PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO
Nurmalasari A. Kasim NIM. 151410086 Pembimbing I Dr. Sukirman Rahim, M.Si Pembimbing II Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK
Nurmalasari A. Kasim. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Sukirman Rahim, M.Si dan Pembimbing II Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa “Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo?” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi : instrumen angket untuk siswa dan wawancara untuk guru. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA ini dapat membantu belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo sudah baik dengan dilihat dari perolehan angket dan wawancara. Kata Kunci : Demonstrasi, Pembelajaran, IPA1
1
Nurmalasari A. Kasim. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Sukirman Rahim, M.Si, Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd, M.Pd
1
Latar Balakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam. Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA sekolah dasar harus menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik siswa. Dan salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran ini ialah metode demonstrasi. Metode demosntrasi adalah metode yang dipakai dalam mengajar dengan cara mempraktekan barang, peristiwa, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung ataupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi juga merupakan metode yang sangat efektif dalam membantu peserta didik dalam menjawab kebutuhan belajarnya dengan usaha sendiri berdasarkan kenyataan dan data yang benar dan yang diperolehnya dari demonstrasi. Namun, dengan kenyataan yang dijumpai di kelas IV
SDN 16 Bongomeme
bahwa metode demonstrasi yang dilakukan di SDN 16 Bongomeme masih kurang optimal. Hal ini dilihat dari kegiatan belajar siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran IPA, dikarenakan pelajaran IPA dianggap kurang menarik, belum tepat dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi karena belum sesuai dengan langkahlangkah demonstrasi, serta kurangnya praktek yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan memilih judul “Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo”.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh atau mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Hakikat Metode Demonstrasi Pengertian Metode Demonstrasi
2
Metode Demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyiapkan bahan pembelajaran dengan menunjukan secara langsung benda atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukan proses tersebut. Semua mata pelajaran dapat menggunakan demonstrasi. Dalam melaksanaan demonstrasi guru harus sudah tahu bahwa semua siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap benda atau objek yang akan
didemonstrasikan.
Sebelum
proses
demonstrasi
dilakukan
guru
harus
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut (Winataputra, 2005:4.24). Tujuan Dan Kegunaan Metode Demonstrasi Adapun tujuan dan kegunaan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas 2. Untuk membantu anak dengan jelas jalannya dalam memahami suatu proses dengan penuh perhatian 3. Untuk menghindari verbalisme 4. Akan memberikan keterampilan tertentu.
Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Menurut Saudagar dan Idrus (2009:174) dalam metode demonstrasi ini, ada beberapa langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi yaitu: 1.
TPK disampaikan oleh guru.
2. Gambaran sekilas materi yang akan disampaikan harus disajikan oleh guru. 3. Menyiapkan alat atau bahan yang diperlukan. 4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan. 5. Seluruh siswa memperhatikan demonstarsi dan. 6. Pengalaman
siswa
didemonstrasikan
dan
tiap
kelompok
atau
siswa
mengemukakan hasil analisanya. 7. Kesimpulan dibuat guru. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Kelebihan Metode Demonstrasi Menurut Syaifudin (2010:55) metode demonstrasi ini memiliki kelebihan : 1. Membuat siswa memahami dengan cermat jalannya suatu proses atau kerja suatu objek. 2. Berbagai jenis penjelasan dimudahkan. 3. Melalui pengamatan, contoh konkrit dan menghadirkan objek sebenarnya dapat memperbaiaki kesalahan terjadi dari hasil ceramah.
