. B
28. B
38. C
9. A
19. A
29. D
39. A
10. A
20. B
30. C
40. A
KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR 1. A
11. A
2. D
12. A
3. C
13. D
4. C
14. D
5. B
15. A
6. C
16. C
7. A
17. B
8. B
18. B
9. A
19. A
10. A
20. A
Lampiran 17 DAFTAR NILAI TES UJI COBA
205
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Ahmad Fadhil Ahmad Salis Damar Rojab Saputra Fisnu Giri Pandito Rifky Agil Saputra Tiana Rahmawati Amalia Nisaul F Aninda Dewi H Arrafika Mauly A. Candra Oktavianto Firdausa Meiana K Laela Kholifatun N Melani Putria Syifa Meilita Nur Azzahro Mega Andriana A. Nanang Feriawan P Rere Gavriella A. Silvia Priti Insania Tri Nur Khasanah Yoga Prasetyo Putri Eka Maharani Arifana Fajar Zacky Melati Kusumaningtyas Syafii‟ah Dhiya U Dimas Fadhil Aqila
Nilai 72,5 72,5 60 60 70 55 72,5 62,5 47,5 87,5 52,5 52,5 40 85 35 85 17,5 45 25 65 70 47,5 75 40 70
Lampiran 18 OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL rtabel =0,396; taraf signifikansi 0,05; n = 25
206
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 no11 no12 no13 no14 no15 no16 no17 no18 no19 no20 no21 no22 no23 no24 no25 no26 no27 no28 no29 no30 no31 no32 no33 no34 no35 no36 no37 no38 no39 no40
Scale Mean if Item Deleted 22,80 22,44 22,64 23,16 22,64 22,84 22,92 23,20 23,20 22,72 22,80 22,96 22,48 22,84 22,64 22,88 22,88 22,80 23,16 22,92 22,76 22,68 22,92 22,96 22,96 22,76 22,96 22,72 23,20 22,48 22,80 22,68 22,68 22,84 23,24 22,96 22,84 22,92 23,08 22,80
Item-Total Statistics Scale Corrected Variance if Item-Total Item Deleted Correlation 50,417 ,494 54,090 ,000 50,657 ,562 52,973 ,136 54,490 -,094 49,223 ,658 54,993 -,154 50,500 ,549 50,917 ,480 50,710 ,486 51,500 ,334 49,123 ,658 54,593 -,184 49,223 ,658 51,157 ,474 55,277 -,192 53,527 ,041 49,000 ,707 50,307 ,550 51,077 ,378 52,607 ,182 49,727 ,679 54,077 -,033 50,457 ,466 49,123 ,658 52,607 ,182 49,123 ,658 52,460 ,214 50,917 ,480 53,510 ,185 49,000 ,707 51,143 ,442 51,143 ,442 55,223 -,186 53,440 ,081 50,457 ,466 49,223 ,658 53,077 ,101 53,827 ,003 49,000 ,707
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,859 ,866 ,858 ,866 ,870 ,855 ,873 ,858 ,859 ,859 ,862 ,855 ,868 ,855 ,860 ,874 ,869 ,854 ,858 ,861 ,865 ,855 ,870 ,859 ,855 ,865 ,855 ,865 ,859 ,865 ,854 ,860 ,860 ,873 ,867 ,859 ,855 ,867 ,869 ,854
207 ,865
40
Keterangan: Penghitungan validitas
dan reliabilitas
soal
pada penelitian ini
menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan rtabel= 0,396 dan taraf signifikasi= 0,05 dan n= 25. Dari output data uji validitas dapat diketahui bahwa soal yang valid sebanyak 22 soal, dan semua soal reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Berikut rekapitulasi uji validitas dan reliabilitas soal uji coba.
