LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS 1 SDN 11 DUNGALIYO KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO
Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh
Megilestari Dalanggo Nim. 151 411 093
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Evi Hasim, M.Pd
Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd
NIP. 19600128 198603 2 003
NIP. 19800306 200604 2 025
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dr. Hj Rusmin Husain, S.Pd M.Pd NIP. 19600414 198703 2 001
64
KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS 1 SDN 11 DUNGALIYO KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO MEGILESTARI DALANGGO ¹, EVI HASIM ², WIWY TRIYANTI PULUKADANG ³
¹Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email: ²Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email: ³Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK MEGILESTARI DALANGGO. 2015. Kemampuan Membaca Dengan Metode Global Pada Siswa Kelas I SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Evi Hasim, M.Pd Pembimbing II Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan membaca dengan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Kemampuan membaca dengan metode global Pada Siswa kelas I SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo, dengan jumlah siswa 28 orang, 11 orang laki – laki dan 17 orang perempuan. Dari hasil penelitian ini ada 17 orang (60,71%) yang mampu, 3 orang (10,71%) kurang mampu, dan 8 orang (28,57%) yang tidak mampu dalam membaca. Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa kemampuan membaca dengan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo sudah cukup baik dengan hasil capai 60,71 %. Kata Kunci : Membaca, Metode Gobal
ABSTRACT MEGILESTARI DALANGGO. 2015. Students’ Reading Ability using Global Method at Class 1 of SDN 11 Dungaliyo, Sub-District of Dungaliyo, District of Gorontalo. Skripsi. Departement of Elementary School Teacher Education. Faculty of Education. State University of Gorontalo. The prinpical supervisor was Dra. Evi Hasim, M.Pd and the cosupervisor was Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd M.Pd. The Problem statement of this research was how is the students’ reading ability by using global method at class 1 of SDN 11 Dungaliyo, sub-district of Dungaliyo, district of Gorontalo? This research aimed at investigating the students’ reading ability by using global method at class 1 of SDN 11 Dungaliyo , sub-district of Dungaliyo, district of Dungaliyo, district of Gorontalo. This research was a qualitative research conducted in SDN 11 Dungaliyo, sub-district of Dungaliyo,district of Gorontalo. The subjects of research were 28 students consisted of 11males and 17 females. Based on the research result, there were 17 students (60,71%)
65
who were able to read, 3 students (10,71%) who were less able to read, and 8 students (28,57%) who were not able to read. Based the research result, in can be concluded that the students’ reading ability by using global method at class 1 of SDN 11 Dungaliyo, sub-district of Dungaliyo, district of Gorontalo was sufficiently good with the achievement 60,71%. Keywords : Reading, Global Method 1. PENDAHULUAN Membaca tidak hanya di perpustakaan tetapi orang tua bisa mengajak anak ke toko buku, dan membelikan anak buku dengan ada gambar-gambar dari gambar inilah anak menyukai buku tersebut dan mereka secara langsung berkeinginan untuk membacanya. Disekolah pun diajarkan membaca dengan menggunakan gambar disebelahnya, dengan gambar inilah siswa dibantu untuk membaca. Trik seperti ini bisa membelajarkan anak dalam belajar membaca, Membaca adalah menyambungkan huruf menjadi kata, berubah kata menjadi suku kata,dan suku kata menjadi kalimat lalu itu bisa diucapkan melalui lisan.
Dengan membaca siswa tersebut akan memperoleh wawasan pengetahuan yang luas, serta bisa mengasa daya pikirnya. Maka membaca dapat dilakukan oleh siapapun yang ingin maju dan ingin menambah wawasanya Dalam proses belajar membaca ada beberapa metode yang dapat digunakan salah satu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode membaca global, membaca global adalah metode yang disajikan pertama kali pada siswa adalah kalimat seutuhnya, kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar atau disamping gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sedangkan menurut Akhadiah (1993:33) agar siswa lebih mudah belajar membaca jika diperkenalkan dengan kalimat secara global. Metode
global yaitu pembelajaran yang dilakukan secara utuh dengan menggunakan gambar sebagai alatnya. Dalam membelajarkan membaca dengan menggunakan metode global siswa diberikan satu kalimat pendek setelah itu kalimat tersebut di uraikan menjadi kata, suku kata dan huruf. Siswa dilatih guru membaca dengan metode global secara utuh dengan disajikanya kalimat menggunakan gambar yang menarik perhatian siswa. Dengan gambar yang menarik tersebut ada keinginan siswa dalam belajar membaca.
