MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE DIKTE DI KELAS I SDN 1 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO
SRIDEY POTUTU Dra. Dajani Suleman, M.Hum1 Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd2 Email:
[email protected]
ABSTRAK Sridey Potutu. 2014. Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan pembimbing II Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan Apakah Metode Pembelajaran Dikte Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo ? Tujuan penelitian ini Untuk
Mengetahui Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kelas yaitu Untuk hasil Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan siswa menulis kalimat sederhana pada observasi awal yang mampu ada 6 siswa (38%) yang tidak mampu 10 siswa (62%) dari 16 siswa kemudian pada siklus I yang mampu 11 siswa (69%) yang tidak mampu 5 siswa (31%) dilanjutkan pada siklus II dari 14 siswa (88%) yang mampu, sedangkan tidak mampu 2 siswa (12%). Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo sudah mampu menulis kalimat sederhana. Kata Kunci : Kemampuan Menulis, Kalimat Sederhana, Metode Dikte1
1
Dra. Dajani Suleman, M.Hum adalah dosen pembimbing I Skripsi Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd adalah dosen Pembimbing II Skripsi
Sistem pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mempunyai dasar legalitas tinggi, namun demikian pendidikan nasional sebagai suatu sistem bukanlah merupakan sesuatu hal yang mudah. Suatu sistem merupakan suatu proses yang terus-menerus mencari dan menyempurnakan bentuknya. Sebagai suatu proses, sistem pendidikan nasional haruslah peka terhadap dinamika kehidupan berbangsa yang kini menuntut reformasi diberbagai bidang, serta dinamika dari perubahan dunia yang dikenal sebagai gelombang globalisasi. Disamping itu sebagai suatu sistem yang dinamis, pendidikan nasional terus-menerus disoroti oleh masyarakat, pemerintah, dan stakeholders. Silang pendapat mengenai sistem pendidikan nasional merupakan hal yang biasa oleh karena proses pendidikan itu sendiri akan terus-menerus ditantang oleh perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya, maupun perubahan konsep pendidikan karena peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sangat penting dalam meningkatkan perubahan dalam pembelajaran siswa terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis yang menjadi hal yang mendasar dalam menamkan karakter pada diri siswa secara dini. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat sebagian siswa yang belum mampu Menulisdengan baik dan benar, yakni dari jumlah siswa 16 orang tersebut hanya 6 orang siswa atau 38% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dalam belajar sementara sekitar 10 orang atau 62% yang kurang mampu dan tidak mampu dalam keterampilan menulisnya masih belum mencapai KKM terutama dalam kemampuan Menulis di sekolah kurang. Hal ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, antara lain, faktor dari guru dan faktor dari siswa. Rendahnya kemampuan Menulis tersebut lebih cenderung disebabkan dimana guru dalam proses belajar mengajar hanya memberikan pembelajaran ketrampilan membaca, kurang pada praktik, kurangnya bimbingan orang tua dirumah, media perpustakaan kurang dimanfaat oleh siswa, dan kebiasaan membaca mandiri yang kurang. Permasalahan yang sering muncul antara lain dipengaruhi tingkat disiplin siswa, lingkungan siswa belajar, lingkungan sekolah, fasilitas belajar, dan kurangnya motivasi orang tua terhadap siswa saat belajar mandiri dirumah. Kesulitan lain yang sering dirasakan oleh tenaga pendidik di Kabupaten Boalemo. Hasil pengamatan peneliti terutama dalam kemampuan menulis siswa cenderung lemah, terutama kemampuan individu, penggunaan huruf capital dan kurangnya latihan hal tersebut menjadi sumber permasalahan siswa kelas I SDN 1 Mananggu. Kemampuan siswa menulis masih tergolong rendah dengan nilai presentase ketuntasan sebesar 38 %, artinya siswa masih perlu dibimbing dan dilatih dalam meningkatkan kemampuan Menulis dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar Maka dari itu masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran yakni penggunaan metode yang urang tepat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang tepat digunakan untuk membelajarkan materi mengenai kalimat sederhana yakni metode dikte. Metode dikte adalah metode dimana guru
mengimlahkan kalimat secara langsung dan siswa menuliskannya kembali dibuku tulisnya. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas maka untuk menelusuri secara mendalam, untuk mengukur sejauh mana permasalahan penelitian ilmiah maka penulis memilih merumuskannya dalam judul: Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Dikte di KelasI di SDN 1Mananggu Kabupaten Boalemo” Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membatasi pada masalah sebagai berikut: Apakah Metode Pembelajaran Dikte Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo ? Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Hakikat Kemampuan Menulis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 1219), menulis didefinisikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran/ perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis adalah kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis termasuk kegiatanyang produktif dan ekspresif. Dalam wikipedia,menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatanuntuk menciptakan suatu catatan atau informasipada suatu media dengan menggunakan aksara.Menulis merupakan proses kreatif yang harusdilalui secara bertahap sampai terwujudnyasebuah karya tulis. Menurut Morsey (dalam Tarigan 2008, 4) menulis dipergunakan, melaportkan/memberitahukan dan mempengaruhi dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dpat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannnya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Bahkan menulis sering dianggap sebagai menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain. Manfaat Menulis Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi. a) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas b) Menulis Menumbuhkan Keberanian c) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya. Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis memungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis. Pengertian Kalimat Sederhana Pembelajaran menulis awal harus dikuasai siswa sekolah dasar terutama pada awal pelajaran mereka (di kelas 1).Karena itulah kedudukan pelajaran menulis awal sangatlah penting di sekolah dasar. Penguasaan (mastery) dari pelajaran menulis awal menjadi salah satu faktor penting keberhasilan penguasaan pelajaran lainnya. Sebaliknya kegagalan pelajaran menulis awal akan berakibat pada kegagalan penguasaan pelajaran lainnya. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yg mengungkapkan pikiran yg utuh secara ketatabahasaan. Sedangakan menurut Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yg berlagu,disusun menurut sistem bahasa yg bersangkutan; mungkin yg dipakai hanya satu kata, mungkin lebih. Menurut Kridalaksana (2001) juga mengungkapkan kalimat sebagai satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, & secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yg menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yg merupakan gabungan klausa atau merupakan satu
klausa, yg membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, & sebagainya. Pengertian Metode Dikte Metode pembelajaran berhubungan langsung dengan bagaimana upaya guru dalam membangun mekanisme belajar yang handal, sehingga proses pembelajaran yang aktif akan tercipta secara alamiah, sehingga proses pembelajaran dikleas dapat member karakter diri siswa dalam belajar secara maksimal. Metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis. Dan imla’ dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya. Menurut Muthoharoh (2012 :23) bahwa metode Imla’ disebut juga metode dikte, atau metode menulis.Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis.Dan imla’ dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa.Maka materi imla’ tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya. Tujuan Metode Dikte Adapun tujuan pengajaran imla’ ini adalah sebagai berikut : a) Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar b) Anak-anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, akan tetai terampil pula menuliskannya. Dengandemikian pengetahuan anak menjadi inegral. (terpadu) c) Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian, pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasaarab. d) Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi e) Menguji pengetahuan murud-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari f) Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya bahasa sendiri. Langkah-Langkah Metode Dikte Adapun langkah-langkah metode dikte sebagai berikut ; 1) Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik 2) Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih 3) Setelah guru membacakan imla’, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla’ hingga benar dan fasih. Jikaperlu semua siswa dapat membaca imla’ tersebut 4) Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis
5) Menagdakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan 6) Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla’ 7) Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ didepan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi. 8) Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Dikte. Adapun kelebihan dari metode dikte yakni : 1. Untuk Memperoleh Kecakapan Motoris ,Seperti Menulis, Melafalkan Huruf, Kata-Kata Atau Kalimat, Membuat Alat-Alat, Menggunakan AlatAlat ( Mesin, Permainan Dan Atletik) , Dan Terampil Menggunakan Peralatan Olah Raga. 2. Untuk Memperoleh Kecakapan Mental Seperti Dalam Perkalian, Menjumlah Pengurangan ,Pembagian, Tanda-Tanda ( Symbol), Dan Liannya. 3. Untuk Memperoleh Kecakapan Dalam Bentuk Asosiasi Yang Dibuat Seperti Hubungan Huruf-Huruf Dalam Ejaan, Penggunaan Simbol, Membaca Peta, Dan Lain Sebagainya. Selain Memiliki Beberapa Kelebihan Dari Pada Metode Yang Lain, Metodedikte Ini Juga Memiliki Kelemahannya. Adapun Kelemahan Metode Ini Antara Lain Adalah : 1. Menghambat Kebiasaan Yang Dilakukan Dan Menambah Ketepatan Serta Kecepatan Pelaksanaan. 2. Kadang-Kadang Imla Yang Dilaksanakan Secara Berulang-Ulang Merupakan Hal Yang Menoton, Dan Mudah Membosankan Sehingga Apabila Metode Ini Dilakuakn Terlalu Sering. 3. Membentuk Kebiasaan Yang Kaku, Dan Fasik Sehingga Murid Kurang Aktif . Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Siswa yang dikenakan tindakan adalah 16 orang siswa Kelas I yakni tahun pelajaran 2013-2014. Keseluruhan siswa yang dikenakan tindakan merupakan kelas dengan prestasi sedang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengajuan proposal pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan penelitian direncanakan berlangsung selama 3 bulan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh 1 orang guru bahasa Indonesia selaku guru kelas I atau guru mitra dalam penelitian ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Observasi Awal Kegiatan observasi awal merupakan menggambarkan hasil capaian dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas, yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan tindakan lanjutan, hal ini dimaksudkan agar peneliti
