KEMAMPUAN MENULIS DIALOG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS V SDN 3 TELAGA KABUPATEN GORONTALO
JURNAL PENELITIAN
Oleh NUR STIVANIE BALU NIM 151 411 075
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
PENGESAHAN JURNAL
Skripsi yang berjudul : Kemampuan Siswa Menulis Dialog Menggunakan Media Gambar Seri Di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo
Oleh NUR STIVANIE BALU NIM : 151 411 075
Telah diperiksa dan siap dipublikasikan
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
JURNAL PENELITIAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS DIALOG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS V SDN 3 TELAGA KABUPATEN GORONTALO OLEH : NUR STIVANIE BALU NIM : 151 411 075 ABSTRAK Nur Stivanie Balu. 2015. Kemampuan Siswa Menulis Dialog Menggunakan Media Gambar Seri Di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar Rivai, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis dialog siswa menggunakan media gambar seri di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dengan jumlah 19 siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang terkumpul baik melalui observasi, wawancara, tes dan dokumen-dokumen, kemudian digambarkan dalam bentuk kata-kata dengan terlebih dahulu menganalisis secara tajam terhadap data yang dikumpulkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu menulis dialog menggunakan media gambar seri. Dari 19 siswa, terdapat 12 siswa atau 63,15% yang sudah mampu, dan terdapat 4 siswa atau 21,05% yang kurang mampu dan 3 siswa atau 15,79% tidak mampu menulis dialog menggunakan media gambar seri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis dialog menggunakan media gambar seri di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo sudah baik. Karena sudah sebagian besar siswa sudah mampu menulis dialog. Kata Kunci : Kemampuan, Menulis Dialog, Media Gambar Seri.
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
ABSTRACT Nur Stivanie Balu. 2015. The Ability of Writing Dialogue by Using Image Series Media In Fifth Grade at SDN 3 Telaga Gorontalo district. Skripsi. Primary School of Education Department, Faculty of Education, Gorontalo State University. Advisor I Dra. Dajani Suleman, M.Hum and Advisor II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd. This study aims to determine students ability to write dialogue by using image series media in fifth grade at SDN 3 Telaga Gorontalo district. The subject in this study was all students of fifth grade namely 19 students. This study used a qualitative approach to collect the data through observation, interviews, tests and documents, then described that in the form of wordsfirst by deeply analyzed of data collected. From the results of the study which was conducted by researcher in Fifth Grade at SDN 3 Telaga Gorontalo district shows that most of the students have been able to write dialogue by using image series media. From the 19 students, there are 12 students or 63,15 % are already capable of writng the dialogue, and there are 4 students or 21,05 % less capable and 3 students or 15,79 % were not able to write dialogue by using image series media. Thus, it can be concluded that the ability to write dialogue by using image series media in Fifth Grade at SDN 3 Telaga Gorontalo district has been good. It is because most students had been able to write dialogue. Keywords : Ability, Writing Dialogue, Image Series Media.
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
PENDAHULUAN Menulis adalah suatu keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa dimulai sejak dini berada di Sekolah Dasar. Dengan menulis kita dapat menyampaikan gagasan maupun imajinasi tanpa melalui berbicara. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dengan ekspresif seperti menulis dialog. Menulis dialog merupakan salah satu kompetensi yang harus dikembangkan pada siswa khususnya di Sekolah Dasar. Dialog merupakan bagian dari teks cerita yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Menulis dialog di Sekolah Dasar diharapkan mampu mengasah penggunaan kosa kata dimiliki oleh siswa, mengasah kemampuan siswa dalam menyusun kalimat, dan mengasah penggunaan ejaan yang baik dan benar. Namun kenyataan di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan. Dalam menulis dialog masih banyak kesulitan yang dihadapi antara lain, kurangnya kosakata yang dikuasai siswa, kurangnya kemampuan siswa mengungkap bahasa lisan ke bentuk bahasa tulis, kurangnya media pembelajaran yang mendukung kegiatan menulis dialog. Penggunaan metode yang monoton dan berpatokan pada buku cetak membuat keterampilan siswa tidak berkembang dan menjadi jenuh dalam proses pembelajaran. Akibatnya kemampuan siswa dalam menulis dialog belum sesuai harapan. Berdasarkan uraian di atas maka solusi terhadap kemampuan siswa menulis dialog tersebut yakni dengan menggunakan media gambar. Media gambar yang dimaksud yaitu, foto, lukisan, dan sketsa atau gambar