2014
MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo
[KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
12
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Daftar Isi Kata Pengantar
2
I.
Pendahuluan
3
1.1
Pemilihan Sektor
3
1.2
Profil Jepang
5
II. Potensi Pasar Jepang
8
2.1
Impor Sektor Jasa Jepang - Dunia
2.2
Potensi Pasar Sektor Jasa Jepang - Dunia
10
2.3
Kebijakan Sektor Jasa di Jepang
11
2.4
Saluran Distribusi Sektor Jasa di Jepang
12
2.5
Permintaan Pasar Sektor Jasa di Jepang
15
2.6
Persyaratan Impor Sektor Jasa di Jepang
16
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Sektor Jasa ke Jepang
III. Peluang dan Strategi
8
17 21
3.1
Peluang
21
3.2
Strategi
23
3.3
Rekomendasi Strategis
25
IV. Informasi Penting
27
Referensi
30
Lampiran: Gaji Minimum di Jepang
31
1
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Sektor Jasa" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar sektor jasa di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Di tengah dinamika perkembangan pasar, informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar sektor jasa di Jepang sangatlah dibutuhkan agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor sektor jasa ke Jepang ini. Semoga laporan market brief sektor jasa ini dapat bermanfaat bagi lembaga terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor sektor jasa ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor jasa Indonesia ke pasar dunia dan khususnya ke pasar Jepang.
Tokyo, Desember 2014
2
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Pemilihan Sektor Sejak tahun 2010, Jepang mengalami penurunan jumlah penduduk setiap tahunnya karena rendahnya angka kelahiran di Jepang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk Jepang akan berada di bawah angka 125 juta orang. Gambar 1.1 menunjukkan perkiraan piramida penduduk Jepang pada tahun 2020. Jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun di Jepang akan mencapai 29% dari total penduduk Jepang, sementara jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan berada di bawah 60%. Dengan semakin berkurangnya jumlah penduduk usia produktif, serta semakin bertambahnya jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun, Jepang akan mengalami krisis kekurangan sumber daya manusia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah mengadakan sistem pemagangan yang dimulai sejak tanggal 1 April 1993, serta program EPA untuk perawat dan care worker sejak tanggal 1 Juli 2008. Selain itu, dalam pertemuan Special Zone Advisory Council yang dipimpin oleh PM Abe pada tanggal 10 Oktober 2014 yang lalu, telah diputuskan bahwa pemerintah Jepang akan mengijinkan masuknya orang asing untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kebijakan ini diambil agar kaum wanita Jepang yang umumnya berhenti bekerja setelah menikah atau melahirkan anak, dapat terus berkarir.
3
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
usia (tahun)
Tahun 2020 (prediksi)
Pria
1400 1200 1000
800
600
400
ribu penduduk
Wanita
200
0
0
200
400
600
800
1000 1200 1400
ribu penduduk
Sumber: Statistics Bureau Gambar 1.1 Perkiraan piramida penduduk Jepang tahun 2020 Terkait dengan hal di atas, Indonesia yang memiliki populasi angkatan kerja lebih dari 100 juta jiwa, memiliki potensi yang besar untuk meraih peluang yang lebih besar di sektor jasa di Jepang ini. Cakupan laporan ini dibatasi untuk membahas sektor jasa, khususnya mengenai pemagangan, dan program EPA perawat dan care worker. Selain itu, walaupun pelaksanaan program pembantu rumah tangga baru akan dimulai di tahun 2015, sektor jasa yang juga memiliki potensi yang sangat besar ini akan ikut dibahas dalam laporan ini. 4
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
1.2
Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri
sebagai
kepala
pemerintahan
yang
dipilih
oleh
parlemen.
Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,07 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Desember 2014) ini adalah sebesar 377.959 km 2 . Jepang memiliki 6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang.
5
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah 1.271.572,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah 27.342,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.
6
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Gambar 1.2
Peta Negara Jepang
7
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1
Impor Sektor Jasa Jepang - Dunia Gambar 2.1 menunjukkan grafik jumlah peserta magang di Jepang dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2012. Peserta magang golongan 1 adalah peserta magang dengan visa magang untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun pertama. Peserta magang golongan 2 adalah peserta magang yang telah memperpanjang visa magangnya.
