UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN BLONGSONG KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO MELALUI METODE EKSPERIMEN Siti Ngasriah SDN Blongsong I Baureno Bojonegoro Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Blongsong I menggunakan metode eksperimen pada materi gaya magnet. PTK ini dilaksanakan selama 3 siklus dengan tiap-tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Hasil PTK menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diadakannya PTK adalah 60,00; kemudian meningkat pada siklus I, II, dan III dengan rata-rata hasil belajar berturut-turut adalah 65,50; 78,85; dan 85,60. Dengan demikian, PTK dengan menggunakan metode eksperimen dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi gaya magnet. Kata kunci: hasil belajar IPA, metode eksperimen.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat telah menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam jumlah mata pelajaran pada setiap kurikulum di dunia pendidikan maupun isi serta luasnya materi pada setiap mata pelajaran. Mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan maka guru harus mampu merencanakan, menyusun dan melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta tingkat perkembangan siswa. Perencaan matang yang dibuat oleh guru memungkinkan tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Kristian (2010), guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat berhubungan dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Tenaga pengajar yang profesional akan terukur dari sejauh mana dia menguasai kelas yang diasuhnya, hingga mengantarkan peserta didiknya mencapai hasil belajar yang optimal.
Keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Guru sebagai pekerja profesional harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, ketrampilan, pengetahuan tentang keguruan dan menguasai substansi keilmuan yang ditekuninya. Agar dalam mengajar mencapai hasil yang maksimal maka perlu memperhatikan beberapa faktor yang merupakan dasar mengajar agar berhasil dalam pembelajaran antara lain dengan menguasai beberapa metode dan teknikteknik mengajar. Guru seyogyanya mampu memilih metode pembelajaran apa yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Guru akan menentukan penggunaan metode tertentu yang sesuai dengan: 1) sifat dan kondisi bahan yang akan diajarkan dan 2) tingkat perkembangan (kematangan anak). Misalnya, bahan untuk pelajaran IPA akan membutuhkan metode berbeda dengan pelajaran bahasa. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar ialah harus selalu bervariasi tidak tidak monoton sehingga pembelajaran di kelas menjadi efektif, sukses serta memuaskan bagi anak didik maupun bagi guru itu sendiri. Mengajar bukan sekedar memindahkan
98
Ngasriah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA, 99
pengetahuan dari otak guru ke otak murid tetapi mengajar adalah memimpin, membimbing, dan mengarahkan anak untuk mendapatkan kebenaran (pengetahuan) sekaligus terbentuk sikap dan kebiasaan belajar dan bekerja yang baik untuk dapat belajar secara berdiri sendiri tanpa bantuan. Jadi mengajar adalah pembentukan (forming) sesuai dengan kodrat anak dan lingkungan anak. Bermacam-macam metode mengajar yang telah ada, akan tetapi tidak semua metode dapat diterapkan pada setiap materi pelajaran, guru harus mampu memilih metode mana yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada kegiatan pembelajaran. Dengan penerapan metode yang sesuai diharapkan peserta didik mampu mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan mampu memahami konsep-konsep yang terkandung dari materi yang dipelajari saat itu. Beberapa ahli pendidikan mempunyai pandangan mengenai belajar mengajar. Piaget (1975) mengungkapkan bahwa pengetahuan bukan merupakan sebuah copy dari sebuah objek, untuk mengetahui gejala atau kejadian, bukan sesuatu yang membuat “mental copy” atau bayangan tentang sebuah objek. Mengetahui adalah memodifikasi, mentransformasi objeknya, dan mengerti proses transformasi. Sebuah operasi adalah inti dari pengetahuan; operasi adalah aksi dalam pikiran yang memodifikasi objek pengetahuan. Jadi belajar ialah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan yang tetap dari tingkah laku seseorang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas V SDN Blongsong Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro terlihat bahwa siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung guru mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menanyakan materi yang kurang dimengerti, akan tetapi tidak ada satu siswa pun yang mengankat tangan dan bertanya. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melihat pembelajaran yang kurang kondusif, dengan demikian
peneliti tertarik untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan keinginan siswa agar suasana kelas lebih hidup dan siswa didorong untuk ikut aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan peneliti ialah dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Kartikasari (2011) kegiatan eksperimen merupakan kegiatan ilmiah yang dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Metode eksperimen memberi kesempatan siswa untuk mengamati sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan begitu, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencoba mencari data baru, mengolah sendiri, membuktikan suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan laboratorium maupun di alam terbuka. Menurut Mutiara (2009) dengan menggunakan metode eksperimen ini memiliki hubungan yang erat dengan hasil belajar siswa karena dengan siswa memperoleh pengetahuan secara langsung, maka konsep yang didapatkan akan selalu diingat dan siswa mudah memahami materi. Selain itu, siswa juga akan mampu untuk memecahkan masalah dengan berpikir mandiri sehingga dapat memberdayakan kemampuan yang ada pada dirinya. Pengetahuan yang didapat akan semakin baik karena siswa akan berpasangan dengan kelompoknya untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan dengan siswa lainnya. Hal demikian akan memungkinkan siswa untuk lebih meningkatkan proses konstruksi pengetahuan dalam rangka memaknai pengetahuan yang diperolehnya sendiri, sehingga pada akhirnya hasil belajar akan meningkat. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
100, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Belajar IPA Materi Gaya Magnet Melalui Metode Eksperimen Bagi Siswa Kelas V SDN Blongsong Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro”. Diharapkan dengan penerapan metode ekperimen siswa yang tadinya pasif menjadi aktif, termotivasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Refleksi dilakukan untuk memperoleh balikan pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siklus pertama, serta mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi selama kegitan pembelajaraan berlangsung sebagai bahan perbaikan pada siklus ke dua. Pada siklus II ini tahap-tahap yang dilaksanakan adalah berikut ini.