2. KAJIAN LITERATUR Pengertian Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah peneilaian terkini atas apa yang dilakukan seseorang. Kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki setiap individu dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan tersebut berbeda beda dalam mempengaruhi potensi yang ada didalam diri individu tersebut. Sudrajat (Dalam Chaterine 2010 : 3637) Menurut Burns dalam (Kundharu Saddono 2014:100-104) Membaca dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa
66
keterampilan yakni mengamati, memahami dan memikirkan. Menurut Farr dalam (Dalman 2013:5) mengemukakan, “Reading is the heart of education” yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini orang yang serng membaca, pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Membaca merupakan perkembangan keterampilan yang bermula dari kata dan berlanjut kepada membaca kritis . Menurut Sri Satata dkk ( 2012 :4546) dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni : 1. Membaca keras Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. 2. Membaca dalam hati Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik, pokok-pokok maupun rincianrinciannya. 3. Membaca cepat Membaca cepat yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian, isi bacaa, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. 3. Membaca rekreatif Membaca rekreatif yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca: biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel. 4. Membaca analitik Membaca analitik yaitu kegiatan yang membaca bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis menghubungkan saja kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Tujuan membaca adalah untuk mencari dan mendapatkan informasi, yang mencakup, isi
bacaan, memahami makna bacaan, Menurut Santosa et.al 2008: 6.5) , Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi: a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan. b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan. c. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan. d. Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik. e. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa. f. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan di sampaikan dengan lisan ataupun tertulis. Menurut Waples,Nurhadi dalam (Sri Satata 2012 :45) yang menyampaikan bahwa tujuan membaca adalah : 1. Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah 2. Mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih 3. Bila dibandingakn dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya 4. Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan 5. Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang 6. Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu. Menurut Yunus Abidin (2014:11) beberapa peran guru dalam pembelajaran membaca tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Guru harus menjadi modal baca bagi siswa. Artinya guru harus mampu menunjukan kenikmatan dan nilai dari kegiatan membaca yang dilakukanya. 2. Memilih bahan bacaan yang tepat, yakni bahan bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang sesuai dengan kemampuan baca siswa serta memilih bahan bacaan yang
67
memenuhi standar norma dan nilai pendidikan. 3. Membantu siswa guna menikmati membaca dan menemukan nilai dari kegiatan membaca. 4. Memahami apa yang dibutuhkan ketika membaca dan menemukan nilai dari kegiatan membaca. 5. Memilih tugas dan aktivitas membaca yang efektif bagi siswa yakni tugas dan aktivitas membaca yang sesuai dengan bahan bacaan yang akan siswa baca. 6. Menyiapkan siswa untuk mengerjakan tugas baca dengan menggunakan strategi baca yang tepat. 7. Membimbing siswa selama membaca untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa bekerja secara efektif, mendorong siswa mendiskusikan fokus bacan,dan membantu siswa secara mandiri untuk mampu menginterprestasikan isi bacaan. 8. Memonitor perkembangan kemampuan membaca siswa untuk menumbuhkan keyakinan bahwa seluruh siswa telah mampu membaca sesuai dengan kepabilitasnya masing – masing. Beberapa peran yang harus muncul dari siswa selama proses pembelajaran membaca anatara lain sebagai berikut. 1. Mengambil basecara aktif dalam setiap bagian proses pembelajaran membaca. 2. Senantiasa mampu mengontrol tingkat pemahamannya. 3. Senantiasa membangun dialog dengan teks yang diabacanya melalui aktivitas yang dirancang guru dalam kelas. 4. Mampu mengambvil resiko kesalahan membaca guna memperbaikinya dimasa yang akan datang. 5. Belajar jujur selama pembelajaran membaca yakni untuk tidak melakukan perbuatan mencontek.
