1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
JURNAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraihgelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SARIPA UI NIM. 151 413 260
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI SI PGSD 2014
2
3
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1
Saripa Ui, Salma Halidu, Yusuf Djafar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Saripa Ui, 151413260, 2014. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd,M.Pd dan Pembimbing II Dr. Yusuf Jafar, M.Pd. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan metodepemberian tugas, kemampuan siswa dalam membaca permulaan di Kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dapat meningkat?. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan melalui metode pemberian tugas.Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil pengamatan pada observasi awal menunjukkan bahwa siswa yang mampu membaca permulaan hanya 5 siswa atau 29,41%, sedangkan yang belum mampu membaca permulaan 12 orang siswa atau 70,59%. Hasil pelaksanaan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode pemberian tugas di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, yaitu dari 17 orang siswa terdapat 7 siswa atau 41,18% yang mampu membaca permulaan, dan 10 siswa atau 58,82% belum mampu membaca permulaan. Pada siklus II meningkat menjadi 14 siswa atau 82,35% yang mampu membaca permulaan dan hanya 3 siswa atau 17,65% belum mampu membaca permulaan. Dengan demikian metode pemberian tugas, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru, Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci: Kemampuan membaca permulaan, Metode Pemberian tugas 1
Saripa Ui selaku Mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd, M.Pd selaku Dosen tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo; Dr. Yusuf Jafar, M.Pd, selaku Dosen tetap Jurusan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo.
4
Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 2013 bahwa Pendidikan Bahasa Indonesia bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Stardar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk kelas 2 SD (2006:6) menjelaskan bahwa berbahasa dan bersastra meliputi empat aspek yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, aspek menulis.Keempat aspek kemampuan berbahasa dan bersastra tersebut memang berkaitan erat sehingga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Dalam karya ilmiah ini, penulis membatasi pembahasan pada membaca. Membaca merupakan salah satu aspek dari kemampuan berbahasa yang sangat penting perannya dalam pembelajaran. Lerner (Mulyono, 2003:200) menjelaskan bahwa “Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar”. Dalam membaca, seorang siswa harus mampu memahami lafal, intonasi, tanda baca, kecepatan mata/kelancaran, ekspresi, keberanian. Kenyataan di SDN 6 Telaga Biru, menunjukkan bahwa proses membaca permulaan yang berlangsung di kelas 2 masih mengalami kendala, saat belajar siswa kurang berani mengeja huruf, siswa sering bermain pada saat proses pembelajaran sehingga konsentrasi belajar siswa terganggu. Sesuai observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada Siswa kelas 2 SDN 6 Telaga Biru, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Dari persentase hasil
5
belajar siswa pada saat observasi awal, siswa yang belum mampu membaca permulaan berjumlah 12 orang atau 70,59% dan siswa yang mampu membaca permulaan berjumlah 5 orang atau 29,41%.Adapun aspek yang dinilai dalam membaca
permulaan
adalah
lafal,
intonasi,
tanda
baca,
kecepatan
mata/kelancaran, ekspresi, keberanian. Yang melatar belakangi sehingga siswa tidak bisa membaca permulaan adalah kurang pemahaman siswa tentang lafal, intonasi, tanda baca, kelancaran, ekspresi dan keberanian.Selain itu siswa belum dapat mengambil inisiatif, bertanggung jawab, mengolah informasi, semangat, berminat dan penuh perhatian, dan mendorong untuk mandiri.Proses pembelajaran membaca yang berlangsung di SDN 6 Telaga Biru selama ini sudah menggunakan berbagai metode diantaranya metode ceramah, dan metode tanya jawab. Pemilihan metode yang
tidak
tepat
sering
menimbulkan
kejenuhan
siswa
dalam
membaca.Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan metode yang lain. Dalam metode ceramah, penyampaian materi bersifat verbal dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan, sedangkan murid lebih bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah. Penggunaan metode yang sering dipakai oleh guru adalah ceramah dalam membaca menjadi kurang efektif apabila tidak didukung oleh alat-alat bantu lainnya seperti gambar, potret, benda, dan barang tiruan, film, peta dan sebagainya. Dampak lain dari penggunaan metode ceramah diantaranya bila terlalu lama anak didik menjadi bosan membaca sehingga anak membuat aktifitas lain seperti ramai sendiri, anak akan menjadi pasif, selain itu anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi sulit menerima materi dibandingkan dengan anak didik yang lebih tanggap dari sisi auditifnya. Untuk mengantisipasi masalah membaca permulaan tersebut, metode pemberian tugas merupakan salah satu alternatif metode yang mendorong siswa untuk aktif, serta akan lebih mudah memahami tugas yang dikerjakan dalam pembelajaran. Penggunaan metode pemberian tugas dalam membaca diharapkan
6
dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kec. Telaga Biru.
