39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo pada siswa kelas IIIC dengan jumlah siswa 22 orang mengenai kemampuan siswa membuat karangan berdasarkan pengalaman di kelas III SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian kemampuan siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman masih berhubungan dengan aspek-aspek dalam penulisan ini yakni pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan, ejaan/tandabaca, Pilihan kata menurut Rahayu (2009:67) yaitu berhubungan dengan tutur dan tata tulis untuk mewadahi pikiran. Artinya dalam hal ini, kemampuan siswa dalam memilih kata yang tepat untuk digunakan dalam penulisan karangan. Koheresi isi karangan adalah susunan dari awal paragraph hingga akhir (umumkhusus), sedangkan struktur kalimat dalam karangan yaitu hubungan anatara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Berikutnya ejaan atau tanda baca menurut Mulyati (2007:5.19) yaitu meliputi penuulisan huruf besar, huruf kecil, penggunaan titik koma dan tanda baca lainnya. Dari penjelasan di atas, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman. Pengumpulan data dimulai dengan melaksanakan observasi awal pada hari Senin 29 April 2013, tepat pukul 07.00 saat siswa mulai berdatangan kesekolah dan berada didalam kelas mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa. Siswa diminta mengikuti proses 39
40
pembelajaran Bahasa Indonesia tepatnya dengan materi “menulis karangan berdasarkan pengalaman”. Saat guru menjelaskan cara menulis karangan dengan baik pada siswa, terlihat siswa kurang memahami bagaimana mengawali karangan dalam penulisan. Namun dengan pemilihan metode yang diambil guru membuat siswa paham untuk memulai karangan. Karena pada dasarnya setiap siswa mempunyai pengalaman yang pernah mereka alami dan tersimpan dalam ingatan, sehingga siswa lebih termotivasi untuk menuangkan cerita pengalaman merekake dalam sebuah tulisan yang berbentuk karangan. Dalam penelitian ini ada empat aspek yang diteliti perihal kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasrkan pengalaman. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah daya tangkap siswa yang kurang, serta hal ini disebabkan saat guru menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman, beberapa siswa tidak memperhatikan yang dijelaskan guru dan lebih banyak bermain di dalam kelas. Oleh karena itu disaat guru meberikan tugas untuk mem buat karangan berdasarkan pengalaman, siswa hanya sekedar tau menulis karangan berdarkan pengalaman tanpa memperhatikan aspake-aspek dalam penulisan, yang meliputi bagaimana struktur kalimat yang merekabuat, dan seperti apa koheresi isi karangan. Dan juga masalah guru dalam memantau setiap aktivitas siswa saat proses pembelajaran ini berlangsung masih terlihat kurang dilakukan. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan guru terhadap aktivitas yang siswa lakukan saat proses pembelajaran ini berlangsung, agar siswa tidak bermain dalam kelas sehingga
41
materi menulis karangan berdasarkan pengalaman dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selanjutnya pada hari kamis tanggal 03 Mei 2013 dilakukan observasi lanjutan dengan melakukan wawancara pada guru dan siswa untuk melengkapi data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa berkaitan dengan materi menulis karangan berdasarkan pengalaman di kelas III SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan oleh peniliti terhadap siswa kelas IIIC SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo : 1. Apkah adik pernah menulis karangan? Jawaban : iya, pernah! 2. Karangan seperti apa yang pernah adik tulis? Jawaban : karangan yang saya tulis yaitu karangan berdasarkan pengalaman saya sendiri dan merupakan karangan yang menyenangkan. 3. Apakah dalam menulis karangan itu sulit? Apa alasannya? Jawaban : sebelumnya saya memang merasa sulit dalam menulis karangan. Salah satu alasannya karena tidak tau harus memulai dari mana dan bagaimana menulis sebuah karangan. Namun dengan pengalaman yang benar-benar saya alami, maka dengan mudah saya dapat menulis karangan dengan pengalaman.
42
4. Bagaimana langkah-langkah menulis karangan? Jawaban : menentukan pengalaman sedih atau senang yang akan ditulis, kemudian menulis semua yang terjadi dalam pengalaman saya. 5. Apa saja yang diperhatikan dalam menulis sebuah karangan? Jawaban : yang diperhatikan dalam menulis karangan yaitu tulisan.
