Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas Musripan Abd Muis, Lilies, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Kabinuang, dengan tujuan untuk meningkatkan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Diskusi Kelas. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Instrument penelitian menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, serta pemberian tes yaitu tes awal, siklus I dan siklus II. Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh peningkatan aktivitas belajar setelah dilaksanakan tindakan. Hasil penelitian pada saat tes awal Ketuntasan Klasikal 26,66 dari 30 siswa, dimana 8 siswa yang tuntas dan Daya Serap Individu 43,33 %. Pada siklus I Ketuntasan Klasikal 33,33 % dari 30 siswa, dimana 10 siswa yang tuntas, dan Daya Serap Individu 47,33%, nilai Observasi siswa 87,5%, Observasi Guru 83,33% dalam kategori penilaian baik. Pada siklus II Ketuntasan Klasikal meningkat 40%, dimana 30 siswa dan yang tuntas 12 siswa. Dan Daya Serap Individu 51,33 %, Observasi siswa 92%, dan Observasi Guru 91,66% dalam kategori sangat baik. Dari peningkatan ketuntasan secara klasikal yang diperoleh siswa, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Menggunakan Metode Diskusi Kelas. I. PENDAHULUAN Guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, peserta didik harus aktif mengembangkan potensi siswa agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Slavin menegaskan bahwa teori perkembangan Piaget mewakili Kostruhtivisme yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
66
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Menurut Suharsani Arikunto (2006) Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajran. Anak didik kurang terdorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya sebatas kemampuan anak untuk menghafal informasi, tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka berfikir secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Gejala-gejala semacam ini merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan kita. Pendidikan di sekolah terlalu menjelajali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Pendidikan kita tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter, potensi, serta proses pembelajaran dengan metode diskusi akan member peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendala utama. Menurut Anwar (2005:8-9). Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yakni diskusi kelompok kecil (Small Group Discussion) dan diskusi kelas. Metode diskusi yang melibatkan semua siswa di dalam kelas baik dipimpin secara langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh guru dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan informasi yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan tenggang rasa terhadap pendapat orang lain dalam rangka mengembangkan kecerdasan siswa. Saat ini hasil belajar siswa kelas V (lima) SDN 2 Kabinung masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil belajar dari 30 siswa, sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah pada saat pembelajaran mata pelajaran IPA. Rata-rata siswa dikelas V (lima) belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM). Siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 60 dan hal tersebut belum memenuhi standar KKM, dimana KKM di SDN 2 Kabinuang adalah 70. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode diskusi kelas, karena metode diskusi dapat
67
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, serta membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri serta membiasakan bersikap toleransi (Djamarah, 2000).
II.
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini mengacu pada alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Wardani, 2007) yang meliputi 4 komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Keterangan: 0. Refleksi awal 1. Rencana tindakan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi 5. Rencana revisi 6. Pelaksanaan 7. Observasi 8. Refleksi a. Siklus I b. Siklus II Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart (Wardani, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Kabinuang. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V (lima) yang berjumlah 30 orang dimana murid laki-laki sebanyak 15 orang dan murid perempuan sebanyak 15 orang. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelas, teknik yang