3
Kelemahan Metode Demonstrasi Menurut Syaifudin (2010 : 56) dalam metode demonstrasi ini juga memiliki kekurangan, antara lain : 1. Kadang siswa sukar melihat dengan jelas benda yang akan dtunjukkan. 2. Benda dapat didemonstrasikan tidak semua. 3. Bila demonstrasi oleh guru yang kurang menguasai apa yang dipraktekan, maka akan sukar dimengerti. Hakikat Pembelajaran IPA di SD Kata “IPA” merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang objektif tentang alam semesta dengan segalanya. Selain itu, menurut Nash (dalam Samatowa, 2006:2) IPA merupakan suatu teknik atau cara untuk mengamati alam. Cara ipa juga mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga akan membentuk objek baru dari perspektif yang diamatinya secara keseluruhan. IPA merupakan terjemahan dari kata-kata inggris, yaitu natural sciences, yang artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Yang bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan
di SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo, yang
berada di desa ambara. Pada dasarnya SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo didirikan pada tahun 1970. Sekolah in di pimpin oleh kepala sekolah yang bernama Adnan Yusuf, M.Pd. Sekolah ini terdiri atas 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan unit kesehatan sekolah (UKS), 6 ruangan belajar. Adapun obyek penelitian ini adalah guru yang mengajar pelajaran IPA dikelas IV dan siswa kelas IV di SDN 6 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester genap T.P 2013-2014 pada tanggal 28 mei 2014. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Jenis Dan Desain Penelitian
4
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Deskriptif Kuantitatif. Desain yang dilakukan adalah Analisis Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Populasi dan Sampel Populasi Menurut Sugiyono (2005:55) popolasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN 16 Bongomeme dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Total populasi berjumlah 25 orang. Sampel Sampel adalah sebagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:56). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 16 Bongomeme yang berjumlah 25 orang. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 3.5.1 Dokumentasi 3.5.2 Wawancara 3.5.3Angket Teknik Analisi Data Untuk memperoleh data tentang penerapan metode demonstrasi, peneliti menggunakan data dari hasil instrumen angket dengan siswa dan wawancara dengan guru di SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Data yang digunakan berupa (%) siswa bisa menjawab penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dengan penetapan skor yaitu dengan mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Cara mempresentasikan hasil penelitian ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P=
x 100%
Keterangan P = Hasil presentase
F = frekuensi
N = jumlah frekuensi Individu
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilakukan di kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo pada semester genap tahun pelajaran 2014/2014 pada akhir bulan mei dengan alokasi waktu 2x35 menit. Peneliti adalah mahasiswa PGSD. Guru dan Siswa yang menjadi subjek penelitian deskriptif ini dengan berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dengan guru kelas IV SDN 16 Bongomeme dan pembagian angket untuk siswa. Hasil Perolehan Angket Siswa Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi siswa kelas IV tentang penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran ipa pada siswa. Hasil Wawancara Guru Cara guru dalam melakukan kegiatan persiapan. Apakah bapak melakukan gambaran atau latihan kepada siswa tentang cara menggunakan alat demonstrasi? RL : ya, sebelem melakukan demonstrasi saya melakukan latihan atau gambaran kepada siswa tentang cara-cara menggunakan alat demonstrasi, agar pada saat pembelajaran berlangsung mereka sudah mengetahui langkah-langkah yang akan mereka pelajari dengan begitu pembelajaan yang menggunakan metode tersebut akan brlangsung dengan baik. Pembahasan Hasil Penelitian Dari analisis yang telah disajikan dalam paparan angket diatas memberikan gambaran secara kuantitatif mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun klasifikasi hasil interprestasi data pada bagian untuk indikator dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.15 dapat dikatakan bahwa penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil atau tanggapan responden yang tertera pada tabel 4.16 (rakapitulasi awal) di atas, dimana nilai untuk kategori tinggi dengan jawaban sering berada pada presentase 66,93%, jarang berada pada presentase 26,13%, dan jawaban tidak pernah pada presentase 6,93%. Menurut Samatowa (2011:51) bahwa mengajar itu tidak sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswanya bervariasi.
