PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP BENDA DAN SIFATNYA DI KELAS IV SDN Bintaro 02 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
EKA SUKMAWATI 109018300071
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ABSTRAK Eka Sukmawati, “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Benda dan Sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02 (Quasi Eksperimen)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep benda dan sifatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Bintaro 02. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 30 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 30 siswa. kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode eksperimen, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan metode eksperimen diperoleh thitung 8,799 dan ttabel sebesar 2,000. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci: Metode Eksperimen, hasil belajar IPA siswa
i
ABSTRACT Eka Sukmawati, “The Effect of Method Experiment Approach IPA Against Student Result on the Material and it’s Characters Concept at Students of Year IV Bintaro 02 State Elementary School (Quasi Experiment)”. Thesis, Learning Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Fakulty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta The aims of this research is to determine the effect of Method Experiment approach Againts Student Result on the concept of benda dan sifatnya. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary schools Bintaro 02. The sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 30 students and a control group totaling 30 students too. The experimental group was taught to approach the method experiment, whereas the control group was taught in the conventional group. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the “t-test” with performed on a 95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught science approach to method experimen tvalues of 8,799 and t count ttable of 2,000 It can be concluded that there was a significant effect between method exsperiment approach of student learning outcomes.
Keywords: Experiment Methods approach, IPA Students Learning Outcomes
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Benda dan Sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, P.hd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi M.Ag, Ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Raudah. M.Pd, selaku dosen penasehat akademik program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya. 4. Dr Khalimi M.Ag, dosen pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
iii
iv
5. Sugeng S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Bintaro 02 yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. 6. Seluruh Dewan Guru, Staf dan siswa-siswi SDN Bintaro 02, yang telah banyak membantu selama proses penelitian berlangsung. 7. Teristimewa untuk orang tua tercinta, Bapak Junaedi dan Ibu Soekatmi, yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan yang tiada henti-hentinya. Tak akan mampu penulis membalas segala pengorbanan kalian. 8. Siti Rayatul Murtapiah, adik tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat kepada penulis. Tak akan mampu penulis membalas segala pengorbanan kalian. 9. Okeu Ikhsan, sahabat setiaku yang selalu membantu, memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Gunawan, Akhbar Gunawan Aska, Imam Hanafi, Fadhliyah Rahmawati, Rachma Nurfithriyah, Letvia Hasanah, Hanifah Balqis yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu khususnya teman-teman PGMI B angkatan 2009, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, Juli 2016 Penulis,
Eka Sukmawati
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………. i ABSTRACT…………………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR ......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ A.
Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C.
Pembatasan Masalah .................................................................. 7
D.
Rumusan Masalah ...................................................................... 8
E.
Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F.
Kegunaan Penelitian.................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................ A. Deskripsi Teoritis ....................................................................... 9 1. Sains/IPA .............................................................................. 9 a. Pengertian Sains/IPA.......................................................... 9 b. Hakikat Sains/IPA.............................................................. 10 c. Tujuan Pendidikan Sains/IPA............................................. 15 2. Metode Eksperimen............................................................... 16 a. Pengertian Metode Eksperimen.......................................... 16 b. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eksperimen............... . 17 c. Karakteristik dan Pengalaman Belajar .............................. . 18 d. Manfaat Dan Tujuan Metode Eksperimen......................... . 19 e. Langkah-Langkah Metode Eksperimen............................. . 19
vi
3. Hasil Belajar............................................................................ 22 a. Pengertian Hasil Belajar...................................................... 22 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar....................... 26 4. Konsep Benda dan Sifatnya .................................................... 27 B. Penelitian yang Relevan............................................................. 29 C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 31 D. Pengajuan Hipotesis .. ............................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... ... A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... . 33 B. Metode Peneltian ........................................................................ 33 C. Desain Penelitian ......................................................................... 33 D. Populasi Dan Sampel .......... ......................................................... 34 E. Variabel Penelitian ....................................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36 G. Instrumen Penelitian.................................................................... 36 Uji Coba Instrumen................................................................... 1. Uji Validitas Instrumen ........................................................
38
2. Reliabilitas Instrumen ............................................................ 40 3. Tingkat Kesukaran ................................................................. 41 4. Daya Pembeda........................................................................ 42 H. Teknik Analisis Data................................................................... 43 1. Uji Prasyarat Analisis Data................................................... a. Uji Normalitas................................................................... . 43 b. Uji Homogenitas.............................................................. .. 44 2. Pengujian Hipotesis................................................................ 46 I.
Hipotesis Statistik........................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ . A. Deskripsi Data.............................................................................. 48 B. Hasil Data Tes ............................................................................ . 49 C. Hasil Analisis Data Tes.............................................................. 54
vii
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data........................................ 54 a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest.................................. 55 b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest............................. 55 2. Pengujian hipotesis................................................................ 56 D. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ . A. Kesimpulan ................................................................................ . 64 B. Saran............................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... . 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................
viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Karakteristik dan Pengalaman Belajar dalam Metode Eksperimen ... 18 Tabel 3.1 : Desain Penelitian ............................................................................... 34 Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar .............................. 37 Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas ............................................................................. 39 Tabel 3.4 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ............................................................. 41 Tabel 3.5 : Hasil Uji DayaPembeda ..................................................................... 42 Tabel 3.6 : Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2) .......................................... 44 Tabel 4.1 : Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ........................................ 49 Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol ............................................... 50 Tabel 4.3 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 51 Tabel 4.4 : Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ....................................... 52 Tabel 4.5 : Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol.............................................. 53 Tabel 4.6 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 54 Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ................................................ 55 Tabel 4.8 : Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest ........................................... 56 Tabel 4.9 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen .................................................................................... 57 Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ........................................................................................... 58
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir ........................................................................... 32 Gambar 4.1 : Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ................... 49 Gambar 4.2 : Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Kontrol ......................... 50 Gambar 4.3 : Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ................. 52 Gambar 4.4 : Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Kontrol ........................ 53
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama. ..............................70 Lampiran 2 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ..................................79 Lampiran 3 : RPP Kelas Eksperimen Petemuan Ketiga ...................................89 Lampiran 4 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Keempat ..............................98 Lampiran 5 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ......................................107 Lampiran 6 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua .........................................114 Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Pertama .........................121 Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Kedua........................... 127 Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Ketiga ...........................134 Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Keempat .......................140 Lampiran 11 : Kisi-Kisi Instrumen.................................. ...................................145 Lampiran 12 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ..............165 Lampiran 13 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .....................169 Lampiran 14 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen .............173 Lampiran 15 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ....................177 Lampiran 16 : Perhitungan Uji Homogenitas Tes Pretest ..................................181 Lampiran 17 : Perhitungan Uji Homogenitas Tes Posttest .................................183 Lampiran 18 : Perhitungan Uji Hipotesis............................................................185 Lampiran 19 : Hasil Uji Program Anatest Lampiran 20 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 21 : Lembar Uji Referensi Lampiran 22 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 23 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran 24 : Soal pretest dan posttest Lampiran 25 : Biodata Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan bidang ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang ada di kehidupan kita. Fenomena alam dalam IPA dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat kejadiannya. 1 Selain itu, IPA berhubungan dangan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, Oleh sebab itu pembelajaran IPA memerlukan kegiatan penyelidikan, baik melalui observasi maupun eksperimen.2 Agar tujuan pembelajaran IPA dapat berhasil, guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak, mengembangkan sikap serta perilaku kreatif dan inovatif pada siswa. Suasana belajar seperti yang telah dipaparkan dapat diperoleh melalui belajar penemuan konsep yang ditunjang dengan adanya sumber belajar, antara lain berupa peralatan IPA untuk melakukan kegiatan percobaan atau pengamatan. Apabila pembelajaran
IPA SD/MI
menggunakan
peralatan
IPA
maka diharapkan pembelajaran menjadi lebih efektif, menarik dan memotivasi siswa sehingga siswa lebih cepat dan mudah memahami suatu konsep.3
Untuk membantu terciptanya
pembelajaran yang efektif, menarik dan penuh motivasi maka diperlukan berbagai upaya perbaikan
pembelajaran. Salah satu
upaya yang harus dilakukan adalah
dengan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Kenyataannya,
dalam
pembelajaran
IPA
di
sekolah,
guru
hanya
menyampaikan konsep-konsep IPA secara verbal. Siswa tidak dibiasakan melakukan percobaan dengan alat maupun bahan, sehingga siswa tidak memiliki pengalaman belajar secara langsung. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya secara mandiri. Oleh karena itu siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan daya pikir dan kreativitasnya. Akibatnya siswa kurang 1
Joko Budi Poernomo, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Praktikum Terbimbing Untuk Mewujudkan Hasil Belajar Berkarakter, Phenomenon Jurnal Pendidikan MIPA Vol. 1, Nomor 1, Juli ( Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011 ), h.141 2 Ibid 3
I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda. “Hakikat IPA dan Pendidikan IPA” ( Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga kependidikan Ilmu Pengetah uan Alam (PPPPTK IPA, 2009), h.18.
1
2 memahami konsep yang diajarkan guru. Masalah lainnya adalah pembelajaran IPA di sekolah tidak memperhatikan aktivitas siswa. Siswa lekas menjadi bosan dan kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, pada akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Indikator pembangunan suatu bangsa salah satunya yaitu pendidikan, pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar di zaman globalisasi seperti sekarang ini, karena kualitas kemajuan suatu bangsa dapat ditentukan dari faktor pendidikan. Memasuki abad ke-21 ini, keadaan sumber daya manusia kita sangat tidak kompetitif. Menurut catatan (Human Development Index) dalam Nurhadi dkk atau kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan ke-112. Menurut Third Mathematics and Sains Study (TIMSS), lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia melaporkan bahwa kemampuan matematika siswa SMP kita berada di urutan ke-34 dari 38 negara, sedangkan 4
kemampuan IPA berada di urutan ke-32 dari 38 negara. Dari hal tersebut di atas maka jelas terlihat bahwa hasil pendidikan matematika dan IPA di Indonesia sangat rendah dan keadaan sumber daya manusianya pun memang sangat memprihatinkan. Menurut Halimah dan Mustofah dalam Penelitian yang telah dilakukan oleh I Wayan Sukra Warpala yang menambah penguatan bahwa di dalam belajar IPA, siswa
pada
umumnya masih memiliki masalah di dalam
belajarnya, dalam hasil penelitian yang telah dilakukannya, ia mengatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar (khususnya SD) mutu pendidikan belum sesuai dengan harapan, yang tercermin dari nilai NEM IPA yang cukup rendah. Bahkan disinyalir mutu pendidikan di SD sangat rendah (kemampuan berfikir anak didik rendah dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari) dan guru belum mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.5
Berdasarkan informasi yang didapat penulis di SD Negeri Bintaro 02 pada kelas IV diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, guru masih 4
Retno Widyaningrum “Strategi Pengajaran Yang Berasosiasikan Dengan Pembelajaran Kontekstual ”, Cendekia Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, vol .3, 2005, h.1-2 5 I Wayan Sukra Warpala “Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual DalamPengajaran IPA Di Sekolah Dasar Dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah” , Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja No. 3, 2003, h.149
3 menggunakan metode pembelajaran konvensional dan nilai ulangan harian yang didapat siswa pada umumnya masih berada pada kriteria yang masih rendah, kebanyakan dari nilai mereka masih berada di bawah kriteria yang telah ditentukan yakni 60. Dari hal tersebut, maka dengan demikian diperlukan adanya solusi dan pembenahan diri dari praktek pendidikan yang berlangsung sekarang ini untuk bisa memperbaiki hasil belajar yang dicapai oleh siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA. Pendidikan, diartikan dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.6 Dengan demikian, dari pengertian pendidikan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah proses pembentukan nilai karakter yang di dalam proses pembelajarannya akan selalu melibatkan dua pelaku aktif di dalamnya, yakni siswa dan guru, siswa sebagai subjek dari pembelajaran itu sendiri sedangkan guru sebagai orang yang merancang serta merencanakan skenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan agar proses pembelajaran bisa terwujud dengan baik dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga siswa bisa secara aktif mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka masing- masing. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar
mengajar merupakan
suatu kegiatan yang paling pokok, hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian
tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar itu dirancang dan dijalankan secara profesional.7 Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 8 Akan tetapi dalam mewujudkan keberhasilan suatu proses 6
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. (Bandung: Alfabeta, 2009), h.42 7 Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno.” Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum & Konsep Islami”. (Bandung:PT.Refika Aditama,2007), h. 8 8 Ratna Yudhawati dan Danny Haryanto, “Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan”(Jakarta: Prestasi pustaka, 2011), h.14
4 pembelajaran tidaklah mudah, terdapat banyak sekali faktor yang berpengaruh di dalamnya yang harus diperhatikan. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran yang biasa ditemui satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru itu sendiri di dalam praktek pengajarannya.
Salah satu solusi konkrit dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah perlu diterapkan pembelajaran dengan menggunakaan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, mengalami suatu proses,
mengamati
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba, mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.9 Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreativitas. Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan-kegiatan mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan, berusaha mencari dasar teori yang relevan, mengamati percobaan, menganalisis dan menyajikan data, menyimpulkan hasil percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan). Metode eksperimen bertujuan agar siswa mampu dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapi dengan melakukan percobaan sendiri. selain itu siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah, dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dan teori sesuatu yang dipelajari. Berkaitan dengan penerapan metode eksperimen, peneliti-peneliti sebelumnya telah membuktikan bahwa metode eksperimen memang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang penelitian yang telah
dilakukan
dicapai
oleh
oleh
siswa. Diantaranya
adalah
Immaratul Izzah. Menurutnya, dari hasil
wawancara yang didapatnya dengan guru yang mengajar di tempat penelitiannya itu, terdapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa, 9
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 ), cet.3, h. 84.
5 diantaranya yang pertama, pembelajaran masih tidak efektif dan
efisien
karena
masih bersifat konvensional dimana siswa ditempatkan sebagai obyek yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, siswa itu tidak dapat mengembangkan sikap ilmiahnya. Kedua, siswa mengalami kesulitan dalam memperoleh gambaran konkrit tentang konsep materi (konsep energi dan
perubahannya), pembelajaran bersifat
abstrak dan
nyata
tidak
mengkaitkan
dunia
siswa. Ketiga, pembelajaran
membosankan karena kurang tantangan. Keempat, terlihat nilai UTS yang rendah. Setelah
dilakukan
penelitian
dengan perencanaan yang matang dan dengan
pemilihan metode yang tepat, yakni metode eksperimen dan dengan pembagian kelompok yang bervariasi di dalam proses pelaksanaannya sehingga dapat mendorong siswa untuk bisa belajar bekerjasama dengan baik di dalam
kelompoknya, dia
menyimpulkan bahwa dengan penerapan metode eksperimen maka
dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.10 Penelitian yang sama bahwa metode eksperimen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa juga pernah dilakukan oleh Astri Risdiana. Dia melakukan penelitian ini disebabkan karena berdasarkan hasil observasi yang didapatnya, dia mengungkapkan berbagai masalah yang terdapat di dalam proses pembelajaran IPA, antara lain belum dapat mengembangkan kreativitas pemikiran
dan
memberikan
pengalaman langsung pada siswa
selama
proses
pembelajaran dan selain itu juga hasil belajar IPA yang masih rendah. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, aktifitas siswa di dalam proses pembelajaran
dapat
terlibat
secara
aktif
dan
hasil
belajar
siswa dapat meningkat. Dari hasil penelitiannya itu, ia menyimpulkan bahwa metode eksperimen memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.11 Metode eksperimen bisa diterapkan pada beberapa pembahasan materi mata pelajaran IPA, salah satunya adalah wujud benda dan sifatnya. Wujud benda dan sifatnya merupakan salah satu materi yang diberikan di kelas IV semester ganjil, materi ini mempelajari tentang berbagai macam wujud benda yang ada di bumi, yang dimana 10
Immaratul Izzah, “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2012), h .3, tidak dipublikasikan 11 Astri Risdiana, “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Pada Materi Gerak Benda Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri I Mireng Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012” Skripsi diakses pada 22 Februari 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/9881/1/cover%20-%2008108244132.pdf.
6 diketahui bahwa terdapat tiga (3) wujud benda yakni benda padat, benda cair dan benda gas. Sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh Piaget yang mengatakan bahwa tahap perkembangan anak SD berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun,12 maka dalam pengajaran materi ini akan lebih
baik
lagi
apabila
disajikan dengan menggunakan media (benda) yang nyata sebagai pengamatan dan percobaan sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap
Hasil
Belajar IPA Siswa Pada Konsep Benda dan Sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02”.
A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dapat didefinisikan adalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar
mata pelajaran
IPA masih menggunakan metode konvensional dan kurang bervariasi. 2. Hasil belajar IPA siswa rendah. 3. Interaksi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. 4. Siswa cenderung hanya mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru saja, tanpa adanya kegiatan lain.
B. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan biaya, waktu dan kemampuan peneliti serta untuk memfokuskan penelitian yang akan peneliti lakukan, sehingga penelitian lebih jelas dan terarah maka peneliti hanya akan membatasi penelitian ini pada dua hal sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen 2. Hasil belajar siswa yang diukur hanya pada aspek kognitif dengan tingkatan hafalan 12
Ari Widodo, dkk, “Pendidikan IPA Di SD “ (Bandung: UPI PRESS, 2007), h.3
7 (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3) pada konsep benda dan sifatnya
di
kelas IV Semester ganjil.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02?”
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02.
E. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi siswa Siswa akan menjadi tertarik dalam mengikuti pelajaran IPA dan mendapatkan kemudahan dalam memahami materi tentang konsep benda dan sifatnya. 2. Bagi Guru Menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan materi mata pelajaran sehingga bisa membuat siswa merasa menjadi semangat dalam belajarnya. 3. Bagi Lembaga/sekolah a) Dapat memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah, yang selama ini dalam proses pembelajarannya kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif. b) Memberikan kontribusi penerapan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen kepada pihak sekolah.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Sains/IPA a. Pengertian Sains/IPA Sains/IPA adalah pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris) secara terus menerus; merupakan suatu upaya manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi kebenarannya
memanipulasi yang
dan
dilandasi
menghitung, yang dengan
sikap
dapat
diuji
keingintahuan
keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence) yang
kembali
(curiousity),
dilakukan
oleh
individu untuk menyingkap rahasia alam semesta.1Sementara itu sains menurut Nour Athiroh, dkk mengatakan bahwa sains adalah seperangkat proses sains dan sikap/nilai sains untuk menemukan pengetahuan ilmiah atau produk sains.2 Sedangkan menurut Abdullah Ali dan Eny Rahma Sains atau IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau khas/khusus,
yaitu
melakukan
observasi
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
disusun
dengan
eksperimentasi, dan
demikian
cara
yang
penyimpulan, seterusnya
kait
mengkait antara yang satu dengan cara yang lain.3 Dari pengertian sains/IPA menurut beberapa tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sains/IPA adalah suatu ilmu pengetahuan, dimana metode pembelajaran yang digunakan di dalam proses pembelarannya adalah metode
1
I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda. “Hakikat IPA dan Pendidikan IPA”(Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA, 2009), h.18. 2 Nour Athiroh, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam 1 ” (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), h. 1/1 3 Abdullah Ali dan Eny Rahma, “Ilmu Alamiah Dasar”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 0 h.18
9
10
ilmiah, dimana metode ilmiah ini bertujuan untuk mengarahkan siswa agar bisa mengembangkan segala kemampuan (pengetahuan) yang dimilikinya. b. Hakikat Sains/IPA Pada hakikatnya IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
4
1) IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep, teori, hukum, prosedur
informasi telah
tersusun secara lengkap dan sisitematis dalam bentuk buku-buku teks dan filmfilm dokumen dalam bentuk CD atau DVD yang kesemuanya dapat dianggap sebagai body of knowledge. Di dalam pengajaran IPA guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang otentik dan tidak akan
habis
digunakan, sehingga dimensi proses untuk mendapatkan ilmu IPA itu sendiri juga menjadi hal yang sangat penting. 2) IPA Sebagai Proses Makna IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang dilakukan melalui metode ilmiah. Pada anak usia SD/MI, dikembangkan secara bertahap, berkesinambungan, dengan
metode ilmiah harapan
bahwa
pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh, sehingga harapannya anakanak
SD/MI mampu melakukan penelitian secara sederhana. Pentahapan
pengembangannya disesuaikan dengan tahapan metode ilmiah meliputi: a) Melakukan pengamatan eksplorasi yang memunculkan pertanyaan atau permasalahan b) Merumuskan masalah/pertanyaan c) Mengumpulkan data melalui pengamatan maupun percobaan (eksperimen) d) Membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data.