Sumber: JITCO Gambar 2.1 Jumlah peserta magang di Jepang (tahun 2002-2012)
8
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, orang asing yang paling banyak memasukkan aplikasi untuk perpanjangan visa magang (perpanjangan visa dari peserta magang golongan 1 menjadi peserta magang golongan 2) pada tahun fiskal 2013 adalah yang berasal dari China (68,8%), kemudian disusul oleh Vietnam (14,7%), Filipina (6,4%), Indonesia (6,2%), dan Thailand (2,4%). Jumlah orang asing yang memasukkan aplikasi perpanjangan visa magang pada tahun fiskal 2013 adalah 51.747 orang, atau menurun 3,8% dibanding tahun fiskal sebelumnya. Tabel 2.1 Jumlah orang asing yang memasukkan aplikasi untuk perpanjangan visa magang (tahun fiskal 2010-2013) Rank
Negara asal
F2010
F2011
F2012
F2013
Persentasi (%) F2013
PERUB (%) 12-13
WORLD
46.985
51.109
53.791
51.747
100
-3,8
1
China
36.918
38.779
38.808
35.611
68,8
-8,2
2
Vietnam
3.582
5.388
6.488
7.584
14,7
16,9
3
Filipina
2.490
2.871
3.326
3.325
6,4
-0,0
4
Indonesia
2.778
2.452
3.413
3.215
6,2
-5,8
5
Thailand
762
1.045
1.072
1.252
2,4
16,8
Sumber: JITCO (diolah) Sementara itu, program EPA untuk perawat dan care worker di Jepang saat ini hanya menerima calon perawat dan care worker dari Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Indonesia mulai mengirimkan peserta program EPA untuk perawat dan care worker ini dari tahun 2008. Filipina mulai sejak tahun 2009, sedangkan Vietnam baru mulai pada tahun 2014. Tabel 2.2 menunjukkan jumlah orang asing yang masuk ke Jepang dengan program EPA untuk perawat dari tahun fiskal 2008 sampai dengan tahun fiskal 2014. Sampai dengan tahun 2014, Indonesia telah mengirimkan 481 orang
9
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
peserta program EPA perawat. Tabel 2.2 Jumlah orang asing yang datang ke Jepang untuk program EPA perawat (tahun fiskal 2008-2014) Negara asal
F2008
F2009
F2010
F2011
F2012
F2013
F2014
WORLD
108
266
85
117
57
112
98
1
Indonesia
108
173
39
47
29
48
2
Filipina
-
93
46
70
28
3
Vietnam
-
-
-
-
-
Rank
Persentasi (%) F2014
PERUB (%) 13-14
839
100
-12,5
41
481
41,8
-14,6
64
36
337
36,7
-43,8
-
21
21
21,4
-
Total
Sumber: MHLW (diolah) Tabel 2.3 menunjukkan jumlah orang asing yang masuk ke Jepang dengan program EPA untuk care worker dari tahun fiskal 2008 sampai dengan tahun fiskal 2014. Sampai dengan tahun 2014, Indonesia sudah mengirimkan 754 orang untuk program EPA care worker. Tabel 2.3 Jumlah orang asing yang datang ke Jepang untuk program EPA care worker (tahun fiskal 2008-2014) Negara asal
F2008
F2009
F2010
F2011
F2012
F2013
F2014
WORLD
104
379
149
119
145
195
410
1
Indonesia
104
189
77
58
72
108
2
Filipina
-
190
72
61
73
3
Vietnam
-
-
-
-
-
Rank
Persentasi (%) F2014
PERUB (%) 13-14
1.501
100
110,3
146
754
35,9
35,2
87
147
630
35,6
69
-
117
117
28,5
-
Total
Sumber: MHLW (diolah) 2.2
Potensi Pasar Sektor Jasa Jepang - Dunia Gambar 2.2 menunjukkan komposisi negara asal peserta magang (peserta magang golongan 1 dan golongan 2) yang tercatat pada tahun 2012. Lima negara asal utama adalah China (73,5%), Vietnam (11%), Indonesia (6%), Filipina (5,8%), dan Thailand (2,3%). Dilihat dari potensi pasar yang ada dan persentasi yang dipegang oleh Indonesia saat ini, potensi Indonesia untuk meningkatkan persentasi peserta magang di Jepang masih sangat terbuka.
