MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDUP RUKUN MATA PELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS I SDN 21 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Asna Nipon Karim, Haris Mahmud, Nurhayati Tine ABSTRAK Asna Nipon Karim. 2014. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Hidup Rukun Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar di Kelas I SDN 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi S1-PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd,.M.Si, Pembimbing II Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.H.I. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi hidup rukun mata pelajaran IPS di kelas I SDN 21 Telaga Biru. Tujuan penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi hidup rukun mata pelajaran IPS di kelas I SDN 21 Telaga Biru melalui media gambar. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian 16 siswa kelas I SDN 21 Telaga Biru. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis presentase. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan dua siklus ini indikator kinerja yang telah dirumuskan tercapai dengan baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I. Siswa memiliki motivasi belajar memperoleh 65% pada aspek perhatian, aspek keberanian 79%, aspek antusias 71% dan aspek semangat 73%. Sedangkan pada siklus II, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yakni memperoleh 89% aspek perhatian, aspek keberanian 83%, aspek antusias 81% dan aspek semangat 77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada hidup rukun di kelas I SDN 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Media Gambar.
Asna Nipon Karim, Mahasiswa pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo. Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd., M.Si, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.H.I, Dosen Pada Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo.
Proses membangkitkan motivasi belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi. Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa SD Negeri 21 Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Dalam mata pelajaran IPS kurang mendapat perhatian yang serius dari siswa, khususnya siswa kelas I. Motivasi belajar siswa sangat rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata pelajaran IPS diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran IPS; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4) rendahnya aktivitas siswa dalam belajar, karena tidak mempunyai atau menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan; (5) siswa tidak mau melakukan tugas tertentu, meskipun sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan, hal ini disebabkan oleh topik yang tidak menarik, metode mengajar guru yang menoton dan tidak bervariasi. Kondisi aktivitas belajar siswa sesuai hasil tes belajar dari 16 orang siswa kelas I di SDN 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo pada tahun pelajaran 2013/2014 yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran IPS seperti kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang aktif hanya sebesar 26 % atau 4 orang. Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Hidup
Rukun Mata Melajaran IPS Melalui Media Gambar Siswa di Kelas I SD Negeri 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah motivasi belajar siswa pada materi hidup rukun mata pelajaran IPS dapat meningkat melalui media gambar di kelas I SD Negeri 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”? Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi hidup rukun mata pelajaran IPS di kelas I SD Negeri 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo melalui media gambar. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran IPS. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Wodkowski motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut (dalam Isa: 2007.37). Sedangkan menurut Hamalik (2008: 158), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Sejalan dengan pemahaman tersebut Sukmadinata (2007: 381) menyatakan bahwa “motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu atau peserta didik untuk melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru sebagai berikut : 1) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. 2) Dengan motivasi belajar yang berbeda-beda pada siswa, guru dapat menggunakan berbagai macam strategi belajar mengajar
3) Guru dapat bertindak sebagai pembimbing, fasilitator, instruktur, terutama sebagai motivator. 4) Membuat siswa belajar sampai berhasil. a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sardiman, 2005: 29). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sardiman, 2005: 33). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sardiman, 2005: 29) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. b.
Penerapan Media Gambar Dalam Pembelajaran IPS Bentuk umun dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media
grafis. Karena media gambar merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Menurut Tegeh, (2010:15) media grafis atau graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian. Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra pengelihatan. c.
Pembelajaran Membaca Media Ganbar Menurut Musfiqon (2012: 75) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran agar siswa dapat membaca gambar:
1) Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa. 2) Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan sekolah, dan sebagainya. 3) Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya. 4) Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbolsimbol gerakan. 5) Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas. Indikator Kinerja Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila 14 orang atau 85% dari keseluruhan jumlah siswa kelas I memperoleh hasil belajar 70 keatas dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70. Variabel Penelitian Variabel Input Adapun variabel input dalam penelitian ini adalah : a. Siswa kelas I SDN 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. b. Guru Kelas I SDN 21 Telaga Biru c. Bahan ajar yaitu materi sikap hidup rukun dalam rumah tangga.
