Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 1 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO
JURNAL
Oleh INDAH C.S.R MOKOGINTA NIM. 151 410 118
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
Skripsi yang berjudul Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Patudaa Pantai Kabupaten Gorontalo
Oleh Indah C.S.R Mokoginta
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 1 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Indah C.S.R Mokoginta 1), Djotin Mokoginta2), Meylan Saleh) Indah C.S.R Mokoginta Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
[email protected] Djotin Mokoginta
[email protected] Meylan Saleh
[email protected]
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1.Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 2.Bagaimanakah hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 3.Bagaimanakah cara mengatasi hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1.Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 2. hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 3. cara mengatasi hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penelitian deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan penerapan metode demonstrasi di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo khususnya materi gaya magnet sudah maksimal, guru sudah menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, sehingga guru tersebut mampu memaksimalkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dan hal ini sangat membantu guru dalam mengatasi hambatan dalam penerapan metode demonstrasi serta membantu siswa sehingga aktivitas belajar siswa meningkat. Oleh karena itu, kreatifitas guru dalam menggunakan metode demonstrasi agar lebih ditingkatkan lagi pada mata pelajaran IPA SDN 1 Batudaa Pantai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru dapat memaksimalkan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Kata Kunci : Penerapan, Metode Demonstrasi, Mata Pelajaran IPA
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar yang tidak terlepas dari hubungan antara guru dan siswa. Menurut Hasbullah (2013:6), pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki kewajiban untuk mencari dan menemukan serta mampu memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh para siswa, sikap dan perilaku guru merupakan modal dasar untuk mengembangkan dirinya, maka dari waktu ke waktu sistem mengajarnya hanya bersifat membosankan. Pada kondisi seperti ini kreativitas mengajar guru sangat dibutuhkan baik kreativitas guru dalam menentukan metode pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA memiliki ciri-ciri tidak hanya berpacu pada pemberian teori-teori tetapi disertai dengan percobaan dan pengamatan. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat memilih metode dan melaksanakannya dengan baik. Dari penjelasan diatas untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA tidak semudah yang dibayangkan, dibutuhkan kreativitas guru baik dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat maupun dalam penerapan metode pembelajaran yang tepat saat penyajian materi. Guru tidak hanya menjelaskan teori tetapi bagaimanakah cara guru untuk melihat perkembangan siswa dalam belajar dan hasil belajar siswa khususnya siswa yang ada di SDN 1 Batudaa Pantai. Salah satu cara guru untuk memberikan pengetahuan maupun keterampilan kepada siswa yaitu, dengan cara menentukan metode pembelajaran yang efektif.
Kenyataan yang terjadi di SDN 1 Batudaa Pantai ditemukan masih terdapat penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran IPA yang dirasa kurang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga mengakibatkan aktivitas belajar siswa menurun. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah salah satu metode yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi dibutuhkan dan lebih ditingkatkan lagi dalam penggunaannya di dalam mata pelajaran IPA. Sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih menonjol karena di lihat dari keterlibatan langsung siswa mengalami dan membuktikan sendiri melalui percobaan dan pengamatan sesuai dengan materi yang sudah disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada hari senin tanggal 12 Januari 2015 terhadap siswa kelas VI di SDN 1 Batudaa Pantai, bahwa pada tahun pelajaran 2014/2015 dari 25 siswa hanya 6 siswa yang tinggi aktivitas belajarnya, dan 19 siswa lainnya masih berada di bawah ketuntasan belajar. Hal ini menyebabkan mereka harus belajar remedial. Untuk mengatasi hal ini metode demonstrasi perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena dalam pelaksanaannya siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pengalaman siswa ketika melakukan kegiatan percobaan dan pengamatan dapat menumbuhkan motivasi tersendiri untuk belajar lebih baik sehingga tujuan pembelajaran secara klasikal dapat tercapai. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada penelitian ini dikhususkan pada kelas VI dengan mengambil materi gaya magnet dengan sub pembahasan materi gaya magnet sesuai dengan materi ajar yang sudah di tentukan dan akan di laksanakan oleh guru kelas VI pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan latar belakang di atas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. b. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo? 2. Bagaimanakah hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo? 3. Bagaimana cara mengatasi hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai? c. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian, yaitu : 1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. 2. Untuk mengetahui hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. 3. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. KAJIAN TEORITIS Hakekat Penerapan Metode Demonstrasi Pengertian Penerapan Menurut Zain dan Badudu (2014:148) penerapan adalah hal, cara atau hasil. Sedangkan menurut Usman, (2004: 70) bahwa Penerapan adalah kata yang bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, penerapan bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Ibrahim (2003:106) mengemukakan tentang definisi metode
