1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN 2 BUNGKU Tauhid Azis Email : tauhid,
[email protected] Charles Kapile Email :
[email protected] Rizal Email :
[email protected] Abstrak : Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Bungku. Subyek penelitian melibatkan 29 siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Hasil penelitian, pra tindakan presentase ketuntasan hanya mencapai 48,27% dan daya serap klasikal 61,79% dengan nilai rata-rata 6,17, hasil penelitian siklus I dengan persentase ketuntasan yiutu 62,0676 dandaya serap klasikal 64,72%. Meningkat pada tindakan siklus II dengan pasentase ketuntasan klasikal 100% dan daya serap klasikal 68,82%. Presentasi ketuntsanbelajar klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 37,94%. Rata-rata nilai pada proses kagiatan guru dan siswa dalam penelitian ini masuk dalam kategori baik dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwadengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa bias V SDN 2 Bungku. Kata Kunci : Hasil belajar, Metode Inquiri. Abstract : The problem in this research is the low class V student learning outcomes in subjects aim of this study is to improve the learning outcomes of students of class V SDN 2 Bungku. Subjects study involved 29 students enrolled in the academic year 2016/2017. This study research design Kemmis and Mc. Taggart consisting of two cycles. At each cycle held two meetings. The results of the study, the percentage of pre-action completeness only reached 48.27% and 61.79% absorption classical with an average value of 6.17, the first cycle of research results with the percentage of completeness yiutu 62.0676 and absorption of classical 64.72%. Increased in the second cycle of the pasentase classical completeness 100% and 68.82% classical absorption. Presentation ketuntsan classical study of the first cycle to the second cycle of 37.94%. The average value of the process kagiatan teachers and students in this study into the category of either of these results it can be stated that the method of inquiry can improve student learning outcomes IPS bias V SDN 2 Bungku. Keyword : Learning Outcomes, Inquiry Method. Pembelajaran sebagai perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh murid. Pengajaran bisa dikatakan berjalan dan berhasil dengan baik bila guru
2
mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama is terlibat di dalam proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi. Bila kita ingin agar seseorang mau belajar terus sepanjang hidupnya maka pembelajaran di sekolah harus merupakan pengalaman yang menyenangkan baginya. Apabila murid-murid berbeda secara individual dalam cara belajar perbedaan individual ini harus dipertimbangkan dalam strategi mengajar agar setiap anak dapat sepenuhnya menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Penyelenggaraan pendidikan berfokus pada Pembelajaran. yakni suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran terdapat sejuinlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com). Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai basil belajar yang maksimal melalui berbagai pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kajian yang mendalam terhadap berbagai komponen dalam proses pembelajaran. Komponen yang dimaksud adalah siswa sebagai subyek belajar, guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam belajar dan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan siswa untuk belajar. Keterkaitan antar komponen ini hendaknya mendapat perhatian yang serius dari menyelesaikan tugas yang
3
diberikan dan dapat mengembangkan pengatahuan siswa. Dengan demikian peranan seorang guru sangat penting dalam hal ini. Guru hams bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dan dapat dipahami siswa dengan baik sehingga IPS menjadi pelajaran yang diminati dan dikuasai oleh siswa. Seorang guru juga perlu memberikan bimbingan belajar terhadap siswa baik yang memiliki kognitif yang tinggi maupun yang rendah. Mengatasi masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicaiikan strategi baru sebagai alternatif pemecahannya dan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Strategi baru tersebut adalah dengan melalui metode inkuiri agar siswa lebih memahami dan man mencari tahu sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan judul, Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode Inkuiri diKelas V di SDN 2 Bungku. Guru di dalam mengimplementasikan materi pelajaran. Persoalan mendasar adalah banyak kalangan pelajar yang menganggap bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan, karena mereka harus duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran IPS, khususnya di sekolah dasar (SD) yang menganjurkan guru IPS perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode, keterampilan dan strategi dalam pembelajaran, sehingga dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dengan maksimal. Salah satu carauntuk mengatasi agar pengajaran IPS tidak monoton dapat digunakan metode Inkuiri. Tujuan dan Metode inkuiri pada mata pelajaran IPS dapat mendorong keaktifan siswa dalam belajar, sebab mereka akan mencari tahu tugas-tugas yang diberikan oleh guru baik dan buku, bertanya kepada orang tua maupun ke interne dan tentunya hal ini akan membuat mereka mandiri dalam Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode inkuiri Kelas V di SDN 2 Bungku. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian yang bersifat spiral, dengan jelas digambarkan oleh Hopkins (1985) dalam Muslich (2009: 150). Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V di SDN 2 Bungku. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V berjumlah 29 siswa, terdiri thrill siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki yang terdaftar pada tahun ajaran 18 2016/2017. Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap
4
pelaksanaan tindakan. 1) Tahap pra tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: Melakukan Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Melaksanakan/menilai tes awal. 2) Tahap pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, tahap sildus terdiri dan empat fase: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif 1) Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa menyelesaikan soal yang terdiri dari hasil tugas siswa, hasil tes awal dan tes akhir, serta data observasi yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. 2) Data kualitatif yaitu data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPS yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Teknik Analisis Data Analisis Data Kualitatif Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi catatan lapangan dan pemberian tes bertahap Adapun tahap-tahap analisis data menurut Mulles dan Huderman (Muchlis, 2010:91) adalah sebagai berikut: Mereduksi data, adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Penyajian data, dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan, adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dan dianalisis dalam bentuk persentase (Depdiknas, 2005: 37), yang dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase nilai rata-rata (NR) = Jumlah skor x 100% skor maksimum
5
Analisis Data Kuantitatif Data kuntitatif diperoleh dari tes awal, tes akhir tindakan. Data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus menurut Suryanto (2008:65) sebagai berikut: Persentase daya serap individu Daya Serap Individu (DSI) = Skor yang diperoleh siswa x 100% skor maksimum soal Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu > 65%. Ketuntasan Belajar secara Klasikal (K) = Skor yang diperoleh siswa x 100% skor maksimum soal Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika minimal 80% siswa yang telah tuntas. Indikator Kinerja Indikator Kualitatif Indikator keberhasilan kualitatif pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini jika dalam proses pembelajaran diperoleh hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa berdasarkan lembar pengamatan minimal rata-rata dalam kategori baik 75%
Aspek Perolehan
Skor tertinggi Skor terendah Jumlah Siswa . Banyak siswa yang tuntas Presentase tuntas klasikal Presentase daya serap klasikal
Hasil 70 40 29 14 48,27% 61,79%
6
7
6,17 Rata-rata hasil belajar Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal pra tindakan menunjukkan nilai tertinggi 70 dan
nilai terendah 40 dan 29 siswa hanya 14 siswa yang dinyatakan tuntas secara individu, sehingga presentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 48,27% dan daya serap klasikal 61,79% dengan nilai rata-rata 6,17. Hasil pra tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan utuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode inkuiri yang telah dipilih. Tindakan Siklus I Perencanaan Tindakan Siklus I Setetelah melakukan observasi awal, selanjutnya peneliti membuat perencanaan tindakan siklus I sebagai berikut : 1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan penerapan metode inkuiri. 2. Membuat rencana pelaksanaan pemebelajaran 3. Membuiat lembar observasi aktifitas siswa dan obsevasi aktifitas guru. 4. Membuat tes diakhir tindakan siklus I. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan dikelas V SDN 2 Bungku dengan materi Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenimpakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia . Pada pelaksanaan tindakan ini di terapkan metode inkuiri dengan mengikuti skenario pembelajaran dan rencana pembelajaran. Selanjutnya pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru siklus I. Observasi dilakukan oleh observer dengan cara mengamati kegiatan siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Aktivitas Siswa Siklus I Aktivitas siswa selama pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode inkuiri di kelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi alctivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus Tahap
Aspek Yang Diamati Siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Awal Menyiapkan alat tulis dan buku pembelajaran
Skor
Skor
Pertemuan Pertemuan 2I
II 3
3
3
7
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Antusias dalam pembagian kelompok Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diajrkan dengan metode inkuiri Mencatat penjelasan guru terkait materi yang dijelaskan guru dengan metode inkuiri
Intl
Menanyakan hal-hal yang belum dipahami
Akhir
Mengkaji materi yang ada dibuku paket Berdiskusi sesama teman kelompok dan saling bertukar informasi Aktif dalam berdiskusi dalam kelompok Mempresentasikan hasil diskusi terkait materi yang telah di telaah dalam buku paket Menanggapi hasil presentase kelompok lain Mengerjakan tes evaluasi Menyimpulkan hasil diskusi Mencatat tugas-tugas yang diberikan Jumlah
3
3
3 3
3 3
3
3
3
3
2 3
3 3
2 3
3 3
2 3 2 3 40
3 3 3 3 45