6. Mempraktikan berbagai strategi baca selama proses pembelajaran membaca. Menurut Mikulecky (dalam Mulyati dkk 2007 : 9.8 ) ada beberapa alasan guru memberi contoh dalam membaca bersuara disepan kelas yaitu : 1. Siswa – siswa akan mendapatkan keuntungan dari mendengarkan contoh membaca yang baik dari guru . 2. Siswa-siswa yang semula tidak memilih buku-buku cerita dalam aktivitas membaca akan tergerak untuk memili h buku-buku cerita setelah mendengarnya dari guru. 3. Guru dapat memperkenalkan bunyi-bunyi bahasa dengan cara membacakan puisi secara bersuara 4. Guru dapat menjadi model dalam cara membacacerita yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan keterampilan berbahasa. Dapat Disimpulkan alasan guru memberi contoh membaca yaitu supaya siswa lebih mengetahui cara membaca yang baik itu seperti apa. Menurut Ahuja dan Ahuja (dalam Abidin 2012 :6 ) strategi membaca yang harus dilatihkan guru kepada siswa yaitu : 1. Kurangi kecepatan membaca jika : a. Menemukan istilah yang belum kita ketahui maknanya b. Struktur kalimat dan paragraf yang sulit c. Konsep yang sulit d. Detail teknis materi e. Petunjuk yang sulit dan mendetail f. Materi yang ingin kita kuasai Secara mendetail g. Materi dalam bentuk diagram yang menuntut perbandingan antara teks dan diagram h. Materi yang menuntut kecermatan visualisasi
68
i.
Tulisan yang artistik yang mengandung unsur khayalan j. Materi yang menuntut kehatihatian dalam memahaminya 2. Tingkatkan kecepatan membaca jika : a. materi yang sederhana dengan sedikit informasi baru yang kita butuhkan b. contoh dan ilustrasi yang tidak kita butuhkan untuk menambah pemahaman c. penjelasan detail dan elaborasi yang tidak kita perlukan d. ide-ide yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya e. materi yang tidak mengandung ide dan fakta penting yang kita butuhkan Menurut Daryanto 2013 : 267 Baik dan buruknya kegiatan membaca seseorang mempunyai ciri – ciri tersendiri seperti dibawah ini. A. Ciri pembaca yang baik 1) Tujuan membacanya jelas 2) Yang di baca adalah satuan – satuan pikiran kalimat 3) Kecepatan membacanya diterapkan bervariasi 4) Pembacanya kritis 5) Bacaan yang dibacanya bervariasi 6) Pembacanya kaya kosa kata 7) Tahu cara membaca yang benar B. Ciri pembaca yang buruk 1) Tujuan membacanya tidak jelas 2) Membaca kata demi kata 3) Kecepatan membacanya rendah dan tetap 4) Pembacanya pasif 5) Bahan bacaan yang dibacanya itu-itu saja 6) Pembacanya miskin kosa kata 7) Tidak tahu cara membaca yang benar
Pengertian Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan pertama kali pada siswa adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut
dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Menurut Akhadiah dkk (1993:33) metode global ini dapat ditimbul karena pengaruh aliran psikolagi Gestah. Menurut aliran itu suatu kesatuan itu lebih bermakna dari pada jumlah bagian – bagianya. Siswa akan lebih mudah belajar membaca jika diperkenalkan dengan kalimat secara global. Metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Dalam Depdiknas (2000:6) Menurut Akhadiah dalam Darmiyanti (2001:66) di dalam penerapan metode global menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a) Memperkenalkan beberapa kalimat yang di rujuk dari berbagai gambar b) Mengambil salah satu contoh kalimat c) Kalimat di uraikan menjadi kata d) Kemudian kata di uraikan menjadi suku kata e) Suku kata diuraikan menjadi huruf-huruf
Kemampuan membaca siswa dengan metode global adalah pengajaran membaca yang dilakukan guru secara keseluruhan atau utuh dan dimana pengajaran membaca tersebut menggunakan gambar dan dilengkapi dengan kalimat dibawah gambar tersebut supaya disiswa lebih mudah mengerti. Menurut Akhadiah (1993:33) mula-mula kepada siswa diperkenalkan beberapa kalimat. Setelah mereka dapat membacanya salah satu kalimat diambil untuk
69
diuraikan. Mula-mula kalimat diuraikan menjadi katakata,kemudian diuraikan menjadi suku kata, dan akhirnya suku kata diuraikan menjadi huruf-huruf. Dengan penguraian itu siswa mengenal dan membaca huruf. Dengan pengenalan kalimat,kata, suku kata dan huruf siswa diharapkan dapat membaca kata-kata dan kalimat yang mengandung huruf-huruf tersebut. Tujuan Kemampuan Membaca Siswa dengan Metode Global Menurut Akhadiah (1993:33) Agar siswa lebih mudah belajar membaca jika diperkenalkan dengan kalimat secara global.. metode global yaitu pembelajaran yang dilakukan secara utuh dengan menggunakan gambar sebagai alatnya.