Hasil wawancara peneliti pada Guru kelas IIIC SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo : 1. Apakah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah pernah diajarkan materi menulis karangan? Jawaban : Iya sudah pernah diajarkan hanya saja belum mencapai ketuntasan maksimal. 2. Menurut ibu, model pembelajaran seperti apa yang tepat digunakan dalam menulis karangan? Jawaban : berbicara tentang menulis karangan di kelas III SD bukanlah hal yang mudah. Mengingat kelas IIC merupakan kelas yang di bawah dibanding kelas IIIA dan IIIB. Namun dalam hal ini saya berusaha mengambil pembelajaran berdasarkan pengalaman agar memudahkan siswa dalam memahami apa yang akan mereka tulis kedalam sebuah karangan.
43
3. Apakah dengan model yang ibu pilih dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan? Jawaban : ya, dari hasil penilaian yang saya lakukan, terbukti bahwa dengan menggunakan pengalaman lebih memudahkan siswa dalam menulis karangan. 4. Apa saja langkah-langkah dalam menulis karangan? Jawaban : langkah-langkah dalam menulis karangan yaitu terlebih dahulu menentukan pengalaman apa yang akan dibuat (senang, sedih dll), kemudian setealh kita membuat judul karangan sesuai dengan pengalaman yang akan kita ambil, setelah itu menulis waktu dan tempat kejadian, selanjutnya menceritakan bagaimana awal cerita, kemudian menuliskan siapa saja yang terlibat dalam isi cerita, dan yang terakhir menuliskan bagaimana akhir dari pengalaman yang kita tulis. 5. Point-point apa saja yang harus diperhatikan dan dinilai dalam menulis karangan? Jawaban : aspek-aspek yang dinilai yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karngan dan penggunaan ejaan/tanda baca.
Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan pedoman observasi yang
digunakan dalam penelitian, dari 22 siswa kelas IIIC SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh data hasil observasi sebagai berikut :
44
A. TemuanUmum Secara umum, peneliti menemukan gambaran bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan menurun ataupun meningkat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor pendukung siswa dalam menulis sebuah karangan yaitu karena pemilihan model pembelajaran yang diambiloleh guru memudahkan siswa dalam membuat karangan. Mengingat menulis karangan tidaklah mudah dilakukan oleh siswa kelas III. Tapi, dengan pemilihan model pembelajaran seperti yang dilakukan oleh guru dengan mengambil pengalaman sebagai acuan dalam membuat karangan, hal ini lebih memudahkan siswa. Karena pengalaman merupakan peristiwa ataupun kejadian yang benar-benar dialami oleh siswa itu sendiri, jadi dengan secara mudah siswa menuangkan pengalaman yang mereka alami dalam sebuah tulisan karangan. Adapun faktor-faktor yang menghambat, antara lain kurangnya motivasi diri sendiri, kurangnya minat belajar siswa, serta ketidaksiapan siswa dalam menerima pelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, siswa kelas IIIc SDN 2 Telaga ssudah bisa menulis karangan berdasarkan pengalaman. Hanya saja yang menjadi faktor penghambat terdapat dalam diri siswa itu sendiri.