demonstrasi yang merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru. Tujuan Metode Demonstrasi Menurut (Moedjiono dan Dimyati, 2009:31) metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Adapun tujuan metode demonstrasi adalah sebagai berikut; a. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas. b. Untuk membantu siswa dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian. c. Untuk menghindari verbalisme. d. Cocok digunakan apabila akan memberikan keterampilan tertentu. Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Soetomo (dalam Nashar, 2004:52). Ada beberapa keunggulan metode demonstrasi, yakni : a. Perhatian siswa akan terpusat kepada semua yang didemonstrasikan. b. Siswa dapat mengamati secara langsung terhadap suatu proses, maka akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan. c. Siswa akan menambah pengalaman. d. Dengan metode ini sekaligus dapat menjawab masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati (pikiran) siswa. Misalnya bagaimana terjadinya, mengapa hal itu terjadi,kenapa harus dilakukan begini dan begitu dan seterusnya. e. Akan menghilangkan ungkapan dengan kata-kata (verbalisme). Kelemahan Metode Demonstrasi Menurut Sardiman, (2007:21) di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode demonstrasi juga tidak
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
terlepas dari kemungkinan-kemungkinan kurang efektif apabila digunakan. Ada beberapa kelemahan metode demonstrasi, yakni : a. Tidek efektif bila kurang alat b. Biasanya memerlukan waktu banyak. c. Sukar dilaksanakan bagi siswa yang belum matang. d. Banyak alat-alat yang tidak digunakan di kelas, karena besarnya alat tersebut (bahkan memerlukan bantuan alat lainnya) e. Kadang-kadang demonstrasi dalam kelas berlainan dengan situasi yang sebenarnya. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Menurut Moedjiono dan Dimyati (2009:35) ada beberapa langkah yang dapat di tempuh dalam memakai metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Persiapan pemakaian metode demonstrasi, meliputi: mengkaji kesesuaian metode terhadap tujuan yang akan di capai, analisis kebutuhan peralatan untuk demonstrasi, mencoba peralatan dan analisis kebutuhan waktu, merancang garis-garis besar demonstrasi. b. Pelaksanaan pemakaian metode demonstrasi, meliputi: mempersiapkan peralatan dan bahan yang di perlukan untuk demonstrasi, memberikan pengantar demonstrasi untuk mempersiapkan para siswa mengikuti demonstrasi, berisikan penjelasan tentang prosedur dan instruksi keamanan demonstrasi, memeragakan tindakan, proses atau prosedur yang di sertai penjelasan, ilustrasi dan pernyataan. c. Tindak lanjut pemakaian metode demonstrasi, meliputi: diskusi tentang tindakan, proses atau prosedur yang baru saja di demonstrasikan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan segala hal yang telah didemonstrasikan. d. Dengan demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa seorang
guru, orang luar yang sengaja diminta, atau siswa sekali pun dapat memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses, misalnya bagaimana cara bekerjanya membaca sebuah dialog. e. Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang bersifat Ekspositori atau Metode belajar yang bersifat memberi dan menerima (guru memberi ilmu kepada siswa). Metode ini cukup efektif karena membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari pihak guru. Materi Gaya Magnet pada Mata Pelajaran IPA Gaya tarik pada magnet dapat menarik benda-benda tertentu, ada dua jenis benda berdasarkan mudah tidaknya tertarik oleh magnet. Bahan dari besi atau baja dapat ditarik magnet. Bahan dari plastik dan kayu tidak dapat ditarik magnet. Kekuatan gaya magnet dapat menembus benda-benda tertentu, Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya. Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah sama di setiap sisi atau bagiannya. Gaya magnet paling kuat terletak di kutub-kutub magnet. Daerah di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medanmagnet. Area medan magnet itu biasa ditunjukkan dengan garis-garis gaya magnet. Menurut Ibnu (2005: 97), Bendabenda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu, yaitu : 1. Cara Induksi, Pembuatan magnet secara induksi sangat mudah dilakukan. Akan tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara. Caranya dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari logam (besi atau baja)
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan benda tersebut juga akan hilang. 2. Cara Arus Listrik, Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut elektromagnet. Elektromagnet pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada tahun 1819. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat elektromagnet mempunyai kekuatan lebih besar dengan menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan. Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA Penerapan suatu metode bagi seorang guru pada dasarnya adalah keharusan yang tidak dapat terelakan. Hal ini dimungkinkan karena melalui sarana metodelah dapat terjadi interaksi belajar mengajar yang baik dan benar dalam setiap pertemuan. Kondisi ini akan memberikan dorongan dan motivasi bagi guru dalam mmpelajari situasi yang berlangsung dalam rangka penentuan metode pengajaran yang tepat. Salah satu metode yang sering kali digunakan oleh guru dalam topik-topik bahasan tertentu adalah metode demonstrasi, sebagaimana yang telah diuraikan pada pokok bahasan sebelumnya. METODE PENELITIAN Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Batudaa Pantai, jalan Buke Panai, Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Pertimbangan penetapan lokasi tersebut karena lokasi tersebut sesuai dengan karakteristik masalah yang diteliti dalam melakukan proses penelitian untuk pengumpulan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian SDN 1 Batudaa Pantai Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskritif kualitatif. Menurut Sugiono (2007:36) Penelitian kualitatif di dasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alamiah, di lakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti. Adapun dalam mengungkapkan penerapan metode demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA Peneliti melakukan observasi langsung di Kelas VI di SDN 1 Batudaa Pantai dan melakukan wawancara dengan informan dalam hal ini guru kelas VI. Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data dan sumber data yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Data Data yang akan dijaring dalam penelitian ini meliputi Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA Kelas VI di SDN 1 Batudaa Pantai, langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran, upaya perbaikan metode pembelajaran serta manfaatnya bagi siswa. b. Sumber data Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Yaitu kegiatan guru kelas VI dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, kemudian dikembang
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
kan dengan kata-kata atau ucapan lainnya yang terkait dengan perkembangan informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi lapangan, pengamatan dan wawancara pada semua subyek tersebut di atas. 2. Data Sekunder merupakan data yang mencakup dokumendokumen sekolah seperti profil sekolah, keadaan sekolah, serta arsip administrasi lainnya yang relevan dan sesuai dengan topik kajian penelitian ini. Data ini akan digunakan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. a. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan prosedur pengumpulan data, antara lain: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi b. Analisis Data Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan cara mendeskripsikan data-data yang berhubungan dengan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaan Pantai Kabupaten Gorontalo. Data yang di peroleh dalam penelitian ini di analisis secara kualitatif dengan menitik beratkan pada permasalahan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai, hambatan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai dan cara mengatasi hambatan pada penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai terkait dengan materi gaya magnet. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi. Trianggulasi yaitu pengecekan keabsahan data dengan menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Data-data yang digabungkan adalah data yang ditemukan peneliti di lokasi penelitian yaitu, hasil observasi di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai, hasil wawancara guru Kelas VI dan siswa kelas VI terkait permasalahan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA, dan dokumentasi sebagai bukti penelitian, selanjutnya peneliti menggabungkan semua data tersebut yang kemudian dituangkan dalam hasil penelitian. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian ini dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan dalam hal ini peneliti mempersiapkan pedoman wawancara yang akan dilakukan, dengan mengacu pada indikator penelitian sesuai dengan masalah yang di temukan peneliti di lapangan penelitian. Selanjutnya tahap pengumpulan data yakni peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru, dan siswa di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai setelah itu melakukan analisis data dan diakhir dengan tahapan penyusunan skripsi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI dan guru wali kelas VI. Jumlah siswa dari kelas VI yaitu 25 orang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah mengenai penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai kabupaten gorontalo tahun ajaran 2014/2015. Observasi awal pengumpulan data dimulai pada hari Senin 12 Januari 2015 pukul 09.00 pagi, pada observasi awal di temukan bahwa penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran IPA yang dilakukan guru tidak sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga mengakibatkan aktivitas belajar siswa menurun. Kemudian pada hari rabu tanggal 14 Januari 2015 pukul 09.30 pagi peneliti melakukan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
wawancara dengan guru kelas VI dan siswa kelas VI tentang pembelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Dari kondisi yang di temukan oleh peneliti pada observasi awal maka, sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah di diskusikan dengan guru kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai, pada hari kamis tanggal 15 januari 2015 pukul 10.00 pagi peneliti mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi dengan mengambil materi gaya magnet. Guru menggunakan media magnet dan bendabenda yang terbuat dari bahan besi, aluminium, kayu, dan plastik Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Penerapan metode demonstrasi terbagi atas beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian atau tindak lanjut, untuk mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, peneliti menengahkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut.