4
Agus Sugianto, dkk. ”Lapis –PGMI. Pembelajaran IPA MI “, (Surabaya: Aprinta, 2009), h .1/12-13
11
Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut, maka diperlukan keterampilan proses, keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: 5 (1) Melakukan Observasi Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan obyek
dan hubungan
ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. (2) Interpretasi atau menafsirkan hasil pengamatan Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil
pengamatan
dengan
bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. (3) Mengelompokkan Dasar keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk ke dalam
jenis
keterampilan
ini
adalah
menggolongkan-golongkan,
membandingkan, mengkontraskan, dan mengurutkan (4) Meramalkan Keterampilan meramalkan
atau
prediksi
mencakup
keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada. (5) Keterampilan berkomunikasi Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. (6) Hipotesis Hipotesis menyatakan hubungan antara dua
variable
atau
mengajukan
perkiraan penyebab sesuatu terjadi. (7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan Termasuk ke dalam jenis
keterampilan
ini
adalah
keterampilan
menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki 5
Zulfiani, dkk. “Strategi Pembelajaran Sains” (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 53-55
12
sesuatu, dalam lembar kerja siswa (LKS) tidak dicantumkan secara khusus alatalat dan bahan yang diperlukan. (8) Menerapkan konsep atau prinsip Keterampilan ini meliputi antara lain keterampilan menggunakan konsepkonsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. (9) Mengajukan pertanyaan Keterampilan ini sebenarnya
merupakan
keterampilan
mendasar
yang
harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah yang lebih lanjut. Setiap berhadapan dengan
suatu
masalah semestinya
siswa
mengajukan
pertanyaan apakah itu? Mengapa begitu? dan Bagaimana hal itu bisa terjadi atau Bagaimana cara pemecahannya? Untuk sampai pada keterampilan ini, guru harus terlebih dahulu menunjukkan pola berfikir “Apa” – “Mengapa”– dan “Bagaimana” dalam setiap mengupas suatu masalah bersama-sama dengan siswa. (10) Keterampilan menyimpulkan Adalah keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil percobaan atau penyelidikan. 3) IPA Sebagai Pemupuk Sikap Di dalam konteks IPA, sikap dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar.6 Sikap ilmiah yang memungkinkan dapat
dikembangkan
adalah: a) Sikap mencintai kebenaran Seperti kita ketahui bahwa sains selalu mendambakan kebenaran,
yaitu
sesuai pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka selalu terlibat dalam profesi sains diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu. Sikap mencintai kebenaran manusia berlaku jujur dan objektif.
6
Agus Sugianto, op, cit h. 1/14
itu dapat mendorong
13
b) Sikap tidak purbasangka Sains membimbing kita untuk berfikir secara prasangka. Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan tersebut diuji kebenarannya sesuai kenyataan atau tidak, baru menetapkan
kesimpulan.
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap purbasangka sangat sering
menimbulkan
bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia. c) Menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak Atas kesadarannya bahwa kesimpulan yang ia dapatkan dapat berlaku untuk sementara (tidak mutlak) atau menyadari pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian yang bisa dicapai, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong. Ia tetap menyadari bahwa ada sesuatu yang tertinggal yang belum dapat diketahui. d) Keyakinan bahwa tatanan alam bersifat teratur Dengan
mempelajari
tentang
hubungan
antara
gejala
alam
akan
mendapat/menemukan adanya kaidah atau hukum-hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya, sehingga orang akan menyadari bahwa alam semesta itu telah ditata dengan teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah dapat mengatur alam semesta ini. Lain daripada itu, ia tidak akan percaya lagi pada “keberuntungan” dan “perjudian” ataupun “ramalan astrologi” ia percaya pada hukum sebab-akibat. e) Bersifat toleran terhadap orang lain Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat
tidak
mutlak
sempurna, maka ia dapat menghargai pendapat orang lain yang ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempuna untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuan. Ia
juga
tidak
bersikap
memaksakan
pendapatnya untuk diterima oleh orang lain. f) Bersikap ulet Orang-orang yang biasa berkecimpung dalam penggalian sains,
sebenarnya
mereka itu sedang mencari atau menggali kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapat kebenaran yang mereka yakin itu. Kebahagiaannya juga akan
14
bertambah apabila kebenaran yang mereka peroleh itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu, mereka tidak putus asa dan selalu berusaha mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa. g) Sikap teliti dan hati-hati Metode ilmiah memang harus dilaksanakan dengan cara yang seksama, baik dalam rasionalnya, eksperimentasi, maupun dalam
mengambil kesimpulan.
Suatu kebiasaan yang dilakukan terus menerus memang dapat masuk dalam sanubarinya dan menjadi tabiatnya. Oleh karena itu, seorang ilmuwan sains akan didorong memiliki sifat-sifat yang baik yang teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan atau dalam mengeluarkan pendapatnya. h) Sikap ingin tahu Rasa ingin tahu memang telah dimiliki oleh setiap manusia secara naluriah. Rasa ingin tahu merupakan titik awal
dari pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia. Dari pengetahuan timbul ilmu pengetahuan. Para ilmuwan ataupun mereka yang sering berkecimpung dalam bidang sains akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh, sehingga pengetahuan yang
satu
akan
menunjang
untuk
mudah
memahami yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan
tentu akan
memberi “reinforcement” untuk mendorong mereka mencari
tahu
lebih
banyak. i) Sikap optimistis Ilmuwan IPA selalu opimistis karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan. Namun, bila berhasil, temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu, ilmuwan dan limuwati sains berpendirian bahwa segala sesuatu tidaklah ada yang tak mungkin dikerjakan. Sesuatu permasalahan yang muncul dihadapinya dengan ungkapan kata-kata
15
“akan saya pikirkan”, “mari kita coba”, atau“berikan saya kesempatan”, yaitu ungkapan kata-kata dari seorang yang optimistis.
7
c. Tujuan Pendidikan Sains/IPA Pendidikan sains/IPA mempunyai beberapa tujuan. Menurut Sukarno, dkk tujuan pendidikan sains/IPA diantaranya: 1) Memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang dunia tempat
kita
hidup. Tentang bagaimana kita sebagai makhluk harus bersikap terhadap alam. 2) Menanamkan suatu sikap hidup yang ilmiah. Anak-anak harus menyadari pentingnya metode dan sikap yang biasa digunakan oleh para
ilmuwan.
Sikap ini harus dibawa dalam perjalanan hidupnya, tidak hanya dalam memecahkan soal-soal ilmiah saja. Anak-anak harus untuk melatih disiplin ilmiah dalam
mencari
atas
diberi
kesempatan
persoalannya
sendiri.
Diharapkan dengan demikian jiwa anak-anak akan terisi dengan sejumlah pengetahuan yang teratur (sains), keingintahuannya tergugah, kemahiran mengamatnya terlatih dan pendapat-pendapatnya berkembang maju. 3) Kecuali memberi pengetahuan tentang sains itu sendiri, juga memberikan keterampilan-keterampilan.
Tidak
cerdas, tetapi beberapa dari
semua
mereka
anak
mempunyai
mempunyai
bakat
otak
yang
pembawaan
kepandaian yang terletak pada tangannya, bakat-bakat keterampilan dalam menggunakan alat mekanik, kemampuan mengenai bentuk,
ukuran dan
dapat “merasakan” dengan ujung-ujung jarinya. Bakat-bakat demikian yang amat erat dengan penemuan-penemuan dan keprigelan fondasi bagi
perkembangan
industri.
Praktikum,
tangan,
adalah
percobaan-percobaan
dalam sains adalah bagian penting dalam pendidikan sains untuk mencapai tujuan ketiga ini.
7
Nour Athiroh, dkk, op.cit., h 1/17-19
16
4) Untuk mendidik anak-anak agar dapat menghargai penemu-penemu sains, pekerja-pekerja sains yang telah banyak berjasa bagi dunia dan kemanusiaan umumnya.8
2. Metode Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau
dicoba
oleh
siswa
untuk
melakukannya.9
Sementara itu menurut Nuryani Rustaman, dkk mengatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang melibatkan guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu dan mencoba mengamati proses dan hasil percobaan itu.10 Pendapat yang lain menurut Udin S Winataputra mengatakan bahwa metode eksperimen adalah metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu mengamati secara proses.
11
serta
Sedangkan menurut Assep Hery Hermawan, dkk
metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan dipelajari. Dalam proses
membuktikan
pembelajaran
melalui
sendiri
sesuatu
yang
eksperimen
siswa
diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan
dan
menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses tertentu.12
8
Sukarno, dkk. “Dasar-Dasar Pendidikan Sains” (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1981) , h. 26-27 9 Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati. ”Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan kajian PKG, MGBS,MGMP)” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1993) h 129 10 Nuryani Rustaman, dkk. “Strategi Pembelajaran Biologi”.(Jakarta:Universitas Terbuka ,2007), h .4.20 11 Udin S Winata Putra. “Strategi Belajar Mengajar” (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 4.19 12 Asep Herry Hermawan, dkk. “Belajar Dan Pembelajaran SD”, ( Bandung: UPI PRESS, 2007) , h.165
17
Dari pengertian menurut beberapa
tokoh
di
atas,
maka
dapat
dinyatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran praktik, dimana siswa dan guru secara aktif terlibat secara langsung di dalam proses pembelajarannya, mengerjakan percobaan dengan
menggunakan alat
dan bahan tertentu serta mengamati proses percobaan dan hasil percobaannya itu.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Semua metode pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, tak terkecuali metode eksperimen. Adapun kelebihan dari metode eksperimen adalah: 1) Siswa dirangsang berfikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka dan objektif. 2) Siswa dirangsang mengamati,
untuk
memiliki keterampilan proses
menginterpretasi,
merencanakan
percobaan,
mengelompokkan, menggunakan
sains,
mengajukan alat
seperti
pertanyaan,
dan
bahan,
mengkomunikasikan, dan melakukan eksperimen. 3) Siswa belajar
secara
konstruktif
tidak bersifat hafalan
sehingga
pemahamannya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama. 4) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga tidak mudah bosan. 5) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran. 6) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak. Sementara itu, kelemahan dari penggunaan
metode
eksperimen
di
dalam pembelajaran diantaranya adalah: 1) Memerlukan waktu yang relatif lama. 2) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau mahal harganya.
18
3) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang, hal ini menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikan dalam kegiatan eksperimen. 4) Siswa dituntut
terlebih
dahulu
memiliki landasan
berfikir,
sehingga
mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang diuji. 5) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium), untuk lebih leluasa melakukan eksperimen.13
c. Karakteristik dan Pengalaman Belajar dalam Metode Eksperimen Berikut adalah karakteristik dan pengalaman belajar dari metode eksperimen menurut Udin S Winataputra:
14
Tabel 2.1 Karakteristik dan pengalaman belajar dalam metode eksperimen. Karakteristik metode
Pengalaman belajar
1. Ada alat bantu yang digunakan.
1. Mengamati sesuatu
2. Siswa aktif mencobakan
2. Membuktikan hipotesis
3. Guru membimbing
3. Menemukan hasil percobaan
4. Tempat dikondisikan
4. Membuat kesimpulan
5. Ada pedoman untuk siswa
5. Membangkitkan rasa ingin tahu
6. Ada topik yang dieksperimenkan 7. Ada temuan-temuan
siswa 6. Menerapkan konsep informasi dari eksperimen.
13 14
Zulfiani, dkk, op.cit., h 104-105 Udin S Winata Putra, loc.cit.
19
d. Manfaat dan Tujuan Metode Eksperimen Dengan menggunakan metode eksperimen, maka manfaat dan tujuan yang akan diperoleh diantaranya adalah: 1) Memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya penjelasan lisan. 2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara cermat. 3) Menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini setelah anak melihat peragaan, kemudian siswa sendiri mencoba melakukannya. 4) Dalam metode ini kadar CBSA-nya cukup tinggi karena setiap siswa dapat terlibat secara langsung.15
e. Langkah-Langkah Metode Eksperimen Menurut
Asep
Herry
Hermawan,
dkk
langkah-langkah
dalam
pelaksanaan metode eksperimen adalah sebagai berikut: 1) Persiapan eksperimen Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan eksperimen, yaitu: a) Tentukan dan rumuskan tujuan eksperimen dengan jelas dan terukur. Tujuan yang jelas dan
terukur, bukan
hanya dapat
membangkitkan
motivasi belajar siswa akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai petunjuk untuk melakukan eksperimen. b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen. Kalau seandainya di sekolah bahan dan alat yang diperlukan tidak sesuai dengan jumlah siswa, guru dapat
melakukan eksperiman dengan
mengelompokkan siswa. Untuk alat dan bahan yang memiliki resikio tinggi, siswa perlu memahaminya dengan baik
untuk
menghindari
kesalahan dalam penggunaanya. Untuk itu, sebaiknya pada setiap alat dan bahan dirumuskan cara dan prosedur menggunakannya lengkap. 15
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, loc.cit.
secara
20
c) Memberikan penjelasan
secukupnya tentang prosedur atau
langkah-
langkah melakukan eksperimen. Guru perlu memahami benar bagaimana prosedur
melaksanakan
suatu
kegiatan
eksperimen.
melaksanakan eksperimen sebaiknya disusun dalam
Prosedur
bentuk pedoman
sehingga dapat dipelajari siswa. d) Seandainya ada hal-hal khusus terdapat di laboratorium, siswa perlu memahaminya dengan benar. Oleh karena itu di
dalam laboratorium
perlu ada petunjuk yang jelas, termasuk mungkin petunjuk
tentang
prosedur keselamatan kerja. 2) Pelaksanaan eksperimen Setelah semua dipersiapkan, termasuk apa yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengadakan eksperimen, kegiatan selanjutnya siswa memulai pelaksanaan eksperimen. Ada beberapa hal sebagai petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran melalui eksperimen. a) Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan
eksperimen. Biarkan
siswa memperoleh pengalamannya sendiri, mencari dan serta bekerja sendiri. Seandainya ada kesulitan,
guru
menemukan tidak
secara
langsung memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya memberikan petunjuk-petunjuk atau bantuan seperlunya. b) Seandainya eksperimen dilakukan secara kelompok, guru harus mengatur agar setiap orang dapat terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh karena itu, guru perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggungjawab setiap kelompok. c) Dalam setiap tahapan,
guru
perlu
melakukan
kontrol. Hal
ini
dimaksudkan bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga memberikan bantuan manakala diperlukan.
21
3) Tindak lanjut Tindak lanjut adalah kegiatan penutupan eksperimen. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya adalah: a) Siswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen, kemudian menyimpannya seperti posisi semula b) Siswa melaporkan hasil eksperimen kepada guru untuk dianalisis. Kemudian diberikan umpan balik c) Secara
bersama-sama
siswa
mendiskusikan
temuan-temuan
atau
masalah-masalah yang muncul dari hasil kerjanya.16 Sedangkan langkah-langkah metode eksperimen menurut Muhammad Hikam adalah sebagai berikut: 1) Persiapan Persiapan untuk melakukan percobaan harus dilakukan sejak awal dengan memperhatikan: a) Pemahaman tujuan spesifik, hal ini biasanya dapat dilihat dari judul dan keterangan singkat. b) Pemahaman teori secara komprehensif. c) Pemahaman fungsi- fungsi alat yang beragam. d) Pemikiran jalan percobaan yang akan dilakukan dengan alat yang disediakan dengan cara memerhatikan apa yang ditugaskan. 2) Percobaan Dalam melakukan percobaan, hal-hal yang harus dicermati: a) Memerhatikan kondisi lingkungan. b) Menyusun peralatan sesuai rencana. c) Memulai pengukuran dan lakukan berulang-ulang (selalu ingat tentang kesalahan percobaan). d) Mencatat semua data yang dilakukan. e) Memperhatikan faktor yang menghasilkan kesalahan. f) Kalau sudah selesai, mengecek ulang semuanya.
16
Asep Herry Hermawan, dkk, op.cit h. 165-166
22
3) Analisis. 4) Penulisan laporan.17 Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh kedua tokoh tersebut di atas, maka dapat dikaji
bahwa
langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
metode
eksperimen meliputi beberapa hal, yaitu: 1) Tahap persiapan 2) Tahap pelaksanaan atau percobaan 3) Analisis dan tindak lanjut 4) Penulisan laporan.
3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Dahar dalam bukunya Purwanto hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori. Menurut Winkel dalam bukunya purwanto hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil
belajar
dapat
dijelaskan dengan
membentuknya, yaitu “hasil” dan
memahami
”belajar”.
Pengertian
dua
kata
hasil
yang
(product)
menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil perubahan
itu
belajar,
Menurut Winkel dalam
mengacu
kepada
taksonomi
bukunya Purwanto aspek tujuan
pengajaran
yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpsons, dan harrow mencakup aspek kognitif, 17
Muhammad Hikam, “Eksperimen Fisika Dasar, Untuk Perguruan Tinggi” (Jakarta: Prenada Media, 2005) , h.3-4
23
afektif dan psikomotorik.18 Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup (life skill).19 Tiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kognitif Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi
dalam
kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus
eksternal
pengolahan dalam otak menjadi
oleh
informasi
sensori, penyimpanan
hingga
pemanggilan
dan
kembali
informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Banyak klasifikasi dibuat para ahli psikologi dan pendidikan,
namun
klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah yang dibuat oleh Benjamin S Bloom. Bloom membagi dan menyusun secara hierarkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat memperisyaratkan
penguasaan
tingkat sebelumnya. Enam tingkatan itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Kemampuan menghafal (knowledge) merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah,
kemampuan
ini merupakan
kemampuan
memanggil
kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespons suatu masalah. Dalam kemampuan tingkat ini fakta dipanggil kembali persis seperti ketika disimpan, misalnya hari proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia
adalah 17 Agustus. Kemampuan pemahaman adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta.
Menghafal
fakta
pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan
tidak lagi
cukup karena
hubungannya,
memahami proses terjadinya hujan. Kemampuan penerapan
misalnya
(application)
adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus dan 18
Purwanto. “Evaluasi hasil Belajar”. (Yogyakarta: Celeban Timur UH III/548, 2011) h
42-45 19
Ahmad Sofyan, dkk.” Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi”, (Jakarta:UIN Press, 2006), Cet. 1, h 13
24
sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah, misalnya sebuah bak air dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter, berapa volume yang dimuat? Kemampuan analisis (analysis)
adalah
kemampuan
mamahami sesuatu
dalam
unsur-unsur.
