1
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian adalah apakah bimbingan kelompok tugas dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui bimbingan kelompok tugas. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi.Teknik analisa yang digunakan adalah analisa persentase.Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I siswa yang memiliki minat belajar 22 orang (63%), yang kurang memiliki minat belajar 13 orang (37%), selanjutnya pada siklus II diperoleh hasil siswa yang memiliki minat belajar berjumlah 30 orang (85%), dan yang kurang memiliki minat belajar 5 orang (15%) berada pada kategori cukup. Dengan demikian, hipotesis tindakan yang berbunyi:”Jika digunakan bimbingan kelompok tugas, maka minat belajar siswa kelas V SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, akan meningkat, dapat diterima”.
Kata Kunci: Minat Belajar, Bimbingan Kelompok Tugas
Dra. Tuti Wantu, M.Pd, Kons dosen pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo, Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd dan Dra. Dinco Karim guru walikelas V SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo
2
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku, yaitu guru dan siswa. Proses pembelajaran terkait dengan bahan pembelajaran. Trianto (2011:5) menyatakan masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan minat belajar. Minat belajar akan terbentuk apabila ditunjang oleh kemauan belajar. Sanjaya (2009:29) menyatakan siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat belajar. Minat sangat penting bagi siswa karena sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya tanpa ada minat dalam diri siswa, maka siswa tidak dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya dengan baik. Selain itu dengan adanya minat belajar pada diri siswa, maka hasil belajar dan prestasi belajar siswa tentu akan meningkat. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Namun kenyataan di lapangan,khususnya di SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, siswa kelas V berjumlah 35 orang hanya 17 orang siswa yang memiliki minat belajar atau 48%, sedangkan 18 orang siswa atau 52% kurang memiliki minat belajar. Hal ini nampak pada proses pembelajaran, yakni kurang perhatian terhadap materi yang diajarkan guru, ketika diberi pertanyaan tidak dapat menjawab, tidak mengerjakan/menyelesaikan tugas/soal-soal pelajaran. Selain itu banyak bolos, pulang sekolah sebelum waktunya. 3
Minat belajar terjadi apabila guru dapat membangkitkan minat belajar siswa. Untuk membangkitkan minat belajar ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan antara lain: a) bahan pelajaran yang akan diajarkan dihubungkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya; b) menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita sensasional yang sudah diketahui siswa; c) materi pelajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa, materi yang terlalu sulit untuk dipelajari atau jauh dari pengalaman siswa akan tidak diminati oleh siswa; dan d) menggunakan berbagai metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar; e) dapat juga dilakukan melalui bimbingan kelompok. Berbagai macam cara untuk membangkitkan minat belajar siswa yang telah disebutkan diatas, maka salah satu cara yang dilakukan yakni melalui bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah dengan melalui suasana kelompok. Dibandingkan dengan teknik lain bimbingan kelompok memiliki keunggulan yakni dapat melatih siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kerja sama antara siswa dalam mengatasi masalah, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing. Bimbingan kelompok dapat dibagi dalam dua bentuk yakni bebas dan tugas. Bimbingan kelompok yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa, yakni bimbingan kelompok tugas. Hartinah (2009:13) menjelaskan bahwa kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan tersebut ditugaskan oleh pihak di luar kelompok tersebut maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok tersebut sebelumnya. Dalam kelompok tugas, perhatian diarahkan kepada satu titik 4
pusat yaitu penyelesaian tugas. Hartinah (2009:146) mengemukakan permasalahan dalam kelompok tugas dilakukan oleh pemimpin kelompok (sebagai pemberian tugas) kepada anggota kelompoknya. Permasalahan yang dikemukakan oleh pemimpin tersebut selanjutnya akan dibahas oleh kelompok secara mendalam dan sampai tuntas. Melalui bimbingan kelompok tugas, siswa diharapkan dapat mengemukakan hal-hal yang menyebabkan mereka kurang memiliki minat belajar. Di samping itu pada tahap kegiatan mereka pula akan bertukar pendapat tentang aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang siswa sehubungan dengan peningkatan minat belajar. Bimbingan kelompok tugas, siswa lebih berpusat perhatiannya pada peningkatan minat belajar, sebagai salah satu faktor penentu dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan, peneliti merumuskan judul sebagai berikut: “Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Tugas pada Siswa Kelas V SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”. Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi, sebagai berikut: 1.