6
Apalagi jika kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan atau mengacu pada tujuan. Tugas guru dalam mengajar antara lain membantu mentransfer belajar. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok misalnya seorang guru dapat membantu transfer belajar. Oleh karena itu fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip yang diper lukan untuk terjadinya transfer belajar sudah dikuasai oleh para siswa yang sedang belajar. Hasil jawaban angket ini sesuai dengan wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN 16 Bongomeme, dimana guru kelas mengatakan bahwa pembelajaran IPA di kelas IV kemampuan siswa sudah baik karena guru tersebut melakukan pembelajaran yang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan seperti metode demonstrasi. Dalam pembelajaran demonstrasi guru harus merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa serta menyiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi. Beliau juga mengatakan, pada pembelajaran IPA itu kita juga harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sehingga siswa melakukan demonstrasi menjadi lancar. Dengan hasil wawancara dan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan, peneliti mengamati bahwa penerapan metode demonstrasi ini pada pembelajaran pada materi energi panas sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi yang terdiri dari 3 tahap yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan mengakhiri demonstrasi. Sesuai pengamatan yang didapat guru kelas IV SDN 16 Bongomeme melakukan pembelajaran sesuai tahap pembelajaran demonstrasi yakni dalam tahap persiapan guru kelas IV melakukan kegiatan merumuskan tujan pembelajaran yang dicapai oleh siswa, melakukan gambaran melakukan kepada siswa tentang cara menggunakan alat demonstrasi. Sedangkan pada tahap pembukaan guru memberikan motivasi kepada siswa yang berkaitan dengan pelajaran. Dan tahap mengakhiri demonstrasi guru melakukan guru meminta siswa untuk merangkum serta memberikan evaluasi dalam pembelajaran. Dalam sekolah pembelajaran IPA, guru diwajibkan memakai sistem metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, baik secara sosial maupun mental fisik. Siswa diarahkan untuk mengamati, menebak, membuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan dan kalau mungkin berdebat. Pada pembelajaran IPA penekanan bukan hanya melatih keterampilan dan hafalan nyata, tetapi pada pemahaman suatu konsep, sehingga diharapkan proses belajar IPA lebih berarti. Tidak hanya itu juga, agar pembelajaran IPA lebih terlatih maka guru memberikan tindak lanjut seperti memberikan tugas rumah setelah pembelajaran berlangsung.
7
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka dalam penelitian penulis dapat menarik kesimpulan yaitu penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo sudah baik dan dapat membantu siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perolehan jawaban angket siswa dimana siswa menjawab pertanyaan sering ada 67,47%, menjawab kadang-kadang 26,13%, dan tidak pernah sekitar 6,93%. Saran 1. Bagi siswa Siswa agar dapat menambah pengetahuan dalam pembelajaran serta berperan secara aktif dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi. 2. Bagi guru Guru agar dapat menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 16 Bongomeme Kabupaten Gorontalo agar pembelajaran dapat bermakna dan menarik perhatian siswa. 3. Bagi peneliti Sebagai calon guru, peneliti bisa menggunakan metode demonstrasi ini pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. 4. Bagi sekolah Hendaknya dapat memperbaiki kualitas pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhamad. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineke Cipta. Htt://libary.um.ac.id/ptk/indek.php?mod=detail&id=48503. Htt://remen Maos. Blog spot. com//2011/07/cter ptk. fisika sma htm. Htt://libary.um.ac.id/ptk/indek.php?mod=detail&id=48503 Nasution, Noehi dan Budiastra, Ketut. 2006. Pendidikan IPA di Sd. Jakarta : Universitas Terbuka.
8
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. ------ : Departemen Pendidikan Nasional. Samatowa, Usman. 2011. Pemebelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarata : PT. Indeks. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Sapriati, Amalia . 2009. Pembelajaran Ipa di Sd. Jakarta : Universitas Terbuka. Saudagar, Fachruddin dan Idrus, Ali. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta : Gaung Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabet. Sugiyono.2005. Modifikasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.s Syaifudin. 2010. Pengertian Metode Demonstrasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka. Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD. Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta : Gaung Persada.
9
10