Kemampuan
dengan
sintesis
menguraikannya
(synthesis)
adalah
ke
kemampuan
mamahami
dan
mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam kesatuan. Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. 2) Afektif Menurut Sudjana dkk dalam bukunya Purwanto taksonomi hasil belajar afektif dikemukakan oleh Krathwohl Winkel. Krathwohl membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Hasil belajar disusun secara hierarkis mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks. Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah kesediaan menerima rangsangan
dengan
memberikan
perhatian
kepada
rangsangan yang datang kepadanya. Partisipasi atau merespons (responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian kepada berpartisipasi dalam
rangsangan
kegiatan untuk menerima rangsangan.
tapi
juga
Penilaian atau
penentuan sikap (valving) adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. Organisasi adalah kesediaan
mengorganisasi nilai-
nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization) adalah menjadikan nilainilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari
25
3) Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hierarki hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun dalam urutan mulai dari
yang paling
rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Menurut Winkel dkk dalam Harrow belajar psikomotorik dapat
dalam bukunya Purwanto hasil
diklasifikasikan menjadi enam: gerakan
reflex,
gerakan fundamental dasar, kemampuan perceptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun, taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik dari Simpsons yang mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam: kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa,
persepsi,
gerakan kompleks
dan
kreativitas. Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan, misalnya kesiapan
menempatkan diri sebelum lari,
menari,
mendemonstrasikan
mengetik,
memperagakan
sholat,
penggunaan
thermometer dan sebagainya. Gerakan terbimbing (guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model
yang
dicontohkan. Gerakan
terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh. Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan kompleks (adaptation) adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat. Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinil.20
20
Purwanto, op.cit., h. 50-53
26
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat bedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor internal siswa Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
meliputi:
Aspek fisiologis, aspek psikologis, intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. 2) Faktor Eksternal Siswa Adalah faktor yang berasal
dari
luar diri siswa sendiri meliputi:
Lingkungan sosial (para guru, para tenaga kependidikan dan teman-teman sekelas, masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut). Lingkungan nonsosial (gedung
sekolah
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
dan
belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa) 3) Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Menurut Lawson dalam bukunya Muhibbin Syah strategi dalam hal
ini berarti seperangkat
langkah operasional
yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang
siswa yang terbiasa
mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.21
21
Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 129-136
27
4. Benda dan Sifatnya a. Wujud dan Sifat Benda Di lingkungan sekitar ada banyak sekali benda. Benda-benda di alam semesta digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu benda padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai sifat yang membedakannya dari jenis benda lain, bahkan sesama benda padat pun mempunyai sifat yang berbeda dari benda padat lain. Beberapa sifat dari masing-masing wujud benda itu sendiri adalah sebagai berikut: 1) Sifat-sifat benda padat Sifat-sifat benda padat diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya b) Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan 2) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya b) Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar c) Benda cair mengalir ke tempat rendah d) Benda cair menekan ke segala arah e) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil 3) Sifat-sifat benda gas Benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara, ada pun sifatsifat benda gas diantaranya sebagai berikut: a) Benda gas menekan ke segala arah b) Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya c) Benda gas terdapat di segala tempat d) Benda gas memiliki berat atau massa.22
22
Hariyanto “Sains Untuk SD kelas IV”. (Jakarta : Erlangga, 2002), h.80-89
28
b. Perubahan Wujud Benda 1) Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair disebut mencair atau meleleh atau melebur. Contohnya adalah saat kita mengaduk gula pasir dalam teh panas, setelah diaduk butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak hilang, akan tetapi gula pasir tersebut mengalami perubahan wujud. Gula pasir larut dalam the panas, gula pasir tersebut berubah dari benda padat menjadi cair. 2) Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Contohnya adalah jika kita memasukkan sekantong air ke dalam freezer maka air tesebut akan berubah
menjadi es. Perubahan
seperti
ini dinamakan
membeku. 3) Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut menguap. Contohnya adalah jika kita memanaskan air di dalam panci. 4) Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut mengembun. Contohnya adalah jika kita menutup cangkir atau gelas yang berisikan air panas, kita akan melihat ada butiran-butiran air di situ. 5) Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas disebut menyublim. Contohnya adalah kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis.23
23
Ibid, h. 90-93
29
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan
oleh
Astri
Risdiana
dengan
penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen pada
judul
Materi Gerak
Benda terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas III SD Negeri I Mireng Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012”, menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen pada materi gerak benda berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 1 Mireng Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor rerata post-test kelas kontrol sebesar 69.57 yang mengalami peningkatan 9.6 % dari skor rerata test awal (pre test) sebesar 63.48. Sedangkan skor post-test kelas eksperimen sebesar 80.65% yang mengalami peningkatan 26.6% dari skor rerata pre test sebesar 63.7.24 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah Azzahra dengan judul penelitiannya “Pengaruh Metode Eksperimen terhadap
Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Laju Reaksi”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini dapat dilihat dari ratarata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata hasil posttest kelas kontrol.25 Penelitian yang dilakukan oleh Habibah dengan
judul
penelitiannya
“Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Bernuansa Nilai pada penelitian ini menunjukan bahwa ada
perbedaan
Konsep yang
Cahaya”. signifikan
Hasil antara
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan metode eksperimen dengan siswa yang diajar secara konvensional. Hal ini berarti bahwa adanya
24
Astri Risdiana “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Pada Materi Gerak Benda Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas III SD Negeri I Mireng Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012” skripsi diakses pada 22 Februari 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/9881/1/cover%20%2008108244132.pdf, h. 89 25 Siti Fatimah Azzahra, “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada gelar Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 62, tidak dipublikasikan
30
peningkatan
kemampuan
berpikir
kreatif
siswa
yang
diajar
dengan
menggunakan metode eksperimen sebagai salah satu metode dalam belajar.26 Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Immaratul Izzah, dengan judul penelitiannya ”Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen” yang menyimpulkan bahwa
penerapan
dengan menggunakan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar
model
pembelajaran
siswa. Hal ini berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian pada pengamatan dan hasil tes belajar pada akhir setiap siklus.27 Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Armas Maspupah, dengan judul penelitiannya ”Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa pada Materi Gaya Kelas V di MIS Anwarul Hidayah” menyimpulkan bahwa
pembelajaran
dengan
metode
eksperimen
memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (76,19%), siklus III (90,48%). Dalam hal ini siswa terbiasa berdiskusi dan mendemonstrasikan penelitian secara langsung dalam proses praktikum.28
26
Habibah, “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Bernuansa Nilai pada Konsep Cahaya”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h.64, tidak dipublikasikan 27 Immartaul Izzah, “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2012), h .81, tidak dipublikasikan. 28 Armas Maspupah “ Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Materi Gaya kelas V di MIS Anwarul Hidayah” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.61, tidak dipublikasikan.
31
C. Kerangka Berfikir Di dalam proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yakni guru dan siswa. Pembelajaran akan efektif manakala siswa dan guru terlibat komunikasi atau hubungan timbal balik antara
keduanya,
adanya hal itu tujuan pengajaran pun akan
seperti
tercapai
dengan
apa
yang
diharapkan, namun pada praktik pengajaran dunia pendidikan sekarang ini guru terlihat lebih dominan di dalam proses, sehingga untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran seperti yang diharapkan pun akan terkendala. Sains/IPA adalah suatu ilmu pengetahuan, dimana metode pembelajaran yang digunakan di dalam proses pembelarannya adalah metode ilmiah, dimana metode
ilmiah
ini
bertujuan untuk
mengarahkan
siswa
agar
bisa
mengembangkan segala kemampuan (pengetahuan) yang dimilikinya. Metode eksperimen merupakan
salah
satu metode
yang
cocok
diterapkan di dalam pembelajaran IPA karena di dalam metode ini interaksi antara guru dan siswa akan terjalin kuat, di dalam metode ekperimen ini siswa diajak
bersama-sama
untuk melakukan eksperimen
menggunakan metode eksperimen ini diharapkan
(praktikum). akan
Dengan
membangkitkan
semangat belajar siswa di dalam pelajaran IPA sehingga hasil belajar siswa pun bisa tercapai secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut di atas terlihat bahwa metode eksperimen berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dimana metode ini bisa melibatkan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian,
diduga
bahwa ada pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan pada gambar 2.1 sebagai berikut:
kerangka
32
PRETEST
Kelompok kontrol : metode konvensional
Kelompok eksperimen : metode eksperimen Perlakuan
Posttest
Hasil belajar kontrol lebih rendah
Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
Hasil belajar eksperimen lebih tinggi
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian H0 : Tidak terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02. Ha : Terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya di Kelas IV SDN Bintaro 02
3 3
3 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bintaro 02 yang beralamat di jalan Bintaro Permai III, Jakarta Selatan pada semester 1 (ganjil) di kelas IV tahun ajaran 2015 / 2016.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi-eksperimen (quasi experiment), yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Penelitian eksperimen ini dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan metode eksperimen dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini dievaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode eksperimen dengan yang belum menggunakan pendekatan tersebut.
C. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Control Group Pretest and Posttest Design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas, terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep benda dan sifatnya, kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional (ceramah). Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana
33
34
pengetahuan siswa terhadap konsep benda dan sifatnya. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian Control Group Pretest and Posttest Design1 Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Group E
O₁
X1
O₂
Group K
O1
X2
O2
Keterangan: E
: Kelas Eksperimen
K
: Kela kontrol
X1
: Kelas yang menggunakan pembelajaran metode Eksperimen
X2
: Kelas yang menggunakan pembelajaran metode konvensional
O1
: Tes awal sebelum proses belajar mengajar
O2
: Tes akhir setelah proses belajar mengajar.
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian2. Populasi terbagi dua, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Bintaro 02, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa IV SDN Bintaro 02. Kelas IV dikelompokkan secara paralel berjumlah empat kelas, yakni kelas IV A, IV B, IV C, dan IV D.
1
Zainal Arifin ,”Penelitian Pendidikan, Metode Dan Paradigma Baru” (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Cetakan Pertama, 2011), h.78 2 Suharsimi Arikunto,” Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi revisi V)“ (Jakarta PT. Rineka Cipta, 2002), h. 108
35
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Adapun sampel yang akan diteliti oleh peneliti, diambil dari populasi terjangkau yaitu siswasiswi kelas IV SDN Bintaro 02 yang akan dibedakan menjadi dua kelas/kelompok, yakni: 1. Kelas eksperimen : kelompok yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen (perlakuan). Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah kelas IV D. 2. Kelas kontrol : kelompok yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan menggunkan metode konvensional. Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah kelas IV C. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu tanpa melakukan simple random sampling. Berdasarkan informasi yang telah didapat dari salah satu guru kelas IV di SDN Bintaro 02, untuk penentuan sampel dalam penelitian ini, harus dilihat berdasarkan perolehan besar-kecilnya perolehan nilai siswa yang didapat di dalam proses pembelajaran. Adapun besar-kecilnya perolehan nilai siswa yang didapat di dalam proses pembelajaran bisa disebabkan karena tiga hal, yakni tingkat kesulitan soal yang berbeda, daya serap peserta didik yang berbeda, dan cara mengajar dari setiap masing-masing guru yang berbeda. Dari keterangan tersebut di atas, maka penentuan sampel dalam penelitian ini diperoleh sampel penelitian yaitu kelas IV C sebagai kelas kontrol dimana jika dilihat berdasarksan nilai ulangan harian yang diperoleh, kelas ini memperoleh nilai sekitar 70% dari nilai KKM yang telah ditetapkan, yakni 60. Sedangkan kelas IV D sebagai kelas eksperimen dimana jika dilihat berdasarkan nilai ulangan harian yang diperoleh, kelas ini memperoleh nilai sekitar 50% dari nilai KKM yang telah ditetapkan, yakni 60.
3
Ibid., h.109
36
E. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: Variabel bebas (X)
: Metode eksperimen
Variabel terikat (Y)
: Hasil belajar IPA siswa
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok lain.4 Pada penelitian ini tes dilakukan pada kedua kelas dengan menggunakan pendekatan yang berbeda
yakni kelas IV C yang diberikan perlakuan dengan
menggunakan metode konvensional (kelas kontrol) dan kelas IV D yang menggunakan metode eksperimen (kelas eksperimen).
G. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen berbentuk tes. Tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator yang telah disesuaikan dengan KTSP yang kemudian diberikan dengan empat pilihan jawaban (A, B, C dan D) pada konsep benda dan sifatnya. Instrumen penelitian tersebut sudah diujicobakan terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan tes yang baik. Instrumen penelitian yang diujicobakan terdiri dari 40 soal. Ujicoba dilakukan pada siswa kelas V kemudian data tersebut dianalisis untuk mengetahui karakteristik setiap butir soal meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Adapun kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:
4
Ibid., h.127
37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen No
Indikator
1
Menyebutkan contoh-contoh wujud benda
2
Menyebutkan sifat-sifat benda
Nomor
Jumlah
Soal
Soal
1, 2.
2
3, 4, 5,
10
6,7, 8, 9, 10, 11, 12. 3
Memberikan contoh sifat-sifat benda
13, 14, 15.
3
4
Mendemonstrasikan percobaan untuk
16, 17, 18,
6
mengetahui sifat benda padat, cair dan gas
19, 20, 21.
Menyebutkan contoh perubahan wujud benda
22, 23, 24,
5
8
25, 26, 27, 28, 29. 6
Menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
30, 31, 32.
3
7
Mendemonstrasikan percobaan mengenai perubahan wujud benda
33, 34, 35,
8
36, 37, 38, 39, 40.
Jumlah
40
38
a) Pengujian Validitas Alat Ukur Validitas dapat diartikan sebagai keshahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan program Anates V4 dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 5
√
Keterangan: 𝑏𝑖
: koefisiensi korelasi biserial
M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M : realita skor total : standar deviasi dari skor total : populasi siswa yang menjawab benar 𝑖
𝑏𝑏 𝑖
: populasi siswa yang menjawab salah
Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 35 siswa dan α = 5%, dari 40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 21 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 5, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 28, 31, 33, 34, 36,dan 37. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
5
Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet 6”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.78-79
39
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
soal
1
Valid
11
Valid
21
Valid
31
Valid
2
Valid
12
Valid
22
Tidak
32
Tidak
Valid 3
Valid
13
Tidak
23
Valid 4
Tidak
Tidak
Valid 33
Valid
Valid
14
Valid
24
Valid
34
Valid
15
Tidak
25
Valid
35
Tidak
Valid 5
Valid
Valid 6
Tidak
16
Valid 7
Valid
Tidak
Valid 26
Valid
36
Valid
27
Tidak
37
Valid
38
Tidak
Valid 17
Valid
Valid 8
Tidak
18
Valid 9
Tidak
Tidak
28
Valid 19
Valid
Valid 29
Valid 10
Tidak Valid
Valid
Tidak
39
Valid 20
Valid
30
Tidak Valid
Tidak Valid
40
Tidak Valid
Pada tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa soal yang valid berjumlah 21 butir, namun peneliti hanya mengambil 20 soal saja yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 7, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 28, 31, 33, 34, 36, dan 37.
40
b) Pengujian Reliabilitas Alat ukur Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan sesuatu, artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. luasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program Anates . Kriteria untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas jika nilai reliabilitas > 0,6 dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan sudah reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes menggunakan ANATES, diperoleh informasi bahwa untuk n = 35 reliabilitas dari 40 soal yang telah diujicobakan memiliki reliabilitas 0,72, hal ini berarti dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan sudah reliabel.
c) Pengujian Taraf Kesukaran Perhitungan taraf kesukaran pada penelitian ini menggunakan program Anates V4 dengan korelasi rumus sebagai berikut:6 TK = Dimana: TK = tingkat kesukaran B
= jumlah skor siswa yang menjawab dengan benar
N
= jumlah siswa Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen
penelitian, diperoleh 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat mudah”, 21 butir soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 7 butir soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, 6 butir soal dengan tingkat kesulitan “sukar” dan 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat sukar”.
6
Lilik Nofijanti, dkk, “Lapis PGMI Evaluasi Pembelajaran”. (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h. 11-8
41
Untuk lebih jelasnya, hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
Soal
No.
Ket.
soal
1
Mudah
11
Sedang
21
Sedang
31
Sedang
2
Sangat
12
Sedang
22
Sukar
32
Sedang
Mudah 3
Sedang
13
Sedang
23
Sedang
33
Sedang
4
Sangat
14
Mudah
24
Sedang
34
Sangat
Sukar
Mudah
5
Sedang
15
Sukar
25
Mudah
35
Mudah
6
Sedang
16
Sedang
26
Sukar
36
Sedang
7
Sedang
17
Sukar
27
Sedang
37
Mudah
8
Sedang
18
Sedang
28
Mudah
38
Sangat Sukar
9
Sukar
19
Sedang
29
Sangat
39
Sukar 10
Mudah
20
Sedang
30
Sedang
Sangat Mudah
40
Sukar
42
d) Daya Pembeda Perhitungan daya beda pada penelitian ini menggunakan program Anates V4 dengan korelasi rumus yang digunakan sebagai berikut:7 DB = Dimana: DB
= Daya beda
U
= kelompok tinggi
L
= kelompok rendah
Nup
= jumlah siswa upper atau lower Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir soal
dihitung dengan menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar -33,33 dan tertinggi sebesar 100,00. Hasil uji daya beda dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Beda No.
DB (%)
Soal
No.
DB (%)
Soal
No.
DB (%)
Soal
No.
DB (%)
Soal
1
55,56
11
33,33
21
44,44
31
44,44
2
11,11
12
33,33
22
11,11
32
0,00
3
33,33
13
22,22
23
-22,22
33
55,56
4
22,22
14
66,67
24
100,00
34
22,22
5
44,44
15
22,22
25
77,78
35
22,22
6
33,33
16
-33,33
26
44,44
36
44,44
7
66,67
17
33,33
27
33,33
37
44,44
8
22,22
18
-11,11
28
55,56
38
11,11
9
22,22
19
66,67
29
11,11
39
11,11
10
33,33
20
33,33
30
0,00
40
22,22
7
Ibid, h. 11-10
43
H. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analsis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat (
) dengan rumus
sebagai berikut: 8 +
+.....+
dimana: O = frekuensi dari hasil penelitian E = frekuensi yang diharapkan Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila
<
tabel,
dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila
hitung
>
tabel,
hitung
maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel
tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kuadrat, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1) Menentukan batas-batas kelas interval untuk menghitung luas daerah kurve normal. 2) Mentransformasikan batas kelas tersebut ke dalam bilangan z-skor.
8
Burhan Nurgiyantoro, dkk, “Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial”. (Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press, 2000), h.105-108
44
3) Menghitung luas daerah tiap kelas interval berdasarkan tabel daerah kurva normal. 4) Menghitung frekuensi teoritis (frekuensi harapan, E) yaitu dengan cara luas daerah interval dikali jumlah kasus 5) Hasil penghitungan-penghitungan tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel, dan kemudian dapat dihitung besarnya χ² dengan mempergunakan rumus di atas. 6) Hasil penghitungan langkah demi langkah dengan Chi- kuadrat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2)
No
Batas Kelas
Z–Batas kelas
Frekuensi Harapan (E)
Luas Daerah Kelas Interval
Frekuensi Pengamatan (O)
Untuk menguji harga χ² tersebut dipergunakan taraf signifikansi 5% ( p = 0,05) dengan db ( derajat kebebasan ) k – 3.
b.
Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher, dengan rumus:9 𝑖 𝑖
𝑏 𝑖
dengan: ∑
9
∑
Sudjana, “Metoda Statistika”, (Bandung: Taristo, 2005) , h.249-250.
45
Kriteria pengujian: Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok. 4) Menentukan Fhitung dengan rumus: 𝑖 𝑖
𝑏 𝑖
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus: dk1 = n-1 dk2 = n-2 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
46
c. Pengujian Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji t adalah:10 ̅
̅
√ dengan: √
dimana: ̅̅̅̅ = rata-rata skor kelompok eksperimen ̅̅̅̅ = rata-rata skor kelompok kontrol = varians gabungan = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk: H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Ha: X
Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen. Ha: X
Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.
10
Ibid., h.239
47
Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan posttest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah: a.
Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t
b.
Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) +( n2 – 1)
c.
Menetukan nilai ttabel dengan
d.
Menguji hipotesis dengan ketentuan:
Jika thitung
ttabel maka H0 diterima
jika thitung
ttabel, maka Ha diterima
I. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 : Ha : Keterangan: H0 = tidak terdapat pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya. Ha = terdapat pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya. rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode eksperimen dalam belajar. rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan secara konvensional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bintaro 02 dengan rincian empat kali pertemuan terhadap kelompok eksperimen dan dua kali untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan dikelas IV C sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran konvensional dan kelas IV D sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi tentang benda dan sifatnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan hasil belajarsiswa pada konsep benda dan sifatnya. untuk mengetahui hal tersebut,
maka
setelah
diberikan
perlakuan
dengan
menggunakan
metodepembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka kedua kelompok tersebut diberikan tes berbentuk pilihan ganda. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sebanyak 40 soal, uji coba tersebut dilakukan pada kelas V. Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabillitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda soal. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 21 soal yang valid namun peneliti hanya mennggunakan 20 soal saja. Tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran materi benda dan sifatnya. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
48
49
B. Hasil Data Tes 1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen Dari penelitian yang telah dilakukan, melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 butir yang diberikankepadasiswa, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frek R(%)
35-40
6
20
41-46
7
23,33
47-52
5
16,66
53-58
4
13,33
59-64
4
13,33
65-70
4
13,33
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi pretestkelompok eksperimen berada pada rentang nilai 65-70 sebanyak 4siswa atau13,33%. Adapun perolehan nilai terendah pretest kelompok eksperimen berada pada rentang nilai 35-40 sebanyak 6 siswa atau 20%. Data di atas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: 7 6 5 4 3 2 1 0 35-40
41-46
47-52
53-58
59-64
65-70
Gambar 4.1 Diagram batang hasil pretest kelompok eksperimen
50
2. Deskripsi Pretest Kelompok Kelompok Kontrol Berikut ini disajikan tabel hasil pretest kelompok kontrol yang dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol Nilai
Frekuensi
Frek R(%)
35-40
6
20
41-46
8
26,66
47-52
9
30
53-58
3
10
59-64
2
6,66
65-70
2
6,66
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi pretestkelompok kontrol berada pada rentang nilai 65-70 sebanyak 2siswa atau 6,66%. Adapun perolehan nilai terendah pretest kelompok kontrol berada pada rentang nilai 35-40 sebanyak 6 siswa atau 20%. Data di atas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 35-40
41-46
47-52
53-58
59-64
65-70
Gambar 4.2 Diagram batang hasil pretest kelompok kontrol
51
Berikut ini disajikan data statistik pretest mengenai kedua kelompok berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi
Kelompok Eksperimen 35 70 50,5 10,34241
Kelompok Kontrol 35 70 48,1 8,58467
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat hasil pretest kedua kelompok. Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa perolehan nilai minimum dan nilai maksimum yang diperoleh oleh kedua kelompok menunjukkan hasil yang sama, yaitu nilai minimum yang diperoleh adalah 35 (untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) dan nilai maksimum yang diperoleh adalah 70 (untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Selain itu juga, pada tabel di atas terlihatnilai rata-rata dari kedua kelompok yaitu 50,5 untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen dan 48,1 untuk nilai rata-rata kelompok kontrol, dimana nilai rata-rata perolehan dari kedua kelompok tersebut masih sangat tergolong rendah.
3. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen Berikut ini disajikan tabel mengenai hasil posttest kelompok eksperimen yang dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut:
52
Tabel 4.4 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frek R(%)
50-55
4
13,33
56-61
4
13,33
62-67
4
13,33
68-73
4
13,33
74-79
4
13,33
80-85
4
13,33
86-91
3
10
92-97
3
10
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi posttest kelompok eksperimen berada pada rentang nilai 92-97 sebanyak 3siswa atau 10%. Adapun perolehan nilai terendah posttest kelompok eksperimen berada pada rentang nilai 50-55 sebanyak 4 siswa atau 13,33%. Data di atas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut: 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 92-97
Gambar 4.3 Diagram batang hasil posttest kelompok eksperimen
53
4. Deskripsi Posttest Kelompok Kontrol Berikut ini disajikan tabel hasil posttest kelompok kontrol yang dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol Nilai
Frekuensi
Frek R(%)
45-50
8
26,66
51-56
7
23,33
57-62
5
16,66
63-68
4
13,33
69-74
3
10
75-80
3
10
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi posttestkelompok kontrol berada pada rentang nilai 75-80 sebanyak 3siswa atau 10%. Adapun perolehan nilai terendah posttest kelompok kontrol berada pada rentang nilai 45-50 sebanyak 8 siswa atau 26,66% Data di atas dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut: 8 7 6 5 4 3 2 1 0 45-50
51-56
57-62
63-68
69-74
75-80
Gambar 4.4 Diagram batang hasil posttest kelompok kontrol
54
Berikut disajikan data statistik posttest mengenai kedua kelompok berdasarkan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.6 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi
Kelompok Eksperimen 50 95 72,3 13,56822
Kelompok Kontrol 45 80 58,7 10,05639
Tabel 4.6 di atas adalah hasil posttest kedua kelompok penelitian. Pada tabel di atas menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai maksimum posttest yang diperoleh kelompok eksperimen lebih lebih tinggi dari nilai maksimum kelompok kontrol yaitu 95 untuk kelompok eksperimen dan 80 untuk kelompok kontrol. Selain itu, nilai rata-rata kedua kelompok juga menunjukan perbedaan yaitu 72,3 untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen dan 58,7 untuk nilai rata-rata kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
C. Hasil Analisis Data Tes 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Setelah data hasil penelitian didapat, maka data akan diolah melalui uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data adalah sebagai berikut:
55
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji ChiKuadrat.Hasil uji chi-kuadratpretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat pada tebel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Statistik N ̅ S Thitung Ttabel Kesimpulan
Eksperimen
Kontrol
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
30 50,5 10,34 6,69 7,81 Normal
30 72,3 13,57 6,26 7,81 Normal
30 48,1 8,58 5,06 7,81 Normal
30 58,7 10,06 7,77 7,81 Normal
Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = 6 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa
hasil pretest dan posttest kedua kelompok
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi X2hitung ≤ X2tabel.. .
b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan uji-fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu: kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ≤Ftabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat deperti pada tabel 4.8.
56
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Pretest
Posttest
Statistik Eksperimen S2
106,9655
Kontrol 73,69655
Eksperimen 184,0966
Kontrol 101,131
Fhitung
1,45
1,82
Ftabel
1,84
1,84
Kesimpulan
Homogen
Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaann 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk1) = 29 dan (dk2) = 29. Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung ≤ Ftabel.
2. Pengujian Hipotesis a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan jika thitung ttabel, maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9. di bawah ini:
57
Tabel 4.9 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok Kelompok Statistik Eksperimen Kontrol N 30 30 ̅ 50,5 48,1 S2 106,9655 73,69655 S gabungan 9,50 thitung 1,052 ttabel 2,000 Perbandingan 1,052<2,000 thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil Kesimpulan belajarpretest kelompok kontrol dengan nilai rata-rata hasil belajarpretest kelompok eksperimen.
ket: N ̅ S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata skor pretestkelompok kontrol dengan nilai rata-rata skor pretest kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji t sebagaimana terlampir pada lampiran 18. Diperoleh thitung pretest sebesar 1,052. Bila hasil thitung pretest dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka 2,000, maka dapat diketahui bahwa hasil thitung pretest lebih kecil dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidakperbedaan nilai rata-rata hasil belajarpretest kelompok kontrol dengan nilai rata-rata hasil belajarpretest kelompok eksperimen.
58
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan jika thitung
ttabel, maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap hasil posttestkelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10. di bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok Kelompok Statistik Eksperimen Kontrol N 30 30 ̅ 72,3 58,7 S2 184,0966 101,131 S gabungan 6,44 thitung 8,799 ttabel 2,000 Perbandingan 8,799>2,000 Kesimpulan thitung > ttabel = HO ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan antara perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen. ket: N ̅ S Sgabungan thitung ttabel
= = = = = =
Jumlah siswa Rata-rata Simpangan baku Simpangan baku gabungan Nilai hitung Nilai tabel
59
Tabel
4.10
menunjukkan
bahwa
berdasarkan
perhitungan
uji-t
sebagaimana terlampir pada lampiran 18.Perolehan nilai thitungposttest adalah sebesar 8,799. Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan angka 2,000, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung posttest lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat dinyatakan bahwaterdapat perbedaan antara perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan hipotesis menggunakan uji “t” untuk pretestkelas eksperimen dan kontrol diperoleh harga thitung1,052 dari tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α 0,05 dan derajat kebebasan 58 diperoleh ttabel 2,000 maka thitung ˂ ttabel dan menerima Ho, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar pretest kelompok kontrol dengan nilai rata-rata hasil belajar pretest kelompok eksperimen. Dengan demikian pretest yang belum mendapat perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Artinya pada tahap ini kedua kelompok masih dalam keadaan pengetahuan yang sama, hal ini terlihat dari nilai ratarata yang diperoleh dari masing-masing kelompok yang menunjukkan hasil nilai rata-rata yang masih tergolong rendah, yaitu 50,5 untuk kelompok eksperimen dan 48,1 untuk kelompok kontrol. Sedangkan perhitungan hipotesis menggunakan uji “t” untuk posttestkelas eksperimen dan kontrol diperoleh harga thitung 8,799 dari tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α 0,05 dan derajat kebebasan 58 diperoleh ttabel 2,000. maka thitung ˃ ttabel dan menerima Ha, artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok kontrol dengan nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok eksperimen.
60
Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar terjadi pada kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional, hal tersebut didukung oleh pengamatan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Selama
proses
penelitian,
diperoleh
informasi
bahwa,
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen lebih bisa mengaktifkan siswa dimana dengan menggunakan metode ini selama proses pembelajarannya siswa bisa ikut terlibat secara aktif sehingga konsenterasi siswa bisa lebih terarahkan dan siswa bisa lebih mudah dalam memahami konsep yang bersifat abstrak.Selain itu juga, siswa diberi kesempatan bekerjasama untuk membantu temannya satu sama lain. Sementara itu pembelajaran pada kelas control hanya diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah dan Tanya jawab, dimana dalam metode ini guru terlihat secara aktif di dalam proses pembelajaran, bukan siswa bahkan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dapat dikatakan hanya sekedar menghafal dan mencatat hal-hal yang dianggap penting saja sehingga siswa masih kurang dilibatkan secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung dan suasana proses pembelajaran terasa sangat membosankan. Dari beberapa innformasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh antara kelas control dengan kelas eksperimen disebabkan karena situasi pembelajaran di kelas control sangat monoton, sehingga siswa cepat merasa bosan di dalam belajarnya. Berbeda dengan kelas eksperimen, dimana pada kelompok ini siswa terlibat secaraaktif di dalam proses belajarnya sehingga proses pembelajaran terlihat sangat aktif dan menyenangkan. Dengan demikian posttest yang sudah mendapat perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Artinya pada pengujian perhitungan hipotesis menggunakan uji “t” untuk posttest kelas eksperimen dan kontrol ini diperoleh nilai perbandingan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari
61
masing-masing kelompok yang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan yaitu 72,3 untuk kelompok eksperimen dan 58,7 untuk kelompok kontrol, yang dimana nilai rata-rata dari kelompok eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan pada penelitian ini diterima, artinya penelitian ini dapat membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan faktor yang paling terpenting adalah faktor pendekatan belajar. Pendekatan belajar dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu.1 Peranan siswa dan guru dalam interaksi belajar mengajar sangat ditentukan oleh strategi atau metode belajar mengajar yang digunakan. Dalam proses belajar mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan siswa lebih besar, siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau sudah selesai untuk tinggal menghafal, tetapi diberi persoalan-persoalan yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Dalam strategi belajar mengajar yang demikian, siswa berperan lebih aktif, mereka adalah sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya dengan guru tetapi dengan manusia-manusia sumber yang lain, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan sesama siswa, dengan buku-buku serta media lainnya.2 IPA menurut L.D Newton (dalam Izza Aliyatul Muna) adalah serangkaian hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, konsep
yang
terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui 1
Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 129-136 2 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S,“PerencanaanPengajaran”, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2003), h.33
62
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. 3 Agar tujuan pembelajaran IPA di SD/MI dapat berhasil, guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak, mengembangkan sikap serta perilaku, kreatif dan inovatif pada siswa. Suasana belajar seperti tersebut dapat diperoleh melalui belajar penemuan konsep yang ditunjang dengan adanya sumber belajar, antara lain berupa peralatan IPA untuk melakukan kegiatan percobaan ataupun pengamatan.4 Diduga pembelajaran yang dapat membantu guru untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.5 Kegiatan percobaan sangatlah penting dalam pembelajaran IPA di SD/MI yaitu untuk memberi pengalaman nyata sehingga pembelajaran bukan hanya mendengar atau melihat. Kegiatan eksperimen (percobaan) di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peralatan IPA selain memberikan pengalaman nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk menghindari verbalisme. Menurut Piaget (dalam Gage & Berliner, 1978 dalam Izza Aliyatul Muna) anak SD berusia sekitar 7-12 tahun pada umumnya berada pada taraf perkembangan intelektual operasional konkret. Sehubungan dengan hal 3
Izza Aliyatul Muna, “Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar” , Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, Vol .8, 2010, h.49 4 Ibid, h.50 5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain” Strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1996), h.95
63
tersebut dalam pembelajarannya pun sebaiknya dihadirkan benda nyata atau benda tiruan agar siswa berkesempatan menyentuh, melakukan tindakan, melihat, dan menggunakannya sebagai media pengamatan atau percobaan sehingga membantu siswa memahami konsep.6 Pada pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, siswa akan secara aktif terlibat langsung di dalam proses pembelajarannya. Siswa menjadi pusat kegiatan karena siswa akan diikutsertakan pada setiap proses kegiatan, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator di dalam penggunaan metode eksperimen ini. Penerapan metode eksperimen di dalam proses pembelajaran akan memberikan banyak manfaat dan tujuan, diantaranya adalah memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya penjelasan lisan, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara cermat, menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini setelah anak melihat peragaan, kemudian siswa sendiri mencoba melakukannya, dan dalam metode ini kadar CBSA-nya cukup tinggi karena setiap siswa dapat terlibat secara langsung.7 Pada pelaksanaan metode eksperimen ini, terdapat beberapa tahapan di dalam pelaksanaanya yaitu: Tahap pertama adalah tahap persiapan dimana pada tahap ini ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan percobaan yaitu guru harus merumuskan tujuan eksperimen dengan jelas dan terukur, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, serta memberikan penjelasan secukupnya tentang prosedur atau langkah-langkah melakukan eksperimen. Guru perlu memahami benar bagaimana prosedur melaksanakan suatu kegiatan eksperimen. Prosedur melaksanakan eksperimen sebaiknya disusun dalam bentuk pedoman sehingga dapat dipelajari siswa. Setelah semua dipersiapkan, termasuk apa yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengadakan eksperimen, tahap selanjutnya adalah siswa memulai 6
IzzaAliyatulMuna, op.cit, h.51 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati,”Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar ( Bahan kajian PKG, MGBS,MGMP)”(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1993), h.129 7
64
pelaksanaan eksperimen. Ada beberapa hal sebagai petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran melalui eksperimen, yaitu guru jangan terlalu terlibat
dalam
pelaksanaan
eksperimen.
Biarkan
siswa
memperoleh
pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta bekerja sendiri. Seandainya ada kesulitan, guru tidak secara langsung memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya memberikan petunjuk-petunjuk atau bantuan seperlunya, seandainya eksperimen dilakukan secara kelompok, guru harus mengatur agar setiap orang dapat terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh karena itu, guru perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggungjawab setiap kelompok. Dalam setiap tahapan, guru perlu melakukan kontrol. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga memberikan bantuan manakala diperlukan. Tahap selanjutnya adalah tahap tindak lanjut, yaitu kegiatan penutupan eksperimen. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya adalahsiswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen kemudian menyimpannya seperti posisi semula, siswa melaporkan hasil eksperimen kepada guru untuk dianalisis. Kemudian diberikan umpan balik, secara bersama-sama siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-masalah yang muncul dari hasil kerjanya.8 Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disajikan dimana dalam metode inisiswa dituntut secara aktif didalam proses belajar mengajar,siswa menjadi pusat kegiatan.Selain itu juga berdasarkan observasi yang didapat selama penelitrian berlangsung, penerapan metode eksperimen di dalam pembelajaran memberikan suasana yang lebih menarik dan bervariasi sehingga terlihat siswa tidak merasa bosan dan jenuh di dalam proses pembelajarannya. 8
Asep Herry Hermawan, dkk. “Belajar Dan Pembelajaran SD”, ( Bandung: UPI PRESS, 2007), h.165-166
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep benda dan sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata hasil posttest kelas kontrol, yaitu 72,3 untuk kelas eksperimen dan 58,7 untuk kelas kontrol. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji “t” untuk data posttest diperoleh nilai thitung sebesar 8,799, sehingga nilai thitung tersebut lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,000. Maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah: 1. Guru hendaknya menggunakan metode eksperimen karena siswa akan menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran IPA dan mendapatkan kemudahan dalam memahami materi tentang konsep berbagai wujud benda dan sifatnya. 2. Dengan menggunakan metode eksperimen ini maka guru bisa menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan materi mata pelajaran sehingga bisa membuat siswa merasa menjadi semangat dalam belajarnya. 3. Dapat memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah, yang selama ini dalam proses pembelajarannya kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif serta memberikan kontribusi penerapan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen kepada pihak sekolah.
65
66
4. Untuk peneliti selanjutnya, dalam penentuan sampel penelitian, sampel yang diambil harus benar-benar dalam keadaan yang homogen dan guru hendaknya lebih memahami dan mengenal siswa secara mendalam. 5. Penentuan dalam rencana pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu dari sekolah serta homogen dengan kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Abdullah dan Rahma, Eny. “Ilmu Alamiah Dasar”. Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Alit Mariana, I made dan Praginda, Wandy. “Hakikat IPA dan Pendidikan IPA”. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK, IPA), 2009. Arifin, Zainal. “Penelitian Pendidikan, Metode Dan Paradigma Baru”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet 6”, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Tekhnik”. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010. Athiroh, Nour, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam 1”. Surabaya: LAPIS PGMI, 2008. Basyirudin, Usman. “Metodologi Pembelajaran Agama Islam”. Jakarta: Ciputat Press, 2002. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010. Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. “Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum & Konsep Islami”. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007. Fatimah Azzahra, Siti. “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Laju Reaksi”. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2010. Habibah. “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Bernuansa Nilai pada Konsep Cahaya”. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Haryanto. “Sains Untuk SD Kelas IV”. Jakarta: Erlangga, 2002. Hermawan, Asep Herry dkk. “Belajar Dan pembelajaran SD”. Bandung: UPI PRESS, 2007.
67
68
Ibrahim, R dan S, Nana Syaodih. “Perencanaan Pengajaran”. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Izzah, Immaratul. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen”. Jakarta: Perpustakaan UIN Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2012. Maspupah, Armas. “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Materi Gaya kelas V di MIS Anwarul Hidayah”. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Muna, Izza Aliyatul. “Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”. Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan Vol 8, 2010. Nofijanti, Lilik. “Lapis PGMI-Evaluasi Pembelajaran”. Surabaya: Amanah Pustaka, 2009. Nurgiyantoro, Burhan dkk. “Statistik Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial”. Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2000. Purwanto. “Evaluasi Hasil Belajar”. Yogyakarta: Celeban Timur UH III/548, 2011. Risdiana, Astri. “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Pada Materi Gerak Benda Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri I Mireng Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012” Skripsi diakses pada 22 Februari 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/9881/1/cover%20-%2008108244132.pdf. Rustaman, Nuryani dkk. “Strategi Pembelajaran Biologi”. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Sanjaya, Wina. “Strategi Pembelajaran Pendidikan”. Jakarta: Kencana, 2006.
Berorientasi
Standar
Proses
Sofyan, Ahmad. “Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi”. Jakarta: UIN Press, 2006. Sudjana. “Metoda Statistika”. Bandung: Tarsito, 2005. Sugianto, Agus dkk. “Lapis-PGMI. Pembelajaran IPA MI”. Surabaya: Aprinta, 2009. Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung: Alfabeta, 2009.
69
Sukarno, dkk. “Dasar-Dasar Pendidikan Sains”. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981. Sukra Warpala, I Wayan. “Implementasi pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran IPA Di Sekolah Dasar Dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah” Jurnal Pendidikan Dan pengajaran IKIP Negeri Singaraja No.3, 2003. Syah, Muhibbin. “Psikologi Pendidikan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Uzer Usman, Mohammad dan Setiawati, Lilis. “Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP)”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Widodo, Ari dkk. “Pendidikan IPA Di SD”. Bandung: UPI PRESS, 2007. Widyaningrum, Retno. “Strategi Pengajaran Yang Berasosiasikan Dengan Pembelajaran Kontekstual”. Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan Vol 3, 2005. Winata Putra, Udin S. “Strategi Belajar mengajar”. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Yudhawaty, Ratna dan Haryanto, Danny. ”Teori-Teori Dasar psikologi Pendidikan” Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011. Zulfiani, dkk. “Strategi Pembelajaran Sains”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah
: SDN Bintaro 02
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pertemuan ke
: 1 (Rabu, 18 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.
C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda 2. Dapat menyebutkan sifat-sifat benda 3. Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda 4. Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda 2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda 3. Siswa dapat memberikan contoh sifat-sifat benda 4. Siswa dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
70
71
E. Materi Ajar 1) Sifat-sifat benda padat Sifat-sifat benda padat diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya b) Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan 2) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya b) Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar c) Benda cair mengalir ke tempat rendah.
F. Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, Eksperimen, Small Group Discussion
G. Sumber Belajar dan Media Sumber: 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002. 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama,2008.
Media : 1. Pensil, tempat bekas air mineral (bentuk gelas), tempat bekas bekas air mineral (bentuk botol), batu atau kerikil, rautan (untuk benda padat). 2. Air, tempat bekas air mineral (bentuk botol), tempat bekas air mineral (bentuk gelas), selang ukuran 1 Meter (untuk benda cair). H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (25 Menit) Kegiatan Guru
Guru mengucap
Siswa menjawab
salam dan
salam dan
meminta siswa
membaca doa
membaca doa
Nilai karakter
Kegiatan Siswa
Religius
72
Guru
memperkenalkan
memperhatikan
diri secara singkat
guru
Guru memberikan
siswa pre test
Siswa
Guru
Siswa mengerjakan
Perhatian
Tanggungjawab
Perhatian
pre-test.
Siswa
menyampaikan
memperhatikan apa
tujuan
yang disampaikan
pembelajaran
oleh guru.
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (35 Menit) Kegiatan Guru
Guru membagi
Siswa berkumpul
siswa ke dalam
dengan anggota
lima kelompok
kelompoknya
Guru
Siswa mengerjakan
membagikan
lembar
lembar
kerja/worksheet
kerja/worksheet
yang dibagikan
tentang wujud
guru secara
dan sifat-sifat
berkelompok
benda kepada masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Kerjasama
Tanggungjawab
73
Guru menjelaskan
Siswa
isi lembar
memperhatikan
kerja/worksheet
penjelasan dari
kepada masing-
guru
Perhatian
Tanggungjawab
Tanggungjawab, kerjasama
masing kelompok
Guru
Siswa menerima
membagikan alat
alat dan bahan
dan bahan yang
yang dibagikan
tercantum dalam
oleh guru
lembar kerja/worksheet untuk melakukan percobaan kepada masing-masing kelompok.
