MARKET BRIEF
APRIL 2015
ATASE PERDAGANGAN KBRI - MANILA
PENJELASAN SINGKAT PASAR JAHE DI FILIPINA Daftar isi 1. Ikhtisar a. Deskripsi tentang Jahe b. Data Perdagangan c. Negara Pesaing 2. Selera konsumen 3. Kebijakan perdagangan dan produk turunannya di Filipina 4. Saluran Distribusi Pemasaran 5. Analisis a. Kekuatan; b. Kelemahan; c. Peluang; d. Hambatan; 6. Rekomendasi; 7. Lembaga/Instansi yang akan dihubungi jika terjadi sengketa 8. Daftar Importir
1
1. IKHTISAR a. Deskripsi Produk Jahe (Zingiber offitiongkokle Rosc.) merupakan tanaman herba
rhizomatous
tahunan/abadi,
dengan
rimpang
bawah
tanah yang menjadi sumber rempah-rempah penting. Tanaman ini
termasuk
dalam
Zingiberaceae,
yaitu
famili
khas
tanaman tropis aromatik yang menghasilkan rempah-rempah, pewarna, parfum, dan obat-obatan. Ciri khas utama genus Zingiber yaitu terdapat anggota tubuh berupa kepala putik yang panjang melengkung yang memeluk tangkai putik, bibir bercuping 3, di mana cuping samping berupa staminodium dan daun gagang yang relatif besar, masing-masing dengan bunga tunggal dan daun gantilan nontubular. Jahe merupakan tanaman ramping; tinggi 30-100 cm, dengan rimpang bercabang kuat yang secara horizontal tertahan di dekat permukaan tanah dan menunjang pucuk berdaun yang rapat. Tanaman ini tidak dikenal di negara dengan alam bebas meskipun tanaman ini dianggap berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini telah dibudidayakan di India dan Tiongkok
sejak
zaman
kuno,
biasanya
sebagai
tanaman
tahunan. Jahe menjadi bahan penting di banyak masakan dan obat-obatan tradisional Asia di mana terdapat perbedaan antara
rimpang
memberikan
bau
segar khas
dan dan
kering. aroma
Minyak
lemon
aromatik
manis
yang
2
menyegarkan. Yang paling umum, zingiberene, yang diklaim bermanfaat bagi pencernaan dan perut kembung. Oleoresin berperan dalam rasa pedas, yang menyusun sebagian besar nilai medis jahe. Yang paling umum yaitu gingerol, yang terutama berperan dalam efek antiperadangan, antimual, dan
antioksidan.
Terdapat
juga
komponen
bumbu
dengan
aktivitas antivirus dan zingibain yang merupakan enzim pencerna protein yang kuat. Di Filipina, jahe merupakan bahan umum dalam masakan lokal, dan diseduh menjadi teh yang disebut salabat. Jahe dibudidayakan di banyak kawasan tropis dan subtropis dunia. Tiongkok dan India memimpin dunia dalam produksi jahe segar dengan pangsa dunia lebih dari 50%, diikuti oleh
Indonesia,
Nepal,
dan
Nigeria.
Selama
10
tahun
terakhir, produksi jahe di seluruh dunia telah meningkat, dengan perkiraan produksi 2.095.056 ton pada tahun 2012 berdasarkan
data
dari
Organisasi
Pangan
dan
Pertanian
Perserikatan Bangsa-Bangsa. b. Data Perdagangan Produksi
dunia
diperkirakan
secara
2,1
juta
keseluruhan ton
yang
selama di
tahun
antaranya,
2012 India
memproduksi 703.000 ton diikuti oleh Tiongkok sebanyak 425.000 156.000
ton, ton,
Nepal
mengumpulkan
Thailand
150.000
255,208 ton,
ton, dan
Nigeria
Indonesia
3
memperoleh 113.851 ton. Deretan perdagangan dunia tahun 2012
itu
menunjukkan
bahwa
terdapat
pertumbuhan
nilai
jahe sebesar 11% dan pertumbuhan kuantitasnya sebesar 8% selama perdagangan lima tahun. Meskipun terjadi penurunan nilai
perdagangan
sebesar
24%
pada
tahun
2011-2012,
Indonesia, yang menjadi salah satu produsen terbesar jahe mentah di dunia, memiliki potensi untuk memainkan peran utama dalam perdagangan jahe dunia. Setiap tahun, ekspor jahe Indonesia meningkat sebesar 32,75%, sedangkan pangsa pasar jahe Indonesia di dunia sebesar 0,8%, yang berarti bahwa peluang ekspor masih besar. Berdasarkan
data
terlampir
yang
diperoleh
dari
Badan
Statistik Filipina (Philippine Statistics Authority/PSA) berjudul Impor-Ekspor Jahe Filipina, Indonesia merupakan salah satu negara perdagangan utama yang mengekspor jahe ke Filipina sebesar total US$ 39.424 pada tahun 2010, US$ 1.227 pada tahun 2011, US$ 4.474 pada tahun 2012, US$ 11.688 pada tahun 2013, dan US$ 5.848 pada tahun 2014. Mengenai
pangsa
Indonesia
dalam
impor
jahe
Filipina
dengan Dunia tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan perolehan pangsa sebesar 11,92% dari impor jahe
keseluruhan
peningkatan yaitu
dari
sebesar
perdagangannya.
Filipina. pangsa
4,93% Data
Angka
persentase
terlepas tren
ini
menunjukkan
tahun
sebelumnya,
dari
impor
jahe
penurunan Filipina
nilai dari
4
Indonesia dan Dunia menunjukkan pangsa Indonesia untuk jahe yang diimpor oleh Filipina telah mengalami mobilitas yang berfluktuasi dari tahun 2010 hingga 2014, di mana 16,77% menjadi
pangsa
yang
tercatat
0,52%
pada
tahun
pada
2011,
tahun
entah
2010,
merosot
bagaimana
pulih
menjadi 5,15% pada tahun 2012, menurun lagi menjadi 4,93% pada tahun 2013, dan mencapai puncaknya pada tahun 2014 berikutnya
dengan
persentase
11,92%.
Demikian
pula,
kinerja impor jahe ke Filipina dari berbagai mitra impor di seluruh dunia juga telah mengalami fluktuasi bersar berdasarkan periode lima tahunan dari tahun 2010 hingga 2014, yang didukung oleh gerakan bawah substansial dalam nilai perdagangan ekspor dari US$ 235.125 pada tahun 2010 turun menjadi US$ 235.100 pada tahun 2011, yang lebih lanjut turun menjadi US$ 86.920 pada tahun 2012. Angka perdagangan impor meningkat pada tahun 2013 menjadi US$ 237.071
tetapi
menurun
pada
tahun
2014
yang
tercatat
sebesar US$ 49.051 (Lihat Grafik 1).
5
Grafik 1 IMPOR JAHE FILIPINA DARI INDONESIA DAN DUNIA, TAHUN 2010-2014
6
TABEL 1 IMPOR-EKSPOR JAHE FILIPINA Tahun: 2010-2014 NILAI: FOB US$
IMPORTS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2010
2011
2012
2013
World Indonesia % Share
235,125 39,424 16.77%
235,100 1,227 0.52%
86,920 4,474 5.15%
237,071 11,688 4.93%
PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA INDIA TAIWAN (REP. OF CHINA) INDONESIA VIETNAM UNITED STATES OF AMERICA CANADA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
2,574 158,141 15,888 39,424 15,888 8,453 9,616
20,938 153,462 11,850 1,227 11,850 9,724 2,773 5,885 25,236
11,228 55,632 11,081 4,474 11,081 1,722 462 2,321
7,516 206,765 5,810 11,688 5,810 5,292 -
Trend % (2010-2014)
% Share 2014
% Change (2014-2013)
49,051 5,848 11.92%
-9.25 -20.97
100% 12%
-79% -50%
21,810 14,400 6,993 5,848 -
29.58 -2.08 -26.55 -20.97 -26.55 -
44% 29% 14% 12% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
190% -93% 20% -50% -100% -100% -
2014
7
EXPORTS World Indonesia % Share 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LEBANON SAUDI ARABIA THAILAND UNITED STATES OF AMERICA BERMUDA CANADA GERMANY JAPAN NORWAY VIETNAM
2010 19,090 0.00% 100 18,760 230 -
2011 36,479 0.00% 1,520 5,184 10,205 2,820 16,750
2012 48,240 0.00% 108 48,045 87 -
2013 108,140 0.00% 782 104,509 2,849 -
Trend % (2010-2014)
% Share 2014
% Change (2014-2013)
1,564 0.00%
73.02 -
100% 0%
-99% -
1,249 315 -
136.46 -
80% 20% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
60% -100% -100% -
2014
Sumber: Badan Statistik Filipina, Manila (PSA), yang disusun oleh Atase Perdagangan, KBRI – Manila.
8
Data tren pada Grafik 2 menunjukkan dominasi pasar India pada tagihan impor keseluruhan untuk impor jahe Filipina. Secara konsisten selama empat tahun terakhir antara tahun 2010-2013, India menduduki peringat Besar 1 sumber jahe, bersaing dengan mitra perdagangan aktif lainnya. Meskipun mendominasi tren
pasar
pertumbuhan
2014,
yaitu
terdaftar
terus-menerus, -2,08%
senilai
pada
US$
tertinggi
India
periode
206.765
yang
masih lima
sebagai
tercatat
pada
mengalami
tahun nilai tahun
2010ekspor 2013.
Sementara itu, ekspor jahe Tiongkok ke Filipina menjadi stabil
mengingat
dengan
tren
hanya
dengan
peningkatan
pertumbuhan nilai
US$
kinerja
sebesar 21.810
perdagangannya
29,58
persen,
bahkan
sebagai
ekspor
barang
dagangan terbesar, yang tercatat pada tahun 2014. Taiwan jelas
secara
Filipina untuk
terus-menerus
selama
lima
mempertahankan
telah
tahun nilai
mengekspor
terakhir. ekspor
jahe
Taiwan
jahe
ke
ke
berusaha Filipina,
tetapi gagal memperoleh tren pertumbuhan optimis, yaitu senilai tahun
-26,55%, terakhir.
akibat
kinerja
Sebaliknya,
yang
buruk
Indonesia
dalam
telah
dua
mampu
bersaing terutama pada tahun 2010, yang secara agresif menghasilkan
persentase
pangsa
16,77%,
tetapi
secara
keseluruhan tren kinerjanya dinilai rendah, yaitu sebesar -20,97% dalam periode lima tahun.
9
Grafik 2 NEGARA PENGIMPOR UTAMA JAHE DI FILIPINA TAHUN 2010-2014
Indonesia
merupakan
salah
satu
mitra
dagang
utama
Filipina untuk impor jahenya. Ekspor jahe Indonesia ke Filipina menjadikan Indonesia pedagang yang lebih aktif karena termasuk dalam 5 Besar sumber impor terbesar, yang mencatat ekspor tertinggi senilai US$ 39.424 pada tahun 2010. Peringkat Indonesia sebenarnya turun ke posisi ke-4 sebagai sumber impor jahe Filipina dari Peringkat 2 pada tahun
2013,
mengingat
penurunan
nilai
ekspornya,
yang
membuka jalan bagi pesaing lain seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Taiwan menyalip Indonesia. Namun, penurunan nilai
ekspor
jahe
Indonesia
yang
dikirim
ke
Filipina
10
tidak mengakibatkan menurunnya persentase pangsa, alihalih
persentase
pangsa
jahe
Indonesia
meningkat
pada
tahun 2014, terutama karena menurunnya jahe yang diimpor dari India. Ini merupakan tantangan dan peluang kinerja perdagangan Indonesia untuk meningkatkan ekspor jahe ke Filipina,
yang
ditandai
dengan
meningkatnya
persentase
pangsa ekspor baru-baru ini. Sebaliknya, Filipina telah menjadi pengekspor bersih jahe Dunia
dari
tahun
2010
hingga
2014,
karena
neraca
perdagangan (ekspor dikurangi impor) yang secara terusmenerus menyebabkan defisit perdagangan. Namun, defisit perdagangan (ekspor dikurangi impor) meningkat rata-rata sebesar -27,27 persen per tahun dalam periode lima tahun, dari nilai tertingginya sebesar minus US$ 216.035 pada tahun 2010 turun ke titik terendahnya senilai minus US$ 38.680
pada
tahun
2012.
Kinerja
ekspor
Filipina
untuk
jahenya ke dunia dari tahun 2010-2014 dianggap biasa dan tak terduga, tidak bergerak hingga menjadi kompetitif, dengan perolehan sebesar US$ 108.140 sebagai nilai ekspor akumulasi
tertingginya
yang
tercatat
pada
tahun
2013,
yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 124,17% dibandingkan nilai
terdaftarnya
yang
sebesar
US$
48.240
pada
tahun
2012. Filipina belum secara konsisten mengekspor jahe ke negara satunya
manapun.
Bahkan
Thailand,
yang
negara
dengan
perdagangan
merupakan
ekspor
untuk
satujahe
11
Filipina
dari
tahun
2010
hingga
2013,
mencatat
nilai
perdagangan ekspor nol tahun lalu. Terdapat juga pasar ekspor untuk Filipina lainnya tetapi sebagian besar nilai tercatat mitra dagang ini senilai kurang dari US$ 20.000 untuk
ekspor
melakukan
barang
ekspor
dagangan.
jahe
ke
Sebaliknya,
Indonesia
pada
Filipina
periode
lima
tahun dari 2010 hingga 2014. (Lihat Grafik 3). Grafik 3 PASAR EKSPOR JAHE DARI FILIPINA TAHUN 2010-2014
12
Perdagangan bilateral antara Filipina dan Indonesia untuk perdagangan
jahe
gagal
menjadi
suatu
perdagangan
yang
dinamis dan dua arah karena nilai ekspor nol untuk jahe yang dikirim oleh Filipina ke Indonesia. Jadi, neraca perdagangan selalu
antara
Filipina
menguntungkan
dan
bagi
Indonesia
Indonesia.
untuk
Secara
jahe
terus-
menerus, dari tahun 2010 sampai 2014, neraca perdagangan antara
Filipina
menguntungkan
dan
Indonesia
Indonesia.
untuk
Neraca
jahe
selalu
perdagangan
selalu
condong ke arah Indonesia selama lima tahun terakhir, terutama
karena
Indonesia
tidak
pernah
terlibat
dalam
kegiatan ekspor jahe dari Filipina. Neraca perdagangan antara Filipina dan Indonesia untuk jahe secara dominan menjadi
menguntungkan
Indonesia,
yang
mulai
mendorong
ekspor jahe yang dikirim ke Filipina, yang diawali pada tahun 2010 sampai 2014. Surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia tetapi
yaitu
secara
senilai
US$
signifikan
39.424
menurun
pada pada
tahun
2010,
tahun
2014,
mengingat penurunan drastis ekspor jahe yang dikirim oleh Indonesia ke Filipina. c. Negara Pesaing Jahe
merupakan
tanaman
bernilai
tinggi
yang
sangat
terkenal khususnya di Tiongkok tenggara dan sumber utama pendapatan bagi petani di kawasan itu. Rimpang jahe dan produknya
dikonsumsi
sebagai
bumbu,
dalam
pengobatan
13
Tiongkok, dan sebagai sayuran khusus dalam pola makan sehari-hari
di
seluruh
dunia.
Kebanyakan
statistik
terbaru menunjukkan bahwa wilayah yang ditanam jahe di Tiongkok yaitu sekitar 240.000 ha, yang menyumbang 48% dari total area tanaman jahe global. Republik
Rakyat
terbesar
untuk
Ekspor
jahe
Tiongkok impor
dari
jahe
(RRT)
telah-menjadi
Filipina
pada
Daratan
yang
Tiongkok
tahun
sumber 2014.
dikirim
ke
Filipina baru-baru ini telah mengungguli negara pesaing lain, termasuk India, yang telah menduduki Peringkat 1 selama empat tahun di periode lima tahun antara tahun 2010 sampai 2014. RRT tidak terlibat dalam persaingan ketat dengan India sebelum RRT dapat menggulingkan India, menjadi sumber terbesar untuk impor jahe Filipina karena pangsa terbesar India dalam hal tagihan impor keseluruhan Filipina untuk produk komoditas yang dimaksud. Bahkan, jahe dari Tiongkok telah menembus pasar Filipina dengan margin rendah, dengan perolehan pangsa sebesar 1,09% pada tahun 2010, 8,91% pangsa pada tahun 2011, 12,92% pangsa pada
tahun
2012,
dan
3,17%
pangsa
pada
tahun
2013
terhadap impor jahe dari dunia. anehnya, Tiongkok Daratan mengambil alih pasar Filipina untuk jahe impor pada tahun 2014
dengan
pangsa
sebesar
44,46%
mengingat
penurunan
jahe India pada tahun itu. Angka-angka ini memberikan
14
kontribusi pada pencapaian data tren RRT sebesar 29,58% pada periode lima tahun. Sebaliknya,
India
merupakan
produsen
terbesar
jahe
di
dunia, dengan perkiraan produksi sebesar 756.000 ton pada tahun 2012-13 terhadap keseluruhan produksi sekitar 1,6 juta ton. Sekitar 155.000 hektar lahan di India digunakan sebagai 1.514
budidaya kg
per
jahe
hektar.
dengan Di
produktivitas
India,
jahe
rata-rata
dibudidayakan
terutama di Kerala, Odisha, Karnataka, Assam, Arunachal Pradesh,
Bengal
Barat,
dan
Sikkim.
India
menyumbang
sekitar 21 persen dari pangsa produksi jahe dunia. India
menduduki
posisi
sebagai
sumber
terbesar
kedua
untuk impor jahe Filipina selama tahun 2014, di samping Republik
Rakyat
Tiongkok.
India
secara
terus-menerus
menempati peringkat 1 negara pengimpor jahe di Filipina dalam empat tahun terakhir. India belum terlibat dalam persaingan pangsa
ketat
pasarnya
dengan tidak
pesaing pernah
di
utama bawah
lainnya 64%.
karena Bahkan,
selisih impor jahe India dengan pesaing lainnya tidak dapat
dianggap
sebagai
persaingan
yang
sepadan
karena
nilai ekspor yang tinggi yang mendorong persentase pangsa yang besar pula bagi India. India mampu mempertahankan peringkat ini secara keseluruhan selama empat tahun dari tahun
2010
sampai
2014.
India
memperoleh
persentase
tertingginya dalam hal impor bumbu Filipina pada tahun
15
2013, yang mencapai pangsa 87,22%, senilai US$ 206.765. Namun,
pangsa
pasar
India
dalam
impor
jahe
Filipina
menyusut menjadi 29,36% pada tahun 2014 di mana India hanya memperoleh nilai US$ 14.400 untuk jahe yang dikirim ke Filipina. Tren persentase India pada tahun 2010-2014 yaitu
sebesar
-2,08
persen,
menunjukkan
prospek
yang
menggelisahkan dan membingungkan untuk pangsa pasar India dalam hal impor jahe Filipina. Mitra yaitu
dagang Taiwan
utama
Filipina
(Republik
lainnya
Tiongkok),
untuk
impor
Amerika
jahe
Serikat,
Kanada, dan Jepang. Negara-negara Asia Tenggara selain Indonesia, Thailand
terutama
juga
Vietnam,
kompetitif
Malaysia,
dalam
hal
Singapura,
perdagangan
dan
antar-
ASEAN dengan Filipina dalam hal impor jahe dimaksud.
16
Grafik 4 NEGARA PENGIMPOR UTAMA JAHE DI FILIPINA Periode: 2012/2013 NILAI: '000 FOB US$
Grafik
4
menampilkan
kinerja
perdagangan
India
yang
berlaku di pasar impor Filipina untuk jahe. Selama tahun 2012 dan 2013, India merupakan negara pengekspor jahe terkemuka
dengan
perolehan
pangsa
sangat
besar,
yaitu
lebih dari 60% selama dua tahun tersebut, senilai US$ 55.632 pada tahun 2012 dan menyumbang US$ 206.765 pada tahun 2013. Tiongkok Daratan hanya menempati posisi kedua pada tahun 2012, dan peringkat ketiga tahun 2013, dengan perolehan
pangsa
sebesar
12,92%
pada
tahun
2012,
dan
17
3,17% pada tahun berikutnya, senilai masing-masing US$ 11.228 dan US$ 7.516. Taiwan menyusul India dan RRT, yang memperoleh pangsa sebesar 12,75% senilai US$ 11.081 pada tahun 2012, dan menurun pada tahun 2013 dengan pangsa sebesar 2,45% senilai US$ 5.810. Selanjutnya, Indonesia mampu mengamankan peringkat kedua pada tahun 2013 dengan pangsa sebesar 4,93% untuk penerimaan senilai US$ 11.688 untuk ekspor jahe yang dikirim ke Filipina dari pangsa sebesar
5,15%
senilai
US$
4.474,
yang
menunjukkan
peningkatan dalam hal perubahan persentase yang diukur dengan tren data perdagangan sebesar 161,24 pada tahun 2012
dan
2013.
Vietnam
mengingat
nilai
ekspor
yang
berkelanjutan untuk jahe yang dikirim ke Filipina, terus menduduki
peringkat
5
senilai
US$
5.810
atau
setara
dengan pangsa sebesar 2,45% pada 2013 dari pangsa 12,75% pada tahun 2012 senilai US$ 11.081. Sementara itu, pemain kunci lainnya dalam hal impor bumbu dari Filipina dengan pangsa
persentase
bantam
yang
tersisa
yang
dibagi
di
antara mereka sendiri yang tidak lebih dari 3% pangsa per negara.
18
Grafik 5 NEGARA PENGIMPOR UTAMA JAHE DI FILIPINA Periode: Jan-Desember 2013/2014 NILAI: '000 FOB US$ 2013
2014
Impor jahe Filipina tercatat mengalami perubahan sebesar -50 persen jika dibandingkan antara tahun 2013 dan 2014. Angka
negatif
tercatat 9,25%.
pada
ini
didukung
periode
Berdasarkan
lima
data
oleh
persentase
tahun
impor
2010-2014
tahun
tren
yang
sebesar
2013-2014,
-
hampir
semua negara pengekspor untuk jahe mengalami pergerakan ke bawah yang berkisar mulai dari -50% (oleh Indonesia) sampai dengan -100% (oleh Vietnam dan Amerika Serikat). Sementara negatif, barang
negara RRT
bersama
dagangan
dibandingkan
lainnya
yang
antara
mengalami
Taiwan lebih
tahun
kinerja
memperoleh tinggi
2013 dan
nilai
untuk 2014.
ekspor ekspor
jahe
RRT
jika
mencapai
19
puncak tertinggi dengan perolehan nilai ekspor sebesar 190% senilai US$ 21.810 pada tahun 2014 dari US$ 7.516 pada tahun 2013. Taiwan mengalami perubahan sebesar 20% dari US$ 5.810 pada tahun 2013 menjadi US$ 6.993 pada tahun
2014.
peningkatan
Di
satu
sisi,
persentase
pangsa
Indonesia dari
5%
memperoleh
menjadi
12%,
terlepas dari penurunan nilai ekspor sebesar -50% dari US$ 11.688 pada tahun 2013 menjadi US$ 5.848 pada tahun 2014.
(Lihat
perlu
lebih
Grafik
5)
Atas
meningkatkan
bersaing
dengan
mengambil
keuntungan
penurunan
kinerja
Tiongkok
ekspornya
Daratan
dari
ini,
dan
kinerja
ekspor
Indonesia agar
dapat
Taiwan,
dan
India
yang
rendah untuk jahe yang dikirim ke Filipina pada tahun 2014. Sementara itu, Grafik 5 menunjukkan neraca antara ekspor dan
impor
jahe
menjelaskan mengingat dengan
peningkatan
peningkatan
dunia
menunjukkan tahun
Filipina.
2014
dari
nilai
Ilustrasi
permintaan
nilai
tahun
impor
2010
perdagangan
yang
tidak
ini untuk
yang
hingga yang
lebih
lanjut
impor
jahe
diperdagangkan 2013.
Ini
juga
menggelisahkan
pada
menguntungkan
bagi
mitra
perdagangan yang mengekspor jahe ke Filipina. Perdagangan keseluruhan Filipina dengan dunia untuk jahe juga tidak menguntungkan karena nilai ekspor dan impor menurun tajam pada
tahun
2014
lalu.
Grafik
Juga
menunjukkan
neraca
20
perdagangan Filipina,
yang
menyebabkan
mengingat
anggaran
lebih
fakta untuk
defisit
perdagangan
untuk
bahwa
Filipina
menghabiskan
impor
jahe
dibandingkan
pendapatannya dari ekpor untuk komoditas ini. Grafik 6 NERACA PERDAGANGAN UNTUK JAHE FILIPINA Periode: 2010-2014
2. SELERA KONSUMEN Jahe
sebagai
bagian
dari
pasar
bumbu
dan
rempah-rempah
dianggap sebagai pasar tahan resesi karena selama kondisi ekonomi yang tidak menentu, konsumen lebih memilih untuk menyiapkan
dan
mengonsumsi
di
rumah
daripada
memilih
pilihan mahal makan di luar atau makan makanan siap saji.
21
Namun, Ketika perekonomian berada dalam kondisi yang baik situasinya
terbalik.
Meningkatnya
tingkat
pendapatan
menyebabkan peningkatan pengeluaran untuk produk makanan, yang
mengubah
konsumen
kebiasaan
Filipina,
makan
dan
konsumen
perubahan
Asia
demografi
termasuk merupakan
pendorong pertumbuhan utama untuk pasar bumbu dan rempahrempah dunia. Meskipun ekspor
jahe dalam berbagai bentuk seperti jahe
kering, jahe segar, dan bubuk jahe, lebih dari 50% dari total
pendapatan
ekspor
jahe
berasal
dari
jahe
kering.
Selain itu, negara pengekspor juga mengirim produk-produk bernilai
lebih
Filipina.
Dalam
seperti
minyak
beberapa
tahun
jahe
dan
terakhir,
oleoresin kinerja
ke
ekspor
jahe segar sangat spektakuler. Bubuk jahe hanya menyumbang sebagian kecil dari total pendapatan ekspor jahe. Produkproduk bernilai lebih seperti minyak dan oleoresin memiliki banyak
keuntungan
Perubahan
terkini
dibandingkan perilaku
pasar
rempah-rempah
kering.
dan
pilihan
perubahan
konsumen telah menyebabkan meningkatnya penggunaan produkproduk bernilai lebih ini. Produk ini dapat distandarisasi baik dalam hal kekuatan dan kualitas dan biasanya bebas dari
bakteri
industri
yang
makanan.
dianggap Ketika
faktor
sangat
rempah-rempah
penting diekspor
dalam dalam
bentuk curah, produk ini lebih rentan terhadap fluktuasi harga.
Persaingan
harga
kurang
besar
dalam
hal
rempah-
22
rempah bermerek dan produk bernilai lebih di mana faktor non-harga: seperti citra merek, pilihan merek, loyalitas merek, kualitas, dan unsur-unsur menjadi semakin relevan terhadap pilihan konsumen. Harga jual merupakan faktor penjualan penting untuk semua pasar tetapi harus selalu dipertimbangkan sejalan dengan kualitas produk. Harga sangat penting terutama di segmen yang lebih rendah dari pasar bumbu makanan, sedangkan di segmen yang lebih tinggi faktor seperti kualitas yang lebih baik
lebih
penting
daripada
harga.
Bumbu
termasuk
jahe
memiliki kewaspadaan tertinggi karena sudah tersedia dan dapat
dibeli
dengan
harga
terjangkau.
Umumnya,
konsumen
Filipina menjadi lebih sensitif terhadap harga. Dianggap sensitif terhadap harga, karena mereka menilai nilai produk sebelum pembelian, dibandingkan harga ecerannya. Pemasaran
ritel
terus
menguasai
pasar.
Dalam
hal
jarak
perjalanan untuk membeli barang, makanan ringan, dan bumbu menduduki puncak
daftar
yang diikuti oleh kopi, minuman
sereal, teh jahe, perawatan rambut, kondisioner kain, dan mie.
Data
ini
merupkan
bukti
keberhasilan
yang
terus-
menerus atas pemasaran sachet atau mentalitas "tingi" dalam negeri, di mana konsumen Filipina lebih memilih melakukan perjalanan yang lebih jauh, hanya untuk membeli barang yang lebih murah dan volume lebih terjangkau per perjalanan: 26 hingga 31 perjalanan untuk membeli biskuit, 22 hingga 28
23
perjalanan tiga
bulan
untuk
membeli bumbu,
untuk
membeli
dan 20 perjalanan dalam
kopi.
Frekuensi
kunjungan
menunjukkan banyaknya kesempatan untuk melihat dan mencoba apa saja yang baru di pasar. Ini merupakan ujian loyalitas konsumen. 3. KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PRODUK TURUNANNYA DI FILIPINA ASEAN
Harmonized
memasukkan
Tariff
Nomenclature
(AHTN
2012)
yang
seri Executive Order 61 tahun 2011 untuk Tarif
MFN dan seri Executive Order 850 tahun 2009, seri No. 617 Executive Order tahun 2007, dan seri Executive Order 703 tahun 2008, untuk Tarif CEPT/ATIGA, yang menyusun PasalPasal Impor Tunduk pada Bea termasuk JAHE, yang ditentukan berdasarkan Bab 9 – Kopi, teh, tikar, dan rempah-rempah; Bagian II – PRODUK SAYUR, Volume I – Kode Tarif dan Bea Cukai Filipina Tahun 2014. (Lihat Tabel 2).
24
Tabel 2 Struktur Tarif Filipina (persen ad valorem) untuk Ginger Tingkat tarif digunakan pada nilai c.i.f (biaya, asuransi, pengangkutan) untuk impor
Negara Anggota ASEAN yang ATIGA Menikmati Konsesi Jahe, safron, kunyit (curcuma), timi, daun salam, kari, dan rempah-
AHTN
Deskripsi
Hdg. 09.10
MFN
CEPT
rempah lainnya - Jahe 0910.11.00 -- Tidak ditumbuk maupun digiling
20%
0%
All.
0910.12.00 -- Ditumbuk maupun digiling
20%
0%
All.