Berdasarkan data hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 2 pada pertemuan I diperoleh skor 40 dan pertemuan II diperoleh Skor 45 dari skor maksimal 60. Sehingga dari hasil pengolahan data diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada prtemuan I adalah 66,66% yang dikategorikan kurang dan pertemuan II 75 % yang dikategorikan cukup. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan tindakan dibawah menunjukan bahwa aktifitas siswa dari pertemuan I dikategorikan kurang dan pertemuan H berada dalam kategori cukup. Aktivitas Guru Siklus I Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode inkuiri. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru, untuk pertemuan I diperoleh skor 56 dan pertemuan II diperoleh skor 62 dari skor maksimal 84. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 66,66% yang dikategorikan kurang dan pertemuan II 73,81 % yang dikategorikan cukup. Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang sama pada siklus I dengan aktivitas guru pertemuan I masih kurang dan pertemuan II diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan berada dalam kategori cukup. Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah hasil pelaksanaan siklus I dengan menerapkan metode pilihan ganda dengan soal sebanyak 5 nomor. Hasil analisis tes for matif siklus I secara singkat dapat dilihat pada
8
Tabel 3 Tabel 3 Hasil Analisis Tes Siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 80 2 Skor terendah 40 3 Jumlah Siswa 29 4 Banyak siswa yang tuntas 18 5 Presentase tuntas klasikal 62,06% 6 Presentase daya serap klasikal 64,72% 7 Rata-rata hasil belajar 6,47 5 Berdasarkan basil tes belajar siswa pada tindakan siklus diperoleh skor tertinggi 80, skor terendah 40 dan nilai rata-rata 6,47. Dari 29 siswa, siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 62,06%, dan persentase daya serap klasikal 64,72%. Perolehan hasil belajar pada tindakan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan kinerja yang ditetapkan yaitu minimal 65 untuk nilai rata-rata dan 80% yang diterapkan di SDN 2 Bungku, sehingga penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus II. Refleksi Siklus I Berdasarkan basil observasi aktivitas siswa dan guru siklus I. Hasil tes tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I ini digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil evaluasi siklus I yaitu : Hasil tindakan siklus I yang dinilai dari observasi kegiatan aktivitas guru dan siswa rata-rata masuk dalam kategori cukup Siswa masih banyak yang belum tertib dalam pembelajaran dan motivasi yang diberikan guru belum membuat siswa fokus dan mengerti dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan metode inkuiri. Guru belum begitu maksimal dalam pemberian motivasi, belum maksimal dalam penguasaan penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS kelas V. Hasil refleksi siklus I ini dijadikan dorongan guru/peneliti untuk lebih meguasai pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri, guru harus menjadi motivator yang baik agar siswa terkesan dan motivasi belajar lebih fokus dan siswa mengerti dengan konsep-konsep pembelajaran. Tindakan Siklus II Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkian hasil refleksi siklus I, maka dilakukan tindakan siklus II dengan perencanaan sebagai berikut : 1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan penerapan metode inkuiri.
9
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi menghargai 3. berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa 4. Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, 5. serta kegiatan ekonomi di Indonesia. 6. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan obsevasi akifitas guru. 7. Membuat tes diakhir tindakan siklus I. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan di kelas V SDN 2 Bungku dengan materi menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Pada pelaksanaan tindakan ini diterapkan metode inkuiri dengan mengikuti rencana pembelajaran. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan obsevasi terhadap aktifitas siswa dan guru. Observasi dilakukan observer dengan cara mengamati kegiatan siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Aktivitas Siswa Siklsu II Aktivitas siswa selama pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode inkuiri di kelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan data hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 4.5 untuk pertemuan I diperoleh skor 44 dan pertemuan II diperoleh sklor 59 dari skor maksimal 60. Dan hasil pengolaan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 73,33 % yang dikategorikan cukup dan pertemuan II adalah 98,33 % dikategorikan sangat baik. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan tindakan seperti pada siklus II menunjukan bahwa aktifitas siswa pertemuan I berada dalam kategori cukup dan pertemuan II berada dalam kategori sangat baik. Aktivitas Guru Siklus II Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode inkuiri. Berdasarkan data hasil observasi aktifitas guru, untuk pertemuan I diperoleh skor 62 dan pertemuan II diperoleh skor 83 dan skor maksimal 84. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 73,81% dikategorikan cukup dan pertemuan H adalah 98,81% dikategorikan sangat baik. Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang sama pada siklus II maka dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada pertemuan I berada dalam kategori cukup dan pertemuan II berada dalam kategori baik
10