Guru meminta
Siswa mengerjakan
siswa untuk
lembar
mengerjakan
kerja/worksheet
lembar
yang telah diminta
kerja/worksheet
oleh guru.
yang telah dibagikan.
74
B.2. Elaborasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru meminta
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Perwakilan
perwakilan
kelompok
masing-masing
menjelaskan hasil
kelompok untuk
percobaannya
Tanggungjawab
Perhatian
menjelaskan hasil percobaannya
Guru memberikan
Siswa
penjelasan
memperhatikan
terkait materi
penjelasan guru
pembelajaran (sifat benda padat dan cair (bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya, bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar, benda cair mengalir ke tempat rendah)) dan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa.
75
B.3. Konfirmasi (3 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan apa
terkait materi
yang dijelaskan
yang telah
oleh guru
Perhatian
Rasa ingin tahu
diajarkan
Guru memberikan
Siswa menanyakan
kesempatan
hal yang belum
kepada siswa
dimengerti kepada
untuk
guru terkait materi
menanyakan hal
yang telah
yang belum
dipelajari.
dimengerti terkait materi yang telah diajarkan.
C. Penutup (2 Menit) Kegiatan Guru
Guru bersama
siswa ikut
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang
pelajaran yang
telah selesai
telah selesai
dipelajari.
dipelajari
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Tanggungjawab, rasaingin tahu
76
Guru mengajak
Siswa bersama-
siswa membaca
sama membaca doa
doa bersama-
(hamdalah)
Religius
sama (hamdalah)
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Instrumen Soal
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
1. Sebutkan 5 contoh wujud benda padat 2. Sebutkan 2 contoh benda cair
Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
Tes
Tulis
3. Sebutkan salah satu sifat benda padat 4. Sebutkan salah satu sifat benda cair
Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda
Tes
Tulis
5. Berikan contoh sifat-sifat benda padat
Non tes
Unjuk kerja
6. Ayo lakukan percobaan tentang sifat-sifat dari masing masing benda: a. padat b. cair
Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda
Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
77
Kunci jawaban: 1. Batu, meja, plastisin, pensil, kursi. 2. Air dan minyak. 3. Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan 4. Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar Benda cair mengalir ke tempat rendah Benda cair menekan ke segala arah Benda cair meresap melalui celah-celah kecil 5. Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan: kayu yang bisa dibuat meja, kursi dsb. 6. Unjuk kerja.
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR 3
1
Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda
2
Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
3
Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda
Keterangan: 3 = Tepat 2 = Kurang tepat 1 = Tidak tepat
2
1
78
PEDOMAN PENSKORAN NON TES Indikator IV
Kelompok 4
3
1 2 3 4 5
Keterangan indikator: IV. Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
2
1
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah
: SDN Bintaro 02
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pertemuan ke
: 2 (Kamis, 19 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.
C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda 2. Dapat menyebutkan sifat-sifat benda 3. Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda 4. Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda 2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda 3. Siswa dapat memberikan contoh sifat-sifat benda 4. Siswa dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
79
80
E. Materi Ajar 1) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a) Benda cair menekan ke segala arah b) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil c) Benda cair dapat melarutkan berbagai macam zat. 2) Sifat-sifat benda gas Benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara, ada pun sifatsifat benda gas diantaranya sebagai berikut: a) Benda gas menekan ke segala arah b) Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya c) Benda gas terdapat di segala tempat d) Benda gas memiliki massa atau berat
F.Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, Eksperimen, Small Group Discussion
G. Sumber Belajar dan Media Sumber: 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002. 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama,2008.
Media : 1. Air matang/air mineral, air, tempat bekas air mineral (bentuk gelas), kantong plastik uk ½ kg, jarum pentul, tissue, gula pasir, sendok dan tali (untuk benda cair). 2. Lidi, jarum pentul, balon bulat dan balon lonjong, benang, minyak kayu putih dan tali (untuk benda gas).
81
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (5 Menit)
Kegiatan Guru
Guru mengucap
Nilai karakter
Kegiatan Siswa
Siswa menjawab
salam dan
salam dan
meminta siswa
membaca doa
Religius
Motivasi
Tanggungjawab
Rasa ingin tahu
Perhatian
membaca doa
Guru memberikan
ice breaking
Guru
Siswa melakukan ice breaking
mempersiapkan
Siswa bersiapsiap untuk belajar
kesiapan belajar siswa
Guru bertanya
kepada siswa
Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait materi IPA sebelumnya.
Guru
Siswa
menyampaikan
memperhatikan
tujuan
apa yang
pembelajaran
disampaikan oleh guru.
82
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (40 Menit) Kegiatan Guru
Guru membagi
Siswa berkumpul
siswa ke dalam
dengan anggota
lima kelompok
kelompoknya
Guru
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa
membagikan
mengerjakan
lembar
lembar
kerja/worksheet
kerja/worksheet
tentang wujud
yang dibagikan
dan sifat-sifat
guru secara
benda kepada
berkelompok
Kerjasama
Tanggungjawab
Perhatian
Tanggungjawab
masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Guru menjelaskan
Siswa
isi lembar
memperhatikan
kerja/worksheet
penjelasan dari
kepada masing-
guru
masing kelompok
Guru
Siswa menerima
membagikan alat
alat dan bahan
dan bahan yang
yang dibagikan
tercantum dalam
oleh guru
lembar kerja/worksheet untuk melakukan
83
percobaan kepada masing-masing kelompok.
Guru meminta
Siswa
mengerjakan
siswa untuk
Tanggungjawab, kerjasama
lembar
mengerjakan
kerja/worksheet
lembar
yang telah
kerja/worksheet
diminta oleh
yang telah
guru.
dibagikan.
B.2. Elaborasi (15 Menit)
Kegiatan Guru
Guru meminta
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Perwakilan
perwakilan
kelompok
masing-masing
menjelaskan hasil
kelompok untuk
percobaannya
Tanggungjawab
Perhatian
menjelaskan hasil percobaannya
Guru memberikan
Siswa
penjelasan terkait
memperhatikan
materi
penjelasan guru
pembelajaran (sifat benda cair (benda cair menekan ke segala arah,
84
benda cair meresap melalui celah-celah kecil, benda cair dapat melarutkan berbagai macam zat) serta sifatsifat benda gas dan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa.
B.3. Konfirmasi (5 Menit)
Kegiatan Guru
Guru memberikan
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan
terkait materi
apa yang
yang telah
dijelaskan oleh
diajarkan
guru
Guru memberikan
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa
kesempatan
menanyakan hal
kepada siswa
yang belum
untuk
dimengerti
menanyakan hal
kepada guru
yang belum
terkait materi
dimengerti terkait
yang telah
Perhatian
Rasa ingin tahu
85
materi yang telah
dipelajari.
diajarkan.
C. Penutup (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru bersama
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
siswa ikut
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang
pelajaran yang
telah selesai
telah selesai
dipelajari
Tanggungjawab, rasaingin tahu
Tanggungjawab
Religius
dipelajari
Guru memberikan
siswa menerima
soal latihan
soal latihan yang
kepada masing-
dibagikan guru
masing siswa dan
dan
meminta mereka
mengerjakannya
untuk mengerjakannya
Guru mengajak
Siswa bersama-
siswa bersama-
sama membaca
sama membaca
doa (hamdalah)
doa (hamdalah)
86
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Instrumen Soal
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
1. Sebutkan 2 contoh benda cair! 2. Sebutkan contoh dari benda gas!
Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
Tes
Tulis
3. Sebutkan salah satu sifat benda cair 4. Sebukan salah satu sifat benda gas
Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda
Tes
Tulis
5. Berikan contoh sifat-sifat benda gas
Non tes
Unjuk kerja
6. Ayo lakukan percobaan tentang sifat-sifat dari masing masing benda: a. padat b. cair c. gas
Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda
Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda
Kunci jawaban: 1. Air dan minyak. 2. Udara. 3. Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar Benda cair mengalir ke tempat rendah Benda cair menekan ke segala arah Benda cair meresap melalui celah-celah kecil
87
4. Benda gas menekan ke segala arah Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya Benda gas terdapat di segala tempat. Benda gas memiliki massa atau berat. 5. Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya: jika kita meniup balon. 6. Unjuk kerja
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR 3
1
Dapat menyebutkan contoh-contoh wujud benda
2
Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
3
Dapat memberikan contoh sifat-sifat benda
Keterangan: 3 = Tepat 2 = Kurang tepat 1 = Tidak tepat
2
1
88
PEDOMAN PENSKORAN NON TES Indikator IV
Kelompok 4
3
1 2 3 4 5 Keterangan indikator: IV. Dapat mendemonstrasikan sifat-sifat benda Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
2
1
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah
: SDN Bintaro 02
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pertemuan ke
: 3 (Jum’at, 25 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
B. Kompetensi Dasar 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda. 2. Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 3. Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai peubahan wujud benda
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 2. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 3. Siswa dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai peubahan wujud benda.
89
90
E. Materi Ajar 1) Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair disebut mencair atau meleleh atau melebur. Contohnya adalah saat kita mengaduk gula pasir dalam teh panas, setelah diaduk butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak hilang, akan tetapi gula pasir tersebut mengalami perubahan wujud. Gula pasir larut dalam the panas, gula pasir tersebut berubah dari benda padat menjadi cair. 2) Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Contohnya adalah jika kita memasukkan sekantong air ke dalam freezer maka air tesebut akan berubah menjadi es. Perubahan seperti ini dinamakan membeku. 3) Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut menguap. Contohnya adalah jika kita memanaskan air di dalam panci.
F. Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, Eksperimen, Small Group Discussion
G. Sumber Belajar dan Media Sumber: 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002. 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama,2008.
Media: 1. Gelas, es batu dan air (mencair) 2. Air, kantong plastik, karet, kulkas (membeku) 3. Kompor kecil, air, kaleng bekas, korek api, minyak tanah (menguap)
91
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (5 Menit) kegiatan Guru
Guru mengucap
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa menjawab
salam dan
salam dan
meminta siswa
membaca doa
Religius
Motivasi
Tanggungjawab
Tanggungjawab
Perhatian
membaca doa
Guru memberikan
ice breaking
Guru
Siswa mengikuti ice breaking
mempersiapkan
Siswa bersiap-siap untuk belajar
kesiapan belajar siswa
Guru bertanya
kepada siswa
Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang materi IPA sebelumnya
Guru
Siswa
menyampaikan
memperhatikan apa
tujuan
yang disampaikan
pembelajaran
oleh guru.
92
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (40 Menit) Kegiatan Guru
Guru membagi
Siswa berkumpul
siswa ke dalam
dengan anggota
lima kelompok
kelompoknya
Guru
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa mengerjakan
membagikan
lembar
lembar
kerja/worksheet
kerja/worksheet
yang dibagikan
tentang
guru secara
perubahan wujud
berkelompok
Kerjasama
Tanggungjawab
Perhatian
Tanggungjawab
benda kepada masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Guru menjelaskan
Siswa
isi lembar
memperhatikan
kerja/worksheet
penjelasan dari
kepada masing-
guru
masing kelompok
Guru
Siswa menerima
membagikan alat
alat dan bahan
dan bahan yang
yang dibagikan
tercantum dalam
oleh guru
lembar kerja/worksheet untuk melakukan
93
percobaan kepada masing-masing kelompok.
Guru meminta
Siswa mengerjakan
Tanggungjawab
lembar
siswa untuk
kerja/worksheet
mengerjakan
yang telah diminta
lembar
oleh guru.
kerja/worksheet yang telah dibagikan.
B.2. Elaborasi (15 Menit) Kegiatan Guru
Guru meminta
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Perwakilan
perwakilan
kelompok
masing-masing
menjelaskan hasil
kelompok untuk
percobaanya
Tanggungjawab
Perhatian
menjelaskan hasil percobaanya
Guru memberikan
Siswa
penjelasan
memperhatikan
terkait materi
penjelasan guru
pembelajaran dan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa
94
B.3. Konfirmasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan apa
terkait materi
yang dijelaskan
yang telah
oleh guru
Perhatian
Rasa ingin tahu
diajarkan
Guru memberikan
Siswa menanyakan
kesempatan
hal yang belum
kepada siswa
dimengerti kepada
untuk
guru terkait materi
menanyakan hal
yang telah
yang belum
dipelajari.
dimengerti terkait materi yang telah diajarkan.
C. Penutup (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru bersama
siswa ikut
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang
pelajaran yang
telah selesai
telah selesai
dipelajari
dipelajari
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa
Tanggungjawab
95
Guru mengajak
Siswa membaca
siswa bersama-
doa bersama
sama membaca
(hamdalah)
Religius
doa (hamdalah)
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Dapat menyebutkan
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
contoh perubahan wujud benda
Instrumen Soal 1. Sebutkan contoh perubahan wujud benda mencair 2. Sebutkan contoh perubahan wujud benda membeku 3. Sebutkan contoh perubahan wujud benda menguap
4. Apakah mencair itu? 5. Apakah membeku itu? 6. Apakah menguap itu?
Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai perubahan wujud benda
Non tes
Unjuk kerja
7. Lakukanlah percobaan mengenai perubahan wujud benda : mencair, membeku, menguap.
96
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Es krim yang meleleh Air yang bisa menjadi keras apabila ditaruh di kulkas dalam beberapa hari Jika kita memanaskan air di dalam panci. Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair. Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat. Perubahan wujud benda cair menjadi gas. Unjuk kerja.
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR
5
1
Dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
2
Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
Keterangan: 5: tepat 3: kurang tepat 1: salah
3
1
97
PEDOMAN PENSKORAN NON TES Indikator Kelompok
III 4
3
2
1
1 2 3 4 5 Keterangan indikator: III. Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai perubahan wujud benda. Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah
: SDN VI Ciputat
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pertemuan ke
: 4 (Senin, 23 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
B. Kompetensi Dasar 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda. 2. Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 3. Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai peubahan wujud benda
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 2. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas 3. Siswa dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai peubahan wujud benda.
98
99
E. Materi Ajar 4) Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut mengembun. Contohnya adalah jika kita menutup cangkir atau gelas yang berisikan air panas, kita akan melihat ada butiran-butiran air di situ. 5) Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas disebut menyublim. Contohnya adalah kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis.
F. Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, Eksperimen, Small Group Discussion
G. Sumber Belajar dan Media Sumber: 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002. 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama,2008.
Media: 4. Air panas, piring/gelas, tutup gelas, termos (mengembun) 5. Lilin, kamper, korek api, penjepit. (menyublim)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (5 Menit) kegiatan Guru
Guru mengucap
Kegiatan Siswa
Siswa menjawab
salam dan meminta
salam dan
siswa membaca doa
membaca doa
Guru mempersiapkan kesiapan belajar
Siswa bersiapsiap untuk belajar
Nilai Karakter
Religius
Tanggungjawab
100
siswa
Guru bertanya
kepada siswa terkait
Siswa menjawab
Tanggungjawab
Perhatian
pertanyaan guru
materi IPA sebelumnya.
Guru menyampaikan
Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran
apa yang disampaikan oleh guru.
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (30 Menit) Kegiatan Guru
Guru membagi siswa
Kegiatan Siswa
Siswa berkumpul
ke dalam lima
dengan anggota
kelompok
kelompoknya
Guru membagikan
Siswa
lembar
mengerjakan
kerja/worksheet
lembar
tentang perubahan
kerja/worksheet
wujud benda kepada
yang dibagikan
masing-masing
guru secara
kelompok yang telah
berkelompok
Nilai Karakter
Kerjasama, tanggungjawab
Tanggungjawab
Perhatian
dibagi sebelumnya
Guru menjelaskan isi lembar
Siswa memperhatikan
101
kerja/worksheet
penjelasan dari
kepada masing-
guru
masing kelompok
Guru membagikan
Siswa menerima
alat dan bahan yang
alat dan bahan
tercantum dalam
yang dibagikan
lembar
oleh guru
Tanggungjawab
Tanggungjawab
kerja/worksheet untuk melakukan percobaan kepada masing-masing kelompok.
Guru meminta siswa
Siswa
untuk mengerjakan
mengerjakan
lembar
lembar
kerja/worksheet
kerja/worksheet
yang telah
yang telah
dibagikan.
diminta oleh guru.
B.2. Elaborasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru meminta
Kegiatan Siswa
Perwakilan
perwakilan
kelompok
masing-masing
menjelaskan hasil
kelompok untuk
percobaanya
menjelaskan hasil percobaanya
Nilai Karakter
Tanggungjawab
102
Guru memberikan
Siswa
penjelasan
memperhatikan
terkait materi
penjelasan guru
Perhatian
pembelajaran dan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa
B.3. Konfirmasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Kegiatan Siswa
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan apa
terkait materi yang
yang dijelaskan
telah diajarkan
oleh guru
Guru memberikan
Siswa menanyakan
kesempatan kepada
hal yang belum
siswa untuk
dimengerti kepada
menanyakan hal
guru terkait materi
yang belum
yang telah
dimengerti terkait
dipelajari.
materi yang telah diajarkan.
Nilai Karakter
Perhatian
Rasa ingin tahu
103
C. Penutup (25 Menit) Kegiatan Guru
Guru bersama
Kegiatan Siswa
siswa ikut
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang
pelajaran yang
telah selesai
telah selesai
dipelajari
Nilai Karakter
Tanggungjawab
Tanggungjawab
Religius
dipelajari
Guru memberikan
siswa menerima
soal latihan (Post
soal yang
test) kepada
dibagikan guru dan
masing-masing
mengerjakannya
siswa dan meminta mereka untuk mengerjakannya
Guru mengajak
Siswa bersama-
siswa bersama-
sama membaca doa
sama membaca doa
(hamdalah)
(hamdalah)
104
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Dapat menyebutkan
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
contoh perubahan wujud benda
Instrumen Soal 1. Sebutkan contoh perubahan wujud benda mengembun 2. Sebutkan contoh perubahan wujud benda menyublim 3. Apakah mengembun itu? 4. Apakah menyublim itu?
Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai
Non tes
Unjuk kerja
5. Lakukanlah percobaan mengenai perubahan wujud benda : mengembun, dan menyublim
perubahan wujud benda
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5.
Jika kita menutup cangkir atau gelas yang berisikan air panas, kita akan melihat ada butiran-butiran air di situ. Kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis. Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair. Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Unjuk kerja
105
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR
5
1
Dapat menyebutkan contoh perubahan wujud benda cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
2
Dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
Keterangan: 5: tepat 3: kurang tepat 1: salah
3
1
106
PEDOMAN PENSKORAN NON TES Indikator Kelompok
III 4
3
2
1
1 2 3 4 5 Keterangan indikator: III. Dapat mendemonstrasikan percobaan mengenai perubahan wujud benda. Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah
: SDN Bintaro 02
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke
: 1 ( Senin, 16 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.
C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat meyebutkan contoh wujd benda 2. Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan contoh wujud benda 2. Siswa dapat meyebutkan sifat-sifat benda
E. Materi Ajar 1) Sifat-sifat benda padat Sifat-sifat benda padat diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya b) Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan
107
108
2) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya b) Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar c) Benda cair mengalir ke tempat rendah d) Benda cair menekan ke segala arah e) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil 3) Sifat-sifat benda gas Benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara, ada pun sifatsifat benda gas diantaranya sebagai berikut: a) Benda gas menekan ke segala arah b) Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya c) Benda gas terdapat di segala tempat
F. Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama,2008.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (25 Menit) kegiatan Guru
Guru mengucap
Kegiatan Siswa
Siswa menjawab
salam dan meminta
salam dan
siswa membaca doa
membaca doa
Nilai Karakter
Religius
109
Guru
Siswa
memperkenalkan
memperhatikan
diri secara singkat
guru
Guru
mempersiapkan
Siswa bersiap-
Perhatian
Tanggungjawab
Tanggungjawab
Perhatian
siap untuk belajar
kesiapan belajar siswa
Guru memberikan
Siswa
soal pre test tentang
mengerjakan soal
wujud dan sifat
pre-test yang
benda kepada siswa
diberikan oleh guru
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (35 Menit) Kegiatan Guru
Guru meminta siswa
Kegiatan Siswa
Siswa membuka
untuk membuka dan
dan menbaca
membaca buku paket
buku paket
pelajaran sub bab
pelajaran terkait
“Benda dan
materi pelajaran
sifatnya”
dan membacanya.
Nilai Karakter
Tanggungjawab, aktif
110
Guru mengadakan
Siswa melakukan
sesi tanya jawab
sesi tanya jawab
kepada siswa dengan
dengan guru.
Tanggungjawab, rasa ingin tahu
mengajukan beberapa pertanyaan tentang sifat-sifat benda.
B.2. Elaborasi ( 5 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Kegiatan Siswa
Siswa
penjelasan
memperhatikan
terkait materi
penjelasan guru
Nilai Karakter
Perhatian
pembelajaran.