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo pada semeter genap Tahun Ajaran 2014/2015. SDN 11 Dungaliyo Berada di Jalan Y.s Dukalang berdekatan dengan TK Anggrek dan Mesjid Al-Muhajirin. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan metode deskriptif karena peneliti ingin mengetahui dan mengidentifikasi kemampuan membaca dengan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Pada penelitian ini dilakukan observasi, wawancara, dokumentasi untuk dapat mengumpulkan data yang valid sehingga diketahui kemampuan membaca siswa dengan metode global kelas I SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
Peran peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data yang dilaksanakan di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo dan dalam penelitian dilaksanakan disekolah tersebut telah diketahui oleh pihak yang ada disekolah tersebut seperti Kepala Sekolah, Guru dan Siswa. Dalam penelitian ini peneliti dua jenis yaitu : data primer dan data sekunder. Dimata Data primer yaitu data yang nyata atau data yang asli. Dimana data primer ini diambil oleh peneliti dengan turun langsung di sekolah. Dan dari hasil wawancara kepala sekolah, guru, dan siswa yang ada di SDN 11 Dungaliyo. Data sekunder yaitu data yang sudah ada. Dan menjadi bahan reverensi bagi peneliti untuk memperkuat hasil penelitianya seperti absensi kelas dan buku bacaan
Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data peneliti dalam penelitian ini yaitu : Observasi adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dengan turun langsung kepada objek yang akan diteliti. Dimana peneliti tersebut melihat keadaan objek dan subjek yang akan dijadikan bahan penelitian. observasi itu juga bertujuan untuk mengetahui gambaran suatu permasalahan penelitian yaitu kemampuan membaca dengan Metode global pada siswa kelas 1 di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo”. Wawancara yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada objek yang akan diteliti. Dimana dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi yang menjadi permasalahan atau kesulitan dari objek tersebut. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa di
70
SDN 11 Dungaliyo. Dokumentasi yaitu pengambilan gambar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan kamera, handpone, dan video. Dimana dalam dokumentasi ini peneliti bisa dibantu oleh temanya untuk mengambil gambar dan peneliti ada di dalamnya. Dokumentasi bisa dilakukan pada saat turun langsung mengamati suasana sekolah dan saat pembelajaran berlangsung. Dokumentasi juga bertujuan agar data yang kita dapatkan dapat dipercaya kebenaranya
5. Mengadakan penelitian terhadap siswa yang sedang membaca 6. Melakukan wawancara dengan guru dan siswa untuk penelitian dan mendapatkan informasi yang lebih akurat. 7. Mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari guru dan siswa 8. Penulisan laporan 9. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk perbaikan 10. Memperbaiki kekeliruan dari laporan yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing 11. Melakukan kelengkapan yang diminta untuk persyaratan ujian proposal
Pada analisis data dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan analis secara kualitatif untuk mendapatkan data tentang kemampuan membaca siswa dengan Metode global kelas I di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo dengan menggunakan prosedur pengumpulan data yang diambil dari observasi, wawancara, angket.