Hasil Belajar Siswa Sikluss II Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan metode diskusi, kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang merupakan akhir siklus II. Soal dalam tes formatif yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda, dengan soal sebanyak 5 nomor. Berdasarkan hasil analisis tes belajar siswa siklus II diperoleh skor tertinggi 80, skor terendah 65, tindakan siklsu II ini semua siswa telah tuntas dengan nilai rata-rata 6,8, dengan persentase ketuntasan klasikal 100% dan daya serap klasikal 68,82%. Hasil tes siklus II telah memenuhi KKM 80 yang diterapkan di SDN No.2 Bungku. Refleksi Siklus II Refleksi tindakan siklus II, berdasarkan data yang diperolah dari hasil observasi aktifitas siswa dan guru, masuk dalam kategori rata-rata baik dan hasil tes siklus II nilai yang diperoleh rata-rata 6,8 mencapai minimal DSK 65, guru berhasil dalam pemberian motivasi pada siswa sangat baik sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa dan guru berhasil menguasai penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPS. PEMBAHASAN Metode inkuiri merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan saling bekerjasama. Penerapan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPS sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan alam dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Bungku. Dan semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas guru, aktivitas siswa, dan analisis tes hasil belajar siswa setiap akhir siklus I dan siklus II, tampak terjadi peningkatan dan mencapai indikator yang ditentukan. Metode inkuiri merupakan cara belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan m enggunakan pola berpikir kritis . Seperti yang didefinisikan oleh Oemar Hamalik (2001:63) bahwa; "Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa, dimana kelompok siswa ( Inquiri ) ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan maelalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok." Pengajaran inkuiri menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu isu atau pertanyaan. Dengan dmikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok. Manfaat Metode Inkuiri Menurut Kartawisatra (1980:12-13) bahwa manfaat penggunaan metode inkuiri adalah 1). Dapat membangkitkan gairah siswa, misalnya siswa merasakan jerih
11
payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan. 2). Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuanya sendiri. 3). Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak penyediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa. Seandainya siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan. 4). Pengetahuan yang diperoleh dari metode pengajaran ini sangat pribadi sifatnya dan merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer. 4). Metode pengajaran ini meyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga siswa merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus. Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 2 Bungku mata pelajaran IPS, telah membuktikan pendapat para ahli dengan adanya peningkatan hasil belajar disetiap sildus tindakan penelitian tindakan kelas. Pada pembalajaran ini, siswa dilatih untuk memahami pelajaran dengan belajar bersama teman. Pembelajaran dengan metode inkuiri yang diterapkan melibatkan siswa dan menarik perhatian siswa, sehingga siswa turut aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk menambah aktifitas siswa, guru menyediakan LKS atau lembar hasil pengamatan, serta siswa diberikan kesempatan membacakan hasilnya di depan kelas. Peningkatan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: Hasil obsevasi aktifitas siswa dan guru, serta hasil analisis tes fonnatif pada siklus I dan sildus II tampak terjadi peningkatan yang cukup balk. Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri cukup efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga berdampak hasil belajar siswa yang lebih baik. Berdasarkan hasil obervasi aktifitas siswa tindakan siklus I pertemuan I diperoleh presentase rata-rata sebesar 66% yang dikategorikan kurang. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran dengan metode inkuiri sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan terhadap permasalahan yang mereka temukan pada saat kegiatan diskusi berlangsung. Pada pertemuan II diperoleh persentase rata-rata aktifitas siswa sebesar 75% yang dikategorikan cukup dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktifitas siswa disebabkan siswa lebih aktif dalam memberikan pertanyaan dan tanggapan dari kegiatan praktek yang telah dilakukan siswa. Walaupun secara keseluruhan proses untuk melakukan praktek dalam pembelajaran dengan metode inkuiri masih didominasi oleh guru. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru tindakan siklus I pertemuan I diperoleh
12