Kurang perhatian terhadap materi yang diajarkan guru
2.
Ketika diberi pertanyaan tidak dapat menjawab
3.
Tidak mengerjakan/menyelesaikan tugas/soal-soal pelajaran.
4.
Banyak bolos
5.
Pulang sekolah sebelum waktunya.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah minat belajar siswa SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, dapat ditingkatkan melalui metode bimbingan kelompok tugas?”.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui metode bimbingan kelompok tugas di SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 5
1. Bagi Siswa; Memberikan dampak yang positif pada peningkatan minat belajar. 2. Bagi Guru; Memberi pengetahuan dan pengalaman bagi guru dalam melaksanakan layanan BK di sekolah, khususnya pelaksanaan bimbingan kelompok. 3. Bagi Peneliti; Sebagai bahan masukan dalam peningkatan profesionalisasi BK 4. Bagi
Sekolah;
Memberikan
kontribusi
pada
aspek
peningkatan
mutu
pembelajaran. Slameto (2010: 180) menyatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatau aktivitas.Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Djamarah (2011:132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui: 1) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain; 2) partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati; 3) memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus). Selanjutnya Hilgard masih (dalam Slameto, 2010:57) menyatakan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Syah (2009:136) menjelaskan secara sederhana,minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi dan keinginan yang besar terhadap sesuatu.Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang kompetensi dasar sesuatu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar pada pembelajaran menghitung akan memusatkan perhatian yang lebih banyak daripada siswa yang lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat, dan akhirnya 6
mencapai prestasi yang diinginkan.Secara umum, minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Gage (dalam Sagala, 2012:13) mendefinisikan belajar adalah sebagai suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Selanjutnya Garret masih (dalam Sagala, 2012:13) menyatakan belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap
suatu
perangsang
tertentu.
Robbins
(dalam
Trianto,
2011:15)
mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat, siswa tidak akan mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain: a) Kematangan Sagala (2012:55) menyatakan kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh antara lain bakat khusus, taraf kecerdasan, minat serta tingkat kematangan dan jenis, sifat dan intensitas dari bahan yang dipelajari. Pistalozzi (dalam Suryasubroto, 2002:85) menjelaskan bahwa anak harus diperlakukannya seperti manusia, harus dididik sesuai dengan kebutuhannya, dan belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya. Doktrinnya tentang minat (interest) dalam belajar mempunyai arti penting.Sunarto dan Hartono (2009:14) menguraikan tentang individu yang semakin dewasa, menunjukkan fungsi-fungsi yang semakin matang. Hal ini berarti ia akan mampu meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam banyak hal, antara lain seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian, koordinasi otot, dans ebagainya. Dari kenyataan ini dapat dinyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia semakin matang dan akan mampu menunjukkan tingkat kecakapan yang semakin tinggi. 7
b) Orang Tua Suriati Anal (dalam Muhammad, 2010:128) menjelaskan sebenarnya orang tua disarankan untuk selalu memberikan sentuhan-sentuhan yang sangat berarti dalam upaya pengembangan bakat anak. Orang tua harus mampu memberikan pendidikan dan pengasuhan yang baik agar dapat merangsang pikiran dan otak anak untuk mampu bekerja sebagaimana mestinya. Dalam hubungannya dengan minat belajar, orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama hendaknya dapat mengkondisikan siswa memiliki minat belajar. Adapun sikap yang perlu dimiliki oleh orang tua seperti: membebaskan anak dari tekanan pendidikan otoriter, selalu memfasilitasi keperluan belajar anak, memberi penguatan kepada anak ketika anak berprestasi di sekolah, memotivasi anak akan memanfaatkan waktu luang untuk belajar. c) Guru Subiyanto (dalam Trianto, 2011:17) menyatakan cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan pada syarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur bahwa siswa itu telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang sebenarnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa. Bimbingan Kelompok Tugas Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Hartinah (2009:12) mengemukakan bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk
usaha
pemberian
bantuan
kepada
orang-orang
yang
mengalami