68
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X digunakan dalam menganalisis data dan menentukan persentase tingkat aktivitas dan ketuntasan belajar (Depdiknas, 2003). Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mengelompokan data aspek guru dan aspek siswa. Tehnik ini dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Kunandar, 2008:101) yang terdiri dari tiga aspek tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu mereduksi data, menarik kesimpulan verifikasi data. Dan data kuantitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir, data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Daya Serap Individu Daya Serap Individu =
skor yang diperoleh siswa X 100 % skor Maksimal soal
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika daya serap individu lebih dari atau sama dengan 65% . 2. Ketuntasan Belajar klasikal Ketuntasan Belajar Klasikal =
Jumlah siswa yang tuntas X 100 % Jumlah siswa seluruhnya
Siswa dikatakan tuntas belajar jika persentase ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama dengan 85%. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dengan menggunakan metode diskusi kelas dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V (lima). Adapun kriteria standar keberhasilan dari segi indikator hasil ditentukan dengan merujuk pada pendapat Nurkancana (dikutip dari Herman, 2008:39). Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat dibawah ini. Kriteria tingkat aktivitas guru dan siswa dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut: 85% ≤ NR < 100% : sangat baik 65% ≤ NR < 70% : Baik 55% ≤ NR < 65% : Cukup 35% ≤ NR < 55% : Kurang 0% ≤ NR < 35% : Sangat kurang
69
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah apabila SDN 2 Kabinuang selama pembelajaran menunjukan daya serap klasikal diatas 65% serta ketuntasan belajar klasikal rata-rata 70%, dari jumlah siswa 30 orang. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berada dalam kategori baik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bersiklus dan terdiri dari empat tahap, ke empat tahap yaitu (1) Perencanaan: Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi fungsi alat-alat tubuh yang di ajarkan kepada siswa. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama proses belajar mengajar di kelas V SDN 2 Kabinuang dan membuat lembar kegiatan dan menyiapkan materi fungsi alat-alat tubuh manusia yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar dan peneliti menyiapakan lembar tes pra tindakan. (2) Pelaksanaan: tindakan: Kegiatan yang di laksanakan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang di siapkan oleh peneliti. (3) Observasi/Pengamatan: Pengamatan di lakukan selama kegiatan pembelajaran dilakukan di laksanakan dan dilakukan oleh teman sejawat. Pengamatan ini mencangkup aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kendalakendalan siswa dalam pembelajaran dan mengamati guru dalam proses pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi dan nilai hasil ketja siswa. (4) Refleksi: Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah direfleksikan dan menganalisis data yang di peroleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisis data dilakukan secara refleksi guna melihat kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran diterapkan kepada siswa. Apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 2 Kabinuang. hasil refleksi akan digunakan acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus berikutnya. 1. Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus I
70
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Skor Perolehan Setiap Soal
Nama Siswa
1 M 2 I 3 R 4 A 5 H 6 G 7 M 8 K 9 S 10 A 11 E 12 I 13 A 14 M 15 E 16 M 17 M 18 M 19 Y 20 N 21 N 22 N 23 N 24 N 25 S 26 S 27 P 28 M 29 F 30 A Jumlah
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1
Nilai
Ketuntasan Ya
2 4 6 7 5 2 8 5 1 8 4 7 3 5 5 8 6 5 5 2 3 7 5 2 3 8 5 4 3 7 142
20 40 60 70 50 20 80 50 10 80 40 70 30 50 50 80 60 50 50 20 30 70 50 20 30 80 50 40 30 70 1420