Gambar 2. Wawancara dengan guru kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai. Nama Informan : APM Jabatan : Guru Kelas VI Hari/Tanggal Wawancara: Rabu/ 14 Januari 2015
Informan selaku guru kelas VI SDN 1 Batudaa pantai menyatakan bahwa : “Dalam proses pembelajaran IPA di kelas VI saya memberikan 50 persen teori dan 50 persennya lagi praktek, selain itu pada proses pembelajaran IPA saya lebih banyak mengarah pada konsepkonsep pembelajaran, menggunaka metode pembelajaran, melakukan pendekatan dan penggunaan sumber belajar, akan tetapi saya lebih mengarahkan pada konsep dan materi yang ada karena tanpa itu tidak akan tercapai tujuan dalam pembelajaran”. (W/GK/14.01.15/09.30AM) Mengacu pada hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran IPA di kelas VI ini guru tidak hanya memberikan teori tetapi juga praktek secara seimbang. Proses pembelajaran IPA lebih banyak mengarah pada konsep-konsep pembelajaran, misalnya menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan kepada siswa, melakukan pendekatan kepada siswa, penggunaan sumber belajar, dalam hal ini informan lebih mengarah pada konsep dan materi yang ada pada pembelajaran IPA agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal Guru memberikan penjelasan mengenai segala sesuatu yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang harus dilakukan oleh siswa termasuk yang dilarang atau membahayakan dalam praktek. Kemudian tahap pelaksanaan demonstrasi guru menjelaskan secara singkat dan mendemonstrasikan gaya magnet, kemudian guru memanggil salah satu siswa ke depan kelas untuk mempraktekan dan menunjukkan kepada siswa-siswa lainnya gaya magnet yang terjadi pada setiap benda yang sudah di sediakan guru di atas meja.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
Gambar 3. Guru menjelaskan secara singkat serta mendemonstrasikan gaya magnet
Gambar 4. Salah satu siswa sedang melakukan percobaan gaya magnet
Informan guru kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo menyatakan bahwa : “Dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA yaitu pertama-tama saya menentukan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan materi, menyiapkan panduan sebagai petunjuk bagi siswa pada saat melakukan pengamatan dan percobaan, kemudian saya menjelaskan serta memperagakan alat dan bahan, selanjutnya saya memberikan LKS dan evaluasi serta berdiskusi dengan siswa untuk mengetahui pencapaian dari tujuan pembelajaran”. (W/GK/14.01.15/09.30AM) Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa, dalam menerapkan metode demonstrasi hal
pertama yang dilakukan guru yaitu, menentukan alat dan bahan yang akan digunakan serta menyiapkan panduan sebagai petunjuk bagi siswa dalam melakukan pengamatan dan percobaan dalam hal ini materi gaya magnet, kemudian guru menjelaskan serta memperagakan alat dan bahan di depan kelas agar dapat dilihat oleh seluruh siswa, selanjutnya guru memberikan LKS pengamatan dan evaluasi, pada bagian akhir guru berdiskusi dengan siswa untuk mengetahui pencapaian dari tujuan pembelajaran. Cara Mengatasi Hambatan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan yang ditemui dalam penerapan metode demonstrasi di SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo peneliti menengahkan beberapa hasil temuan yang diungkapkan. Informan guru kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai menyatakan bahwa : “Saya sudah menyiapkan perencanaan yang akan digunakan dalam proses demonstrasi dengan memperhitungkan alat dan bahan, alokasi waktu, dan saya memperkirakan dengan teliti apakah penjelasan saya dapat di dengar oleh siswa, apakah pada saat demonstrasi dilangsungkan alat dan bahan yang saya praktekkan dapat dilihat oleh siswa, dan saya menyarankan kepada siswa untuk mencatat setiap langkah yang saya lakukan dalam demonstrasi agar siswa terdorong untuk lebih teliti dalam pengamatan”. (W/GK/14.01.15/09.30AM) Dari pernyataan informan selaku siswa kelas VI di SDN 1 Batudaa Pantai disimpulkan bahwa masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
melakukan percobaan dan pengamatan pada pembelajaran IPA. Pembahasan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo Sesuai dengan apa yang peneliti amati pada guru kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai dimana guru tersebut sudah menggunakan metode demonstrasi pada materi gaya magnet di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai, sehingga guru tersebut mampu menyesuaikan maupun memaksimalkan metode demonstrasi dalam pelajaran IPA dan hal ini sangat membantu siswa khususnya siswa kelas VI. Selain guru mengetahui metode yang efektif dalam mata pelajaran IPA maka metode demonstrasi ini juga melatih sifat ilmiah siswa, karena sifat dari metode demonstrasi tidak hanya belajar konsep, teori akan tetapi terlibat langsung dalam praktek dan mengamati langsung teori yang sudah di pelajari, sifat ilmiah siswa juga terlatih melalui