REKAPITULASI UJI VALIDITAS DAN REABILITAS SOAL UJI COBA
208
Corrected No. Soal Item-Total Correlation 1 0.494 3 0.562 6 0.658 8 0.549 9 0.480 10 0.486 12 0.658 14 0.658 15 0.474 18 0.707 19 0.550 22 0.679 24 0.466 25 0.658 27 0.658 29 0.480 31 0.707 32 0.442 33 0.442 36 0.466 37 0.658 40 0.707
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0.859 0.858 0.855 0.858 0.859 0.859 0.855 0.855 0.860 0.854 0.858 0.855 0.859 0.855 0.855 0.859 0.854 0.860 0.860 0.859 0.855 0.854
Reliabilitas Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
209
Soal 1-20 No
Ahmad Fadhil M Ahmad Salis Damar Rojab S Fisnu Giri Pandito Rifky Agil Saputra Tiana Rahmawati Amalia Nisaul F Aninda Dewi H Arrafika Mauly A Candra Oktavianto Firdausa Meiana K Laela Kholifatun N Melani Putri Syifa Meilia Nur A Mega Andriana A Nanang Feriawan P Rere Gavriella A Silvia Pitri Insania Tri Nur Khasanah Yoga Prasetyo Putri Eka Maharani
1
2
3
4
5
6
7
8
Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
17
18
19
0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
20 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Kelompok Atas Atas Bawah Atas Bawah Atas Atas Bawah Atas Bawah Bawah Bawah Atas Bawah Atas Bawah Bawah Bawah Atas Atas
210
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Siswa
Lampiran 19
PEMBAGIAN KELOMPOK ATAS DAN BAWAH
No 22 23 24 25
Nama Siswa Arifana Fajar Zacky Melati K Syafii‟ah Dhiya U Dimas Fadhil A Total
1
2
3
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 25 20
7
8
Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7 20 15 13
0 0 0 1 6
0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6 18 16 12 24 15 20 14
4
5
6
17
18
19
0 1 0 1 1 0 1 1 14 16
0 1 0 0 7
20 1 1 0 1 13
Kelompok Bawah Atas Bawah Atas
Soal 21-40 Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Ahmad Fadhil M Ahmad Salis Damar Rojab S Fisnu Giri Pandito Rifky Agil Saputra Tiana Rahmawati Amalia Nisaul F Aninda Dewi H Arrafika Mauly A Candra Oktavianto Firdausa Meiana K Laela Kholifatun N Melani Putri Syifa Meilia Nur A
21 22 23 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
25 26 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
27 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Nomor Soal 29 30 31 32 33 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
34 35 36 37 38 39 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
40 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
Skor Total 29 29 24 24 28 22 29 25 19 35 21 21 16 34
211
No
No
Nama Siswa
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Mega Andriana A Nanang Feriawan P Rere Gavriella A Silvia Pitri Insania Tri Nur Khasanah Yoga Prasetyo Putri Eka Maharani Arifana Fajar Zacky Melati K Syafii‟ah Dhiya U Dimas Fadhil A Total
21 22 23 24 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 17 19 13 12
25 26 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12 17
27 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 12
28 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 18
Nomor Soal 29 30 31 32 33 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6 24 16 19 19
34 35 36 37 38 39 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 15 5 12 15 13 9
40 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 16
Skor Total 14 34 7 18 10 26 28 19 30 16 28 586
212
213 Lampiran 20 ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
No Soal 1 3 6 8 9 10 12 14 15 18 19 22 24 25 27 29 31 32 33 36 37 40
B 16 20 15 6 6 18 12 15 20 16 7 19 12 12 12 6 16 19 19 12 15 16
Js 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
P 0,64 0.8 0.6 0.24 0,24 0.72 0.48 0.6 0.8 0.64 0.28 0.76 0.48 0.48 0.48 0.24 0.64 0.76 0.76 0,48 0,6 0,64
Kriteria Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang
Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
214 Lampiran 21 ANALISIS DAYA BEDA BUTIR SOAL
No Soal 1 3 6 8 9 10 12 14 15 18 19 22 24 25 27 29 31 32 33 36 37 40
BA 11 12 11 6 5 11 10 11 12 12 6 12 8 10 10 5 12 11 11 8 11 12
JA 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
BB 4 7 4 0 1 7 1 4 7 3 1 6 4 1 1 1 3 7 7 4 4 3
JB 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
PA
PB
D
0,92 1 0,92 0,5 0,42 0,92 0,83 0,92 1 1 0,5 1 0,67 0,83 0,83 0,42 1 0,92 0,92 0,67 0,97 1
0,33 0,58 0,33 0 0,08 0,58 0,08 0,33 0,58 0,25 0,08 0,5 0,33 0,08 0,08 0,08 0,25 0,58 0,58 0,33 0,33 0,25
0,58 0,42 0,58 0,5 0,33 0,33 0,75 0,58 0,42 0,75 0,42 0,5 0,33 0,75 0,75 0,33 0,75 0,33 0,33 0,33 0,58 0,75
