YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS V SDN 009 TERANTANG KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR -------------------------------------------------------------------------------------------------Ismanuria Guru SD Negeri 009 Teratang Kecamatan Tambang Kampar (Naskah diterima: 21 Januari 2017, Disetujui: 14 Pebruari 2017) Abstract This research is motivated by the lack of ability to read aloud grade students of SDN 009 Terantang KamparKabupaten District Mining District of Kampar. This study aims to improve the ability to read aloud using the demonstration to improve the ability to read aloud the fourth grade students of SDN 009 Terantang Mining District of Kampar, which is carried out for 1 month. Subjects of this study is the fourth grade students of SDN 009 Terantang Mining District of Kampar regency, totaling 26 students, consisting of 8 female students and 18 male students in the academic year 2015-2016. Form of research is classroom action research. The research instrument consists of instruments and instrument performance data collection activity observation sheet form teacher and student activity. Based on the research, the conclusion to this research is the students' skills in reading aloud increased. It is known from preliminary data the average value of 63.0. When viewed from the classical completeness, there are 19.2% of students (5 persons) who finished obtaining a minimum value of 70 (according to the standard KKM). However, after the implementation of the demonstration method, obtained an average value of 68.9 or completeness of 50% of students (13 people). Then in the second cycle, to reach an average value of 81.0 or completeness of 100%. Thus, this research is successful. Keywords: Reading aloud, Methods Demonstration Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca nyaring siswa kelas V SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, yang dilaksanakan selama 1 bulan. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar berjumlah 26 orang siswa, yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki pada tahun pelajaran 2015-2016. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen unjuk kerja dan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan terhadap penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam kemampuan membaca nyaring mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari data awal rata-rata nilai 63,0. Jika dilihat dari ketuntasan klasikal, ada 19,2% siswa (5 orang) yang tuntas memperoleh nilai minimal 70 (sesuai standar KKM). Namun setelah diterapkannya metode demonstrasi, diperoleh rata-rata nilai 68,9 atau dengan ketuntasan sebesar 50% siswa (13 orang). Kemudian pada siklus kedua, dicapai rata-rata
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) nilai 81,0 atau dengan ketuntasan sebesar 100%. Dengan demikian, penelitian ini dikatakan berhasil. Kata Kunci : Membaca nyaring, Metode Demonstrasi. I. PENDAHULUAN
berkenaan dengan indikator membaca nyaring
ahasa memegang peranan penting
B
dengan ucapan yang tepat untuk diri sendiri
bagi setiap orang dalam kehidupan
dan orang lain. Dari sinilah dapat dilihat
sehari-hari. Melalui bahasa setiap
betapa pentingnya membaca dengan ucapan
orang dapat berkomunikasi dengan baik. Hal
intonasi dan penggunaan tanda baca yang
ini sejalan dengan yang dikemukakan Keraf
tepat. Agar siswa mampu membaca nyaring
(1993:23), bahasa adalah alat komunikasi
tersebut
berupa
pembinaan (Depdiknas, 2006:11).
pengenalan
simbol
bunyi
yang
baik
tentu
diperlukan
adanya
dihasilkan alat ucapan manusia yang bertujuan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
untuk menyampaikan pesan dan pikiran
dengan ibu Elfi Sadariyah tentang membaca
kepada orang lain baik secara lisan maupun
nyaring, yang mana beliau menyebutkan
tulisan. Pelajaran bahasa Indonesia juga
bahwa siswa kelas IV SDN 009 Terantang
merupakan
harus
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ber-
dikuasai siswa dalam pendidikan formal maka
jumlah 20 orang dan sebagian besar anak-anak
dari itu pelajaran bahasa Indonesia secara
tersebut masih perlu peningkatan dalam
lisan maupun tulisan harus benar-benar dapat
membaca nyaring. Hasil tes awal kemampuan
dikuasai dan dapat diaplikasikan langsung
siswa II SDN 009 Terantang Kecamatan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tambang Kabupaten Kampar dalam kemam-
pelajaran
wajib
yang
Ada empat standar kompetensi yang
puan
membaca
nyaring
masih
rendah.
diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia
Rendahnya kemampuan siswa dalam mem-
yaitu: mendengarkan atau menyimak, ber-
baca nyaring dipengaruhi oleh cara mengajar
bicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek
guru yang kurang bervariasi. Selama ini guru
tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan
telah
harus saling berkaitan dan berhubungan.
meningkatkan hasil belajar siswa seperti
Dalam kurikulum tingkat satuan pelajaran
dengan penugasan, kerja kelompok, maupun
(KTSP)
dengan remedial. Namun usaha tersebut
tahun
2006
pada
salah
satu
kompetensi dasar yaitu aspek membaca,
melakukan
berbagai
upaya
untuk
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) belum memperlihatkan hasil belajar yang
“Penerapan
optimal.
meningkatkan kemampuan membaca nyaring
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian tindakan yang disebut
metode
demonstrasi
untuk
pada siswa kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”.
penelitian tindakan kelas. Tujuannya adalah
Penelitian ini menggunakan beberapa
untuk meningkatkan kemampuan membaca
teori mengenai pengertian membaca sebagai
nyaring siswa kelas IV SDN 009 Terantang
rujukan. Untuk lebih jelasnya pengertian
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar da-
membaca ini penulis mengutip pendapat
lam
metode
beberapa ahli. Membaca adalah kunci dari
diungkapkan
bidang ilmu, siapa pintar membaca dan
Djamarah dan Zein (2006:95) bahwa metode
banyak membaca maka yang bersangkutan
demonstrasi
dengan
banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman
praktik yang dilakukan berulang kali atau
(Tarigan, 2001:4.1). Membaca adalah mema-
kontinyu yang bertujuan untuk mendapatkan
hami bacaan yang dibacanya. Dengan demi-
keterampilan dan ketangkasan praktis tentang
kian pemahaman merupakan faktor yang amat
pengetahuan yang dipelajari. Peneliti memilih
penting dalam membaca (Santoso, 2001:6.4).
metode ini karena metode ini diterapkan
Slamet (2007:58) menyatakan bahwa:
membaca
demonstrasi.
nyaring
Seperti
adalah
dengan
yang
cara
latihan
dengan praktik berulang kali secara kontinyu
Membaca
merupakan
salah
jenis
sehingga diharapkan kemampuan siswa dalam
kemampuan berbahasa tulis yang reseptif.
membaca nyaring dapat lebih dikuasai. Lebih
Disebut reseptif karena dengan membaca
dari itu diharapkan agar pengetahuan atau
seseorang akan dapat memperoleh informasi
keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi
tentang pengetahuan dan pengalaman-penga-
permanen, mantap dan dapat dipergunakan
laman baru. Semua yang diperoleh melalui
setiap saat oleh yang bersangkutan. Ber-
bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut
dasarkan kurangnya kemampuan membaca
mampu mempertinggi daya pikirnya, mem-
nyaring siswa kelas IV SDN 009 Terantang
pertajam pandangannya, dan memperluas
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
wawasannya.
dalam membaca nyaring dan keungulan
membaca merupakan yang sangat diperlukan
metode demonstrasi peneliti tertarik meneliti
oleh siapapun yang ingin maju dan mening-
tentang metode demonstrasi dengan judul
katkan diri. Oleh sebab itu pembelajaran
Dengan
demikian
kegiatan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) membaca permulaan di sekolah dasar mem-
baca dengan suara keras dan jelas. Dalam
punyai peranan yang sangat penting.
kegiatan membaca ini diharapkan siswa dapat
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
maka
penulis
berpendapat
membaca dengan suara yang keras dan jelas
bahwa
supaya semua orang yang mendengarnya
membaca adalah suatu usaha memahami
dapat memahami isi dari teks yang dibacanya.