masalah.Suasana kelompok yaitu antar hubungan dari semua oarng yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing-masing anggota kelompok tersebut secara perorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalahnya tersebut. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok di sekolah sangat membantu siswa dalam memahami dirinya, sehingga masalah yang dihadapi dapat dicarikan solusinya melalui kerja sama anggota kelompok. 8
Pada kesimpulannya bimbingan kelompok tugas dapat meningkatkan minat belajar siswa, meliputi: a) melalui bimbingan kelompok tugas, siswa mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan belajar; b) tahap-tahap pembentukan bimbingan kelompok, lebih memotivasi siswa mengungkapkan masalah yang dihadapinya; c) situasi kebersamaan dalam kelompok, banyak memberi manfaat kepada siswa untuk memahami dirinya sebagai individu yang perlu berinteraksi; d) siswa akan memperoleh kiat-kiat untuk dapat meningkatkan minat dalam belajar. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika digunakan bimbingan kelompok tugas, maka minat belajar siswa di SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, akan meningkat. Indikator kinerja dalam penelitian dirumuskan apabila 85% siswa telah memiliki minat belajar. Atau terjadi peningkatan dari 17 orang siswa (48%) menjadi 30 orang (85%) dari jumlah 35 orang siswa. Metode Penelitian Lokasi penelitian ditetapkan pada SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, dengan jumlah siswa 180 orang.Karakteristik penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 35 orang, laki-laki berjumlah 19 orang dan perempuan 16 orang siswa. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan selama 2 (dua) bulan, yakni bulan November dan Desember. Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: a. Variabel Input (Masukan) Meliputi karakteristik siswa, guru kelas maupun guru mitra sebagai pelaksana tindakan.Materi/bahan pelajaran, sumber belajar, lingkungan kelas yang kondusif, serta alat-alat belajar pendukung lainnya. b. Variabel Proses Untuk meningkatkan minat belajar siswa, digunakan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok yang didasarkan pada pendapat Hartinah (2009: 132) yang meliputi: 9
1. Tahap I Pembentukan -
Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
-
Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok
-
Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri
-
Teknik khusus
-
Permainan penghangatan atau pengakraban
2. Tahap II Peralihan -
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
-
Manawarkan atau mengamati apakah para menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga)
-
Membahas suasana yang terjadi
-
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota jika perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan)
3. Tahap III Kegiatan -
Pemimpin kelompok mengemukakan masalah atau topik
-
Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah/topik yang dikemukakan pemimpin kelompok
-
Anggota membahas masalah/topik secara mendalam dan tuntas
-
Kegiatan selingan
4. Tahap IV Pengakhiran -
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
-
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan
-
Membahas kegiatan lanjutan
-
Mengemukakan pesan dan harapan
c. Variabel Output (Hasil) 10
Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan minat belajar berdasar pada pendapat Slameto (2010:180) yang menjelaskan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Dengan indikator sebagai berikut: a. Memiliki perhatian terhadap materi pelajaran b. Rajin mengerjakan tugas/soal-soal latihan c. Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap persiapan ini meliputi: a. Menyusun Satuan Layanan bimbingan kelompok. b. Menyiapkan media atau alat yang akan digunakan pada layanan bimbingan kelompok tugas. c. Melatih/mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok tugas. d. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan tema pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap siklus, mengikuti langkahlangkah pelaksanaan bimbingan kelompok tugas.Pada kegiatan ini dilakukan proses pemantauan oleh guru mitra selaku observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Selanjutnya bersama guru mitra mengevaluasi hasil pemantauan yang dilakukan.Hasil analisis data pada setiap akhir siklus menjadi bahan refleksi diri. Jika masih terdapat kelemahan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dari pelaksanaan siklus I ke siklus berikutnya, diadakan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan tindakan. Siklus ini terus berlanjut hingga penelitian mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. 11