B.3. Konfirmasi (3 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Kegiatan Siswa
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan
terkait materi yang
apa yang
telah diajarkan
dijelaskan oleh
Nilai Karakter
Perhatian
Rasa ingin tahu, tanggungjawab
guru
Guru memberikan
Siswa
kesempatan kepada
menanyakan hal
siswa untuk
yang belum
menanyakan hal
dimengerti
yang belum
kepada guru
111
dimengerti terkait
terkait materi
materi yang telah
yang telah
diajarkan.
dipelajari.
C. Penutup (2 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru bersama siswa
siswa ikut
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang telah
pelajaran yang
selesai dipelajari
telah selesai
Nilai Karakter
Tanggungjawab, rasa ingin tahu
Religius
dipelajari
Guru mengajak
Siswa bersama-
siswa bersama-sama
sama membaca
membaca doa
doa (hamdalah)
(hamdalah)
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Dapat menyebutkan
Penilaian Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
1. Minyak, bensin adalah contoh benda…. 2. Batu, kayu adalah contoh benda… 3. Udara adalah contoh benda….
Tes
Tulis
4. Sebutkan sifat-sifat benda padat! 5. Sebutkan sifat-sifat benda cair! 6. Sebutkan sifat-sifat benda gas!
contoh wujud benda
Dapat meyebutkan sifat-sifat benda
Instrumen Soal
Teknik Penilaian
112
Kunci Jawaban 1. Cair 2. Padat 3. Gas 4. Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan 5. Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar Benda cair mengalir ke tempat rendah Benda cair menekan ke segala arah Benda cair meresap melalui celah-celah kecil 6. Benda gas menekan ke segala arah Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya Benda gas terdapat di segala tempat Benda gas memiliki berat atau massa
113
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR
5
1
Dapat menyebutkan contoh wujud benda
2
Dapat menyebutkan sifat-sifat benda
Keterangan: 5: tepat 3: kurang tepat 1: salah
3
1
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah
: SDN Bintaro 02
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan ke
: 2 (Selasa, 24 November 2015)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
B. Kompetensi Dasar 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas. C. Indikator Pembelajaran 1. Dapat menjelaskan perubahan wujud benda. 2. Dapat menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan wujud benda.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perubahan wujud benda 2. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan wujud benda
E. Materi Ajar 1) Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair disebut mencair atau meleleh atau melebur. Contohnya adalah saat kita mengaduk gula pasir dalam teh panas, setelah diaduk butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak
114
115
hilang, akan tetapi gula pasir tersebut mengalami perubahan wujud. Gula pasir larut dalam the panas, gula pasir tersebut berubah dari benda padat menjadi cair. 2) Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Contohnya adalah jika kita memasukkan sekantong air ke dalam freezer maka air tesebut akan berubah menjadi es. Perubahan seperti ini dinamakan membeku. 3) Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut menguap. Contohnya adalah jika kita memanaskan air di dalam panci. 4) Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut mengembun. Contohnya adalah jika kita menutup cangkir atau gelas yang berisikan air panas, kita akan melihat ada butiran-butiran air di situ. 5) Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas disebut menyublim. Contohnya adalah kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis.
F. Metode/ Strategi Pembelajaran Ceramah, tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Haryanto. Sains untuk SD kelas IV. Jakarta: Erlangga, 2002 2. Muhammad Ariefianto, dkk. “Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV”. Bandung: Acarya Media Utama, 2008.
116
H. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (5 Menit) kegiatan Guru
Guru mengucap
Kegiatan Siswa
Siswa menjawab
salam dan meminta
salam dan
siswa membaca
membaca doa
Nilai Karakter
Religius
Motivasi
Tanggungjawab
Tanggungjawab
Perhatian
doa
Guru memberikan
ice breaking
Guru
Siswa melakukan ice breaking
mempersiapkan
Siswa bersiap-siap untuk belajar
kesiapan belajar siswa
Guru memberikan
pertanyaan tentang
Siswa menjawab pertanyaan guru.
materi IPA sebelumnya
Guru
Siswa
menyampaikan
memperhatikan apa
tujuan
yang disampaikan
pembelajaran
oleh guru.
B. Kegiatan Inti B.1. Eksplorasi (30 Menit) Kegiatan Guru
Guru meminta
Kegiatan Siswa
Siswa membuka
siswa untuk
buku paket
membuka dan
pelajaran terkait
Nilai Karakter
Tanggungjawab, aktif
117
membaca buku
materi pelajaran
paket pelajaran sub
dan membacanya.
bab “benda dan sifatnya”
Guru mengadakan
Siswa melakukan
sesi tanya jawab
tanya jawab
kepada siswa
dengan guru.
Tanggungjawab
dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi perubahan wujud benda
B.2. Elaborasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Kegiatan Siswa
Siswa
penjelasan
memperhatikan
terkait materi
penjelasan guru
Nilai Karakter
Perhatian
pembelajaran.
B.3. Konfirmasi (5 Menit) Kegiatan Guru
Guru memberikan
Kegiatan Siswa
Siswa
penguatan singkat
memperhatikan apa
terkait materi yang
yang dijelaskan
Nilai Karakter
Perhatian
118
telah diajarkan
Guru memberikan
oleh guru
Siswa menanyakan
kesempatan kepada
hal yang belum
siswa untuk
dimengerti kepada
menanyakan hal
guru terkait materi
yang belum
yang telah
dimengerti terkait
dipelajari.
Rasa ingin tahu, tanggungjawab
materi yang telah diajarkan.
C. Penutup (25 Menit) Kegiatan Guru
Guru bersama
Kegiatan Siswa
siswa ikut
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pelajaran yang
pelajaran yang
telah selesai
telah selesai
dipelajari
Nilai Karakter
Tanggungjawab
Tanggungjawab
Religius
dipelajari
Guru memberikan
siswa menerima
soal post test
soal post test yang
kepada masing-
dibagikan guru dan
masing siswa dan
mengerjakannya
meminta mereka untuk mengerjakannya.
Guru mengajak
Siswa bersama-
siswa bersama –
sama membaca doa
sama membaca doa
(hamdalah).
(hamdalah)
119
I. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Dapat menjelaskan
Penilaian Bentuk Instrumen
Tes
Tulis
1. 2. 3. 4. 5.
Tes
Tulis
6. Apa saja faktor –faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan wujud benda?
perubahan wujud benda
Dapat menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan wujud benda
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Instrumen Soal
Teknik Penilaian
Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Perubahan wujud benda cair menjadi gas Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Pendinginan dan pemanasan.
Mencair adalah… Membeku adalah… Menguap adalah…. Menyublim adalah… Mengembun adalah..
120
PEDOMAN PENSKORAN TES NO
INDIKATOR
SKOR
5
1
Dapat menjelaskan perubahan wujud benda
2
Dapat menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan wujud benda
Keterangan: 5: tepat 3: kurang tepat 1: salah
3
1
Lampiran 7
Kelompok: Nama anggota: 1.
5.
2.
6
3.
7.
4.
8. Lembar Kerja Siswa (LKS)
A. Judul Wujud Benda dan Sifatnya B. Tujuan Untuk mengetahui berbagai wujud dan sifat benda C. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya D. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. E. Uraian Materi Di lingkungan sekitar ada banyak sekali benda. Benda-benda di alam semesta digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu benda padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai sifat yang membedakannya dari jenis benda lain, bahkan sesama benda padat pun mempunyai sifat yang berbeda dari benda padat lain. Beberapa sifat dari masing-masing wujud benda itu sendiri adalah sebagai berikut: 1) Sifat-sifat benda padat Sifat-sifat benda padat diantaranya sebagai berikut: a) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya b) Bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan
121
122
2) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a)
Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya
b) Bentuk permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar c)
Benda cair mengalir ke tempat rendah
F. Alat dan Bahan Benda Padat: 1. Pensil 2. Rautan 3. Batu atau kerikil 4. Tempat bekas air mineral (bentuk gelas)
123
Prosedur Kerja: 1) a. Siapkan pensil, kerikil dan rautan. Kemudian perhatikan bagaimana bentuknya. b. Ambil rautan, kemudian rautlah pensil tersebut. Perhatikan bagaimana bentuk pensil setelah diraut? 2) a. Siapkan tempat bekas air mineral (bentuk gelas) kemudian masukkan pensil, kerikil dan rautan ke dalam tempat bekas air mineral (bentuk gelas) tersebut. b. Amati bentuknya apakah benda tersebut berubah bentuknya mengikuti bentuk wadahnya? Mengapa demikian? Buatlah kesimpulan dari percobaan ini! Benda Cair: 1. Air 2. Tempat bekas air mineral (bentuk botol) 3. Tempat bekas air mineral (bentuk gelas) 4. Selang ukuran 1 meter Prosedur Kerja: 1) a. Siapkan tempat bekas air mineral (bentuk gelas) dan tempat bekas air mineral (bentuk botol)! b. Masukkan air ke dalam
tempat-tempat tersebut. Amati bagaimana
bentuknya. 2) a. Sekarang coba perhatikan permukaan air di dalam wadah-wadah tersebut. b. Setelah kamu memperhatikan permukaan air di dalam wadah-wadah tersebut, coba kamu miringkan salah satu wadah di atas. Bagaimana permukaan air tersebut, apakah masih sama seperti pada saat sebelum wadahnya dimiringkan?
124
3) a. Ambil selang sepanjang satu meter. b. Isilah selang tersebut dengan air dan dengan dibantu temanmu sumbatlah lubang selang itu. c. Pegang satu ujung selang olehmu dan ujung yang lain oleh temanmu, posisikan kedua ujung sama tinggi (seperti pada gambar a di bawah) d. Buka kedua sumbatnya! Apakah air keluar dari selang? e. Posisikan ujung selang yang satu lebih tinggi daripada ujung selang yang lain (seperti pada gambar b di bawah). Apa yang terjadi? f. Bagaimana kalau ujung selang yang satu lebih tinggi daripada ujung selang yang lain, kemana air mengalir?
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan! G. Hasil Pengamatan No.
Sifat Benda Padat
1 2 3 4 5
Cair
Gas
125
H. Penilaian a. Penilaian Kognitif 1. Air, minyak tanah dan bensin merupakan contoh dari benda... 2. Sifat benda yang bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk wadahnya adalah sifat dari benda... 3. Kayu dan batu merupakan contoh dari benda... 4. Memilik massa merupakan sifat dari benda...dan... 5. Udara yang kita hirup sehari-hari merupakan contoh dari benda...
b. Penilaian Afektif (sikap)
Aspek Sikap
klmpk
Kerapihan
4
3
2
1 2 3 4 5 Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Kebersihan
1
4
3
2
Ketelitian
1
4
3
2
Kerjasama
1
4
3
2
1
126
c. Penilaian Kinerja indikator Klmpk A 1
4
3
B 2
1
4
3
C 2
1
4
3
2 3 4 5 Keterangan indikator: A. Mengambil alat dan bahan dengan tertib B. Menggunakan alat dan bahan dengan tepat C. Melakukan percobaan dengan teliti D. Mencatat hasil pengamatan dengan benar
Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
D 2
1
4
3
2
1
Lampiran 8
Kelompok: Nama anggota: 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8. Lembar Kerja Siswa (LKS)
A. Judul Wujud Benda dan Sifatnya B. Tujuan Untuk mengetahui berbagai wujud dan sifat benda C. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya D. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. E. Uraian Materi Di lingkungan sekitar ada banyak sekali benda. Benda-benda di alam semesta digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu benda padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai sifat yang membedakannya dari jenis benda lain, bahkan sesama benda padat pun mempunyai sifat yang berbeda dari benda padat lain. Beberapa sifat dari masing-masing wujud benda itu sendiri adalah sebagai berikut: 1) Sifat-sifat benda cair Sifat-sifat benda cair diantaranya sebagai berikut: a)
Benda cair menekan ke segala arah
b) Benda cair dapat melarutkan berbagai zat c)
Benda cair meresap melalui celah-celah kecil
127
128
2) Sifat-sifat benda gas Benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara, ada pun sifatsifat benda gas diantaranya sebagai berikut: a) Benda gas menekan ke segala arah b) Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya c) Benda gas terdapat di segala tempat d) Benda gas memiliki massa. e) Benda gas dapat dirasakan.
129
F. Alat dan Bahan Benda Cair: 1. Air matang/air mineral 2. Air 3. Tempat bekas air mineral (bentuk gelas) 4. Kantong plastik ukuran ½ kg 5. Jarum pentul 6. Tissue 7. Gula pasir 8. Sendok 9. Tali Prosedur Kerja: 1) a. Ambil segelas air (air mineral) kemudian minum dan rasakan! Bagaimana rasanya? b. Masukkan satu sendok penuh gula pasir ke dalam air tadi dan aduklah! c. Rasakan kembali air tersebut! Bagaimanakah rasa air itu sekarang? Samakah dengan air yang semula? Mengapa? 2) a. Isi kantong plastik uk ½ kg bening dengan air sampai penuh, ikat ujungnya dan gantungkan! b. Tusuklah dengan jarum pentul pada salah satu sisinya. Apa yang terjadi? c. Buat tusukkan pada beberapa tempat. Apa yang terjadi? 3) a. Sediakan tempat bekas air mineral (bentuk gelas) yang berisikan air di dalamnya! b. Ambil sehelai kertas tissue dan masukkan salah satu ujungnya ke dalam gelas tersebut seperti gambar di bawah ini!. Biarkan selama 2 atau 3 menit sambil diamati!
130
c. Bagaimana ujung tissue yang di atas? Mengapa bisa begitu? d. Setelah 2 atau 3 menit, angkatlah tissue tersebut dan amati apa yang terjadi? Buat kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakuka
Benda Gas: 1. Lidi 2. Jarum pentul 3. Balon bulat dan Balon lonjong 4. Benang/tali 5. Minyak kayu putih Prosedur Kerja: 1) a. Ambil satu buah balon lonjong dan tiuplah balon tersebut! b. Apa yang terjadi? Mengapa demikian? 2) a. Tiuplah dua buah balon hingga sama besar kemudian ikatlah dengan benang! b. Susunlah lidi menjadi sehingga menjadi sebuah timbangan! c. Gantungkan masing-masing balon pada ujung lidi, seperti pada gambar di bawah ini!
131
d. Tusuklah salah satu balon dengan menggunakan jarum pentul. Apakah posisi timbangan berubah? 3) a. Teteskan minyak kayu putih. Tunggu beberapa saat. b. Suruh teman kalian mencium baunya dari berbagai tempat di sekitarmu! c. Tanyakan kepada teman kalian apakah mereka mencium bau benda tersebut! Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan!
G. Hasil Pengamatan No.
Sifat Benda
Padat
1 2 3 4 5
Cair
Gas
132
H. Penilaian a. Penilaian Kognitif 1. Air, minyak tanah dan bensin merupakan contoh dari benda... 2. Sifat benda yang bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk wadahnya adalah sifat dari benda... 3. Kayu dan batu merupakan contoh dari benda... 4. Memilik massa merupakan sifat dari benda...dan... 5. Udara yang kita hirup sehari-hari merupakan contoh dari benda...
b. Penilaian Afektif (sikap)
Aspek Sikap
klmpk
Kerapihan
4
3
2
1 2 3 4 5 Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang.
Kebersihan
1
4
3
2
Ketelitian
1
4
3
2
Kerjasama
1
4
3
2
1
133
c. Penilaian Kinerja Indikator Klmpk A 1
4
3
B 2
1
4
3
C 2
1
4
3
2 3 4 5 Keterangan indikator: A. Mengambil alat dan bahan dengan tertib B. Menggunakan alat dan bahan dengan tepat C. Melakukan percobaan dengan teliti D. Mencatat hasil pengamatan dengan benar
Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
D 2
1
4
3
2
1
Lampiran 9
Kelompok: Nama anggota: 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8. Lembar Kerja Siswa (LKS)
A. Judul Perubahan Wujud Benda B. Tujuan Untuk mengetahui macam-macam perubahan wujud benda C. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya D. Kompetensi Dasar 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas E. Uraian Materi 1) Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair disebut mencair atau meleleh atau melebur. Contohnya adalah saat kita mengaduk gula pasir dalam teh panas, setelah diaduk butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak hilang, akan tetapi gula pasir tersebut mengalami perubahan wujud. Gula pasir larut dalam the panas, gula pasir tersebut berubah dari benda padat menjadi cair. 2) Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Contohnya adalah jika kita memasukkan sekantong air ke dalam freezer maka air tesebut akan berubah menjadi es. Perubahan seperti ini dinamakan membeku.
134
135
3) Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut menguap. Contohnya adalah jika kita memanaskan air di dalam panci.
F. Alat dan Bahan Mencair Alat: 1. Gelas Bahan: 1. Es batu 2. Air
Prosedur Kerja: 1. Siapkan gelas dan es batu. 2. Kemudian masukkan es batu ke dalam gelas (seperti pada gambar di bawah) dan beri sedikit air di dalam gelas tersebut. Tunggu sampai 5 menit. Amati apa yang terjadi!
136
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan! Membeku Alat: 1. Kulkas 2. Karet 3. Kantong plastik Bahan: 1. Air Prosedur Kerja: 1. Siapkan plastik 2. Masukkan air ke dalam plastik 3. Ikat bagian atas plastik dengan karet 4. Masukkan ke dalam kulkas (Freezer), tunggu selama beberapa hari! 5. Setelah beberapa hari apa yang terjadi? Bagaimana wujudnya sekarang? Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan !
Menguap Alat: 1. Kompor kecil 2. Kaleng bekas susu 3. Korek api Bahan: 1. Air 2. Minyak tanah
137
Prosedur Kerja: 1. Siapkan kompor 2. Nyalakan kompor dengan menggunakan korek api 3. Letakkan kaleng bekas susu di atas kompor 4. Masukkan air ke dalam kaleng bekas susu 5. Tunggu 15 menit. 6. Amati apa yang terjadi! Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan!
G. Hasil Pengamatan No.
Peristiwa
Mencair
Membeku
Menguap
1.
2
3
4
5
H. Penilaian a. Penilaian Kognitif 1. Mencair adalah... 2. Membeku adalah... 3. Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut... 4. Contoh peristiwa membeku dalam kehidupan sehari-hari adalah... 5. Contoh peristiwa mencair dalam kehidupan sehari-hari adalah... 6. Contoh peristiwa menguap dalam kehidupan sehari-hari adalah...
138
b. Penilaian Afektif (sikap)
Aspek Sikap
klmpk
Kerapihan
4
3
2
Kebersihan
1
4
3
2
Ketelitian
1
4
3
2
Kerjasama
1
4
3
2
1
2
1
1 2 3 4 5 Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
c. Penilaian Kinerja indikator Klmpk A 1 2 3 4 5
4
3
B 2
1
4
3
C 2
1
4
3
D 2
1
4
3
139
Keterangan indikator: A. Mengambil alat dan bahan dengan tertib B. Menggunakan alat dan bahan dengan tepat C. Melakukan percobaan dengan teliti D. Mencatat hasil pengamatan dengan benar
Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Lampiran 10
Kelompok: Nama anggota: 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8. Lembar Kerja Siswa (LKS)
A. Judul Perubahan Wujud Benda B. Tujuan Untuk mengetahui macam-macam perubahan wujud benda C. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya D. Kompetensi Dasar 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas E. Uraian Materi 4). Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut mengembun. Contohnya adalah jika kita menutup cangkir atau gelas yang berisikan air panas, kita akan melihat ada butiran-butiran air di situ. 5). Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas disebut menyublim. Contohnya adalah kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis.
140
141
F. Alat dan Bahan Mengembun: Alat 1. Tutup gelas 2. Gelas 3. Termos (tempat) air panas Bahan 1. Air panas Prosedur Kerja: 1. Ayo sekarang siapkan gelas. 2. Tuangkan air panas ke dalamnya. 3. Tutuplah gelas tersebut dengan penutup gelas tersebut. 4. Tunggulah sekitar satu menit 5. Bukalah tutup gelas tersebut dan lihat di bagian bawah tutupnya! 6. Amati apa yang terjadi! Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan !
142
Menyublim: Alat 1. Lilin 2. Penjepit 3. Korek api Bahan 1. Kamper
Prosedur Kerja: 1. Siapkan kamper, lilin, korek api dan penjepit. 2. Nyalakan lilin. 3. Jepitlah kamper dengan menggunakan penjepit lalu panaskan di atas lilin yang menyala. 4. Apa yang terjadi pada kamper? Ayo buatlah kesimpulan dari percobaan ini! G. Hasil Pengamatan No
1.
2
3
4
5
Peristiwa
Mengembun
Menyublim
143
H. Penilaian a. Penilaian Kognitif 1. Mengembun adalah... 2. Menyublim adalah... 3. Contoh peristiwa mengembun dalam kehidupan sehari-hari adalah... 4. Contoh peristiwa menyublim dalam kehidupan sehari-hari adalah...
b. Penilaian Afektif (sikap)
Aspek Sikap
klmpk
Kerapihan
4
3
2
1 2 3 4 5 Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Kebersihan
1
4
3
2
Ketelitian
1
4
3
2
Kerjasama
1
4
3
2
1
144
c. Penilaian Kinerja indikator Klmpk A 1
4
3
B 2
1
4
3
C 2
1
4
3
2 3 4 5 Keterangan indikator: A. Mengambil alat dan bahan dengan tertib B. Menggunakan alat dan bahan dengan tepat C. Melakukan percobaan dengan teliti D. Mencatat hasil pengamatan dengan benar
Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
D 2
1
4
3
2 1
Lampiran 11
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFATNYA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satuan Pendidikan : SD Negeri
Alokasi Waktu
: 2 x 30 menit
Mata Pelajaran Kelas/Semester
Jumlah Soal Bentuk Soal
: 40 : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu
: Ilmu Pengetahuan Alam : IV (Empat)/ I (Ganjil)
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Menyebutkan contohcontoh wujud benda √
PG
√
PG
145
Naskah Soal
Di bawah ini yang merupakan contoh dari benda padat adalah… a. Kayu, minyak, batu b. Air, buku, batu c. Batu, udara, meja d. Meja, kursi, batu Benda di bawah ini yang merupakan contoh dari benda cair adalah... a. minyak, kayu dan bensin b. batu, udara dan minyak c. minyak, air dan bensin d. udara, kayu dan batu
Kunci Jwbn
No. Soal
D
1
D
2
146
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Berikut ini yang tidak menunjukkan bahwa permukaan benda cair selalu mendatar adalah... a. Air di bejana b. Air di galon c. Air di gelas d. Air terjun
Menyebutkan sifat-sifat benda PG
Naskah Soal
√
PG
√
PG
√
Yang bukan merupakan contoh dari sifat benda padat dapat berubah bentuk jika diberi perlakuan tertentu adalah… a. pensil yang diraut b. batu didorong c. kayu dipotong d. plastisin ditekan
(I)
(II)
Kunci Jwbn
No. Soal
D
3
B
4
B
5
147
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Perhatikan gambar di atas! Jika air dimasukkan ke dalam gambar II, maka bentuk air akan... a. seperti gambar I b. seperti gambar II c. tidak seperti gambar I dan II d. tidak menentu Persamaan sifat dari benda cair dan benda gas adalah… a. bentuknya tidak berubah-ubah b. tidak memiliki massa c. partikelnya teratur d. menempati ruang
√
√
Gambar di atas menunjukkan bahwa… a. bentuk benda padat dapat diubah jika diberi perlakuan b. benda padat tidak dipengaruhi oleh wadahnya c. bentuk benda padat dapat berubah-ubah d. Semuanya benar
Kunci Jwbn
No. Soal
D
6
B
7
148
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√
PG
PG
√
Naskah Soal
gambar di atas menunjukkan bahwa sifat benda cair adalah.. a. mengalir ke tempat yang lebih rendah b. bentuknya berubah-ubah c. menekan ke segala arah d. permukaannya selalu datar Sifat dari benda padat yang benar adalah… a. bentuknya tetap dan permukaanya yang tenang selalu datar b. bentuknya tidak tetap dan dapat diubah jika diberikan perlakuan c. bentuknya tetap dan menekan ke segala arah d. bentuknya tetap dan dapat berubah jika diberikan perlakuan
Kunci Jwbn
No. Soal
B
8
D
9
149
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwbn
No. Soal
A
10
A
11
Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa sifat benda cair adalah…
PG
√ a. mengalir ke tempat yang lebih rendah b. bentuknya berubah-ubah c. menekan ke segala arah d. permukaannya selalu datar
√ PG
Sifat benda padat yang ingin ditunjukkan dari gambar di atas adalah... a. bentuknya tetap b. bentuknya dapat berubah jika diberikan perlakuan c. bentuknya tidak tetap d. semuanya benar
150
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Di bawah ini yang merupakan sifat dari benda cair yang benar adalah… a. bentuknya tidak tetap b. bentuknya tetap c. bentuknya dapat diubah jika diberikan perlakuan d. semuanya benar
√
Memberikan contoh sifat-sifat benda
Kunci Jwbn
No. Soal
A
12
A
13
Perhatikan gambar berikut:
√ PG
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa… a. bentuk benda padat dapat diubah jikadiberi perlakuan b. Benda padat tidak dipengaruhi oleh bentuk wadahnya c. bentuk benda padat tidak tetap d. semuanya benar
151
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√ PG
PG
√
Naskah Soal
Ketika kita menuangkan air kedalam teko maka bentuk airnya akan sama seperti teko tersebut. Kemudian kita pindahkan air tersebut ke dalam mangkuk, maka bentuknya pun akan sama seperti mangkuk. Hal seperti ini menunjukkan bahwa… a. benda cair meresap melalui celah-celah kecil b. benda cair menekan ke segala arah c. benda cair bentuknya berubahubah sesuai wadahnya d. benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah Peristiwa naiknya minyak tanah ke sumbu kompor merupakan contoh sifat dari benda cair… a. benda cair meresap melalui celah-celah kecil b. bendacair menekan ke segala arah c. benda cair bentuknya berubah-
Kunci Jwbn
No. Soal
C
14
A
15
152
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwbn
No. Soal
B
16
ubah sesuai wadahnya d. benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Mendemonstrasikan percobaan untuk mengetahui sifat benda padat, cair dan gas
Perhatikan gambar!
√ PG
Gambar di atas menunjukkan bahwa… a. benda gas memiliki tekanan b. benda gas memiliki berat c. benda gas mengisi seluruh ruangan d. benda gas menekan ke segala arah
153
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√
Naskah Soal
Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa…
Kunci Jwbn
No. Soal
B
17
C
18
PG
a. benda cair meresap melalui celah-celah kecil b. benda cair menekan ke segala arah c. permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar d. benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
√ PG
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa sifat dari benda gas adalah...
154
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwbn
No. Soal
B
19
a. Benda gas menekan ke segala arah b. Benda gas memiliki massa c. Benda gas dapat dirasakan d. Benda gas terdapat di segala tempat.
PG
√
Gambar di atas menunjukkan bahwa sifat benda padat adalah… a. Bentuknya dapat diubah jika diberi perlakuan b. Bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk wadahnya c. Menekan ke segala arah d. Semuanya benar
155
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√ PG
√ PG
Naskah Soal
Gambar di atas menunjukkan bahwa.... a. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil b. Benda cair menekan ke segala arah c. Permukaan benda cair yang tenang akan selalu datar d. Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Perhatikan gambar di samping!
Balon di atas dapat menggelembung karena terisi udara. Udara merupakan contoh dari benda gas, dan udara memiliki sifat....
Kunci Jwbn
No. Soal
A
20
A
21
156
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwbn
No. Soal
C
22
A
23
a. menempati ruang yang kosong b. permukaannya selalu datar c. mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah d. bentuknya selalu tetap 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
Menyebutkan contoh perubahan wujud benda
PG
Contoh perubahan wujud benda, dari benda cair ke gas adalah... a. mentega yang dipanaskan b. memasak air c. menutup sebuah teko dengan tutupan teko yang berisikan air panas di dalamnya d. kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis
√
Perhatikan gambar berikut!
PG
√ Hal tersebut menunjukkan sifat benda cair adalah…
157
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
PG
√
PG
√
Naskah Soal
a. benda cair dapat melarutkan berbagai macam zat b. benda cair menekan ke segala arah c. benda cair akan selalu mengikuti bentuk wadahnya d. mengalir ke tempat yang rendah Contoh peristiwa mencair yang benar adalah.. a. mentega yang dipanaskan b. menaruh air di freezer c. memasak air di dalam panci d. kamper yang diletakkan di udara terbuka maka lama kelamaan akan habis Ketika kita mengaduk gula pasir di dalam teh panas akan terjadi suatu perubahan wujud benda. Perubahan wujud benda yang terjadi adalah… a. padat menjadi cair b. cair menjadi padat c. cair menjadi gas d. gas menjadi cair
Kunci Jwbn
No. Soal
A
24
A
25
158
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√
PG √
PG
√
Naskah Soal
Kamper yang diletakkan di udara yang terbuka maka lama kelamaan akan habis, hal ini merupakan contoh dari peristiwa.. a. membeku b. mencair c. menguap d. menyublim Ketika kita memasak air di dalam panci secara terus-menerus maka air di dalam panci tersebut lamakelamaan akan habis. Peristiwa itu disebut... a. membeku b. menguap c. mengembun d. mencair Jika kita memasukkan gelas yang berisikan air ke dalam freezer, maka lama-kelamaan air yang ada di dalam gelas tersebut akan... a. mencair b. membeku c. menyublim d. mengembun
Kunci Jwbn
No. Soal
D
26
B
27
B
28
159
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√
PG
Menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair→padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas
√
PG
√
Naskah Soal
Contoh perubahan wujud benda dari benda padat ke gas adalah... a. kertas dibakar b. lilin dibakar c. kapur barus di lemari d. minyak pengharum di ruangan Menyublim adalah... a. Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair b. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas c. Perubahan wujud dari benda gas menjadi cair d. Perubahan wujud dari benda cair menjadi gas Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut... a. Mengembun b. Menyublim c. Mencair d. Menguap
Kunci Jwbn
No. Soal
C
29
B
30
D
31
160
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Mengembun adalah... a. Perubahan wujud dari benda padat menjadi cair b. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas c. Perubahan wujud dari benda gas menjadi cair d. Perubahan wujud dari benda cair menjadi gas
√
Kunci Jwbn
No. Soal
C
32
D
33
Mendemonstrasikan percobaan mengenai perubahan wujud benda PG
√ Pada gambar di atas terjadi peristiwa... a. Perubahan wujud benda dari benda padat menjadi cair b. Perubahan wujud benda dari benda padat menjadi benda gas c. Perubahan wujud benda dari benda gas menjadi benda cair d. Perubahan wujud benda dari benda cair menjadi gas
161
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
PG
√
PG
√
Naskah Soal
Pada gambar di atas terlihat ada sebuah bongkahan es batu yang di taruh di dalam gelas. Jika es batu tersebut dibiarkan selama beberapa menit maka perubahan wujud benda yang terjadi adalah... a. mencair b. menyublim c. membeku d. menguap
Gambar di atas merupakan contoh perubahan wujud benda... a. cair ke padat b. padat ke cair c. cair ke gas d. gas ke cair
Kunci Jwbn
No. Soal
A
34
A
35
162
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
√
Naskah Soal
Perhatikan tanda anak panah pada gambar! Pada gambar di atas terjadi peristiwa... a. Perubahan wujud dari benda benda padat menjadi cair b. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas c. Perubahan wujud dari benda gas menjadi cair d. Perubahan wujud dari benda cair menjadi gas
Kunci Jwbn
No. Soal
B
36
163
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
PG
PG
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Benda cair dapat berubah menjadi padat jika... a. Dipanaskan b. Diuapkan c. Dibekukan d. Dialirkan
√
√
Ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah . Hal ini merupakan peritiwa perubahan wujud benda.. a. cair ke padat b. padat ke cair c. cair ke gas d. gas ke cair
Kunci Jwbn
No. Soal
C
37
D
38
164
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwbn
No. Soal
D
39
C
40
Gambar berikut yang menunjukkan contoh dari peristiwa membeku adalah... a.
PG
√ c.
PG
b.
d.
√ Gambar di atas menunjukkan peristiwa... a. menyublim c. mengembun b. menguap d. mencair
165
Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Chi-kuadrat
1. Data setelah diurutkan : 35 45 45 55 60
35 45 50 55 60
35 45 50 55 65
35 45 50 55 70
40 45 50 60 70
40 45 50 60 70
2. Distribusi Frekuensi 1) Menentukan kelas K = 1 + 3,3 Log n 1+ 3,3 (log 30) 1+3,3(1,5) 1+4,95 5,95 (dibulatkan jadi 6) 2) R = Data terbesar - Data terkecil 70 – 35 = 35 3) I =
=
= 5,83 (dibulatkan jadi 6)
4) Tabel Distribusi Frekuensi No 1 2 3 4 5 6
kls Interval 35-40 41-46 47-52 53-58 59-64 65-70 Jumlah
f 6 7 5 4 4 4 30
x 37,5 43,5 49,5 55,5 61,5 67,5
proporsi 20 23,33333 16,66667 13,33333 13,33333 13,33333 100
x² 1406,25 1892,25 2450,25 3080,25 3782,25 4556,25
165
f.x 225 304,5 247,5 222 246 270 1515
f.x² 8437,5 13245,75 12251,25 12321 15129 18225 79609,5
166
5) Menetukan Rata-rata (Mean) Mean =
∑ ∑
=
= 50,5
6) Varians Varians = =
=
7) SD = √
=
= 10,34241
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas 34,5
40,5
46,5
52,5
58,5
64,5
70,5
b) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus: Z= Z1 =
= -1,54703
Z6 =
= 1,353649
Z2 =
= -0,96689
Z7 =
= 1,933785
Z3 =
= -0,38676
Z4 =
= 0,193378
Z5 =
= 0,773514
167
c) Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal dari O-Z, diperoleh: 0,4394
0,3340
0,1517
0,0753
0,2794
0,4115
0,4732
d) Mencari luas tiap kelas interval 0,4394 – 0,3340 = 0,1054 0,3340 – 0,1517 = 0,1823 0,1517 + 0,0753 = 0,2270 0,2794 – 0,0753 = 0,2041 0,4115 – 0,2794 = 0,1321 0,4732 – 0,4115 = 0,0617 e) Mencari frekuensi yang diharapkan 0,1054 x 30 = 3,162 0,1823 x 30 = 5,469 0,2270 x 30 = 6,81 0,2041 x 30 = 6,123 0,1321 x 30 = 3,963 0,0617 x 30 = 1,851
Tabel persiapan perhitungan Chi-Kuadrat No 1 2 3 4 5 6 7
Batas kls 34,5 40,5 46,5 52,5 58,5 64,5 70,5
Z-skor -1,54703 -0,96689 -0,38676 0,193378 0,773514 1,353649 1,933785
Z-0 tab 0,4394 0,334 0,1517 0,0753 0,2794 0,4115 0,4732
Interval kls
Ei
fo
0,1054 0,1823 0,227 0,2041 0,1321 0,0617
3,162 5,469 6,81 6,123 3,963 1,851
6 7 5 4 4 4
(Oi-Ei)² 8,054244 2,343961 3,2761 4,507129 0,001369 4,618201 t Hitung
X2 2,547199 0,42859 0,481072 0,736098 0,000345 2,494976 6,688281
168
9) Menentukan Chi - kuadrat hitung +
X²
+.....+
= 2,547199 + 0,42859 + 0,481072 + 0,736098 + 0,000345 + 2,494976 = 6,688281
Nilai X² tabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = k-3 = 6-3 = 3 pada tabel Chi kuadrat, X² tabel = 7,81. Dengan kriteria sebagai berikut: Jika X² hitung ≥ X² tabel berarti berdistribusi data tidak normal Jika X² hitung ≤ X² tabel berarti berdistribusi data normal
Dari perhitungan diperoleh: X² hitung = 6,69 dan X² tabel = 7,81. Jadi X² hitung ˂ X² tabel, artinya data berdistribusi normal.
Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Chi-kuadrat
1. Data setelah diurutkan : 35 45 45 50 55
35 45 45 50 55
35 45 50 50 60
35 45 50 50 60
40 45 50 50 65
40 45 50 55 70
2. Distribusi Frekuensi 1) Menentukan kelas K = 1 + 3,3 Log n 1+ 3,3 (log 30) 1+3,3(1,5) 1+4,95 5,95 (dibulatkan jadi 6) 2) R = Data terbesar - Data terkecil 70 – 35 = 35 3) I =
=
= 5,83 (dibulatkan jadi 6)
4) Tabel Distribusi Frekuensi No 1 2 3 4 5 6
kls Interval 35-40 41-46 47-52 53-58 59-64 65-70 Jumlah
f 6 8 9 3 2 2 30
x 37,5 43,5 49,5 55,5 61,5 67,5
proporsi 20 26,66667 30 10 6,666667 6,666667 100
169
x² 1406,25 1892,25 2450,25 3080,25 3782,25 4556,25
f.x 225 348 445,5 166,5 123 135 1443
f.x² 8437,5 15138 22052,25 9240,75 7564,5 9112,5 71545,5
170
5) Menetukan Rata-rata (Mean) Mean =
∑ ∑
=
= 48,1
6) Varians Varians = =
=
=
7) SD = √
= 8,58467
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas 34,5
40,5
46,5
52,5
58,5
64,5
70,5
b) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus: Z= Z1 =
= -1,58422
Z6 =
= 1,910382
Z2 =
=-0,8853
Z7 =
= 2,609303
Z3 =
= -0,18638
Z4 =
= 0,512542
Z5 =
= 1,211462
171
c) Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal dari O-Z, diperoleh: 0,4429
0,3106
0,0753
0,1950
0,3869
0,4719
0,4955
d) Mencari luas tiap kelas interval 0,4429 – 0,3106 = 0,1323 0,3106 – 0,0753 = 0,2353 0,0753 + 0,1950 = 0,2703 0,3869 - 0,1950 = 0,1919 0,4719 – 0,3896 = 0,850 0,4955 – 0,4719 = 0,0236 e) Mencari frekuensi yang diharapkan 0,1323 x 30 = 3,969 0,2353 x 30 = 7,059 0,2703 x 30 = 8,109 0,1919 x 30 = 5,757 0,850 x 30 = 2,55 0,0236 x 30 = 0,708 Tabel persiapan perhitungan Chi-Kuadrat No 1 2 3 4 5 6 7
Batas kls 34,5 40,5 46,5 52,5 58,5 64,5 70,5
Z-skor -1,58422 -0,8853 -0,18638 0,512542 1,211462 1,910382 2,609303
Z-0 tab 0,4429 0,3106 0,0753 0,195 0,3869 0,4719 0,4955
Interval kls
Ei
fo
0,1323 0,2353 0,2703 0,1919 0,085 0,0236
3,969 7,059 8,109 5,757 2,55 0,708
6 8 9 3 2 2
(Oi-Ei)² 4,124961 0,885481 0,793881 7,601049 0,3025 1,669264 t Hitung
X2 1,039295 0,12544 0,097901 1,320314 0,118627 2,357718 5,059295
172
9) Menentukan Chi - kuadrat hitung +
X²
+.....+
= 1,039295 + 0,12544 + 0,097901 + 1,320314 + 0,118627 + 2,357718 = 5,059295
Nilai X² tabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = k-3 = 6-3 = 3 pada tabel Chi kuadrat, X² tabel = 7,81. Dengan kriteria sebagai berikut: Jika X² hitung ≥ X² tabel berarti berdistribusi data tidak normal Jika X² hitung ≤ X² tabel berarti berdistribusi data normal
Dari perhitungan diperoleh: X² hitung = 5,06 dan X² tabel = 7,81. Jadi X² hitung ˂ X² tabel, artinya data berdistribusi normal.