pesan baik yang tertulis maupun yang tersirat
Tarigan
(1979:25)
mengemukakan
agar dapat terungkap atau dipahami dengan
bahwa: Membaca nyaring, membaca bersuara,
baik. membaca merupakan suatu proses yang
membaca lisan (reading out loud, oral
kompleks. Proses ini berawal dari proses
reading, reading aloud). Membaca nyaring
visual, berfikir dan mengungkapkan. Jadi
adalah suatu aktivitas atau kegiatan meru-
membaca mempunyai cakupan proses, stra-
pakan alat bagi guru, murid ataupun membaca
tegis dan interaktif yang bertujuan meng-
bersama dengan orang lain atau pendengar
ungkapkan mana dari suatu bentuk tulisan.
untuk menangkap serta memahami informasi,
Membaca nyaring sangat penting dipelajari di
pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
sekolah dasar, khususnya di kelas rendah.
Orang yang membaca nyaring pertama-tama
Untuk lebih jelasnya pula pengertian mem-
harus mengerti makna
baca nyaring ini penulis mengutip beberapa
terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga
pendapat para ahli.
harus mempelajari keterampilan-keterampilan
Membaca nyaring adalah membaca yang mengutamakan
metode-metode
penafsiran
atas
serta perasaan yang
lambang-lambang tertulis
mem-baca
sehingga penyusunan kata-kata serta pene-
seperti ketepatan ucapan-ucapan, intonasi dan
kanan sesuai dengan ujaran pebicaraan yang
ejaan (Mulyati, 2002:2.9). Membaca nyaring
hidup.
mengangkat masalah tulisan yang ada di atas
Membaca nyaring yang baik menuntut
kertas, di papan tulis, layar televisi atau media
agar sipembaca memiliki kecepatan mata yang
lainnya,
mem-
jauh, karena dia harus melihat pada bahan
produksikannya dalam bentuk suara secara
bacaan untuk memelihara kontak mata dengan
tepat agar tulisan itu bermakna maka si
para pendengar. Dia juga harus dapat menge-
pembaca dituntut memiliki beberapa kete-
lompokkan kata-kata dengan baik dan tepat
rampilan. Nurcholis dan Mafrukhi (2006:1.2)
agar jelas maknanya bagi para pendengar.
menjelaskan membaca nyaring adalah mem-
Pendek kata ia harus mempergunakan segala
kemudian
membaca
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) keterampilan yang telah dipelajarinya pada
bosan. Oleh karena itu, tempo mem-
membaca dalam hati sebagai tambahan bagi
baca harus sedang-sedang saja atau
keterampilan lisan untuk mengkomunikasikan
tergantung pada suasana.
pikiran dan perasaan orang lain.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka
Bagaimana agar bacaan yang dibaca
yang dimaksud kemampuan membaca nyaring
dengan nyaring itu dapat mudah dipahami?
sesuai dengan tingkat kemampauan siswa
Menurut Nurcholis dan Mafrukhi (2006:1.2)
kelas IV SDN 009 Terantang Keca-matan
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Tambang
Syarat-syarat tersebut adalah :
kemampuan membaca siswa sesuai lafal,
1. Ucapan atau lafal harus jelas. Mak-
Kabupaten
Kampar
adalah
intonasi, kelancaran dan ketepatan.
sudnya, huruf dan kata-kata yang
Lafal adalah cara seseorang meng-
diucapkan harus benar, tepat dan jelas.
ucapkan bunyi bahasa. Penguasaan lafal amat
2. Jeda atau perhentiannya harus tepat.
penting amat pentng, karena memperjelas
Maksudnya, cara memenggal kata-
ucapan tiap-tiap kata (Depdikbud, 2002).
katanya harus sesuai dengan arti yang
Lafal menurut Poerwadarminta adalah sebutan
dimaksud.
atau ucapan yang baik. Huruf a diucapkan
Perhatikan contoh di bawah ini.
dengan [a], bukan [e]. Bunyi diftong ai, au, oi,
a. Kucing // makan tikus mati
diucapkan serentak, misalnya pandai, a i
b. Kucing makan // tikus mati
diucapkan [ai] bukan [a], [i] secara terpisah.
c. Kucing makan tikus // mati
Bunyi a dan I diucapkan tidak sempurna.