Industri pangan Filipina diatur pemerintah untuk memenuhi: Cara Produksi yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP), Poin
Kontrol
Kritis
Critical
Control
(British
Retail
untuk
Analisis
Points/HACCP), Consortium/BRC),
Standardisasi
Bahaya
(Hazard
Konsorsium Organisasi
(International
Ritel
Analysis Inggris
Internasional
Organization
for
Standardization/ISO), Kosher, Halal, Akreditasi Uni Eropa (EU), Merek Standar Pertanian Jepang (JAS), dan sertifikasi organik. Semua produk pangan yang ditawarkan untuk penjualan eceran di Filipina harus terdaftar BFAD, sekarang FDA atau Food and
Drug
Administration
(Badan
Pengawas
Obat-Obatan
dan
Makanan). Pendaftaran produk impor hanya dapat dilakukan
25
oleh
badan
untuk
Filipina,
jenis
pengekspor. rangkaian
produk Produk
meskipun tertentu,
dibagi
persyaratan
beberapa sampel
menjadi
dan
dokumentasi akan
dua
prosedur
dan,
diatur
kategori
oleh dengan
pendaftaran
yang
berbeda. Kategori I meliputi: roti & produk terkait roti; campuran minuman
&
minuman
non-alkohol;
produk
permen
&
kembang
gula; kakao & produk terkait kakao; kopi, teh & krim non susu; rempah-rempah, saus & bumbu; produk kuliner; gelatin, preparat & campuran
makanan pencuci mulut; produk susu;
saus kuah & olesan, tepung/campuran tepung & pati; ikan & produk
laut
dapat
dimakan
(disiapkan);
lainnya;
buah-buahan,
(preparat);
mie,
kacang; hidangan
pasta
&
sayuran
daging
dan
&
jamur
produk &
yang
unggas
kue
wrapper;
kacang
produk
asli; minyak,
lemak &
lelemak; makanan
ringan & sereal sarapan; gula & produk terkait lainnya. Pemohonan pendaftaran harus diajukan oleh importir Filipina untuk impor dan distribusi/penawaran penjualan untuk setiap kelas per merek produk. Jika produk dilengkapi Tanda Daftar Produk
yang
berlaku
dari
BFAD
akan
diizinkan
untuk
pendaftaran
produk
penjualan eceran di Filipina. Berikut
ini
daftar
persyaratan
untuk
makanan:
26
Kategori I
Surat
permohonan
pendaftaran
dari
importir/
distributor;
Pernyataan
Kesanggupan
yang
lengkap,
diketik,
dan
disahkan;
Daftar
produk
lengkap
menurut
klasifikasi
produk,
tiga (3) salinan;
Izin
Operasi
yang
sah
(dari
BFAD)
dengan
nama
pemasok/sumber produk pangan impor;
Fotokopi faktur penjualan;
Satu
sampel
komersial
untuk
dan
Peraturan
setiap
salinan
Pelabelan
produk
label
dalam
yang
Codex
presentasi
sesuai
(Codex
dengan Labeling
Regulations) dan persyaratan BFAD. Sebagai pengganti sampel
produk,
dapat
diserahkan
setiap
produk.
Stiker
yang
alamat
importir
harus
gambar
menunjukkan
dilampirkan
jika
berwarna nama
dan
informasi
tersebut tidak dicetak pada label;
Biaya Pendaftaran 200 peso per produk
Tanda Daftar Produk (Certificate of Product Registration/ CPR) akan diterbitkan oleh BFAD dan akan berlaku selama satu
(1)
selama
tahun.
jangka
Pembaruan
waktu
lima
CPR
berikutnya
(5)
tahun.
akan
Biaya
berlaku pembaruan
berkisar dari 1.000 Peso untuk produk Kategori I hingga
27
5.000 Peso untuk produk Kategori II dan 5.000 Peso untuk suplemen makanan dan air minum kemasan. Pengekspor juga harus memperhatikan bahwa importir Filipina perlu memperoleh Izin Operasi (License to Operate/LTO) dari BFAD,
yang
pangan. sumber
merupakan
Izin
ini
produk
prasyarat
menyusun
yang
untuk
nama-nama
terdaftar.
Dengan
pendaftaran pemasok
produk
asing
demikian,
atau
importir
diwajibkan untuk memperoleh dari pengekspor dan menyerahkan kepada BFAD berikut ini: (1) salinan Perjanjian Badan Asing yang disahkan oleh Konsulat Filipina di negara asal dan; (2)
Pembuatan
Sertifikat
Status
oleh
pengekspor
yang
diterbitkan oleh Badan Kesehatan Pemerintah negara di mana produk
dibuat;
ini
juga
harus
disahkan
oleh
Konsulat
Filipina. Biaya perizinan awal satu tahun yaitu 4.000 Peso. Pembaharuan
Izin
Operasi,
yang
berlaku
selama
dua
(2)
tahun, yaitu 8.000 peso. Pada bulan Maret 2007, BFAD menerbitkan Surat Edaran Biro No. 6-A (2007) yang menerapkan persyaratan tambahan untuk produk impor yang dijual di Filipina. Badan Pengawas ObatObatan dan Makanan (Food and Drug Authority/FDA) mewajibkan semua importir untuk memperoleh Sertifikat Penjualan Bebas untuk
produk
pengekspor. undang,
dimaksud
FDA,
memantau
Perawatan
Pribadi
dari
sebagaimana
pengawas
diamanatkan
produk-produk tertentu.
badan
Makanan,
Persetujuan
oleh
negara undang-
Obat-obatan, yang
dan
diperlukan
28
dari FDA untuk produk tertentu mungkin membutuhkan jangka waktu yang lama. Sebelum
impor
ke
Filipina
dapat
dilakukan,
item
atau
subitem tertentu diidentifikasi termasuk ke dalam kategori mana
barang
impor
tersebut
sesuai
dengan
Buku
Petunjuk
Klasifikasi Komoditas Standar Filipina (Philippine Standard Commodity
Classification
Manual/PSCM).
Klasifikasi
komoditas ini menjadi dasar umum untuk menentukan apakah item tersebut diimpor secara bebas, dilarang, atau diatur. Pajak dan Biaya Impor tambahan – PPN (pajak pertambahan nilai)
sebesar
12
persen
diterapkan
pada
barang.
PPN
diterapkan untuk nilai CIF ditambah bea, pajak cukai, dan biaya
lainnya
(biaya
lainnya
merujuk
pada
biaya
impor
sebelum pelepasan dari kustodi bea cukai, termasuk asuransi dan komisi). Entri/Sampel pameran
Sementara
publik
dapat
–
Produk
memasuki
untuk
Filipina
dipamerkan secara
dalam
sementara
bebas dari bea masuk. Biro Bea Cukai memerlukan jaminan, biasanya sebesar satu satu setengah kali bea pasti, pajak, dan biaya lainnya
untuk barang,
dengan ketentuan barang
tersebut akan diekspor. Bea, pajak, dan biaya lainnya harus dibayar dalam waktu enam bulan dari tanggal masuknya impor. Komisaris Bea Cukai dapat memperpanjang waktu untuk ekspor atau
pembayaran
bea,
pajak,
dan
biaya
lainnya.
Telah
29
Dilaporkan bahwa sampel yang diimpor tanpa nilai komersial harus disahkan oleh Departemen Keuangan. 4. SALURAN DISTRIBUSI PEMASARAN Beberapa perusahaan memiliki mitra distribusi di belahan berbeda dalam negeri dan luar negeri. Saluran distribusi yang membuka peluang bagi Indonesia untuk memasuki pasar Filipina dapat melalui saluran berikut: 1. Saluran
B2B
melalui
kerja
sama
dengan
perusahaan
perdagangan di Filipina; 2. Melacak penjualan langsung produk melalui perwakilan ritel di Filipina; 3. Via internet (jumlah kecil). Jahe,
dalam
bilateral
banyak
kasus
langsung,
(pemasok/produsen
dan
dipasarkan
melalui
perusahaan
ke
pengolah/pengguna)
kontrak
perusahaan
atau
negara
ke
negara. Penjualan biasanya dilakukan dan kontrak disusun dalam dolar AS. Secara keseluruhan, makanan yang diimpor dari
Indonesia
pelabuhan
laut
memasuki Manila
Filipina
(produk
di
beku
Manila, dan
baik
kemasan)
di atau
Bandara Internasional Ninoy Aquino (produk segar berumur simpan singkat). Namun, ada banyak titik masuk lainnya ke Filipina Cagayan
termasuk de
Oro,
pelabuhan Zamboanga
laut serta
Cebu, bandara
Iloilo,
Davao,
internasional
Diosdado Macapagal, Cebu, dan Francisco Bangoy.
30
Jika mengekspor ke pasar untuk pertama kalinya, Anda dapat menggunakan agen (perwakilan) atau distributor. Jika agen atau
distributor
Anda akan
tersebut
mendapatkan
memiliki
konsumen
kedudukan
yang mapan
yang
dan
kuat,
informasi
pasar lokal, sementara mereka memperolah persentase (agen) atau margin (distributor). Ekspor
langsung
konsumen
melibatkan
target
Anda
di
penjualan
pasar.
secara
Ini
bisa
langsung
dari
ke
Indonesia
melalui internet dan kunjungan perdagangan reguler, atau dengan mendirikan cabang, kantor, atau perusahaan di negara target. Penjualan secara
langsung ke
konsumen
mencegah
bisnis lain mengambil bagian margin Anda. Namun pendekatan ini
memerlukan
komitmen
besar
sumber
daya
keuangan
dan
manusia. Menjual
ke
atau
melalui
perantara
merupakan
cara
yang
relatif murah dan mudah untuk memasuki pasar baru. Biasanya perantara
yaitu
agen
atau
distributor
yang
berbasis
di
pasar ekspor target Anda yang menjual produk atau jasa Anda kepada
pengguna
akhir.
Perantara
yang
baik
memiliki
pengalaman di pasar, reputasi, dan kontak. Menggunakan jasa perantara dapat menjadi cara cepat untuk menyalurkan produk dan jasa Anda sampai ke pengguna akhir. Sektor
pangan
jumlah berlebih
di
Filipina
ritel
sangat
pangan
terfragmentasi
karena
dan outlet layanan; rantai
31
pasokan
yang
berbelit-belit;
pergudangan,
distribusi,
rantai panjang, dan infrastruktur transportasi yang belum berkembang; inilah
serta
penyebab
sifat
kepulauan
distribusi
tidak
negara. efisien
Faktor-faktor dan
mahal,
terutama di luar Manila. Saluran
distribusi
dalam
pengolahan
makanan
Filipina,
sektor layanan ritel dan makanan menyerupai sifat terputusputus sektor pangan. Saluran ini memiliki beberapa saluran distribusi "pasar modern" paling terfragmentasi di Filipina saat ini (lihat Gambar 1). Gambar 1
32
Sebagai ilustrasi, terdapat sejumlah pemain dalam rantai pasokan langsung makanan makanan
dengan
produk
memasuki yang
yang
layanan
diimpor
sebelum
sangat
ritel
bergerak
membuka
terbatas
yang
akan
atau
pangan.
Kebanyakan
dalam
sektor
pengolahan
jalan
ke
berbagai
outlet
ritel/layanan pangan. Demikian juga makanan siap-saji yang diimpor biasanya diimpor oleh perusahaan impor/distribusi sebelum
distribusi
lebih
lanjut.
Sangat
jarang
bagi
peritel, termasuk peritel modern, untuk mengimpor secara langsung.
Meskipun,
langsung
diharapkan
dalam
jangka
meningkat
menengah-panjang,
terutama
karena
impor
peritel
global meningkatkan kehadiran mereka di Filipina.
5. ANALISIS a. Kekuatan Mengingat diliputi anugerah
posisinya oleh alam
menyediakan
di
hutan yang
kondisi
khatulistiwa,
hujan
kaya. iklim
tropis
Demikian yang
Indonesia
primer pula,
optimal
dengan
Indonesia dan
fitur
geologi yang mendukung spesies bunga asal tropis yang mencakup merica
semua hijau
rempah-rempah (atau
cabai),
utama
seperti
vanili,
kayu
lada, manis,
cengkeh, pala, dan jahe. Dengan anugerah alam yang istimewa
ini,
sejak
ribuan
tahun
lalu,
Indonesia
33
sudah dikenal sebagai Pulau Rempah-Rempah. Keunggulan kompetitif terbesar di Indonesia meliputi: 1. biaya yang lebih rendah; 2. tenaga
kerja
murah,
demografi
produksi
tinggi
yang
baik
untuk
(pasokan
dan
tenaga kerja; 3. kapasitas
ketersediaan bahan baku); 4. Posisi strategis – kedekatan geografis untuk biaya dan durasi pengiriman, Indonesia secara strategis berada
di
posisi
memasok
konsumen
di
seluruh
pasar roti dan biskuit Asia Pasifik; 5. Tingkat pertumbuhan berulang – pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cepat 6. Stabilitas
politik,
infrastruktur
perdagangan/pemasaran/skema
efisien
pembiayaan
dan
fleksibel
(tergantung situasi bisnis). Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara-negara lain dalam menarik investor ke dalam produksi dan industri jahe pada umumnya. Negara ini kaya akan sumber daya alam dengan penduduk terbesar keempat
di
dunia
menjadikannya
pasar
yang
sangat
potensial. Pemerintah produksi Indonesia
Indonesia dan
telah
ekspor
berusaha
mendukung
dan
rempah-rempah. untuk
membantu
mendorong Pemerintah mendirikan 34
agribisnis dan industri rempah-rempah yang efisien, holistik, pemilik
terpadu,
usaha
berkelanjutan,
memperoleh
dan
memungkinkan
kesejahteraan.
Tujuan
ini
diwujudkan melalui sejumlah kebijakan jangka menengah dan
panjang.
meningkatkan pemilik
Kebijakan produksi
usaha.
ini
dan
mencakup
bantuan
produktivitas
Pemerintah
membantu
untuk
petani
dan
pengembangan
industri pembibitan, sistem perlindungan perkebunan, dan pembentukan kemitraan. Indonesia regional untuk
dengan bagi
cepat
produsen
menembus
pasar
menjadi pangan
Timur
dan
area
asing Asia
pementasan
yang
berusaha
Tenggara
yang
menguntungkan baik untuk produk segar maupun olahan. Negara ini diketahui memiliki kemampuan tenaga kerja untuk atau
memproduksi memiliki
produk
pasar
berkualitas
relung
(niche),
tinggi, dan
khas
bernilai
tinggi menggunakan bahan bahan baku dalam negeri dan impor bebas bea. b. Kelemahan Jaringan
perdagangan
masih
perlu
peningkatan
lebih
lanjut yang akan digunakan untuk menyebarkan pasar ke luar
negeri.
Adanya
jaringan
distribusi
terbelakang
(yaitu jalan padat dan terbelakang, pelabuhan laut dan infrastruktur
bandara
berkualitas
rendah),
biaya
yang
35
diminta
oleh
menarik
transportasi
perhatian
atau
beberapa
pengangkutan
importir
telah
karena
ini
dilaporkan mempengaruhi harga jahe. Meskipun rantai nilai jahe di Indonesia telah mengalami pertumbuhan
yang
fenomenal
dalam
beberapa
dasawarsa
terakhir, daya saingnya yang terus-menerus terancam oleh produksi
dengan
kualitas
tidak
konsisten
dan
buruk.
Pengiriman yang berisi beberapa bumbu berkualitas rendah tidak dapat diterima di pasar internasional dan biasanya dijual dengan harga rendah. Karena insentif yang sedikit dan tidak memadai, petani jahe menghadapi kendala keuangan yang membatasi mereka untuk memiliki kapasitas (keterampilan dan pengetahuan) mengakses dan menerapkan praktik-praktik perbaikan dan mampu menjawab peluang meningkatkan pengembaliannya. Kurangnya
promosi
inisiatif
pemasaran
pengolahan
jahe
berpartisipasi
di dalam
pengusaha –
Indonesia.
Pengusaha
Indonesia pameran
dalam tidak
dan
Kurangnya
produksi
begitu
pertunjukan
dan
proaktif dagang
internasional. c. Peluang Pasar dunia untuk rempah-rempah, saus, saus kuah, dan bumbu diprediksi mencapai $ 72 miliar pada tahun 2015,
36
menurut Analis Industri Global. Penggerak pasar mencakup kecenderungan masakan etnis, dan permintaan yang lebih tinggi untuk makanan yang disiapkan di rumah yang lebih murah,
karena
konsumen
mencari
cara
untuk
dapat
mengatasi krisis ekonomi dengan lebih baik. Kinerja perdagangan yang rendah di India khususnya untuk ekspor
jahe
seperti
menunjukkan
Indonesia,
dan
peluang
besar
bagi
pemain
bersaing
ketat
dengan
jahe
Tiongkok Daratan dan Taiwan. Kemampuan petani untuk memasok jahe secara terus-menerus di
sepanjang
musim
menjamin
bahwa
mereka
memperoleh
harga rata-rata yang sehat untuk produk mereka. Sebagian besar
petani
penjual
jahe
grosir
dilakukan
di
untuk
memiliki pasar
hubungan segar
memperoleh
yang
dan
baik
kontak
informasi
dengan regular
mengenai
harga
pasar terkini. Data
tren
Perdagangan
Antar-ASEAN
menunjukkan
peningkatan pangsa impor dari negara-negara di kawasan itu. bumbu
Di
hampir
dan
semua
sayuran
kelompok
seperti
berkembang
meningkatkan
komoditas
mereka.
produk
jahe
produk
pemasok
negara
bilateral
untuk
segar,
perdagangan
Perkembangan
termasuk
positif
ini
akan
menguntungkan Indonesia dan Filipina sebagai penggerak kawasan ini menuju integrasi ekonomi.
37
Investor di bidang perkebunan rempah-rempah dan produksi bumbu akan melihat Indonesia menjadi pusat bisnis yang lebih menarik dengan peluncuran Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada tahun 2015. Pada tahun itu, 10 negara anggota ASEAN
akan
meliberalkan
perdagangan
dan
investasi
di
antara mereka, yang memungkinkan aliran bebas barang, modal,
jasa,
dan
orang-orang
di
seluruh
daerah
di
kawasan itu. Pasar AEC besar yang lancar yang terdiri atas Thailand, Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei, dan Filipina menawarkan kepada pengusaha akses mudah dan iklim investasi yang baik. d. Hambatan Tantangan untuk produksi jahe Indonesia yaitu mengatasi ketergantungan impor untuk menjaga harga tetap rendah dan memperkuat merek bagi konsumen
di Filipina serta
negara ASEAN lainnya. Arus masuk investasi menjadi sinyal positif bagi sektor produksi pertanian dan manufaktur termasuk sektor sayursayuran
dan
industri
bumbu,
namun,
tantangan
baru
di
bidang infrastruktur akan terus menjadi kendala utama untuk
meningkatkan
hasil
dan
menjaga
harga
tetap
kompetitif bagi konsumen. Kurangnya ketersediaan gas dan listrik merupakan hambatan bagi metode produksi skala
38
besar yang diperlukan oleh produsen bumbu untuk menjaga produksi
massal
tetap
stabil
dan
menjaga
harga
negara
yang
yang
kompetitif di pasar. Sementara
itu,
menjatuhkan
terdapat
standar
beberapa
perlindungan
yang
aman
telah
terhadap
amonia Indonesia yang dikatakan akan dijual dengan harga lebih
murah
daripada
produk
lokal
di
negara
itu,
sehingga, mencederai industri dalam negeri. Standar yang aman
diperbolehkan
(WTO)
jika
negara
oleh yang
Organisasi menggunakan
Perdagangan
Dunia
mekanisme
impor
tersebut dapat membuktikan bahwa impor tersebut telah mencederai industri lokal. Apalagi, hambatan non-tarif: seperti banyaknya persayaratan impor, prosedur berbelitbelit,
dan
aturan
birokrasi
juga
menghambat
dan
memperlambat transaksi perdagangan. Terdapat kekhawatiran mengenai potensi dampak komersial jahe
yang
diimpor
dari
beberapa
negara
yang
mampu
menghasilkan jahe dengan biaya lebih rendah. Selain itu, terdapat potensi dampak ilmiah jahe yang diimpor dari negara-negara yang menjadi inang bagi penyakit baru dan penyakit yang telah ada sebelumnya. Pengusaha
Filipina
kurang
berkomitmen
kuat
dalam
mempertahankan hubungan bisnis yang kuat dan kemitraan yang dinamis.
39
6. REKOMENDASI Berikut
beberapa
rekomendasi
untuk
mengatasi
tantangan
tersebut di atas: Status quo yang merujuk pada adanya ekspor jahe Indonesia di Filipina menunjukkan peluang besar untuk menembus pasar lebih
lanjut.
strategis
Indonesia
untuk
pertumbuhan Filipina.
mengambil
permintaan Produk
saat
bumbu
di
ini
berada
keuntungan
pasar
bumbu
Indonesia
pada
dari dan
harus
posisi
perkiraan
rempah-rempah
mulai
merambah
distribusi konsumen arus utama dan akar rumput, sehingga, membuka saluran persaingan dengan merek dan produk lokal. Harus ada
kolaborasi aktif
di
antara
lembaga
pemerintah
yang berbeda dan sektor swasta. Petani jahe skala kecil harus diberi: akses ke bahan tanaman berkualitas, bantuan manajemen tanaman pascapanen yang tepat sehingga memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan oleh pasar, di sini dan luar negeri serta keterkaitan pasar dan skema kredit yang berlaku.
Mereka
juga
harus
meningkatkan
produktivitas
mereka, menghasilkan barang, jahe berkualitas tinggi, dan memperluas
produksi
bernilai
tinggi
antara
lain
dengan
bahan baku menggunakan varietas unggul. Pemerintah Indonesia juga harus menyusun sejumlah strategi dan
kebijakan
antara
lain,
untuk
meningkatkan
dengan
ekspor
mengembangkan
jahe produk
Indonesia, turunan,
40
memperkuat
lembaga
perdagangan,
perdagangan,
memberikan
mendirikan
bantuan
teknis,
unit
dan
layanan
mengadakan
pameran perdagangan untuk produk-produk Indonesia. Agar
Indonesia
menjadi
sumber
dalam jangka panjang untuk tinggi,
olahan,
pemerintah
harus
dan
berkelanjutan
dan
unggul
produk pangan segar berkualitas
bernilai
lebih
menitikberatkan
untuk
terutama
jahe,
meningkatkan
dan
mendorong produksi dan produktivitas melalui intensifikasi, rehabilitasi/pembaruan
tanaman,
dan
Pemberdayaan petani dan lembaga
diversifikasi
juga penting
usaha.
yang
dapat
didukung oleh lembaga petani yang semakin tumbuh dan kuat, pelatihan, dan pengawasan untuk meningkatkan keterampilan petani, dan memfasilitasi kemitraan. Pemerintah juga harus memprioritaskan pengembangan industri pembibitan
jahe,
dengan
pertanian dan iklim. dalam
mengendalikan
perhatian
Pemerintah hama
dan
khusus
pada
potensi
juga harus turut campur
penyakit
tanaman,
melalui
tindakan preventif dan kuratif, serta pengendalian biologi penyakit dan hama. Proyek
percontohan
budidaya
jahe
di
Indonesia
dapat
dilaksanakan untuk memperkenalkan inovasi baru tanaman jahe sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih banyak dengan waktu tumbuh yang lebih pendek, dan membujuk warga untuk membudidayakan
jahe.
Selain
itu,
ini
bertujuan
untuk
41
mengurangi
pengangguran,
pendapatan
bagi
kemiskinan,
penduduk
desa,
dan
serta
meningkatkan
meningkatkan
dan
memperluas pasar baik jahe maupun produk olahannya. Melalui proyek percontohan ini, kami berharap bahwa sebagian besar masyarakat budidaya
kelompok
jahe.
tani
Sehingga,
menjadi beberapa
sadar dari
inovasi mereka
dalam
bersedia
untuk membudidayakan jahe dengan inovasi baru. Setelah jahe dipanen, maka masyarakat akan melihat dan menyadari bahwa melakukan budidaya jahe dengan inovasi baru menghasilkan nilai yang lebih besar. Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan
dapat
meningkatkan
jumlah
pengusaha
yang
tertarik dalam budidaya jahe. Lingkaran
kredit
dan
Lembaga
Keuangan
lainnya:
seperti
koperasi harus memberikan kredit petani kecil untuk petani rempah-rempah. mengembangkan
Tanpa jahe
kredit,
dan
produk
akan
cukup
sulit
turunannya
lebih
untuk lanjut
termasuk produksi bumbu. Untuk
lebih
distributor kerja
sama
kepercayaan terutama
meningkatkan
jahe,
program
akses
pembangunan
antarperusahaan dan
Penting
kualitas dengan
dengan
transparansi bagi
pembeli
membangun
pasar
dalam yang
produsen
dapat
meningkatkan
meningkatkan rantai ingin
dan
tingkat
nilai.
Ini
meningkatkan
hubungan yang lebih
dekat dan
terarah dengan pemasok. Apalagi, hubungan pasar dan skema kredit yang berlaku dipandang
penting dalam industri
di
42
mana
produsen
jahe
segar
dan
bumbu
makanan
kecil
akan
memperoleh keuntungan. Pemerintah juga harus memfasilitasi penyediaan dana yang memadai
untuk
penelitian
dan
pengembangan
serta
program
ekstensi lainnya, termasuk pelatihan; mendukung penelitian bersama antara perusahaan swasta dan universitas negeri; mengakses produk turunan yang lebih baru dan bagus dari negara-negara teknis
ASEAN
lainnya
lainnya
dengan
(penelitian
Filipina,
dan
Vietnam,
kerja
dan
sama
Malaysia);
mendukung pemasaran dan promosi perdagangan melalui pameran dan
fasilitasi
pendanaan
perdagangan;
jangka
menciptakan
panjang.
jaringan
serta ASEAN
produsen
meningkatkan dapat
bumbu
akses
berusaha
dalam
kerja
ke
untuk sama
prospektif dan usaha kolaboratif. Dengan berbagai inovasi budidaya jahe, jika dilaksanakan dengan
serius
dalam
skala
besar,
diharapkan
bahwa
pengangguran dan kemiskinan di desa-desa di Indonesia dapat dikurangi. Peningkatan budidaya jahe dengan inovasi baru juga
dapat
dilihat
sebagai
bagian
dari
upaya
untuk
mempersiapkan desa menjadi desa wisata. dan pusat pertanian untuk produksi jahe. Produsen
jahe
dan
industri
bumbu
yang
telah
ada
perlu
meningkatkan investasi untuk ekspansi bisnis jika mereka ingin
meningkatkan
penjualan
untuk
memenuhi
permintaan;
43
jika
tidak
pemain
baru
dari
negara
lain
mungkin
akan
merebut peluang pasar global dan regional. Semakin banyak produsen diharapkan dapat terdorong oleh prospek yang baik tersebut. Banyak investor masih tertarik pada industri ini. Oleh karena itu, Pemerintah perlu memfasilitasi investasi di sektor ini. Petani jahe Indonesia harus memiliki dedikasi
yang
kuat
untuk
saja
yang
menghasilkan
produk
berkualitas
terbaik
cocok untuk memenuhi kebutuhan khusus klien mereka. Mereka harus
berkomitmen
menyelaraskan
untuk
upaya
kami
memberikan melalui
layanan
pemahaman
pasar
dengan target
Anda dan harapan yang melebihi kualitas. Mengingat sifat negosiasi perdagangan yang berkelanjutan, terus berkembang, dan kompleks, perwakilan pemerintah dalam negosiasi perdagangan harus meningkatkan tingkat dukungan dan memastikan kerja sama penuh dengan perusahaan/industri yang
bersangkutan
atas
sikap
dan
pertahanan
perdagangan
yang lebih harmonis dan terkoordinasi.
44
7.
LEMBAGA / INSTANSI DIHUBUNGI DALAM KASUS SENGKETA Instansi yang dapat dihubungi apabila terjadi perselisihan mengenai
prosedur
sistem
perdagangan
impor
dan
ekspor
adalah: a)
THE INDONESIAN EMBASSY (Office of the Trade Attaché) 185 Salcedo Street, Legaspi Village, Makati City 1229 Metro Manila, Philippines Phone: +63 2 892-5061 to 68 Fax: +63 2 867-4192 Email:
[email protected]
b)
BUREAU OF IMPORT SERVICES – Department of Trade and Industry, Philippines 3F Tara Building 389 Sen. Gil J. Puyat Ave., Makati City 1200 Metro Manila, Philippines Phone: +63 2 896-4430 Fax: +63 2 896-4431 E-mail:
[email protected]
c)
Plant Quarantine Service (PQS) Bureau of Plant Industry, Department of Agriculture 692 San Andres Street, Malate, Manila, Philippines Phone: +63 2 524-3749 Fax: +63 2 404-0409; +63 2 524-2812 Website: http://pqs.da.gov.ph/
d)
Vegetable Importers, Exporters & Vendors Association Phils., Inc. (VIEVA) Rm. 3D-1 Golden Shine Corporate Center, 985 Delpan Cor. Zaragosa St., Tondo, Manila 1012 Philippines Phone: +63 2 516-5378; +63 2 516-4038 Fax: +63 2 243-1822 Email:
[email protected];
[email protected] Website: http://vievaphils.com.ph/
45
8. DAFTAR IMPORTIR BEST BRAND PRODUCTS PHILS., INC. 57 7th St. cor. Knight Ave., Caloocan City, Metro Manila 1405 Philippines Phone: +63 2 363-3274 Fax: +63 2 366-1781 FIHYBRIDS INCORPORATED Zone 7, Malaybalay, Bukidnon 8700 Philippines Contact Person: Mr. Ian Delarama Phone: +63 088 221-2324 Mobile: +639069561714 GREENFARM GLOBAL TRADING CORP. Suite 201, Villa abrille Bldg, Uyanguren, Davao City, Philippines Contact Person: Ms. Levelyn Golez, Managing Director Phone: +63 82 301-5276 Fax: +63 82 305-5021 Mobile: +639207962700 MCCORMICK PHILIPPINES INC. SYSU Centre 145 Panay Ave. cor. Sgt. Esguerra St., Quezon City, Metro Manila, Philippines Phone: +63 2 642-6265 Email:
[email protected] ORGANIC GREENS & ESSENCES, INC. Unit 307 C, One Oasis, Ortigas Avenue Extension, Pasig, Metro Manila, Philippines Contact Person: Ms. Geraldine Lim, Businesss Developments Head Phone: +63 2 509-7752 Mobile: +639177680555
46