MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI METODE DRILL DI KELAS IV SDN 1 TELAGA BIRU KECAMATAN POPAYATO
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI METODE DRILL DI KELAS IV SDN 1 TELAGA BIRU KECAMATAN POPAYATO Salma Halidu, Sumarni Mohamad, dan Ivan Agustianus Kadir 1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis surat melalui Metode Drill di Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamata Popayato. Metode yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas. penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan tindakan, Tahap Pemantauan dan evaluasi, Tahap Analisis dan refleksi Pada kegiatan belajar mengajar guru, Hasil yang diperoleh pada siklus 1 dengan kriteria baik berjumlah 6 aspek atau 60%, pada siklus 2 meningkat menjadi 8 aspek atau 80%. Kemampuan siswa menulis surat resmi pada siklus 1 yang diukur melalui, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 72, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 72 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 74. Pada siklus 2 yang memperoleh, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 77.15, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 76.15 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 77.50. Tentunya dapat dikatakan siswa telah memiliki kemampuan menulis surat resmi karena telah mencapai indikator kinerja 75 sesuai standar ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Jika guru menggunakan metode Drill, maka kemampuan menulis surat resmi pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato dapat ditingkatkan, terbukti dan dinyatakan dapat diterima.
Kata Kunci : Menulis Surat Resmi, Metode Drill
1
Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd, M.Pd selaku dosen pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan: Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd, M.Pd: dan Ivan Agustianus Kadir Guru di SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato.
Penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern sekarang ini, akan tetapi sangat disayangkan ternyata keterampilan menulis kurang mendapat perhatian hal ini disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Sebagai guru yang salah satu tugasnya melatih keterampilan menulis siswa, tentu perlu memahami dengan baik keterampilan menulis ini. Pemahaman konsep menulis menjadi penting bagi kita karena dalam praktek keseharian banyak orang terampil dalam membaca tetapi mengalami kesulitan dalam menulis. Dunia informasi telah berkembang demikian pesat dengan pesatnya perkembangan dunia informasi khususnya perkembangan kegiatan tulis menulis, tentu menuntut siswa agar mengembangkan tradisi menulis. Tradisi menulis dapat diartikan sebagai sutu kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau pendapat secara tertulis. Di sekolah materi menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa Indonesia kurang ditangani sungguhsungguh akibatnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa menjadi kurang memadai. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampiran berbahasa yang dipelajari oleh siswa selain mampu menguasai keterampilan menulis di sekolah, siswa diharapkan mampu menguasai keterampilan menulis sesuai tuntutan yang ada dalam kurikulum. Keterampilan menulis siswa yang masih kurang terkadang sering menjadi permasalahan sampai saat ini. Pernyataan tersebut sangatlah wajar, karena penguasaan keterampilan menulis tidak secara instan diperoleh seseorang. Menurut pendapat Tarigan (2008:4) menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Menurut Alwasilah (2005:43), siswa tidak akan menjadi penulis yang baik jika hanya dijejali oleh banyaknya teori menulis saja. Memberikan teori pada siswa memang mudah, dibandingkan memberikan praktek-praktek menulis. Teori bisa diberikan pada siswa di akhir pembelajarannya padahal yang paling banyak dibutuhkan siswa adalah berlatih menulis karena menulis membutuhkan latihan yang banyak dan terprogram. Dewasa ini, alat komunikasi sudah semakin canggih seperti munculnya telepon, televisi, radio, mesin facsimile, bahkan e-mail dan internet. Salah satu dari alat-alat komunikasi tersebut yang sering digunakan oleh banyak orang yaitu telepon. Telepon dianggap sebagai alat komunikasi jarak jauh yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan berkirim surat. Dengan menggunakan telepon, seseorang bisa berkomunikasi secara lisan dan langsung kepada objek dituju. Berbeda dengan pendapat Soedjito dan solchan (2004:1) bahwa dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihankelebihan. Apa yang dikomunikasikan kepada pihak lain secara tertulis, misalnya berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya akan sampai pada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa salah satu fungsi surat sebagai media komunikasi jarak jauh, kini sudah tergeser posisinya oleh alat komunikasi canggih salah satunya oleh telepon. Kondisi di atas bisa saja berdampak negatif pada siswa dalam kemampuan menulis surat, khususnya surat dinas atau resmi padahal kemampuan menulis surat resmi sangat penting dikuasai oleh siswa karena untuk menunjang mereka dalam kegiatan organisasi di sekolah. Dalam menulis surat permohonan atau undangan, terkadang siswa sendiri masih ragu terhadap surat yang mereka buat. Mereka terkadang kurang memperhatikan dan ragu apakah surat yang mereka buat sudah menyampaikan gagasan, maksudnya, tujuan, kalimat yang efektif, dan ejaan yang benar atau belum.
Materi pengajaran menulis surat resmi sudah terorganisir dalam kurikulum, sehingga memudahkan guru dalam menerapkan di dalam kelas. Namun demikian hal di atas belum menjamin keberhasilan dalam pengajaran menulis, sebab menulis surat resmi merupakan kemampuan menulis yang bersifat khusus berbeda dengan surat yang lain, sehingga sangat kompleks. Surat resmi merupakan surat kantor pemerintah yang punya syarat-syarat tertentu seperti mengunakan format tertentu, isinya tidak terlalu panjang, memakai bahasa yang jelas dan padat serta penulisan surat dinas memperhatikan tanda baca; Sehingga surat tersebut walau sederhana namun dapat dipahami. Kegiatan menulis surat resmi dapat dilakukan seseorang dengan bentuk menarik bila letakkan bagian-bagian surat tidak ditempatkan seenaknya oleh penulis, sedangkan isinya harus mengarah langsung pada sasarannya, jangan bertele-tele, bahasanya mudah dipahami serta menggambarkan citra pengirimnya. Diharapkan dengan berlatih menulis isi surat resmi siswa mampu mentransformasikan ide, gagasan, dan pengalaman mereka dalam bentuk tulisan, sehingga siswa mampu berkreatifitas sesuai dengan imaginasi dan persepsi mereka masing-masing terhadap apa yang mereka lihat dan alami sendiri. Pada saat pembelajaran menulis surat resmi, penulis mencoba menugaskan kepada siswa kelas IV SDN 1 Telaga Biru untuk menuliskan pikiran, imajinasi, dan kreatifitas dalam membuat surat yang dituangkan ke dalam bentuk surat resmi. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa tidak mampu untuk melakukannya karena mereka kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, ide dan pendapat mereka. Mereka beranggapan keterampilan menulis surat resmi merupakan pekerjaan yang sulit dilakukan dan membosankan serta menganggap bahwa menulis hanya bisa dilakukan oleh orangorang tertentu saja yang mempunyai bakat menulis. Setelah melakukan observasi ternyata sebagian besar siswa belum mampu menulis surat resmi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang surat resmi, kurangnya kemauan untuk menulis, kurangnya penerapan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa, penggunaan media dalam menulis belum tepat. Permasalahan tersebut, menjadi tantangan para guru untuk dapat menjadikan proses pembelajaran menulis itu menyenangkan bagi siswa. Berkenaan dengan kesulitan yang dialami siswa dalam menulis surat resmi seorang guru sebagai fasilitator harus kreatif untuk menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. Selain itu, seorang guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan suatu metode pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya peningkatan kemampuan menulis surat resmi di kalangan siswa dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran Drill. Metode Drill merupakan suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Akan tetapi berdasarkan observasi di kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamaan Popayato bahwa dalam pembelajaran menulis surat resmi sudah diterapkan. Namun pada pelaksanaanya tidak efektif sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal atau masih rendah. Dari 26 siswa yang ada di kelas IV SDN 1 Telaga Biru, hanya 6 orang (23.90%) yang telah memiliki kemampuan menulis surat resmi dan 20 orang (76.10%) belum memiliki kemampuan dengan rata-rata hasil belajar siswa berada di bawah 50 (skala penilaian 100) dikarenakan siswa belum bisa menulis, siswa kurang menguasai cara penulisan surat resmi sehingga sulit untuk menulis surat resmi dengan benar. Oleh karena itu penulis menggunakan metode drill dengan tujuan agar hasil memuaskan, serta siswa lebih terbimbing dalam penulisan surat resmi sesuai rumusan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis surat resmi Melalui Metode Drill di Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato” Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Sebagian siswa belum mampu menulis surat resmi baik berupa kepala surat, membuat ejaan tanda baca maupun penutup surat. 2. Siswa kurang menguasai kosa kata sehingga sulit untuk merangkai kata sehingga menjadi kalimat. 3. Rendahnya minat siswa dalam menulis. Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah; “Apakah kemampuan menulis Surat resmi dapat ditingkatkan melalui metode Drill di Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato?” Permasalahan tentang rendahnya kemampuan menulis surat resmi pada Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato dapat ditingkatkan melalui metode drill. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut antara lain: 1. Guru merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa yaitu melatih siswa menulis surat resmi. 2. Guru menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan 3. Guru menentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan 4. Guru melakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh 5. Guru memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu 6. Guru menciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan 7. Guru meyakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut 8. Guru memberikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih 9. Guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara
berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis surat Melalui Metode Drill di Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamata Popayato 1. Bagi guru; Dapat lebih meningkatkan cara mengajar dengan lebih kreatif. Menambah wawasan dan pengalaman mengajar yang lebih efektif dan efisien. Membantu guru dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. 2. Bagi siswa; Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi dan akan menjadi bahan pengalaman dalam pembelajaran pada tahap-tahap selanjutnya. 3. Bagi sekolah; Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan referensi atau acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dan dapat membantu kepala sekolah dalam meghasilkan perubahan-perubahan pada segi-sehi pembalajaran. 4. Bagi peneliti; Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman berpikir ilmiah serta dapat menumbuhkan semangat peneliti untuk terus mengkaji pengetahuanpengetahuan yang semoga dapat ditindaklanjuti ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Suparno dan Muhamad Yunus (2008:1.3), bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Sementara, menurut Cahyani dan Hodijah (2008:10), bahwa menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan bahasa yang harus di ajarkan di sekolah dasar. Hal itu tersurat pada tujuan kurilkulum 2006, yang berbunyi : Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuia dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tujuan pembelajaran menulis diarahkan pada tataran penggunaan, sebagai berikut : (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, dan perasaan secara tertulis dengan jelas , (2) siswa mampu menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan, (3) siswa memiliki kegemaran menulis, (4) siswa mampu memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra dan menulis. (Resmini, 2007:1) Tujuan di atas pada hakikatnya mengacu pada pengembangan aspek logika dan aspek linguistik, aspek logika berhubungan dengan isi dan pengorganisasianya, dan aspek linguistik berbungan dengan cara penyampaiannya secara tertulis. Belajar disiplin dalam berpikir berarti belajar mengorganisasikan ide atau gagasan ide atau gagasan secara jernih dan logis, sedangkan belajar disiplin dalam berbahasa berarti menerapkan kaidah tata bahasa dan ejaan yang berlaku. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat. Dalam kegiatan menulis, ada lima komponen menulis yang dibutuhkan oleh siswa yang dapat membantu untuk memudahkan dalam proses menulis, seperti
dikemukakan oleh Harris (dalam Gani, 2002:2) yang mencakup penggunaan kosakata maupun tanda baca, organisasi tulisan yaitu keterpaduan antarkalimat, kebahasaan (kaidah bahasa tulis) yaitu penguasaan tata bahasa, gaya penulisan, dan mekanisme dalam penulisan sebagai tahapan dalam membuat sebuah tulisan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Resmini, dkk (2006:21) menulis terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Melalui brainstorming dalam menyusun sebuah teks, siswa dapat menguasai kesesuaian isi tulisan dengan menguasai materi tulisan untuk mengembangkan pemahaman kosakata. Komunikasi dibutuhkan dalam perencanaan dan menyampaikan tulisannya kepada penerima. Keahlian menggunakan argumentasi tekstual dalam hal organisasi tulisan, penggunaan tata bahasa, dan gaya penulisan yang baik dengan menghasilkan sebuah teks yang koheren. Dengan melakukan perbaikan dan koreksi, maka siswa dapat memahami mekanisme penulisan. Kesimpulannya bahwa fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Dengan menulis memudahkan siswa merasakan dan menikmati hubungan– hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi siswa, serta dapat menyumbangkan kecerdasan. Graves (dalam Haryadi dkk., 2004:14) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Pengertian surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Dalam penulisan surat resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia baku, yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Contoh pola atau format surat resmi: Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain berisi informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan, surat macam itu disebut surat dinas atau surat resmi. (Arifin, 2005: 2). Ciri-ciri surat resmi: 1. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan 2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal 3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku 4. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi 5. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat 6. Format surat tertentu. Syarat sebuah surat resmi: 1. Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya, 2. isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele, 3. bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, 4. harus bersih dan menggambarkan citra pengirimnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis surat resmi yang baik dan sistematis harus melalui beberapa langkah sehingga surat resmi yang dihasilkan dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Metode drill adalah metode latihan atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan (Sagala, 2009:56). Metode drill dalam pembelajaran menulis akan lebih efektif dibandingkan dengan metode lainnya, jika pembelajaran menuntut banyaknya latihan untuk pemahaman dan penguasaan materi PTK. Metode drill cocok sebagai metode pembelajaran yang menekankan kepada keterampilan peserta didik. Metode drill telah banyak diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menguasai alat musik instrumen keyboard (Hutapea, 2009:32). Ini merupakan bukti bahwa metode drill efektif untuk meningkatkan pembelajaran materi yang menuntut praktek. Metode ini akan lebih efektif bila disertai dengan metode tanya jawab, karena memerlukan pemahaman konsep dan latihan ( Utami, 2012:19). Metode drill lebih baik dibandingkan metode resitasi pada pembelajaran karena metode ini akan menjadikan peserta didik lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan latihan (Siadi, 2008:16). Dengan kesungguhan dan keaktifan inilah metode drill dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Kelebihan dari metode drill adalah sebagai berikut: 1) untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, 2) untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol) dsb., 3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan hurufhuruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya, 4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketetapan serta kecepatan pelaksanaan, 5) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya, 6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis (Patuti, 2011:3). Menurut Sudjana (2006:11), metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dalam strategi pembelajaran, metode drill dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran karena metode drill akan memberikan keterampilan tertentu secara nyata melalui latihan yang dilakukan, ketimbang melalui penuturan (verbalisme). Langkah-langkah metode drill Sebelum melaksanakan metode drill, guru harus mempertimbangkan tentang sejauhmana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat dalam penerapan metode ini. 4. Persiapan Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain : Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh 5. Tahap pelaksanaan a. Langkah pembukaan Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan. b. Langkah pelaksanaan 1) Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu 2) Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan 3) Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut 4) Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih c. Langkah mengakhiri Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato. Waktu Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Subyek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato. Jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Siswa kelas IV rata-rata berusia 11-12 tahun dari latar belakang pendidikan orangtua yang berbeda. Variabel penelitian yang menjadi titik sasaran untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Variabel input yaitu berupa, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi dan alat-alat pendukung dan tempat berupa lembar kerja siswa untuk menulis surat resmi. 2. Variabel proses; menyangkut proses tindakan kelas yang telah direncanakan dengan menggunakan metode drill 3. Variabel output; berupa peningkatan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi yang dapat diukur melalui indikator sebagai berikut: - Kemampuan menentukan tema - Kemampuan menulis kepala surat - Kemampuan membuat ejaan tanda baca - Kemampuan menulis penutup surat Prosedur Penelitian Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan Tindakan, Pemantauan dan Evaluasi, Analisis dan Refleksi. Analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dilakukan setiap akhir dari setiap siklus pencapaian tujuan tindakan yang dihipotesiskan diharapkan meningkat sejalan dengan kualitas pendidikan yang dikembangkan secara terus-menerus.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata Hasil Penelitian Proses perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill untuk menulis surat resmi untuk meningkatkan kemampuan siswa dilakukan sebanyak 2 siklus dengan dilalui dalam 4 tahap yaitu: Tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan tahap refleksi. Pada siklus pertama, peneliti membuat perencanaan secara sistematika yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap ini, tidak ada masalah dengan perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan belajar mengajar guru, hasil yang diperoleh pada siklus I, 10 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria yang dilaksanakan berjumlah 6 aspek atau 60 %, yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 4 aspek atau 40 %. Pada siklus 2dilaksanakan oleh guru berjumlah 8 aspek atau 80%, yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 2 aspek atau 20%. Berikut ini grafik histogram kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I dan II. Grafik 1 : Grafik histogram kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I dan II 80 80 60 40
60 40
Dilaksanakan 20 Tidak Dilaksanakan
20 0 Siklus 1 Siklus 2
Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Kegiatan siswa pada siklus 1 ini nilai baik yang diperoleh 60% dan pada siklus 2 dinilai baik yang diperoleh 80%. Berikut ini grafik histogram kegiatan siswa pada siklus 1 dan 2. Kegiatan siswa pada siklus 1 dalam pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum terlaksana dengan baik, siswa masih kurang melatih menulis surat resmi. Begitu pula kemampuan siswa menulis surat resmi diantaranya, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 72, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 72 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 74. Tentunya dapat dikatakan kemampuan siswa masih rendah karena belum mencapai indikator kinerja 75 sesuai standar ketuntasan minimal (KKM). Dengan demikian tindakan ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya Kelebihan siklus II yaitu siswa terlihat sangat antusias dan tidak ada siswa yang berbuat curang, disamping itu siswa lebih percaya diri untuk mengerjakan latihan menulis surat resmi yang diberikan oleh guru pada terakhir season, dan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru siswa lebih menguasai pembelajaran yang disajikan. Sementara kemampuan siswa menulis surat resmi pada siklus 2 yang
memperoleh, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 77.15, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 76.15 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 77.50. Tentunya dapat dikatakan siswa telah memiliki kemampuan menulis surat resmi karena telah mencapai indikator kinerja 75 sesuai standar ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Jika guru menggunakan metode Drill, maka kemampuan menulis surat resmi pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato dapat ditingkatkan, terbukti dan dinyatakan dapat diterima. Kesimpulan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pada kegiatan belajar mengajar guru, hasil yang diperoleh pada siklus 1 dengan kriteria baik berjumlah 6 aspek atau 60%, pada siklus 2 meningkat menjadi 8 aspek atau 80%. Kemampuan siswa menulis surat resmi pada siklus 1 yang diukur melalui, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 72, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 72 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 74. Pada siklus 2 yang memperoleh, Kemampuan menulis kepala surat (Nomor, Lampiran, Perihal) rata-rata siswa memperoleh nilai 77.15, Kemampuan membuat ejaan tanda baca rata-rata siswa memperoleh nilai 76.15 dan Kemampuan menulis penutup surat rata-rata siswa memperoleh nilai 77.50. Tentunya dapat dikatakan siswa telah memiliki kemampuan menulis surat resmi karena telah mencapai indikator kinerja 75 sesuai standar ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Jika guru menggunakan metode Drill, maka kemampuan menulis surat resmi pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga Biru Kecamatan Popayato dapat ditingkatkan, terbukti dan dinyatakan dapat diterima. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat dilaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Hendaklah latihan yang diberikan siswa dipahami dengan baik oleh guru sehingga pelaksanaanya tidak terjadi kesalahan dimana penelitian tindakan kelas ini benarbenar terarah serta mencapai hasil yang diharapkan. 2. Guru hendaklah mampu melaksanakan pembelajaran ini sebagai koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelasnya sehingga pencapaian mutu pendidikan dapat ditingkatkan serta kualitas guru mengajar dapat dioptimalkan. 3. Guru hendaknya lebih sering melatih dengan berbagai metode pembelajaran walau dalam taraf sederhana dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sumber Literatur Akhadiah, dkk., H.R. 2006. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 2005. Intisari Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia Cahyani, I dan Hodijah. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Cahyani, Isah. dan Hodijah. 2008. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa). Jakarta: Balai Pustaka, Depdiknas. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama. Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia. Gani, E. 2002. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda. Makalah Pada FBSS UNP, Padang. Haryadi dan Zamzami. 2004. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti Kosasih, E. 2005. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Kuntarto, Niknik M. 2007. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media. Marsha Weil, 2000. Models of Teaching, (Nedham : A Pearson Education Company, Patuti, Fatmah. (2011). Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas II Pada Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Drill. Pedagogika Volume 1 Nomor 1 Tahun 2011. Resmini, Novi. dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Resmini, Novi dan Dadan Juanda, 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi.Bandung: UPI Press. Sagala. Syaiful, 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Siadi, K., Mursiti, S. & Laelly, I.N. (2009). Komparasi Hasil Belajar Kimia antara Siswa yang Diberi Metode Drill dengan Resitasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Universitas Negeri Surabaya. Suparno dan Mohamad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka. Tarigan, H.G. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik: Konsep,