3. Lagu kalimat atau tinggi-randahnya
Bunyi konsonan b dilafalkan sempurna kalau
suara harus tepat. Tujuannya agar
terletak pada permulaan suku kata misalnya
maksud kalimat itu jelas, apakah itu
batu,
kalimat berita, tanya, atau perintah.
menyerupai p, bila terletak di akhir suku kata.
Lagu kalimat atau tinggi-rendah suara
Misalnya: kitab, jawab, tertib. Bunyi kon-
disebut juga dengan intonasi
sonan k dilafalkan sempurna bila terdapat
buku,
bola,
biru,
dan
dilafalkan
4. Tempo adalah cepat atau lambatnya
pada permulaan suku kata seperti kata, kotor,
membaca. Jika terlalu cepat membaca,
kirim, kuku. Bunyi bahasa dapat diterima
pendengar akan sulit mengerti. Jika
dengan baik oleh pendengar apabila diung-
terlalu lambat, pendengar merasa
kapkan dengan lafal yang tepat dan jelas.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) Ungkapan-ungkapan yang demikian akan
yang menyertai suattu tutur, dari awal hingga
memberikan kesan yang menarik sehingga
perhentian
mudah tersimpan dalam ingatan. Ketetapan
(2006:90) menyatakan “Metode demonstrasi
lafal sangat menentukan kejelasan ungkapan
adalah cara penyajian pelajaran dengan meme-
kata demi kata yang dituturkan oleh si
ragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
pembaca melalui vokal yang sempurna akan
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
mempermudah pendengar untuk menangkap
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
maksud pembicaraan orang.
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
terakhir.
Bahri
dan
Aswan
dari
lisan.” Menurut Roestiyah (2001:83) demons-
berbagai macam gejala, yaitu tekanan (stress)
trasi adalah cara mengajar dimana seorang
titik nada (pitch), durasi atau tempo (length),
guru menunjukkan, memperlihatkan suatu
perhatian atau jeda (pause), dan suara yang
proses pembelajaran sehingga seluruh siswa
meninggi, mendatar atau menurun pada akhir
dalam kelas dapat melihat, mengamati, men-
arus ujaran. Jadi, intonasi merupakan serang-
dengar mungkin meraba-raba dan merasakan
kaian nada yang diwarnai oleh tekanan,
proses yang ditunjukkan oleh guru. Dengan
durasi, atau tempo, perhentian atau jeda, dan
demonstrasi, proses penerimaan siswa ter-
suara yang menarik, merata atau mendatar
hadap pelajaran akan lebih berkesan secara
pada akhir ujaran. Dalam ilmu bahasa, into-
mendalam, sehingga membentuk pengertian
nasi dengan seemua unsur pembentukannya
dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat
itu disebut prosodi atau unsur suprasegmental
mengamati dan memperhatikan pada apa yang
bahasa.
diperlihatkan
Intonasi
merupakan perpaduan
Intonasi atau lagu kalimat akan menen-
guru
selama
pembelajaran
berlangsung.
tukan arti suatu kalimat. Kalimat yang sama,
Menurut Syaiful Sagala (2010: 210)
jika diucapkan sama diucapkan dengan lagu
metode demonstrasi adalah pertunjukan ten-
yang berbeda akan mempunyai arti yang
tang proses terjadinya suatu peristiwa atau
berbeda (Depdiknas, 2002:8). Intonasi adalah
benda sampai pada penampilan tingkah laku
irama bahasa, yaitu ucapan bunyi bahasa yang
yang dicontohkan agar dapat diketahuai dan
turun naik, panjang pendek, dan keras
dipahami oleh siswa secara nyata atau
lembutnya suara. Intonasi dalah kerjasama
tiruannya. Metode ini adalah yang paling
antar nada, tekanan, durasi, dan perhentian
pertama digunakan manusia yaitu tak kala
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) manusia purba menebang kayu untuk mem-
Meski demikian murid-murid juga menda-
perbesar nyala api unggun, sementara anak-
patkan
anak memperhatikan dan menirunya. Metode
memperhatikan
demonstrasi ini barang kali lebih sesuai untuk
trasikan itu. Dalam demonstrasi, terutama
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang
dalam rangka mengembangkan sikap-sikap,
merupakan
suatu
guru perlu merencanakan pendekatan secara
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin.