METODE
a. Perencanaan Menyiapkan materi yang akan diberikan Membuat skenario pembelajaran. Mengajukan pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan bahan magnetik dan non magnetik? Menyiapkan alat evaluasi. Guru memberi soal tanya jawab pada siswa untuk dijawab. Melakukan tindakan perbaikan dalam pengkondisian siswa agar lebih aktif dan melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran sehingga konsentrasi siswa lebih fokus, mengkondisikan kelas agar lebih fokus terhadap pembelajaran, dan melakukan pembimbingan terhadap semua siswa. Kegiatan penutup, dengan memberikan tugas pada siswa untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan PTK ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus di mana tiap-tiap siklus terdiri 2 kali pertemuan. Tahapan PTK pada setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Gambaran umum mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Siswa diberikan materi gaya magnet melalui metode resitasi. 2. Setelah selesai diberi materi, siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan garis gaya magnet dengan serbuk besi. 3. Selesai pembelajaran diberikan ujian/tes. 4. Selanjutnya memeriksa tes yang dikerjakan siswa. 5. Hasil tes dimasukkan ke daftar nilai siswa sebagai data penelitian. Pada siklus I hal-hal yang perlu dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut. a. Perencanaan Menyusun RPP temasuk LKS, evaluasi, rubrik, media, dan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan setiap pertemuan 2 kali 35 menit. Kelas dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok 3 anak. c. Observasi Kegiatan observasi pada siklus pertama yang dilakukan adalah pengamatan pada aktifitas siswa dan guru, menggunakan format observasi. d. Refleksi.
c. Observasi Tahapan ini merupakan bentuk pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru yang diformat dalam bentuk lembar observasi. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi atas pelaksanaan tindakan yang telah dijalankan serta mencari pemecahan atas kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Ngasriah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA, 101
Pada Siklus yang ke III ini yang dilaksanakan adalah sama dengan siklus yang sebelumnya, seperti berikut ini. a. Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus ketiga ini disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus kedua. Hampir sama dengan siklus sebelumnya yang dipersiapkan adalah materi pelajaran, skenario pembelajaran, alat evaluasi yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan. Mengajukan pertanyaan apa kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari? Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dijawab. Mengubah kelompok siswa, kemudian siswa melakukan kegiatan eksperimen c. Observasi Pelaksanaan observasi ini memiliki tujuan yang sama halnya dengan siklus I dan II. d. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siklus ketiga, serta mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan membandingkan nilai pre tes yang diperoleh dari siswa diketahui meningkat. Pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA perlu diberikan dengan metode pembelajaran eksperimen supaya dapat mendorong siswa untuk belajar aktif dan mendapat pengalaman langsung sehingga siswa akan selalu ingat konsep yang telah dipelajari untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Bila dalam melaksanakan pembelajaran IPA, di sini guru tidak memberikan dengan metode pembelajaran eksperimen maka siswa
akan menerima pembelajaran secara abstrak dan susah mengingat konsep yang telah dipelajari sehingga prestasi belajar menurun.
Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Dari hasil pengamatan, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar belum terlalu nampak pada pertemuan pertama. Akan tetapi penampilan dan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar dikategorikan baik. Pada siklus ini, siswa menikmati eksperimen yang diinstruksikan oleh guru, akan tetapi mereka masih mengalami kesulitan dalam pengerjaan tugas kelompok. Bentuk kerjasama kelompok masih kurang, masih terdapat beberapa siswa yang bersifat individual. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberikannya PTK adalah 60,00; kemudian mengalami peningkatan setelah PTK dengan nilai rata-rata 65,50. Perubahan hasil belajar siswa mulai tampak pada siklus pertama, hal ini disebabkan karena pemberian metode eksperimen membuat siswa lebih termotivasi pada kegiatan pembelajaran. Pada siklus ini masih terdapat beberapa kendala yang menghambat tingkat pemahan siswa pada materi. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil refleksi maka perlu adanya perbaikan diantaranya dalam pemusatan perhatian siswa yang mudah berubah, kondisi kelas yang kurang terarah dan kesulitan guru dalam mengadakan bimbingan kelompok, serta peningkatan kerjasama siswa dalam kelompoknya masing-masing. Siklus II Berdasarkan masalah yang dihadapi pada siklus I, tindakan selanjutnya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil adalah: (1) memusatkan perhatian siswa pada materi dengan memberikan eksperimen yang lebih menarik dari sebelumnya, (2) memberikan bimbingan yang menyeluruh
102, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Pada siklus ini siswa memperhatikan, mencatat, dan mendengarkan pejelasan guru dengan baik. Guru terus mendorong siswa untuk lebih aktif baik dalam melakukan eksperimen maupun mengerjakan tugas berdasarkan metode resitasi. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, maka guru memberikan banyak contoh soal dengan penjelasan yang gamblang. Guru memberikan tuntunan agar interaksi siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru terpelihara dengan baik. Hasil yang dicapai pada siklus ini cukup memuaskan, yakni dengan nilai hasil tes rata-rata kelas adalah: 78,00 Meskipun hasil yang dicapai cukup memuaskan, namun masih terdapat beberapa siswa yang bersifat pasif, dan belum memahami materi. Masih ada beberapa siswa yang bersifat individual, bahkan siswa yang mampu kurang memperhatikan teman sekelompoknya yang berkemampuan rendah. Untuk menangani masalah ini maka guru perlu menyadarkan siswa pentingnya kerjasama kelompok, karena selain dapat meningkatkan solidaritas, kerjasama kelompok juga mempengaruhi nilai akhir mereka. Siklus III Hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus ketiga ini, adalah aktivitas siswa semakin meningkat. Dimana pada siklus ini perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk kategori baik. Indikator kategori ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat pembelajaran yang mulai berani bertanya tanpa ragu-ragu saat pelajaran berlangsung. Solidaritas siswa dalam tiap-tiap kelompok meningkat hal ini tampak pada bentuk kerjasama mereka yang aktif selama eksperimen berlangsung. Tingkat pemahaman siswa-
pun jelas meningkat, karena mereka dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tepat dan benar. Hasil belajar yang dicapai dalam siklus ini memuaskan yakni nilai rata-rata kelas adalah 85,60. Grafik Hasil Belajar
Nilai Hasil Belajar
kepada siswa baik secara individual maupun kelompok, (3) menekankan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya untuk meningkatkan hasil belajar.
100 80 60 40 20 0 Nilai I Dasar
II
III
Siklus
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Pada Gambar 1. grafik hasil belajar menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar dari siklus pertama mengalami kenaikan, dan telah diperoleh dengan nilai yang memuaskan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian metode eksperimen dan resitasi pada pokok bahasan Gaya Magnet telah dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (2003) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa hasil belajar ialahperubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian dari masing-masing siklus dimulai dari siklus
Ngasriah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA, 103
pertama sampai siklus ketiga menunjukkan kenaikan hasil belajar. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hartini (2010) menyatakan bahwa dengan menggunakan metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ngadirejo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian yang selaras juga telah dilakukan oleh Saiful (2010) yang menyatakan bahwa penggunaan metode eksperimen berbasis verifikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV mata pelajaran IPA konsep Gaya SDN Gejugjati I Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Proses pembelajaran dengan metode eksperimen menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjalajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, sehingga dapat menunjang pemahaman konsep siswa yang mempengaruhi terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. Metode eksperimen mampu menaikkan hasil belajar siswa karena metode eksperimen sesuai jika diterapkan pada pambelajaran sains, menurut Schoenherr dalam Sitirohana (2011) metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas secara optimal, karena siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Disamping itu juga metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan diantaranya (a) membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya, (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosanterobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan (c) hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk manusia.
PENUTUP Kesimpulan Hasil PTK menunjukkan bahwa nilai ratarata hasil belajar siswa sebelum diadakannya PTK adalah 60,00; kemudian meningkat pada siklus I, II, dan III dengan rata-rata hasil belajar berturut-turut adalah 65,50; 78,85; dan 85,60. Dengan demikian, PTK dengan menggunakan metode eksperimen dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi gaya magnet. Saran Sebaiknya dalam memberikan pembelajaran IPA khususnya di SD menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari, misalnya pada materi gaya magnet menggunakan metode eksperimen sehingga anak dapat mengalami langsung dan anak akan selalu ingat konsep yang telah diberikan oleh guru. Jadi anak tidak mudah lupa akan konsep yang telah diberikan.
DAFTAR RUJUKAN Hamalik, O. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hartini, S. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Gaya dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngadirejo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta. Kartikasari, R. 2011. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 14 surakarta tahun pela-
104, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
jaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Piaget, J. 1975. The Origin of the Idea of Chance in Children. London: Routledge and Kegan Paul.
Kristian, H. 2010. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar yang Dimediasi oleh Motivasi Belajar Siswa (Studi pada siswa Kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Islam Malang Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Saiful, R. 2010. Penggunaan Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Mutiara, C. 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Metode TPS disertai Eksperimen pada siswa SMAN 1 Batanghari Lampung Timur. Jurnal Bioedukasi Volume 2, Nomor 1, Mei 2011.
Sitirohana. 2011. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran. (Online). (blog.umy.ac.id/sitirohana/2011/12/ 01/metode-eksperimen-dalam-proses- pembelajaran/, diakses tanggal 05 Januari 2012). Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.