metode demonstrasi ini. Guru berperanan penting dalam proses pembelajaran, dimana guru sangat mengharapkan suatu proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif dan tercapainya tujuan pembelajaran maka guru melakukan berbagai cara salah satu cara agar tercapainya suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) adalah memilih metode pembelajaran, dalam penerapan metode, sekaligus penyesuaian metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Menurut Moedjiono dan Dimyati (2009:35) Persiapan metode demonstrasi meliputi mengkaji kesesuaian metode terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam pembelajaran IPA guru sudah menggunakan metode demonstrasi, metode ini diterapkan dalam pembelajaran IPA karena metode ini memiliki peranan yang sangat besar untuk membantu terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif karena metode
demonstrasi ini tidak hanya guru yang aktif dalam pembelajaran akan tetapi siswa juga akan aktif. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru terlebih dahulu membimbing, membantu dan mengawasi siswa dan setelah pengamatan selesai maka guru selalu melakukan evaluasi, hal-hal yang dievaluasi adalah siswa diberi tugas membuat laporan, dan juga diberi tugas untuk membacakan hasil pengamatan di depan kelas. Menurut Sanjaya (2010:153) Apabila demonstrasi dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa yang masih berkaitan dengan proses demonstrasi dan juga tujuan pembelajaran. Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di SDN 1 batudaa Pantai dapat membantu guru didalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah pemahaman siswa dalam membuktikan konsep dan materi sehingga siswa juga turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hambatan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Dalam penelitian ini terdapat hambatan-hambatan yang ditemui oleh guru dalam proses demonstrasi, hambatan itu berupa waktu pelaksanaan, alat, bahan, siswa yang kurang aktif dan hanya bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Rusman (2010:54) Daya tangkap setiap siswa berbeda sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar siswa dapat mengikuti pelajaran. Cara Mengatasi Hambatan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sesuai dengan apa yang peneliti amati pada penelitian, cara mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan metode demonstrasi di SDN 1 Batudaa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Indah C.S.R Mokoginta
Pantai guru harus memperhatikan dengan teliti apa saja yang menjadi kelemahan dalam metode demonstrasi, guru harus merencanakan dengan baik hal-hal yang harus dilakukan agar penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA ini berjalan maksimal. Guru kelas VI telah membuat perincian pembelajaran yang akan dilakukan dalam RPP dengan mempertimbangkan kelemahan dari metode demonstrasi, karena dalam penggunaan metode demonstrasi ini guru harus merencanakan persiapan dan perencanaan yang matang sebelum di aplikasikan kepada siswa kelas VI. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab yang sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan. Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai sudah berjalan maksimal, guru sudah menggunakan metode demonstrasi pada materi gaya magnet, sehingga guru tersebut mampu menyesuaikan maupun memaksimalkan metode demonstrasi. Hambatan dalam penerapan metode demonstrasi ini dapat di atasi oleh guru kelas VI, walaupun masih terdapat hambatan pada alat peraga dan pada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kelas VI SDN 1 Batudaa Pantai penting mendapatkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA, sifat ilmiah dan kecerdasan siswa terlatih melalui metode demonstrasi ini, pengetahuan maupun keterampilan siswa meningkat.Pada penerapan metode demonstrasi ini guru dapat mengatasi hambatan- hambatan yang ditemukan dengan perencanaan yang telah di perhitungkan oleh guru kelas VI dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. REFERENSI Dimyati dan Moedjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah.2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA. Ibnu,S. 2005. Kesalahan Atas KonsepKonsep IPA Karena Ketidaktepatan Pendekatan Yang Digunakan. Kumpulan Makalah. Malang Ibrahim,R. 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta : Delia Press Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:Rajawali Pers Sardiman, A.M., 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya. 2010. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi. Bandung : Angkasa Sugiono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Usman, Basyiruddin. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : Delia Citra Utama Zain, J. S. Badudu dan Sutan Mohammad. 2014. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Pustaka Sinar Harapan.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015