Menurut Tarigan (2008: 7) mendefinisikan pengertian membaca adalah sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis. Santosa (2009: 3.19) menyatakan bahwa pembelajaran membaca di SD terdiri dua bagian yakni: (a) membaca permulaan di kelas I dan II. Melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks, dan (b) membaca lanjut mulai dari kelas III dan seterusnya. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan maka gurumenggunakan metode yang bervariasi (Winarno. S, 2003: 96).Dalam kamus besar BI (2008: 1022), tugas diartikan sebagaisesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang wajib dibebankan. Pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru (Sagala, 2006:6-26). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukandi SDN 6Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.Subjek penelitian tindakan kelas ini siswa kelas 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Prosedur penelitian mengacu pada rancangan penelitian dengan tahapan persiapan yaitu dimulai dari tahap perencanaan penelitian dengan melakukan komunikasi dengan pihak sekolah melalui kepala sekolah dan berkonsultasi dengan
guru mitra mengenai pengidentifikasian masalah,menyusun rencana
7
pembelajaran, menetapkan waktu pelaksanaan serta membuat alat evaluasi.Tahap pelaksanaan tindakan yaitu melakukan proses pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dalam membaca permulaan. Tahap pemantauan evaluasi yaitu Melakukan diskusi dengan guru mitra untuk
rencana
observasi,
melakukan
pengamatan
terhadap
penerapan
pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pembelajaran melalui metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Tahap analisis data dan refleksi yaitu menganalisis temuan saat melakukan observasi, menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, melakukan refleksi terhadap penerapan pembelajaran dengan melalui metode pemberian tugas,melakukan refleksi terhadap kemampuan siswa dalam membaca permulaan pada pokok bahasan yang diajarkan. HASIL PENELITIAN Perencanaan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum masuk pada siklus I maka diadakan pelaksanaan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2014, terkait kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru menunjukan bahwa tingkat rata-rata kemampuan siswa dalam membaca permulaan kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa dalam membaca permulaan Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari jumlah 17 orang siswa, terdapat 12 orang siswa atau 70,59% yang belum mencapai kriteria tuntas, dan 5 orang siswa atau 29,41% yang telah mencapai kriteria tuntas. Berdasarkan hasil capaian pada kegiatan observasi awal tersebut, maka peneliti menyiapkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut melalui pelaksanaan siklus 1. Dalam kegiatan siklus 1 ini, peneliti akan menggunakan
8
metode pemberian tugas yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP Tematik Kelas 2 beserta media yang akan digunakan pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini pula dibuat antara lain skenario pembelajaran, lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan menyusun instrumen dan indikator penilaian. Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 7 April 2014. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I pada tanggal 7 April 2014, Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Adapun data hasil pengamatan
yang
dapat
mengukur
kemampuan
membaca
permulaan
menggunakan metode pemberian tugas pada siklus 1 adalah sebagai berikut : Tabel 1 : Kemampuan Membaca Permulaan melalui Metode Pemberian Tugas pada Siswa Kelas II SDN 6 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Siklus I No A
Aspek yang dinilai
1
Lafal
2
Intonasi
3
Tanda Baca
4
Kecepatan Mata / Kelancaran
5
Ekspresi
6
Keberanian
Kategori Jumlah Siswa Kemampuan Membaca Permulaan Mampu 6 Kurang Mampu 6 Tidak Mampu 5 Mampu 5 Kurang Mampu Tidak Mampu 12 Mampu 3 Kurang Mampu 7 Tidak Mampu 7 Mampu 12 Kurang Mampu 3 Tidak Mampu 2 Mampu 4 Kurang Mampu 13 Tidak Mampu Mampu 5 Kurang Mampu 12