garis. Tujuan utama penggunaan media gambar ini adalah untuk membuat konsep yang ingin mempermudah dalam penulisan dialog, dan memberikan latihan untuk mempertajam penalaran dan daya khayal siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diformulasikan dengan judul “Kemampuan Siswa Menulis Dialog Menggunakan Media Gambar Seri di Kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo” KAJIAN PUSTAKA Menurut Mohammda Zain (dalam Yusdi, 2011:1) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (dalam Yusdi, 2011:1) mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, maka kemampuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu kekuatan dan keterampilan yang ada dalam siswa dalam mengerjakan sesuatu yang ia yakini. Seperti berfikir, menalar, memecahkan suatu masalah dan mengungkapkan gagasan atau khayalan dalam suatu tulisan seperti menulis dialog. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan (Dalman, 2014:3). Menurut Wiyanto (dalam Tarigan, 2010:1), menciptakan iklim budaya menulis akan mendorong seseorang menjadi lebih aktif, lebih kreatif, dan lebih cerdas. Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014:4), menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa menulis adalah suatu cara atau tempat untuk menuangkan ide, gagasan maupun
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
imajinasi yang mungkin tidak bisa disampaikan secara langsung kepada orang lain. Menulis di Sekolah Dasar terdiri dari beberapa kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh guru, yaitu : menulis informasi, menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu, melengkapi cerita rumpang, menulis surat, menulis karangan, menulis naskah pengumuman, menulis pantun, meringkas isi buku, menulis laporan, menulis puisi, menulis naskah pidato, dan menulis dialog. Pada siswa di Sekolah Dasar, menulis dialog merupakan salah satu kompetensi yang harus ditingkatkan dan dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam pembelajaran menulis dialog, siswa berusaha untuk memaknai informasiinformasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dengan memfokuskan pada ketepatan isi cerita dan ketepatan dalam menggunakan bahasa baku, ejaan dan tanda baca. Bila kegiatan ini dibelajarkan sejak awal pada siswa, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sesuatu yang ia lihat, yang dipikirkan, yang ia khayalkan tentang suatu peristiwa nyata maupun tidak dalam bentuk tulisan atau dialog. Tarigan (Melyiana Eka, 2013:18) menjelaskan berdialog adalah sebuah kegiatan resiprokal, maksudnya adalah kegiatan yang saling berbalasan. Percakapan yang terjadi diantara kedua orang tersebut akan menimbulkan pemecahan masalah. Namun, dalam berdialog tidak hanya dilakukan oleh dua orang saja. Dialog dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Berdasarkan pengertian dialog di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa dialog merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menyampaikan sesuatu atau maksud satu sama lain. Dua orang atau lebih tersebut melakukan percakapan yang membahas tentang suatu permasalahan.
Menurut Hamzah (Melyiana Eka. 2013:19) mengatakan bahwa jenis dialog dibagi menjadi 4, yaitu: a) dialog yang mengemukakan persoalan langsung; b) dialog yang menceritakan atau menjelaskan perihal tokoh perannya; c) dialog yang menggerakkan plot maju; dan d) dialog yang membukakan fakta atau eksposition. Adapun dialog yang menceritakan perihal tokoh perannya, maka dalam perbincangan yang terjadi diceritakan mengenai tokoh yang sedang melakukan percakapan. Dialog yang menggerakkan plot maju, alur cerita atau jalan cerita yang terjadi terus mengarah maju dan memperbincangkan ke arah plot maju. Dialog yang membukakan fakta atau eksposition merupakan suatu pecakapan yang memperbincangkan suatu peristiwa yang faktual dan dijelaskan secara terperinci. Unsur-unsur dalam dialog sama halnya dengan unsur-unsur pada drama. Hapsari (Melyiana Eka. 2013:20) menjelaskan mengenai unsur-unsur dialog. Adapun unsur-unsur dialog yaitu: a) Tema merupakan suatu ide/ gagasan/dasar cerita. Melalui sebuah tema dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita atau percakapan; b) Tokoh atau pemain yang berperan dalam cerita. Tokoh dilihat dari watak terdapat tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis; c) Latar merupakan bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh mengalami peristiwa. Latar terbagi menjadi dua, yaitu latar sosial (berupa waktu, suasana, dan bahasa) dan latar fisik yang berupa benda-benda sekitar tokoh (rumah, pakaian, dan lainlain); d) Alur adalah tahapan cerita yang bersambungan. Alur meliputi: alur maju/ lurus, alur mundur, alur sorot balik, dan alur gabungan; e) Amanat adalah pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita. Di dalam kehidupan sehari-hari, dialog berfungsi sebagai sarana
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
