2015
MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo
[KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Daftar Isi Kata Pengantar
2
I.
Pendahuluan
3
1.1
Pemilihan Produk
3
1.2
Profil Jepang
8
II. Potensi Pasar Jepang
11
2.1
Impor Produk Kakao Jepang - Dunia
11
2.2
Potensi Pasar Produk Kakao Jepang - Dunia
15
2.3
Kebijakan Impor Produk Kakao di Jepang
17
2.4
Saluran Distribusi Produk Kakao di Jepang
18
2.5
Permintaan Pasar Produk Kakao di Jepang
19
2.6
Persyaratan Impor Produk Kakao di Jepang
20
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Kakao ke Jepang
III. Peluang dan Strategi
20 23
3.1
Peluang
23
3.2
Strategi
25
3.3
Rekomendasi Strategis
27
IV. Informasi Penting
28
Daftar Importir Produk Kakao di Jepang
31
Referensi
33
Lampiran I. Tarif Bea Masuk Produk Kakao dari Indonesia
34
1
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Produk Kakao" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar produk kakao di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Urgensi laporan ini dibuat adalah karena adanya dinamika perkembangan pasar dimana tingkat persaingan dengan negara pemasok utama lainnya, yaitu Singapura, Malaysia, Ghana, Republik Pantai Gading, serta negara-negara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor produk kakao ini, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar produk kakao yang potensial bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang ini. Semoga laporan market brief produk kakao ini dapat bermanfaat bagi pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor produk kakao ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia ke pasar global pada umumnya dan ke pasar Jepang pada khususnya.
Tokyo, Pebruari 2015
2
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Pemilihan Produk Produk kakao memiliki market yang besar di Jepang. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.1, besar market produk kakao di Jepang pada tahun 2013 adalah 366,236 milyar JPY. Jepang bukanlah negara produsen biji kakao sehingga suplai biji kakao bergantung sepenuhnya pada impor dari luar negeri. Gambar 1.2 menunjukkan besar market impor produk kakao di Jepang. Market impor produk kakao di Jepang pada tahun 2014 adalah sebesar US$ 1,047 milyar.
7,5 milyar JPY 34 milyar JPY 0,22 milyar JPY 9,6 milyar JPY 2,56 milyar JPY 310,267 milyar JPY
366,236 milyar JPY
Gambar 1.1 Market Produk Kakao di Jepang Tahun 2013 Sumber: Chocolate & Cocoa Association of Japan (diolah)
3
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Gambar 1.2
Market Impor Produk Kakao di Jepang (dalam Juta USD)
Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari produk kakao yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012. Untuk produk kakao yang tercantum dalam Tabel 1.1 ini, Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 41,017 juta pada tahun 2014. Tabel 1.1 Produk Kakao yang Menjadi Cakupan Market Brief ini HS Code 1801
1803 1804
Deskripsi
Description
Biji kakao, utuh atau pecah, mentah atau
Cocoa beans, whole or broken, raw
digongseng.
or roasted
Pasta
dihilangkan
lemaknya
paste,
whether
defatted.
Mentega, lemak dan minyak kakao.
Cocoa butter, fat and oil.
kakao,
tidak
mengandung
tambahan gula atau bahan pemanis lainnya.
1806
Cocoa
maupun tidak.
Bubuk 1805
kakao,
or
not
Cocoa powder, not containing added sugar or other sweetening matter.
Coklat dan olahan makanan lainnya
Chocolate
and
other
mengandung kakao.
preparations containing cocoa.
food
4
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Walaupun bukan sebagai negara produsen biji kakao, Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor produk kakao ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2, negara-negara tujuan ekspor produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted Jepang adalah Estonia (57%), Indonesia (32%), dan Taiwan (11%). Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1801 ini adalah sebesar US$ 239 ribu, atau meningkat 88,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.2
Rank
Importir
Ekspor HS 1801 Jepang ke Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
Pangsa
2014
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
281
90
120
127
239
100
88.2
1
Estonia
107
0
0
30
136
57
353.3
2
Indonesia
0
0
0
0
76
32
-
3
Taiwan
6
0
0
51
27
11
-47.1
Sumber: ITC (diolah) Negara-negara tujuan utama ekspor produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted Jepang adalah Thailand (55%), Singapura (33%), China (6%), dan Korea Selatan (6%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 1803 ini. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.3, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1803 ini adalah sebesar US$ 1,857 juta, atau menurun 16,9% dibanding tahun sebelumnya.
