BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Botubilotahu, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato. Jumlah siswa di kelas IV ini adalah 32 orang masing-masing 19 laki-laki dan 13 perempuan. Peneliti adalah guru kelas IV di sekolah tersebut dan yang menjadi guru mitra adalah guru kelas V a. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang sebelumnya telah dilakukan observasi awal terhadap subjek penelitian yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Dalam hal ini guru selaku peneliti meilihat gejala rendahnya minat belajar siswa terhadapat mata pelajaran IPA khususnya pada materi menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Lebih lanjut hasil penelitian ini dapat dideskripsikan melalui tahap-tahap berikut ini. 4.1.1 Observasi Awal Dalam kegiatan observasi awal, hal-hal yang ditemukan oleh peneliti adalah : a. Pembelajaran terkesan hanya guru yang sangat aktif sedangkan siswa terlihat pasif. b. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. c. Banyak siswa yang hanya bertopang dagu, bercerita dengan teman, dan keluar masuk kelas dengan berbagai macam alasan yang dibuat-buat. d. Kurangnya minat serta semanagat siswa dalam mengikuti pelajaran.
1
Dalam kegiatan observasi awal ini juga, ada beberapa hal yang dijadikan sebagai bahan masukan oleh guru mitra kepada peneliti yaitu sbb : a. Pembelajaran hanya terpusat pada guru. b. Guru tidak menggunakan media pembelajaran. c. Menejemen kelas yang sangat kurang d. Keadaan kelas yang sangat rebut dengan suara maupun teriakan siswa yang cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru. Dari kegiatan pembelajaran pada observasi awal, dengan persiapan pembelajaran terlampir, diperoleh data sesuai tabel dibawah ini. Tabel 4. 1 Hasil angket minat belajar siswa kelas IV pada materi penggolongan hewan pada kegiatan observasi awal No 1 2 3 4
Aspek Perhatian Ketertarikan Rasa senang Percaya diri Rata-rata
Persentase 38.35 33.85 34.03 33.33 34.89
Kategori Minat Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa minat belajar siswa melalui angket minat belajar pada observasi awal yaitu 34.89 dengan kategori minat kurang. Hasil ini juga diperkuat dengan adanya hasil minat belajar melalui pengamatan dengan lembar observasi yaitu 37.5%. Rata-rata persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang diukur juga melalui tes wawancara yaitu sebesar 36.4%. Dari pengamatan yang dilakukan telah diperoleh beberapa hasil pengamatan, sebagai berikut: a. Sebagian siswa belum memiliki minat belajar dalam materi meggolongkan hewan
2
b. Kegiatan pembelajaran masih sangat sulit dikembangkan oleh guru karena manajemen kelas yang kurang baik c. Suasana pembelajaran sangat tidak kondusif karena keadaan kelas sangat ribut, siswa saling mengganggu, ada yang sementara makan di ruang kelas, dan banyak siswa keluar masuk kelas tanpa izin dari guru. d. Pemilihan metode yang kurang sesuai dengan materi serta keadaan siswa e. Tidak nampaknya penggunaan suatu model pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan tidak terarah. Berdasarkan data tersebut diperoleh gambaran tentang belajar siswa yang akan diupayakan peningkatannya. Oleh karena itu dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan siklus I. Untuk lancarnya kegiatan dimaksud, peneliti mempersiapkan rancangan pembelajaran, media pembelajaran yang sesuai serta mempersiapakan strategi untuk menghasilkan suasana kelas yang kondusif. 4.1.2 Siklus I
Perencanaan Dilakukan penentuan indikator keberhasilan tindakan dan instrumen pengukur minat siswa, yakni yang tertuang pada angket (perhatian, ketertarikan, rasa senang dan percaya diri), pedoman wawancara (mudahnya materi, cara guru menyampaikan materi, aktif atau tidak dalam pembelajaran, dan minat terhadap pembelajaran), pedoman observasi (memperhatikan penjelasan guru, bersemangat, memberi pertanyaan, menjawab pertanyaan dan keaktifan dalam kerja kelompok).
3
Setelah itu, disusun RPP untuk memenuhi tujuan, yakni peningkatan minat belajar siswa pada materi penggolongan hewan melalui media audio visual. Tindakan Pembelajaran penggolongan hewan dengan menggunakan media audio visual dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada saat yang sama, dilakukan pula observasi / pengamatan. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan pengisian angket oleh seluruh siswa dan wawancara oleh guru kepada setiap siswa. Pada proses pembelajaran ini, penulis dibantu oleh seorang guru mitra dan seorang pengamat. Untuk guru mitra bertugas dalam mengamati tentang persiapan guru dalam merencanakan pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran, dan mengamati siswa sesuai dengan lembar observasi yang memuat tentang instrumen pengukur minat. Untuk pengamat bertugas dalam mengamati mengamati siswa sesuai dengan lembar observasi yang memuat tentang instrumen pengukur minat. Observasi Penulis, guru mitra, dan pengamat melaksanakan observasi terhadap peningkatan minat siswa melalui media audio visual yang dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi, meminta siswa menjawab beberapa pertanyaan (wawancara), serta meminta siswa mengisi angket pengukur minat sesuai dengan arahan guru tentang pengisiannya. Dalam angket, ada 3 pilihan pernyataan dalam mengukur minat yakni, yakni: ya, ragu-ragu, dan tidak. Siswa mengisi angket ini sesuai dengan apa yang ia lakukan pada saat belajar. Apabila suatu penyataan dianggap sesuai dengan apa 4
yang dilakukan dan ia rasakan dalam pembelajaran maka, siswa bisa memilih nilai 3, ragu-ragu memperoleh nilai 2, dan tidak sesuai maka memilih nilai 1. Selain itu, dalam lembar pengamatan, terdapat juga kategori-kategori penilaian yakni: untuk aspek memperhatikan penjelasan guru dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa dikategorikan kurang, sedang, dan baik. siswa dikategorikan ”kurang” jika mereka tidak memperhatikan guru atau tampak malas belajar dan bercerita dengan teman; siswa dikategorikan ”sedang” jika mereka sesekali secara sepintas mempehatikan penjelasan guru;
siswa dikategorikan
”baik” jika mereka melakukan kegiatan menyimak secara cermat atau tampak bersemangat. Untuk aspek memberi dan menjawab petanyaan , siswa dikategorikan kurang, sedang, dan baik.
siswa dikategorikan ”kurang” jika tidak pernah
memberi pertanyaan dan atau jawabann kepada guru.;
siswa dikategorikan
”sedang” jika mereka sekali atau dua kali secara sepintas memberi dan menjawab pertanyaan dari guru; siswa dikategorikan ”baik” jika mereka sangat aktif dalam memberi pertanyaan dan menjawab petanyaan dari guru Untuk aspek aktif dalam kelompok , siswa dikategorikan kurang, sedang, dan baik. siswa dikategorikan ”kurang” jika tidak pernah memberi sumbangsi pikiran dan terlihat hanya bermain; siswa dikategorikan ”sedang” jika mereka sekali atau dua kali dalam bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok dan sesekali pula bermain dalam kelompok. siswa dapat memberi sumbangsi pikiran
5
dan terlihat hanya; siswa dikategorikan ”baik” jika mereka sangat aktif dalam memberi pertanyaan dan menjawab petanyaan dari guru. Hal yang diterapkan pada lembar pengamatan diberlakukan juga pada lembar wawancara siswa. Setelah itu dilakukan perhitungan rata-rata dari ke tiga alat pengukur indikator kinerja apakah sudah dapat berlaku pada sebagian besar siswa pada kelas itu. Berikut ini adalah hasil angket minat belajar siswa kelas IV pada materi penggoongan hewan pada siklus I. Tabel 4. 2 Hasil angket minat belajar siswa kelas IV pada materi penggolongan hewan pada siklus I No 1 2 3 4
Aspek Perhatian Ketertarikan Rasa senang Percaya diri Rata-rata
Persentase 44.13 51.04 55.90 45.83 49.23
Kategori Minat sedang sedang sedang sedang sedang
Dari siklus 1 dapat dilihat bahwa minat belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa adalah 49.23 dengan kategori sedang. Hasil ini juga diperkuat dengan hasil pada lembar Observasi tentang instrument pengukur minat yang di amati oleh pengamat 1 (penulis) adalah 46.3%, pengamat 2 (guru mitra) 54.6%, dan pengamat 3 memperoleh hasil 39.6%, sehingga persentase minat siswa berdasarkan lembar observasi tentang instrumen pengukur minat adalah 46.8%. Selanjutnya rata-rata persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang diukur melalui tes wawancara yaitu sebesar 47.2 %.
6
Berdasarkan hal inilah dan hasil dari ketiga data yang tidak sesuai dengan indikator kinerja maka disarankan agar melakukan penelitian berikutnya (siklus II). Oleh karena itu dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan siklus 2. Refleksi Dalam tahap ini, angket menjadi acuan utama dan di dukung oleh lembar observasi dan hasil tes wawancara. Selanjutnya, dilakukan pencocokkan hasil ke tiga pengumpulan data siswa dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jika indikator keberhasilan belum terpenuhi, diperlukan siklus berikutnya untuk memperbaiki hal itu. Dalam siklus I dilakukan refleksi bersama antara penulis, pengamat, dan guru pamong terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung yakni sebagai berikut : 1) Penggunaan media audio visual yang tidak di dukung oleh metode yang sesuai. Sebaiknya pilihlah metode yang dapat mendukung efektifitas penggunaan media tersebut 2) Penggunaan media audio visual yang tidak serasi dengan model pembelajaran yang diterapkan. Sebaiknya dipilih datu model yang prosesnya relevan dengan karakteristik media audio visual yang cenderung mengajak siswa untuk menganalisis 3) Penayangan media audio visual pada kegiatan inti yang tidak terstruktur dengan baik baik
7
4) Pengkombinasian media audio visual dengan media lainnya seperti pias-pias gambar hewan yang bertujuan untuk membawa siswa ke keadaan semi abstrak 5) Tidak adanya penjelasan maupun pertanyaan-pertanyaan yang menyelingi penayangan media tersebut sehingga terkesan siswa bersifat pasif dalam mengikuti pelajaran 6) Pembagian kelompok yang tidak merata baik dari segi keaktifan maupun daya tangkap siswa. Terdapat 3 kelompok yang sangat aktif dan 2 kelompok yang lain terlihat tidak aktif 7) Jumlah anggota setiap kelompok yang sangat banyak (6-7 orang) yang mengakibatkan tidak aktifnya beberapa siswa dalam setiap kelompok 4.1.3 Siklus II Perencanaan Disusun RPP untuk memenuhi tujuan, dengan memperbaiki aspek-aspek yang menjadi saran berdasarkan hasil dari siklus I. Kelemahan tindakan dalam siklus I berupa pemilihan metode, model pembelajaran, pengkombinasian media audio visual dengan chart hewan Tindakan Pembelajaran meningkatkan minat belajar melalui media audio visual dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada saat yang sama, dilakukan pula observasi melalui pengamatan melalui instrumen pengukur minat. Setelah pembelajaran siswa mengisi angket minat belajar dan pada tahap akhir
8
diadakan wawancara tentang minat belajar. Hasil dari semua indikator keberhasilan yang berupa angket yang di dukung oleh lembar observasi melalui pengamatan, serta wawancara akan menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan indikator keberhasilan. Observasi Guru, pengamat dan guru mitra melaksanakan observasi terhadap keaktifan
siswa dalam melakukan koreksi berpasangan, mendiskusikan hasil
perbaikan pada siklus I berupa pemilihan metode, model pembelajaran, pengkombinasian media audio visual dengan chart hewan serta pengefektifan penggunaan media audio visual. Setelah itu dilakukan evaluasi apakah apakah semua hal yang telah diperbaiki telah dilaksanakan dengan baik serta sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah hasil angket minat belajar siswa kelas IV pada materi penggoongan hewan pada siklus I. Tabel 4. 3 Hasil angket minat belajar siswa kelas IV pada materi penggolongan hewan pada siklus II No 1 2 3 4
Aspek Perhatian Ketertarikan Rasa senang Percaya diri Rata-rata
Persentase 71.59 68.23 89.93 72.08 75.46
Kategori Minat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Dari siklus 2 dapat dilihat bahwa minat belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa adalah 75.46 dengan kategori minat tinggi. Hasil ini juga diperkuat dengan hasil pada lembar observasi tentang instrument
9
pengukur minat yang di amati oleh pengamat 1 (penulis) adalah 70.9%, pengamat 2 (guru mitra) 72.6%, dan pengamat 3 memperoleh hasil 73.5%, sehingga persentase minat siswa berdasarkan lembar observasi tentang instrumen pengukur minat adalah 72.3%. Selanjutnya rata-rata persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang diukur melalui tes wawancara yaitu sebesar 71.9 %. Refleksi Pada tahap ini dilakukan pencocokan hasil dalam tiga alat pengumpulan data yakni angket yang di dukung oleh pedoman observasi, dan wawancara dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada akhir sikus II ini ternyata indikator keberhasilan telah tercapai
yang dibuktikan
dengan
pengkombinasian hasil dari angket minat belajar, observasi berupa pengamatan melalui instrumen minat belajar, serta wawancara pada seluruh siswa. Dalam siklus II dilakukan refleksi bersama antara penulis, pengamat, dan guru pamong terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung terkait dengan perbaikan refleksi pada pada siklus I, yakni sebagai berikut : 1) Penggunaan media audio visual yang telah didukung oleh metode yang sesuai. Metode yang telah dipilih oleh penulis adalah ceramah, diskusi dan penugasan 2) Penggunaan media audio visual yang telah dikombinasikan dengan model pembelajaran yang diterapkan.
10
3) Penayangan media audio visual yang telah terstruktur dengan baik. Penulis menayangkan pada awal kegiatan awal sebagai pembangkit minat siswa dan pada kegiatan akhir yakni pada kesimpulan 4) Pengkombinasian media audio visual dengan media lainnya seperti pias-pias gambar hewan yang bertujuan untuk membawa siswa ke keadaan semi abstrak 5) Memberikan
beberapa
pertanyaan
dan
penjelasan
pada
disela-sela
penayangan media audio vusial 6) Pembagian kelompok yang telah terbagi secara merata dari segi keaktifan maupun daya tangkap siswa. Terdapat 6 kelompok yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama dalam kerja kelompok 7) Jumlah anggota kelompok yang telah memadai untuk satu kelompok yaitu 56 orang
Memperhatikan refleksi bersama dan deskripsi data yang telah diuraikan di atas, jelas bahwa peningkatan yang diharapkan telah tercapai sesuai dengan indikator yang ditetapkan. 4.2 Pembahasan Indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah jika sebagian besar siswa menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang berlangsung khususnya pembelajaran tentang penggolongan hewan. Pada observasi awal ditemui beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran. Hasil angket minat
11
belajar siswa pada observasi awal adalah 34.89 (minat rendah). Selanjutnya hasil angket diperkuat dengan hasil lembar observasi dan tes wawancara. Hasil lembar observasi pada observasi awal tentang instrumen pengukur minat belajar yaitu 37.5% serta tes wawancara yang memiliki minat belajar yaitu 36.4%. Dengan beberapa aspek penilaian yang diterapkan pada angket, pengamatan dan wawancara siswa tentang minat belajar serta hal-hal yang didapatkan berupa masalah yang timbul yang menyebabkan kurangnya minat belajar terhadap materi penggolongan hewan yang dilaksanakan penelitian observasi awal, maka perlu dilaksanakan penelitian dalam meningkatkan minat belajar siswa yang diawali dari siklus 1. Pada siklus 1 saat penelitian telah terjadi peningkatan pada setiap aspek. Penggunaan media audio vusial pada siklus ini hanya pada kegiatan akhir sehingga hal inilah yang belum meningkatkan minat belajar belajar sesuai indicator kinerja. Namun pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan lebih memaksimalkan penggunaan media audio visual. Penayangan media audio visual pada siklus II sebanyak dua kali yaitu pada kegiatan awal dan kegiatan akhir (penyimpulan materi). Sebagian besar siswa sangat bersemangat pada saat memperhatikan tayangan tentang materi pelajaran bahkan pada saat diminta beberapa orang siswa untuk mengoperasikan alat peraga (laptop), terlihat semua siswa sangat bersemangat, penuh antusias, dan saling berebutan untuk bisa tampil dan mengoperasikannya. Hasil dari siklus 1 dapat dilihat bahwa minat belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa adalah 49.23 (minat sedang). Hasil ini juga di 12