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
Keterangan: Skor Maksimal
: 10
Jumlah Skor Tuntas
: 10 siswa dari 30
Tidak
71
20
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Daya Serap Individu
:
skor yang diperoleh siswa X 100 % skor Maksimal soal 1420 x 100% = 47,33% 30x10
Jumlah siswa yang tuntas X 100 % Jumlah siswa seluruhnya 10 x 100% = 33,33% 30 Berdasarkan hasil pelaksanaan tes siklus dengan hasil pembelajaran Ketuntasan Klasikal
:
dengan melalui metode diskusi kelas dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Dilihat dari persentase ketuntasan klasikal 33,33% menunjukan adanya perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa dapat di lihat dari nilai daya serap individu 47,33%. 2. Hasil Observasi Siswa Siklus I Tabel 2. Hasil Observasi Siswa Siklus I
No
Nama
Hasil Indikator
Jmlh
Jmlh
Presentase
Skor
Nilai Rata- Ket
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
Skor
1
M
3 3 4 3 3 3 2 2
2
2
27
40
67,5 %
2
I
2 2 3 4 3 3 3 2
4
4
28
40
70 %
3
R
3 3 3 4 4 3 3 3
3
2
31
40
77,5 %
4
A
3 4 3 3 4 3 3 4
3
2
32
40
80 %
5
H
2 3 2 4 3 3 3 2
2
2
26
40
65 %
6
G
2 3 3 3 3 4 3 4
3
2
30
40
75 %
7
M
3 3 4 3 3 3 3 3
2
2
29
40
72,5 %
8
K
2 2 3 3 4 3 3 3
3
2
28
40
70 %
9
S
3 3 3 2 4 3 2 2
2
2
26
40
65 %
10
A
3 3 3 4 5 4 3 3
3
2
35
50
70 %
11
E
3 3 2 4 4 3 3 4
2
2
30
40
75 %
12
I
3 3 4 4 4 5 4 5
3
3
40
50
80 %
13
A
2 3 5 4 3 3 2 3
2
2
30
50
60 %
Maksimal rata %
72
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 14
M
3 5 5 3 2 2 3 3
4
3
33
50
66 %
15
E
2 3 4 4 3 3 3 3
3
3
33
40
82,5 %
16
M
4 4 3 4 4 3 3 4
3
3
35
40
87,5 %
17
M
3 3 4 3 3 3 4 4
2
2
31
40
77,5 %
18
M
2 2 2 2 2 2 3 3
4
2
24
40
60 %
19
Y
3 2 3 2 2 4 3 2
3
3
27
40
67,5 %
20
N
3 3 3 2 2 3 3 4
3
3
28
40
70 %
21
N
3 2 3 3 3 5 5 4
5
3
33
50
66 %
22
N
2 4 4 4 5 3 3 4
4
3
36
50
72 %
23
N
3 3 3 4 6 5 3 3
3
3
36
60
60 %
24
N
2 3 2 3 4 2 3 3
2
3
27
40
67,5 %
25
S
3 2 5 5 4 3 2 3
4
2
35
50
70 %
26
S
3 3 4 6 4 4 3 3
6
3
39
60
65 %
27
P
3 3 4 3 3 3 5 4
2
2
32
50
64 %
28
M
3 4 3 3 6 5 3 3
3
3
36
60
60 %
29
F
3 4 2 3 3 3 3 3
3
2
27
40
67 %
30
A
4 3 3 4 5 3 4 4
3
3
40
40
80 %
Rumus = jumlah skor x 100% = 35 = 87,5 % Skor maksimal
40
Berdasarkan data observasi aktivitas siswa pada tabel diatas, dapat dilihat hasil yang diperoleh bahwa secara umum aspek yang diamati aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah masuk kategori baik dengan skor sebanyak 35 dan skor maksimal 40 dan presentase yang diperoleh 87,5% maka dari hasil tersebut masuk dalam kategoro sangat baik. 3. Hasil observasi guru siklus I
73
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Tabel 3. Hasil Observasi Guru Siklus I No
Aspek yang dinilai
1 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran Memotivasi siswa Menyajikan informasi atau materi diskusi dan tanya 3 jawab kepada siswa dengan bahasa sederhana dan dapat dipahami oleh siswa Menyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum 4 mereka pahami terkait penjelasan guru Memberikan tugas pada siswa terkait materi yang 5 diajarkan 6 Memanfaatkan waktu dengan baik Jumlah skor diperolehan Skor maksimal = aspek yang dinilai x jumlah sangat baik yang dicapai Persentase = jumlah perolehan : skor maksimal x 100% Kategori Rumus = jumlah skor x 100% = 20 = 83,33 % Skor maksimal
Skor yang diperoleh 3 4 3 3 3 4 20 24 83,33% Baik
24
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada beberapa aspek sudah baik. Dari hasil observasi tersebut menunjukan skor yang diperoleh sebesar 20 dengan skor maksimal 24 dan presentasenya adalah 83,33% hasil observasi aktivitas guru masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukan penguasaan guru dalam menggunakan metode diskusi kelas mata pelajaran IPA di kelas V SDN 2 Kabinuang sudah masuk kategori baik. 4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
74
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Tabel 4. Belajar Siswa Siklus II
No
Skor Perolehan Setiap Soal
Nama Siswa
Total
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 M 2 I 3 R 4 A 5 H 6 G 7 M 8 K 9 S 10 A 11 E 12 I 13 A 14 M 15 E 16 M 17 M 18 M 19 Y 20 N 21 N 22 N 23 N 24 N 25 S 26 S 27 P 28 M 29 F 30 A Jumlah
1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