5
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Tabel 1.3
Rank
Importir
Ekspor HS 1803 Jepang ke Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
Pangsa
2014
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
1,279
3,859
2,385
2,234
1,857
100
-16.9
1
Thailand
0
298
33
665
1,023
55
53.8
2
Singapura
374
1,361
537
79
609
33
670.9
3
China
541
305
0
0
119
6
0
4
Korea Selatan
364
1,894
1,809
1,325
106
6
-92
Sumber: ITC (diolah) Negara tujuan utama ekspor produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil Jepang pada tahun 2014 hanyalah Indonesia dengan nilai US$ 35 ribu. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.4, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1804 ini menurun 79,5% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.4
Rank
1
Importir
Ekspor HS 1804 Jepang ke Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
Pangsa
2014
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
157
30
123
171
35
100
-79.5
Indonesia
19
28
53
45
35
100
-22.2
Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor produk HS 1805 Cocoa powder, without added sugar Jepang adalah Jerman (73,6%), Rusia (17%), Singapura (7,1%), Hongkong (1,7%), dan Taiwan (0,5%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 1805 ini. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.5, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1805 ini adalah sebesar US$ 884 ribu, atau menurun 31,5% dibanding tahun sebelumnya.
6
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Tabel 1.5
Rank
Importir
Ekspor HS 1805 Jepang ke Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
Pangsa
2014
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
2,652
1,664
1,424
1,290
884
100
-31.5
1
Jerman
2,030
802
815
945
651
73.6
-31.1
2
Rusia
362
439
584
315
150
17
-52.4
3
Singapura
0
0
7
0
63
7.1
-
4
Hongkong
0
0
0
7
15
1.7
114.3
5
Taiwan
6
0
4
15
4
0.5
-73.3
Sumber: ITC (diolah) Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.6, negara-negara tujuan ekspor produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa Jepang adalah Hongkong (31,1%), Taiwan (26,2%), Singapura (8,5%), Amerika Serikat (7,2%), dan Korea Selatan (5,7%). Indonesia (0,5%) berada di urutan ke-15. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1806 ini adalah sebesar US$ 71,42 juta, atau meningkat 26,9% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.6
Rank
Importir
Ekspor HS 1806 Jepang ke Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
2014
Pangsa
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
53,570
55,529
61,703
56,302
71,420
100
26.9
1
Hongkong
18,099
21,569
21,303
21,184
22,238
31.1
5
2
Taiwan
12,410
12,901
12,266
11,506
18,747
26.2
62.9
3
Singapura
4,581
6,013
6,020
5,082
6,050
8.5
19
4
Amerika Serikat
3,200
3,015
3,537
3,946
5,158
7.2
30.7
5
Korea Selatan
4,322
2,798
3,197
2,654
4,093
5.7
54.2
15
Indonesia
175
233
389
447
329
0.5
-26.4
Sumber: ITC (diolah)
7
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
1.2
Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri
sebagai
kepala
pemerintahan
yang
dipilih
oleh
parlemen.
Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.3 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,07 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Desember 2014) ini adalah sebesar 377.959 km2 . Jepang memiliki 6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang.
8
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah 1.271.572,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah 27.342,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.