10
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Sumber: JITCO
Gambar 2.2
Komposisi Negara Asal Peserta Magang di Jepang Tahun 2012
Sementara itu, untuk program EPA perawat dan care worker, pemerintah Jepang masih membatasi penerimaan peserta program EPA yaitu maksimum 200 orang per tahun dari tiap negara untuk perawat, dan maksimum 300 orang per tahun dari tiap negara untuk care worker. Bila dibandingkan dengan Tabel 2.2 dan Tabel 2.3, maka Indonesia masih memiliki potensi untuk mengirimkan 159 orang peserta program EPA untuk perawat dan 154 orang peserta program EPA untuk care worker pada tahun fiskal 2014. 2.3
Kebijakan Impor Sektor Jasa di Jepang Mengenai pemagangan, peserta magang hanya bisa bekerja di Jepang selama 3 tahun. Peserta magang harus meninggalkan Jepang setelah masa 3 tahun ini. Alumni pemagangan dapat datang kembali ke Jepang dan bekerja di Jepang bila dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan visa bekerja di Jepang, atau karena menikah dengan orang Jepang. 11
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Perusahaan
Jepang
yang
mempekerjakan
peserta
magang
harus
memberikan gaji yang sama atau lebih besar dari gaji minimum di Jepang. Besar gaji minimum di Jepang berbeda berdasarkan prefecture, sebagaimana tercantum pada bagian Lampiran dari Market Brief ini. Mengenai program EPA perawat dan care worker, peserta program dapat terus bekerja di Jepang bila lulus ujian negara. Batas waktu yang diberikan adalah 3 tahun dengan perpanjangan 1 tahun untuk peserta program EPA perawat, dan 4 tahun dengan perpanjangan 1 tahun untuk peserta program EPA care worker. Peserta program EPA perawat dan care worker yang tidak lulus ujian negara harus pulang ke negara asalnya, namun dapat datang kembali ke Jepang khusus untuk mengikuti ujian negara, dan diizinkan untuk bekerja di Jepang bila telah mendapatkan sertifikasi ujian negara. Sementara itu, mengenai program pembantu rumah tangga, pemerintah Jepang belum mengumumkan detil kebijakan program ini. Kebijakan sementara adalah mengenai masa bekerja di Jepang yang dibatasi paling lama 5 tahun. Selain itu, sebagai tahap awal, pada di tahun 2015, area dimana orang asing dapat bekerja sebagai pembantu rumah tangga masih dibatasi di wilayah Kansai. 2.4
Saluran Distribusi Sektor Jasa di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur penerimaan peserta magang untuk bekerja di Jepang. Untuk Indonesia, seleksi dilakukan oleh Direktorat Bina Pemagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, atau melalui Sending Organization yang dapat dilihat daftarnya di situs JITCO yang alamatnya dicantumkan di bagian Referensi dari Market Brief ini.
12
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Calon
peserta
magang
yang
mendaftar
melalui
Direktorat
Bina
Pemagangan akan disalurkan ke perusahaan Jepang oleh International Manpower Development Organization, Japan (IM Japan). Sementara itu, Sending Organization akan langsung menyalurkan peserta magang ke perusahaan Jepang. Selain itu perusahaan Jepang yang memiliki transaksi internasional minimum 1 milyar JPY dan yang memiliki cabang di Indonesia dapat mengundang pegawainya di Indonesia untuk datang ke Jepang bekerja sebagai peserta magang di perusahaan induk. Gambar 2.4 mendeskripsikan alur penerimaan peserta program EPA perawat dan care worker di Jepang. Pengumuman tempat pelaksanaan pendaftaran dan ujian di Indonesia dapat dilihat di situs Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia. Pengaturan penempatan peserta program EPA perawat dan care worker di Jepang dilaksanakan hanya oleh Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS). Mengenai program pembantu rumah tangga, saat ini belum ada alur yang jelas. Program ini diperkirakan akan lebih melibatkan perusahaan swasta di Jepang, dimana tenaga kerja asing hanya dapat mendapatkan visa bekerja sebagai pembantu rumah tangga bila direkrut oleh perusahaan housekeeping service di Jepang.