berhati-hati dan ia memerlukan kecakapan
Pengunaan metode demonstrasi mempunyai
untuk mengarahkan motivasi dan berfikir
tujuan agar siswa mampu memahami tentang
siswa. Dari uraian di atas dapat diambil
cara mengatur atau menyusun sesuatu, dengan
kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan
demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-
metode
bagian dari suatu benda alat seperti bagian
mengajar ialah metode yang diguakan oleh
tubuh manusia atau bagian dari mesin jahit.
guru atau orang luar yang sengaja didatangkan
Siswa dapat menyaksikan kerja sesuatu alat
atau siswa sekalipun untuk mempertunjukkan
atau mesin. Bila siswa melakukan sendiri
gerakan-gerakan suatu proses dengan prosedur
demonstrasi tersebut, maka ia dapat mengerti
yang benar
cara-cara penggunaan alat atau perkakas,
keterangan kepada seluruh dunia. Dalam
suatu mesin, sehingga mereka akan dapat
metode demonstrasi siswa mengamati dengan
melihat dan memperbandingkan cara yang
teliti dan seksama serta dengan penuh
terbaik,
perhatian dan partisipasi.
suatu
juga
gerakan-gerakan,
mereka
akan
mengetahui
kebenaran dari suatu teori dalam suatu praktek. Dengan
waktu
yang cukup sesuatu
demonstrasi
yang
dalam
disertai
dengan
lama
untuk
didemons-
belajar
dan
keterangan-
Tujuan pengajaran menggunkan metode demontrasi adalah memperhatikan proses
metode
demonstrasi
siswa
terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar,
berkesempatan mengembangkan kemampuan
cara pencapaiannya, dan kemudian untuk
mengamati segala benda yang sedang terlibat
dipahami oleh siswa dalam pengajaran keras.
dalam proses serta diharapkan setiap langkah
Bahri dan Aswan (2006: 91) menyatakan
pembelajaran dari hal-hal yang didemons-
kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut.
trasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih
murid dan melalui prosedur yang benar dan
jelas dan lebih kongkret, sehingga meng-
dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) hindari verbalisme (pemahaman secara
terdiri dari 8 siswa perempuan dan 18 siswa
kata-kata atau kalimat).
laki-laki.
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Dikatakan sebagai
c. Proses pengajaran lebih menarik.
penelitian kolaboratif karena dalam PTK ini
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
melibatkan teman sejawat yaitu guru kelas IV
menyesuaikan antara teori dengan Kenya-
sebagai observer yang akan memperhatikan
taan, dan mencoba melakukannya sendiri.
segala tindakan peneliti dan dampaknya dalam
Langkah-langkah demonstrasi :
pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti
1. Menciptakan kondisi anak untuk belajar.
juga berperan sebagai guru yang melakukan
2. Memberikan pengertian atau penjelasan
tindakan untuk meningkatkan kemampuan
sebelum latihan dimulai. 3. Siswa
diberi
kesempatan
membaca mengadakan
latihan.
nyaring
dengan
menggunakan
teknik latihan. Wardani (2002:1.4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
4. Penilaian dilakukan dengan cara observasi
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
atau pengamatan langsung terhadap siswa
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
saat membaca puisi.