9
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Gambar 1.3
Peta Negara Jepang
10
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1
Impor Produk Kakao Jepang - Dunia Jepang merupakan negara pengimpor produk kakao dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 lima negara utama pengekspor produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted ke Jepang adalah Ghana (71,3%), Ekuador (8,5%), Venezuela (7,1%), Republik Pantai Gading (6,7%), dan Republik Dominika (1,9%). Indonesia (0,7%) berada di urutan ke-9 atau urutan pertama untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1801 adalah sebesar US$ 101,75 juta, atau menurun 6,7% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.1
Rank
Importir
Impor HS 1801 Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$) Pangsa
PERUB
2010
2011
2012
2013
2014
WORLD
166,985
193,284
158,108
109,113
101,750
100
-6.7
1
Ghana
129,086
155,337
115,813
84,545
72,536
71.3
-14.2
2
Ekuador
11,931
12,199
11,282
9,461
8,698
8.5
-8.1
3
Venezuela
13,785
12,492
18,587
5,360
7,192
7.1
34.2
4
Rep. Pantai Gading
5,363
3,298
3,993
4,678
6,849
6.7
46.4
5
Rep. Dominika
805
3,693
4,622
1,898
1,976
1.9
4.1
1,607
774
150
548
693
0.7
26.5
0.4
28.6
0.002
-
(%) 2014 (%) 14-13
ASEAN 9
Indonesia
10
Vietnam
0
205
363
322
414
26
Thailand
0
0
0
0
2
Sumber: ITC (diolah) 11
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted ke Jepang adalah Ghana (37,5%), Malaysia (26,8%), Ekuador (11,2%), Republik Pantai Gading (8,6%), dan Belanda (5,7%). Indonesia (2,6%) berada di urutan ke-8, atau urutan ke-3 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1803 adalah sebesar US$ 43,96 juta, atau meningkat 31,6% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.2
Rank
Importir WORLD
Impor HS 1803 Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
Pangsa
2014
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
30,835
47,640
39,631
33,412
43,959
100
31.6
4,155
6,202
8,593
9,116
16,465
37.5
80.6
1
Ghana
2
Malaysia
12,596
18,497
15,862
9,209
11,761
26.8
27.7
3
Ekuador
3,331
7,624
3,884
3,958
4,926
11.2
24.5
4
Rep. Pantai Gading
1,011
514
1,025
1,300
3,761
8.6
189.3
5
Belanda
1,516
2,957
2,291
1,537
2,496
5.7
62.4
ASEAN 6
Singapura
4,398
5,020
2,457
2,121
1,376
3.1
-35.1
8
Indonesia
754
2,061
1,784
1,849
1,152
2.6
-37.7
-
Vietnam
26
0
0
0
0
0
0
Sumber: ITC (diolah) Lima negara utama pengekspor produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil ke Jepang adalah Malaysia (46,3%), Indonesia (19,4%), Belanda (18,7%), Singapura (5,9%), dan Republik Pantai Gading (4%). Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1804 adalah sebesar US$ 196,75 juta, atau meningkat 89,6% dibanding tahun sebelumnya.
12
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Tabel 2.3
Rank
Importir
Impor HS 1804 Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
2014
Pangsa
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
118,569
91,185
84,939
103,790
196,752
100
89.6
1
Malaysia
64,362
48,056
41,664
49,541
91,091
46.3
83.9
2
Indonesia
7,581
9,076
9,793
25,772
38,262
19.4
48.5
3
Belanda
22,416
13,408
12,239
13,908
36,768
18.7
164.4
4
Singapura
7,897
10,593
7,567
7,004
11,646
5.9
66.3
5
Rep. Pantai Gading
6,915
1,370
7,581
3,966
7,870
4
98.4
Thailand
161
0
0
257
2,220
1.1
763.8
Vietnam
13
0
0
0
0
0
0
ASEAN 9
Sumber: ITC (diolah) Dari Tabel 2.4 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor produk HS 1805 Cocoa powder, without added sugar ke Jepang adalah Belanda (44,2%), Malaysia (28,1%), Thailand (8,7%), Singapura (8,3%), dan Amerika Serikat (2,4%). Indonesia (1,1%) berada di urutan ke-8, atau urutan ke-4 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1805 adalah sebesar US$ 56,05 juta, atau menurun 19,2% dibanding tahun sebelumnya. Lima negara utama pengekspor produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa ke Jepang adalah Singapura (33,3%), Belgia (11,8%), Amerika Serikat (8,6%), Perancis (8,3%), dan Australia (6%). Indonesia (0,05%) berada di urutan ke-30 atau urutan ke-5 di kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1806 adalah sebesar US$ 648,33 juta, atau meningkat 5,4% dibanding tahun sebelumnya.