menyampaikan pesan. Melalui dialog, seseorang dapat mengungkapkan perasaannya. Dialog tidak hanya dilakukan oleh dua orang, tetapi dapat juga dilakukan oleh lebih dari dua orang. Suyatno (Melyiana Eka. 2013:2021) menjelaskan langkah-langkah menulis dialog sebagai berikut: 1) Menentukan masalah atau topik yang akan diperbincangkan dalam pecakapan; 2) Menentukan tokoh-tokoh yang akan melakukan percakapan; 3) Memperhatikan tanda baca yang diperlukan dalam penulisan teks percakapan; 4) Menyusun butir-butir dialog. Butir-butir dialog adalah pokokpokok yang akan dibicarakan dalam dialog; 5) Mengembangkan butir-butir dialog. Menurut Oemar Hamalik (dalam Syukur, 2005:125) mendefinisikan media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedangkan Yusufhadi Miarso (dalam Musfiqon, 2012:27) mengartikan media sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa media merupakan suatu alat atau sarana yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud ialah materi pelajaran yang lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Media gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan, Rohani (dalam Musfiqon, 2012:73). Media gambar seri adalah media pembelajaran yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dalam bentuk cerita tersusun, Herdina (dalam Inayah, 2013:7). Beberapa karakteristik media gambar seri menurut Gagne (dalam Werus, 2013:23) adalah : 1) Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti melihat langsung. 2) Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut. 3) Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran gambar yang sesungguhnya. 4) Memadukan antara keindahan dengan kesesuainnya dengan mencapai pembelajaran. 5) Gambar harus message, tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus, hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Adapun kelebihan dan kekurangan media gambar seri menurut Uno (dalam Werus, 2013:23) adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1) Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat gambar. 2) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah jika dibandingkan dengan bahasa verbal. 3) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. 4) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 5) Memperjelas masalah bidang apasaja. 6) Harganya murah dan mudah di dapat
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
serta digunakan. Kekurangan : 1) Menampilkan indera mata. 2) Ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. 3) Gambar interprestasikan secara personal dan subjektif. 4) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil sehingga sangat kecil dalam pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar seri dalam penelitian ini adalah media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dialog dengan rangkaian gambar secara tersusun dan kronologis. Dari rangkaian gambar tersebut akan menghasilkan sebuah dialog dari ide/imajinasi siswa. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis menggunakan media gambar seri yaitu : 1) Ketepatan isi tulisan dengan media gambar seri. 2) Ketepatan isi paragraf dengan media gambar seri. 3) Keterkaitan paragraf satu dengan paragraf lainnya Adapun langkah-langkah dalam menulis dialog dengan menggunakan media gambar seri adalah : 1) Menampilkan 4 buah atau lebih gambar berurutan yang saling berhubungan satu dengan lainnya. 2) Siswa memperhatikan dan menganalisa contoh cerita dari dialog berdasarkan rangkaian media gambar seri. 3) Siswa mengamati rangkaian gambar tersebut. 4) Siswa menulis sebuah dialog berdasarkan masing-masing rangkaian media gambar seri hingga membentuk satu kesatuan cerita, (dalam Subu, 2013:29). Dalam penelitian ini siswa dilatih untuk menulis dialog dengan dibantu oleh sebuah gambar yang berbentuk gambar seri. Siswa diharapkan mampu mengurutkan beberapa gambar hingga berurutan dengan baik dan dapat membentuk satu kesatuan cerita dari rangkaian gambar yang sudah diurutkan, hingga membentuk satu cerita. Siswa dikatakan mampu atau berhasil dalam menulis, apabila isi cerita dialog yang
telah dibuat sesuai dengan rangkaian gambar dan saling berkaitan. Adapun indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai, yaitu : 1) Siswa mampu menulis dialog dengan tema yang telah ditentukan berdasarkan gambar seri. 2) Siswa mampu menulis struktur kalimat yang jelas. 3) Siswa mampu memahami penggunaan ejaan dan tanda baca dalam dialog. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo khususnya di kelas V. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2011:15) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan merupakan tolak ukur keberhasilan untuk memahami permasalahan yang diteliti di samping dokumen-dokumen lain yang menunjang keabsahan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data dan sumber data. Data yang dibutuhkan adalah data tentang kemampuan siswa menulis dialog menggunakan media gambar seri. Data primer merupakan data utama yang diambil langsung dari tempat penelitian. Data tersebut berupa hasil wawancara dengan guru kelas V di SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo mengenai
