1
KEMAMPUAN SISWA MEMBACA MEMINDAI UNTUK MENEMUKAN INFORMASI SECARA CEPAT DI KELAS SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh Asriyanti Jusuf Pembimbing I : Dra.Dajani Suleman, M,Hum Pembimbing II : Dra.Hj.Pertiwi Laboro, M.Pd (Mahasiswa Program Studi S1 – PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
ABSTRAK Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan siswa untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif melalui observasi, wawancara dan tes hasil belajar berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Jenis penelitian ini adalah kualitatif.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 13 dari 33 orang atau (40 %) dari seluruh siswa kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo yang mampu dalam membaca memindai.
2
Setelah wali kelas melakukan upaya-upaya meningkat menjadi 30 dari 33 orang atau (95%) siswa yang sudah mampu dalam membaca memindai (M), dan 3 orang (5%) siswa yang kurang mampu membaca memindai (KM). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo sudah mampu membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat. Kata Kunci : Kemampuan, Membaca Memindai, Menemukan Informasi. PENDAHULUAN Salah satu cara yang sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuuan disegala bidang ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Dewasa ini membaca banyak dilakukan oleh orang, baik di kalangan pakar, tokoh, orang tua, atau masyarakat biasa, akan tetapi hingga saat ini tampaknya membaca belum menjadi kebiasaan yang sangat membudaya dikalangan masyarakat. Melalui
kegiatan
membaca
siswa
diharapkan
dapat
memperoleh pengalaman baru dan dapat menjelajahi batas ruang dan waktu. Dengan kegiatan membaca pula siswa dapat memperoleh sesuatu atau informasi yang dibutuhkan baik yang bersifat abstrak ( tidak nyata ) maupun yang bersifat konkrit ( nyata ). Pelaksanaan kegiatan membaca khususnya di lingkungan pendidikan sangat tepat, karena kegiatan ini akan memberikan kebiasaan kepada siswa agar sejak dini untuk membaca. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa kegiatan membaca pada siswa kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo pada keterampilan membaca memindai dikategorikan masih rendah. Hal ini disebabkan
3
proses pembelajaran membaca memindai selama ini hanya difokuskan pada segi kecepatan siswa dalam membaca saja, sedangkan informasi yang didapatkan dari membaca kurang diperhatikan. Pembelajaran membaca memindai selama ini dilakukan dengan menggunakan teks bacaan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo kemampuan siswa dalam membaca memindai dikategorikan masih rendah atau dari 33 orang siswa kelas V hanya 13 orang siswa yang mempunyai kemampuan membaca memindaI. Hal ini disebabkan antara lain (1) kurang tersedianya media pembelajaran (2) siswa kurang dalam aktivitas membaca, mereka lebih banyak mendengar sajian guru dan (3) kurangnya pemahaman siswa tentang mrembaca memindai. Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca.
Padahal
dengan membaca memindai siswa mendapatkan informasi penting dari teks yang dibaca . Pembelajaran membaca memindai atau membaca scanning sebenarnya telah diterapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu penerapan tersebut pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sebagaimana telah terdapat dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dimiliki siswa pada kurikulum tersebut adalah menemukan informasi dari teks khusus ( buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan,d aftar acara, menu dan lain-lain ) secara cepat melalui membaca memindai (Edi Warsidi dan Farinka,2008:80). Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian yang berjudul “ Kemampuan Siswa Membaca Memindai Untuk
4
Menemukan Informasi Secara Cepat Di Kelas V Di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo”. PEMBAHASAN 1.