mengetahui secara jelas tentang kondisi yang sebenarnya di kelas yang menjadi objek penelitian. Sesuai dengan hasil pengamatan awal di atas, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kemampuan menulis huruf kapitalmenunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa (56%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menulis huruf kapital dengan baik, 7 orang siswa (31%) tidak mampu menunjukkan kemampuan kemudian pada (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa (56 %) yang telah mampu menunjukkan kelancaran menulis dengan baik, 7 orang siswa (44 %) tidak mampu menunjukkan kelancaran menulis. (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75 %) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menulis rapi dengan baik, 4 orang siswa (25%) tidak mampu menunjukkan kemampuan menulis rapi. Berdasarkan hasil pengamatan awal tentang kemampuan menulis diperoleh terlihat dari 16 jumlah siswa keseluruhan yang mampu dalam menuliskan kalimat sederhana melalui metode dikte 6 orang siswa atau 38 % dan yang tidak mampu ada 10 orangsiswa atau 62%. Hasil Penilaian Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Siklus I Pada siklus I ini peneliti menilai beberapa asepek dalam menulis kalimat sederhana. Untuk melihat nilai siswa dalam kemampuan menulis siswa melalui metode dikte Sesuai dengan hasil evaluasi siswa diperoleh analisis perolehan siswa pada Setelah dilakukan pengujian siklus I dengan menggunakan metode dikte pada table diatas, terlihat bahwa 3 aspek tentang kemampuan menulis kalimat sederhana(1) Aspek kemampuan menulis huruf kapital menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital dengan baik, 4 orang siswa (25%) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital, (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75%) yang telah mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis dengan baik, 4 orang siswa (25%) kurang mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis, (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (88%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulisrapi dengan baik dalam menulis kalimat sedrhana, 2 orang siswa (12 %) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana diperoleh yang mampu menuliskan kalimat sederhana terdapat 11 orang siswa atau 69% dan yang tidak mampu terdapat 5 orang siswa atau 31 % siswa Hasil Penilaian Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Siklus II Pada siklus I ini peneliti menilai beberapa asepek dalam menulis kalimat sederhana. Untuk melihat nilai siswa dalam kemampuan menulis siswa melalui metode dikte Sesuai dengan hasil evaluasi siswa diperoleh analisis perolehan siswa
Setelah dilakukan pengujian siklus II dengan menggunakan metode Dikte pada table diatas, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kemampuan menulis huruf capital menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (88%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf kapital dengan baik, 2 orang siswa (12%) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital, (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa (100 %) yang telah mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis dengan baik, yang tidak mampu tidak diperoleh. (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa (100%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi dengan baik dan tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi dengan baik tidak diperoleh. Berdasarkan hasil pengamatan siklus II tentang kemampuanmenulis kalimat sederhana diperoleh terdapat 14 orang siswa atau 88 % yang sudah mampu menulis kalimat sederhana dan 2 orang siswa atau 12% yang tidak mampu menulis kalimat sederhana. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diangkat simpulan terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa dalam 3 aspek kemampuan menulis huruf capital, kelancaran dan kerapian secara signifikan dalam pembelajaran bahasa Indoensia pada siswa kelas I SD 1 Mananggu setelah diadakan tindakan melalui 2 siklus penelitian. Pada observasi awal hanya sebanyak 6 siswa (38%) yang memiliki kemampuan dalam menulis kalimat sederhana. Dari siklus I diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam menulis menjadi 11 siswa (68%) yang memiliki kemampuan baik dalam menulis kalimat sederhana yang ditunjukkan dengan kemampuan menulis huruf capital, kelancaran dan kerapian. Pada siklus II terjadi peningkatan ke€mampuan siswa dalam menuliskalimat sederhana sehingga mencapai 14 siswa (88%). Oleh karena itu terjadi peningkatan sebanyak 20% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut; 1) Metode dikte dapat dijadikan sebagai salah acuan metode untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana pada pelajaran bahasa Indonesia. 2) Perlu adanya komitmen guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dikte sebagai salah satu metode dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia dimasa mendatang. 3) Perlu diadakan pelatihan strategi penggunaan metode dikte dalam pembelajaran sehingga guru dapat mengimplementasinya secara optimal di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mujiono, 2009 Belajar & Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta. Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta. Depdiknas.2003Contoh Silabus Berdiversifikasi dan Penilaian Berbasis Kelas, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Layanan Khusus,, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. .2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiKetiga.Jakarta : Balai Pustaka , 2009.Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk SD Kelas 1, 2 dan 3. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Darmiyati, Zuchdi, Strategi Meningkatkan kemampuan menulis, Yogyakarta: UNY Press, 2007 DePorter, Bobbi, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2005. Quantum Theaching. Bandung: Mizan Pustaka. DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa. H.B.Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Porter. De Bobbi dan Hernacki. 2008. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung. Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Referensi Jakarta. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : K E N C A N A. Sri Anitah Wiryawan, dkk. (2001:337).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Uniersitas Terbuka. Suryanto, Edi. 2008. Keterampilan Menulis: Dasar-Dasar dan Teknik Pengajarannya.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tarigan, H.G. 2008.Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sumber internet : akipeffendy.blogspot.com/2012/03/hak-i-kat-keterampilan-menulis.html alhafizh84.wordpress.com/2012.