d. Sumber belajar dengan menggunakan lingkungan sekolah. e. Lingkungan belajar siswa. Variabel Proses Hal yang perlu diperhatikan pada Variabel proses dalam penelitian ini adalah : 1) Keterampilan bertanya guru : memberikan stimulus kepada siswa untuk merespon kegiatan pembelajaran. 2) Gaya bertanya guru, memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai tingkat kesulitan, apabila siswa belum paham dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, maka guru mengubah pertanyan tersebut dalam bentuk lebih sederhana yang mudah dipahami oleh siswa. 3) Cara bertanya siswa: pertanyaan siswa masih sangat sederhana, guru berusaha harus meluruskan tujuan pertanyaan siswa, sehingga siswa paham maksud pertanyaannya. 4) Implementasi penggunaan media gambar. Variabel Output Yang menjadi variabel output pada penelitian ini adalah : 1) Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran, 2) Hasil belajar setelah pembelajaran selesai, 3) Sikap siswa terhadap pengalaman belajar, 4) Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa. Prosedur Penelitian Persiapan Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa kelas I SD Negeri 21 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.
2.
Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
3.
Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif, sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di kelas.
4.
Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan
indikator-indikator
desain
pembelajaran
dengan
penggunaan media gambar. b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan media gambar. c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa catatan di lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian. d. Menyusun rancangan pengolahan data. e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus. Apabila siklus satu belum berhasil maka akan dilanjutkan pada siklus ke dua. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Teknik Analisis Data Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1) Data hasil pengamatan kegiatan guru Seluruh data hasil pengamatan kegiatan guru dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan persentasi. 2) Data hasil pengamatan motivasi belajar siswa Seluruh data hasil pengamatan motivasi belajar siswa dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan persentasi. 3) Data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Seluruh data hasil pengamatan kemandirian dan sikap siswa dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan persentasi.
4) Data hasil belajar siswa Tingkat penguasaan =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
x 100 %
Untuk menentukan keberhasilan siswa secara perorangan, peneliti menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 untuk materi hidup rukun. Hal ini berarti masing –masing siswa dikatakan berhasil jika mencapai hasil belajar dengan nilai minimal 70. Hasil Tindakan Siklus I Hasil tes evaluasi pada siklus I menunjukan bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebanyak 10 siswa atau 62.5%, dan yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 37.5%. Jadi hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada observasi awal dapat dilihat pada tabel halamat berikut. Hasil Evaluasi Siklus I Nilai Hasil Evaluasi
KKM
Ismail Ambeda
50
70
-
Belum Tuntas
2 Sarton Ibrahim 3 Alim Idris 4 Isal Harun 5 Rosman Abdullah 6 Rolan gafar 7 Rasya Djumuli 8 Jesliah Masi 9 Suciyati Danial 10 Desriyanti Dadi 11 Adelia Oktaviani 12 Yuyun Tuuna 13 Regina Dakio 14 Cindrawan Kasim 15 Lian Tuuna 16 Ayun Moha Jumlah Daya serap dan Presentase
81 75 69 56 56 73 75 81 75 75 56 75 75 81 50 1103 68.9
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 1120 70
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 10 62.5
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas -
No 1
Nama siswa
Capaian Indikator
Belum Tuntas Belum Tuntas 6 37.5
Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 4.6 jelas menunjukan bahwa : 1)
Pada siklus I terdapat 10 siswa atau 62.5% yang hasil belajarnya pada materi hidup rukun sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Sedangkan masih terdapat 6 siswa atau 37.5% hasil belajarnya belum mencapai ketuntasan.