13
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Peserta Magang
Sending
Lembaga
Perusahaan Jepang di Indonesia
Organization
Pemerintah
(dimana perusahaan induk di Jepang memiiki transaksi internasional minimum 1 milyar JPY per tahun)
IM Japan
Perusahaan Jepang
Perusahaan induk di Jepang
Gambar 2.3 Alur Penerimaan Peserta Magang di Jepang
Peserta program EPA Perawat dan Care Worker
Lembaga Pemerintah Negara Asal
Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS)
Rumah Sakit atau Care Facility di Jepang
Gambar 2.4 Alur Penerimaan Peserta Program EPA Perawat dan Care Worker di Jepang
14
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
2.5
Permintaan Pasar Sektor Jasa di Jepang Gambar 2.5 menunjukkan 6 bidang utama dari 68 bidang yang menampung peserta magang dari luar negeri. Dapat terlihat bahwa perusahaan-perusahaan di industri mesin/logam dan industri apparel di Jepang banyak menerima peserta magang, kemudian disusul oleh industri produksi makanan, bidang pertanian, bidang konstruksi, dan industri perikanan. Walaupun saat ini kebutuhan peserta magang untuk keenam bidang utama ini terlihat naik turun, namun dapat dipastikan bahwa kebutuhan tenaga kerja di keenam bidang utama ini akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya penduduk usia produktif di Jepang, dan semakin banyaknya golongan muda yang memilih pekerjaan yang lebih ringan.
Sumber: JITCO Gambar 2.5 Enam bidang utama yang banyak menampung peserta magang
15
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Sementara itu, kebutuhan perawat dan care worker di Jepang sangat tinggi. Diperkirakan saat ini Jepang kekurangan 40.000 tenaga perawat, dan 400.000 tenaga care worker. Pekerjaan sebagai perawat dan care worker merupakan pekerjaan yang berat, sehingga tidak sedikit perawat dan care worker di Jepang yang beralih profesi. Terutama sekali, banyak wanita yang berhenti bekerja sebagai perawat dan care worker setelah menikah atau melahirkan anak. Selain itu, tenaga perawat dan care worker lebih sulit didapatkan di kota-kota kecil dan pedesaan. Mengenai kebutuhan pembantu rumah tangga, diperkirakan akan menjadi besar bila pemerintah Jepang berhasil menjalankan program peningkatan karir wanita Jepang. Dengan semakin banyaknya wanita yang terus berkarir, maka kebutuhan pembantu rumah tangga akan membengkak. 2.6
Persyaratan Impor Sektor Jasa di Jepang Persyaratan pemagangan yang dikeluarkan oleh IM Japan (pendaftaran di Indonesia melalui Direktorat Bina Pemagangan) berbeda dengan yang dikeluarkan Sending Organization. Sebagai contoh, IM Japan hanya merekrut pria, sedangkan Sending Organization juga merekrut wanita. Persyaratan lengkap pemagangan melalui IM Japan dapat dilihat di situs Direktorat Bina Pemagangan yang alamatnya tertera di bagian Referensi Market Brief ini. Sementara, persyaratan pemagangan melalui Sending Organization akan berbeda-beda, sesuai dengan permintaan pihak perusahaan Jepang. Sebelum dikirim ke Jepang, peserta magang yang sudah lulus seleksi akan diberikan pelatihan skill dan pelajaran bahasa Jepang sebelum dikirim ke perusahaan di Jepang.
16
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Persyaratan lengkap mengikuti program EPA perawat dan care worker di Jepang dapat dilihat pada situs Badan Nasional, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Sebagai contoh, syarat untuk calon perawat adalah berusia 23 sampai dengan 35 tahun, telah lulus serendah-rendahnya D3 Keperawatan dan telah memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal kumulatif 2 tahun sejak tanggal kelulusan, atau telah lulus S1 Keperawatan dan Ners dan telah memiliki pengalaman kerja sebagai perawat minimal kumulatif 1 tahun sejak tanggal kelulusan; untuk calon care worker, berusia 21 sampai 35 tahun, dan telah lulus serendah-rendahnya D3 keperawatan. Peserta program EPA perawat dan care worker diwajibkan mengikuti kelas bahasa Jepang selama 6 bulan sebelum dikirim ke Jepang, dan kembali mengikuti kelas bahasa Jepang selama 6 bulan sebelum ditempatkan di rumah sakit atau care facility. Peserta program EPA perawat dan care worker boleh terus bekerja di Jepang bila berhasil lulus ujian negara untuk sertifikasi perawat atau care worker. Mengenai program pembantu rumah tangga, saat ini persyaratan yang telah diumumkan adalah berusia di atas 18 tahun, belum menikah, dan perusahaan housekeeping service di Jepang yang merekrut tenaga kerja asing ini sanggup menggaji dengan gaji yang sama atau lebih tinggi dari gaji minimum yang berlaku (lihat bagian Lampiran). Persyaratan detil program ini diperkirakan akan muncul dalam waktu dekat. 2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Sektor Jasa ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor sektor jasa ke Jepang adalah sebagai berikut.