13
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Tabel 2.4
Rank
Importir
Impor HS 1805 Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
2014
Pangsa
PERUB
(%) 2014 (%) 14-13
WORLD
80,998
98,326
99,851
69,329
56,050
100
-19.2
1
Belanda
36,970
44,894
43,113
31,891
24,762
44.2
-22.4
2
Malaysia
17,737
26,769
29,556
19,539
15,724
28.1
-19.5
3
Thailand
10,525
8,654
10,079
5,483
4,860
8.7
-11.4
4
Singapura
8,504
8,697
9,457
5,609
4,662
8.3
-16.9
5
Amerika Serikat
2,688
2,973
1,431
1,369
1,333
2.4
-2.6
921
803
895
513
618
1.1
20.5
Pangsa
PERUB
ASEAN 8
Indonesia
Sumber: ITC (diolah)
Tabel 2.5
Rank
Importir
Impor HS 1806 Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ribu US$)
2010
2011
2012
2013
2014
WORLD
511,932
578,701
626,109
614,834
648,327
100
5.4
1
Singapura
194,788
202,743
197,262
183,537
215,901
33.3
17.6
2
Belgia
51,098
63,484
65,995
75,672
76,729
11.8
1.4
3
Amerika Serikat
47,724
51,798
64,758
66,091
55,838
8.6
-15.5
4
Perancis
37,653
46,992
52,240
53,907
54,083
8.3
0.3
5
Australia
39,427
40,674
39,580
37,392
38,659
6
3.4
(%) 2014 (%) 14-13
ASEAN 9
Malaysia
19,230
23,154
27,009
25,367
21,291
3.3
-16.1
11
Thailand
109
1,340
7,992
10,050
12,381
1.9
23.2
23
Vietnam
1,118
881
479
581
1,106
0.2
90.4
30
Indonesia
746
464
535
366
292
0.05
-20.2
32
Filipina
84
115
139
438
262
0.04
-40.2
Sumber: ITC (diolah)
14
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk seluruh produk kakao. Indonesia berada di urutan ke-3 di antara negara anggota ASEAN lainnya. juta USD
Gambar 2.1 Lima Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Produk Kakao 2.2
Potensi Pasar Produk Kakao Jepang - Dunia Dilihat dari perbandingan nilai ekspor dan impor Jepang, dapat terlihat perbedaan yang sangat besar yang menunjukkan bahwa Jepang memiliki potensi pasar impor yang sangat besar. Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama produk kakao ke Jepang pada tahun 2014. Lima negara eksportir utama produk kakao ke Jepang adalah Singapura (22,3%), Malaysia (13,4%), Ghana (8,6%), Belgia (7,4%), dan Belanda (6,9%).
15
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Singapura (22,3%)
Others (41,4%)
Malaysia (13,4%)
Ghana (8,6%) Belanda (6,9%) Belgia (7,4%)
Gambar 2.2
Pangsa Pasar Eksportir Produk Kakao ke Jepang Tahun 2014
Tabel 2.6 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk produk kakao pada tahun 2013. Dengan kapasitas ekspor produk kakao Indonesia ke dunia sebesar US$ 1,15 milyar dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 930,48 juta, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 334,56 juta untuk mengekspor produk kakao ke Jepang pada tahun 2013. Tabel 2.6 Potensi Ekspor Produk Kakao Indonesia ke Jepang tahun 2013 (dalam ribu US$) HS code
Impor Jpn dr Ina
Ekspor Ina ke Dunia
Impor Jpn dr Dunia
Potensi Perdagangan Ina
1801
548
446,095
109,113
108,565
1803
1,849
186,434
33,412
31,563
1804
25,772
356,764
103,790
78,018
1805
513
110,445
69,329
68,816
1806
366
47,963
614,834
47,597
16
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk produk kakao di Jepang masih sangat terbuka. 2.3
Kebijakan Impor Produk Kakao di Jepang Untuk impor produk kakao, regulasi yang berlaku di Jepang adalah : (1) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk produk kakao dari Indonesia tercantum pada Lampiran I. Beberapa kode HS untuk produk kakao dari Indonesia sudah atau akan menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Untuk produk-produk dengan kode HS tersebut, pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Produk kakao yang memiliki kandungan gula atau susu, umumnya memiliki tarif bea masuk di atas 20%. (2) Plant Protection Act. Berdasarkan Plant Protection Act, produk kakao yang berupa raw cocoa beans harus disertai dengan Phytosanitary Certificate dengan format yang sesuai dengan ketetapan International Plant Protection Convention dari negara asal yang menyatakan bahwa produk impor tersebut tidak mengandung bakteri penyakit dan hama. Bila pihak karantina Jepang menemukan adanya bakteri penyakit atau hama pada produk impor, maka pengimpor bertanggung-jawab untuk membersihkan produk dari bakteri peyakit atau hama, atau memusnahkan produk tersebut. Selain itu, tidak boleh ada tanah yang melekat pada produk raw cocoa beans ini.
