Penelitian deskriptif kualitatif
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa pada Siswa Kelas IV di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo Meriyanti T. Mohamad Dra. Martianty Nalole, M.Pd1 Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd2 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2013 ABSTRAK Dari hasil wawancara guru dan siswa diperoleh gambaran bahwa materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa mulai diajarkan pada kelas IV awal semester genap. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa guru melakukan beberapa upaya dalam proses pembelajaran. Upaya itu diantaranya, memperbaiki metode pembelajaran, menggunakan media yang menarik. Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa Upaya Meningkatkan Keterampilan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa yang digunakan oleh guru kelas IV SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah menggunakan media yang menarik, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, upaya inilah yang mampu membantu guru dalam meningkatkan keterampilan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Kata Kunci: keterampilan menghitung, penjumlahan, pengurangan, pecahan biasa. PENDAHULUAN Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah operasi
1
Penelitian deskriptif kualitatif
penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di kelas IV SDN 4 Telaga, dalam proses pembelajaran matematika, sebagian besar siswa belum mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang menunjukkan terdapat 3 siswa dari 28 adalah 10 % siswa yang mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan siswa kesulitan untuk menghadapi materi selanjutnya. Untuk memperbaiki hal tersebut, guru seharusnya mempunyai suatu konsep pengelolaan pembelajaran yang jelas untuk mengarahkan siswa memiliki menguasai materi pembelajaran yang tengah diajarkan. Seorang guru sekolah dasar sewajarnya memahami bahwa komponen terpenting dalam proses pembelajaran, karenanya proses pembelajaran itu harus diciptakan atas dasar pemahaman siapa dan bagaimana anak tumbuh dan berkembang.
Dengan
dikembangkan
guru
kata
lain,
disekolah
kegiatan
dasar,
pembelajaran
dituntut
untuk
secara
berorientasi
praktis pada
perkembangan anak secara tepat. Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas baik adalah tingginya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Tingkat pemahaman masing-masing siswa dapat diketahui dari hasil belajar (berupa nilai, kinerja/performance) melalui berbagai teknik assessmen. Oleh sebab itu guru berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai cara seperti menggunakan berbagai strategi, metode, dan media pembelajaran agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah. Mengingat
pentingnya
masalah
pemahaman
siswa
dalam
materi
pembelajaran matematika, maka pada kesempatan ini, peneliti tertarik untuk meneliti “Upaya Meningkatkan keterampilan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa pada siswa kelas IV di SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”. KAJIAN TEORETIS Penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasangan bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat
2
Penelitian deskriptif kualitatif
yaitu: sifat pertukaran (komutatif), sifat identitas, dan sifat pengelompokan asosiatif.(Sukayati, 2011:24) Pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan, tetapi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh penjumlahan. Pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan.(Sukayati, 2011:24) Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan. Apabila daerah A dibagi dalam 8 bagian yang sama, maka setiap bagian
adalah
seperdelapan
dari
seluruh
daerah.
Hartana
(2010:159)
mengemukakan bahwa pecahan merupakan bilangan yang tidak utuh.Lebih lanjut Hartana (2010:159) menjelaskan dalam bilangan pecahan menggunakan tanda “___”.Dalam bilangan pecahan terdapat pembilang dan penyebut. Pembilang adalah bilangan yang terletak di atas gasris pada bilangan pecahan, sedangkan penyebut adalah bilangan yang terletak di bawah garis pada bilangan pecahan. Pecahan biasa atau pecahan murni adalah bilangan pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya. (a < b). Lebih lanjut, Negoro dan Harahap (1998: 260-261) menjelaskan bahwa pecahan memiliki nama. Nama-nama pecahan diantaranya nama biasa, nama campuran, nama desimal, nama persen, dan pecahan yang juga bilangan cacah. Dalam penelitian ini dibahas tentang pecahan biasa Berikut contoh pecahan biasa. 1
= satu bagian dibagi dua = 2 2
= satu bagian dibagi tiga = 3 3
= satu bagian dibagi empat = 4 7
= satu bagian dibagi delapan =8 = satu bagian dibagi sepuluh =
5 10
3
Penelitian deskriptif kualitatif
Penjumlahan bilangan pecahan biasa harus memperhatikan penyebutnya sudah sama atau belum. Jika penyebut sudah sama, penjumlahan dapat langsung dilakukan. Namun, jika belum sama, penyebut harus disamakan terlebih dahulu baru kemudian dijumlah, (Sri Hartana, 2010: 161). 1) Penyebut sama Contoh: 1 2
3
+2=…
Jawab: 1 2
3
4
+2=2
1+3=4 Penyebutnya sudah sama Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan pecahan yang
berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. 2) Penyebut Berbeda Contoh: 1
2
+ 3 = …. 2 Jawab: 1
2
3
4
7
+3=6+6=6 2
6 : 2 x 1 = 3 menjadi 6 : 3 x 2 = 4 menjadi
3 6 4 6
Samakan penyebutnya menjadi 6 karena 6 bisa dibagi 2 dan 3 sehingga menjadi Jadi
1 2
2
7
+3=6
3
4
menjadi 6 + 6
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu,
kemudian
menjumlahkan
pembilang-pembilangnya.Sedangkan
penyebutnya tidak dijumlahkan. Sedangkan Dalam pengurangan bilangan pecahan biasa juga harus memperhatikan penyebutnya sudah sama atau belum. a) Penyebutnya sama Contoh 6 7
1
- 7 = ….
4
Penelitian deskriptif kualitatif
Jawab: 6 7
1
5
-7=7
6-1=5 Penyebutnya sudah sama Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pengurangan pecahan yang
berpenyebut sama dilakukan dengan mengurangkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dikurangkan. b) Penyebutnya berbeda
Contoh: 3 2
4
- 5 = ….
Jawab: 3 2
4
15
8
7
- 5 = 10 - 10 = 10
10 : 2 x 3 = 15 menjadi 10 : 5 x 4 = 8 menjadi
15 10 8
10
Samakan penyebutnya menjadi 10 karena 10 bisa dibagi 2 dan 5 sehingga menjadi 15
Jadi
3 2
4
7
- 5 = 10
8
menjadi 10 + 10
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pengurangan pecahan yang berpenyebut berbeda dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu,
kemudian
mengurangkan
pembilang-pembilangnya.Sedangkan
penyebutnya tidak dikurangkan. Menurut Robbins (2000:494-495) Keterampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability). Alwi (2003:140) berpendapat bahwa berhitung berasal dari katahitung yang mempunyai makna keadaan, setelah mendapat awalan ber- akan berubah menjadi makna yang menunjukkan suatu kegiatan menghitung (menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan dan sebagainya). Sementara itu, menurut Jannah,(2011:32). Aritmatika yakni semua hal tentang penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Kemampuan menghitung mengungkapkan bagaimana seseorang memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka dan bagaimana jenisnya seseorang dapat berfikir dan
5
Penelitian deskriptif kualitatif
menalar angka-angka. Menurut Aisyah, dkk (2007: 5-6) “Kemampuan menghitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa dalam semua aktifitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini” Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa keammpuan menhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena keterampilan dalam menghitung ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan nyata
dengan
perhitungan
mereka
terutama
mengenai
penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian (Abdurrahman, 2009:253). Macam-macam Keterampilan: 1. Keterampilan Berpikir Menurut Langrehr (2006), terdapat tiga jenis informasi yang disimpan atau diingat dalam otak. Ketiga jenis informasi itu adalah : (1) Isi (content) yaitu apa yang dipikirkan tentang berbagai simbol, angka, kata, kalimat, fakta, aturan, metode, dan sebagainya; (2) Perasaan (fellings) tentang isi; (3) Pertanyaan (questions) yang digunakan untuk memproses atau untuk mempergunakan isi. Oleh karena itu seorang anak dapat memiliki tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan isi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan memproses. 2. Berpikir Kritis Menurut Ennis (dalam Hassoubah,2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut : 1) Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan. 2) Mencari alasan 3) Berusaha mengetahui informasi dengan baik 4) Bersikap dan berpikir terbuka Keterampilan sering diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan fisik, padahal keterampilan lebih luas cakupannya. Selain pekerjaan
6
Penelitian deskriptif kualitatif
fisik, keterampilan juga mencakup pekerjaan non fisik seperti berfikir. Keterampilan fisik misalnya seseorang yang cakup dalam membuat kerajinan. Keterampilan yang berkaitan dengan berfikir salah satunya adalah cekat dalam melakukan operasi hitung pada mata pelajaran matematika. Jika seseorang dapat melakukan operasi hitung dengan cekatan, maka dapat dikatakan terampil. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dapat menggunakan cara seperti yang dikemukakan oleh Sukayati,(2011:14) yaitu dengan menggunakan media, misalnya dengan peragaan dengan kertas dan peragaan dengan garis bilangan. Lebih lanjut Sukayati,(2011:14) menambahkan dalam pembelajaran diharapkan guru mengangkat permasalahan-permasalahan keseharian untuk menghilangkan kesan abstrak dari konsep. Guru dapat menyediakan benda-benda sementara seperti menggunakan pita, kain perca, kertas, kue cake kecil, kertas folio berwarna untuk dijadikan media pembelajaran sebelum masuk pada tahap semi konkret yaitu berupa gambar. Selain
menggunakan
media
pembelajaran,
guru
juga
seharusnya
menggunakan model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai, setidaknya guru dapat meminimalisir adanya siswa yang kurang fokus selama proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Yaitu penelitian/penyelidikan yang dilakukan untuk menemukan informasi ilmiah melalui data kualitatif, yang selanjutnya dipaparkan secara deskriptif. Suharsimi Arikunto (2007:234) mengemukakan, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.
7
Penelitian deskriptif kualitatif
Adapun jenis data dan sumber data dalam penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Tohirin (2012:61) adalah sebagai berikut. 1) Tindakan dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap guru dan siswa. 2) Sumber tertulis berupa buku-buku, majalah ilmiah, arsip-arsip, dan lain-lain dikumpulkan dengan wawancara dan foto. 3) Foto dikumpulkan dengan cara pengamatan dari hasil wawancara guru dan siswa Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dengan guru kelas IV, hasil wawancara pelaksanaan proses pembelajaran dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, serta dokumen berupa fotofoto dari hasil wawancara. Arikunto (2006:100-101), menyatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah: 1.
Wawancara (interview)
2.
Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan teknik berupa
pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. 1.
Wawancara Selain melalui observasi partisipatif, peneliti dapat mengumpulkan data
melalui wawancara mendalam, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara dengan yang diwawancarai. 2.
Dokumentasi Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan
tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainya yang tersimpan.
8
Penelitian deskriptif kualitatif
Sugiono,(2009:345) menjekaskan langkah-langkah analisis data model Miles dan Huberman, sebagai berikut: (1) Reduksi Data; (2) Display Penyajian Data; (3) Mengambil kesimpulan lalu diverivikasi. 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak. 2. Display Data atau Penyajian Data Setelah data direduksi, selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif data disajikan dalam bentuk cerita naratif, bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dengan mendisplaykan data, maka selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. 3.
Verivikasi Data Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a) Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV Wawancara dengan guru kelas IV yang bernama SJ dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Mei 2013. 1. Pertanyaan pertama: Apa saja yang ibu lakukan saat mengajar? Jawaban: pada saat pembelajaran dikelas, saya menjalankan skenario dalam RPP. Saya berperan sebagai
narasumber dan fasilitator dalam
pembelajaran. Dengan demikian pesan yang saya sampaikan bisa tersalurkan kepada semua siswa. 2. Pertanyaan kedua: Bagaimana pandangan ibu terhadap proses pembelajaran matematika di kelas IV? Jawaban: Dalam proses pembelajaran matematika, biasanya akan terhambat ketika
ada beberapa siswa yang tidak mengerti dengan konsep yang
9
Penelitian deskriptif kualitatif
diajarkan. Untuk mengatasi hal ini, saya biasanya akan melakukan penjelasan berulang-ulang dan lebih melibatkan siswa. Selain itu saya menggunakan media yang sesuai dengan materi. Sehingga siswa dapat terfokus pada pembelajaran. 3. Pertanyaan ketiga: Bagaimana hasil pembelajaran matematika di kelas? Jawaban: Hasil pembelajaran matematika dikelas IV Alhamdulillah bisa mencapai KKM yang telah ditetapkan. Namun ada beberapa materi yang sulit dicapai oleh siswa. 4. Pertanyaan keempat: Upaya apa yang dilakukan ibu dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa? Jawaban: Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, diskusi, cooperative learning. 5. Pertanyaan kelima: Media apa yang biasa ibu gunakan untuk emngajarkan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa? Jawaban : Saya menggunakan media berupa potongsn kertas, gambar buah yang sudah dibagi-bagi, benda nyata. 6. Pertanyaan keenam: Bagaimana cara ibu mengatasi siswa yang kesulitan memahami materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa? Jawaban: Tingkat kognitif anak sudah saya ketahui, untuk itu ketika menyusun RPP saya sudah memikirkan kira-kira metode pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan materi ini, sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi. Selain itu, dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, maka siswa menjadi lebih tahu dengan jelas konsep yang saya tanamkan. Namun tidak menutup kemungkinan adanya siswa yang tetap kesulitan dalam memahami materi. Untuk itu, sebisa mungkin saya mengajak orang tua siswa yang bersangkutan untuk bekerja sama memamtau kegiatan anak selama di rumah. 7. Pertanyaan ketujuh: Apa yang ibu lakukan ketika pelajaran sedang berlangsung ada beberapa siswa yang bermain?
10
Penelitian deskriptif kualitatif
Jawaban: Tentunya saya akan menegur siswa tersebut. Kemudian saya akan meminta siswa tersebut untuk mengulangi materi yang sedang saya jelaskan. Selain itu, selama menjelaskan saya berusaha untuk sebisa mungkin mengelilingi tempat duduk mereka. Sehingga mereka tidak dengan mudah bermain. Berdasarkan informasi yang diberikan guru kelas IV jumlah siswa kelas IV ada 28, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Materi penjumlahan dan pengurangan ini sudah diajarkan pada kelas IV semester genap. Menurut penuturan guru yang bersangkutan, selama proses pembelajaran matematika dikelas IV ada yang memperhatikan, dan ada juga yang kurang memperhatikannya. Kurangnya perhatian siswa tersebut dapat menimbulkan kendala-kendala yang harus ditangani oleh guru. Untuk mengatasi kendala tersbut maka guru harus menjelaskan dulu bagaimana cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, kemudian memberikan contoh bagaimana cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan. Selain itu guru juga menggunakan media yang menarik bagi siswa. Tidak hanya penggunaan media, penggunaan metode pembelajaran juga dikolaborasi dengan beberapa metode pembelajaran lainnya. Materi penjumlahan pecahan dikelas IV adalah pecahan biasa, pecahan campuran dan pecahan desimal. b) Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IV Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada (kamis 23 mei 2013) terhadap tiga orang siswa yang menjadi objek wawancara dikelas IV yaitu: 1.
NH
2.
AL
3.
M
1. Pertanyaan pertama: apa yang adik-adik ketahui tentang pecahan? Jawaban: Pecahan merupakan bentuk pecahan yang tidak utuh. 2. Pertanyaan kedua: Bagimana adik-adik menyelesaikan penjumlahan pecahan yang sama penyebutnya? Jawaban: yaitu dengan menjumlahkan pembilangnya.
11
Penelitian deskriptif kualitatif
3. Pertanyaan ketiga: Bagaimana adik-adik menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang tidak sama penyebutnya? Jawaban: Dengan mengalikan penyebutnya menjadi sama. 4. Pertanyaan keempat: Usaha apa saja yang adik-adik lakukan apabila tidak dapat menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa? Jawaban: Menanyakan kepada guru. 5. Pertanyaan kelima: Bagaimana adik-adik menyelesaikan pengurangan pecahan yang sama penyebutnya? Jawaban: Dengan mengurangkan pembilang. 6. Pertanyaan keenam: Bagaimana adik-adik menyelesaikan pengurangan pecahan biasa yang tidak sama penyebutnya? Jawaban: Dengan dikalikan penyebutnya Siswa kelas IV ini sudah pernah belajar materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, pecahan yang mereka pelajari yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, dan pecahan desimal. Menurut mereka soal pecahan yang mereka kerjakan begitu muda (muda bagi siswa yang benar-benar memahami penjelasan guru) tetapi bagi siswa yang tidak memahami penjelasan guru pasti akan merasa kesulitan didalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Dari macam-macam pecahan yang diajarka dikelas IV, siswa merasa sulit dalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Didalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa kebanyakan siswa yang keliru didalam menjumlahkan pembilang dan penyebut, sedangkan dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa para siswa sulit menentukan penjumlahan dan pengurangan yang berpenyebut tidak sama. Apabila para siswa mengalami kesulitan didalam mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru mereka berusaha mengerjakannya sampai selesai dengan cara menanyakan kepada guru kelas atau kepada teman kelas. Didalam mengerjakan soal untuk materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa para siswa diberikan contoh terlebih dahulu agar siswa lebih memahami materi tersebut. Setelah diberikan contoh maka guru akan memberikan
12
Penelitian deskriptif kualitatif
tugas kepada siswa, kemudian siswa tersebut dapat mengerjakan soal itu secara individu. Sesuai temuan hasil studi wawancara dengan guru dan siswa diperoleh gambaran bahwa dari kelas I sampai kelas VI bahwa materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa mulai diajarkan pada kelas IV, V, dan VI pada awal semester genap. Jadi yang menjadi objek penelitian hanya kelas IV. Dari hasil penelitian yang dilakukan Dari macam-macam pecahan yang diajarka dikelas IV, siswa merasa sulit dalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Didalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa kebanyakan siswa yang keliru didalam menjumlahkan pembilang dan penyebut, sedangkan dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa para siswa sulit menentukan penjumlahan dan pengurangan yang berpenyebut tidak sama. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa guru melakukan beberapa upaya dalam proses pembelajaran. Upaya itu diantaranya, memperbaiki metode pembelajaran, menggunakan media yang menarik, serta bekerja sama dengan orang tua untuk mendorong siswa belajar di rumah. a.
Memperbaiki Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses
belajar mengajar. Proses pembelajaran akan berjalan lancar dengan adanya metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Terdapat beberapa metode pembelajaran. Dalam penggunaannya metode pelajaran sebaiknya dikolaborasikan dengan metode lainnya. Karena suatu metode pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri. Dalam upaya memeperbaiki prestasi siswa kelas IV SDN 1 Telaga dalam mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, guru memilihi metode yang sesuai dengan materi dan perkembangan peserta didik. b. Menggunakan Media Pembelajaran Yang Menarik Untuk membangkitkan aktivitas siswa, tidak hanya menggunakan metode yang tepat saja, namun juga dibutuhkan media yang menarik dan sesuai dengan
13
Penelitian deskriptif kualitatif
materi yang akan diajarkan.Pengguanaan media ini bertujuan untuk memudahkan guru menyampaikan konsep kepada siswa. Selama pelajaran berlangsung, siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru. Siswa tidak menghayal tentang cara menjumlahkan dan mengurangkan bilangan pecahan biasa. Pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan ini, guru menggunakan media berupa garis bilangan, gambar, benda – benda nyata yang berhubungan dengan materi pecahan bisa menggunakan buah, roti, kue,. Dengan menggunakan media ini, guru dengan mudah dapat menyampaikan materi dan siswa lebih mudah memahami materi pecahan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa: Upaya Meningkatkan Keterampilan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa yang digunakan oleh guru kelas IV SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah menggunakan media yang menarik, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, upaya inilah yang mampu membantu guru dalam meningkatkan keterampilan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Berdasarkan simpulan maka peneliti memberikan saran agar kiranya dapat dijadikan bahan evaluasi dan koreksi utama dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran matematika pada khususnya serta pelajaran lain pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2009 Universitas Negeri Gorontalo Hartana, Sri. 2010. Rangkuman Pintar Matematika SD untuk kelas 1, 2.3.Yogyakarta: Galangpress Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi Jakarta: Rineke Cipta. Negoro, dan Harahap. 1998. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia
14
Penelitian deskriptif kualitatif
Sukayati. 2007. Pecahan dan Operasinya. Yogyakarta: PPPG Matematika. Sukayati. 2011. Pembelajaran Pecahan di SD (Buku Panduan Mengajar). Yogyakarta: CV Empat Pilar Pendidikan Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling – Pendekatan Praktid untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (http://rbaryans.wordpress.com/2007/08/01/hakikat-pengertian-perkalian/) 17 Mei 2010 http://www.google.co.id/gwt/n?u=tp.p4tkmatematika.org.bilanganABC). Matematikafile:///E:/online/Keterampilan%20Berhitung%20Matematika.htm.suky o. jerano pendidikan.keterampilan berhitung matematika http://syahrirwera.blogspot.com/2011/05/keterampilan-matematika.html http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1951010619 76031_TATANG_MULYANA/File_24_Kemampuan_Berpikir_Kritis_da n_Kreatif_Matematik.pdf http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual =hig h&fname=/jiunkpe/s1/eman/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-31403361-9052hanurda-chapter2.pdf http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=1
15