persentase nilai rata-rata sebesar 66,66%. Ini dapat dikategorikan kurang. Pada pertemuan II diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 73,81%. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I berada dalam kategori cukup dan terjadi peningkatan tiap pertemuannya. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II pertemuan I diperoleh persentase nilai rata-rata siswa sebesar 73,33%. Ini berarti aktifitas siswa dalam kategori cukup. Hal ini desebabkan karena suda mulai termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. pada pertemuan II diperoleh persentase nilai ratarata aktifitas siswa sebesar 98,33%. Aktifitas siswa berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktifitas siswa dari peretmuan I ke pertemuan disebabkan karena siswa lebih termotivasi untuk lebih ingin mengetahui konsepkonsep pembelajaran baik dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam menaggapi setiap pertanyaan lebih kritis dan lebih memahami cara belajar dengan metode inkuiri. Berdasarkan basil observasi aktifitas guru pada siklus II pertemuan I diperoleh persentase nilai rata-rata aktifitas guru sebesar 73,81% dengan kategori cukup dan pertemuan 111 diperoleh persentase nilai rata-rata aktifitas guru sebesar 98,81% dengan kategori sangat baik. Ini menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru pada tiap pertemuan. Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktifitas guru siklus I dan siklus II menunjukan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk memperbaiki cara mengajar dan menguasai cara-cara penerapan metode inkuiri yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS dikelas V SDN 2 Bungku sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran ini merupakan inti dari metode pembelajaran yang diterapkan. Hasil pra tindakan sebelum metode inkuiri diterapkan guru/peneliti memberikan tes awal. Hasil tes awal pra tindakan menunjukkan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 40. Dari 29 siswa hanya 14 siswa yang dinyatakan tuntas secara individu, sehingga presentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 48,27% dan daya serap klasikal 61,79% dengan nilai rata-rata 6,17. Hasil pra tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan utuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode inkuiri yang telah dipilih. Berdasarkan hasil analisis tes belajar siklus II telah diterapkan metode inkuiri, dari 29 siswa pada tindakan siklus I siswa yang tuntas secara individu adalah 18 siswa, dengan diperoleh persentase ketuntasan klasikal 62,06% dan daya serap klasikal 64,72% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 6,47. Persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 65% (DSK) dan 80% (KBK). Meningkatnya persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I ini
13
disebabkan karena siswa mampu menjawab beberapa soal dari basil pembelajaran dengan metode inkuiri yang diterapkan guru, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum menjawab soal tes yang diberikan guru dengan benar hal ini. Berdasarkan hasil evaluasi pada tindakan siklus I dan basil refleksi, guru/peneliti melakukan perbaikan pada siklus II yaitu guru memaksimalkan penguasaan metode inkuiri, memotivasi, membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran karena guru berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator. tindakan ini memberikan hasil yang baik. Terlihat dan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan nilai rata-rata basil belajar siswa mencapai 6,8% dengan hasil persentase ketuntasan klasikal sebesar 100% dan daya serap klasikal 68,82%. Tindakan siklus II ini semua siswa mendapatkan hasil belajar yang sesuai harapan guru dengan tuntas seluruh secara inidividu dan secara ketuntasan klasikal. Hasil belajar tindakan siklus II yang naik 37,94% ini, bahwa siswa telah mengerti dengan konsep-konsep pembelajaran IPS kelas V dan dengan mudah siswa mengerti dalam materi pembelajaran IPS kelas V. metode inkuiri sangat membantu guru dalam pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri semua siswa terlibat aktiv dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dikelas tidak membosankan siswa karena siswa mencari jawaban sendiri dengan bersdiskusi dengan temanOteman serta guru memandu dengan baik sesuai dengan konsepkonsep metode inkuiri yang diterapkan pada pembelajaran IPS. Berdasarkan basil evaluasi pada siklus II yaitu guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran karena guru berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator yang baik terhadap siswa kelas V SDN 2 bungku. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik. Sehingga meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II ini disebabkan karena siswa mampu menjawab beberapa soal tes yang diberikan guru, serta aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru masuk dalam kategori rata- rata baik. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas V SDN No.2 Bungku untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS melalui metode inkuiri yang dilakukan sebanyak dua siklus, hasil penelitian siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal 62,06% dan daya serap klasikal 64,72%. Meningkat pada tindakan siklus II dengan hasil persentase ketuntasan klasikal 100% dan daya serap klasikal 68,82%. Rata-rata kativitas kegiatan guru dan siswa dalam penelitian ini masuk dalam kategori baik. Disimpulkan bahwa dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Bungku. Siswa hams lebih giat belajar untuk mempertahankan prestasi yang telah didapat dan
14
terus mengembangkan ide-ide yang baik. Guru harus lebih tepat dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan para siswa. Kepala sekolah terus meningkatkan kinerja para guru.Peneliti lain hasil dari penelitian ini dapat dijadikan reverensi untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, (2007). Psikologi Sosial, Semarang : Rineka Cipta. Adi Suryanto, (2008). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas. Terbuka. Ahmad, Susanto (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asra, Sumiati. (2007). Metode Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Dananjaya, Utomo. (2011). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada. Media Grup.
15
16
17