17
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
(3) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. Selain itu, untuk agricultural chemicals yang tidak tercantum dalam Positive List, aturan yang berlaku adalah batas kandungan sampai dengan 0,01 ppm. Selain itu, bila produk menggunakan food additive, perlu dipastikan bahwa produk tersebut tidak menggunakan food additive yang dilarang di Jepang. Untuk produk kakao selain biji kakao, importir perlu menyerahkan dokumen tentang bahan materi produk dan proses produksi. Ada kalanya pihak karantina juga meminta certificate of sanitation dan certificate of analysis. 2.4
Saluran Distribusi Produk Kakao di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi produk kakao dari produsen, lalu diekspor dan sampai kepada konsumen. Produk kakao yang diimpor oleh importir memiliki berbagai jalur distribusi, tergantung pada jenis produk yang diimpor. Untuk produk biji kakao, umumnya importir besar mengimpor produk dalam jumlah besar dan kemudian mendistribusikan
produk
perusahaan-perusahaan
biji
produsen
kakao
ke
produk
kakao.
wholesaler Namun
atau tidak
ke sedikit
produsen-produsen produk kakao di Jepang yang juga langsung mengimpor biji kakao dari luar negeri. Produk kakao didistribusikan ke konsumen baik melalui toko-toko yang khusus menjual produk kakao, maupun melalui department store, dan sebagainya. 18
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Farmers
Local Brokers
Cocoa Product Manufactures
Exporters
Importers
Wholesalers
Local Cocoa Product Manufacturers
Cocoa Product Retailers, Mass Retailers, Restaurants, etc.
Consumers
Gambar 2.3 2.5
Saluran Distribusi Produk Kakao dari Luar Negeri
Permintaan Pasar Produk Kakao di Jepang Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.7, produk kakao di Jepang yang memiliki demand terbesar adalah produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa, yang mencapai volume sebesar 166.571,7 ton pada tahun 2014, atau meningkat 1,75% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, dari Tabel 2.7, dapat terlihat bahwa besar market impor untuk produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted dan HS 1804 Cocoa butter, fat and oil mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2010, yaitu 68,7% untuk produk HS 1803 dan 41,2% untuk produk HS 1804. Namun di sisi lain, besar market produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted terlihat mengalami penyusutan sejak tahun 2012.
19
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Tabel 2.7 Volume Impor Produk Kakao Jepang dari Dunia Periode 2010-2014 (dalam ton) HS Code
2010
2011
2012
2013
2014
1801
44.529,69
52.169,32
51.059,12
40.976,22
31.759,56
1803
6.006,03
9.358,37
9.352,08
8.756,38
10.134,27
1804
19.365,44
19.474,79
26.565,67
24.262,32
27.352,59
1805
18.765,68
17.360,72
17.199,71
15.632,28
17.302,85
1806
155.100,62
154.614,87
170.464,39
163.706,16
166.571,7
Sumber: Japan Customs (diolah) 2.6
Persyaratan Impor Produk Kakao di Jepang Untuk produk kakao yang sudah diproses, seperti chocolate product dan sebagainya, importir produk kakao di Jepang umumnya mensyaratkan tempat atau pabrik pengolahan produk kakao memiliki sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Selain itu, eksportir harus dapat memenuhi permintaan spesifikasi dan volume yang diminta oleh pihak importir. Sementara untuk biji kakao, eksportir harus dapat memenuhi permintaan grade yang diminta oleh importir Jepang. Standar mutu yang diminta oleh pihak importir akan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan pasar yang ditargetkan oleh pihak importir. Sementara itu, perusahaan-perusahaan importir besar umumnya akan melakukan pengecekan langsung ke perkebunan.
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Kakao ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor produk kakao ke Jepang adalah sebagai berikut.
20
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
(a) Pemasaran dan promosi. Pengusaha-pengusaha produk kakao perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. (b) Reputasi pesaing. Untuk produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted, dilihat dari nilai impor, produk Ghana menguasai 71,3% market di Jepang, sementara dilihat dari volume impor, produk Ghana mencapai 74,1% dari total volume impor HS 1801 Jepang. (c) Keikut-sertaan Jepang dalam Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPP). Saat ini Jepang sedang melakukan perundingan untuk ikut serta dalam TPP. Keikut-sertaan Jepang akan memberikan keuntungan bagi negara-negara pesaing seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang tergabung dalam TPP ini, terutama untuk produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa yang umumnya masih diproteksi oleh pemerintah Jepang dengan tarif bea masuk yang tidak rendah. (d) Kendala
bahasa/komunikasi.
Ada
kendala
bahasa/komunikasi
antara
produsen/pengusaha produk kakao di Indonesia dengan konsumer di Jepang karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris, dan hal ini dapat menghambat proses transaksi. (e) Melemahnya mata uang Yen terhadap USD. Kurs mata uang pada bulan Januari 2015 adalah 118,24 JPY/USD, sementara pada bulan yang sama tahun sebelumnya adalah 103,93 JPY/USD. Melemahnya mata uang Yen terhadap USD akan menaikkan harga produk kakao tersebut ketika dijual di pasar Jepang.
21
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
(f) Naiknya pajak konsumsi. Kenaikan pajak konsumsi di Jepang pada bulan April 2014 yang lalu dari 5% menjadi 8% memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Jepang. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bulan April-Desember 2014 lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (g) Harga. Untuk produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted, harga rata-rata produk dari Indonesia seharga US$ 7,68/kg, sementara produk dari Ghana hanya seharga US$ 3,08/kg. Perbedaan harga untuk produk HS 1801 yang hampir mencapai 250% ini tentunya menjadi penghambat peningkatan nilai ekspor produk HS 1801 Indonesia ke Jepang..
22
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1
Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan produk kakao di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, beberapa produk kakao dari Indonesia telah menjadi bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, untuk produk HS 1803.20.000.0 Cocoa paste: wholly or partly defatted dari Indonesia akan menjadi bebas tarif bea masuk pada tahun 2015 ini. Untuk produk HS 1803.20.000.0 ini, produk dari Ekuador, Ghana, dan Republik Pantai Gading dikenakan tarif bea masuk sebesar 7%. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Kapasitas produksi kakao Indonesia Indonesia merupakan negara produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Republik Pantai Gading dan Ghana. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1, produksi biji kakao di Indonesia mencapai di atas 400.000 ton per tahun. Dengan kapasitas produksi yang besar, Indonesia memiliki peluang yang baik untuk meningkatkan ekspor ke Jepang.
23
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Gambar 3.1 Kapasitas Produksi Biji Kakao Tiga Produsen Terbesar Dunia (dalam ribu ton) d. Reputasi produk Indonesia Untuk produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil, Indonesia terus mengalami peningkatan nilai ekspor ke Jepang dalam 5 tahun belakangan ini. Pada tahun 2010, Indonesia berada di urutan ke-4 di bawah Malaysia, Belanda, dan Singapura. Namun pada tahun 2014, Indonesia merupakan negara pengekspor ke Jepang terbesar kedua dengan market share sebesar 19,4%. Hal ini menunjukkan bahwa produk HS 1804 dari Indonesia dapat diterima oleh market Jepang. e. Kondisi negara pesaing Penyakit virus Ebola yang melanda wilayah Afrika Barat dikhawatirkan akan menyebar ke Ghana dan Republik Pantai Gading. Kekhawatiran ini sempat menaikkan harga kakao di pasar internasional pada akhir tahun 2014, karena bila wabah virus Ebola melanda kedua negara tersebut dapat dipastikan para pekerja di perkebunan kakao akan mengungsi ke luar negeri, sehingga akan membawa dampak negatif terhadap produksi dan ekspor kakao dari kedua negara tersebut. 24
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
3.2
Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk kakao di Jepang. a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait produk kakao dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha produk kakao di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha produk kakao di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait produk kakao ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. c. Konsentrasi pengembangan dan promosi produk. Peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil perlu terus diusahakan. Selain itu, Indonesia perlu mengupayakan peningkatan market share untuk produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa yang memiliki market impor terbesar untuk produk kakao di Jepang. Pada tahun 2014, Indonesia hanya memiliki market share sebesar 0,05% untuk produk HS 1806 ini, dibandingkan Singapura yang memiliki market share sebesar 33,3%.
25
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha produk kakao di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Proaktif
untuk
mengajak
investor
Jepang
masuk
ke
Indonesia.
Pengusaha-pengusaha di Indonesia perlu mendekati investor Jepang untuk mendirikan perusahaan bersama, baik untuk pengembangan perkebunan kakao, maupun untuk pengembangan produk kakao. Perlu diupayakan untuk mengajak investor membantu pengembangan produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa di Indonesia. Keberadaan investor Jepang juga akan membantu pemasaran produk kakao ke negeri Jepang itu sendiri. f. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertifikasi sebagai produk organik. g. Mengusahakan
pembebasan/penurunan
tarif
bea
masuk.
Untuk
meningkatkan daya saing produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa, pemerintah Indonesia perlu mengadakan negosiasi
dengan
pemerintah
Jepang
untuk
mendapatkan
pembebasan/penurunan tarif bea masuk.