2)
Hasil Evaluasi pada Siklus I menunjukan bahwa terdapat 10 siswa yang hasil belajar pada materi hidup rukun sudah memenuhi ketuntasan dan 6 siswa yang belum mencapai ketuntasan dari kriteria ketuntasan minimal, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 4.6. Hasil menunjukan bahwa siswa yang hasil belajarnya telah mencapai
ketuntasan kriteria minimum yang di tentukan sekolah yakni 70, sebanyak 10 siswa dengan presentase 62.5% dan siswa yang hasil belajarnya belum mencapai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan presentase 37.5%. Adapun daya serap siswa pada siklus I ini yaitu sebesar 68.9 dan ketuntasan ini belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Berdasarkan analisis dan refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pengamat, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke Siklus II, karena pada siklus I masih ada beberapa aspek motivasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa belum mencapai target sebagaimana telah ditetapkan pada indikator kinerja. Hasil Tindakan Siklus II Hasil Belajar Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui dari hasil menunjukan hasil belajar pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 93.75%, dan yang belum tuntas belajar sebanyak 1 siswa atau 6.25%.
Hasil Evaluasi Siklus II No
Nama siswa
1 Ismail Ambeda 2 Sarton Ibrahim 3 Alim Idris 4 Isal Harun 5 Rosman Abdullah 6 Rolan gafar 7 Rasya Djumuli 8 Jesliah Masi 9 Suciyati Danial 10 Desriyanti Dadi 11 Adelia Oktaviani 12 Yuyun Tuuna 13 Regina Dakio 14 Cindrawan Kasim 15 Lian Tuuna 16 Ayun Moha Jumlah Daya serap dan Presentase
Nilai Hasil Evaluasi
KKM
75 85 80 75 70 70 85 80 90 85 85 65 85 80 85 80 1275 80
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 1120 70
Capaian Indikator Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 15 93.75
-
-
Belum Tuntas 1 6.25
Data menunjukan bahwa siswa yang hasil belajarnya telah mencapai ketuntasan kriteria minimum yang di tentukan sekolah yakni 70, sebanyak 15 siswa dengan presentase 93.75% dan siswa yang hasil belajarnya belum mencapai ketuntasan sebanyak 1 siswa dengan presentase 6.25%. Adapun daya serap siswa pada siklus II ini yaitu sebesar 80 dan ketuntasan ini telah mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Secara klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %.
Pembahasan Berdasarkan hasil observasi, pengamatan oleh siswa, dan hasil belajar yang dilakukan pada observasi awal, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Pengamatan Aktivitas guru Dari hasil pengamatan mengenai kegiatan guru dalam pembelajaran
pertemuan siklus II, dari 24 aspek yang diamati dan dinilai, 21 aspek atau 87.5% kegiatan pembelajaran guru mencapai kategori baik (B), 3 aspek atau 12.5% mencapai kategori cukup (C). Jika dibandingkan dengan siklus I, dari 24 aspek yang diamati dan dinilai maka pengamatan terhadap kegiatan guru kategori baik (B) 50%, kategori cukup (C) 16,7%, kategori kurang (K) 33,3%. Perbandingan Pengamatan Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II Siklus I (%) Kategori B
C
K
TB
Ketercapaian %
Siklus II (%) B
Pra 2 0 0 0 8.33 2 Pembelajaran Kegiatan Inti 8 4 8 0 83.34 17 Penutup 2 0 0 0 8.33 2 Jumlah 12 4 8 0 21 Presentase (%) 50 16.7 33.3 0 100% 87.5 Dari tabel ini menunjukan bahwa ketercapaian aktivitas
C
K
0
0
3 0 0 0 3 0 12.5 0 guru pada
Ketercapaian TB % 0 0 0 0 0 siklus
8.33 83.34 8.33 100% I untuk
kategori baik sebesar 50% dan ketercapaian pada siklus II untuk kategori baik dan sebesar 87.5%. Sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh peneliti dan guru mitra bahwa penelitian ini dianggap telah selesai bila pengamatan terhadap aktivitas guru mencapai 85%. Dan hal ini telah tercapai pada siklus II dengan capaian hasil pengamatan aktivitas guru untuk kategori baik telah mencapai 87.5%.
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa, Pertemuan Siklus I dan Siklus II Siklus I
Siklus II
Aspek Yang diamati
Jml
%
Jml
%
Perhatian
31
65%
42
89%
Keberanian
38
79%
40
83%
Antusias
34
71%
39
81%
Semangat
35
73%
37
77%
Ket.