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Hasil PosttestSiswa Kelas Eksperimen Menggunakan Chi-kuadrat
1. Data setelah diurutkan : 50 60 70 75 90
50 60 70 75 90
55 65 70 80 90
55 65 70 80 95
60 65 75 85 95
60 65 75 85 95
2. Distribusi Frekuensi 1) Menentukan kelas K = 1 + 3,3 Log n 1+ 3,3 (log 30) 1+3,3(1,5) 1+4,95 5,95(dibulatkan jadi 6) 2) R = Data terbesar - Data terkecil 95 – 50 = 45 3) I = =
= 7,5 (dibulatkan jadi 8)
4) Tabel Distribusi Frekuensi No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas interval 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 92-97
f 4 4 4 4 4 4 3 3 30
x 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 94,5
proporsi 13,33333 13,33333 13,33333 13,33333 13,33333 13,33333 10 10 100
5) Menetukan Rata-rata (Mean) Mean =
∑ ∑
=
= 72,3
173
x² 2756,25 3422,25 4160,25 4970,25 5852,25 6806,25 7832,25 8930,25
f.x 210 234 258 282 306 330 265,5 283,5 2169
f.x² 11025 13689 16641 19881 23409 27225 23496,75 26790,75 162157,5
174
6) Varians (
Varians = =
(
( )
(
7) SD=√
)
) )
=
=
= 13,56822
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas 49,5
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
85,5
91,5
97,5
b) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus: Z= Z1 =
0,4535
= -1,6804
Z6 =
= 0,530652
Z2 =
= -1,23819
Z7 =
=0,972862
Z3 =
= -0,79598
Z8 =
= 1,415072
Z4 =
=-0,35377
Z9 =
= 1,857281
Z5 =
= 0,088442
c) Mencari luas O-Zdari tabel kurva normal dari O-Z, diperoleh: 0,3925 0,2852 0,1368 0,0359 0,2019 0,3340 0,4207
0,4686
175
d) Mencari luas tiap kelas interval 0,4535 – 0,3925= 0,061 0,3925 – 0,2852 = 0,1073 0,2852 – 0,1368= 0,1484 0,1368 - 0,0359= 0,1009 0,0359 + 0,2019= 0,2378 0,3340 - 0,2019 = 0,1321 0,4207 – 0,3340= 0,0867 0,4686 – 0,4207 = 0,0479 e) Mencari frekuensi yang diharapkan 0,061x 30 = 1,83 0,1073x 30 = 3,219 0,1484 x 30= 4,452 0,1009x 30= 3,027 0,2378x 30 = 7,134 0,1321 x 30= 3,963 0,0867x 30 =2,601 0,0479x 30 = 1,437
Tabel persiapan perhitungan Chi-Kuadrat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Batas kls 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
Z-skor -1,6804 -1,23819 -0,79598 -0,35377 0,088442 0,530652 0,972862 1,415072 1,857281
Z-0 tab 0,4535 0,3925 0,2852 0,1368 0,0359 0,2019 0,334 0,4207 0,4686
Interval kls
Ei
fo
0,061 0,1073 0,1484 0,1009 0,2378 0,1321 0,0867 0,0479
1,83 3,219 4,452 3,027 7,134 3,963 2,601 1,437
4 4 4 4 4 4 3 3
(Oi-Ei)2 4,7089 0,609961 0,204304 0,946729 9,821956 0,001369 0,159201 2,442969 t Hitung
x2 2,573169 0,189488 0,04589 0,312761 1,376781 0,000345 0,061208 1,700048 6,259691
176
9) Menentukan Chi - kuadrat hitung (
)
+
(
)
+.....+
(
)
X²=2,573169+0,189488+0,04589+0,312761+1,376781+
0,000345+
0,061208+1,700048=6,259691
Nilai X²tabel untuk α = 0,05dengan derajat kebebasan (dk) = k-3 = 6-3 = 5 pada tabel Chi kuadrat, X² tabel = 7,81. Dengan kriteria sebagai berikut: Jika X² hitung ≥ X² tabel berarti berdistribusi data tidak normal Jika X² hitung ≤ X² tabel berarti berdistribusi data normal
Dari perhitungan diperoleh: X² hitung = 6,26dan X² tabel = 7,81. Jadi X² hitung ˂X² tabel, artinya data berdistribusi normal.
Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Chi-kuadrat
1. Data setelah diurutkan : 45 50 55 60 70
45 50 55 60 70
45 55 55 65 70
45 55 60 65 75
45 55 60 65 80
50 55 60 65 80
2. Distribusi Frekuensi 1) Menentukan kelas K = 1 + 3,3 Log n 1+ 3,3 (log 30) 1+3,3(1,5) 1+4,95 5,95 (dibulatkan jadi 6) 2) R = Data terbesar - Data terkecil 80 – 45 = 35 3) I =
= 5,83 (dibulatkan jadi 6)
4) Tabel Distribusi Frekuensi No 1 2 3 4 5 6
Kls interval 45-50 51-56 57-62 63-68 69-74 75-80
f 8 7 5 4 3 3 30
x 47,5 53,5 59,5 65,5 71,5 77,5
proporsi 26,66667 23,33333 16,66667 13,33333 10 10 100
177
x² 2256,25 2862,25 3540,25 4290,25 5112,25 6006,25
f.x 380 374,5 297,5 262 214,5 232,5 1761
f.x² 18050 20035,75 17701,25 17161 15336,75 18018,75 106303,5
178
5) Menetukan Rata-rata (Mean) Mean =
∑
=
∑
= 58,7
6) Varians Varians =
=
=
7) SD = √
=
= 10,05639
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas 44,5
50,5
56,5
62,5
68,5
74,5
80,5
b) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus: Z= Z1 =
= -1,41204
Z6 =
= 1,57114
Z2 =
= -0,8154
Z7 =
= 2,167775
Z3 =
= -0,21877
Z4 =
= 0,377869
Z5 =
= 0,974505
179
c) Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal dari O-Z, diperoleh: 0,4207
0,2910 0,0871
0,1480 0,3340
0,4418
0,4850
d) Mencari luas tiap kelas interval 0,4207 – 0,2910 = 0,1297 0,2910 – 0,0871 = 0,2039 0,0871 + 0,1480 = 0,2351 0,3340 - 0,1480 = 0,1860 0,4418 – 0,3340 = 0,1078 0,4850 – 0,4418 = 0,0432 e) Mencari frekuensi yang diharapkan 0,1297 x 30 = 3,891 0,2039 x 30 = 6,117 0,2351 x 30 = 7,053 0,1860 x 30 = 5,58 0,1078 x 30 = 3,234 0,0432 x 30 = 1,296
Tabel persiapan perhitungan Chi-Kuadrat No 1 2 3 4 5 6 7
Batas kls 44,5 50,5 56,5 62,5 68,5 74,5 80,5
Z-skor -1,41204 -0,8154 -0,21877 0,377869 0,974505 1,57114 2,167775
Z-0 tab 0,4207 0,291 0,0871 0,148 0,334 0,4418 0,485
Interval kls
Ei
fo
0,1297 0,2039 0,2351 0,186 0,1078 0,0432
3,891 6,117 7,053 5,58 3,234 1,296
8 7 5 4 3 3
(Oi-Ei)2 16,88388 0,779689 4,214809 2,4964 0,054756 2,903616 t Hitung
x2 4,339214 0,127463 0,597591 0,447384 0,016931 2,240444 7,769027
9) Menentukan Chi - kuadrat hitung + X²
+.....+
= 4,339214 + 0,127463 + 0,597591 + 0,447384 + 0,016931 + 2,240444 = 7,769027
180
Nilai X² tabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = k-3 = 6-3= 3 pada tabel Chi kuadrat, X² tabel = 7,81. Dengan kriteria sebagai berikut: Jika X² hitung ≥ X² tabel berarti berdistribusi data tidak normal Jika X² hitung ≤ X² tabel berarti berdistribusi data normal
Dari perhitungan diperoleh: X² hitung = 7,76 dan X² tabel = 7,81. Jadi X² hitung ˂ X² tabel, artinya data berdistribusi normal.
Lampiran 16
Perhitungan Uji Homogenitas Tes Pretest Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan rumus:
Dimana: ∑ (
(∑ )
)
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen ∑
(∑ )
(
)
( (
(
) )
)
181
182
b) Kelas Kontrol ∑
(∑ )
(
)
( (
) )
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 30 – 1 = 29 dk2 = n – 1 = 30 – 1 = 29 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 8) F hitung = 1,45
F tabel = 1,84
9) Jadi, karena Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 17
Perhitungan Uji Homogenitas Tes Posttest Uji homogentis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan rumus:
Dimana: ∑ (
(∑ )
)
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah: 1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2) Membagi data menjadi dua kelompok. 3) Mencari varians dari masing-masing kelas a) Kelas Eksperimen ∑
(∑ )
(
( )
(
(
)
)
)
183
184
b) Kelas Kontrol ∑
(∑ )
(
(
)
( )
)
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan
rumus:
dk1 = n – 1 = 30 – 1 = 29 dk2 = n – 1 = 30 – 1 = 29 7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 8) F hitung = 1,82
F tabel = 1,84
9) Jadi, karena Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 18
Dua rata2 pretest dan posttest UJI HIPOTESIS PRETEST Hipotesis yang diajukan: , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika thitung
ttabel maka H0 diterima
jika thitung
ttabel, maka Ha diterima
Uji-t ̅
̅
√ Dengan:
√
(
Diketahui: ̅ = 50,5 ̅ = 48,1 n1 = 30 n2 = 30 = =
185
)
(
)
186
( √
)
( √
)
(
(
)
√
√
)
√
Sehingga
√
√
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (30– 1) + (30– 1) = 29+ 29= 58 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 1,052 dan ttabel = 2,000 , dapat dinyatakan bahwa thitung
˂ ttabel, ,
maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen.
kelompok
187
UJI HIPOTESIS POSTTEST Hipotesis yang diajukan: , maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. maksudnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kriteri pengujian: Jika thitung
ttabel maka H0 diterima
jika thitung
ttabel, maka Ha diterima
Uji-t ̅
̅
√
Dengan:
√ Diketahui: ̅ = 72,3 ̅ = 58,7 n1 = 30 n2 = 30 = = 101,131
(
)
(
)
188
( √
)
( √
)
√
(
(
)
)
√
√
Sehingga
√
√
ttabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = (30 – 1) + (30 – 1) = 29 + 29 = 58 Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 8,799 dan ttabel = 2,000 , dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel, maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor dengan rata-rata posttest kelompok eksperimen.
posttest
kelompok kontrol
Lampiran 19
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek= 35 Jumlah Butir Soal= 40 Jumlah Pilihan Jawaban= 4 Nomor Urut
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
D
C
D
B
B
D
B
B
D
Nama Subyek 1
1
MUTHIA
D
C
A
D
B
A
B
D
D
2
2
ANDIKA
D
C
C
D
A
A
A
B
A
3
3
M. LUTHFI
D
C
B
A
B
D
B
A
A
4
4
WIDYA
D
C
A
D
A
C
C
B
D
5
5
ANNISA PUTRI
D
C
D
A
B
B
B
B
A
6
6
FIKRI
D
C
D
D
A
A
A
A
D
7
7
DONI
B
C
A
A
B
A
A
A
A
8
8
ROSYIDA
D
C
B
C
B
A
B
A
A
9
9
NANDA
D
C
B
A
B
D
A
D
C
10
10
NURUL
D
C
A
A
C
A
A
B
D
11
11
ANIZA RAHMA
A
C
B
A
A
A
B
A
A
12
12
SALSA
D
C
D
D
B
D
D
B
D
13
13
MALIK
A
C
D
C
A
D
A
B
A
14
14
ARBI
D
C
C
D
A
A
D
A
A
15
15
SITI AMINAH
D
C
A
A
B
A
B
B
C
16
16
ZUFNI
D
C
D
B
A
D
B
B
D
17
17
IRMA
A
C
D
C
B
A
A
A
A
18
18
ARDI
D
C
B
A
A
B
B
A
D
19
19
SILVIA
D
C
C
A
A
A
A
A
B
20
20
BAYU
D
C
C
D
C
D
A
B
B
21
21
ANGGI
D
C
D
D
B
A
C
A
B
22
22
SITI FARIKA
A
B
C
C
C
D
A
D
A
23
23
ANIZA ZAHRA
A
C
D
A
B
A
D
A
A
24
24
LATIF
D
C
D
B
A
A
D
B
D
25
25
MUHAMMAD FARHAN
D
C
A
D
B
D
B
A
D
26
26
FEBRI
D
C
C
C
C
A
A
D
A
27
27
FERDI
A
C
D
D
C
D
D
D
A
28
28
META
A
C
D
D
B
C
B
B
A
29
29
DIMAS
D
C
C
D
A
A
A
B
C
30
30
AZKA
D
C
D
D
A
D
B
D
B
31
31
CATUR
D
C
D
B
B
D
B
A
A
32
32
SULIS
D
C
D
B
B
D
B
B
A
33
33
ANINDA
D
C
D
D
B
A
B
B
A
34
34
AGUS
D
C
A
D
B
D
B
A
B
35
35
M. TEGAR
D
C
B
D
B
A
A
B
C
10
11
12
13
14
15
16
17
18
10
11
12
13
14
15
16
17
18
A
A
C
A
C
A
B
B
C
MUTHIA
A
B
A
A
C
C
B
A
B
No. Nomor Bir Urut Subyek Baru ----> 1 1
Nama Subyek
2
2
ANDIKA
A
A
B
A
C
C
C
A
D
3
3
M. LUTHFI
A
C
A
A
D
A
B
D
D
4
4
WIDYA
B
C
B
A
C
C
A
A
C
5
5
ANNISA PUTRI
B
A
C
A
C
A
C
B
C
6
6
FIKRI
A
A
A
A
C
D
C
A
A
7
7
DONI
A
A
A
A
C
B
B
A
A
8
8
ROSYIDA
A
A
A
B
C
D
B
B
A
9
9
NANDA
A
A
B
A
C
B
A
A
C
10
10
NURUL
C
B
A
D
C
C
C
A
C
11
11
ANIZA RAHMA
A
A
C
C
C
D
B
A
A
12
12
SALSA
A
D
C
A
C
C
A
A
D
13
13
MALIK
A
B
C
A
C
D
B
D
C
14
14
ARBI
A
B
C
A
C
A
B
D
B
15
15
SITI AMINAH
A
A
B
D
D
C
B
B
D
16
16
ZUFNI
A
A
C
A
C
C
C
B
D
17
17
IRMA
A
B
B
A
D
D
D
B
A
18
18
ARDI
A
A
C
D
D
C
B
A
C
19
19
SILVIA
A
C
B
A
C
A
A
A
C
20
20
BAYU
A
B
C
C
D
C
D
A
D
21
21
ANGGI
A
A
B
A
C
C
C
A
C
22
22
SITI FARIKA
C
C
A
B
A
C
A
D
A
23
23
ANIZA ZAHRA
A
A
D
A
A
A
B
D
A
24
24
LATIF
D
C
D
A
D
D
B
A
B
25
25
MUHAMMAD FARHAN
A
B
C
A
C
A
C
A
A
26
26
FEBRI
B
B
B
A
A
B
B
A
C
27
27
FERDI
D
D
D
A
D
D
D
D
D
28
28
META
A
A
C
B
C
B
C
A
D
29
29
DIMAS
A
A
B
C
C
C
B
D
D
30
30
AZKA
A
A
B
A
C
A
C
B
C
31
31
CATUR
A
A
C
C
C
A
C
D
C
32
32
SULIS
C
A
B
C
C
D
B
A
B
33
33
ANINDA
A
A
C
B
C
B
C
A
D
34
34
AGUS
A
D
A
C
C
D
C
D
A
35
Nomor Urut
35
M. TEGAR
A
B
C
D
C
A
B
A
C
Nomor
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Subyek
19
20
21
22
23
24
25
26
27
B
A
A
C
A
A
A
D
B
Nama subyek
->
1
1
MUTHIA
B
B
D
A
A
A
A
D
B
2
2
ANDIKA
A
C
A
B
A
A
B
C
B
3
3
M. LUTHFI
A
A
C
C
B
B
B
A
B
4
4
WIDYA
B
C
D
A
A
A
A
D
C
5
5
ANNISA PUTRI
B
A
A
D
A
A
A
D
B
6
6
FIKRI
B
D
A
B
A
A
A
C
B
7
7
DONI
B
A
B
A
A
D
A
B
D
8
8
ROSYIDA
B
A
A
D
A
A
A
C
B
9
9
NANDA
D
A
A
D
A
A
A
C
D
10
10
NURUL
A
D
D
D
A
D
D
D
C
11
11
ANIZA RAHMA
A
C
C
A
A
D
A
B
A
12
12
SALSA
B
A
A
B
C
A
A
C
B
13
13
MALIK
D
A
A
C
A
A
A
C
B
14
14
ARBI
B
A
D
B
A
A
A
C
B
15
15
SITI AMINAH
A
A
A
C
A
C
A
B
B
16
16
ZUFNI
D
C
A
C
C
A
A
D
B
17
17
IRMA
A
D
A
B
A
B
B
D
B
18
18
ARDI
D
D
D
A
A
C
D
C
B
19
19
SILVIA
B
A
B
B
A
A
C
B
B
20
20
BAYU
D
D
A
A
A
A
A
C
C
21
21
ANGGI
A
D
A
B
B
A
A
C
B
22
22
SITI FARIKA
B
B
A
C
C
D
C
C
B
23
23
ANIZA ZAHRA
D
A
C
D
D
D
D
B
D
24
24
LATIF
B
C
D
C
C
C
A
C
C
25
25
MUHAMMAD FARHAN
B
C
A
B
C
A
A
C
C
26
26
FEBRI
A
A
A
B
A
D
B
C
C
27
27
FERDI
A
D
A
D
C
D
A
B
B
28
28
META
B
B
A
B
C
A
A
D
B
29
29
DIMAS
B
C
D
D
A
D
A
A
B
30
30
AZKA
B
A
A
D
A
A
A
D
B
31
31
CATUR
B
A
A
C
C
A
A
D
C
32
32
SULIS
A
D
D
A
C
B
A
B
B
33
33
ANINDA
B
B
A
B
C
A
A
D
B
34
34
AGUS
D
C
A
B
A
A
A
C
C
35
35
M. TEGAR
B
D
C
B
A
C
D
B
D
Nomor Urut
Nomor
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Subyek
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B
C
B
D
C
D
A
A
B
Nama Subyek
->
1
1
MUTHIA
B
D
B
D
D
D
A
A
B
2
2
ANDIKA
B
C
B
A
B
A
A
B
A
3
3
M. LUTHFI
B
B
B
D
C
A
A
A
D
4
4
WIDYA
B
D
B
D
B
C
A
B
D
5
5
ANNISA PUTRI
B
C
B
D
D
D
A
A
B
6
6
FIKRI
B
D
B
D
A
D
A
A
D
7
7
DONI
D
B
B
D
A
B
A
A
B
8
8
ROSYIDA
B
A
B
D
C
C
A
A
B
9
9
NANDA
B
B
B
D
C
B
A
A
B
10
10
NURUL
B
B
A
B
B
D
A
A
B
11
11
ANIZA RAHMA
C
A
B
A
C
B
A
A
D
12
12
SALSA
B
A
B
D
D
B
A
A
B
13
13
MALIK
B
B
A
D
A
B
A
C
C
14
14
ARBI
B
A
D
D
D
D
A
A
A
15
15
SITI AMINAH
B
B
D
A
B
D
A
A
B
16
16
ZUFNI
B
A
D
B
C
D
A
A
D
17
17
IRMA
C
B
C
D
A
C
A
A
B
18
18
ARDI
B
A
D
C
D
D
D
A
D
19
19
SILVIA
B
B
D
C
B
B
A
A
B
20
20
BAYU
B
C
B
B
C
C
A
B
D
21
21
ANGGI
B
A
B
D
C
D
A
A
B
22
22
SITI FARIKA
B
A
B
C
C
B
A
A
C
23
23
ANIZA ZAHRA
A
A
B
C
C
A
A
B
B
24
24
LATIF
B
A
B
D
C
A
A
A
B
25
25
MUHAMMAD FARHAN
B
D
B
C
C
D
A
A
B
26
26
FEBRI
C
D
B
C
D
B
C
A
D
27
27
FERDI
B
D
B
C
B
C
A
A
A
28
28
META
B
A
B
B
D
C
A
A
B
29
29
DIMAS
D
D
B
D
A
B
A
A
C
30
30
AZKA
B
A
B
D
A
D
A
A
A
31
31
CATUR
B
D
D
A
B
D
A
A
B
32
32
SULIS
B
B
B
B
B
D
A
A
D
33
33
ANINDA
B
A
A
B
D
D
A
A
B
34
34
AGUS
B
D
D
D
D
C
A
A
B
35
35
M. TEGAR
C
A
B
B
D
B
A
B
D
Nomor
37
38
39
40
Subyek
37
38
39
40
C
D
D
C
Nomor Urut
Nama Subyek
1
1
MUTHIA
C
B
D
B
2
2
ANDIKA
B
B
D
B
3
3
M. LUTHFI
A
D
A
B
4
4
WIDYA
A
B
D
B
5
5
ANNISA PUTRI
C
B
D
C
6
6
FIKRI
C
B
D
B
7
7
DONI
C
B
D
A
8
8
ROSYIDA
A
D
D
B
9
9
NANDA
C
B
D
B
10
10
NURUL
C
B
D
B
11
11
ANIZA RAHMA
A
A
D
D
12
12
SALSA
C
B
D
B
13
13
MALIK
C
B
D
D
14
14
ARBI
C
A
D
D
15
15
SITI AMINAH
C
B
C
C
16
16
ZUFNI
C
B
D
B
17
17
IRMA
A
A
D
D
18
18
ARDI
B
C
D
B
19
19
SILVIA
C
A
D
C
20
20
BAYU
C
A
D
B
21
21
ANGGI
C
B
D
B
22
22
SITI FARIKA
C
C
A
B
23
23
ANIZA ZAHRA
A
B
A
D
24
24
LATIF
C
B
D
A
25
25
MUHAMMAD FARHAN
C
B
D
B
26
26
FEBRI
B
A
D
D
27
27
FERDI
C
A
D
C
28
28
META
C
B
D
B
29
29
DIMAS
A
B
D
B
30
30
AZKA
C
B
A
B
31
31
CATUR
C
B
D
C
32
32
SULIS
C
B
D
B
33
33
ANINDA
C
A
D
C
34
34
AGUS
C
B
D
B
35
35
M. TEGAR
C
B
D
D