26
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
3.3
Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu terus diadakan sehingga pengusaha/petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. b. Penyediaan bantuan modal. Pemberian bantuan modal kepada petani, serta pengusaha akan membantu peningkatan produksi produk kakao. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. c. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi produk kakao Indonesia di Jepang perlu dilaksanakan terus-menerus. Para pengusaha produk kakao di Indonesia perlu didorong dan difasilitasi untuk terus ikut dalam pameran dagang di Jepang. d. Penataan birokrasi untuk investasi asing. Prosedur yang jelas, pelayanan yang terpadu diperlukan agar pihak asing mudah melakukan ekspansi dan investasi di Indonesia.
27
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
BAB IV 1
INFORMASI PENTING
Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp
2
Asosiasi Terkait Produk Kakao di Jepang Chocolate & Cocoa Association of Japan 6-9-5, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0004, Japan Phone: +81-3-5777-2035 Fax: +81-3-3432-8852 Website: www.chocolate-cocoa.com Japan Biscuit Association 6-9-5-9F, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0004, Japan Phone: +81-3-3433-6131 Fax: +81-3-3433-6473 Website: www.biscuit.or.jp Japan Chocolate Industrial Cooperation 2-3-13, Higashi Sakashita, Itabashi-ku, Tokyo-174-0042, Japan Phone: +81-3-3969-1261 Fax: +81-3-3967-0915 Website: www.chocolate.or.jp The Federation of Japan Confectionery Associations 2-21-14, Ikejiri, Setagaya-ku, Tokyo-154-0001, Japan Phone: +81-3-5486-2611 Website: www.gateaux.or.jp
28
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
3
Daftar Pameran Terkait Produk Kakao di Jepang Chocolate Exhibition Website: chocolate-osaka.com Phone: +81-6-6366-2364 FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: +81-3-3434-3453 Supermarket Trade Show Website: www.smts.jp Phone: +81-3-5209-1056 The World Food and Beverage Great Expo Website: www.fabex.jp Phone: +81-3-3271-4816
4
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 E-mail:
[email protected] Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6th Floor 4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 E-mail:
[email protected] Website: www.indonesia-osaka.org 29
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi K. Yudha Halim Matsushita IMP Building 2 Floor 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302 Japan Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Website: www.itpc.or.jp
30
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Daftar Importir Produk Kakao di Jepang 1. Cargill Japan Co., Ltd. 3-1-1, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo, Japan Phone: +81-3-3285-0800 Fax: +81-3-3211-8934 Website: www.cargill.co.jp 2. Contifera Co., Ltd. 1-1-12-4F, Toranomon, Minato-ku, Tokyo-105-0001, Japan Phone: +81-3-3519-6393 Fax: +81-3-3519-6399 Website: www.contifera.co.jp 3. Daito Cacao Co., Ltd. 2-3-23, Shimo-Meguro, Meguro-ku, Tokyo-153-0064, Japan Phone: +81-3-3492-2228 Website: www.daitocacao.com 4. Dari K Co., Ltd. 22-1F, Imashinzaike Nishi-cho, Nakagyo-ku, Kyoto-604-8801, Japan Phone: +81-75-803-6456 Website: www.dari-k.com 5. Imanaka Ltd. 1-4-8, Doshoumachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka-541-0045, Japan Phone: +81-6-6228-5821 Fax: +81-6-6228-5818 Website: www.imanaka.co.jp 6.
Itochu Corporation 2-5-1, Kita Aoyama, Minato-ku, Tokyo-107-8077, Japan Phone: +81-3-3497-2121 Website: www.itochu.co.jp 31
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Itochu Corporation (Jakarta) The Plaza Office Tower Lantai 26 Jl. M.H Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10350, Indonesia Phone : +62-21-2992-2300 Fax : +62-21-2992-3200 7.
Meiji Co., Ltd. 1-2-10, Shin-suna, Koto-ku, Tokyo-136-8908, Japan Phone : +81-3-5653-0301 Website: www.meiji.co.jp
8.
Mitsubishi Corporation 2-3-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-8086, Japan Phone : +81-3-3210-2121 Website: www.mitsubishi.co.jp Mitsubishi Corporation (Jakarta) Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Lantai 18-19 Jakarta 10270, Indonesia Phone : +62 21-5795-1324/5 Fax : +62 21-5790-1801
9.
Mitsui & Co.,Ltd. 1-2-1, Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-0004, Japan Phone: +81-3-3285-1111 Fax: +81-3-3285-9819 Website: www.mitsui.com
10.
Sun-Eight Trading Co.,Ltd. 1-1-1-22F, Minami Aoyama, Minato-ku, Tokyo-107-0062, Japan Phone: +81-3-5414-1572 Fax: +81-3-5414-1580 Website: www.sun-eight.com
32
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
REFERENSI Badan Pusat Statistik Indonesia. http://www.bps.go.id Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012. International Trade Center. http://www.trademap.org Japan Customs, Pebruari 2015, http://www.customs.go.jp JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization The Japan Food Chemical Research Foundation. http://www.ffcr.or.jp/ Trade Statistics of Japan. http://www.customs.go.jp/toukei/ World Tariff. http://worldtariff.com
33
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
Lampiran I. Tarif Bea Masuk Produk Kakao dari Indonesia HS Number 1801 1801.00.000.3
Description COCOA BEANS, WHOLE OR BROKEN, RAW OR ROASTED - Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted
1803 1803.10.000.3 1803.20.000.0
COCOA PASTE, WHETHER OR NOT DEFATTED - Not defatted -Wholly or partially defatted
free 0,9%
1804 1804.00.000.4
COCOA BUTTER, FAT AND OIL - Cocoa butter, fat and oil
free
1805 1805.00.000.2
1806 1806.10.100.6 1806.10.200.1
1806.20.311.4 1806.20.319.+ 1806.20.321.0 1806.20.322.1
1806.20.111.0 1806.20.119.1 1806.20.190.2
1806.20.210.1
1806.20.290.4 1806.31.000.4 1806.32.100.5
1806.32.211.4 1806.32.219.5 1806.32.220.6 1806.90.100.3
COCOA POWDER, NOT CONTAINING ADDED SUGAR OR OTHER SWEETENING MATTER - Cocoa powder, not containing added sugar or other sweetening matter CHOCOLATE AND OTHER FOOD PREPARATIONS CONTAINING COCOA: - Cocoa powder, containing added sugar or other sweetening matter: - - Containing added sugar - - Other - Other preparations in blocks or slabs weighing more than 2 kg or in liquid, paste, powder, granular or other bulk form in containers or immediate packings, of a content exceeding 2 kg: - - Food preparations of goods of heading 0401 to 0404 containing cocoa powder in a proportion by weight of less than 10%: - - - Containing not less than 30% of natural milk constituents by weight, calculated on the dry matter, excluding pressurized containers: - - - - For "the Pooled Quota" for other milk products - - - - Other - - - Other: - - - - Containing added sugar - - - - Other - - Other: - - - Containing added sugar: - - - - Chewing gum and other sugar confectionery; preparations in blocks, slabs, bars and paste: - - - - - Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight - - - - - Other - - - - Other - - - Other: - - - - For the quantity (quota) stipulated on food preparations containing cocoa for manufacture of chocolate by a Cabinet Order, on the basis of the quantity of demand of powdered milk and such food preparations for the manufacture of chocolate in the coming fiscal year (April- March), and also in consideration of other relevant conditions - - - - Other - Other, in blocks, slabs or bars: - - Filled - - Not filled: - - - Chocolate confectionery - - - Other: - - - - Containing added sugar: - - - - - Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight - - - - - Other - - - - Other - Other: - - Chocolate confectionery
Tariff
Note
free
IJEPA B7 IJEPA B7
1,3%
IJEPA B7
29,8% 12,5%
IJEPA X IJEPA X
21% 23,8%+679JPY/kg
IJEPA X IJEPA X
23,8% 21,3%
IJEPA X IJEPA X
29,8%
IJEPA X
29,8% 28%
IJEPA X IJEPA X
free
12,5%
IJEPA X
10%
IJEPA X
10%
IJEPA X
29,8%
IJEPA X
29,8% 12,5%
IJEPA X IJEPA X
10%
IJEPA X
34
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2015]
1806.90.311.4 1806.90.319.+ 1806.90.321.0 1806.90.322.1
1806.90.211.2 1806.90.219.3 1806.90.220.4
- - Other: - - - Food preparations of goods of heading 0401 to 0404, containing cocoa powder in a proportion by weight of less than 10%: - - - - Containing not less than 30% of natural milk constituents by weight, calculated on the dry matter, excluding whipped cream in pressurized containers: ----For "the Pooled Quota" for other milk products ----Other ---Other: ----Containing added sugar ----Other --Other: ---Containing added sugar: ----Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight ----Other ---Other
21% 23,8%+679JPY/kg
IJEPA X IJEPA X
23,8% 21,3%
IJEPA X IJEPA X
29,8%
IJEPA X
29,8% 12,5%
IJEPA X IJEPA X
35