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
“Kemampuan siswa menulis dialog menggunakan media gambar seri di kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo”. Data sekunder merupakan data yang mencakup dokumen-dokumen sekolah seperti profil sekolah, keadaan sekolah, serta arsip-arsip lain yang nyata sesuai dengan topik kajian penelitian ini. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan guru pengajar bahasa Indonesia dan observasi kondisi dan perilaku siswa yang menjadi obyek penelitian. Sebagai upaya dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan dengan observasi. Kegiatan observasi yang dilakukan untuk mengamati segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Selain itu, observasi dilakukan dengan mengamati langsung proses pembelajaran, ksususnya pembelajaran menulis dialog dengan menggunakan media gambar seri. Pengamatan dilakukan untuk mengamati tingkah laku, baik siswa ataupun guru pada saat pembelajaran. Pedoman wawancara yang digunakan adalah wawancara tertulis dengan sasarannya adalah guru pengajar dan siswa di kelas V, yang bertujuan untuk mengetahui berbagai fakta dan masalah yang berhubungan dengan kemampuan siswa menulis dialog di kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo. Tes adalah salah satu hal yang dilakukan untuk mengetahui besarnya pengetahuan, bakat, dan kemampuan seseorang. Tes yang dimaksudkan yakni sebuah gambar seri yang akan dibuat dialog oleh siswa dengan kriteria penilaian yang sudah disiapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan menggunakan media foto dan merekam serta mencatat setiap kegiatan yang terjadi pada saat penelitian. Dokumentasi juga digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh. Dokumentasi yang dimaksudkan yakni data hasil tulisan siswa dalam menulis dialog, dengan kriteria penilaian hasil tulisan yaitu kesesuaian isi dialog berdasarkan media gambar seri, struktur kalimat yang jelas, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar. PEMBAHASAN Setelah melalui hasil analisis data yang dijaring melalui lembar observasi wawancara, tes dan dokumentasi hasil menulis dialog siswa, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis dialog di kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo sudah tergolong mampu. Pernyataan ini dibuktikan dengan hasil penilaian terhadap hasil menulis dialog siswa yang dinyatakan mampu sebesar 63,15% atau sebanyak 12 siswa, sementara 4 siswa dinyatakan kurang atau sebesar 21,05%, dan tidak mampu menulis dialog sebanyak 3 siswa atau sebesar 15,79 %. Dilihat dari 3 aspek yang dinilai diantaranya menulis dialog sesuai dengan tema / media gambar seri, struktur kalimat, serta ejaan dan tanda baca dapat diperoleh hasil sebagai berikut, pada aspek pertama yang mampu menulis dialog sesuai dengan tema / media gambar seri sebanyak 15 siswa dan yang kurang mampu sebanyak 1 orang serta yang tidak mampu menulis dialog sesuai dengan tema / media gambar seri sebanyak 3 siswa. Pada aspek kedua yang mampu menulis dengan struktur kalimat yang jelas sebanyak 8 siswa dan yang kurang mampu sebanyak 6 siswa, serta yang tidak mampu menulis dialog dengan struktur kalimat yang jelas sebanyak 5 siswa. Pada aspek ketiga yang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis dialog tidak ada dan kurang yang mampu sebanyak 13 siswa, serta tidak mampu menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis dialog sebanyak 6 siswa.
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
Media pembelajaran mampu mengefektifkan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, dalam merancang proses pembelajaran guru dituntut memilih atau mengadakan media pembelajaran yang menarik atau lebih berinovasi dengan membuat media pembelajaran sendiri yang cocok untuk materi yang akan diajarkan sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran yang lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa serta tujuan pembelajaran yang telah disusun dengan baik dapat tercapai dengan baik pula. Menurut peneliti, media gambar seri merupakan media pembelajaran yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antar satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dalam bentuk cerita tersusun. Di Sekolah Dasar, media gambar merupakan media yang dapat menarik perhatian siswa dan lebih memunculkan pokok permasalahan yang akan dibahas sehingga dapat memudahkan siswa menangkap dan menerima maksud dari suatu gambar tersebut. Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang paling penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Karena melalui media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa dalam kegiatan belajar. Dengan adanya media pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa dan memperhatikan, memperhatikan dan mendengarkan materi yang akan diajarkan.