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini
guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
adalah jika metode demonstrasi diterapkan
Ketuntasan Klaksikal. Ketuntasan klasikal
maka, dapat meningkatkan kemampuan mem-
tercapai apabila 80% dari seluruh siswa
baca nyaring siswa kelas IV SDN 009
memperoleh dengan nilai minimal 70 maka
Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten
kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus
Kampar. Penelitian ini dilaksanakan pada
yang dipergunakan untuk menentukan ketun-
siswa kelas IV SDN 009 Terantang Keca-
tasan klasikal sebagai berikut:
matan Tambang Kabupaten Kampar. Adapun penelitian ini dilakukan selama 4 bulan seperti tercantum pada tabel di bawah ini. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar berjumlah 26 orang siswa, yang
JT x 100% (KTSP, JS 2007:382) KK
KK = Ketuntasan klasikal JT
= Jumlah siswa yang tuntas
JS
= Jumlah siswa seluruhnya
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes kemampuan se-belum dilakukan tindakan, kemudian dila-kukan analisis terhadap kemampuan membaca nyaring siswa kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, diketahui bahwa kemampuan membaca nya-ring siswa dari penilaian terhadap lafal dan intonasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia masih tergolong relatif rendah dengan jumlah rata-rata kelas 62,7 berada pada interval 56 – 70 dengan katagori sedang. Agar lebih jelas tentang kemampuan membaca nyaring siswa dari penilaian terhadap lafal dan intonasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Pembahasan penelitian terdiri atas: 1) hasil observasi, dan 2) hasil evaluasi. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut. Kemampuan membaca nyaring yang diperoleh oleh siswa kelas Kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar mengalami peningkatan dari tes awal ke siklus I, dan ke siklus II. Peningkatan ini dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel 22 Rekapitulasi Rata-Rata Kemampuan Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Siswa Adol Adel prananto Aldi Aldo David Dhea anggraeni Khusnul anajmi Melia ulfa Miftahul janah Misda maulinda M. Ilham saputra Mutiara selviana Nadiatul ulya \nahda malia Nopri naldino Piya anjela Sardalis saputra Siti sakina putri Sutisan Zaki aldera Zelda andina Alfa reno Riska adelia Rivaldo yandi M. Fahreza M. Aditya Jumlah Rata-rata
Data Awal 63 63 56 56 63 63 56 56 75 63 56 69 56 63 63 56 75 75 56 63 63 56 63 75 63 75 1638 63.0
Sumber: Data Olahan Penelitian 2015
Nilai Kemampuan Siklus I 63 75 69 59 72 75 66 59 75 63 63 75 66 75 69 63 75 75 59 72 63 72 75 75 66 75 1791 68.9
Siklus II 81 81 81 81 81 84 91 81 84 75 78 81 81 81 78 75 84 81 75 81 84 75 88 78 78 84 2106 81.0
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) Diketahui rata-rata nilai kemampuan siswa pada data awal adalah 63 atau dengan kategori sedang. Kemudian setelah diterapkannya metode demonstrasi atau pada siklus I, diperoleh ratarata nilai 68,9 atau dengan kategori sedang. Sedangkan pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 81,0 atau dengan kategori tinggi. Peningkatan kemampuan siswa dari data awal ke siklus I, dan siklus II juga dapat dilihat dalam bentuk gambar di bawah ini. Histogram 1 Perbandingan Kemampuan Data Awal, Siklus I, dan Siklus II
Hasil pengamatan dalam penelitian ini terdiri atas siklus I dan siklus II, sehingga diperoleh suatu rekapitulasi. Rekapitulasi observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh dari hasil pembelajaran siklus I dan siklus II, Adapun uraian hasil rekapitulasi observasi aktivitas guru diuraikan dalam bentuk tabel berikut.