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Sekali Baik Baik Baik Sekali Baik Baik Cukup Baik Sekali Baik Sekali Cukup Baik Sekali Cukup Cukup Cukup Baik Baik Sekali
Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
215 Lampiran 22
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL (VA) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA Antiyani Hafidz Bela S. Jaka Antoni Kabul P. M. Z. Karim Afiyah A. Aldiana Dwi P. Alwan Nata P. Anggi L. Anggita N. Annas N. Arjuna V. R Dea Hasna Diva Dzari H. Andi N. K. Pangky T. Wisnu A. Fadil M. Dina S. R Mei Ristiana Riska Triana Rata-rata
NILAI 45 65 35 25 35 45 50 55 55 35 55 40 45 35 55 55 45 40 60 30 30 40 44,32
216 Lampiran 23 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA
Nasib Junanto Feri Budiyanto Jaka Swara Puput Romadhon Yuliati Chomsyiyah Caisar Yudha Permana Faisal Fahrudin Mico Hendra Pratama Oca Willy Rahmadhan Dwi P. Rina Trianahayu Safana Dani Puspita Safitri Wahyu Agustin Safitna Azzakiyah Sofyan Ali Imron Tohid Darusman Vera Deka R. Vista Rahayu Wahyu Tani Hidayat Tegar Arya Guna Rohmatin Maghfiroh Rata-rata
NILAI 35 50 20 60 40 25 55 30 30 70 25 60 60 35 50 45 65 55 35 45 60 45,24
217 Lampiran 24
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL (VA) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA Antiyani Hafidz Bela S. Jaka Antoni Kabul P. M. Z. Karim Afiyah A. Aldiana Dwi P. Alwan Nata P. Anggi L. Anggita N. Annas N. Arjuna V. R Dea Hasna Diva Dzari H. Andi N. K. Pangky T. Wisnu A. Fadil M. Dina S. R Mei Ristiana Riska Triana Rata-rata
NILAI 50 85 55 55 60 55 60 80 75 45 60 65 75 75 65 60 45 40 75 60 60 50 61,36
218 Lampiran 25 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH SD NEGERI 1 PRIGI Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA
Nasib Junanto Feri Budiyanto Jaka Swara Puput Romadhon Yuliati Chomsyiyah Caisar Yudha Permana Faisal Fahrudin Mico Hendra Pratama Oca Willy Rahmadhan Dwi P. Rina Trianahayu Safana Dani Puspita Safitri Wahyu Agustin Safitna Azzakiyah Sofyan Ali Imron Tohid Darusman Vera Deka R. Vista Rahayu Wahyu Tani Hidayat Tegar Arya Guna Rohmatin Maghfiroh Rata-rata
NILAI 75 70 45 75 65 55 75 55 55 95 95 65 70 80 60 75 85 70 80 75 80 71,42
219 Lampiran 26 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS EKSPERIMEN
Nama Praktikan
:
Nama Pengamat
:
Hari/ Tanggal
:
Petunjuk: Amatilah
proses
pembelajaran
IPA
materi
Sifat-Sifat
Cahaya
dengan
menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi! No 1.
2.
3.
Langkah kegiatan Apersepsi
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Guru melakukan apersepsi dengan permainan/game Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa antusias dengan apersepsi yang dilakukan guru Siswa mendengarkan dengan baik tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Siswa dengan tertib berkelompok sesuai arahan guru Siswa menerima lembar kerja dan mempelajarinya a. Percobaan awal: siswa melakukan percobaan untuk membuktikan adanya sifat-sifat cahaya.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagikan lembar kerja siswa Guru mengamati langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam eksperimen
Skala penilaian 1 2 3 4
√
√
√
√
√
220 No
Langkah kegiatan
Kegiatan guru
Kegiatan siswa 1
Guru membimbing b. Pengamatan: dan mengamati bersamaan siswa dalam dengan pelaksanaan percobaan, siswa eksperimen juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat proses percobaan. Guru mendampingi c. Hipotesis awal: dan mengawasi siswa berdiskusi proses diskusi. untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan. 4.
Konfirmasi
5.
Penutup
Guru membahas d. Verifikasi: siswa hasil diskusi dengan melakukan menyampaikan presentasi untuk kesimpulan dan menyampaikan meluruskan hasil dskusi di kesalahan yang depan kelas. dilakukan siswa Guru memberi e. Aplikasi konsep tugas kepada siswa dan evaluasi: sebagai implikasi siswa dari pembelajaran mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi. Guru memancing Siswa dengan siswa untuk didampingi guru menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
Skala penilaian 2 3 4
√
√
√
√
√
221 Keterangan: 1 : kurang 2 : cukup 3 : baik 4 : sangat baik Skor maksimal = 40
Banjarnegara, 15 April 2015 Pengamat
222
Lampiran 27 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS KONTROL
Nama Praktikan
:
Nama Pengamat
:
Hari/ Tanggal
:
Petunjuk: Amatilah proses pembelajaran IPA materi Sifat-Sifat Cahaya dengan menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi! No 1.
