MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: TIKA NOVELINA SEMBIRING (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos dapat meningkat di Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango? tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Data yang diteliti dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian yang silaksanakan pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan teknik klos maka kemampuan siswa membaca intensif di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. Hasil penelitian tindakan kelas pada observasi awal diperoleh data, dari 25 siswa yang dikenai tindakan hanya 6 siswa (24%) sudah dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca intensif. Sedangkan pada siklus I diperoleh data bahwa dari jumlah siswa 25 orang yang dikenai tindakan hanya 15 orang siswa (60%), yang memiliki kemampuan membaca intensif, dan siklus II meningkat menjadi 20 orang (80%) atau dikatakan sudah memiliki kemampuan membaca intensif. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik klos kemampuan siswa membaca intensif di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango meningkat Kata Kunci : Membaca Intensif, Teknik Klos 1 2
Dra. Hawa Pattiiha, S.Pd, M.Pd. Adalah Dosen Pembimbing I Skripsi Dra.Ratnarti Pahrun, M.Pd. Adalah Dosen Pembimbing II Skripsi
I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia. Selain itu, bahasa juga merupakan suatu keterampilan. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat jenis yaitu berbicara, membaca, menyimak, menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, tetapi dalam pengajaran dan pengevaluasiannya dapat dipisahkan, hal itu untuk mencapai hasil pengajaran masing-masing keterampilan tersebut dapat dicapai secara maksimal dan optimal. Membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Pengembangan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosa kata dan juga pemahaman keseluruhan isi wacana, merupakan tujuan dari membaca intensif (Tarigan, 2008:36-38). Dalam hal ini siswa melihat teks, membacanya dan setelah itu diukur kemampuan menjawab sederet pertanyaan yang disusun mengikuti teks sebagai alat evaluasi, tanpa mengetahui apakah siswa tersebut sudah memahami isi teks atau tidak. Kenyataan di lapangan berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti di kelas IV SD Negeri 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 25 orang, 18 orang atau sekitar 72% siswa belum mampu membaca intensif dan 7 orang atau 28% yang mampu membaca intensif. Ketidakmampuan siswa dalam membaca intensif dapat dilihat dari masih banyak siswa yang tidak mengerti tentang bahasa/lambang tulisan pada pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mengatasi masalah di atas agar tidak berkelanjutan, maka guru berusaha menggunakan salah satu alternatif yaitu dengan menggunakan teknik klos. Kamidjan (1996:66) menjelaskan bahwa teknik klos merupakan suatu cara untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh, dan melihat bagian-bagian
sebagai
suatu keseluruhan.
Dalam teknik klos pembaca diminta untuk memahami wacana yang tidak lengkap, karena bagian tertentu telah dihilangkan akan tetapi pemahaman pembaca tetap
sempurna. Bagian–bagian kata yang dihilangkan itu biasanya disebut kata ke – an. Kata ke – an itu diganti dengan tanda garis mendatar atau tanda titik-titik, karena kata ke – an bisa berupa kata benda, kata kerja, kata penghubung, dan kata lain yang dianggap penting. Tugas pembaca ialah mengisi bagian-bagian yang kosong itu sama dengan wacana aslinya. Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Teknik Klos di Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango.” b.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah adalah “Apakah kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan?”
c.
Tujuan Peneltian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango.
d. Manfaat Penelitian yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti.
II.
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
a.
Pengertian Membaca Menurut Rahim (2007 : 2) membaca merupakan suatu kegiatan yang sering
kali kita lakukan. Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca merupakan suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psiokolinguistik, dan metakognitif. Menurut Nurhadi (dalam Samadayo, 2011:5) “Menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui
kata-kata atau bahasa tulis, dan suatu proses yang menuntut agar makna kata-kata akan dapat diketahui. 2.1.1 Manfaat Membaca Menurut Burns, dkk (Rahim 2007:1) bahwa membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca. Secara umum manfaat membaca dapat disimpulkan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mendidik dan memperluas wawasan pembaca. 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Manurut Rahim (2007 : 19) Kegiatan membaca tidak timbul secara alami tetapi ada faktor dalam (intern) pembaca dan faktor luar (ekstern) pembaca. Faktor yang berasal dari dalam diri pembaca antara lain tuntutan kebutuhan pembaca, adanya rasa persaingan antara sesamanya sedangkan faktor yang berasal dari luar membaca meliputi tersedianya waktu, tersedianya sarana yang diperlukan oleh pembaca, adanya dorongan dari luar (guru misalnya) adanya hadiah atau sejenis dalam waktu tertentu. 2.1.3 Pengertian Membaca Intensif Menurut Tarigan (2008: 36) membaca intensif adalah studi seksama, telaah telliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Membaca intensif sering diidentikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan lateral, interpretatif, kritis, dan evaluatif. 2.1.4
Pengertian dan Fungsi Teknik Klos Metode Klos pertama sekali diperkenalkan oleh Taylor (dalam Muchlisoh
1993:187) yang berasal dari istilah “Clozure” suatu istilah dari ilmu jiwa Gestalt. Di dalam teknik klos, siswa diminta untuk bisa memahami wacana yang tidak
lengkap (bagian-bagian tertentu dihilangkan). Penghilangan bagian-bagian kata dalam teknik klos, mungkin juga tidak berdasarkan secara konsisten. Berbicara tentang teknik klos, menurut Muchlisoh (1993:188) terdapat dua fungsi utama dalam teknik klos ini. Pertama, sebagai alat untuk mengukur tingkat keterbacaan. Kedua, teknik klos juga merupakan suatu alat pengajaran membaca. 2.1.5
Langkah-langkah pelaksanaan Teknik Klos
Wacana Anak perlu memperhatikan kepada alam sekitarnya sedini mungkin. Ini penting untuk perkembangan intelektual dan emosinya. Anda dapat menceritakan proses mekarnya bunga dan mengenalkan aneka warna bunga pada anak, kepada anak yang lebih besar, anda dapat menceritakan bentuk dan warna bunga yang indah serta baunya yang harum atau yang membuat serangga tertarik dan datang untuk mengisap madu. Berbagai macam nama bunga yng tumbuh di lingkungan sekitar kita. Wacana yang telah diubah dengan menggunakan teknik Klos Anak perlu memperhatikan kepada alam sekitarnya sedini mungkin. Ini penting untuk perkembangan __(1)___ dan emosinya. Anda dapat___(2)____ proses mekarnya bunga dan ___(3)___ aneka warna bunga pada ____(4)___, kepada anak yang lebih ___(5)__, anda dapat menceritakan bentuk __(6)___ warna bunga yang indah __(7)__ baunya yang harum atau ____(8)___ membuat serangga tertarik dan__(9)___ untuk mengisap madu. Berbagai macam nama bunga ___(10)___ lingkungan sekitar kita. Langkah-langkah dalam pelaksanaan teknik Klos yaitu 1) Sediakan teks wacana yang relatif sempurna. 2) Siapkan alat tulis menulis. 3) Lakukan delisi / pengosongan secara sistematis disetiap kata kelima. 4) Biarkan kalimat pertama utuh. 5) Lakukanlah delisi/pengosongan pada deretan kalimat kedua sampai dengan seterusnya. 6) Tandailah pengosongan/delisi dengan angka. 2.1.6
Pembelajaran Membaca Intensif Melalui Teknik Klos di SD Pembelajaran membaca intensif menekankan pada pemahaman kata,
kalimat, pengembangan kosa kata, dan juga pemahaman keseluruhan isi wacana (Tarigan, 2008 : 38). Dalam pelaksanaannya membaca intensif melalui teknik klos
yakni guru menyuruh para siswa untuk membaca wacana yang sempurna di depan kelas, kemudian guru menempelkan sebuah wacana yang sudah dikosongkan. Guru menyuruh siswa satu-persatu maju kedepan kelas untuk mengisi wacana yang sudah dikosongkan.
III. METODE PENELITIAN 1.
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian Lokasi penelitian berada di wilayah Bulango Selatan yang terletak di Desa
Huntu Barat Kabupaten Bone Bolango. Karakteristik penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Bulango Selatan yang terletak di Jalan Huntu Barat kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 14 orang laki - laki dan 11 orang perempuan dengan karasteristik dan kemampuan yang berbeda serta memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda pula. 2.
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel input (kehadiran, aktivitas
siswa, sumber belajar, dan prosedur evaluasi), variabel proses (penggunaan metode, dan variabel output (peningkatan kemampuan siswa membaca intensif melalui tehnik klos) 3.
Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas terdiri atas 4 langkah yaitu (1) Persiapan, (2)
Pelaksanaan, (3) pemantauan dan evaluasi dan (4) analisis dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut: 4.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan hasil yang di harapkan dalam pengumpulan data maka
digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi dan analisa data. a. Observasi Observasi dilakukan sebagai langkah awal yang digunakan untuk mengumpulkan data umum objek penelitian, yaitu dengan mengamati secara langsung situasi proses pembelajaran, kegiatan aktivitas siswa selama
pembelajaran dan hasil capaian belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca di kelas 1V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dan terfokus pada saat membaca. b. T e s Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, kemampuan atau bakat, intelengensi, keterampilan yang dimiliki individu atau kelompok. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan bukti fisik pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada saat
proses
belajar mengajar berlangsung.
Adapun
bentuk
dokumentasi ini berupa gambar, lembar kerja tes siswa dan lembar ppengematan kegiatan siswa serta guru. 5.
Teknik Analisis Data Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama data terkumpul, kedua setelah semua data dalam siklus terkumpul. Data yang diperoleh di lapangan tentang pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan capaian hasil belajar siswa dikumpulkan, kemudian diatur, diurut dan dikelompokkan dengan menggunakan rumus:
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diuraikan meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, pada kelas IV dengan jumlah siswa 25 siswa yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Untuk melihat tingkat kemampuan siswa, maka dilakukan observasi awal kemudian dilanjutkan dengan tindakan
siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada prosedur penelitian. 4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Pada Observasi Awal Pelaksanaan observasi awal tersebut dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013. Dari hasil observasi awal ditemukan bahwa di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango pada aspek bahasa dan lambang tulisan, dari 25 orang siswa, yang mampu hanya 6 orang siswa atau 24 persen, dan yang tidak mampu 19 orang siswa atau 76 persen yang artinya masih banyak siswa yang belum mampu mengenal bahasa dan lambang tulisan. Kemudian pada aspek gagasan/isi, terdapat 6 orang siswa atau 24 persen yang mampu mengungkapkan gagasan/isi dan 19 orang siswa atau 76 persen yang tidak mampu. Pada aspek makna/nilai, yang mampu hanya 6 orang siswa atau 24 persen, kemudian yang tidak mampu terdapat 19 orang siswa atau 76 persen. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I Kegiatan siklus I adalah tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah menganalisa data hasil obeservasi awal. Pelaksanaan pada Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yakni pada hari Selasa 23 April 2013 pada jam ke IV-V (09.15-09.50).Sedangkan pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 April 2013 pada jam ke I-II (07.15-08.25) pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada prosedur penelitian. 1).
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus 1 Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan secara
individual selama pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini ada 3 aspek yang dinilai berdasarkan pemahaman isi sesuai yang dikemukakan oleh Safari (92:1997) yaitu (1) bahasa dan lambang tulisan, (2) gagasan/isi, (3) makna/nilai. Materi pada setiap aspek yang diteliti mencakup 3 kemampuan siswa yaitu mampu (M), kurang mampu (KM), dan tidak mampu (TM). Berdasarkan hasil tindakan kelas pada siklus I tentang peningkatan kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos di kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango didapatkan data sebagai berikut.
Tabel. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I Aspek Yang Dinilai NO
1 2
Jumlah Bahasa dan Lambang Gagasan/Isi Makna/Nilai Skor Tulisan M KM TM M KM TM M KM TM Perolehan Jumlah 15 8 2 14 7 4 14 9 2 185 Persentase 60% 32% 8% 56% 28% 16% 56% 36% 8% 2.47 Nama Siswa
2).
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus I Pada Siklus I, aktifitas guru yang diteliti mencakup kegiatan yang dilakukan
guru selama proses pembelajaran yang berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Pada pengamatan aktivitas guru ini, terdapat dua orang yang melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru peneliti. Pengamat pertama adalah guru mitra kelas, sedangkan pengamat kedua adalah guru honorer yang ada di sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam kegiatan menunjukkan bahwa dari 24 aspek yang diamati aktivitas guru, sebagian besar terlihat ada 19 aspek aspek yang memenuhi kriteria atau 79 persen. Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terdapat beberapa aktivitas yang perlu diperbaiki misalnya pembelajaran yang belum runtut, penggunaan media yang kurang efektif, dan kurang menarik bagi siswa sehingga perlu diperbaiki untuk kegiatan di siklus berikutnya. Sedangkan pengamat kedua menjelaskan peneliti mencapai 17 aspek atau 70 persen dari 24 aspek yang diamati atas aktifitas yang dilakukan. Hal yang perlu diperbaki adalah penguasaan materi pembelajaran, dan kaitannya dengan realitas kehidupan. Hal ini menunjukkan pengelolaan dalam pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II Pada pelaksanaan tindakan siklus II pada dasarnya merupakan lanjutan dari kegiatan siklus I, didasarkan pada hasil refleksi diantisipasi pada siklus II. Pada siklus II lebih diupayakan untuk memecahkan kendala yang telah ditemui baik oleh peneliti maupun oleh guru pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan juga selama dua tahapan. 1). Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II Siklus II (kedua) pada pengamatan aktivitas siswa merupakan serangkaian proses penelitian untuk meyakinkan peneliti dan pembaca tentang manfaat penggunaan teknik klos di kelas IV yang dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II Aspek Yang Dinilai NO
1 2
Nama Siswa
Bahasa dan Lambang Tulisan
M Perolehan Jumlah 20 Persentase 80%
KM -
Jumlah Gagasan/Isi
TM M 5 20 20% 80%
KM -
Makna/Nilai
TM M 5 20 20% 80%
KM -
TM 5 20%
2). Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus II Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa dari aspek-aspek yang telah diamati yaitu terdiri dari 24 aspek guru sudah mencapai kriteria baik, yakni guru sudah menguasai kompetensi-kompetensi yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dan adanya perbaikan dari siklus I (Tabel 5). Dengan keberhasilan guru tersebut maka tujuan pembelajaran yang akan dicapai berhasil. Sementara hasil observasi terhadap kegiatan siswa menunjukkan perubahan yang cukup berarti didalam meningkatkan kemampuan siswa membaca intensif dalam mengisi sebuah wacana yang sudah dikosongkan, yakni terlihat siswa sangat termotivasi dan lebih aktif
Skor 195 2.60
dalam mengikuti pelajaran dengan antusias dalam mengisi wacana yang sudah di kosongkan siswa berlomba-lomba maju ke depan kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus II sebagaimana tercantum dalam tabel 3 tersebut, menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi target yang diharapkan. Dan perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 22 aspek atau 91,7 persen. Sedangkan pengamat kedua, peneliti mencapai 21 aspek atau 87,5 persen. Dari data ini terlihat ada peningkatan kualitas mengajar guru sebesar 12,7 persen sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil yang telah diuraikan di atas diperoleh data bahwa dari siklus I sampai Siklus II terdapat perubahan peningkatan nilai dari setiap aspek yang menjadi fokus penelitian sebagaimana dapat digambarkan dalam tabel berikut ini. Tabel Perbandingan hasil penelitian dari observasi awal sampai dengan siklus II Aspek Yang Dinilai Bahasa dan Lambang Tulisan
Jumlah Skor
NO
Kegiatan
M
KM
TM
M
KM
TM
M
KM
TM
1
Observasi awal
24%
-
76%
24%
-
76%
24%
-
76%
1.48
2
Siklus I
60%
32%
8%
56%
28%
16%
56%
36%
8%
2.47
3
Siklus II
80%
-
20%
80%
-
20%
80%
-
20%
2.60
Gagasan/Isi
Makna/Nilai
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pada hasil penelitian di atas terhadap aktifitas siswa dapat dilihat adanya kemajuan yang sangat baik dengan pendekatan teknik klos ini. Dimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berangsur-angsur meningkat, keberanian siswa juga meningkat. Penelitian yang dilakukan bukan hanya pada aktifitas siswa saja, namun kegiatan guru selama dalam proses pembelajaran berlangsung sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan guru, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan yang lebih
baik pada siklus II dibandingkan dengan siklus I (79% pada siklus I dan 91.7% pada siklus II). Tindakan dalam pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca intensif melalui teknik klos yang telah diberikan pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dari hasil tindakan kelas pada siklus I ditemukan bahwa pada aspek bahasa dan lambang tulisan sudah ada peningkatan sebesar 36% namun belum memenuhi indikator pencapaian yang diharapkan yaitu 80%. Dari 25 orang siswa yang mampu hanya 15 orang siswa atau 60%, yang kurang mampu 8 orang siswa atau 32%, dan yang tidak mampu 2 orang siswa atau 8%. Dengan teknik klos pada siklus I yang dilihat pada aspek bahasa dan lambang tulisan memiliki peningkatan yang signifikan dan hal ini sesuai dengan fungsi utama teknik klos sendiri sebagai alat untuk mengukur tingkat keterbacaan sebagaimana dikemukakan oleh Muclisoh (1993). Pada aspek gagasan/isi, dari 25 orang siswa terdapat 14 orang siswa atau 56% yang mampu mengungkapkan gagasan/isi, yang kurang mampu terdapat 7 orang siswa
atau 28%, dan yang tidak mampu mengungkapkan gagasan/isi
terdapat 4 orang siswa atau 16%. Sedangkan pada aspek makna/nilai, dari 25 orang siswa yang mampu hanya 14 orang siswa atau 56%, kemudian yang kurang mampu terdapat 9 orang siswa atau 36%, dan yang tidak mampu terdapat 2 orang siswa atau sekitar 8%. Dengan hasil tersebut peneliti bersama guru mitra merefleksi dan melihat kelemahan dan kekurangan selama proses pembelajaran yaitu siswa yang tidak berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan tidak memiliki keberanian untuk maju kedepan kelas untuk mengisi wacana yang sudah di kosongkan. Karena pada siklus I belum memenuhi target yang diharapkan maka peneliti meneruskan ke siklus II. Pada siklus II dari 25 orang siswa pada aspek bahasa dan lambang tulisan, yang mampu adalah 20 orang siswa atau 80% (meningkat 20%) kemudian pada aspek gagasan/isi 80% yang mampu mengungkapkan gagasan/isi (meningkat 20%) dan pada aspek makna/nilai siswa yang mampu 80% (meningkat 20%). Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dengan teknik klos terjadi peningkatan pemahaman siswa dari 3 aspek yang diteliti (aspek lambang/tulisan, gagasan/isi, dan makna/nilai). Besarnya peningkatan pemahaman siswa adalah 56% ( 24% pada observasi awal
meningkat menjadi 80% pada siklus II). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik klos merupakan suatu metode sederhana yang membantu guru menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. Selain itu, teknik klos membantu siswa dalam memahami secara cermat dan seksama apa yang menjadi maksud/nilai dari suatu wacana. Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah
timbulanya
motivasi,
semangat
dan
kemampuan
siswa
dalam
mempraktekkan isi yang terkandung dalam wacana yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
didalam dua siklus dengan menggunakan teknik klos dapat disimpulkan bahwa dengan teknik klos terjadi peningkatan pemahaman siswa dari 3 aspek yang di teliti (aspek lambang/tulisan, gagasan/isi, dan makna/nilai). Besarnya peningkatan pemahaman siswa adalah 56% (24% pada observasi awal meningkat menjadi 80% pada siklus II). 5.2.
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut saran dari peneliti adalah: (1)
Penggunaan teknik klos sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran khususnya membaca intensif. Sehingga perlu diberikan sedini mungkin kepada siswa, khususnya pada kelas III agar siswa terbiasa memakai teknik klos dalam proses pembelajaran, (2) Diharapkan pada guru untuk dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Fitria Nur. 2013. Membaca Intensif dan Ekstensif. (Online). Tersedia (http://rumahbahasaku.blogspot.com/2012, diakses pada tanggal 22 Januari 2013). Cahyani, dkk. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD. UPI : UPI Press. Darmiati. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Melalui Keterampilan Proses. Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online). http: // www. Darmiati. wordpress.com, diakses 14 desember 2011 Kuswari, Asep. 2012. Membaca Intensif. (Online). Tersedia (http://file.upi_edu/direktori. diakses pada tanggal 22 Januari 2013). Muchlisoh, dkk. 1993. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Poiyo, Elis Meisiskawati D. 2012. Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Model Cooperative Script Di Kelas IV SDN 2 Upomela Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. [skripsi]. Gorontalo: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Resmini, Novi dan Tatat Hartati. 2006. Membaca dan Menulis di SD:Teori dan Pembelajarannya. Bandung : UPI Press Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Bumi Aksara. Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yokyakarta : Graha Ilmu Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Yulianto, Toto. 2013. Metode Pembelajaran Klos. (Online) http://totoyulianto. wordpress.com/2013/03/02/metode-klos-i-metode-pembelajaran/. diakses pada tanggal 24 Maret 2013.