45
B. Temuan Khusus Adapun temuan khusus yang ditemukan oleh peneliti dari hasil penilaian, observasi dan wawancara yang dilakukan pada siswa kelas III SDN 2 Telaga, ternyata masih ada beberapa siswa yang masih kurang mampu menulis karangan berdasarkan pengalaman secara baik. Berikut adalah hasil penilaian siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman. Tabel.5 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karnagan Berdasarkan Pengalaman Pilihan kata N O
Nama siswa M 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Agus Ali Ahmad Z.I.S.K Alfandi S.R Fadjrin A. Firmansyah. A Nasrun.I.Ahamad Moh.Qifli.I Moh.ilyas.L Moh. Aldiat.N Moh. Rizki.T Moh. Zaki.R Rizal Talalu Rafil Afdal Rahman S. Naue Rifaldi S .R Moh. Syaril.Y Adisah P.Tahir Fassilah Djafar Meylan ibrahim Rosalinda ismail Sakina F.Ahmad Mustika Yusuf JUMLAH PERESENTASE
K M 2 2 2
T M 1
3
M 3
3 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11 50 %
3
11 50 %
-
3 14 %
Aspek Yang Dinilai Struktur Koheresi isi kalimat karangan K T K T M M M M M 2 1 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 2 17 3 82 5 9 77 14 % % % % %
Ket: M TM Mampu
= Mampu (12 siswa) = Tidak mampu (10 siswa) = Jumlah Siswa Yang Mampu X 100% Jumlah Siswa Seluruh
Ejaan/ tanda baca K T M M M 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 8 14 36 64 % %
S K O R
N I L A I
Ket
7 8 12 8 8 8 8 8 8 8 6 12 8 10 9 9 9 10 10 10 10 10
58,3 66,7 100 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 50,0 100 66,7 83,3 75,0 75,0 75,0 83,3 83,3 83,3 83,3 83,3
TM TM M TM TM TM TM TM TM TM TM M TM TM M M M M M M M M
46
Tidak Mampu = Jumlah Siswa Tidak Mampu X 100% Jumlah Siswa Seluruh Batas Ketuntasan Siswa: 100-70 = Mampu (12 siswa) 69-10 = Tidak mampu (10 Siswa) Nilai
= Jumlah skor perolehan Jumlah Skor max
X 100
Persentase = Jumlah perolehan siswa X 100% Jumlah Seluruh siswa Tabel.6 Rekapitulasi Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman di kelas III SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo No 1
2
3
4
Aspek Yang Dinilai M Pilihan Kata KM TM M Struktur KM Kalimat TM M Koheresi Isi KM Karangan TM M Ejaan/ Tanda KM Baca TM
11 Siswa 11 Siswa 3 Siswa 18 Siswa 1 Siswa 2 Siswa 17 Siswa 3 Siswa 8 Siswa 4 Siswa -
Presentase 50 % 50 % 14 % 82 % 5% 9% 77 % 14 % 36 % 64 % -
Dari hasil penilaian siswa diatas, diperoleh bahwa pada aspek pilihan kata, siswa yang memperoleh kategori mamapu sebanyak 50% atau sebanyak 11 orang. Kemudian siswa yang kurang mamapu sebanyak 50% atau sebanyak 11 orang siswa, selanjutnya dalam penilaian aspek pilihan kata ini tidak diperoleh siswa yang tidak mampu untuk pilihan kata atau 0% siswa yang tidak mampu. Kemudian pada aspek penilaian yang berikut yaitu struktur kalimat, dalam aspek ini siswa yang mampu sebanyak 3 siswa atau 14 %. Sedangkan siswa yang kurang
47
mampu sebanyak 82% atau 18 siswa. Kemudian siswa yang tidak mampu sebanyak 1 orang atau 5%. Aspek penilaian ketiga yaitu koheresi isi karangan, dalam penilaian ini siswa yang mampu sebanyak 2 orang atau 9%, sedangkan siswa yang kurang mampu seabnayak 77% atau berjumlah 17 siswa, kemudian siswa yang tidak mampu sebanyak 3 siswa atau 14%. Aspek penilaian yang keempat yaitu ejaan/tanda baca, siswa yang mampu sebanyak 8 siswa atau 36%, sedangkan siswa yang kurang mampu sebanyak 14 siswa atau 64%, dan siswa yang tidak mampu 0%. Untk lebih jelas berikut ini akan diuraikan perolehan hasil karangan siswa secara individu : 1. Agus Ali, kemampuan agus dalam menulis karangan berdasrkan pengalaman di mulai dari aspek pertama yang dinilai yaitu pada pilihan kata Agus tergolong kategori kurang mampu (KM) dalam memilih kata yang digunakan dalam karangan, kemudian pada aspek yang kedua dia juga kurang mampu (KM) dalam struktur kalimat, selanjutnya pada aspek ketiga lebih turun lagi penilaiannya hingga mencapai kategori tidak mampu (TM) dalam koherensi isi karangan, dan untuk aspek keempat penggunaan ejaan dan tanda baca anak ini kurang mampu (KM). Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Agus Ali yaitu 7 dengan nilai 58,3 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 2. Ahamad Dzulfikar I.SK, kemampuan ahmad dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dilihat dari penilaian aspek pertama Ahmad memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam memilih kata yang