dukung dengan hasil pada lembar observasi tentang instrument pengukur minat yang di amati oleh pengamat 1 (penulis) adalah 46.3%, pengamat 2 (guru mitra) 54.6%, dan pengamat 3 memperoleh hasil 39.6%, sehingga persentase minat siswa berdasarkan lembar observasi tentang instrumen pengukur minat adalah 46.8%. Selanjutnya rata-rata persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang diukur melalui tes wawancara yaitu sebesar 47.2%. Peningkatan setiap aspek yang dinilai juga berkat kerjasama guru sebagai peneliti, guru mitra dan pengamat dalam membimbing secara individual maupun kelompok. Pemberian kesempatan kepada semua siswa untuk mengoperasikan laptop sebagai media, membacakan hasil kerja kelompok, serta memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab merupakan dorongan secara psikologis dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada materi penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanannya. Berdasarkan hasil yang didapatkan yang tidak sesuai dengan indikator kinerja maka selanjutnya penulis melakukan penelitian pada siklus 2 dengan mempertimbangkan hasil refleksi bersama dari peneliti, kedua pengamat. Pada siklus 2 saat penelitian telah terjadi peningkatan pada setiap aspek yang diamati, baik pada angket minat siswa, lembar observasi maupun dengan wawancara. Dari siklus 2 dapat dilihat bahwa minat belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa adalah 75.46 (minat tinggi). Hasil ini juga dipekuat dengan adanya hasil pada lembar observasi tentang instrumen pengukur minat dan wawancara. Hasil lembar observasi yang di amati oleh pengamat 1
13
(penulis) adalah 70.9%, pengamat 2 (guru mitra) 72.6%, dan pengamat 3 memperoleh hasil 73.5%, sehingga persentase minat siswa berdasarkan lembar observasi tentang instrumen pengukur minat adalah 72.3%. Selanjutnya rata-rata persentase jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang diukur melalui tes wawancara yaitu sebesar 71.9%. Peningkatan yang telah terjadi pada siklus II, di akibatkan karena penulis telah melakukan perbaikan terhadap hasil refleksi pada siklus I, khususnya pada penerapan media audio visual secara maksimal. Penerapan media audio visual secara maksimal ini dilaksanakan dengan cara guru menayangkan media audio visual yang berisi tentang materi ajar sebanyak dua kali yakni pada awal dan akhir pembelajaran serta diselingi dengan beberapa penjelasan dan pemberian pertanyaan. Hal inilah merupakan faktor yang menyebabkan minat siswa meningkat dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus 2 yang telah sesuai dengan indikator kinerja maka selanjutnya penulis menyatakan bahwa penelitan tentang peningkatan minat belajar siswa terhadap materi penggolongan hewan dinyatakan telah berhasil. Disadari bersama penelitian tindakan kelas ini dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, tetapi hal ini merupakan titik tolak untuk selalu meningkatkan minat belajar yang maksimal. Dari hasil yang dicapai pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan: “Jika digunakan media audio visual, maka minat belajar pada materi penggolongan
14
berdasarkan jenis makanannya siswa kelas IV SDN 2 Botubilotahu Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato akan meningkat, dapat diterima”.
15