Ketuntasan Ya
7 5 4 9 6 7 7 5 2 9 1 7 4 6 2 9 4 4 4 5 1 7 5 3 5 7 2 4 4 9 154
70 50 40 90 60 70 70 50 20 90 10 70 40 60 20 90 40 40 40 50 10 70 50 30 50 70 20 40 40 90 1540
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12
18
Keterangan: Skor Maksimal
: 10
Jumlah Skor Tuntas
: 12 siswa dari 30
Daya Serap Individu
:
skor yang diperoleh siswa X 100 % skor Maksimal soal
75
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 1540 x 100% = 51,33 % 30x12 Ketuntasan Klasikal
:
Jumlah siswa yang tuntas X 100 % Jumlah siswa seluruhnya 12 x 100% = 40 % 30
Dari hasil pelaksanaan siklus II dapat di jelaskan bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelas siswa keseluruhan mengalami peningkatan kemampuan pemahaman siswa Ketuntasan Klasikal 40% dan Daya Serap Individu 51,33%. 5. Hasil observasi guru siklus II: Tabel 5. Hasil Observasi Guru Siklus II No
Aspek yang dinilai
Skor yang diperoleh
1
Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
2
Memotivasi siswa
4
3 4 5
Menyampaikan informasi atau materi diskusidan tanya jawab kepada siswa dengan bahasa sederhana dan dapat dipahami oleh siswa Menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum mereka pahami terkait penjelasan guru Memberikan tugas pada siswa terkait materi yang diajarkan Memanfaatkan dengan baik
6 Jumlah skor perolehan
3 3 4 4 22
Skor maksimal = aspek yang dinilai x jumlah sangat baik yang dicapai Persentase = jumlah perolehan : skor maksimal x 100% Kategori
24 91,66% Baik
Rumus = jumlah skor x 100% = 22 = 91,66 % Skor maksimal
24
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada beberapa aspek sudah sangat baik. Dari hasil opservasi menunjukan pada siklus II, skor perolehan 22 dan skor maksimal 24 sedangkan presentase 91,66%, hasil 76
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X observasi aktivitas guru pada siklus II masuk dalam kategori sangat baik. Bahwa penguasaan guru memberikan materi kepada siswa dalam mata pelajaran IPA melalui metode diskusi kelas sudah masuk dalam kategori sangat baik. 6. Hasil observasi siswa siklus II: Tabel 6. Hasil Observasi Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hasil Indikator Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 M I R A H G M K S A E I A M E M M M Y N N N N N S S P M F A
3 3 3 4 5 4 7 5 4 3 3 6 4 5 4 6 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 5
4 3 3 3 6 3 6 6 4 3 3 6 6 5 5 5 3 4 5 4 4 3 4 5 3 4 3 6 4 5
5 3 4 3 6 5 4 7 5 2 3 5 6 4 3 5 3 2 3 4 5 3 3 3 4 4 3 5 3 6
2 4 3 4 7 5 6 6 5 4 3 3 5 4 4 7 2 4 6 4 5 4 3 5 5 5 3 4 3 5
4 4 3 5 6 4 5 6 4 4 5 4 4 4 4 6 4 5 5 3 4 5 3 4 4 5 5 5 3 5
5 3 3 4 5 4 7 5 6 3 2 5 3 4 5 6 5 3 6 4 5 4 6 4 6 4 6 5 3 6
3 3 3 4 7 3 6 4 5 3 3 5 4 6 3 5 3 3 4 5 3 4 4 5 4 3 6 4 5 5
3 4 3 4 7 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 6 3 4 5 6 4 4 5
Jmlh 9 10 Skor 3 2 2 3 5 4 2 3 3 2 4 4 5 5 7 3 5 4 6 3 3 3 6 7 4 6 4 3 3 4
3 2 2 3 5 3 3 3 3 2 4 4 3 4 7 3 3 3 3 3 3 3 5 7 4 6 4 3 3 4
35 38 29 40 59 39 56 50 47 30 35 46 44 50 54 50 35 36 45 40 41 40 45 54 41 46 45 44 35 50
Jmlh Presentase Skor Nilai Rata- Ket Maksimal rata % 50 70 % 40 77,5 % 40 72,5 % 50 80 % 70 84,28 % 50 78 % 70 80 % 70 71,42 % 60 78,33 % 40 75 % 50 70 % 60 90 % 60 73,33 % 60 92 % 70 77,14 % 70 71,42 % 50 70 % 50 72 % 60 75 % 50 80 % 50 82 % 50 80 % 60 75 % 70 77,14 % 60 68,33 % 60 92 % 60 75 % 60 73,33 % 50 70 % 60 83,33 %
77
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Rumus = jumlah skor x 100% = 50 = 92 % Skor maksimal
69
Berdasarkan data observasi aktivitas siswa pada tabel diatas, dapat dilihat hasil yang diperoleh bahwa secara umum aspek yang diamati mengidentivikasikan aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah masuk dalam kategori sangat baik dengan skor perolehan 50 dan skor maksimal 69. Prentase yang diperoleh 92 % dari hasil tersebut masuk dalam kategori sangat baik. Pembahasan Untuk meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal, upaya tersebut tidak lepas dari kegiatan pendidikan luar sekolah misalnya keluarga, agama dan pendidikan pemuda yang lain. Separti yang di kemukan Dimyanti (2003 : 102). Bahwa, upaya pembelajaran menjadi bermakna bila siswa di harapkan untuk memecahkan masalah. Dan Menurut Anwar (2005:8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkapkan keberhasilan seseorang dalam belajar yang disusun secara rinci bisa memaksimalkan subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang diajarkan kepada siswa menjadi bermakna bila guru mampu memutuskan segala kemampuan mental siswa dalam program pembelajaran sehingga siswa merasa memiliki nilai dan kemampuan dalam proses pembelajarannya dan dapat memberikan manfaat bagi siswa. Berdasarkan peningkatn proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi kelas dan tanya jawab di SDN 2 Kabinuang yang berpedoman pada hasil evaluasi maka untuk dapat mengetahui hasil perolehan siswa dapat dilihat pada indikator yang ditentukan. Peningkatan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Tes hasil belajar siswa: Pada tes awal tuntas belajar klasikal siswa sebelum penelitian ini adalah 26,66 % dengan jumlah siswa yang tuntas 8 orang dari 30 siswa. Setelah diadakan pelaksanaan tindakan siklus I, tuntas belajar klasikal siswa mencapai 33,33 % dengan jumlah siswa yang tuntas 10 orang dari 30 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari Pra tindakan ke Siklus I. Presentase tuntas klasikal pada 78
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X siklus I ini belum mencapai indicator keberhasila. Dalam hal tersebut peneliti masih perluh meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga perluh dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II untuk siklus II tuntas belajar klasikal siswa mencapai 40 % dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dari 30 siswa. (2) Aktivitas Siswa: Aktivitas siswa menunjukan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II dalam mengikutipembelajaran, rata-rata dalam kategori baik dan sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena kelemahan-kelemahan disiklus I dapat diminimalisir. Siklus I memperoleh presentase rata-rata 82,5 % dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan presentase rata-rata sebesar 92 %. (3) Aktifitas Guru : aktivitas guru pada pelaksanaan KKM menurut peneliti dalam kategori baik pada siklus I dan kategori sangat baik pada siklus II. Siklus I memperoleh presentase ratarata 83,3 % dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan presentase rata-rata sebesar 87,5 %. IV. PENUTUP Kesimpulan Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama dua siklus dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode diskusi yang mengalami peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Kabinuang. Dari Pra Tindakan Siklus I dan Siklus II, berdasarkan peningkatan tersebut daya serap klasikal Pra Tindakan ke Siklus I sebesar 33,33% dan daya serap individu 47,33% pada siklus II ketuntasan klasikal 40% dan Daya Serap Individu 51,33%. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunaan metode diskusi kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi. Adapun bagian dari kesimpulannya adalah selama pembelajaran di kelas menggunakan metode diskusi merupakan cara yang paling praktis yang tidak memerlukan persiapan yang rumit, namun kenyataannya memudahkan bagi guru tapi rumit bagi siswa dan hasil yang diperoleh masih sangat minim.
79
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Saran Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah: (1) Dalam melakukan penelitian melalui penerapan metode diskusi perlu diadakan persiapan yang maksimal agar pencapaian hasil belajar dapat sesuai yang diharapkan. (2) Pembelajaran dengan metode diskusii memerlukan banyak waktu, maka dalam pelaksanaannya peneliti diharapkan dapat mengefektifkan waktu dengan sebaik-baiknya. (3) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik. DAFTAR PUSTAKA Arikonto (2006), Sains SD Kelas 5. Jakarta Erlangga. Anwar (2005), Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. UUP PGSD Makassar: FIP UNM. Jamarah (2000). Asas-Asas Kurikulum. Cet,II; Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar (2008), Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Herman (2008), Senang Belajar Pengetahuan Alam untuk Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimyanti (2003), Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika.
80