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan mengacu pada variabel output.Teknik dokumentasi sebagai pelengkap.Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa persentase. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum melaksanakan siklus, peneliti melakukan observasi awal dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi awal siswa yang memiliki minat dalam belajar dengan kategoriBaik berjumlah 17 orang atau 48%, yang termasuk pada kategori Cukup berjumlah 10 orang atau 29%, dan yang termasuk Kurang Baik 8 orang atau 23% (berdasarkan aspek yang dinilai atau berdasarkan indikator).Dari hasil observasi awal ini, dapat dilihat ada 18 orang atau 51 %yang kurang memiliki minat belajar. Siklus I pertemuan I minat belajar siswa dengan kategoriBaik berjumlah 20 orang siswa atau 57% dan yang termasuk pada kategori Cukup berjumlah 9 orang atau 26% serta yang termasuk kategori Kurang berjumlah 6 orang atau 14%. Siklus I pertemuan 2 skor minat belajar siswa dengan kategoriBaik berjumlah 22 orang atau 63%, kategori Cukup 8 orang atau 23%, serta yang termasuk kategori Kurangberjumlah 5 orang atau 14%. Pelaksanaan siklus II pertemuan1 skor minat belajar siswa dengan kategoriBaik berjumlah 24 orang siswa atau 69%, dan yang termasuk pada ketegori Cukup 11 orang siswa atau 31%. Siklus II pertemuan 2 skor minat belajar pada kategoriBaik 30 orang siswa atau 85%% dan yang masih termasuk pada kategori Cukup 5 orang siswa atau 15%. Dari tabel tersebut diperoleh hasil rata-rata siswa yang memiliki minat belajar berjumlah 30 orang siswa atau 85%, siswa yang belum memiliki minat belajar ada 5 oarng siswa atau 15%. Peningkatan ini terjadi karena adanya kerjasama, komunikasi keterbukaan, saling percaya dari siswa itu sendiri pada proses pelaksanaan bimbingan kelompok tugas. Sehingga dengan demikian, permasalahan yang dihadapi selama ini, khususnya pada minat belajar dapat dicarikan solusinya. 12
Pembahasan Dapat dilihat pada observasi awal siswa yang memiliki minat belajar berjumlah 17 orang siswa (48%), dari siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata minat belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 57% atau terjadi peningkatan jumlah siswa dari 17 menjadi 20 orang siswa pada kategori Baik, dan yang belum memiliki minat belajar termasuk pada kategori Cukup 10 orang (28%) dan Kurang 5 orang siswa (15%). Siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 22 orang (63%) pada kategori Baik,serta yang belum memiliki minat belajar termasuk pada kategori Cukup berjumlah 8 orang (22%) serta kategori Kurang 5 orang siswa (15%). Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil 26 orang (74%) dengan kategoriBaik, serta yang termasuk pada kategori Cukup 9 orang (26%). Pada siklus II pertemuan 2, diperoleh hasil yang memiliki minat belajar 30 orang siswa (85%) dengan kategori Baik, dan yang termasuk pada kategori Cukup 5 orang (15%). Minat belajar siswa, dapat diamati pada aktivitas belajar. Siswa dapat mengekespresikan
dirinya
dalam
proses
pembelajaran
sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Slameto (2010:180) yang menjelaskan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatau aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Bimbingan kelompok tugas merupakan wadah yang difasilitasi guru, dengan tujuan agar siswa melalui tahapan-tahapan bimbingan kelompok dapat berinteraksi dengan temannya, terutama dalam membentuk minat belajar. Karena hasil sudah mencapai pada indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni dari 17 orang siswa (48%)
yang memiliki minat belajar
menjadi 30 orang siswa (85%). Dengan
demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: “Jika digunakan bimbingan kelompok 13
tugas, maka minat belajar siswa kelas V di SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, akan meningkat”, dapat diterima:. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas V SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo seperti pada observasi awal 48% setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 63% dan pada siklus ke II meningkat menjadi 85%, maka dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan kelompok tugas dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: “Jika digunakan bimbingan kelompok tugas, maka minat belajar siswa kelas V di SDN 5 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, akan meningkat, dapat diterima”. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1) Layanan bimbingan dan konseling perlu diadakan di sekolah dasar agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. 2) Guru yang ada di sekolah dasar selain mengajar, juga hendaknya melakukan layanan bimbingan dan konseling sehingga guru dapat memahami permasalahan yang dihadapi siswanya baik yang menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, serta kondisi keluarga dan lingkungannya.
14
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Bandung: Rafika Aditama Muhammad, As’adi. 2010. Deteksi Bakat dan Minat Anak Sejak Dini, Jogyakarta: Geraiilmu Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group Slameto . 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineke Cipta Sunarto, Hartono. 2009. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta Suryasubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group
15