Persentase 35,29 % 35,29 % 29,41 % 29,41 % 70,59 % 17,65 % 41,18 % 41,18 % 70,59 % 17,65 % 11,76 % 23,53 % 76,47 % 29,41 % 70,59 %
9
No
Aspek yang dinilai
B 1
Mengambil Inisiatif
2
Bertanggung jawab
3
Mengolah informasi
4
Semangat
5
Berminat dan penuh perhatian
6
Mendorong untuk mandiri
Kategori Jumlah Siswa Tidak Mampu Pemberian Tugas Mampu 3 Kurang Mampu 3 Tidak Mampu 11 Mampu 5 Kurang Mampu Tidak Mampu 12 Mampu 5 Kurang Mampu 5 Tidak Mampu 7 Mampu 9 Kurang Mampu 8 Tidak Mampu Mampu 2 Kurang Mampu 13 Tidak Mampu 2 Mampu 8 Kurang Mampu Tidak Mampu 9
Rumus Nilai :Jumlah Siswa yang muncul Jumlah Siswa Seluruh
Persentase 17,65 % 17,65 % 64,71 % 29,41 % 70,59 % 29,41 % 29,41 % 41,18 % 52,94 % 47,06 % 11,76 % 76,47 % 11,76 % 47,06 % 52,94 %
x 100
Berdasarkan uraian tabel 1 menunjukkan bahwa dari 6 aspek penilaian kemampuan membaca permulaan, dan 6 aspek penilaian metode pemberian tugas, rata-rata masih rendah, dengan rincian sebagai berikut. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan lafal sebanyak 6 orang (35,29%), kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%), dan yang tidak mampu sebanyak 5 orang (29,41%).Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan intonasi sebanyak 5 orang (29,41%), dan yang tidak mampu sebanyak 12 orang (70,59%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan tanda baca sebanyak 3 orang (17,65%), kurang mampu sebanyak 7 orang (41,18%), dan yang tidak mampu sebanyak 7 orang (41,18%).Untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan kecepatan mata / kelancaran sebanyak 12 orang (70,59%), kurang mampu sebanyak 3 orang (17,65%), dan tidak mampu sebanyak 2 orang (11,76%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca
10
permulaan dengan memperhatikan ekspresi sebanyak 4 orang (23,53%), dan yang kurang mampu sebanyak 13 orang (76,47%). Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca dengan memperhatikan keberanian sebanyak 5 orang (29,41%), dan yang kurang mampu 12 orang (70,59%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengambil inisiatif sebanyak 3 orang (17,65%), kurang mampu sebanyak 3 orang (17,65%), dan tidak mampu 11 orang (64,71%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan metode pemberian dengan memperhatikan aspek bertanggung jawab berjumlah 5 orang (29,41%), dan yang tidak mampu berjumlah 12 orang (70,59%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengolah informasi berjumlah 5 orang (29,42%), kurang mampu berjumlah 5 orang (29,42%) dan yang tidak mampu berjumlah 7 orang (41,18%).Selanjutnya untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek semangat berjumlah 9 orang (52,94%), dan yang kurang mampu 8 (47,06%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan meperhatikan aspek berminat dan penuh perhatian berjumlah 2 orang (11,76%), kurang mampu berjumlah 13 orang (76,47%), dan yang tidak mampu berjumlah 2 orang (11,76%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mendorong untuk mandiri berjumlah 8 orang (47,06%), dan yang tidak mampu berjumlah 9 orang (52,94%). Sedangkan dilihat dari hasil belajar maka dari 17 orang siswa, 10 orang siswa atau 58,82% yang belum memenuhi kriteria ketuntasan dan 7 orang siswa atau 41,18% yang memperoleh kriteria tuntas. Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan melihat hasil belajar siswa tentang membaca permulaan melalui metode pemberian tugas, belum mencukupi standar indikator kinerja maka peneliti mengadakan kegiatan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dilaksanakan pada siklus I. Sesuai dengan hasil refleksi, maka peneliti dan guru menetapkan beberapa kelemahan yang masih ditemui pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di siklus ini; (1) Langkah-langkah proses pembelajaran belum efektif dan efisien sesuai dengan rumusan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat; (2) keaktifan siswa dalam membaca belum maksimal.
11
Kegiatan siklus 2 dilaksanakan tanggal 6Mei 2014. Berdasarkan pengamatan awal tersebut peneliti melakukan perbaikan pada perencaan pembelajaran sebagaimana telah diungkap di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan menggunakan metode pemberian tugas perlu dilakukan tindakan melalui penguatan pada siklus 2 dan hasilnya dapat diuraikan berikut ini. Hasil belajar siklus 2 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 : Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas II SDN 6 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Siklus II No A 1
2
3
4
5
6 B 1
2
3
4
Aspek yang dinilai
Kategori Jumlah Siswa Kemampuan Membaca Permulaan Mampu 13 Kurang Mampu 4 Lafal Tidak Mampu Mampu 13 Intonasi Kurang Mampu 2 Tidak Mampu 2 Mampu 11 Tanda Baca Kurang Mampu 6 Tidak Mampu Mampu 13 Kecepatan Mata / Kurang Mampu 4 Kelancaran Tidak Mampu Mampu 13 Kurang Mampu 4 Ekspresi Tidak Mampu Mampu 13 Kurang Mampu 4 Keberanian Tidak Mampu Pemberian Tugas Mampu 5 Mengambil Inisiatif Kurang Mampu 6 Tidak Mampu 6 Mampu 7 Bertanggung jawab Kurang Mampu 3 Tidak Mampu 7 Mampu 8 Mengolah informasi Kurang Mampu 8 Tidak Mampu 1 Mampu 11 Kurang Mampu 6 Semangat Tidak Mampu -
Persentase 76,47 % 23,53 % 76,47 % 11,76 % 11,76 % 64,71 % 35,29 % 76,47 % 23,53 % 76,47 % 23,53 % 76,47 % 23,53 % 29,41 % 35,29 % 35,29 % 41,18 % 17,65 % 41,18 % 47,06 % 47,06 % 5,88 % 64,71 % 35,29 % -
12
5
Berminat dan penuh perhatian
6
Mendorong untuk mandiri
Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu
6 9 2 10 4 3
Rumus Nilai :Jumlah Siswa yang muncul Jumlah Siswa Seluruh
35,29 % 52,94 % 11,76 % 58,82 % 23,52 % 17,65 %
x 100
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 6 aspek penilaian kemampuan membaca permulaan, dan 6 aspek penilaian metode pemberian tugas, mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan lafal sebanyak 13
orang
(76,47%),
dan
yang
kurang
mampu
sebanyak
4
orang
(23,53%).Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan intonasi sebanyak 13 orang (76,47%), kurang mampu sebanyak 2 orang (11,76%) dan yang tidak mampu sebanyak 2 orang (11,76%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan tanda baca sebanyak 11 orang (64,71%), dan yang kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%).Untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan kecepatan mata / kelancaran sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu sebanyak 4 orang (23,53%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan ekspresi sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu sebanyak 4 orang (23,53%). Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca dengan memperhatikan keberanian sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu 4 orang (23,53%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengambil inisiatif sebanyak 5 orang (29,41%), kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%), dan tidak mampu 6 orang (35,29%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan metode pemberian dengan memperhatikan aspek bertanggung jawab berjumlah 7 orang (41,18%), kurang mampu berjumlah 3 orang (17,65%) dan yang tidak mampu berjumlah 7 orang (41,18%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengolah informasi berjumlah 8 orang (47,06%),
13
kurang mampu berjumlah 8 orang (47,06%) dan yang tidak mampu berjumlah 1 orang (5,88%).Selanjutnya untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek semangat berjumlah 11 orang (64,71%), dan yang kurang mampu 6 (35,29%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan meperhatikan aspek berminat dan penuh perhatian berjumlah 6 orang (35,29%), kurang mampu berjumlah 9 orang (52,94%), dan yang tidak mampu berjumlah 2 orang