Akan tetapi dalam menulis dialog terdapat beberapa kendala yang ditemukan pada siswa yang tidak mampu dalam menulis dialog antara lain : 1) siswa tidak mengerti dengan tugas yang diberikan oleh guru; 2) siswa tidak mengerti dengan tema yang diberikan; 3) siswa tidak mampu membuat dialog berdasarkan tema yang diberikan; 4) siswa tidak mengerti aturan penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar; 5) siswa tidak mampu membuat pertalian dialog antar gambar seri; 6) siswa tidak mampu menyesuaikan isi dialog dengan media gambar seri. Bentuk bimbingan yang bisa dilakukan guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi siswa dalam menulis dialog di atas antara lain : 1) memberikan perhatian lebih kepada siswa yang kurang perhatian dalam proses pembelajaran, 2) memberikan latihan-latihan sekaligus bimbingan dalam menentukan tema dari suatu cerita atau dialog, 3) menjelaskan aturan penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar dimulai dari pemenggalan kata, penggunaan tanda titik, koma, tanda titik dua, tanda petik, serta penempatan huruf besar dan huruf kecil, 4) meberikan bimbingan sekaligus latihan-latihan dalam mengaitkan suatu kalimat dalam dialog dengan dialog berikutnya menggunakan media gambar seri, menjelaskan kembali makna dari menulis dialog menggunakan media gambar seri, 5) membimbing siswa menulis dialog dengan perkataan sendiri yang jelas akan makna dan maksudnya, dan 6) guru dituntut memiliki keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran, agar perhatian siswa dapat terfokus pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Simpulan Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis dialog
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.
menggunakan media gambar seri di kelas V SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo sudah tergolong baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan hasil dialog siswa yang dinyatakan mampu pada aspek penilaian menulis dialog sesuai dengan tema / media gambar seri, struktur kalimat, serta ejaan dan tanda baca dapat diperoleh hasil sebanyak 12 siswa atau sebesar 63,15%, sementara 4 siswa atau sebesar 21,05% dinyatakan kurang mampu menulis dialog, dan tidak mampu terdapat 3 siswa atau sebesar 15,79 %. Saran Sehubungan dengan meningkatkan kemampuan menulis dialog di Sekolah Dasar, maka diharapkan kepada : 1) Siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran berlangsung dan lebih aktif dalam menanggapi atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 2) Guru untuk meningkatkan kinerja yang baik dari segi mengelola pembelajaran di kelas, dari segi penggunaan apersepsi, dari segi pemilihan bahan ajar, pemilihan media pembelajaran yang tepat, model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran menulis dialog. 3) Sekolah untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan menambah sumber dan media pembelajaran yang masih kurang. 4) Pemerintah dilingkungan dinas pendidikan untuk mengupayakan sarana dan prasana untuk membimbing guru lebih kreatif dalam menyediakan media pembelajaran dan menyediakan bukubuku yang menarik diperpustakaan, agar wawasan pengetahuan siswa dalam menulis dialog bertambah. 5) Penelitian ini masih perlu dilakukan pada penelitian lanjutan dengan menyangkut aspek yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Dalman, 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA, cv Sugono, Dendy, 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Kementrian Pendikan dan Kebudayaan Syukur, Fatah. 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang : RaSAIL Tarigan, 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Bandung Tarigan, 2010. Guru Bahasa Indonesia Harus Bisa Menulis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Asistajima, Melyiana Eka. 2013. Meningkatkan Kemampuan Menulis Dialog. http://digilib.unpas.ac.id/ UNPAS : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diakses 23 April 2015 (17:40) Inayah, Nurul. 2013. Media Gambar Seri. http://repository.upi.edu/ UPI : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diakses 19 Maret 2015 (06:00) Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. http://milmanyusdi.blogspot.com. Diakses 17 Maret 2015 (05:47)
Nur Stivanie Balu 2015. Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M. Hum dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd., M.Pd.