Pengertian Membaca Memindai Kecepatan
membaca
dapat
ditingkatkan
dengan
cara
mengetahui dan terlatih dengan teknik membaca yang tepat yaitu membaca sekilas (skimming) dan membaca memindai (scanning). Membaca scanning umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar buku petunjuk telepon dan kamus. Menurut Haryadi (2007:170) membaca memindai atau scanning adalah teknik membaca cepat dan langsung pada sasarannya. Dalam penggunaannya, pembaca langsung mencari informasi tertentu atau fakta khusus yang diinginkan tanpa memperhatikan atau membaca bagian lain dalam bacaan yang tidak dicari. Setelah menemukan informasi yang dicari pembaca membaca dengan teliti untuk memperoleh informasi tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, teknik membaca memindai digunakan dengan tujuan, antara lain menemukan topik tertentu, memilih acara tertentu, menemukan kata dalam kamus, mencari nomor telepon dari buku petunjuk telepon, dan mencari entri pada indeks (Soedarso,2010:81). Selanjutnya,
Farida
Rahim
(2005:52)
mengemukakan
membaca memindai (scanning) ialah membaca sangat cepat, membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan pembaca, keperluan, dan bahan bacaan artinya, seseorang pembaca cepat yang baik tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan
5
membaca, jadi siswa melakukan kegiatan membaca memindai yaitu membaca dengan cepat tetapi siswa tidak, mengabaikan informasi yang didapatkannya. Hamijaya dkk(2008:150) mengemukakan hal yang sama tentang membaca scanning yaitu teknik membaca sangat cepat untuk menemukan informasi spesifik, seperti membaca indeks, daftar isi, jadwal, iklan, direktori, brosur, rumus defenisi dan kamus. Dari keempat pendapat para ahli maka peneliti berkesimpulan bahwa membaca memindai atau membaca scanning merupakan suatu teknik membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainya yang dapat dilakukan dengan pada buku petunjuk telepon, kamus, daftar isi, jadwal iklan, diktori, brosur, dan rumus defenisi, jadi siswa yang melakukan membaca memindai langsung kemasalah yang ditemui yaitu berupa fakta khusus dan informasi tertentu yang dilakukan pada sumber informasi lainnya yang biasa diperoleh siswa di perpustakaan sekolah dan di rumah. Penerapan kemampuan membaca memindai disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan. Ketika siswa membaca memindai dia akan melampaui banyak kata. Membaca memindai sangat penting untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa yang melakukan membaca memindai akan mendapatkan beberapa informasi secepat mungkin. Banyak siswa mencoba membaca setiap kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih membaca memindai, siswa bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat serta mendapatkan informasi secara cepat. 2. Pengertian Informasi
6
Banyak para ahli yang telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang informasi, kata informasi berasal dari kata Prancis kuno “informacion” yang diambil dari Bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, dan ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Tetapi seringkali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain, dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa perumusan saja,
guna
melengkapi
dan
memperluas
pandangan
tentang
pengetahuan siswa. Biasanya, siswa mendapatkan informasi melalui kegiatan membaca. Kegiatan membaca merupakan proses yang dilakukan oleh siswa secara sadar dan sistematis. Menurut Hartono(2005:8)“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya”, dan menurut Krismiaji(2005:15)“Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dengan memiliki manfaat”.
Sedangkan
menurut
Raymond
Mc.leod
(2005:15) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang . Dari ketiga pendapat para ahli, peneliti berkesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerima informasi untuk membuat suatu keputusan saat ini atau mendatang. Informasi dapat diperoleh siswa dari kegiatan membaca, seperti halnya membaca majalah, makalah artikel dan daftar buku pada waktu tertentu. Berdasarkan jenis bacaan, waktu membaca dan
7
penyajian informasinya, sumber informasi dibedakan menjadi beberapa sumber informasi. Menurut Komarudin (2002:12) sumbersumber informasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu; Berdasarkan jenis bacaannya, sumber informasi dibagi menjadi dua, yaitu sumber informasi primer dan sumber sekunder a.
Sumber informasi primer Sumber informasi primer adalah sumber informasi yang
melaporkan adanya informasi tersebut misalnya penemuan baru. Contoh sumber informasi primer ini adalah : 1. Makalah pertemuan dan laporan 2. Tesis dan dsertasi 3. Karangan asli atau artikel ilmiah 4. Majalah atau jurnal ilmiah dan surat kabar b.
Sumber informasi sekunder Sumber informasi sekunder merupakan sumber informasi yang berupa daftar atau pencatatan informasi. Contoh informasi sekunder adalah : (1) Daftar buku, (2) katalog, (3) bibliografi, dan (4) majalah indeks dan majalah abstrak. Pada sumber informasi berdasarkan jenis bacaannya siswa menemukan informasi secara cepat melalui membaca cepat dilakukan pada sumber informasi primer yaitu surat kabar atau biasa dikenal oleh siswa dengan koran. Sedangkan pada sumber informasi sekunder siswa melakukan membaca memindai pada daftar buku yang ada di perpustakaan sekolah. Sedangkan jenis sumber informasi lainnya berupa makalah, laporan, tesis dan disertasi serta majalah abstrak kurang tersedia di perpustakaan sekolah Berdasarkan
waktu
dikelompokan menjdi :
terbitnya,
sumber
informasi
dapat
8
1. Monograf yang informasinya berasal dari buku, brosur, selebaran dan pamflet 2. Berkala atau majalah/jurnal Majalah ini ada yang terbitnya secara teratur misalnya seperti terbit tiap mingguan, bulanan, tiga bulanan, tahunan, dan ada pula yang terbitnya tidak teratur tetapi terbit secara terus menerus dengan judul yang sama dan mempunyai nomor urut yang teratur atau lebuh dikenal per edisi. Pada sumber informasi berdasarkan waktu terbitnya siswa dapat membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat yang biasanya dilakukan pada sumber informasi berupa buku, brosur dan selebaran lainnya yang berada di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan
penyajian
informasinya,
sumber
informasi
dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Koleksi rujukan atau koleksi referensi (reference material) yang sumber informasinya dari kamus ensiklopedi, buku petunjuk atau direktori, buku panduan atau manual, sumber biografi, sumber geografi, abstrak, indeks, dan paten. 2. Buku – buku biasa atau yang dikenal dengan koleksi umum seperti buku teks, buku ajar dan sebagainya. Sumber informasi yang berdasarkan bentuk penyajiannya siswa dapat melakukan membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat melalui buku bahan ajar dan buku-buku yang ada diperpustakaan sekolah. Selain dari sumber informasi yang telah dikemukakan, siswa mendapatkan informasi melalui radio, televisi dan juga melalui jaringan internet.
9
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo sebanyak 33 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Setiap siswa memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda serta tingkat kemampuan yang berbeda-pula pula. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Penetapan pendekatan
dan
jenis
penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mendeskripsikan tentang kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo dan juga berusaha untuk menemukan suatu solusi terbaik dalam rangka pemecahan masalah. Cara yang ditempuh adalah dengan jalan memperhatikan dan menganalisis fenomena yang ada. Menurut Keirl dan Miller (Dalam Tizar Hermawan 2009:26) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia pada kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang
–
orang
tersebut
dalam
bahasannya
dan
peristilahannya”. Dengan demikian dalam penelitian ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil, informasi dan data merupakan aspek utama dalam mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada saat berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif
lebih
bersifat deskriptif dari pada kuantitatif, lebih berupa kata-kata dari pada angka. jelaslah bahwa data kualitatif yang diproses di lokasi penelitian secara alami dituangkan dalam bentuk paparan atau katakata yang mengacu pada fokus permasalahan. Pendekatan kualitatif
10
dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis kemampuan berfikir logis anak. Asumsi penggunaan metode kualitatif yaitu karena dengan metode ini data yang diperoleh lebih lengkap, lebih mendalam dan lebih dipercaya serta seluruh kejadian dalam suatu kontekas dapat ditemukan. Dalam memecahkan suatu masalah harus menggunakan cara atau metode tertentu yang sesuai dengan pokok masalah yang akan dibahas. Di samping itu, metode-metode tersebut dipilih juga agar penelitian dapat menghasilkan data-data akurat dan dipercaya kebenarannya. Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dilakukan jika peneliti ingin menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena yang ada atau berlaku sekarang. Ini mencakup baik studi tentang fenomena sebagaimana adanya, maupun pengkajian hubunganhubungan antara sebagia variabel dan fenomena yang diteliti. Dalam penelitian deskriptif ini penulis menggunakan pola penelitian lapangan (field research), karena yang ditelitih adalah sesuatu yang ada dilapangan secara langsung. Dalam hal ini, objek yang ditelitih adalah kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Metode Observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data di lapangan
dengan jalam mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran di kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Teknik ini digunakan untuk mengamati permasalahan yang diteliti yaitu mengamati
11
pelaksanaan proses pembelajaran bagaimana kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo? b.
Metode Wawancara Metode
wawancara
merupakan
alat
utama
dalam
mengumpulkan data dan juga informasi bagi objek yang diteliti. Dalam kegiatan wawancara dilakukan secara langsung yaitu mengadakan tanya jawab dengan respoden seperti guru, siswa dan ditunjang dari berbagai data lainnya tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Dalam prosedur ini peneliti menggunakan instrumen pedoman wawancara berstruktur dengan maksud mencari informasi yang dibutuhkan. c.
Tes Hasil Belajar Tes yang diberikan kepada siswa dalam hal ini berbentuk
tulisan. Tes ini berfungsi untuk menjaring data dari siswa yang dijadikan sumber, dalam hal ini ditetapkan di kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013. Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, dikumpulkan untuk diolah secara sistimatis. Dimulai dari wawancara, mengedit,
mengklasifikasi,
menyimpulkan hasil data. Tahap-tahap Penelitian
selanjutnya
penyajian
data
serta
12
Kemampuan siswa membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Prosedur penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: 1.
Persiapan Diri Pada tahap ini penelitian harus menyelesaikan dengan keadaan
dilapangan dan menjaga etika penelitian dan memperhatikan waktu penelitian. Kegiatan dalam rangkah persiapan antara lain: 1.
Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi, instrumennya anonim, perlu sekali dicek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengelola selanjutnya.
2.
Pengecekan kelengkapan data, artinya memeriksa instrumen pengumpulan data
2.
Memasuki Lapangan Penelitian Peneliti berusaha untuk menjaga keakraban dengan para
informasi, dan memperhatikan dan mengamati kegiatan belajar siswa kelas V yang sedang berlangsung sambil mengkonfirmasi dengan pengetahuan yang peneliti miliki berdasarkan yang diteliti yaitu kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. 3.
Berperan Serta Sambil Mengumpulkan Data Pada penelitian ini mencatat tentang kemampuan siswa
membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat (upaya apa yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca memindai dalam menemukan informasi secar cepat).
13
Keseluruhan hal yang diamati kemudian dibuatkan kesimpulan dianalisis. PENUTUP Simpulan Berdasarkan
hasil
pengolahan
data
dan
uraian
pada
pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat pada siswa kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo tergolong mampu. Sesuai dengan hasil peneliti yaitu dari 33 orang siswa yang ada kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo terdapat 30 (95%) orang siswa kelas V memperoleh nilai dengan kategori Mampu (M), disisi lain terdapat 3 (5%) orang siswa yang masih termasuk pada kategori Kurang Mampu (KM) dan (0%) siswa yang Tidak Mampu (TM). Saran Berdasarkan
simpulan
tersebut
di
atas,
maka
dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan hasil penelitian dijadikan bahan informasi dan masukan bagi pembaca guna memperluas pengetahuan dan kemampuan
siswa
tentang
membaca
memindai
untuk
menemukan informasi secara cepat 2. Diharapkan hasil penelitian ini hendaknya mendorong bagi guruguru sekolah dasar untuk senantiasa memelihara bahkan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca memindai 3. Pelaksanaan penelitian tentang kemampuan siswa membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat kiranya
14
menjadi dasar bagi teman-teman mahasiswa untuk melakukan kajian-kajian selanjut DAFTAR PUSTAKA Hartono.
2005.Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta
:
PT.
Prenhallindo Haryadi.
2007.Pendidikan
Keterampilan
Berbahasa.Jakarta
:
Gramedia pustaka utama Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : PT. Prenhallindo Moh. Nazir.Ph,D. 2003. Mertode Penelitian. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia Soedarso, 2010 Speed Reading, Sistem Membaca Cepat Dan Efektif, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Raymond Mc.leod.2005.Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : PT.Prenhallindo Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Suyatno,H.2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta : PT.Mentari Pustaka Warsidi
Edi
dan
Farinka.2008.Bahasa
Indonesia
Membuatku
Cerdas.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Bruns. 2007. Membaca bagi peserta didik. (on line). (http://pengertian membaca.peserta-didik,diakses 012 februari 2013).
15
Hamijaya,dkk.
2008.Jenis
–
jenis
membaca
cepat.(on
line).
(http://membaca memindai,diakses 12 februari 2013) Helmian dalam resmindi,dkk.2006. Membaca bagi peserta didik. (on line). (http://pengertian membaca.peserta-didik,diakses 01 maret 2013). Komaruddin. 2002. Sumber – sumber informasi . ( Online), (http://www.google .co.id. Diakses 12 februari 2013).