(11,76%).Untuk
kemampuan
metode
pemberian
tugas
dengan
memperhatikan aspek mendorong untuk mandiri berjumlah 10 orang (58,82%), kurang mampu berjumlah 4 orang (23,52%) dan yang tidak mampu berjumlah 3 orang (17,65%). Pada siklus II setelah dilakukan refleksi dan perbaikan pada beberapa aspek, kelemahan dalam siklus I sebelumnya, peneliti melihat bahwa pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa dari 17 orang siswa, 14 orang siswa atau 82,35% yang memperoleh kriteria tuntas dalam membaca permulaan menggunakan metode pemberian tugas dan 3 orang siswa atau 17,65% yang memperoleh kriteria belum tuntas. Dengan demikian kegiatan penelitian tindakan kelas telah berhasil karena telah mencapai indikator kinerja yang disyaratkan dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan dengan penerapan metode pemberian tugas, menunjukkan bahwa metode pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan.Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode pemberian tugas.Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan IIyaitu masingmasing 41,18%, dan 82,35%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebanyak 2 siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
14
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (41,18%), siklus II (82,35%), Penerapan metode pemberian tugas mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. SARAN Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang
penerapan
model
pembelajaran
yang
lain
yang
dapat
membangkitkankeaktifan siswa untuk belajar Bahasa Indonesia.. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abimanyu, Soli. 2009. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas 1, 2 di Sekolah Dasar. Jakarta : P2MSDK. Kamus Bahasa Indonesia, 2008. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Konsorsium Program PJJ S1 PGSD. 2006. Bahan Ajar : Kapita Salekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Konsorsium Program PJJ S1 PGSD, SEAMOLEC Depdiknas.
15
Mappasoro S, 2006, Perencanaan Pengajaran, Makasar FIP UNM Moedjiono, dan Moh. Dimiyati 1992/1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta P2TK Ditjen DIKTI Depdikbud. Moeslichatoen R., 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT Rineka Cipta Puji Santoso, 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah.2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Sulo Lipu La Sulo, 1990. Strategi Belajar Mengajar Pada DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. Ujung Pandang : Panitia Penataran PKD PGSD, Proyek PTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.
Tarigan, DJ. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka. Tarigan H.G dan Djago. 1991. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Review dan Revisi APKG PPGSD. 1998/1999. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta : Proyek PGSD, Ditjen Dikti, Depdikbud. Wati, Dini. 2012. Metode Pemberian Tugas Di Taman Kanak-Kanak. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Pemberdayaan Penjaminan Mutudan Sumber Daya Kependidikan. Bandung. Wijiatiningsih, Nanik 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Metode Pemberian Tugas pada Anak Kelompok B di TK Al-Hidayah 2 Jeblog Talun Kabupaten Blitar. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Winarno, S. 2003. Interaksi Mengajar Belajar. Jakarta : PT. Tarsito Yuliyanto, Totok. 2014. http://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/02/metodepemberian-tugas-resitasi-penerapan-i-metode-pembelajaran/. Diakses 4 Jan 2014.