Motivasi belajar siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa pada siklus siswa kurang motivasi yakni pada aspek perhatian hanya 65%, dan pada siklus II menjadi 89%. Untuk aspek keberanian dari 79% menjadi 83% mengalami peningkatan dari pada siklus I dan untuk aspek antusias dari 71% menjadi 81% sedangkan untuk aspek semangat juga mealamai peningkatan pada siklus I 73% menjadi 77% pada siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I, dan siklus II, maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel halaman berikut: Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tuntas No
Kegiatan
Belum Tuntas
Jml
%
Jml
%
1
Observasi Awal
7
43.75
9
56.25
2
Siklus I
10
62.5
6
37.5
3
Siklus II
15
93.75
1
6.25
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 7 siswa atau 43.75 pada observasi awal menjadi 10 siswa 62.5% pada siklus I, dan menjadi 15 siswa atau 93.75% pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 9 siswa atau 56.25% pada observasi awal menjadi 6 siswa atau 37.5% pada siklus I, dan menjadi 1 siswa atau 6.25% pada siklus II.
Terkait tingkat ketuntasan hasil belajar siswa materi hidup rukun di buat dalam bentuk diagram yang menunjukan presentase keberhasilan dari obeservasi awal, tindakan siklus I dan II dapat dilihat pada diagram 1 berikut. Diagram 1. Diagram hasil belajar observasi awal, siklus I dan II 16 14 12 10 8
Tuntas
6
Belum tuntas
4 2 0 Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menyatakan bahwa “Jika media gambar diterapkan pada materi hidup rukun maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas I SDN 21 Telaga Biru akan meningkat” dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran IPS pada materi hidup rukun dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPS. Peningkatan motivasi belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi hidup rukun di kelas I SDN 21 Telaga Biru. karena media gambar dapat menarik perhatian siswa perseorang maupun kelompok dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran IPS pada materi hidup rukun dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPS. Aspek Perhatian, keberanian, antusias serta semangat
siswa merupakan variabel dari
motivasi belajar siswa. Jadi dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar pelajaran IPS, khususnya pada siswa kelas I SDN 21 Telaga biru Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menyatakan bahwa “Jika media gambar diterapkan pada materi hidup rukun maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas I SDN 21 Telaga Biru akan meningkat” dapat diterima. Saran Berdasarkan simpulan tersebut peneliti ingin menyampaikan beberapa saran guna meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS materi hidup rukun di kelas I Sekolah Dasar, yakni sebagai berikut: 1)
Guru harus
mengembangkan sikap professional
dalam melaksakan
pembelajaran, mampu menggunakan media dan menjadikan pembelajaran sebagai hal yang menyenangkan bagi siswa. 2)
Guru diharapkan memberi sedikit penjelasan tentang materi yang diajarkan guna sebagai bekal siswa dan mentranfer informasi yang didapati dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
3)
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas di harapkan guru harus memberi bimbingan dan arahan yang baik kepada siswa agar tidak terjadi kesalahan pada hal-hal yang tidak diinginkan.
4)
Sekolah perlu memfasilitasi kebutuhan belajar agar guru hendaknya berupaya mengoptimalisasi pengembangan mutu pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta : Bandung Cahyo, N Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Diva Pres : Jogyakarta Hanafiah Nanang. Suhana.2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama, Bandung Hamalik, Umar. 2008. Proses Belajar Mengajar, PT bumi aksara.jakarta cet 7 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. Isa Hamid.2007.Belajar dan Pembelajaran Bahan ajar Universitas Negeri Gorontalo Musfifon, HM.. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran, Prestasi Pustakaraya Jakarta
PT.
Ngalimun.2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Presindo, Sleman Yogyakarta Pomalingo Nelson.2009. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional : Universitas Negeri Gorontalo Sardiman Arief, dkk. 2005. Media Pendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata Syaodih,2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Tegeh I Made. http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/06/27pengembangan media pembelajaran. Trianto.2008. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka.