FAK
0
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA DI KELAS IV SDN 13 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO
Fitrianti Hasan, Evi Hasim, Wiwy T. Pulukadang 1
Abstrak
Fitrianti Hasan. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Siswa Di Kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2014. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd., dan pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd. Rumusan penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme kabupaten Gorontalo? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Untuk faktor internal dapat dilihat dari kurangnya motivasi siswa untuk memberikan pertanyaan kepada guru saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Dan dari faktor eksternal dapat dilihat dari : kurangnya kunjungan siswa ke perpustakaan sebagai salah satu sarana membaca, kurang kondusifnya ruang kelas sebagai fasilitas membaca untuk mendukung kegiatan membaca yang baik, kurangnya kebiasaan membaca siswa saat berada di rumah, lingkungan rumah yang kurang mendukung untuk terciptanya kegiatan membaca yang baik, dan kurangnya dukungan lingkungan keluarga/orang tua terhadap kegiatan membaca di rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa, baik dari faktor internal dan faktor eksternal.
Kata kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi, kemampuan siswa, membaca intensif
1
Fitrianti hasan, Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ; Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd. Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG ; Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1
Bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia (Sugono, 2004 : 12). Selain sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahasa indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran inovatif yang diajarkan pada lembaga pendidikan formal maupun non formal di Indonesia. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum mencakup empat segi, yaitu keterampilan menulis, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menyimak. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa bisa melalui suatu hubungan urutan yang teratur : mulamula, pada masa kecil, belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelahnya belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur-tunggal (Dawson dalam Tarigan, 2013 : 1). Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang dimilki siswa sehingga cakap dalam berbahasa dan lancar dalam komunikasi. Untuk dapat berbahasa yang baik maka siswa perlu memiliki kemampuan yang baik dalam membaca. Dengan kemampuan membaca yang baik maka siswa akan memperoleh informasi melalui media atau buku yang dibacanya. Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membaca sangat diperlukan untuk dikuasai oleh setiap siswa. Pembelajaran membaca di SD terdiri atas dua bagian, yakni (a) membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3, (b) membaca lanjut mulai dari kelas 4 sampai 6. Keterampilan membaca permulaan dilaksanakan melalui membaca teknis atau membaca nyaring dengan harapan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, dan kalimat. Sedangkan keterampilan membaca lanjut dilaksanakan melalui membaca intensif. Membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat
2
halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif (Tarigan, 2013 : 36). Pembelajaran membaca intensif yang dilaksanakan pada kelas IV di SDN 13 Bongomeme dilakukan dengan cara membagikan buku dan selanjutnya meminta anak untuk membaca sambil memahami materi wacana yang dibacanya tersebut. Anak
diminta untuk
membaca setiap paragraf dan diminta untuk menceritakan isi paragraf yang dibacanya tersebut. Tak jarang juga anak diminta untuk mengerjakan tugas atau menjawab soal berdasarkan wacana yang dibacanya tersebut. Proses membaca dan memahami bacaan dengan cara seperti ini kurang menantang karena anak merasa terpaksa untuk memahami bacaan yang ditugaskan. Hal tersebut menjadikan siswa kurang tertarik dengan kegiatan membaca karena siswa kurang tertantang dengan aktifitas yang dilakukan dalam membaca intensif tersebut. Realitas yang terjadi pula sebagian siswa ternyata tidak dapat memahami isi bacaan sehingga tidak dapat mengkomunikasikan isi wacana yang dibacanya tersebut. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif pun belum mencapai hasil yang diharapkan. Kondisi yang terjadi pada umumnya siswa memiliki kemampuan membaca yang rendah sebagai konsekuensi dari rendahnya kemampuan mereka dalam memahami isi bacaan. Sebagai calon guru Bahasa Indonesia terlebih lagi di SD seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Tujuannya adalah agar guru dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika guru tidak mengetahui faktor-faktor tersebut, maka akan sulit bagi guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan suatu penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Intensif Siswa di Kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo”. Rumusan masalah penelitian ini dirumuskan menjadi faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di
kelas IV SDN 13 Bongomeme
Kabupaten Gorontalo? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo.
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru, sekolah dan kepada peneliti sendiri. HAKIKAT KEMAMPUAN Di dalam kamus bahasa Indonesia kemampuan berarti (a) kesanggupan, kecakapan, (b) kekayaan. Kemampuan ialah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan (KBBI, 2014 : 1). Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan dikatakan sebagai sebuah penilaian terkini terhadap apa yang dapat dilakukan seseorang (Anonymous, 2014 : 1). PENGERTIAN MEMBACA Membaca dapat dikatakan sebagai suatu metode sekaligus proses yang dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan atau makna yang terkandung maupun tersirat pada lambanglambang atau simbol-simbol tertulis yang hendak disampaikan oleh penulis. TUJUAN MEMBACA Menurut Fowler (dalam Wahyuni, 2012 : 33), suatu program pembelajaran membaca bertujuan untuk (1) mengajar siswa bagaimana mengadaptasi membaca dengan variasi bahan bacaan, (2) menambah kecepatan dan memperbaiki pemahaman, (3) memperbaiki pembacaan bagi semua keterampilan berbahasa. ASPEK-ASPEK MEMBACA a) Membaca ekstensif (ekstensive reading), yang mencakup : Membaca dangkal (superficial reading), Membaca sekilas (skimming), dan Membaca survey (survey reading). b) Membaca intensif (intensive reading), yang terdiri dari : Membaca telaah isi (content study reading) yang mencakup pula : Membaca teliti (close reading) Membaca pemahaman (comprehensive reading) Membaca kritis (critical reading) Membaca ide (reading for ideas) Dan Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup : Membaca bahasa asing (foreign language reading) 4
Membaca sastra (leterary reading) PROSEDUR PEMBELAJARAN MEMBACA a) Kegiatan Prabaca b) Kegiatan Membaca c) Kegiatan pascabaca PENGERTIAN MEMBACA INTENSIF Membaca intensif sering diidentikan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan literal, interpretatif, kritis, dan evaluatif. (a) pemahaman literal yakni pemahaman isi bacaan meskipun menyeluruh hanya terbatas pada apa yang tersurat pada teks. (b) pemahaman interpretatif yaitu pemahaman yang didasarkan pada penghubungan pengertian, pendapat, fakta, peristiwa, maupun praanggapan yang dikembangkan pembaca. (c) pemahaman secara kritis yaitu bentuk pemahaman membaca dalam memberikan pertimbangan, menilai dan memberikan alternatif, mengajukan prediksi. (d) pemahaman secara kreatif, pembaca telah mengajukan pilihan baru tanpa diikat gambaran pengertian dalam bacaan (Harras, 2007 : 5.7). KARAKTERISTIK MEMBACA INTENSIF 1. Membaca intensif adalah membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalam waktu yang lama. 2. Membaca intensif adalah membaca secara detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks. 3. Membaca intensif adalah cara membaca sebagai dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingat lebih lama. 4. Membaca intensif menggunakan berbagai variasi teknik membaca. 5. Membaca intensif untuk mengembangkan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, penggunaan kosakata, dan juga pemahaman secara keseluruhan isi wacana. 6. Membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam teks secara cermat dan penuh konsentrasi. 7. Kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. 8. Membaca intensif dapat melatih siswa mengubah/menerjemahkan wacana-wacana tulis yang mengandung informasi padat menjadi uraian (contoh : iklan baris, grafik). 5
JENIS-JENIS MEMBACA INTENSIF a) Membaca Telaah Isi yang terdiri dari : membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan Membaca Ide-ide. b) Membaca Telaah Bahasa yang terdiri dari Membaca bahasa dan Membaca sastra FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Menurut Nurhadi (2013 : 7), kemampuan membaca seseorang dapat dipengaruhi berbagai faktor, yaitu : 1. Faktor Internal yakni faktor yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri. Faktor tersebut terdiri atas minat, intelegensi, bakat, sikap, tujuan membaca, motivasi, dan lainnya. 2. Faktor Eksternal yakni faktor yang bersumber dari luar diri pembaca itu sendiri. Yang termasuk faktor eksternal itu sendiri adalah teks bacaan, sarana dan fasilitas membaca, kebiasaan, lingkungan, dan tradisi membaca. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu Deskriptif Kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan yang sebagaimana adanya yang mengungkapkan fakta-fakta yang ada tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. TAHAP-TAHAP PENELITIAN 1. Penelitian pendahuluan Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindak lanjut, diantaranya observasi. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal dari pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini observasi awal yang peneliti lakukan yaitu pada saat pelaksanaan PPL II. 2. Penelitian sebenarnya Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung, artinya peneliti melakukan wawancara secara langsung mengenai objek penelitian yang peneliti amati, dan juga memberikan angket sebagai salah satu instrumen pengumpulan data yang peneliti lakukan. Dalam hal ini peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. 6
3. Penulisan laporan Setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan maka peneliti dapat menyusun menjadi sebuah laporan
yang
disertai
dengan
lampiran-lampiran
ataupun
dokumentasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. HASIL PENELITIAN Nomor item 1, yaitu daya tarik/minat siswa belajar bahasa Indonesia terutama pada pembelajaran membaca intensif, sebanyak 7 orang siswa menjawab selalu atau 50%, sering 7 orang atau 50%, dan tidak ada siswa yang memilih pilihan kadang-kadang dan tidak pernah. Jadi dari hasil di atas daya tarik atau minat siswa terhadap pembelajaran membaca intensif pada pelajaran bahasa Indonesia tidak mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan membaca intensif. Nomor item 2 yaitu siswa pernah termotivasi untuk memberikan pertanyaan kepada guru saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, 1 orang siswa menjawab selalu (7,14%), siswa yang menjawab sering sebenyak 2 orang atau 14,28%, siswa yang menjawab kadangkadang sebanyak 9 orang atau 64,28%, dan 2 orang siswa menjawab tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas motivasi siswa untuk memberikan pertanyaan kepada guru pada saat guru sedang mejelaskan materi pembelajaran membaca intensif termasuk faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Nomor item 3 yaitu motivasi yang diberikan guru ketika siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca intensif, sebanyak 4 orang siswa memilih jawaban selalu atau 28,57%, 6 orang siswa memilih sering atau sebanyak 42,85%, dan yang memilih jawaban kadangkadang sebanyak 4 orang atau 28,57%, dan tidak ada siswa yang memilih jawaban tidak pernah. Jadi dari hasil di atas, motivasi yang diberikan oleh guru ketika siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca intensif bukan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 4 yaitu teks bacaan yang jelas untuk dibaca pada saat pembelajaran membaca intensif, sebanyak 6 orang siswa memilih jawaban selalu atau 42,85%, 3 orang siswa menjawab sering atau 21,42%, 4 orang siswa memilih kadang-kadang atau 28,57%, dan hanya 1 orang siswa yang memilih jawaban tidak pernah atau 7,14%. Jadi dari hasil di atas, teks
7
bacaan yang jelas untuk dibaca pada saat pembelajaran membaca intensif tidak mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 5 yaitu kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk melakukan kegiatan membaca, sebanyak 4 orang menjawab selalu atau 28,57%, 2 orang siswa menjawab sering atau 14,28%, 7 orang siswa menjawab kadang-kadang atau 50%, dan 1 orang siswa menjawab tidak pernah atau 7,14%. Jadi, dari hasil di atas, minimnya kunjungan siswa ke perpustakaan untuk melakukan kegiatan membaca menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 6 yaitu saat pembelajaran membaca intensif, ruang kelas dalam keadaan yang mendukung unutk melakukan kegiatan membaca, sebanyak masing-masing 3 orang siswa menjawab selalu dan sering atau 21,42% dan 21,42%, 6 orang siswa memilih jawaban kadangkadang atau 42,85%, dan sisanya 2 orang siswa memilih jawaban tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas saat pembelajaran membaca intensif, ruang kelas dalam keadaan yang mendukung untuk melakukan kegiatan membaca merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 7 yaitu siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah, sebanyak 2 orang siswa memilih jawaban selalu atau 14,28%, 4 orang siswa memiliha jawaban sering atau 28,57%, 7 orang siswa menjawab kadang-kadang atau 50%, dan 1 orang siswa memilih jawaban tidak pernah atau sebanyak 7,14%. Jadi, dari hasil di atas siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah menjadi salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 8 yaitu lingkunngan rumah mendukung terciptanya kegiatan membaca yang baik, sebanyak 3 orang menjawab selalu atau 21,42%, 2 orang siswa memilih jawaban sering atau 14,28%, sementara 3 orang menjawab kadang-kadang atau 21,42%, dan sebanyak 6 oranng siswa menjawab tidak pernah atau 42,85%. Jadi, dari hasil di atas lingkungan rumah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Nomor item 9 keluarga/orang tua siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah, sebanyak 5 orang siswa menjawab selalu atau 35,71%, masing-masing 4 orang siswa menjawab sering (28,57%) dan kadang-kadang (28,57%), dan 1 orang siswa menjawab tidak pernah atau 7,14%. Jadi, dari hasil di atas keluarga/orang tua siswa yang melakukan kegaiatan membaca saat berada di rumah tidak mempengaruhi kemampuan membaca intensif. 8
Nomor item 10 yaitu keluarga/orang tua mendukung kegiatan membaca siswa saat berada di rumah, 2 orang siswa menjawab selalu atau 14,28%, 4 orang siswa menjawab sering atau 28,57%, sebanyak 6 orang siswa menjawab kadang-kadang 42,85%, dan sisanya 2 orang siswa menjawab tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas dukungan keluarga/orang tua terhadap siswa untuk melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah ikut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo baik dari faktor internal dan faktor eksternal. Diantaranya adalah : kurangnya motivasi siswa untuk bertanya pada saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, kurangnya kunjungan siswa ke perpustakaann sebagai salah satu sarana membaca untuk melakukan kegiatan membaca, kurang kondusifnya ruang kelas untuk melakukan kegiatan membaca yang baik sebagai salah satu fasilitas membaca yang ada di sekolah, kurangnya kebiasaan membaca siswa ketika mereka berada di rumah, lingkungan rumah yang kurang mendukung untuk terciptanya kegiatan membaca yang baik bagi siswa, dan kurangnya dukungan orang tua/keluarga terhadap kegiatan membaca di rumah.
SARAN 1. Bagi siswa, dengan adanya faktor-faktor yang telah diketahui siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka 2. Bagi guru, dengan melihat faktor-faktor yang ada pada siswa, guru dapat menjadikan sebagai bahan masukan dan informasi sehingga kedepannya guru dapat meningkatkan kualitas dan keprofesionalitasnya dalam mengajar. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran demi terwujudnya lulusan yang sesuai dengan harapan. 4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan latihan serta menambah wawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya mengenai membaca intensif di sekolah.
9
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta : Raja Grafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Ginting, Cipta. 2004. Kiat Belajar Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo Anggota Ikapi Harras, Kholid. 2007. Membaca 1. Jakarta : Universitas terbuka Hayat,
Bahrul
dan
Suhendra
Yusuf,
M.A.
2010.
Benchmark
International
Mutu
Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : UNG Press Maryati. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang : Aneka Ilmu Pertiwi, Pradytia P dan Sugiyanto. Efektivitas Permainan Konstruktif-Aktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. Jurnal Psikologi Universitas Gajah
Mada
Yogyakarta
2006 : 152 Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta : Indeks Anggota Ikapi Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Pustaka Sembiring, Tika Novelina. 2013. Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Teknik Klos di Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung : Nusa Media Strenberg, Robert J dan Grigorenko. 2010. Mengajarkan Kecerdasan Sukses Meningkatkan Pembelajaran dan Keberhasilan Siswa. Jakarta : Pustaka Pelajar Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugono, Dendy. 2004. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
10
Syakur, Nazri. 2009. Kognitivisme dalam Metodologi pembelajaran Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Tarigan, Henry Guntur. 2013. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
:
Angkasa Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. 2012. Assesmen Pembelajaran Bahasa. Jakarta : Refika Aditama Anonymous.
2014.
Membaca
Mencerdaskan
Bangsa
http://hamamburhanuddin.wordpress.com/artikel-2/sosial-budaya/membacamencerdaskan-bangsa/. 26 Mei 2014 (11.00) Anonymous. 2013.
Suasana
Belajar
yang
Nyaman.
http://medanbisnisdaily.com/m/news/read/2013/09/08/49500/suasana_belajar_yang_nya man/. 26 Mei 2014 (10.45) Anonymous. 2014. Belajar Membaca Intensif. http://www.bimbie.com/membaca-intensif.htm. 12 Maret 2014 (01.00) Anonymous. 2014. Kemampuan. http://wikipedia.org/wiki/kemampuan. 12 Maret 2014 (12.00) KBBI. 2014. Kamus Bahasa Indonesia. http://kamusbahasaindonesia.org/kemampuan. 12 Maret 2014. (12.30) Nurhadi. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat, Motivasi, dan Kemampuan Membaca
Menurut
Para
Ahli.
http://mbegdut.blogspot.com/2013/04/faktor-yang-
mempengaruhi-minat-motivasi-dan-kemampuan-membaca.html. 08 Maret 2014 (01.30)
11