48
digunakan menulis karangan. Kemudian pada penilaian aspek ke dua penilaiannya menurun menjadi kategori kurang mampu (KM) dalam aspek struktur kalimat dalam menulis karangan, selanjutnya pada penilaian aspek ke tiga siswa ini kurang mampu (KM) dalam mengkoheresikan isi karangan yang dibuatnya, dan pada penggunaaan ejaan dan tanda baca siswa ini juga kurang mampu (KM). Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Ahmad yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 3. Alfandi S. Ranti, siswa ini adalah ketua kelas IIIC juga merupakan salah satu siswa yang berperestasi dikelas ini. Oleh karena itu dari penilaian pilihan kata, struktur kalimat dan ejaan/tanda baca Alfandi mampu (M) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Alfandi yaitu 12 dengan nilai 100 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 4. Fajrin Abubakar, tidak jauh berbeda dari penilaian diatas tadi, fajrin juga kurang mempu(KM) dalam melilih kata yang digunakan dalam karangan, juga kurang mampu (KM) untuk menstruktur kalimat, kemudian dalam koheresi isi karangan juga fajrin kurang mamapu (KM), dan kurang mampu (KM) juga dalam penggunaan ejaan/tanda baca dalam penulisan karangan berdasarkan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Fajrin yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.
49
5. Firmansyah Ahmad, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Firman yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 6. Nasrun Ichsan Hiola, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Nasrun yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 7. Moh. Qifli Ismail, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Qifli yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 8. Moh. Ilyas Latif, penilaian terhadap ilyas dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dilihat dari aspek yang pertama yaitu pilihan kata
50
Ilyas termaksud kategori kurang mampu (KM), kemudian penilaian untuk aspek yang kedua yaitu struktur kalimat ilyas kurang mamapu (KM), selanjutnya dalam koheresi isi karangan juga kurang mampu (KM), dan pada aspek terakhir Ilyas kurang mampu (KM) dalam penggunaan ejaan/tanda baca. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Ilyas yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 9. Moh. Aldiat Nento, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Aldi yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 10. Moh. Rizki Talalu, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori kurang mampu (KM) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rizal yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 11. Moh. Zaki Arafiu, penilaian menulis karangan berdasarkan pengalaman terhadap zaki dilihat dari aspek pertama kurang mampu (KM) dalam memilih
51
kata yang digunakan dalam penulisan karangan, kemudian pada aspek yang kedua dan ketiga zaki tidak mampu (TM) dalam aspek struktur kalimat, dan koheresi isi karangan, dan pada aspek penilaian yang terakhir zaki kurang mampu (KM) untuk penggunaan ejaan/tanda baca dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Zaki yaitu 6 dengan nilai 50,0 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 12. Rizal Talalu, dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam penilaian keempat aspek yaitu pilihan kata, struktur kalimat, koheresi isi karangan juga penggunaan ejaan/tanda baca dalam karangan dia memperoleh kategori mampu (M) dalam keempat aspek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rizal yaitu 12 dengan nilai 100 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 13. Rafi Afdal Adzikri, hasil penilaian menuis karangan terhadap Rafi dilihat dari aspek pilihan kata rafi mampu (M), kemudian pada aspek kedua juga sama Rafi kurang mampu (KM) untuk penstrukturan kalimat dalam karangannya, selanjutnya aspek ketiga Rafi tidak mampu untuk koheresi isis karangan tidak mampu (TM), dan pada penilaian aspek yang terakhir Rafi kurang mampu (KM) dalam penggunaan ejaan/tanda baca dalam menulis karangan. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rafi yaitu 8 dengan nilai 66,7 dan tergolong siswa yang tidak mampu (TM) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.