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti meminta surat rekomendasi tentang kemampuan membaca dengan metode global pada siswa kelas 1 dari dinas untuk diberikan ke sekolah tempat meneliti yaitu di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo. Dan sebelum turun langsung kelapangan peneliti mempersiapkan yang diperlukan untuk penelitian, agar penelitian berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 April 2015 jam 08.30 dimulai dengan bertemu dengan Bapak KPS MT S.Pd selaku kepala SDN 11 Dungaliyo, untuk meminta izin untuk bisa melakukan penelitian disekolah tersebut, setelah meminta izin kepada bapak kepala sekolah, kepala sekolah mengatakan kelas 1 adalah kelas paralel yang di mana ada kelas 1a dan kelas 1b yang menjadi kelas penelitian adalah kelas 1a setelah berbincang dengan kepala sekolah mengambil kelas 1a peneliti melanjutkan kembali bertemu dengan guru kelas 1a yaitu ibu G1 MH untuk mendiskusikan jadwal Bahasa Indonesia, keberadaan siswa dan fasilitas belajar dalam kelas. Dan peneliti juga melakukan observasi dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data itu perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dilapangan benar-benar betul dari sumber yang benar. Dalam melakukan penelitian di SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo peneliti melakukan proses-prosep pelaksanaan yaitu : 1. Menyusun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan. 2. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian disekolah tersebut. 3. Melakukan penelitian ruang lingkup sekolah 4. Melakukan penelitian di ruang kelas yang dijadikan objek penelitian
71
Peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung dikelas 1a dengan pedoman observasi, peneliti mengamati ibu Mutia Huntojoo mengajar dengan RPP membaca dengan metode global pada hari rabu Tanggal 28 April 2015 jam 7.30 terlebih dahulu guru mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa menanyakan siapa yang tidak hadir, mengatur tempat duduk siswa, melakukan appersepsi dengan menyanyikan lagu dan terakhir guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. Setelah guru dan siswa melakukan kegiatan diatas Guru menguji kemampuan siswa dalam membaca dengan menuliskan kalimat pendek di papan tulis dan siswa di uji kemampuan membaca ternyata di dapat ada beberapa siswa yang sudah mampu dalam membaca tanpa di eja tetapi siswa membaca tanpa semangat, guru mengulang-gulang kembali siswa dalam membaca itu di ikuti oleh siswa, kalimat itu dibacakan di uraikan ke suku kata, kata dan yang diuraikan pada huruf. Selesai guru menuliskan kalimat tersebut dilanjutkan guru menempelkan gambar dan bertanya gambar apa yang ibu sudah tempel dipapan tulis siswa menjawabnya dan guru menerima jawaban dari siswa mengenai gambar, guru tersebut memisahkan jawaban gambar itu dengan huruf, dan suku kata, kata dan terakhir dituliskan dengan kalimat setelah guru menuliskannya dan siswa membaca secara bersamaan. Kemudian guru memanggil satu persatu siswa dan ibu menyuruh siswa membaca yang sudah ada dipapan tulis dari huruf, suku kata, kata dan kalimat untuk mengecek kemampuan dan pemahaman siswa. Secara umum peneliti menemukan bahwa kemampuan membaca dengan menggunakan metode global pada siswa kelas 1 yaitu : pada saat guru melakukan proses belajar mengajar, peneliti
mengamati belum efektifnya belajar membaca dikelas tersebut disebabkan Masih ada siswa yang belum bisa membedakan huruf, siswa tersebut bisa membaca suku kata dan kata tetapi siswa tersebut lagi bertanya kembali pada guru huruf yang ada dipapan tulis. Setelah diberitahukan siswa tersebut bisa langsung membaca kata tersebut. Penyebab mereka belum terlalu lancar dalam membaca adalah mereka kurang dalam berlatih membaca, contohnya Pada saat bel istirahat berbunyi mereka cuman asyik bermain, setelah istirahat selesai mereka masuk kembali di kelas guru mengulang kembali pembelajaran tersebut, tetapi mereka asyik bermain di dalam kelas. Dan Masih ada beberapa orang siswa yang mengeja suku kata, karena kurangnya mereka belajar di rumah siswa tersebut tidak mengulang kembali pembelajaran membaca yang ada disekolah mereka dirumah hanya asyik dengan bermain sampai itulah siswa tersebut tidak lancar dalam membaca. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan guru kelas G1 ibu MH pada Tanggal 29 April 2015 jam 09.19 ibu mengatakan masih ada siswa yang belum bisa membedakan huruf dan ada juga siswa yang bisa membaca suku kata tetapi hurufnya masih ditanyakan pada guru. Saya Juga mewawancarai SW1 ,SW2 , SW3, SW4, SW5 pada saat mereka dirumah tidak sering belajar jawaban mereka hanya kadang – kadang belajar dan saat belajar mereka merasa kelelahan inilah yang menyebabkan mereka kurang saat belajar membaca. Adapun hasil temuan khusus peneliti dilapangan tentang Kemampuan membaca siswa dengan metode global kelas 1a SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo yaitu pada aspek pertama lafal dan intonasi yang dapat Kriteria 3 ada 18 orang (64,28%), kriteria 2 ada 5 orang (17,85%), kriteria 1 ada 5 orang
72
(17,85%). Pada aspek kedua ketepatan membaca yang dapat kriteria 3 ada 16 orang (57,14%), kriteria 2 ada 4 orang (14,28%), kriteria 1 ada 8 orang (28,57%). Pada aspek yang terakhir kelancaran yang dapat kriteria 3 ada 15 orang (53,57%), yang dapat kriteria 2 ada 3 orang (10,71%), yang dapat kriteria 1 ada 10 orang (35,71%)
Seperti yang dikemukakan sebelumnya penelitian ini mengangkat judul yaitu kemampuan membaca dengan menggunakan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Dimana sudah dijelaskan Kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki setiap individu dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi potensi yang ada di dalam diri individu tersebut. Sudrajat ( Dalam Chaterine 2010 : 36-37 ). Dalam Penelitian ini kelas 1 adalah kelas paralel dimana terbagi atas kelas 1a dan kelas 1b, Peneliti melakukan penelitian dikelas 1a kemampuan membaca dengan menggunakan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo, dari 28 siswa yang terdiri 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan sudah sangat baik dilihat dari tiga aspek yaitu aspek pertama lafal dan intonasi, aspek kedua ketepatan dan aspek yang terakhir kelancaran. Dalam hal ini peneliti melihat guru dalam mengajar membaca metode global. Metode Global adalah pembelajaran yang dilakukan secara utuh, dimana siswa diberikan kalimat dengan bantuan gambar. Mengacu pada RPP yang sudah ada dengan alokasi waktu yang sudah
ditentukan, dimana guru mengucapkan salam, meluruskan tempat duduk, berdoa, melakukan apersepsi menyanyikan lagu, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan cara membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat yang baik dan sesuai dengan intonasi yang tepat. Mula-mula mereka tidak ada antusias dalam belajar membaca Kemudian guru memperlihatkan gambar menanyakan pada siswa gambar apa yang ada dipapan tulis, siswa sangat antusias menjawabnya karena ada gambar menarik yang ditempel dipapan tulis mereka termotivasi dalam belajar membaca. Dari gambar tersebut siswa menyebutkan gambar apa yang ada dipapan tulis setelah itu guru menanyakan dari gambar tersebut huruf apa yang pertama guru menuliskan huruf apa saja yang ada pada gambar tersebut, guru menjabarkan ke huruf, suku kata, kata dan kalimat. Setelah itu siswa membacanya ada siswa yang membaca dengan mengeja, suku kata tersebut dan ada pula siswa yang sudah lancar membaca. Pada aspek pertama lafal dan intonasi yang mampu ada 18 orang (64,28%), yang kurang mampu ada 5 orang (17,85%), yang tidak mampu ada 5 orang (17,85%). Pada aspek kedua ketepatan membaca yang mampu ada 16 orang (57,14%), yang kurang mampu ada 4 orang (14,28%), yang tidak mampu ada 8 orang (28,57%). Pada aspek ketiga kelancaran yang mampu ada 15 orang (53,57%) yang kurang mampu ada 3 orang (10,71%), dan yang tidak mampu ada 10 orang (35,71%). 73
Dari hasil penelitian kemampuan membaca dengan metode global pada siswa kelas 1 SDN 11 Dungaliyo sudah sangat baik, namun dalam hal ini ada saja yang faktor pendukung dan faktor penghambat siswa dlam membaca. Faktor pendukung siswa dalam belajar membaca yaitu tersedianya gamabar-gamabar yang menarik didalam kelas dan tersedianya buklu bacaan di perpustakaan. Faktor penghambat kurang mampunya siswa dalam belajar membaca diantaranya banyak siswa yang bermain di dalam kelas, tidak adanya dari keinginan belajar membaca, kurang adanya motivasi dari orang tua mengajarkan membaca pada anak dirumah ini terlihat pada siswa jika guru tersebut mengulang kembali pembelajaran membaca. Untuk mengatasi faktor penghambat tersebut siswa yang belajar membaca didalam kelas guru harus memantau siswa yang banyak bermain dan memberikan sanksi pada siswa yang bermain dalam kelas, dan pada saat bel pulang sekolah berbunyi guru memanggil setiap siswa maju kedepan untuk membaca siapa yang bisa membaca itu yang boleh pulang, dan yang terakhir yaitu dirumah orang tua harus membimbing siswa dalam belajar membaca. Langkah pertama yang ditempuh peneliti setelah penelitian yaitu guru mengadakan kursus pulang sekolah bagi siswa yang belum lancar membaca dan yang sudah bisa membaca membantu temannya yang belum terlalu lancar dalam membaca. Kursus ini berlanjut
untuk seterusnya bagi siswa yang belum lancar dalam membaca.
5. KESIMPULAN
Membaca merupakan sebuah proses yang dilakukan seseorang dalam menghubungkan huruf,simbol dan kata dari ketiga tersebut bisa di ungkapkan melalui kalimat. Membaca timbul dari keinginan sendiri dan dari seringnya kita membaca kita akan banyak mendapatkan informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “ Kemampuan Membaca Dengan Metode Global Pada Siswa Kelas 1 SDN 11 Dungaliyo Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo dimana kelas 1 tersebut adalah kelas paralel yaitu kelas 1a dan kelas 1b, dan penelitian dilakukan dikelas 1a maka diperoleh data dari hasil penelitian dari 28 siswa, didapat 60,71% yang mampu dalam membaca. Berdasarkan uraian diatas maka disimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode global berbeda-beda tetapi sudah sangat baik dilihat dari tiga aspek tersebut. Dalam hal ini guru harus banyak menggunakan metode dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan supaya proses pembelajaran berjalan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Siswa harus banyak berlatih membaca dirumah karena dengan membaca kita bisa mendapatkan informasi, dan untuk guru juga sebaiknya harus banyak membimbing siswa dalam belajar
74
membaca dan banyak menggunakan metode-metode pembelajaran terutama dalam pembelajaran membaca, untuk pihak sekolah juga berperan penting dengan menyediakan buku-buku yang baru untuk sekolah dan banyak memotivasi guru dalam menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang baru lagi dalam poses pembelajaran terutama dalam pembelajaran membaca. Peneliti mengharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memotivasi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya dalam membaca.
Daryanto. 2013. Inovasi pembelajaran Efektif. Bandung : Yrama Widya
6. REFERENSI
Satata Sri dkk. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (sesuai SK Dirjen Dikti No: 43/ DIKTI/Kep./2006) Untuk Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi. Jakarta : Mitra Wacana Media
Abidin Yunus. 2012.Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Akhadiah Sabarti. 1993. Pembelajaran Bahasa Indonesia 1 dan 2.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Mulyati Yati dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka Syarif Chaterine. 2010. Menjadi Pintar Dengan Otak Tengah. Jogjakarta : Star Books Santosa, et.al 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas. 2000. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen.
Dalman, 2013. Keterampilan Membaca. Bandar Lampung : Rajawali Persedia
Badu Syamsu. 2013. Panduan Karya Tulis Ilmiah. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo Chaterine. 2010. Membaca Inspirasi. Makassar : Yapensi dan Pemkot Makassar Darmiyati Zuchidi dan Budiasih.2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas rendah. Yogjakarta : PAS
75