17
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
(a) Kendala bahasa/komunikasi. Bahasa Jepang tentunya diperlukan untuk berkomunikasi dengan baik. Bahasa Jepang sendiri memiliki tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia, serta menggunakan huruf-huruf non-abjad yang menambah tingkat kesulitan bahasa Jepang untuk dipelajari oleh orang Indonesia. (b) Budaya. Perbedaan budaya dapat menimbulkan kesulitan bagi pekerja dari Indonesia untuk beradaptasi bekerja di Jepang dan menyesuaikan diri dengan masyarakat Jepang. Perbedaan tata krama dan budaya di tempat kerja dapat menjadi penghalang komunikasi yang baik dengan atasan atau rekan kerja. (c) Sulitnya ujian negara untuk perawat dan care worker. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4, peserta program EPA perawat dan care worker dari Indonesia yang berhasil lulus ujian negara ini tidaklah banyak. Untuk perawat, dari seluruh peserta program EPA sampai dengan angkatan tahun 2012, hanya 22,2% yang lulus ujian negara. Sementara untuk care worker, sampai dengan angkatan tahun 2010, hanya 46,4% yang lulus. Tabel 2.4 Tingkat kelulusan ujian negara peserta EPA perawat dan care worker Angkatan
Perawat
Care Worker
2008 2009 2010 2011 2012 Total 2008 2009 2010 Total
Peserta (orang) 104 173 39 47 29 392 104 189 77 370
Lulus Ujian Negara (Orang) 24 39 13 8 3 87 46 80 41 167
Persentasi Kelulusan (%) 23,1 22,5 33,3 17 10,3 22,2 44,2 42,9 53,2 46,4
Sumber: JICWELS (diolah)
18
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
(d) Masa kerja yang terbatas. Peserta magang hanya dapat bekerja selama 3 tahun, demikian juga peserta program EPA perawat dan care worker yang tidak berhasil lulus ujian negara hanya dapat bekerja di Jepang selama 4-5 tahun.
Keterbatasan
masa
kerja
ini
tentunya
mempersulit
pihak
perusahaan/lembaga Jepang untuk mendapatkan tenaga kerja yang dapat dididik menjadi pekerja yang memiliki skill yang tinggi. (e) Pandangan negatif terhadap pekerja asing. Adanya peserta magang yang kabur dan kemudian bekerja secara ilegal, atau yang membuat masalah di tempat kerja, banyaknya orang asing yang bekerja secara ilegal, kasus kriminalitas yang disebabkan oleh orang asing menimbulkan pandangan yang negatif terhadap pekerja asing. Tabel 2.5 menunjukkan jumlah orang asing yang saat ini berada di Jepang dengan status ilegal. Tabel 2.5 Jumlah orang asing yang berada di Jepang dengan status ilegal Total
2008
2009
2010
2011
2012
113.072
91.778
78.488
67.065
62.009
Sumber: Immigration Bureau of Japan (f) Biaya yang harus ditanggung pihak perusahaan. Secara hukum, perusahaan Jepang yang menerima peserta magang harus memberikan gaji yang sama atau lebih besar dari gaji minimum yang ada. Hal ini berarti gaji yang diberikan tidaklah berbeda dengan yang diberikan kepada orang Jepang. Selain gaji, pihak perusahaan harus membayar berbagai macam biaya untuk dapat menerima peserta magang, misalnya biaya keanggotaan JITCO, tiket pesawat peserta magang, dan sebagainya.
19
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
(g) Persaingan dengan negara lain. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2, 73,5% peserta magang di Jepang pada tahun 2012 berasal dari China. Gencarnya pihak Sending Organization di China untuk mengirimkan tenaga magang ke Jepang, didukung oleh keberadaan komunitas warganegara China yang tinggal di Jepang yang cukup besar. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6, pada tahun 2012, jumlah warganegara China yang tinggal di Jepang secara legal adalah 653.004 orang, atau 32% dari total seluruh warga asing di Jepang. Tabel 2.6 Warga asing di Jepang dari 10 negara utama Persentasi Rank
Negara asal WORLD
2008
2009
2010
2011
2012
2.144.682 2.125.571 2.087.261 2.047.349 2.038.159
PERUB (%) (%) 11-12 2012 100
-0,4
1
China
644.265
670.683
678.391
668.644
653.004
32
-2,3
2
Korea
580.760
571.598
560.799
542.182
530.421
26
-2,2
3
Filipina
193.426
197.971
200.208
203.294
203.027
10
-0,1
4
Brasil
309.448
264.649
228.702
209.265
193.571
9,5
-7,5
5
Vietnam
40.524
40.493
41.354
44.444
52.385
2,6
17,9
6
Peru
56.050
54.607
52.385
51.471
49.483
2,4
-3,9
7
Amerika Serikat
51.704
51.235
49.821
49.119
48.371
2,4
-1,5
8
Thailand
36.560
37.812
38.240
41.316
40.146
2
-2,8
9
Indonesia
26.190
24.777
24.374
24.305
25.543
1.3
5,1
10
Nepal
11.556
14.745
17.149
20.103
24.073
1.2
19,7
Sumber: Immigration Bureau of Japan (diolah)
20
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1
Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan sektor jasa di Indonesia. b. Jumlah penduduk usia muda di Indonesia Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 20-34 tahun diperkirakan berjumlah lebih dari 60 juta orang. Dengan potensi jumlah penduduk usia muda ini, Indonesia mempunyai peluang mengirimkan lebih banyak sumber daya manusia ke Jepang. c. Pertambahan jumlah perawat di Indonesia Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1, jumlah perawat di Indonesia setiap tahunnya mengalami pertambahan. Dengan jumlah pertambahan yang cukup besar, Indonesia memiliki potensi untuk mengirimkan 200 orang perawat, dan 300 orang care worker setiap tahun. Tabel 3.1 Jumlah tenaga kesehatan perawat di Indonesia Jumlah perawat Jumlah pertambahan
2010
2011
2012
2013
169.797
230.280
235.496
288.405
-
60.483
5.216
52.909
21
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Sumber: Badan PPSDM Kesehatan d. Reputasi Indonesia Untuk pemagangan ke Jepang yang menjadi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan IM Japan, sejak tahun 1993 sampai dengan Nopember tahun 2014, Indonesia sudah mengirim 35.351 orang ke Jepang. Sementara untuk program EPA perawat dan care worker, Indonesia sudah mengirim 481 orang perawat dan 754 orang care worker. Prestasi yang dimiliki Indonesia ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja dari Indonesia dapat diterima dengan baik oleh market Jepang. e. Hubungan bilateral Jepang dengan negara pesaing Sejak tahun 2012, hubungan bilateral Jepang dengan China tidaklah baik. Kondisi
ini
sedikit
banyak
menimbulkan
keengganan
dari
perusahaan-perusahaan Jepang untuk menggunakan tenaga kerja dari China. Kondisi ini merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan pengiriman peserta magang ke Jepang. f. Dibukanya lapangan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga untuk orang asing Dengan dibukanya lapangan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga untuk orang asing mulai tahun 2015, Indonesia memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan pengiriman tenaga kerja ke Jepang. Dalam pembahasan mengenai
pembantu
rumah
tangga
ini,
pemerintah
Jepang
sendiri
memperkirakan bahwa pada masa awal, tenaga asing yang masuk ke Jepang akan berasal dari Indonesia dan Filipina.
22
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
3.2
Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi lembaga terkait atau pihak terkait di Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor sektor jasa di Jepang. a. Membina terus hubungan baik dengan pihak Jepang. Hubungan yang baik dengan pihak IM Japan untuk pemagangan, serta JICWELS untuk program EPA perawat dan care worker perlu terus dibina sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan pihak Jepang tersebut. b. Promosi lowongan pemagangan dan program EPA perawat dan care worker ke Jepang. Pelaksanaan promosi yang lebih gencar perlu dilakukan untuk meningkatkan perekrutan sumber daya manusia untuk dikirim ke Jepang ini. Pelaksanaan promosi ini perlu juga dilaksanakan di sekolah-sekolah tingkat menengah. Sebagai contoh, pelajar SMP perlu mengetahui bahwa salah satu persyaratan untuk dapat ikut seleksi pemagangan adalah tidak boleh memiliki tato atau bekas tato di tubuh. c. Meningkatkan kualitas pelatihan di Indonesia. Peserta magang yang dikirim di Jepang, selain perlu dibekali dengan pengetahuan bahasa Jepang, juga perlu dibekali dengan skill yang memadai untuk dapat bekerja dengan baik di perusahaan Jepang. Selain itu, bila calon peserta magang dibekali dengan pengetahuan budaya dan tata krama Jepang, akan membantu peningkatan pandangan yang positif dari perusahaan-perusahaan Jepang terhadap peserta magang dari Indonesia. Hal ini akan menunjang peningkatan jumlah
23
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
peserta magang yang direkrut ke Jepang. d. Follow-up untuk tenaga kerja yang sudah kembali ke Indonesia. Pengarahan bagi peserta magang yang telah kembali ke Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan perlu dilakukan. Dengan modal kemampuan bahasa Jepang dan pengalaman bekerja di Jepang, para peserta magang yang telah kembali ke Indonesia ini merupakan sumber daya manusia yang akan berguna bagi perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, dan juga dapat menjadi tenaga pelatih di tempat pelatihan tenaga kerja di Indonesia.Sementara itu, peserta program EPA perawat dan care worker yang terpaksa kembali karena tidak lulus ujian negara, perlu didukung untuk dapat kembali mengikuti ujian negara di Jepang, misalnya dengan pengadaan tempat pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian negara, serta bantuan pinjaman dengan bunga rendah untuk kebutuhan tiket dan akomodasi untuk ikut ujian negara di Jepang. Selain itu, alumni program EPA perawat/care worker dapat diarahkan untuk bekerja di lembaga kesehatan yang berhubungan dengan orang-orang Jepang yang berada di Indonesia. e. Pendekatan ke perusahaan-perusahaan di Jepang. Yang mempekerjakan peserta magang bukanlah IM Japan, melainkan perusahaan Jepang. Karena itu, perlu juga adanya pendekatan langsung dengan perusahaan-perusahaan di Jepang sehingga semakin banyak perusahaan Jepang yang mengetahui keberadaan peserta magang dari Indonesia. Untuk program pembantu rumah tangga yang akan dimulai pada tahun 2015, perlu dimulai pendekatan ke perusahaan-perusahaan
housekeeping
service
di
Jepang
sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut bersedia merekrut tenaga kerja dari Indonesia.
24
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
f. Proaktif untuk mengajak investor Jepang masuk ke Indonesia. Pengusaha di Indonesia perlu mendekati investor Jepang untuk mendirikan perusahaan bersama untuk bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Keberadaan investor Jepang dapat diharapkan akan membantu peningkatan kualitas pelatihan, dan memberi nilai tambah bagi calon peserta magang atau pembantu rumah tangga sebelum mengikuti seleksi. 3.3
Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Pengembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Pendidikan bahasa Jepang
di
tingkat
sekolah
menengah,
sekolah
kejuruan,
serta
akademi/universitas keperawatan perlu diusahakan untuk dapat mencapai setidaknya level N5 Japanese Language Proficiency Test. b. Penelitian lebih lanjut tentang kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Pengadaan studi lebih lanjut mengenai kebutuhan tenaga kerja di Jepang akan membantu dalam memikirkan strategi pelatihan yang tepat untuk market Jepang. Pendekatan ke perusahaan-perusahaan di Jepang akan berguna untuk mendapatkan masukan-masukan yang berguna untuk peningkatan jumlah
peserta
magang
dari
Indonesia.
Kunjungan
studi
ke
perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan peserta magang dari negara lain, akan membantu juga mempromosikan keberadaan peserta magang dari Indonesia. Selain itu, sehubungan dengan program pembantu rumah tangga, perlu terus dipantau perkembangan peraturan yang akan berlaku.
25
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
c. Pembentukan lembaga terpadu untuk mendayagunakan alumni. Pelaksanaan pemagangan, serta program EPA perawat dan care worker perlu dipikirkan juga dalam kerangka strategi jangka panjang. Pembentukan lembaga terpadu perlu
dilakukan
untuk
memastikan
bahwa
setiap
alumni
pemagangan/program EPA perawat/care worker yang ada dapat terus berkontribusi untuk pembangunan negara, baik sebagai tenaga kerja di perusahaan/lembaga lokal, di perusahaan/lembaga Jepang/asing, maupun sebagai tenaga pelatih untuk calon peserta magang/program EPA, atau bahkan dengan berwirausaha. d. Bimbingan dan penyuluhan yang terus menerus bagi para peserta magang maupun program EPA perawat/care worker. Keberadaan para peserta magang dan program EPA perawat/care worker perlu dilihat sebagai pribadi-pribadi yang mewakili Indonesia. Bila peserta magang menimbulkan masalah, pandangan negatif yang timbul akan tertuju pada Indonesia secara umum, dibanding perorangan. Perlu diadakan terus bimbingan dan penyuluhan bagi para peserta magang dan program EPA perawat/care worker yang berada di Jepang. Salah satu bimbingan yang dapat diusahakan adalah agar setiap peserta magang dapat menggunakan waktu untuk terus belajar bahasa Jepang, dan menargetkan untuk setidaknya lulus N3 Japanese Language Proficiency Test. Sertifikat N3 akan menjadi modal yang berguna untuk karir peserta magang setelah kembali ke Indonesia. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan dengan melibatkan komunitas masyarakat Indonesia di Jepang.
26
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
BAB IV 1
INFORMASI PENTING
Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp
2
Asosiasi Terkait Sektor Jasa di Jepang Cooperation for Overseas Nurses and Care Workers KS Bldg. 7F 4-5, Kojimachi, Chiyoda-ku, Tokyo-102-0083, Japan Phone: +81-3-6666-8163 Fax: +81-3-3221-4717 Website: www.bimaconc.jp International Manpower Development Organization, Japan (IM Japan) Mitsui Seimei Shin-ohashi Bldg. 8F 3-11-8, Shin-ohashi, Koto-ku, Tokyo-135-0007, Japan Phone: +81-3-5600-5621 Fax: +81-3-5600-5639 Website: www.imm.or.jp IM Japan Jakarta Office Jl. Guntur Raya no.1, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat-17144, Indonesia Phone: 021-8885-6371 Fax: 021-8885-6373 Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) YHK Bldg. 4F 2-3-20, Toranomon, Minato-ku, Tokyo-105-0001, Japan Phone: +81-3-6206-1138 Fax: +81-3-6206-1165 Website: www.jicwels.or.jp 27
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Japan International Training Cooperation Organization (JITCO) Sumitomo Hamatsucho Bldg. 4F 1-18-16, Hamamatsucho, Minato-ku, Tokyo-105-0013, Japan Phone: +81-3-6430-1100 Website: www.jitco.or.jp The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) 1-30-1, Senju-azuma, Adachi-ku, Tokyo-120-8534, Japan Phone: +81-3-3888-8254 Fax: +81-3-3888-8242 Website: www.hidajapan.or.jp HIDA Jakarta Office Graha Mandiri 3A Floor Jl. Imam Bonjol no.61, Jakarta-10310, Indonesia Phone: 021-230-1820 Fax: 021-230-1831 3
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 E-mail:
[email protected] Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6th Floor 4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 E-mail:
[email protected] Website: www.indonesia-osaka.org 28
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmaida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi Kusuma Yudha Halim Matsushita IMP Bld. 2F 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka-540-6302, Japan Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Website: www.itpc.or.jp
29
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
REFERENSI Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. http://www.bnp2tki.go.id Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id Daftar Lembaga Resmi untuk Pengiriman Peserta Magang ke Jepang. http://www.jitco.or.jp/send/situation/indonesia/sending_organizations.html Direktorat Bina Pemagangan. http://pemagangan.binalattas.depnakertrans.go.id Immigration Bureau of Japan. http://www.immi-moj.go.jp Japanese Language Proficiency Test. http://www.jlpt.jp Ministry of Health, Labour and Welfare. http:www.mhlw.go.jp
30
[Market Brief Atdag Tokyo 12/2014]
Lampiran Gaji Minimum di Jepang (per 1 jam kerja) Prefecture Hokkaido Aomori Iwate Miyagi Akita Yamagata Fukushima Ibaraki Tochigi Gunma Saitama Chiba Tokyo Kanagawa Niigata Toyama Ishikawa Fukui Yamanashi Nagano Gifu Shizuoka Aichi Mie Shiga Kyoto Osaka Hyogo Nara Wakayama Tottori Shimane Okayama Hiroshima Yamaguchi Tokushima Kagawa Ehime Kochi Fukuoka Saga Nagasaki Kumamoto Oita Miyazaki Kagoshima Okinawa
Nilai (JPY) 748 679 678 710 679 680 689 729 733 721 802 798 888 887 715 728 718 716 721 728 738 765 800 753 746 789 838 776 724 715 677 679 719 750 715 679 702 680 677 727 678 677 677 677 677 678 677
31