52
14. Rahman Setiawan Naue, hasil penilaian menulis karangan berdasarkan pengalaman terhadap Rahman ditinjau dari aspek yang pertama Rahman mampu (M) memilih kata yang tepat untuk digunakan dalam karngannya, kemudian pada aspek kedua yaitu struktur kalimat rahman kurang mampu (KM), selanjutnya penilaian untuk aspek yang ketiga juga sama Rahaman juga kurang mampu (KM) dalam penilaian aspek koheresi isi karangan, dan penilaian aspek yang terakhir memperoleh penilaian mampu (M) dalam penggunaan ejaan/tanda baca. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rahman yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 15. Rifaldy Syamsudin. R, dari hasil penilaian menulis karangan berdasarkan pengalaman Rifal dalam aspek pertama kmampu (M) memilih kata dengan baik yang digunakan dalam karangannya, kemudian pada penilaian aspek yang Struktur Kalimat, Koheresi Isi karangan dan penggunaan ejaan/tanda baca rafli berada pada ketegori kurang mampu (KM). Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rifaldy yaitu 9 dengan nilai 75,5 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 16. Moh. Syarif Yusuf, kemampuan syarif menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam hasil penilaian dari aspek yang pertama syarif mampu (M) memilih kata yang digunakannya dalam menulis karangan, kemudian pada penilaian aspek kedua juga sama sayrif kurang mampu (KM) dalam penstrukturan kalimat, selanjutnya pada penilaian aspek yang ketiga koheresi isi karangan syarif kurang mampu(KM), dan untuk aspek yang keempat syarif
53
juga masih kurang mampu (KM) dalam penggunaan ejaan/tanda baca. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Syarif yaitu 9 dengan nilai 75,5 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 17. Adisah Putri Tahir, dari hasil penulian menulis karangan berdasarkan pengalaman terhadap adis aspek pertama mampu (M), struktur kalimat kurang mampu (KM), koheresi isi karangan kurang mampu (KM), penggunaan ejaan dan tanda baca krang mampu (KM). Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Adisah yaitu 9 dengan nilai 75,5 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 18. Fasilah Djafar, kemampuan Sila menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam hasil penilaian dilihat dari aspek yang pertama mampu (M) dalam pemilihan kata yang digunakan dalam menulis karangan, kemudian pada penilaian aspek yang kedua Sila kurang mampu (KM) dalam penstrukturan kalimat, selanjutnya penilaian aspek yang ketiga yaitu koheresi isi karangan sila kurang mamapu (KM), dan untuk penilaian aspek yag terakhir Sila mampu (M) dalam penggunaan ejaan/tanda baca pada penulisan karangan. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Fasilah yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 19. Meylan Ibrahim, kemampuan mey menulis karangan berdasarkan pengalaman dalam hasil penilaian dari aspek yang pertama kurang mampu (KM) memilih kata
yang digunakan dalam menulis karangan, kemudian pada penilaian
54
aspek yang kedua yaitu struktur kalimat mey mampu (M), selanjutnya pada penilaian aspek yang ketiga koheresi isi karangan mey kurang mampu (KM), dan untuk penilaian aspek yang keempat mampu (M) dalam penggunaan ejaan/tanda baca terhadap karangan yang dia tulis. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Mey yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 20. Rosalinda Ismail, dari hasil penulian menulis karangan berdasarkan pengalaman terhadap Rosa aspek yang pertama kurang mampu (KM) memilih kata
yang digunakan dalam menulis karangan, kemudian pada penilaian
aspek yang kedua yitu struktur kalimat mampu (M), selanjutnya pada penilaian aspek yang ketiga koheresi isi karangan kurang mampu (KM), dan untuk penilaian aspek yang keempat
mampu (M) dalam penggunaan
ejaan/tanda baca terhadap karangan yang dia tulis. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Rosa yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. 21. Sakina Florecita Ali, penilaian aspek yang pertama kurang mampu (KM) memilih kata
yang digunakan dalam menulis karangan, kemudian pada
penilaian aspek yang kedua yitu struktur kalimat mampu (M), selanjutnya pada penilaian aspek yang ketiga koheresi isi karangan kurang mampu (KM), dan untuk penilaian aspek yang keempat mampu (M) dalam penggunaan ejaan/tanda baca terhadap karangan yang dia tulis. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Sakina yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.