2.
Langkah kegiatan Apersepsi
Eksplorasi
Kegiatan guru
Kegiatan siswa 1
Guru melakukan apersepsi dengan permainan/game Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagikan lembar kerja siswa Guru melakukan percobaan untuk membuktikan adanya sifat-sifat cahaya. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam untuk mencatat hal-hal penting saat
Siswa antusias dengan apersepsi yang dilakukan guru Siswa mendengarkan dengan baik tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Siswa dengan tertib berkelompok sesuai arahan guru Siswa menerima lembar kerja dan mempelajarinya Siswa dengan tertib mengamati percobaan yang dilakukan oleh guru Siswa melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat proses
Skala penilaian 2 3 4
√ √
√ √ √
√
223 No
Langkah kegiatan
3.
Elaborasi
4.
Konfirmasi
5.
Penutup
Kegiatan guru
Kegiatan siswa 1
percobaan berlangsung Guru mendampingi dan mengawasi proses diskusi.
Skala penilaian 2 3 4
percobaan.
Siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan. Guru membahas Siswa melakukan hasil diskusi dengan presentasi untuk menyampaikan menyampaikan hasil kesimpulan dan diskusi di depan meluruskan kelas. kesalahan yang dilakukan siswa Guru memberi Siswa mengerjakan tugas kepada siswa soal yang sebagai implikasi berhubungan dengan dari pembelajaran materi. Guru memancing Siswa dengan siswa untuk didampingi guru menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil pembelajaran pembelajaran
√
√
√
√
Keterangan: 1 : kurang 2 : cukup 3 : baik 4 : sangat baik Skor maksimal = 40
Banjarnegara, 17 April 2015 Pengamat
224
Lampiran 28 OUTPUT UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS, DAN KESAMAAN RATA-RATA NILAI TES AWAL 1. Output Uji Normalitas Data Tes Awal Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent kontrol eksperimen
21 21
95,5% 95,5%
1 1
4,5% 4,5%
Total N Percent 22 22
100,0% 100,0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol ,176 21 ,087 ,933 21 ,161 * eksperimen ,137 21 ,200 ,949 21 ,332
225
226
227
2. Output Uji Homogenitas Data Tes Awal
228 Group Statistics kelas tesawal kelas eksperimen kelas kontrol
21
Mean 45,24
Std. Deviation 14,788
Std. Error Mean 3,227
22
44,32
10,834
2,310
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
tesawal
F 3,483
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. ,069
3. Output Kesamaan Rata-raa Tes Awal Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Tes
Equal
Sig.
3,483 ,069
t
df
Sig.
Mean
Std. Error
(2-
Differenc
Differenc
tailed)
e
e
Lower Upper
,233
41 ,817
,920
3,940 -7,037
8,877
,232
36,594 ,818
,920
3,968 -7,124
8,964
awal variances assumed Equal variances not assumed
229
Lampiran 29 OUTPUT UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS NILAI TES AKHIR
1. Output Uji Normalitas Data Tes Akhir Case Processing Summary Cases Valid N kontrol eksperimen
Percent 21 48,8% 21 48,8%
Missing N
Percent 22 51,2% 22 51,2%
Total N
Percent 43 100,0% 43 100,0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol ,182 21 ,069 ,954 21 ,407 * eksperimen ,133 21 ,200 ,963 21 ,589
230
231
232
233 2. Output Uji Homogenitas Data Tes Akhir Group Statistics Kelas Tesakhir kelas eksperimen kelas kontrol
21
Mean 71,43
Std. Deviation 12,859
Std. Error Mean 2,806
22
61,36
12,069
2,573
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Tesakhir Equal variances assumed Equal variances not assumed
,042
Sig. ,839
Lampiran 30 DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS EKSPERIMEN
Siswa melakukan diskusi kelompok
Siswa melakukan apersepsi
234
Siswa melakukan diskusi kelompok
Siswa melakukan eksperimen
Siswa melakukan eksperimen
Siswa melakukan diskusi kelompok
Lampiran 31 DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS KONTROL
235 Siswa melakukan apersepsi
Siswa mengamati demonstrasi
Siswa melakukan diskusi kelompok
Lampiran 32 SURAT IJIN PENELITIAN
236
Lampiran 33 SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
237
Lampiran 34
238 SURAT KETERANGAN UJI COBA