No 1 2 3 4
Tabel 23 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Hasil Pembelajaran Rata-rata Nilai Kategori
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Jumlah Rata-rata Sumber: Data Olahan Penelitian 2015
71 77
Baik Baik
86 94 329 82
Baik Sangat Baik Baik
Berdasarkan tabel di atas, tergambar secara keseluruhan bahwa aktivitas guru telah dilakukan dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas siklus I pertemuan 1, dengan rata-rata
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) nilai 71 atau dengan kategori baik, sedangkan pertemuan kedua diperoleh rata-rata nilai 77 atau dengan kategori baik. Sedangkan siklus kedua pertemuan pertama diperoleh rata-rata nilai 86 atau dengan baik, dan pada pertemua kedua diperoleh rata-rata nilai 94 atau dengan kategor sangat baik. Tabel 24 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa No
Aktivitas
1
Memperhatikan penjelasan guru dengan khidmat Menerima lembaran teks dengan tertib Membaca bacaan yang telah diberikan guru dengan baik Bertanya tentang kesulitan dalam membaca Menanggapi dan mengajukan pertanyaan yang belum dimengerti berkenaan dengan isi bacaan dan cara membaca nyaring dengan memperhatikan memperhatikan lafal, intonasi, kelancaran, dan ketetapan pelafalan Tetap tertib selama proses pembelajaran berlangsung Mengikuti latihan membaca nyaring dengan baik Rata-rata Skor
2 3 4 5
6 7
Siswa yang Melakukan Aktivtas dengan Rata-rata Siklus I Siklus II Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 19
19
20
23
21
23
25
26
26
25
19
21
24
25
22
19
19
21
24
22
15
15
20
21
18
16
21
23
23
20
18
21
24
25
22
70.9
77.5
86.8
91.8
81.3
Sumber: Data Olahan Penelitian 2015 Aktivitas siswa kelas Kelas IV SDN 009 Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar selama mengikuti proses pembelajaran melalui metode demonstrasi tergambar jelas pada tabel 14. Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II, diperoleh rata-rata sebagai berikut: III. PENUTUP
data awal rata-rata nilai 63,0. Jika dilihat dari
Penelitian ini bertujuan untuk mening-
ketuntasan klasikal, ada 19,2% siswa (5
katkan kemampuan kemampuan membaca
orang) yang tuntas memperoleh nilai minimal
nyaring melalui metode demonstrasi siswa
70 (sesuai standar KKM). Namun setelah
kelas Kelas IV SDN 009 Terantang Keca-
diterapkannya metode demonstrasi, diperoleh
matan Tambang Kabupaten Kampar. Per-
rata-rata nilai 68,9 atau dengan ketuntasan
nyataan ini dapat diterima, karena kemampuan
sebesar 50% siswa (13 orang). Kemudian pada
siswa dalam kemampuan membaca nyaring
siklus kedua, dicapai rata-rata nilai 81,0 atau
mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) dengan ketuntasan sebesar 100%. Dengan
DAFTAR PUSTAKA
demikian, penelitian ini dikatakan berhasil.
Arikunto, Suharsimi Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Melalui simpulan hasil peneltian di atas, maka peneliti ingin menyampaikan beberapa saran. Adapun saran yang dimaksud adalah
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesiai. Jakarta: Balai Pustaka.
sebagai berikut: 1. Untuk
meningkatkan
kemampuan
membaca nyaring di sekolah diharapkan kepada Guru Bahasa Indonesia dan Sastra dapat menggunakan metode demonstrasi. 2. Kepada
peneliti
selanjutnya
agar
meneliti lebih dalam tentang membaca nyaring dan metode demonstrasi demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. 3. Kepada
kepala
sekolah
perlu
memantau dan membina terhadap dampak kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bahan penilaian kemajuan yang telah dicapai, sehingga apa yang ditemukan pada PTK dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 4. Kepada pengawas perlu mengadakan kunjungan supervisi terhadap peneliti dalam pelaksanaan PTK sedang ber-
Depdiknas. 2006. Memahami Pendidikan Keaksaraan. Jakarta. Ditjen PLS Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gimin, Instrumen dan Pelaporan Hasil Dalam Penelitian Tindakan Kelas, Pekanbaru:Makalah. 2008. Hanif, Nurcholis dan Mafrukhi. 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia II, Jakarta: Erlangga. Keraf, G. 1993. Kompsisi. Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende Flores. Nusa Indah. KTSP.
2007. Panduan Lengkap KTSP. Yokyakarta. Pustaka Yudhisia.
Mulyati,Yeti. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tinggi. Jakarta: Pusat Universitas Terbuka. Nurcholis. 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga. Razak, Abdul. 2005. Membaca Pemahama. Teori dan Aplikasi Pengajaran. Pekanbaru: Autografika.
langsung, agar apa yang ditemukan dapat diimplementasikan pada proses pelaksanaan pembelajaran.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Slamet. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (138-150) Sekolah dasar. Surakarta. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP). Sudjana,Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tarigan Djago. 2001. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Pusat Universitas Terbuka.