55
22. Mustika Miranda Yusuf, penilaian dari aspek yang pertama kurang mampu (KM) memilih kata yang digunakan dalam menulis karangan, kemudian pada penilaian aspek yang kedua yitu struktur kalimat mampu (M), selanjutnya pada penilaian aspek yang ketiga koheresi isi karangan kurang mampu (KM), dan untuk penilaian aspek yang keempat mampu (M) dalam penggunaan ejaan/tanda baca terhadap karangan yang dia tulis. Jadi, dapat disimpulkan totol skor perolehan Mustika yaitu 10 dengan nilai 83,3 dan tergolong siswa yang mampu (M) dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan hasil perolehan siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman di kelas III SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo yang mampu sebanyak 12 siswa atau 55%, sedangkan siswa yang tidak mampu sebanyak 10 siswa atau sebesar 45%. Hasil perolehan penilaian, observasi juga wawancara diperoleh data yang menyebabkan siswa kurang mamapu menulis karangan berdasarkan pengalaman atau dengan kata lain adanya faktor-faktor yang menghambat seperti dibawah ini: 1. Kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran 2. Siswa lebih banyak bermaian daripada belajar 3. Siswa kurang mampu menyusun kalimat secara baik 4. Kurangnya motivasi orang tua terhadap perkembang anak. 5. Kurangnya minat anak dalam menulis karangan.
56
Untuk mengatasi faktor-faktor yang menghambat seperti yang telah disebutkan di atas tadi, maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1.
Lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
2.
Guru sebaiknya memantau setiap kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
3.
Memberikan sangsi-sangsi yang sesuai jika siswa bermain ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
4.
Guru memberikan bimbingan khusus ataupun kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami.
5.
Memberikan motivasi kepada siswa dengan dukungan dari guru dan orang tua.
5.2
Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SDN 2 Telaga tepatnya pada siswa
kelas IIIC, peneliti menemukan temuan umum dan khusus bahwa yang menyebabkan kurang mampunya siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman disebabkan oleh faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukunga dan faktor penghambat inilah yang mempengaruhi kemampuan siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman di Kelas IIIC. Hal ini merupakan cerminan bagaimana kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas.
57
5.2.1 Faktor-Faktor Pendukung Siswa Menulis Karangan Adapun yang menjadi faktor-faktor pendukung ,antara lain pemilihan model pembelajran yakni memberikan himbauan kepada siswa untuk memulai penulisan berdasarkan pengalaman, mengingat menulis karangan bagi siswa kelas III bukanlah hal mudah mereka lakukan. Namun dengan menggunakan pengalaman sebagai acuan untuk menulis karangan maka siswa dengan mudah untuk menuangkan apa saja pengalamnnya kedalam subuah tulisan karangan. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dalam menulis karngan. Selain itu juga harus diperhatikan aspek-aspek penulisan dalam menunjang bagusnya hasil tulisan karangan siswa. Semua faktor-faktor di atas telah dilaksanakan dengan baik oleh guru terlebih lagi tersedianya media pembelajaran berupa contoh karangan yang menarik sehingga siswa lebih termotivasi untuk menulis karangan lebih baik lagi. Kemudian yang berikut pemberian motivasi dan penghargaan berupa pujian kepada siswa. Sehingga siswa lebih termotivasi menulis karangan yang baik dan benar. 5.2.2 Faktor-Faktor Yang Mengambat Siswa Menulis Karangan Faktor-faktor yang menghambat siswa dalam menulis karangan antara lain kurang memahami yang dijelaskan guru dikarenakan siswa lebih banyak bermain saat proses pembelajaran berlangsung. Hal initerlihat dari hasil penilaian karangan masing-masing siswa itu sendiri yang tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh media pengajaran berupa contoh karangan yang baik. Masalah lainnya adalah kurangnya perhatian siswa itu sendri yang lebih banyak tidak memperhatikan
58
intruksi guru, dan juga kurangnya motivasi dari lingkungan keluarga oleh orang tua pada saat siswa belajar di rumah. Dan masalah paling utama dalam hal ini adalah kurangnya minat siswa dalam menulis karangan. Hal ini menjadi masalah yang sering ditemui, karena tidak semua siswa mempunyai minat yang sama dalam menulis karangan dikarenakan bosan. Masalah ini merupakan hal yang paling mempengaruhi kemampuan siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman.